Rabu, 02 Oktober 2024

Perayaan Ulang Tahun yang Terlambat Satu Bulan (Biar Terlambat Asal Selamat, ---Eh, Asal Berkumpul!) :D

Haaaaiiiii bloggies! Apa kabar? Semoga semuanya baik-baik saja ya di tengah cuaca yang glommy ini (--kalau nggak mendung ya hujan, hehe). Well, at least di Bandung sih begitu sekarang. Dan untuk yang sedang sakit semoga cepat sembuh ya! :)


Kabarku sendiri baik, sciaticaku kambuh tapi ini bukan yang terburuk xD Aku juga nemu tempat fisioterapi baru dari Google yang lokasinya nggak jauh dari rumahku dan Shane. Rencananya sih bulan ini aku mau coba ke sana, tapi kalau ternyata kami menginap di rumah orangtua aku bakal fisio di tempat biasa saja supaya nggak bolak-balik. ---Well, kita lihat saja nanti ya, dan aku akan pastikan untuk membagi ceritanya di sini. Karena kalau dilihat dari tulisanku tentang "Boneka Chelsea" ternyata banyak juga yang penasaran dengan "scoliosis". Yay! :D


Anyway, tanggal delapan Juni kemarin aku ulang tahun lho, teman-teman, hihi. Kalau biasanya dirayakan bersama orangtua dan Ali, tahun ini pas di hari H hanya bertiga dengan Shane dan Kitty. Alasannya karena di tanggal yang sama orangtuaku ada pekerjaan yang nggak bisa ditunda, jadi kami putuskan untuk berkumpul saat semuanya sudah nggak sibuk saja. Dan itu bukan masalah buatku karena yang penting ucapan dan doa dari mereka saja, soal berkumpul bisa lain waktu :) Apalagi meski nggak full team Shane tetap make sure bikin ulang tahunku menyenangkan. Ia membuatkanku cake ulang tahun dan setuju untuk kompak memakai outfit berwarna pink karena itu warna kesukaanku! Hahaha. Termasuk Kitty ya, karena si mungil ini nggak boleh ketinggalan meski nggak mengerti dengan konsep ulang tahun :D 


Ulang tahunku pas di hari H nya, dirayakan sederhana. ---Yang penting tiup lilin :p


Maunya punya foto yang cute, eh Kitty malah berusaha meloloskan diri xD


Cake buatan Shane. Pakai Oatside susu gandum kesukaanku :D


Biar Kitty happy ia juga ikut ultah, dapat hadiah. Padahal gak ada yang tahu kapan ia lahir, hehe :'D


My birthday lunch, yum. Vegan wrap dari Fit Fuel. Langganan sejak masih tinggal di apartemen, belum ada yang menggantikan saking enaknya :')


Baru di bulan Juli aku merencanakan untuk perayaan bersama orangtua, Ali dan Emah, nenekku. Rencananya aku ingin mengajak mereka makan-makan saja karena ketika ibu mertuaku berkunjung ke sini di bulan April lalu nenekku nggak ikut ketika kami makan-makan di restoran. Ya... anggap saja untuk mengganti moment itu. Apalagi ulang tahunku juga disponsori oleh Ibu Mertua, jadi hanya beda di waktunya saja kan, hehehe. Aku mencari restoran keluarga yang punya menu vegan dan non vegan supaya perut kami semuanya happy. Setelah berdiskusi dengan Shane akhirnya kami memilih restoran "Ta Wan" yang menurut kami sih menunya netral alias siapa saja suka, termasuk anak-anak picky eater macam Ali :p Supaya dekat dengan rumah orangtua dan Nenek, aku memilih cabang yang di Trans Studio Mall (---jangan bosan ya, sejak tahun 2011 di blog ini TSM sering disebut karena memang seringnya pergi ke situ, lol). Aku segera mengabari Ibu, dan beliau senaaaang sekali karena sudah kangen denganku dan Shane :') Berhubung setelah dipikir-pikir ternyata aku memang sudah lama nggak bertemu keluarga besarku (terakhir ya waktu ada Ibu Mertua itu), aku undang saja Iie alias tanteku dan Marvy keponakanku (anak dari kakak sepupuku) sekalian. Kebetulan rumah mereka jaraknya hanya satu blok saja dari rumah Ibu dan Bapak.


Karena lokasi restorannya di Trans Studio Mall, aku tiba-tiba jadi punya ide untuk sekalian menginap di sana supaya kami nggak perlu ke mana-mana lagi. (Maksudnya menginap di hotelnya, bukan di mall, huehee). Aku bertanya pada Shane tentang ideku itu dan ia menyukainya, ---selama ia bisa membawa iPad untuk bekerja tentu saja, karena masih weekdays. Ada dua hotel yang menempel dengan gedung mall; The Trans Luxury Hotel dan Ibis Hotel. Nah, untuk The Trans Luxury kami sudah pernah menginap di sana waktu perayaan ulang tahun pernikahan kami yang ketiga lalu. Benar-benar salah satu pengalaman menginap terbaik bagi kami! Sampai-sampai sempat terpikir untuk kembali menginap di sana. Tapi akhirnya kuputuskan kalau memilih menginap di Hotel Ibis akan lebih bijak. Tanpa Kitty kami hanya bisa meninggalkan rumah sebentar saja. Rasanya sayang jika membayar kamar hotel yang harganya dua kali lipat rate Ibis tapi nggak bisa dinikmati dengan maksimal. Lagipula kami kan belum pernah menginap di sana, ---siapa tahu akan jadi pengalaman menyenangkan. So Ibis, here we come! :)



12 Juli 2024: Makan-makan, Hotel yang Mirip Bandara, dan Mall yang Hampir Tutup


Aku dan Shane berusaha meninggalkan rumah sedekat mungkin dengan waktu makan malam. Tujuannya tentu supaya kami nggak lama-lama meninggalkan Kitty sendirian di rumah. Goal kami sebelum 24 jam harus sudah kembali (---berasa main game pakai timer, lol). Kalau lebih dari satu malam biasanya Kitty kami titipkan di dokter hewan, atau kami ajak sekalian asal tujuannya ke tempat pet friendly (seperti ke rumah ortu misalnya, huehe). Tapi karena kali ini kami pergi sebentar, jadi Kitty cukup dititipkan pada Ibu tetangga yang baik hati. Biasanya beliau atau suaminya akan mengecek keadaan rumah dari depan dan dari atas. ---Yang jangkauannya better than CCTV, karena meski rumah kami nggak saling berdempetan tapi dari lantai dua mereka bisa terlihat halaman depan sampai halaman belakang kami, hahaha. 


Lalu-lintas kota Bandung sedang macet (seperti hari-hari kebanyakan, huhu), jadi kukabari Ibu untuk nggak buru-buru berangkat ke TSM, ---khawatirnya jadi harus menunggu aku dan Shane yang masih di jalan. Tapi beliau bilang ingin mampir ke Metro dulu untuk melihat-lihat pakaian, jadi nggak masalah kalau pun kami yang tiba belakangan. Syukurlah, kami tiba nggak terlalu meleset dari waktu perkiraan. Keluargaku belum lama sampai di mall ketika aku dan Shane masuk lobby hotel. Kesan pertamaku lobbynya terkesan simple sekali, benar-benar straight to the point begitu masuk front tablenya kelihatan :D Somehow mirip dengan bandara. Entahlah cuma perasaanku atau memang konsepnya seperti itu ya, tapi Shane juga setuju denganku. Proses check in nya sangat cepat meski aku salah membawa KITAS (kartu identitas) milik Shane. ---KITAS yang kubawa ternyata sudah expired tahun kemarin! Untung saja Shane siap dengan salinan KITAS baru di handphonenya, ehehe, maaf :'D 


Dari lobby belok kanan langsung ada lift. Di depan lift ada meja pakai wangi-wangian gini. Jadi berasa di tempat spa :D


Aku ambil fotonya karena siapa tahu nanti mau pijat. (---Tapi kenyataannya aku ngantuk berat nggak sempat ngapa-ngapain, ahaha).


Kami request kamar di lantai atas, no smoking, dan menghadap ke kolam renang (---karena waktu menginap di The Trans Luxury Hotel aku ketiduran dan nggak sempat melihat kolamnya, lol). Sepanjang perjalanan ke kamar dari mulai lift sampai lorongnya tercium aroma yang menyenangkan, mirip permen karet. Honestly aku nggak berharap banyak sama hotel budget ini apalagi tujuan utamanya untuk makan-makan bersama keluarga, bukan untuk relaxing. Tapi ternyata begitu masuk kamar aku dan Shane surprised karena fasilitas yang tersedia (menurut kami) sedikit di atas kelasnya. Ukuran kamar yang super mungil jadi nggak terlalu ketara karena ada kaca yang super besar yang pas menghadap ke kolam sesuai request kami. Ada TV dengan saluran kabel, lemari es mini, water jug, meja kerja plus sofa yang cukup banget buat selonjoran, safe deposit box, dan lemari terbuka lengkap dengan beberapa gantungan baju. Kamar mandinya juga sangat oke, ada shower dengan air panas, bidet (penting banget, haha) dan surprisingly ada hair dryer! Happy banget rasanya, poniku jadi terselamatkan, lol. Apalagi setelah kami cek handuk dan segala printilan lainnya juga bersih tanpa noda :)


Tempat tidurnya size queen. Mungil tapi masih pas buat kami yang badannya minimalis ini :p


As always Onci boneka kelinciku selalu ikut. Tanpa Onci liburan terasa hampa, hehe.


Waktu ke Singapore tahun 2018 yang lalu kami pakai outfit yang sama, lho. Dressnya Ibu yang buatkan. Jadi berasa nostalgia (tapi ini versi di Bandung, lol).


Ada teh, kopi, gula dan creamer.

Mungil tapi berfungsi dengan baik. Lumayan supaya jus kami tetap dingin :D

Jadi menyesal pas menginap di The Trans Luxury kami nggak berenang. Ternyata secakep ini :')

Fasilitas buat memperkece dirinya lumayan lengkap lah, ya xD


Aku lalu mengabari Ibu bahwa kami sudah di hotel dan memintanya agar langsung ke restoran "Ta Wan" agar kami bisa bertemu di sana. Sama seperti waktu kami menginap di The Trans Luxury, akses untuk ke mall harus melewati lobby dan masuk lewat pintu di samping Starbucks. Jadi  memang dekat sih, ---tapi kalau hujan yang tetap saja kebasahan, hehe :p


Nggak menunggu lama (ya, ternyata tetap aku dan Shane yang tiba duluan, lol) dari kejauhan aku melihat keluargaku berjalan ke arah restoran. Ah, bahagia sekali melihat wajah-wajah mereka lagi! Aku rindu berat karena sudah lama nggak bertemu ;')

Aku, Shane, Ali dan Adik Marvy duduk di satu baris sementara Ibu, Bapak, Emah dan Iie duduk di hadapan kami. Suasana restoran sedang cukup padat, jadi kami nggak bisa memilih tempat duduk dan AC yang beroperasi juga terasa nggak dingin. Sempat khawatir membuat keluargaku nggak nyaman tapi ternyata mereka nggak bilang apa-apa (semoga bukan karena dipendam, please, huhu) dan terlihat sangat menikmati waktu berkumpul kami. Aku memesan kailan dan jamur, dengan special request no oyster sauce. Ada yang lucu dengan pesanan Shane. Ia 'kekeuh' ingin memesan tofu meski sudah kularang. Ia pikir tofu yang di restoran akan sama dengan yang biasa kami masak di rumah. Padahal yang biasa ia makan itu nama Indonesianya "TAHU", sementara istilah "tofu" di sini dipakai untuk tahu jenis yang lain. Setelah pesanan datang benar saja itu egg tofu, hahaha! Untung saja Ibu dengan senang hati menghabiskannya jadi nggak terbuang sia-sia. Oya, seperti yang sudah kubilang sebelumnya Ali itu picky eater. Saking pickynya jauh-jauh ke restoran pesannya bubur putih polos. Tanpa kecap dan bahkan merica, ---benar-benar lebih polos dari bubur Rumah Sakit T_T Normalnya sih aku akan minta ia (---ehm, memaksa) untuk makan protein dan serat, tapi karena nggak mau merusak suasana dan sedang kesempatan  istimewa jadi aku biarkan saja :p


Hore berkumpul! :))


Bersama dua bocil yang nggak terpisahkan, nempel banget :D


Sebagian makanan kami. Bubur polos ala puasa mutih of course punya Ali. Ia bahkan singkirkan toppingnya :'D

Tofu punya Shane, untuk baru empat biji yang pindah ke piring. Padahal sudah kubilang mending makan kailan, ahahaha.


Kalau bertemu Emah bisa dipastikan beliau nggak membiarkan tanganku dan Shane kosong, beliau pasti memberi kami sesuatu. Kata Ibu di perjalanan menuju TSM Emah meminta untuk mampir dulu ke "Vitasari Bakery", ---toko kue dekat rumah langganan sejak aku masih kecil. Beliau membelikan kami satu box macam-macam jajanan tradisional dan kue basah. "Apa atuh Emah suka bingung yang vegan apa. Kalau ini kan sudah pasti vegan. Jadi Kakak suka, ya?" begitu tanya beliau. Aku dan Shane tentu sangat senang dan berterima kasih! Emah, yang meskipun sudah di usia tua nggak pernah berhenti belajar termasuk tentang pilihan kami. Beliau mengerti apa itu vegan dan selalu berusaha memastikan aku dan Shane bisa memakannya pemberiannya. Terharu rasanya, aku yang ingin mentraktir beliau, eh malah langsung dibalas dengan traktiran. Ah, how I love her ;')


Emah memang super perhatian :') Vegan Indonesian snacks for us <3


Selesai makan kami nggak langsung berpisah, Ibu ingin mengambil foto bersama banyak-banyak. Biasanya aku agak canggung kalau berfoto di tempat umum, apalagi kalau sedang banyak orang. Tapi demi mereka ayok, deh :D Berapa kali pun Ibu minta aku iyakan sampai sudah nggak tahu harus bergaya bagaimana lagi, hahaha. Keluargaku pun pamit. Sambil mencium pipiku Iie bilang kalau mereka sudah menahan kami kelamaan. Katanya lagi kasihan karena kami jadi cuma bisa sebentar menikmati hotelnya. Padahal sungguh, kami sih nggak apa-apa. Tujuan utamanya kan memang untuk bertemu mereka :') Mataku jadi berkaca-kaca, ---padahal bulan depan juga akan bertemu lagi dan bahkan lebih lama karena aku dan Shane berencana menginap di rumah orangtua. Yah, aku ini orangnya memang mellow sampai apa saja ditangisi, huhu. Waktu SD saja aku dipanggil "Nobita"! Ahaha xD


We love you, Emah.

Bapak, Ibu, Ali dan Adik Marvy :)

Iie rajin banget fotoin kami sampai-sampai aku nggak punya foto sama beliau kecuali pas lagi di resto :')


Aku dan Shane mampir dulu ke Transmart sebelum kembali ke kamar kami. Sekedar untuk membeli air mineral karena di hotel hanya disediakan galon dan water jug, dan camilan kriuk-kriuk untuk teman menonton TV. Di kamar, aku langsung berganti dengan piama dan mencuci muka. Hari semakin malam dan aku mulai merasa lelah. Sambil berbaring di tempat tidur aku mengganti-ganti channel TV mencari tontonan yang seru untuk ditonton berdua. Nggak ada yang benar-benar kami tonton karena isinya kebanyakan film action, ---bukan genre favorit kami. Meski begitu kami tetap terhibur melihat adegan-adegan action yang somehow membuat kami tertawa. Apalagi waktu Tom Cruise tiba-tiba muncul di layar, Shane langsung hoboh bilang, "Hey, itu kan THAT GUY!" ---Ya, "that guy" karena Shane nggak tahu namanya tapi mengenali wajahnya, hahaha. Jadi kami pernah punya pengalaman lucu dengan Tom Cruise. Suatu hari di tahun 2019, di kamar hotel waktu kami sedang menonton TV, aku melihat seseorang yang mirip sekali dengan Tom Cruise. Awalnya kupikir memang ia, tapi setelah diperhatikan dengan seksama ternyata bukan. Tapi Shane, ia meyakini kalau yang dilihatnya adalah 'seorang aktor terkenal'. Yang meski ia nggak tahu namanya tapi dengan menyebut kata "terkenal" sudah cukup jelas kan siapa yang Shane maksud. Lucunya ketika ibunya menonton potongan video kami (waktu itu kami membuat vlog) beliau juga SANGAT MENYAKINI kalau orang yang ada di TV memang benar Tom Cruise! Karena 2 VS 1 aku sempat hampir percaya kalau aku yang salah lihat. Tapi setelah Googling kami menemukan fakta kalau ternyata ia memang BUKAN TOM CRUISE! Ahahaha X'D Makanya Shane jadi segitu hebohnya ketika melihat Tom Cruise yang asli di TV, ---karena ia akhirnya bisa membedakan mana yang asli dan mana yang look alike-nya :p Oya, kalau teman-teman penasaran, aktor yang dimaksud adalah Miles Fisher. Kalau lihatnya sekilas memang mirip sih, sampai garis senyumnya saja sama :O


Ada kartun Mr. Bean, tapi baru nonton pas mau habis, ahahaha :’D


Lihat, pantas kan Shane dan Ibu Mertua pikir ia Tom Cruise, hahaha!


Sayangnya keseruan kami harus berhenti. Layar TV tiba-tiba gelap tanda nggak bisa menangkap sinyal. Aku coba matikan TV lalu menyalakannya kembali tapi nggak ada perubahan. Anehnya WIFI di kamar tetap bekerja, nggak terpengaruh sama sekali. Setelah ditunggu selama 10 menit kami merasa TV nggak akan kembali normal dengan sendirinya. Kantukku hilang dan perut mendadak terasa lapar. Kami putuskan untuk memesan veggie burger via Grabfood untuk kemudian mengambilnya di A&W dalam TSM. Rencananya nanti sekalian kembali ke kamar, kami akan melapor pada petugas front desk tentang TV di kamar yang bermasalah. Aku yang sudah berpiama pun kembali berganti dengan dress dan kami bergegas ke mall sebelum terlalu dekat dengan jam tutup. Setelah tiba ternyata pesanan kami belum diproses meski statusnya sudah siap diambil. Kami adalah customer terakhir, hanya ada aku dan Shane yang menunggu. Kalau diperhatikan selain di gerai A&W aku nggak melihat ada siapa-siapa lagi. Melihat suasana mall yang sepi somehow membuatku merasa damai. ---Janggal tapi damai. Aku memang suka dengan suasana gedung kosong, rasanya ingin menjelajah. Well, mungkin karena aku kebanyakan nonton "The Twilight Zone" ya, jadi cuma permainan imajinasi saja. Karena kalau tiba-tiba dikejar manekin hidup sih yakin aku pasti takut sampai nangis, ahahaha. Anyway, setelah mendapatkan burger pesanan kami ternyata mall benar-benar mulai ditutup. Bahkan pintu samping dekat Starbucks yang menjadi akses kami ke hotel pun sudah dikunci rapat dan sebagian besar lampu-lampu sudah dipadamkan. Aku dan Shane pun harus memutar melewati pintu utama yang lumayan jauh. Tapi nggak apa-apa, aku jadi bisa menikmati suasana mall (hampir kosong) lebih lama :)


Sudah satu jam semenjak aku melaporkan masalah TV pada petugas di front desk. Burger dan kentang gorengku sudah habis dilahap, dressku sudah kembali berganti piama dan mataku sudah mulai kembali berat (efek kekenyangan, lol). Tapi nggak ada yang datang padahal katanya akan segera menugaskan teknisi :') Akhirnya kami putuskan untuk tidur saja karena rencananya setelah sarapan nggak akan berlama-lama di hotel mengingat Kitty sendirian di rumah. Sedikit kecewa sebenarnya, tapi juga bukan masalah yang besar karena selain masalah TV kami merasa nyaman dengan kamarnya.


Foto OOTD dulu karena habis ini mau ganti pakai piama :p


Jangan salfok sama tulisan di box-nya. Ini isinya beneran burger sayur, kok (request no mayo). Lihat saja stiker di wrapper-nya xD



12 Juli 2024: Sarapan Besar, Koes Plus dan Kembali ke Rumah


Aku terbangun sebelum Shane dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka, menggosok gigi dan berganti piama dengan dress batik buatan Ibu. Sehari sebelumnya aku sudah mandi jadi rasanya sudah cukup xD Lagipula kalau mandi di bawah shower air hangat di pagi hari bawaanya kembali mengantuk alih-alih merasa segar, huehe. Setelah selesai aku membangunkan Shane yang bilang kalau tidurnya nyenyak sekali. ---Aku juga merasa begitu, yang saking nyenyaknya sampai terasa hanya tidur sekejap saja karena tahu-tahu sudah pagi :D Nggak butuh waktu lama bagi Shane untuk bersiap dan kami pun segera berada di restoran Oopen untuk menyantap sarapan. 


Nyobain filter Instagram ceritanya :D


Fotonya miring karena tadinya mau ngambil video eh kepencet. Daripada dihapus post di sini saja :p


Salah satu meja dengan banyak pilihan karbo dan satu jenis sayuran xD


Setelah sedikit melihat-lihat kami langsung mengambil piring dan mengambil makanan yang sudah kami pilih. Menu yang tersedia seperti kebanyakan hotel bintang tiga pada umumnya, cukup banyak jumlahnya tapi untuk vegan option-nya sangat terbatas. Aku dan Shane sih memaklumi dan nggak menjadikannya big deal. Kami mengerti bukan sedang berada di restoran khusus vegan, jadi cukup makan yang bisa dimakan dan nggak perlu merasa wajib jadi "perfect vegan". Kami mengambil potato wedges, salad, tumis sawi putih, mi goreng dan orange juice. Semuanya terasa oke di lidah kami (enak, tapi bukan yang istimewa gimana gitu). Terus ternyata mi gorengnya mengandung telur jadi kami harus pilah-pilah dulu dan tetap berusaha menghabiskan sisanya. Karena kalau sudah terlanjur ada di piring kami harus bertanggung jawab, jangan sampai banyak yang terbuang. Sambil sarapan aku juga memperhatikan suasana sekitar. Rupanya Ibis punya corner khusus untuk sarapan anak-anak, termasuk ada fasilitas bermain PlayStation kalau aku nggak salah lihat. ---Hmm, boleh juga tuh konsepnya. Mungkin kapan-kapan aku akan ajak Ali supaya kalau mau ikutan main bisa pakai alasan nemenin adik xP


Kami nggak menghabiskan waktu terlalu lama untuk sarapan karena mendadak aku punya ide untuk membuat video clip musik di kamar. Beberapa waktu lalu aku dan Shane merekam lagu "Cinta Mulia" yang aslinya milik Koes Plus. Kebetulan kami belum sempat membuat videonya jadi kupikir sekalian saja mumpung sedang di luar. Ya... supaya nggak bosan-bosan amat karena biasanya kan lokasi video kami kalau nggak di dalam rumah ya di halaman :p Oya, alasan kami memilih lagu Koes Plus sebenarnya agak unik. Meski Bapakku penggemar Koes Plus tapi aku nggak pernah mendengarkan musik mereka dan cenderung nggak tertarik. Aku justru baru mengenal Koes Plus ketika sudah menikah dengan Shane, Suatu hari ia mengenalkanku dengan band bernama Koes Barat, ---band asal Amerika yang membawakan lagu-lagu Koes Plus. Kami lalu mendengarkan lagu-lagu versi covernya dan langsung jadi penggemar! Jadi well, alih-alih mengenal dari Bapak yang asli Indonesia aku malah mengenal Koes Plus dari orang Amerika, ahahaha. Tapi nggak apa, lebih baik terlambat daripada nggak mengenal sama sekali. Karena musik bagus akan selalu jadi musik yang bagus. Nggak ada kata terlambat apalagi basi ;)


Videonya ada di sini, boleh banget lho kalau kalian mau nonton :D


Selesai membuat video kami sebenarnya masih punya banyak waktu karena jam check out baru di tengah hari nanti. Tapi aku ingin segera pulang karena semakin kangen dengan si mungil Kitty. Di perjalanan pulang aku mengucap syukur karena memutuskan untuk menginap. ---Ternyata aku memang membutuhkan staycation, buktinya moodku yang awalnya sudah bagus jadi berkali-kali lipat semakin bagus, hahaha. Aku mungkin lelah, aku mungkin perlu relax tapi aku nggak sadar karena merasa hariku happy-happy saja dan baru terasa setelah mengalami keenggaksengajaan seperti ini :')


Begitu tiba di rumah kami langsung disambut dengan suara tangisan heboh Kitty yang terdengar sejak kami masih di pagar. Segera aku memberinya banyak pelukan dan ciuman untuk menenangkannya. Mainan berserakan di mana-mana dan posisi karpet sudah berubah, ---sudah pasti ulah Kitty. Tapi nggak apa-apa, lebih baik ia menjadi kucing yang aktif daripada murung waktu ditinggal. Soal beres-beres itu sudah tugasnya Shane :p Hahaha, kidding. 

Aku dan Shane mengembalikan semua barang bawaan kami ke tempat seharusnya. Kami lalu membuka camilan dari Emah dan memakannya dengan penuh syukur. I feel loved, ---aku punya suami yang baik, kucing yang manja dan pintar, juga keluarga yang selalu ada saat aku butuh. 


Hidupku lengkap, perlu apa lagi? :)



Vlog ultah yang terlambat. Aku lega sempat mengabadikannya di sini :)



blessed girl,


INDI



Keywords: pengalaman menginap di hotel IBIS Trans Studio Bandung, pesta ulang tahun bersama keluarga, makan-makan, staycation, hotel budget. 


----------------------------------------------------------------

Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)

Kamis, 11 Juli 2024

Operasi Steril yang Gagal Membuat Kami Hampir Kehilangan Kitty! :(

Seharusnya setelah anjing atau kucing menjalani prosedur steril mereka akan semakin sehat, semakin tenang, semakin gembul...

Tapi apa yang salah sehingga hasilnya malah sebaliknya dan bahkan hampir menghilangkan nyawa?!




Kejadian ini menimpa Kitty, kucingku dan Shane. Sejak aku come back menulis di sini sudah langsung ada niat untuk bercerita sebenarnya, tapi maju-mundur karena hati ini rasanya nggak kuat. Setiap melihat foto atau nggak sengaja punya percakapan yang mengarah ke cerita sterilnya Kitty, pasti mataku berkaca-kaca. Bayangkan saja, niatku dan Shane adalah memberi yang terbaik untuknya tapi malah berujung hampir kehilangannya. Tapi sekarang kuputuskan untuk berani, karena mungkin saja cerita pengalaman buruk kami ini bisa membantu teman-teman yang punya hewan peliharaan.


Sejak aku dan Shane menemukan Kitty di halaman belakang rumah, kami berjanji untuk merawatnya dengan sepenuh hati. Ia diberi pakan yang berkualitas, tempat tidur yang nyaman, semua jamur dan kudisnya diobati, ---termasuk merencanakan operasi steril karena sudah cukup usia. Aku sengaja mencari klinik yang agak besar, yang letaknya bukan di dalam perumahan kami dengan pertimbangan kelengkapan alat dan jumlah staff (---untuk berjaga-jaga jika ada kondisi darurat saat dokter utama nggak di tempat). Dengan bantuan Google karena aku dan Shane masih sangat asing dengan tempat ini, aku menemukan sebuah klinik besar yang merangkap pet shop dan memiliki beberapa dokter hewan jaga. Kupikir sempurna sekali, jadi tanpa menunggu lama langsung menghubungi klinik via Whatsapp. Setelah ada balasan aku langsung menceritakan tentang kondisi Kitty yang sudah mengalami "heat" atau birahi pertama dan bermaksud untuk melakukan steril. Aku juga meminta untuk berbicara langsung dengan dokter yang nantinya akan menangani Kitty karena asumsiku aku sedang chatting dengan admin klinik. 


Nggak ada satu menit handphone-ku bergetar, ternyata dari dokter di klinik. (---Di sini aku akan memanggilnya drh. R saja ya, nama aslinya akan aku keep sendiri. Karena mana tahu malah aku yang dituduh mencemarkan nama baik meski kucingku hampir mati :/ ). Sebelum aku mengenalkan diri drh. R berkata bahwa ia adalah yang memegang nomor WhatsApp klinik, bukan admin. Jadi sejak awal aku memang sedang berbicara dengan dokter yang nantinya akan membedah Kitty. Well... sedikit canggung, tapi syukurlah jadi aku nggak perlu menjelaskan dua kali tentang kondisi Kitty dan juga sangat lega bisa bicara langsung dengannya. Ia menjelaskan secara singkat tentang prosedur dan efek setelah steril, bahwa Kitty mungkin masih akan "heat" di cycle berikutnya karena masih ada sisa-sisa hormon meskipun sedikit. Tapi nantinya akan berhenti dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku mengerti, pengalamanku merawat Eris anjingku selama belasan tahun ditambah cerita Shane merawat kucing-kucingnya membuatku nggak awam tentang steril. Sebelum mengakhiri percakapan aku mengucapkan terima kasih karena bersedia membantuku, dan mengingatkannya untuk nggak melakukan ear tip (telinga diberi sayatan sebagai tanda telah steril/kebiri) karena Kitty akan kupelihara dan dijadikan kucing full in door.



Operasi Steril dan Menginap di Klinik


Pagi hari di tanggal 25 Januari 2023, dua orang staff dari klinik datang untuk menjemput Kitty. Mereka nggak memberiku keterangan apa-apa dan memintaku untuk menghubungi dokter jika aku ada pertanyaan. Sedikit khawatir, tapi juga excited membayangkan segala hal baik yang telah menanti Kitty. Sterilisasi pada kucing betina punya banyak sekali manfaat, termasuk mencegah tumor payudara dan pyometra. ---Iya, pyometra alias infeksi rahim! Mendengar namanya saja sudah bikin aku merinding, terbayang betapa mengerikannya penyakit tersebut. Eris pernah mengalaminya dan itu menjadi pengalaman traumatis untukku. Makanya aku lega karena YAKIN salah satu hal yang kutakuti nggak akan menimpa Kitty :) 


Sorenya aku mendapat kabar dari klinik kalau Kitty sudah siuman. Thank God, operasinya berjalan lancar. Aku senang bukan main dan segera menunjukkan foto-foto Kitty pada Shane yang sudah nggak sabar menanti kabar sejak siang. Poor baby, tubuh mungilnya terlihat semakin mungil dari balik jeruji kandang klinik :') Ketika melihat foto luka jahitan di samping tubuh Kitty Shane bereaksi, "Semua kucing-kucingku dibedah di tengah, aku belum pernah melihat yang seperti ini!" ---Well, sejujurnya ini juga hal baru buatku, tapi aku nggak menunjukkan reaksi apa-apa karena nggak mau membuatnya panik. Alih-alih aku membuka halaman Google di handphone dan mencari tahu tentang "steril samping". Rupanya metode ini sering dilakukan dilakukan pada kucing-kucing liar karena prosesnya lebih cepat dibandingkan metode "steril perut tengah". Pertimbangannya karena pada saat steril gratis atau subsidi operasi dilakukan pada banyak kucing sekaligus, dan supaya luka jahitan lebih mudah terlihat (untuk observasi). Sedikit kecewa karena aku sudah mengingatkan dokter bahwa Kitty BUKAN LAGI kucing liar, ia peliharaan kami. Memang yang steril samping ini bukan selalu untuk kucing liar, tapi aku sangat berharap dokter menghabiskan waktu ekstra untuk Kitty, ---nggak perlu metode cepat. Lagi, kekecewaan ini kusimpan sendiri karena aku tahu Shane khawatir. Aku menenangkannya dengan bilang kalau metode ini aman, at least itu yang tertulis di internet.


Foto yang dikirim drh. R setelah Kitty selesai dioperasi.

Kitty sudah siuman.


Keesokan harinya, tanggal 26 Januari 2023 Kitty diantar pulang ke rumah kami. Dua orang staff klinik memberi obat untuk diminum semasa pemulihan dan memberi tahu aturan pakainya. Juga, tentu saja, tagihan dari operasi steril Kitty. Kami membayar Rp. 812.000, ---yang sedikit lebih mahal dibandingkan biaya steril kucing betina di dokter hewan tempat tinggalku sebelumnya. Which is okay, aku mengerti. Setiap dokter dan daerah pasti punya standar yang berbeda, dan yang terpenting Kitty pulang dalam keadaan tanpa komplikasi apapun. Setelah dikeluarkan dari cargo Kitty terlihat masih lemas tapi semuanya normal, ---nafsu makannya baik dan nggak ada tanda-tanda kalau ia merasa sakit. Aku dan Shane berusaha membuat rumah menjadi nyaman untuknya, kami menggeser tempat tidurnya ke depan TV supaya ia bisa beristirahat sambil nonton TV, hehe :D 


Kitty sedang menonton serial favoritnya, "Bajaj Bajuri" :D

Masih banyak tidur karena pengaruh obat.


Biasanya setelah operasi kucing atau anjing harus memakai elizabethan collar (kalung corong) untuk mencegah mereka menjilat bekas lukanya. Tapi berbeda dengan Kitty, ia begitu tenang dan manis, ---saking manisnya sampai followersku di Instagram bilang ia too good to be true, hehe. Tapi begitulah kenyataannya, Kitty hampir nggak menyentuh perban atau menggaruk lukanya. Sempat aku coba pasangkan e-collar tapi ternyata memang nggak perlu, lukanya sudah kering duluan. Pun untuk acara minum obat, nggak pakai drama cukup dikepit di antara kaki Shane dan tadaaa, Kitty meminum semua obat sirup dari spuit! Proses recovery Kitty berjalan mulus dan cepat, ---tapi bohong kalau kubilang hatiku nggak merasa was-was... Aku mengirimkan foto Kitty pada tanteku yang memiliki banyak kucing. Beliau mempertanyakan keputusan dokter yang melakukan "steril samping" pada Kitty, karena menurut dokter hewan langganannya posisi operasi seperti itu "kurang bagus". Lalu reaksi yang sama datang dari ibu mertuaku alias ibunya Shane, beliau juga merasa heran mengapa Kitty nggak dioperasi dengan "conventional way" saja. Aku dan Shane berusaha nggak terlalu memikirkannya, "Kitty sembuh dengan baik, ia nggak apa-apa kok," begitu kataku menenangkan diri sendiri.



Kecurigaan Dokter Lain dan Parasit


Karena klinik drh. R hanya menyediakan layanan antar-jemput, jadi aku mencari dokter lain yang bisa datang ke rumah (home visit) untuk memeriksa bekas luka operasi Kitty. Kupikir akan lebih baik untuk mental Kitty jika dokter saja yang menghampiri dibandingkan harus mengalami stres di kendaraan. Setelah mencari dengan banyak kata kunci akhirnya aku menemukan drh. Z, ---yang namanya sengaja kusamarkan supaya nggak terjadi "keributan" (akan kuceritakan nanti, di akhir tulisan). Drh. Z ini praktek di perumahan sebelah, jadi ia nggak keberatan untuk datang ke rumah kami. Pada tanggal 3 Februari 2023, dengan seksama ia memeriksa luka Kitty dan katanya sudah sembuh dengan baik. Hanya saja karena Kitty dulunya kucing liar yang belum pernah mendapatkan perawatan apa-apa, ia ingin membawa sample kotoran Kitty untuk dicek. Untung saja litter box belum dibersihkan karena Kitty baru pup sebelum dokter datang. Dengan menggunakan kantung plastik kecil drh. Z membawa sample ke kliniknya dan akan kembali lagi setelah selesai diperiksa. Kesan pertamaku tentangnya, ia sangat friendly, sangat "mendengarkan", dan teliti sebelum memberikan diagnosis. 


Drh. Z melakukan home visit untuk memeriksa Kitty.


Siang harinya drh. Z kembali ke rumah kami dengan membawa hasil tes. Di kotoran Kitty ada cacing dan parasit protozoa, ---yang mengerikan tapi juga bukan hal yang terlalu mengejutkan karena dulu Kitty makan "apa saja" untuk bertahan hidup. Dengan sigap dokter menyuntik Kitty dan memberinya obat untuk nantinya diminumkan setiap hari sampai habis. Dokter berharap dengan obat-obatan maka "hal buruk" akan keluar bersamaan dengan pup Kitty. Setelah selesai drh. Z nggak langsung pulang, ia mengakrabkan diri dengan Kitty sambil kami berbincang santai. Tiba-tiba saja perhatiannya kembali tertuju ke bekas jahitan Kitty yang sudah menyatu dengan kulit. Katanya ia prefer melakukan operasi steril di tengah karena minim resiko dan lebih bersih (---kelak aku akan mengerti maksudnya). Tapi tentu ia berharap nggak ada hal buruk yang terjadi dengan Kitty. Katanya lagi, kalau ada kecurigaan dan ingin memastikan kalau operasinya "benar" lebih baik dilakukan USG. Untuk sekarang seenggaknya dari luar Kitty terlihat baik-baik saja, ---selain masalah cacing dan parasitnya tentu saja.


Tiga hari kemudian orangtuaku, Ali, nenekku dan tanteku datang ke rumah untuk melihat Kitty dan memberinya hadiah "selamat datang". ---Ya, mereka memang sudah sering melihat Kitty di foto dan video tapi baru berkesampatan bertemu langsung setelah ia dua bulan diadopsi. Alasannya tentu saja karena setelah steril aku ingin Kitty pulih dengan baik dulu sebelum dikunjungi :) Kehadiran mereka membuat rasa cemasku dan Shane mereda. Apalagi karena tanteku, yang biasa dipanggil "Cat Lady" oleh Shane bilang betapa terlihat sehatnya Kitty. Siapa yang tahu setelah itu kehawatiran kami akan kehilangan Kitty pun dimulai...


Hadiah selamat datang dari tanteku isinya mangkuk makan dan minum untuk Kitty. 

Kitty kelelahan setelah menerima banyak tamu :)



Kitty Muntah-Muntah, Tes Panleu Negatif dan Dokter yang Nggak Mendengarkan


Selama dua bulan Kitty baik-baik saja, ia makan dengan normal dan aktif selayaknya kucing remaja. Masalah cacing dan parasitnya pun selesai, hasil tes lanjutan menunjukkan kalau kotoran Kitty hampir bersih. Shane memang pernah beberapa kali berkata padaku kalau perut Kitty terasa kencang ketika diraba, tapi baik aku mau pun Shane nggak menganggapnya big deal karena kami pikir itu disebabkan perubahan pola makan Kitty (dari makan sembarangan di luar jadi makan cat food di rumah). Sampai di pagi hari, di tanggal 6 Maret 2023. Kitty mendadak muntah-muntah dan berperilaku "aneh". Ia tampak linglung sampai naik ke atas meja dan kursi bergantian, ---padahal di hari normal Kitty tahu kalau itu hal yang dilarang. Aku dan Shane ketakutan bukan main, cepat aku menelepon drh. Z agar ia bisa segera memeriksa Kitty. Sayangnya drh. Z sedang nggak ada di tempat dan aku pun langsung menghubungi klinik drh. R, ---yang sebelumnya mengoperasi Kitty. Aku menceritakan keadaan Kitty secara singkat dan meminta agar ada staff klinik yang menjemput karena cargo Kitty entah di mana (kami nggak bisa membawa Kitty di mobil tanpa cargo).


Aku dan Shane nggak mau membiarkan Kitty sendirian di klinik, setelah berganti baju sekenanya kami pun menyusulnya. Setiba di klinik, Kitty sedang diinfus di ruang periksa. Untuk pertama kalinya aku dan Shane bertatap muka dengan drh. R dan beberapa asistennya (aku asumsikan dua di antaranya dokter hewan juga). Dengan khawatir aku bercerita kembali dengan lebih detail apa yang terjadi di rumah; Muntah Kitty berwarna gelap dan muntahnya sampai tujuh kali hanya selang beberapa detik. Drh. R mendiagnosis Kitty terkena iritasi usus dan meresepkan obat anti muntah, diare dan antibiotik. Waktu aku bertanya apa penyebabnya ia berkata kalau bisa saja akibat "salah makan" dan diberi makan terlalu banyak. Aku akui sebelum Kitty muntah memang ada miskomunikasi dengan Shane, jadi kami memberinya makan dua kali. Tapi apakah mungkin akibatnya bisa sefatal ini? Jujur aku sangsi dan firasatku mengatakan ada sesuatu yang terlewat. 


Di kinik drh. R. Bibirku tersenyum tapi sebenarnya hatiku terasa nggak karuan :/


Enggan rasanya untuk keluar dari ruang dokter. Aku pun memintanya untuk memeriksa Kitty sekali lagi, dan jika perlu dilakukan USG. Nggak lupa aku juga menambahkan detail tentang perut Kitty (yang menurut Shane) keras. Drh. R berkata bahwa aku terlalu khawatir dan ia hanya bisa menawarkan tes Panleu. ---Sedikit heran karena aku merasa Kitty nggak punya ciri-ciri terkena virus Panleukopenia, tapi aku iyakan karena at least jika hasilnya negatif rasa khawatirku akan berkurang... Sesuai dugaan, Kitty negatif Panleu. Dokter lalu memintaku untuk membawa Kitty dan membeli Royal Canin Gastrointestinal di Pet Shop yang terletak di lantai dasar. ---Well, ya... aku mengerti, secara halus ia berkata bahwa aku sudah terlalu lama di ruang periksa, hehe. Aku, Shane dan Kitty pun keluar dari ruangan setelah sebelumnya membayar biaya sebesar Rp. 425.000. Itu masih di luar biaya penjemputan, Royal Canin dan cargo baru dari pet shop karena kami membawa Kitty pulang dengan menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan pulang nggak henti-hentinya aku berdoa semoga apa yang dokter katakan benar. Kitty baik-baik saja, hanya aku yang terlalu khawatir.


Hasil tes Panleu Kitty negatif.


Cat food yang diresepkan drh. R.



Kengerian di Pagi Hari, Pyometra dan Operasi Darurat! 


Morning routine kami di tanggal 21 Mei 2023 sama seperti pagi-pagi yang lain. Aku dan Shane bersantai sehabis sarapan sementara Kitty melakukan panggilan alamnya di litter box. Aku perhatikan Kitty menghabiskan waktu agak lama di sana, ia menggali pasirnya berkali-kali lalu keluar dari box untuk kembali beberapa saat kemudian. Khawatir, aku memanggil Shane yang segera membawa Kitty ke halaman belakang karena kami pikir ia nggak nyaman dengan litter box-nya. Tapi ternyata nihil, Kitty tetap melakukan gerakan yang sama tanpa ada pee atau poo yang keluar. Lalu sesuatu yang membuat kami memekik pun terjadi. ---Kitty mengejan kencang dan dari alat kelaminnya keluar darah! Segera aku ke dalam rumah untuk mengambil handphone dan menghubungi drh. Z. Dengan terburu-buru aku menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya. "Sepertinya Kitty terkena infeksi saluran kencing," kataku. Bersyukur sekali drh. Z sedang di kliniknya dan segera menuju rumah kami.


"Sepertinya bukan kemihnya, kalau diraba ini yang bengkak rahimnya. ---Sepertinya Kitty kena infeksi rahim." Aku dan Shane saling pandang ketika mendengar perkataan drh. Z. Infeksi rahim? Bagaimana bisa? Kitty kan sudah disteril! Benakku merasa denial, prosedur steril seharusnya untuk menghindari penyakit ini, bukan sebaliknya. Di tengah kepanikan drh. Z berkata bahwa bisa saja ia salah, karena untuk diagnosis tepat harus dilakukan USG. Ia juga mengingatkan kalau semisal Kitty memang mengalami pyometra, ---infeksi rahim, maka harus dilakukan operasi DARURAT karena jika terlambat akibatnya bisa fatal, sefatal menghilangkan nyawa... Tanpa membuang waktu aku dan Shane sepakat agar drh. Z segera membawa Kitty ke klinik. Kubilang, lakukan apa saja selama itu yang terbaik untuk Kitty. Aku nggak ingin kehilangannya. Luka hatiku akibat ditinggalkan Eris belum juga sembuh dan aku nggak sanggup kalau harus kehilangan si pengobat hatiku ini...


Shane mengucapkan sampai jumpa pada Kitty.


Dengan cemas aku dan Shane menunggu kabar dari drh. Z. Setelah rasanya hampir seharian, akhirnya aku mendapatkan kabar via WhatsApp darinya. Isinya cukup panjang dan membuatku seketika menangis. Sebuah foto hasil USG dari rahim Kitty terlampir dengan keterangan nomor satu sampai empat. Nomor-nomor itu menunjukkan letak nanah di rahim akibat masih ada bagian kecil ovari yang tertinggal. ---Ya, kekhawatiran dr. Z, tanteku, juga ibunya Shane benar, operasi rahim Kitty nggak bersih alias gagal... :'( Tangisku lama-lama berubah jadi kemarahan. Ini semua SANGAT BISA DICEGAH seandainya drh. R dan staff nya mendengarku. Seandainya saja mereka mengikuti kemauanku untuk USG dan cek darah, tindakan nggak harus menunggu sampai nanah di perut Kitty sebanyak ini! Kenapa mereka nggak mendengarkanku waktu kubilang perut Kitty keras? Kenapa mereka malah mengirim Kitty pulang sementara aku (dan Shane) sudah jelas bersedia membayar berapa pun asalkan Kitty diperiksa lagi?! 


Ah, seandainya saja drh. R mengiyakan ketika aku meminta Kitty diperiksa lagi :(


Alasan mengapa banyak dokter hewan (ini sumbernya web UK ya) prefer “steril perut tengah”. Juga, BELUM ADA bukti bahwa “steril samping” lebih minim nyeri pada kucing dan anjing.

Kemarahanku nggak berguna tentu saja... Semuanya sudah terjadi dan yang bisa aku lakukan hanya berdoa dan mengusahakan yang terbaik untuk Kitty. Apapun, asalkan Kitty bisa kembali pulih. Dengan pertimbangan kelengkapan alat dan dibutuhkannya tim untuk melakukan pembedahan, Kitty dibawa ke Klinik (berinisial) "SS" di Lembang. ---Iya, Lembang yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Kitty my poor baby... ia pasti kebingungan akan dibawa ke mana dan bisa saja berpikir kalau aku dan menelantarkannya. Tapi ini semua demi kebaikan Kitty, harus "tega", harus "rela"... 



Kitty Selesai Dioperasi dan Waktu Penyembuhan yang Di Luar Perkiraan


Di malam harinya, sekitar jam delapan aku mendapat kabar kalau Kitty sudah sadar. Operasi berjalan lancar hanya saja lebih lama dari perkiraan karena pembuluh darah Kitty sudah membesar akibat peradangan. Salah langkah sedikit saja bisa... amit-amit! :( Kepalaku menjadi pening ketika melihat foto sisa rahim Kitty yang sangat membengkak. Otakku nggak bisa mencerna bagaimana massa sebesar ini bisa muat di tubuhnya yang mungil. Pantas saja perut Kitty terasa keras, ---nggak terbayang sehebat apa rasa sakit yang ia rasakan selama beberapa bulan ini... Tapi dokter bilang Kitty kucing yang kuat. Jika sebelum bertemu denganku saja ia bisa bertahan di dunia luar, bukan nggak mungkin bisa melewati masa rawan setelah operasi dengan baik. Drh. Z positif dalam waktu tiga hari saja Kitty sudah bisa pulang ke pelukanku dan Shane. Well... semoga saja benar begitu.


Lihat ukurannya. Bandingkan dengan tubuh mungil Kitty... :(


Pasti ia kebingungan :( Tapi aku sangat lega Kitty berhasil melewati operasi besar.


Dua hari kemudian ternyata Kitty masih belum bisa dipindahkan ke klinik terdekat. Kondisi Kitty masih lemas dan lukanya masih basah. Drh. Z curiga jika Kitty mengidap autoimun dan kecurigaannya tentu bukan tanpa sebab. Setiap Kitty kondisinya drop, pasti wajahnya penuh ruam. Aku dan Shane pun menyadarinya, tapi kami nggak pernah benar-benar membicarakannya karena kami pikir itu hal yang wajar. ---Kami menyebutnya "ruam stres setelah bertemu dokter", hehe :') Tapi dokter mengatakan kalau ini bukan hal yang urgent, lebih baik fokus dulu dengan observasi dan proses penyembuhan Kitty. Nanti jika kami ingin melakukan tes yang proper sebaiknya satu bulan kemudian agar kondisi Kitty pulih dulu. Selama Kitty nggak mengalami sakit lagi dan nggak disuntik vaksin dulu seharusnya ia aman-aman saja, begitu katanya lagi.


Kitty sudah pindah ke kandang biasa tapi masih jauh dari rumah.



Kitty Akhirnya Pulang!


Kabar baik akhirnya datang di tanggal 25 Mei 2023 Kitty sudah bisa dipindahkan ke klinik terdekat! :') Ia sudah bisa makan sendiri meskipun sedikit-sedikit. Bahagia rasanya waktu drh. Z mengirimiku video Kitty yang sedang makan ayam rebus sendiri. Ia terlihat begitu hidup meski wajahnya penuh dengan ruam. Satu hari kemudian hari yang ditunggu pun tiba, aku dan Shane sudah bisa menjemput Kitty. Perasaanku begitu gembira sehingga dadaku terasa penuh dan ingin menangis terus menerus. Saat sedang bersiap-siap nggak henti-hentinya aku bertanya pada Shane apa Kitty akan benci denganku karena membiarkannya sendirian selama lima hari. Shane tertawa, katanya ia mungkin saja marah tapi juga sadar kalau perasaannya sudah lebih baik sekarang, ---nggak ada lagi rasa sakit.


Kitty sudah bisa makan sendiri. Sebelumnya aku sangat khawatir karena Kitty nggak nafsu makan.


Aku bisa mendengar suara tangisan Kitty segera setelah kami tiba di klinik, ---sepertinya ia bisa merasakan kedatangan kami! :') Kitty masih berada di dalam kandang pemulihan dan terlihat sangat nggak sabar untuk keluar dari sana. Dengan hati-hati aku menggendongnya, memberinya banyak pelukan dan ciuman penuh suka cita. Kebahagiaan pun sangat terlihat di wajah Shane. Ia tersenyum nakal sambil mengeluarkan satu bungkus cat treat dari saku celananya lalu melirik dokter yang dibalas dengan anggukan, ---tanda kalau ia mengizinkan Shane memberi Kitty treat pertamanya semenjak operasi :) Kitty melahapnya dengan bersemangat, telinganya maju mundur seperti sayap kupu-kupu. Aku menyadari kalau ia sedikit kurusan, dan benar saja beratnya berkurang dari 3,5 Kg menjadi 3 Kg. Tapi itu bukan masalah, Kitty sudah dinyatakan sehat! :))


Dari foto saja sudah bisa terbayang kan sekencang apa tangisan Kitty.

Lima detik sebelum menangis, ---mataku sudah berkaca-kaca. Terlalu bahagia bertemu dengan Kitty lagi! <3

Shane memberi treat pertama untuk Kitty setelah lima hari nggak bertemu.

Mungilku semakin mungil :')


Sebelum pamit pulang aku mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada drh. Z karena telah menyelamatkan Kitty. Nggak lupa aku pun meminta bill biaya operasi dan perawatan Kitty selama lima hari. Tapi drh. Z berkata ia belum menghitungnya dan nanti akan mengirimkannya kepadaku. ---Fast forward dua minggu kemudian aku menerima tagihannya disertai pesan supaya aku dan Shane nggak perlu terburu-buru membayarnya, bahkan bisa dicicil. Saat menulis ini screenshot tagihannya sudah terhapus tapi aku ingat totalnya sekitar Rp. 2.000.000. Bless his heart, sungguh terlihat kalau ia bekerja karena cintanya terhadap sesama makhluk hidup :')


Satu hari setelah Kitty pulang ke rumah. Wajahnya penuh ruam tapi semangatnya pelan-pelan kembali. Aku anggap ini kejaiban karena di hari yang sama Eris, anjingku yang sudah di surga berulang tahun :)


Nggak ada yang tahu kapan Kitty dilahirkan. Jadi kami membuat "pesta" ulang tahun untuknya, ---sekaligus untuk merayakan kesembuhannya :)

We love you Kitty girl <3



Pesanku Untuk Dokter Hewan


Kasus yang menimpa Kitty sangat jarang. Saking jarangnya jika kita mencari di Google hanya ada satu artikel berbahasa Indonesia yang membahas tentang ini. Itu pun ternyata terjemahan dari artikel berbahasa Inggris di website PetMD. Tapi jika mencari dalam bahasa Inggris akan keluar banyak hasil yang sangat membantuku dalam mengedukasi diri tentang kondisi Kitty. Stump pyometra atau infeksi rahim setelah sterilisasi terjadi karena tertinggalnya sejumlah jaringan tissue saat operasi. Jarang, tapi sangat BISA terjadi yang seharusnya menjadi perhatian dokter hewan saat melakukan operasi steril pada kucing dan anjing betina.


"Aku mengerti kondisi Kitty nggak bisa direverse, yang sudah terjadi hanya bisa dihadapi dan aku bersyukur Kitty masih diberi kesempatan untuk hidup. Tapi kasus seperti ini sangat bisa dicegah sebelum menjadi sangat buruk seperti kasus Kitty. Ya, aku, kami (pemilik hewan peliharaan lainnya) memang awam soal medis, TAPI kami tetap punya hak untuk didengarkan. Jika kami berbicara tentang perasaan, firasat atau hati yang nggak nyaman mungkin terdengar konyol. Tapi ingat bahwa kamilah yang menghabiskan waktu paling banyak dengan hewan-hewan kami. Kamilah yang melihat perubahan perilaku mereka, dan kami pula yang pertama "diberitahu" oleh mereka jika merasa sakit. Maka, ---sekali lagi, tolong dengarkan.


Percayalah saat kami meminta untuk USG atau tes darah bukan karena kami nggak percaya dengan dokter hewan, justru karena kami TAHU hanya kalian yang bisa membantu hewan-hewan kesayangan kami. Jangan abaikan, ---biarkan kami menjadi juru bicara untuk hewan-hewan yang sudah kami anggap anggota keluarga ini..."


Dan untuk teman-teman, tolong belajar dariku. Jika perasaan kalian mengatakan ada yang salah dengan hewan peliharaan kalian meskipun dokter bilang semua baik-baik saja, please trust your instict. Carilah opini kedua dan jangan lelah memperjuangkan kesehatan mereka. Aku nggak ingin apa yang menimpa Kitty terjadi pada kucing atau anjing kalian karena semua nyawa itu berharga! <3



yang selalu sayang sama kitty,


INDI



Catatan: 

- Alasan mengapa aku nggak menyebutkan nama asli drh. Z karena aku nggak mau ada keributan. Jadi beberapa waktu lalu Kitty sakit lagi dan harus melakukan USG segera. Drh. Z lalu membawa Kitty ke klinik drh. R karena klinik/LAB tempat ia bekerja sedang tutup (weekend). Di sana drh. Z memberitahu pihak drh. R tentang kondisi Kitty pasca steril dan menjelaskan kalau operasi pemotongan yang dilakukan "terlalu pendek" sehingga menyebabkan Kitty sakit-sakitan. Tujuan drh. Z sebenarnya hanya ingin pihak drh. R tahu dan di kemudian hari bisa lebih hati-hati agar nggak terjadi hal yang sama. Tapi yang terjadi malah debat tanpa ujung karena pihak klinik (ternyata yang mengoperasi Kitty adalah rekan drh. R, drh. M) merasa kalau yang dilakukan sudah sesuai prosedur. 


- Baik drh. Z maupun aku dan Shane sama sekali nggak ada tujuan untuk memojokkan klinik drh. R dalam soal steril. Kami sudah anggap itu musibah, mungkin kebetulan Kitty yang apes, IDK... Kami hanya menyayangkan tanggapan mereka saat aku minta untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan USG pada Kitty di tanggal 6 Maret 2023.


- Aku dan Shane sudah memaafkan. Kami sudah ihklas dengan kesehatan Kitty yang mengalami beberapa long term side effect setelah operasi pyometra, termasuk sekarang terkena UTI (ya, ada hubungannya dan jurnal tentang itu bisa diakses di website AVMA). Harapan kami sekarang cuma satu, semoga kami dimampukan baik dari segi mental dan finansial.


Keywords: pengalaman operasi pyometra kucing, steril kucing betina, kucing domestik.



----------------------------------------------------------------

Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)