Haiiiiiii, bloggies apa kabar? Semoga semuanya baik, ya :) In case ada yang bertanya, kabar gue juga baik, hihihi. Gue lagi happy dengan another good news dari perkembangan scoliosis gue. Sudah pada tahu kan kalau selama 6 bulan terakhir gue memakai SpineCor alias soft brace? (lihat cerita sebelumnya di sini, di sini dan di sini). Jadi beberapa waktu lalu gue kembali bertemu dengan Dr. Natalie, karena selama pemakaian SpineCor setiap 1 bulan sekali gue harus review. Setelah perjalanan yang super macet (Bandung-Jakarta saja sampai 6 jam lebih, dong!) rasa pegalnya langsung terbayar. Dr. Natalie berkata tulang belakang gue "amazing". Masih terlalu dini untuk x ray ulang, tapi dia optimis dengan hasilnya :)
Sejak hari pertama gue memakai SpineCor sampai hari ini, gue masih takjub dengan cara kerjanya yang 'nggak terasa'. Waktu gue pakai boston brace, 23 jam sehari, 7 hari seminggu (yang pernah menonton film MIKA pasti tahu maksud gue, hihi), aktifitas gue jadi terbatas. Gue nggak bisa menunduk, tidur menyamping dan melakukan semua hal yang memutuhkan kelenturan alami tubuh gue. Tapi dengan SpineCor gue melakukan semuanya tanpa hambatan, bahkan kalau nggak gue beri tahu orang pasti nggak mengira kalau gue memakai brace karena SpineCor bisa tersembunyi dengan sempurna di balik baju. Meski sangat lentur dan tipis (yup, nggak memberi "efek gemuk" seperti boston brace) SpineCor membuat hidup gue lebih berkualitas. Keluhan khas yang ditimbulkan dari scoliosis seperti kebas, kesemutan dan pegal-pegal sedikit demi sedikit berkurang, jadi kegiatan gue sehari-haripun lebih maksimal :)
Meski awal keinginan gue memakai SpineCor adalah karena melihat Lourdes, putrinya Madonna yang tetap super stylish meskipun scoliosis. Sekarang alasan kenapa gue memakai SpineCor semakin bertambah. Gue diberitahu oleh Dr. Natalie tentang fakta-fakta yang bikin gue semakin semangat untuk lebih membaik. Pertama, SpineCor ternyata terbukti lebih efektif 3,7 kali daripada hard brace (seperti boston brace yang dulu gue pakai) untuk mencegah operasi. Karena lebih baik dalam menstabilkan dan mengendalikan scoliosis. Dan yang kedua, SpineCor secara klinis sudah terbukti memiliki 89% keefektifan terhadap pasien. Ini menurut penelitan selama 10 tahun terhadap lebih dari 40 pasien, lho. Jadi meskipun sekali scoliosis tetap scoliosis, dengan SpineCor kesempatan gue untuk membaik lebih besar :)
Gue berbagi pengalaman gue selama memakai SpineCor di blog ini karena tahu betul bagaimana nggak nyamannya scoliosis. Gue baru ketahuan setelah kurva mencapai 35 derajat. Masih ringan, tapi sebenarnya sudah bisa terlihat ciri-cirinya. Tapi dulu gue dan keluarga sama sekali nggak mengerti apa itu scoliosis, padahal cara mendeteksinya sangat mudah. Gunakan metode "Adam's Forward Bend Test", yaitu membungkuk seperti gerakan shalat rukuk, lalu dengan bantuan orang lain lihat permukaan punggung kita, apakah terlihat menonjol sebelah atau nggak. Jika terlihat ada yang menonjol segera konsultasikan dengan dokter, karena penggunaan SpineCor akan lebih efektif jika kurva masih kecil. Meski begitu bukan berarti yang sudah terlanjur berkurva besar nggak bisa memakai SpineCor. Ada faktor lain yang juga menjadi penyebab efektif atau nggaknya Spinecor, seperti usia dan kedisiplinan. Yang kedua itu jauh lebih penting daripada faktor kurva dan usia. Gue sudah berusia mature (di atas 18) dengan kurva besar (52 derajat) buktinya masih bisa turun 12 derajat dengan pemakaian teratur sesuai yang dianjurkan dokter :D
Gue tahu kadang membicarakan scoliosis itu nggak mudah. Dulu gue juga selalu menghindar kalau ada yang menyinggung tentang kelainan tulang belakang gue ini. Alasannya karena nggak semua orang mengerti dan karena tahu bahwa scoliosis nggak bisa sembuh dengan minum obat 3 kali sehari dan istirahat yang cukup ---somehow bikin gue sedih---. Tapi sekarang gue rasa yang terbaik adalah dengan membicarakannya, dengan sharing. Karena scoliosis bukan akhir segalanya dan dengan kemajuan tekhnologi, kita, scolioser bisa membaik :) Jadi jika ada diantara teman-teman yang juga scoliosis, atau mengenal seseorang yang scoliosis, please jangan dibiarkan tapi segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Oh iya, waktu review pemakaian SpineCor gue diberitahu bahwa Back Up Clinic sekarang sudah berganti nama menjadi Spine Body Center. Lokasinya berdekatan dengan yang lama, kok. Yaitu di APL Tower lantai 25 (samping Central Park Mall) Jakarta. Jika mau bertanya seputar SpineCor atau membuat janji dengan dokternya bisa telepon ke (021) 2933 9295.
Bulan depan gue juga akan kembali lagi ke sana untuk review, nggak sabar dengan hasilnya, hihihi. Okay, sekian dulu ya update tentang pemakaian SpineCor nya, sekarang gue mau tidur dulu karena sudah super larut. See you, teman-teman! :D
smile,
Indi
_______________________________________________________
Informasi yang bermamfaat indi :)
BalasHapusSemoga kondisinya semakin baik ya, biar Indi semakin dimudahkan berkarya :D
keren kok Tante Indi
BalasHapusjadi kayak fashion.
Tante Indi diapa apain jug tetep keren
dan caaaantiiiiiiiiiiikkk
Tetap modis Teh... :)
BalasHapussemoga makin membaik ya..
BalasHapusWah reviewnya bagus banged. Jadi penasaran mau coba produk ini. Apa cocok juga ya buat cowok?
BalasHapusaku baru tau namanya loh indi
BalasHapusIn Shaa Allah cepet membaik ya, Mbak.. :) Ngga usah dengerin kata mereka yang mencibir. Keep calm ajah ^^
BalasHapuswah aku baru tau kalau Lourdes scoliosis, ga kliatan banget. Indy juga sih kalau aku yang liat ga keliatan beda, purfek purfek aja
BalasHapusAku juga punya teman yang scoliosis cuma karena dianya seperti menutup diri jadi ga enak walau hanya menanyakan kabar scoliosisnya dia :(
BalasHapuspadahal pengen banget kasih tahu tentang spinecor ini. Semangat selalu ya Indy.. semoga terus membaik amin
Aku baru ttg kelainan ini dan alat ini, Indi.. Tengkyu sharingnya.. Smg segera membaik ya.. :)
BalasHapussmoga cepet membaik ya kak indiii!
BalasHapusTrmksh infonya...sangat2 bermanfaat...smg lekas membaik.. ;-)
BalasHapusitulah mengapa ketika kita rukuk dianjurkan lurus melakukannya....
BalasHapusdan itu mungkin semacam terapi,,,
Aah... tetap semangat Kak Indi!
BalasHapusKakak ini inspirasi bagi skolioser seIndonesia loh ^^
Iya sih yg penting disiplin penggunaannya yah Ndi, biar lebih kerasa manfaatnya :D Mantap infonya, pasti berguna bagi yg membutuhkan :)
BalasHapustetap semangat kak indi! dan terus berkarya!
BalasHapuskok agak geli sm reptile yaaa? mgkn karena gak berbulu dan gak bisa saya elus, hihi. salut sm kamu, kereen!
BalasHapusSemoga cepat sembuh iya kak indi dan terbebas dari penyakitnya, amin:)
BalasHapusHi, Kak Indi! Aku Bela, dari Jembed, Jawa Timur. Kak, aku penderita tortikolis, sama seperti skoliosis namun kepalaku juga miring sejak lahir. Sampai sekarang (hampir 14 tahun) belum pernah diperiksakan ke dokter. Aku saja mengetahui nama kelainanku dari googling. Bagaimana caranya agar sabar menerima ejekan dari orang-orangkak/menjadi PD kak? Soalnya banyak bangetorang yang ngeliatin aku waktu jalan, bahkan diejek. Jadi, jika aku jalan, aku selalu nundukin kepala. Makasih kak
BalasHapusHai, salam kenal semuaa! Aku juga scolioser. Lagi cari member supaya group Remaja Scolioser di LINE makin rame, di group itu kita bisa saling sharing atau sekadar tanya jawab masalah skoliosis. Kalau mau ikutan, add id line ku ya, ptrmhrn. Terima kasih sebelumnya :) *numpang promosi ya ka indi, tetap semangat:D
BalasHapusMaaf blh tau harga alat itu brp yach? Spt anak sy perlu deh alat tsb
BalasHapusAku lupa tepatnya. Kalau gak salah 34 juta :)
HapusHai, salam kenal Aku Ferdy, mungkin kamu coba baca ini
Hapushttp://www.bracetulangbelakang.com/articles/kenapa-brace-gbw-gensingen-brace-weiss/
atau kamu boleh ikut seminarnya
http://www.kliniktulangbelakang.com/articles/workshop-schroth-best-practice-program-indonesia/
atau dapat menghubungi saya di 083819370719
Hai, salam kenal Aku Ferdy, mungkin kamu coba baca ini
BalasHapushttp://www.bracetulangbelakang.com/articles/kenapa-brace-gbw-gensingen-brace-weiss/
atau kamu boleh ikut seminarnya
http://www.kliniktulangbelakang.com/articles/workshop-schroth-best-practice-program-indonesia/
Semangat terus yah Indi