Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023 kemarin adalah puasa dan Lebaran pertamaku dan Shane di rumah baru kami. Meski sudah lewat tapi aku putuskan untuk menulisnya di sini supaya bisa dibaca-baca kembali. ---Karena banyak pelajaran yang bisa aku dan Shane ambil dari pengalaman kami :)
Waktu masih pacaran dan tahun pertama menikah kami menjalankan puasa di rumah orangtua. Shane masih clueless sekali dengan apa itu Ramadan dan segala tradisinya, hehe. Tahun berikutnya kami pindah ke apartemen sendiri dan di sanalah kami mulai memiliki "ritme" sendiri, ---punya restoran langganan untuk berbuka dan sahur, punya tontonan yang selalu menemani saat sahur, sampai punya tempat favorit buat ngabuburit. Pokoknya Ramadan saat tinggal di apartemen itu sangat mudah, segalanya tersedia 24 jam. Nggak ada tuh pengalaman kesiangan sahur karena belum dapat makanan, ---anytime kami perlu semuanya ada :)
Puasa 2023: Sempat nangis, sempat sahur di waktu "semaunya".
Semenjak kami pindah, tentu adaptasi harus dimulai kembali. Kami sekarang tinggal di perumahan tapak yang kalau malam datang terasa banget "malamnya", beda dengan di apartemen yang di lobby nya selalu ada yang jaga dan lingkungan sekitarnya nggak pernah tidur. Meski tepat di samping rumah kami ada cafe yang bisa dijadikan alternatif kalau nggak masak atau saat susah dapat ojol untuk delivery order, tapi itu hanya untuk waktu berbuka puasa saja karena mereka tutup di malam hari.
Supaya kami "siap", aku bilang sama Shane kalau kami harus berbelanja bahan makanan banyak-banyak, ---makanan kaleng kalau perlu supaya nggak perlu khawatir kalau subuh-subuh susah cari makanan. Dulu kami selalu berbelanja di supermarket Yogya via delivery, dan syukurlah di tempat kami yang sekarang juga ada supermarket yang sama. Eh tapi ternyata... di cabang sini produk makanannya nggak lengkap, hanya ada sayuran, buah, dan makanan instan dengan merk-merk yang di mini market pun ada (jadi ngapain pesan dari supermarket coba, huhu). Jangankan merk-merk vegan seperti di tempat kami dulu yang punya rak besar khusus, sekedar sereal dan susu alternatif dairy free saja nggak ada x"D Padahal dari segi jarak, rumah kami yang sekarang hanya 40 menit saja lho dari rumah orangtua dan aparteman lama kami :')
"Drama" pun dimulai saat sahur. Di jam-jam segitu kami nggak punya energi untuk masak jadi selalu memilih untuk delivery order saja. Kalau dulu kami bisa santai-santai baru pesan makanan waktu mendekati imsak, sekarang jam 2 subuh sudah harus mencari restoran yang buka dan driver ojol yang mau mengambil pesanan kami. Somehow di sini kalau subuh driver yang tersedia nggak sebanyak di tempat lama. Ada kalanya kami baru dapat saat sudah mepet atau bahkan setelah adzan. Dan nggak jarang pula dapat restoran "ngaco" yang antara status di aplikasi dan kenyataan berbeda. Maksudnya waktu drivernya tiba di restoran ternyata sudah tutup atau sudah lama nggak berjualan T_T
Alasan kenapa kami nggak pesan sekaligus banyak makanan di waktu berbuka, karena kami prefer makanan yang baru dimasak daripada yang dihangatkan. ---Mungkin karena kebiasaan sejak kecil, dulu Bapak selalu masak untuk sahur alias nggak pernah menyajikan leftover :')
Minggu pertama rasanya stres karena seumur hidup baru merasakan "susahnya" dapat makanan untuk sahur :( Sampai-sampai kadang aku makan sambil menangis karena waktu sahur sudah terlewat tapi kalau nggak makan takut lapar seharian, huhu. Untuk yang membaca tulisan ini mungkin menganggapku lebay dan manja. Tapi percayalah saat kamu mengalami sesuatu untuk pertama kali, rasa sulitnya memang real!
Puasa 2023: Para Pencari Tuhan menjaga kami tetap waras :p
Waktu aku masih kuliah sampai sebelum menikah, sahur adalah waktu yang kutunggu-tunggu karena artinya quality time dengan Bapak. Puasa nggak puasa, aku akan tetap bangun dan menemani beliau. Menikmati masakan Bapak sambil mengobrol dan menonton TV selalu terasa sangat hangat. ---Hanya kami berdua, karena Ibu dan Adik nggak pernah sahur, hehehe xD Kami selalu menonton "Para Pencari Tuhan" di SCTV. Ya, bisa dibilang aku tumbuh bersama serial itu, dari mulai ceritanya masih jelas sampai jadi ke mana-mana aku dan Bapak tetap setia menontonnya. Setelah menikah dengan Shane, gang sahur pun bertambah. Yang tadinya hanya berdua jadi bertiga tapi tetap dengan rutinitas yang sama, termasuk menonton serial "PPT".
Aku bersyukur di tengah proses beradaptasi di lingkungan baru yang nggak mudah ini serial "Para Pencari Tuhan" masih tetap ada. Seenggaknya ada sesuatu yang familiar bagiku dan Shane. ---Sesuatu yang selalu diingat sebagai perasaan comfort ketika berpuasa di rumah orangtuaku dan di apartemen dulu. Terkadang sambil menontonnya dan menunggu dapat driver untuk makan sahur aku bertukar pesan dengan Bapak. Kami berada di tempat yang berbeda tapi sedang menonton acara yang sama :) Shane pun merasa lebih termotivasi untuk makan sahur karena ada yang ia tunggu. Terkadang di siang hari ia random bertanya-tanya tentang kelanjutan ceritanya :D "Nanti King akan menikah dengan siapa, ya?", "Dobleh akhirnya akan bahagia nggak ya?", dan banyak pertanyaan lain yang membuatku tersenyum, ---membuat moodku jadi lebih baik :)
Tentu kualitasnya sudah berbeda dengan musim tayang awal, tapi sungguh menenangkan hati melihat wajah-wajah yang familiar di saat "asing" seperti ini. |
Berkat serial itu juga kami jadi mulai lebih longgar dengan diri sendiri. Saat sulit mendapatkan makanan hangat yang kami inginkan untuk sahur, sesekali kami memesan makanan dari Rumah Makan Padang 24 jam yang... entahlah dimasak kapan karena semuanya sudah dingin. Di serial "Para Pencari Tuhan" diceritakan kalau tokoh-tokohnya suka dengan masakan Padang dan menganggap makanan itu istimewa. Aku dan Shane jadi ikut-ikutan dan ternyata rasanya sama sekali nggak buruk! Hehehe. Terkadang Shane bahkan menggeser meja makan dari dapur ke depan TV supaya terasa seperti sedang "makan bersama". Terkesan konyol memang, tapi faktanya serial itu menjaga kami tetap waras.
Demi makan sahur di depan TV, Shane menggeser meja makan dari dapur. Kalau aku sih memang punya meja khusus karena memang seringnya makan di ruang TV :p |
Oya, aku sempat mendapat kejutan dari Ibu. Beliau mengirimiku pesan di waktu sahur, katanya beliau juga menonton serial "Para Pencari Tuhan" karena merindukanku. Padahal Ibu nggak tahu lho ceritanya tentang apa karena memang sebelumnya nggak pernah ikutan sahur sambil nonton :')))
Puasa 2023: Sudah menemukan "ritme" dan kembali ke musik.
Stres akibat sahur (well, cari makan sahur maksudnya, hehe) membuatku terlupa dengan hobi dan berbagai rutinitas yang biasanya dilakukan bersama dengan Shane. Ukulele hampir nggak sempat disentuh dan TV pun hanya menyala saat menonton "Para Pencari Tuhan". Padahal biasanya kami hobi nonton film lho... Tapi di pertengahan puasa aku putuskan untuk lebih "bodo amat". Aku stres pun nggak bikin situasi membaik, nggak bikin driver ojol jadi selalu ada 24 jam, dsb :p Kalau bisa dapat makan sahur "yang diinginkan" tepat waktu ya syukur, tapi kalau nggak ya sudah masih bisa makan makanan instan, masak sendiri (Shane sih biasanya, aku malas), makan masakan Padang 24 jam, atau yang nggak pernah kami inginkan sebelumnya; membeli makanan sekaligus empat porsi saat berbuka puasa. Disyukuri saja, jalani daripada akhirnya aku malah "nggak bergerak ke mana-mana". Aku mulai bisa menyentuh ukulele, bahkan sambil menunggu sahur aku dan Shane bermain musik bersama :)
Aku punya beberapa lagu ciptaan sendiri yang belum dikerjakan alias masih mentah tersimpan di memory handphone, tapi aku putuskan untuk memulai "come back" ku ini dengan bermain lagu orang lain saja. Ya, bikin cover version gitu tapi tetap dengan style sendiri. Hitung-hitung pemanasan karena semenjak pindah aku dan Shane memang belum kembali rekaman. Aku memilih lagu "My Stupid Heart" dari Walk Off the Earth, salah satu band yang dulu menginspirasiku untuk memulai belajar ukulele :) Musik mereka bukan tipe musik yang Shane akan dengarkan kalau saja aku nggak minta, btw, hehehe. Tapi ia setuju untuk membantu mengisi gitar dan proses mixing di cover laguku! Yay!
Rekaman dilakukan sebelum makan sahur dan sempat diulang tiga kali karena suara ukuleleku terlalu kencang. Syukurlah di percobaan yang ketiga aku dan Shane puas dengan hasilnya. Sepertinya sih karena di percobaan pertama aku merekamnya pakai handphone dan tanpa microphone jadi suaranya kurang balance. Untung saja Shane menyarankan aku memakai Tascam digital yang dulu ia kirimkan untukku waktu kami masih jadi "teman internet" (hihi). Oya, soal selera kami memang memang berbeda, Shane selalu prefer musiknya terdengar raw makanya ia lebih sering menggunakan Tascam analog. Sedangkan aku lebih suka hasil rekaman yang clear, seperti handphone (iPhone) atau Tascam digital. Untuk cover kali ini pun Shane merekam gitarnya terpisah dari ukuleleku dengan cara analog lalu digabungkan dengan cara digital. Aku sih malah senang karena artinya kami tetap memberikan sentuhan style masing-masing di lagu yang sama :)
Akhirnya menyentuh ukulele kembali :') |
Shane bermain gitar untuk lagu "My Stupid Heart". |
Setelah lagu selesai kami merekam video klipnya di keesokan harinya, ---lagi-lagi sebelum kami makan sahur. Kuputusan untuk "bodo amat" membuat jadi lebih relax, sepanjang rekaman video kami jadi terus-terusan tertawa. Nggak ada konsep, nggak ada outfit istimewa. Shane bahkan memakai kaus piama hadiah dari Wonderful Indonesia, hahaha. Kitty, kucing kami juga muncul di video meski nggak ada hubungannya sama lagunya. Kami cuma happy ritme kami akhirnya kembali :)
Puasa 2023: Menghias rumah.
Aku dan Shane menghias beberapa sudut rumah dengan ornamen Ramadan dan Idul Fitri. Sederhana saja, hanya hal-hal kecil agar terlihat festive dan menjadi penanda rasa syukur kami. Ya, meski diawali dengan penuh kekhawatiran dan stres tapi kami bersyukur, semua bisa dilewati dan turned out kami memang baik-baik saja kan ;) Aku mengganti sarung bantal sofa dengan tema Eid, menempel bendera-bendera mungil di perapian dan pintu dapur, juga menambah balon-balon dan lampu kelap-kelip di meja mainanku agar lebih meriah. Kami nggak membeli kue atau camilan karena berencana berlebaran di rumah orangtua. Lagipula kami memang kurang suka kue dan nggak ada tamu yang akan berkunjung, jadi khawatirnya malah mubazir. Sebagai gantinya kami membeli beberapa cat treats untuk diberikan ke kucing-kucing liar karena kebahagiaan Ramadan dan Idul Fitri itu untuk semuanya, termasuk untuk para hewan <3
Cukup kelihatan festive, kan? :) |
Bantal-bantal bertema Lebaran bersanding dengan bantal-bantal bertema Toy Story, ---karena hanya itu yang kami punya :p |
Sudut yang kadang terlupakan (area charging HP, lol) ini juga dihias supaya lebih hangat. |
Bendera-bendera mungil (bunting flag) ini juga ada di pintu dapur, tapi aku lupa foto. |
Puasa 2023: Mengajak Ibu, Bapak dan Ali berbuka puasa bersama.
Di akhir bulan puasa aku dan Shane membuat rencana untuk mengajak Ibu dan Bapak berbuka puasa bersama kami. Setiap tahun kami selalu menyempatkan, semacam tradisi nggak tertulis gitu, hehe. Tempatnya bisa di mana saja dari mulai rumah orangtua sampai restoran di mall, yang penting berkumpul. Aku mencari rekomendasi tempat berbuka di Instagram dan menemukan hotel yang sepertinya cocok untuk kami. Nama hotelnya "Sutan Raja", ---yang ternyata setelah kubuka akun Instagramnya baru ketahuan lokasinya cukup jauh dari Bandung Kota :"D Tepatnya di Jalan Raya Soreang, harus lewat tol Soroja kalau dari rumah orangtuaku. Tadinya mau kubatalkan, tapi karena belum menemukan hotel atau restoran lain yang punya menu beragam akhirnya aku jadi booking meja di sana. Nggak lupa sekalian bertanya patokan hotelnya supaya nggak nyasar, hehe.
Waktu kukabari Ibu dan Bapak mereka setuju dengan tempat pilihanku. Apalagi ternyata hotelnya family friendly jadi kami bisa mengajak Ali. Kami berlima tiba di hotel beberapa menit saja setelah waktu berbuka dan langsung disambut dengan suasana ramai musik dan para tamu. Setelah menemukan meja kami, kami langsung melihat-lihat makanan yang disajikan. Lega banget, ternyata sesuai dengan yang diiklankan di Instagram! Ada pilihan menu untuk vegan seperti urap sayur, tempe orek, cilok saus kacang, gorengan sayur, jus buah dan lain-lain. Aku dan Shane pun jadi nggak khawatir kenyangnya bakal "kentang" seperti pengalaman kami beberapa tahun yang lalu. Waktu itu kami berbuka di Hotel Harris yang pilihan menu vegannya sangat sedikit sampai-sampai pulangnya kami makan lagi di restoran T_T
Kami kebagian meja di sisi kiri gedung, jadi hampir mojok gitu nggak terganggu lalu-lalang tamu lain. |
Bingung harus lihat kamera HP Ibu atau Bapak T_T Cuma Ali saja yang sadar kamera, hahaha. |
Aku bahagia karena mereka juga bahagia <3 |
Dibuang sayang. Daripada terhapus, aku upload di sini saja foto-fotonya :p |
Sambil makan kami juga menikmati musik dari home band yang bermain di panggung. Lagu yang mereka bawakan genrenya bermacam-macam, tapi mostly dangdut tentu saja xD Ibu dan Ali sangat menikmatinya, sampai-sampai setiap ada lagu yang ngebeat dikit saja mereka langsung berdiri dan berjoget meskipun nggak tahu judul lagunya, hahaha. Aku, Shane dan Bapak sih bagian menonton saja sambil sesekali merekam aksi mereka. Kalau waktu remaja aku mungkin malu melihat Ibu berjoget, tapi sekarang aku malah senang karena artinya Ibu sedang bahagia :) <3 Meski asyik berjoget rupanya Ibu nggak mau asyik sendiri (eh, berdua dengan Ali sih). Beliau memanggil vokalis bandnya dan bilang kalau aku ingin request lagu! Huaaa, sampai kaget aku, soalnya aku nggak kepikiran ke situ, ahahaha. Tapi karena Ibu terus membujuk akhirnya aku minta mereka membawakan lagunya Aerosmith atau Red Hot Chili Peppers saja, soalnya kalau lagu Dangdut aku tahunya cuma "Kopi Dangdut" xD Dan mereka pun membawakan lagu "I Don't Want to Miss a Thing", ---sesuai tebakan Bapak yang selalu bilang kalau itu lagu "wajib" dari Aerosmith di acara Ibu-Ibu x"D
Setelah lagu request dariku (well, dipaksa Ibu tepatnya, hehe) dibawakan, kami pulang ke rumah masing-masing dengan perut kenyang dan hati senang. Aku nggak sabar untuk bertemu Ibu, Bapak dan Ali lagi di hari Lebaran.
Lebaran hari pertama 2023: Sakit, kejutan dari tetangga dan berkumpul dengan keluarga.
Beberapa hari sebelum Lebaran aku sakit, badanku panas disertai batuk dan pilek. Aku sudah deg-degan banget khawatir nggak bisa berlebaran di rumah orangtua karena sampai hari H batuk dan pileknya masih belum sembuh :( Pagi-pagi biasanya aku dan Shane sudah berangkat, tapi kali ini aku kembali lagi ke tempat tidur sehabis sarapan karena badan sangat lemas. Setiap hari besar kami punya "tradisi" bersih-bersih rumah, tapi berhubung aku sakit jadi semuanya dilakukan oleh Shane. Ketika Shane membersihkah halaman tetangga kami menyapanya dan bilang kalau keluarganya memasak makanan Lebaran untuk kami! Mereka tahu kami vegan, jadi katanya semua dipastikan tanpa hewani. Benar saja, ada sambal goreng kentang, buncis, ketupat dan kerupuk di bungkusan yang Shane terima. Aku sampai terharu sekali karena kupikir kami baru akan menyicipi makanan khas Lebaran ketika di rumah orangtua :') Tetangga kami (yang juga pemilik cafe) memang baik sekali, Ketika kami baru pindah ia, istri, Ibu dan anaknya memastikan kami merasa di rumah. Nggak jarang mereka sengaja melewati rumah kami saat kami sedang di luar untuk make sure semua aman :') Seingatku anaknya berkuliah di Amerika, mungkin karena alasan itu mereka jadi merasa related dengan Shane. ---Mereka tahu rasanya jadi orang asing di lingkungan baru :)
Di siang hari aku memantapkan diri untuk tetap ke rumah orangtua meskipun sedang sakit. Ibu terus-terusan mengingatkanku kalau aku nggak perlu ke mana-mana karena beliau dan Bapak akan ke rumah kami setelah selesai menerima tamu. Tapi rasanya ada yang mengganjal karena seumur hidup aku selalu berlebaran di rumah orangtua, ---rumahku :') Aku pun segera mandi sekenanya dan berganti dengan dress batik yang sebelumnya sudah dihandwash oleh Shane. Kami nggak memakai outfit khusus, yang penting rapi dan bersih. Kemeja batik Shane pun berasal dari beberapa tahun lalu (kalau nggak salah dibeli waktu zaman Covid, hehe) dan masih bagus, kok ;)
Maafkan pose Kitty yang "nggak sopan" T_T |
My OOTD di hari pertama Lebaran. |
Hair by Shane. Yes, ia yang mengecat rambutku. Bagus juga ya hasilnya :D |
Begitu tiba di rumah Ibu dan Bapak kami langsung disambut dengan masakan Lebaran vegan ala Ibu. Ada kari nangka, acar timun, ase cabe, sambal, sambal goreng kentang dan ketupat. Semuanya Ibu masak khusus untukku dan Shane karena hanya kami yang vegan di keluarga :')) Seketika aku merasa membaik, nafsu makanku bagus sekali sampai menambah beberapa kali. Ya nggak heran karena masakan Ibu enak semua. Shane sampai bilang ia berharap Gordon Ramsay suatu hari berkesampatan mencicipi masakan beliau, hahaha, ada-ada saja. Ibu juga sudah menyiapkan kamar untuk kami beristirahat tapi ternyata aku jarang sekali ke kamar dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan Ibu dan Bapak. Sayangnya Ali sedang nggak ada, jadi terasa kurang lengkap. Kalau nggak salah ia sedang diajak main oleh sepupunya. Padahal aku dan Shane sudah membeli banyak (banget!) cokelat untuknya lho, huhu :')
Menu vegan khusus untukku dan Shane. |
Cokelat-cokelat untuk Ali. Begitu diterima, ia langsung mengirimkan fotonya padaku. Katanya tulisannya lucu-lucu xD |
Hampir lupa berfoto berempat saking asyiknya mengobrol dan makan-makan :D |
Sorenya Bapak akan ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang kurang. Karena ditawari untuk ikut aku dan Shane pun nggak menolak dan bertanya apa boleh sekalian diantar ke Informa untuk membeli gorden (I know, sangat random, lol). Bapak setuju dan kami pun ke Informa cabang IBCC yang amazingnya buka seperti hari-hari biasa. Kami melihat-lihat beberapa saat dan menemukan gorden yang kami sukai, warnanya cokelat muda dengan corak daun (lebih bagus dari gorden kami yang sebelumnya, yang kata Shane mirip tirai kamar mandi, lol). Lucunya waktu akan membayar kupikir aku salah mendengar harga yang disebutkan oleh petugas kasir. Aku menyodorkan tiga lembar uang seratus ribu tapi ia menolaknya lalu menunjuk lembaran lima ribuan yang ikut menyembul dari dompetku. Dengan kebingungan aku menyerahkan uang tersebut dan ternyata MASIH dapat kembalian! Hahaha, rupanya aku punya banyak poin dari membership Informa. Aku nggak menyadarinya karena nggak pernah mengecek aplikasinya dan nggak tahu kalau poin yang didapat bisa dipakai belanja. Rezeki yang nggak disangka, ya, aku bisa membeli gorden dengan uang receh :D
Setelah dari Informa kami ke supermarket Griya Batununggal, ---yang sebenarnya tujuan awal Bapak. Aku dan Shane membeli buah apel untuk Nenek sebagai oleh-oleh yang nantinya akan dititipkan ke Ibu yang akan ke rumah Nenek. Lebaran kali ini aku dan Shane nggak menginap, jadi nggak mampir-mampir ke mana-mana dulu termasuk ke rumah Nenek. Sedih sih, tapi berhubung dokter hewan yang biasa dititipi Kitty sedang libur Lebaran jadi kami memilih pulang saja daripada meninggalkan Kitty sendirian semalaman.
Kalau ke sini selalu borong mi instan vegan :p |
Sementara Bapak membeli bahan makanan di lantai satu, aku dan Shane ke lantai dua untuk mencari keperluan hewan peliharaan. Selain Kitty, banyak kucing-kucing liar yang sering mampir ke rumah kami jadi harus sering-sering restock cat food dan cat treat, apalagi saat Lebaran gini kami ingin memberi yang istimewa untuk mereka. Setelah mendapatkan stock yang cukup perhatianku teralih ke rak baju hewan, ternyata ada produk Pomapoo dijual di sini. Langsung saja aku dan Shane memilih dress untuk Kitty, ---untuk baju Lebaran! Hahaha.
Tadinya mau beli yang bertema Harry Potter, tapi ternyata nggak ada model dress. |
Aku dan Shane segera berpamitan setelah tiba di rumah orangtua sepulang dari supermarket, ---badanku baru terasa lemasnya. Meski singkat tapi aku senang sekali bisa berlebaran bersama Ibu dan Bapak. Nggak terbayang kalau aku nggak "memaksakan" untuk pulang, mungkin aku bakal kepikiran dan menyesal :') Oya, waktu aku dan Shane pergi dengan Bapak, kami sempat berhenti di toko obat dan membeli obat demam dan batuk untukku. Bapak meminta rekomendasi obat yang paling bagus, katanya supaya aku cepat sembuh, hehehe :') Untuk Lebaran hari kedua dst aku berencana full istirahat saja, supaya obatnya bisa bekerja dengan maksimal. Lebih baik terlambat menikmati Lebaran daripada sakitnya nggak sembuh-sembuh, kan.
Kitty lagi mencoba baju Lebaran :D |
Satu minggu setelah Lebaran 2023: Baru berasa Lebaran hari kedua :p
Lambat tapi pasti akhirnya aku sembuh juga. Obat yang direkomendasikan ternyata beneran manjur, tiga hari saja napasku terasa plong. Memang totalnya satu minggu untuk benar-benar fit, tapi menurutku sih normal karena batuk dan pilek itu memang penyakit yang somehow selalu betah di badan T_T Beruntung sekali selama sakit aku dan Shane nggak kesulitan untuk mendapatkan makanan. Selain kiriman tetangga (yang masih bersisa setelah beberapa hari!), Ibu juga membekali kami dengan makanan Lebaran vegan versi frozen yang tinggal kami hangatkan saja (peluk Ibuuuuu). Lalu tepat setelah makanan dari Ibu habis, restoran-restoran pun mulai buka jadi masa recovery ku nggak terganggu dengan bingung mau makan apa, hahaha. I'm blessed :')
Aman selama beberapa hari setelah Lebaran. Nggak perlu masak atau delivery order karena ada makanan dari Ibu dan tetangga :') |
John Perry, kucing liar yang sering mampir ke teras dapur kami lagi menikmati hadiah Lebarannya :) |
Meski sudah lewat tapi di rumah vibes Lebaran malah baru terasa karena sebelumnya dipakai total beristirahat. Dekorasi belum ada yang diturunkan, dress baru Kitty juga belum sempat benar-benar dipakai (hanya dicoba sebentar saja). Lalu aku punya ide untuk berlebaran "hari kedua" yang terlambat supaya kami nggak missing out akibat sakitku, hehe. Jadi Kitty tetap bisa memakai dress barunya dan kami bisa merasakan kehangatan Lebaran kembali yang sebelumnya hanya dirasakan satu hari saja di rumah orangtua :') Waktu aku sampaikan sama Shane ternyata ia semangat sekali dan langsung mengambil kemeja kokonya. ---Bukan, bukan kemeja baru kok, hanya Kitty yang memakai baju baru karena aku ingin Lebaran pertamanya istimewa. Aku dan Shane memakai baju yang ada saja, toh masih bagus dan muat, hehehe. Kami lalu berfoto di halaman belakang dengan bantuan tripod supaya semuanya bisa masuk di satu frame. Kami juga menikmati makanan Lebaran lagi tapi kali ini delivery order dari restoran "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" dan "Meja Hijau". Dan thanks to technology, dengan siaran on demand kami jadi bisa nonton tayangan Lebaran yang sudah terlewat di TV. ---Ehm, maksudnya film-film Warkop karena di Indonesia liburan apapun yang diputar ya film mereka, haha.
OOTD seminggu setelah Lebaran yang terasa seperti hari kedua Lebaran :D |
Nggak perlu baju baru untuk OOTD kompakan, cukup buka-buka lemari saja :p |
Sop buntut vegan dari "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir". ---Iya, ini bukan daging sungguhan ;) |
Yah, begitulah cerita kami di Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023 lalu. Diawali dengan penuh kekhawatiran dan stres tapi berakhir dengan baik, ---kami baik-baik saja :)
Aku dan Shane jadi lebih menghargai detail-detail kecil, bahwa sebanyak apapun yang berubah akan selalu ada yang tetap tinggal. Sekonyol serial "Para Pencari Tuhan" yang ternyata bisa menjadi tontonan comfort kami di tengah kebingungan di lingkungan baru, tetangga yang memastikan kami merasa "di rumah" meskipun kami (sempat) merasa asing. Juga cinta Ibu dan Bapak yang sama hangatnya meski kami nggak bisa berlama-lama bersama mereka. Pertemuan itu selalu sama berharganya, baik sebentar mau pun lama. Kami ternyata sangat diberkahi... kami sangat bersyukur.
Well... anyway karena masih suasana Lebaran 2024, aku, Shane dan Kitty (hehe) ucapkan selamat Lebaran ya untuk kalian. Maafkan semua kesalahanku, jikalau pernah ada tulisanku yang menyakiti. Percayalah aku nggak pernah bermaksud begitu :)
yang akhirnya settled down di rumah baru,
Indi
------------------------------------------------------------------
Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)