Jumat, 25 Maret 2011

Hujan, hujan, hujan :)


Wah, nggak terasa sudah malem. Eh, hampir pagi, ding! Hihihi... Capek, sih, pengen buru-buru ke kasur. Apalagi sekarang aku udah pakai "seragam kesayangan": piyama dan jaket tebal. Brrr... dingin... Tapi rasanya kurang lengkap kalau aku nggak ceritain soal pengalaman hari ini. Ya, mumpung ingatanku masih "segar" ;)

Hari ini ternyata sama dengan hari kemarin. Hujan nggak berhenti-berhenti sejak siang sampai sore. Kalau di hari lain siang-siang rasanya gerah, nah 2 hari belakangan ini rasanya dingiiiin banget. Sampai-sampai kalau aku keluar rumah untuk main sama Eris (anjingku), rasanya kayak masih pagi pagi padahal sudah jam 2 siang, lho!
Tapi meski hujan hariku tetep harus berjalan. Seperti hari kamis lainnya, it's time for my English course. Karena kelas dimulai jam 4 sore, jadi siangnya aku santai-santai saja. "Ah, paling sebelum kelas mulai hujannya juga reda", begitu pikirku.
Sambil nunggu jam 4, aku siap-siap dulu. Aku bahkan sempat cat kuku ku pakai warna biru langit, lho! Hihihi, ceritanya mensugesti diri supaya suasana hati tetep seperti "langit cerah", nggak "mendung" kaya cuaca sekarang. Nggak tahu kenapa bawaan aku happy dan semangat banget! Untuk pilih baju aja aku cuma butuh lima detik (serius, aku buka lemari dan langsung ambil bajunya secara random, lol). Sama sekali nggak mikirin cocok atau nggaknya ;)

Setelah aku cuci muka dan gosok gigi, aku langsung pakai baju yang dipilih tadi. Waaah, ternyata cocok! Senangnya, walaupun random ternyata hasilnya nggak tabrak warna. Langsung deh aku nyanyi-nyanyi kaya di film musikal (hahaha, ini bukan adegan dramatisasi, tapi kenyataannya kalau seneng aku  memang suka nyanyi sambil muter-muter kaya gasing gitu). Nggak lupa aku langsung nenteng-nenteng camera digital buat minta difotoin bokap yang baru pulang dari undangan.

Ternyata oh ternyata...
Di luar masih hujan! Aku sempet manyun karena tahu kalau kemungkinan mangabadikan "style" hari ini terhambat :'(
Tapi daripada penasaran, aku paksa bokap untuk tetep ambil fotoku. Aku bilang, "Hujan-hujan dikit nggak apa, lah Pak. Kan kameranya ini yang kena hujan. Aku difoto di garasi aja, nggak apa-apalah latar jelek, yang penting akunya keliahatan. Ya, ya, ya? Pleaseeeee....".
Akhirnya dengan berat hati bokap fotoin. Beliau cepet-cepet banget. Kayanya tiap foto cuma diambil 2 detik, deh. Itu pun cuma dapat beberapa jepret.
"Sudah, ya? Kan sayang nih kameranya".
Dan aku pun makin manyun. Masa sih bokap lebih sayang sama kamera daripada sama anaknya :'(
Tapi aku nyerah. Aku hapal banget kalau bokap bilang "Sudah" artinya ya sudah (masa "belum", hehehe). Rasanya aku pengen nangis sambil hujan-hujanan deh waktu lihat foto-fotoku di kamera...
SEMUANYA shaking dan mukaku nggak jelas.
Oh, Bapak... Hiks...


Jepret pertama: blurry.


Jepret kedua: masih sama!



O, ow! Aku hampir lupa soal kelas Inggris. Nggak punya waktu meratap lama-lama aku langsung minta Bokap antar aku. Karena tempat les ku letaknya nggak terlalu jauh sama rumah, aku selalu diantar pakai motor. Paling lama 10 menit sampai, itupun dengan kecepatan yang sangat-sangat slow, hihihihi. Tapi hari ini hujan nggak mau kompromi. Bukannya reda malah makin deras. Padahal kalau aku nekat pakai mobil waktu tempuh perjalanan bisa lebih dari 2 kali lipat, soalnya harus lewat jalan besar dulu, yang mana artinya harus memutar dan bikin jarak rumah-tempat les jadi 2 kali lebih jauh daripada jarak sebenarnya (wah, penjelasan aku keren banget, ya? Hehehe).
Akhirnya setelah waktu les makin mepet, diputuskanlah untuk pakai becak. Iya, becak! Di lingkunganku memang masih ada, kok (asyik, kan sudah kaya serial "Keluarga Cemara" aja, lol).

Meski becak sudah ngepot-ngepot jalannya, tetep aja aku sampai tempat les jam 4.30 sore. Terlambat. Dengan malu-malu (nggak, ding, hihihi) aku ketok-ketok pintu kelas dan minta maaf. Bukan, aku bukan minta maaf karena terlambat, kok. Tapi aku minta maaf karena sudah mengotori lantai kelas dengan sepatuku yang habis injak genangan air, hihihi. Untungnya my teacher baik hati dan langsung persilakan aku duduk di samping seorang murid baru.
Belum teratur detak jantungku (beneran, rasanya kok hari ini "penuh kejutan" ya?), Mr. Ridwan (my teacher) sudah minta murid-murid tercintanya bikin skenario singkat tentang "thanks for the hospitality". What?? Ada apa ini? Aku belum tahu materinya sama sekali! Jujur, aku sedikit panik, apalagi waktu tahu kalau partner "drama" ku adalah si murid baru yang mana sama-sama nggak tahunya kayak aku, huhuhu...
Setelah 5 menit penuh keheningan, akhirnya aku dan si murid baru mulai berkenalan. "Aku Indi", "Aku Jesicca". Dan kami pun hening lagi.

Untunglah setelah "curi dengar" dari Mr. Mora dan Hari (dua murid yang duduk di sebelah kami), aku dan sang partner mulai mengerti dengan tugas hari ini. Meski nggak mudah kami bisa mengerjakan dengan baik dan relatif lancar meskipun bukan yang terbaik di kelas. Ah, leganya... Thank God :)
Di tengah kelegaan HP ku rasanya bergetar. Dengan sembunyi-sembunyi aku cek, dan ternyata benar ada SMS. Dari Ray. Katanya,
"Ban bocor. Mas lagi tambal dulu di ****".
Ya Tuhan....


Sampai jam 6.30 malam ternyata Ray belum bisa jemput aku. Tanpa bermaksud dramatis aku nyender di tembok dekat parkiran tempat les sambil mandangin hujan yang semakin deras. Nggak disangka aksiku ini mengundang simpati warga, eh maksudnya beberapa staff dan guru. Mereka menawari aku kursi untuk duduk sambil menunggu. Entah keberapa kali aku nerima pertanyaan macam, "Belum dijemput?" atau "Ray dimana?". Aku tahu maksud mereka baik, tapi di tengah suasana kayak gini, hatiku malah makin nelangsa, huhuhuhu...
Sudah 40 menit aku menunggu sejak jam pulang. Ray masih belum kasih kabar tentang kapan ban'nya selesai ditambal. Akhirnya aku telepon dia dan bilang kalau aku mungkin lebih baik cari becak saja karena hari makin gelap. Ray setuju. Akhirnya dengan bantuan Mr. Garden (dia suka baca blog ini, lho. Disapa dulu, ah, "Haloooow, Mr. Gardeeeen", hehehe) aku bisa pulang pakai becak yang tiba-tiba aja nongol.

Di perjalanan pulang nggak henti-hentinya aku mengucap syukur. Akhirnya aku semakin dekat dengan rumah. Soal atap becak yang bocor dan sempat kejebak banjir biarlah diabaikan. Yang penting setelah 30 menit perjalanan aku sampai rumah (iya, hujan yang makin deras bikin perjalanan 3 kali lebih lama daripada biasanya).
Setelah di rumah aku langsung ganti baju dan minum teh hangat. Keinginanku buat difoto terpaksa ku buang jauh-jauh. Kan konyol dapat 1 foto bagus tapi besoknya badan meriang, hihihi.
Syukurlah akhirnya urusan "tambal ban" selesai dan Ray bisa sampai ke rumahku dengan selamat meskipun dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan.


Teh hangat.
 


Hari ini, ternyata rencana yang sudah aku susun nggak berjalan dengan baik. Maunya sih aku difoto dulu sebelum pergi. Maunya sih aku masuk kelas tanpa terlambat. Maunya sih Ray yang jemput aku. Maunya sih Ray lihat aku pakai baju yang tadi bukannya piyama...
Maunya sih, maunya.. Maunya...
Ah, kalau dipikir-pikir kok aku malah banyak maunya, ya? Egois. Aku jadi merasa bersalah. Hari ini aku memang mengucap syukur, tapi rasanya malah seperti sekedar "menghibur diri". Padahal seharusnya syukur adalah syukur. Suka cita, berterima kasih karena telah diberikan berkat oleh Tuhan. Mungkin pengharapan aku hari ini terlalu banyak. Aku sampai lupa kalau banyak hal kecil yang sepatutnya membuatku bersyukur. Berkenalan dengan teman baru, dikelilingi orang-orang baik di tempat les, minum teh berdua dengan Ray setelah kehujanan. Bahkan becak yang tiba-tiba muncul didepan tempat les pun seharusnya aku syukuri.

Ah, ya aku ingat 1 hal. Tuhan menciptakan semua hari itu baik. Hari cerah, hari mendung, hari kering, hari berangin. Semua baik. Kalau aku sampai batal difoto, batal dijemput Ray, batal les tepat waktu karena hujan, itu bukan karena Tuhan mau aku bersedih. Tapi itu karena Tuhan mau aku menikmati hariku. Apa adanya, seperti yang sudah diberikan Tuhan. Hari baik selalu! :)





-------------------------------------------------------------------------
Karena Cinta itu Sempurna, my second novel sekarang tersedia diseluruh toko buku besar di Indonesia, lho Jangan lupa siap-siap bulan depan aku bakal bagi-bagi hadiah! :)


(Diedit: 29/02/2024. Ray and I are no longer together. I am now happily married to Shane).

Rabu, 23 Maret 2011

Selamat Ulang Tahun ke 17, Dija :)

23 Maret jam 12 pagi lewat sedikit, aku menulis surat ini. Bukan supaya jadi yang pertama membuat, tapi aku sudah berjanji untuk membuatkan sesuatu yang istimewa untuknya. Supaya ia tahu bahwa ia memang begitu. Ia memang istimewa...



Dija waktu bayi. Ini foto yang buat aku jatuh cinta :)


Kue dan kartu ucapan khusus untuk Dija.


Ultah untuk Dija. Aku dandan khusus untuk Dija, lho :)

 


Dija sayang,
Apa kabar? Sedang apa? Tebakanku pasti kamu sedang pakai gaun cantik, ya? Siapa yang menunggumu di pintu? Hayooo, pacarmu, ya? Sudah kamu kenalkan sama tante Elsa belum?

Aku sekarang sedang pandangi fotomu waktu kecil lho. Iya, kamu. Dija yang sekarang sudah besar ini, di foto sedang berbaring. Tanganmu kecil sekali, kakimu juga. Di kepalamu hanya ada sedikit rambut dan kamu cuma pakai popok. Aku bisa lihat kulitmu masih merah dan halus.
Mungkin kamu lupa, bahkan tidak tahu. Foto inilah yang membuatku jatuh cinta. Rasanya aku sedang melihat malaikat kecil yang baru diantar dari surga. Kamu manis sekali. Kamu membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama...

Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Aku hampir tidak percaya, Dija yang dulu mungil sekarang sudah 17 tahun. Seperti ulang tahunmu yang sebelum, sebelum, sebelumnya lagi, ulang tahun kali ini sama istimewanya. Kamu tahu kenapa? Karena setiap usiamu bertambah itu artinya Tuhan sedang menunjukkan kasih sayangNya. Memberimu kesempatan untuk hidup dan menikmati kasih sayang orang-orang disekitarmu lebih lama lagi. Oh, iya aku hampir lupa menyebutkan. Sejak pertama aku melihatmu, aku langsung tahu bahwa kamu istimewa. Elsa--tantemu--bilang kamu hanya pernah bertemu Ibu satu kali saja. Aku memang tidak tahu rasanya, tapi aku tahu itu pasti tidak mudah. Dan kamu sangat hebat bisa melewatinya dengan penuh senyum. Kamu MEMANG istimewa Dija :)

Sekarang kamu sudah dewasa. Kamu pasti sudah mengerti bahwa setiap bayi perempuan dan bayi laki -laki dilahirkan ke dunia dalam keadaan berbeda. Beberapa memiliki orang tua yang lengkap, beberapa lagi hanya memiliki salah satu, bahkan sisanya hanya sendirian, tidak punya siapa-siapa. Dan kamu Dija, kamu sangat beruntung. Kalau kamu pernah mendengar lagu "Too much love will kill you" (coba tanya tante Elsa kalau kamu tidak tahu lagunya), kamu sekarang bisa bilang dengan lantang kalau lagu itu salah. Karena sebetulnya banyak cinta malah membuatmu tumbuh. Membuatmu lebih berani dan kuat. Kamu MEMANG beruntung :)



Selamat ulang tahun, Dija. Semoga tante Elsa tidak lupa memberikan suratku padamu. Dan semoga, ia juga tidak lupa untuk menunjukkan foto-foto yang aku kirim untukmu. Semoga suatu hari tidak sekedar foto, ya, tapi aku bisa memberimu kue dan kartu ucapan selamat ulang tahun langsung padamu (aku membeli kue dan kartu ucapan selamat ulang tahun sepulang les tadi, ini betul-betul khusus untukmu, lho Dija).
Sekali lagi, selamat ulang tahun. Doa terbaik dariku. Aku yakin kamu pasti bisa melewati usia 17 tahun dengan baik dan penuh kasih. Ibumu pasti bangga dan sedang terseyum di surga sana melihatmu tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan manis :)


peluk dan cium,

xoxo

(Tante Indi)


nb: Dija, mungkin kamu tidak ingat ini, tapi dulu kamu selalu panggil aku "tante". Kamu tahu sesuatu? Kamulah orang pertama yang memanggilku seperti itu meskipun aku punya banyak keponakan. Itu membuatku merasa istimewa dan dekat denganmu, Dija. Panggil aku "Tante Indi" selalu ya, sayang :)

Rabu, 16 Maret 2011

Sweet Award untuk teman-teman baru yang manis :)




Just wanna share my newest design :)


Ah, akhirnya aku punya kesempatan lagi buat post tulisan baru. Paling enak nih saat-saat kaya gini. Duduk di depan komputer, "tanpa tekanan", udah pakai piyama dan hal lain yang harus dikerjain setelah ini cuma satu: terjun ke kasur! Hihihi (nggak bener-bener terjun, of course, lol).


Beberapa waktu yang lalu aku dapet SWEET BLOG award nih dari Dreamy Princess. Aku ucapkan terima kasih banyak-banyak-banyak, ya. I feel so happy :) Meski aku ngerasa blog ini nggak ada sweet-sweet'nya, hihihi. Nah, berhubung blogku nggak sweet, jadi aku mau kasih award ini sama orang-orang yang sudah berlaku sweet banget sama aku meskipun kita nggak saling mengenal. At least belum pernah ketemu secara langsung.


Orang-orang ini adalah mereka yang pernah membahas soal aku, bukuku atau apapun mengenai aku di blog, di facebook atau di twitter'nya. Aku rasa merekalah yang lebih pantas mendapat award ini :) 


Pertama, aku mau kasih award ini sama para facebookers yang sudah berbaik hati mengirimiku pesan tentang novel terbaruku, "Karena Cinta itu Sempurna". Terima kasih banyak ya, meski kadang aku terlambat balas, tapi kalian selalu "manis" sama aku:




"Karena Cinta itu Sempurna" aku udah baca. Bagus Kak Indi! :D
(Bunga Sii ARhinrin)

Nggak nyangka walaupun simple cover, tapi story PERFECTO. Love it ;) Padahal awalnya cuma ngasal ambil novel ini, pas baca belakangnya jadi niat buat beli ;)
(Olivia Marlina Saragih)

Tahu nggak Kak, waktu dapet novel ini aku seneng banget :D
"Karena Cinta itu Sempurna", novel ini ceritanya emang sederhana, buku yang nyeritain tentang kehidupan Kakak dari Kakak lahir sampai sekarang. Tapi ada sesuatu hal yang aku sendiri saja nggak tahu apa namanya yang bikin buku jadi istimewa dan menarik, sangat menarik malah...
Di buku ini juga ada cerita Kak Indi yang sama kaya aku, tentang Kakak sama sahabat Kakak.
"Sahabat adalah selamanya"
Sesuatu yang memang milikku, meskipun menghilang, suatu hari pasti akan kembali.
Novel ini salah satu novel terbaik yang aku baca (menurut aku), bahasanya nggak rumit, ini yang bikin novel ini makin enak dibaca, nggak ngebosenin dan nggak butuh waktu lama buat nyelesein baca buku ini. Ada banyak hal yang kita dapet dari novel Kak Indi ini dan lewat novel ini kita jadi makin tahu siapa Kak Indi itu: Kak Indi yang tegar dan sabar ngejalanin hidupnya dengan cobaan yang dikasih Tuhan buat Kakak :)
O, iya, lagi-lagi novel kedua ini jadi inspirasi buat aku dan buat semua orang yang baca novel Kak Indi
:)
dan...
Aku setuju kalau Kak Indi itu adalah gadis yang punya segalanya dan beruntung ;)

(Tanzilia Fajriati via note)

Ka indiiiii.. Buku 'Karena Cinta itu Sempurna' baguuusss banget.. :))
Semangat terus ya Kak Sugar!

(Skuri Gantira Martadisastra)

Hi indian kecil ... Seumur idup Anez, gue paling benci yang namanya baca novel. Atau baca apapun juga, kecuali partitur piano. But... This is the first time Anez baca novel sampe tamat. Dan baru beres barusan . Tentang story'nya Anes suka banget. Penulis yang handal ... Tetep seperti indi yang Anez kenal. Ceria dan pantang menyerah. Sukses selalu buat Indi. Jangan jadikan kekurangan sebagai kelemahan. Tapi jadikan sebagai motivasi hidup untuk melakukan hal yg terbaik dalam hidup kita. Sukses selalu buat indi.
(Anez Coston)

Kakak :D Aku udah dapet novel Kakak :) Ya ampun Kak! Bagus banget. Aku suka banget sama sikapnya Mika. Sampe-sampe aku mau punya pacar kayak Mika, Kak! :)
(Desti Mayya Hapsari)

Kak Indi tadi aku ke Togamas. Ternyata novel Kakak udah ada. Aku langsung beli :') Kok jadi terharu ya Kaaaak. Kak Indi hebat bisa jadi orang yang tegar :') Aku aja masih sering putus asa :(
(Dinar Atfa Cholifah)

Kak indi bukunya sngat menarik. Temen-temen sekelasku hampir semuanya baca dan pada tanya-tanya, nih. Tiap hari buku-bukunya pada dibaca sama temen-temen. Aku tunggu buku yang lainnya.
(Selpii Eneng)

Kak Indi... bukunya udah selesai aku baca. Butuh 3jam :D Gilak! Bagus Kak. Lagi-lagi aku terharu :') Aku tunggu novel ketiganya Kakak. The best novel ever :)
(Agatha Marisstella)


Kedua, aku mau kasih award ini sama blogger-blogger yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mereview tentang buku-bukuku. Benar-benar suatu kehormatan. Setiap kali membuka email dan dapat tautan tentang post-post ini, selalu saja aku terharu :') Terima kasih banyak, ya:

- Lulu, yang sudah membuat post tentangku dan mereview novel "Karena Cinta itu Sempurna". Baca tulisannya di sini dan di sini.

- Novy, yang membuat tulisan singkat tentang "Waktu Aku sama Mika". Baca tulisannya di sini.

- Frey, yang sudah mereview "Karena Cinta itu Sempurna" dengan lengkap-kap-kap, sampai tokoh-tokohnya pun disebutkan satu persatu, hehehe. Baca tulisannya di sini.


- Asa, yang berhasil bikin aku senyum-senyum karena menyebut "Waktu Aku sama Mika" dan
"Karena Cinta itu Sempurna" sebagai salah dua buku terbaik yang pernah dia baca. Baca tulisannya di sini.

- Alice, yang tulisannya bikin aku terharu dan netesin air mata... Baca tulisannya di sini.


Ketiga, surprisingly, ada beberapa twit yang menampilkan foto novel keduaku. Kenapa? Aku juga nggak tahu. Yang pasti aku seneng banget dan bangga. Terima kasih banyaaaak :D



Dari @altdistriana

Dari @pravitavita


Mungkin kalian bingung kenapa aku sampai sesenang ini waktu membaca post-post tentang aku. Buat orang lain ini mungkin hal biasa, tapi untukku ini rasanya menyenangkan, membahagiakan. Hmm, apa namanya, ya? Oh, ini... Aku merasa dapat banyak teman baru dan dicintai... Itu saja ;)

Rabu, 02 Maret 2011

Lakukan saja! :)


Ah, senangnya akhirnya aku bisa nulis lagi di sini. Meski baru 2 minggu belakangan saja sibuknya, tapi rasanya sudah berbulan-bulan, hehehe. Apalagi sibuknya makin "terasa" waktu baca banyak pesan dari pembaca yang bilang kalau mereka nggak kebagian buku (plus tanda tangan) ku. Sedih dan "capek" banget rasanya, soalnya maunya aku sih semua kebagian buku. Tapi ada daya (ya ampun kata-katanya, lol) jatah buku dari penerbit sudah habis, bis, bis :)

Tapi hari ini, di sinilah aku, santai di depan komputer di dalam kamar. Baru saja ganti baju pakai piyama, cuci muka, tangan, kaki dan baluran minyak telon (iya, iya, aku memang nggak mandi, lol). Ada sesuatu yang sudah lama pengen aku share, dan hari ini rasanya hari yang tepat.
Jadi begini ceritanya...
*just ignored my "norak" language, lol*






Banyak yang bertanya, kenapa novel "Waktu Aku sama Mika" punyaku bisa terbit. Padahal sebelumnya aku belum pernah menulis dan nggak pernah kenal sesorang yang bisa menerbitkan buku. Ada yang menebak aku menerbitkan dengan biaya sendiri, tapi tentu saja tebakan itu salah :) Sebetulnya "Waktu Aku sama Mika" sama sekali nggak direncanakan untuk dibukukan, tapi itu cuma diary pribadiku yang setelah 1 tahun baru diputuskan untuk dibuat blog'nya di Friendster. Nggak disangka, ternyata ada seorang penyunting dari Homerian Pustaka yang baca post-post pendekku. Dia bertanya apa aku berminat untuk membukukan tulisan-tulisanku. Wah, aku keget bukan main waktu disodori kontrak. Sampai-sampai aku sempet bengong selama 1 minggu, hehehe. Tapi dengan yakin aku bilang "YA!" untuk kontrak itu.

Aku nggak pernah tahu kalau novelku ternyata bisa mempengaruhi pembacanya. Ada yang bilang bahwa membaca kisahku membuat dia tahu lebih banyak tentang scoliosis, ada juga yang menjadi lebih "berdamai" dengan HIV/AIDS. Bahkan ada juga yang mengaku merasa "aman" setelah membaca bukuku karena dia--mereka--senasib dengan kisah yang ada dibukuku ("Waktu Aku sama Mika" menceritakan tentang hari-hariku sebagai pengidap scoliosis dan ketika aku berpacaran dengan Mika, seorang pengidap AIDS, btw). Semenjak itu, aku jadi tahu sesuatu: Untuk didengarkan aku hanya perlu bicara. Aku hanya perlu... lakukan saja!



"Waktu Aku sama Mika", sudah 4 kali cetak ulang :)



Waktu kecil aku punya banyak mimpi. Dari mulai mimpi jadi model video clip Michael Jackson (seriously!), bikin perusahaan es krim sendiri, sampai mimpi punya sekolah keren yang fasilitasnya support buat pengidap scoliosis kaya aku (hehehe, yang satu ini benar-benar berdasarkan pengalaman pribadi). Tapi sayang, waktu kecil itu sampai "mimpi doang". Aku sama sekali nggak berusaha mewujudkan semuanya. Rasanya sudah cukup nikmat ngebayangin aku digendong MJ sambil bawa lilin (wuahahaha) atau ngebayangin belajar di sekolah yang nggak ada tangganya, pakai lift dan ada kelas yoga chiropractic'nya.
Sekarang sih memang sudah terlambat. MJ sudah ada di surga, minatku terhadap es krim nggak sebesar dulu dan aku sudah lulus sekolah.

Hmm, coba ya kalau dulu aku kepikiran buat speak up--bicara--sama seseorang yang lebih dewasa, mungkin wajahku sekarang ada di video clip "Heal the World", hehehehe. Hush! Itu sih artinyaku masih cuma bermimpi tanpa melakukan apa-apa :p
"Waktu Aku sama Mika" jadi langkah kecilku, semenjak itu aku mulai lakukan sesuatu, bukan cuma bermimpi. Aku ingin banyak orang tahu tentang HIV/AIDS. Aku ingin menghapuskan prasangka dan ketakutan masyarakat awam tentang penyakit tersebut. Terdengar naif? Memang :) Tapi toh aku tetap lakukan. Aku mulai menjadi relawan di Yayasan AIDS, menulis buletin untuk kampus dan membuat pin-pin kecil yang isinya quote-quote buatan aku sendiri. Mungkin yang memperhatikan cuma sedikit, mungkin yang berubah juga cuma sedikit. Tapi aku nggak peduli. Sedikit lebih baik dari tidak sama sekali dan aku percaya kebaikan itu menular. Aku yakin di luar sana ada orang yang "tertular" dan melanjutkan niat baikku. Dan aku juga yakin, Tuhan pasti membantu umatnya yang berdoa dan mengusahakan perubahan baik, sekecil apapun itu :)

Begitu juga soal scoliosis. Aku mulai bicara dan nggak lagi diam tapi ingin didengarkan. Aku sadar banyak scolioser-scolioser (pengidap scoliosis) yang kurang terperhatikan. Ironisnya, pengidapnya sendiri yang kurang perhatian. Sebabnya memang macam-macam, bisa karena kekurangan informasi atau karena kurangnya biaya untuk berobat (okay, scoliosis memang nggak ada obatnya, tapi at least ada terapi untuk memperlambat/mengurangi kelengkungannya). Padahal 9 dari 10 pengidap scoliosis adalah perempuan, yang biasanya suatu hari akan menikah dan memiliki anak. Kebanyakan perempuan yang mengidap scoliosis anaknya akan mengidap kelainan yang sama. Ini memang sulit dicegah tapi tentu saja kalau diketahui sejak dini bisa ditanggulangi/diminimalisir tingkat kerusakannya.
Jujur saja, untuk hal ini langkahku untuk didengar agak tertatih-tatih. Aku memulainya dengan mengirim surat pada majalah Gogirl. Nggak disangka ternyata suratku bukan cuma dibalas, tapi reporternya datang untuk mewawancaraiku! Dari satu majalah ke majalah lain, aku mulai bicara dan memberitahu apa itu scoliosis pada siapa saja yang membaca. Tawaran untuk bicara di acara launching Masyarakat Scoliosis Indonesia pun datang. Lebih banyak lagi yang bisa aku bagi. Malah, bahagia sekali waktu akhirnya aku bisa muncul di TV. Sebuah surat yang aku kirim kepada Rosiana Silalahi ternyata dijawab melalui telepon dua hari kemudian oleh Rossy--panggilan Rosiana Silalahi--sendiri. Aku ditawari untuk tampil diacaranya (Rossy-Global TV) dengan tema "Menembus Batas". Tanpa ragu (tapi bukan berarti tanpa grogi, hihihi) aku menerima tawaran itu. Bahagianya aku bisa bercerita banyak dan memberikan informasi soal scoliosis lebih banyak. Aku juga bangga karena bisa ada disana untuk berbicara, padahal aku bukan "siapa-siapa". Berbeda dengan bintang tamu-bintang tamu yang biasanya (sempat ada Krisdayanti, Jusuf Kalla, dll). Tapi sayangnya, untuk bebicara di media lokal ternyata jalannya panjaaaaaaaaaaang kayak coki-coki, lol. Aku baru bisa bicara di TV Bandung justru setelah sebelumnya ada di media-media luar Jawa Barat. Agak aneh. Dan sulit... Tapi aku lega karena usahaku membuahkan hasil :)



Untuk program "Rossy".


Untuk program "Hati ke Hati".



Begitulah, tiba-tiba aku lebih berani untuk mengeluarkan ide, mengemukakan pendapat tanpa takut ditolak. Hidupku nggak selalu mudah, kok. Untuk novel keduaku  saja sempat mengalami revisi dan sedikit pengunduran tanggal terbit sebelum akhirnya bisa ada di rak-rak Gramedia dan toko buku lain :) Tapi apapun itu, aku nggak mau mundur untuk mewujudkan mimpi-mimpiku... mimpi untuk perubahan. Aku percaya langkah kecilku pasti ada artinya. Pasti ada yang membantu dan Tuhan bantu aku.
Beberapa waktu lalu aku bahkan punya ide "gila" untuk membuat buku tentang hewan. Rasanya masih jarang sekali orang Indonesia yang menerbitkan, dan untuk peminatnya juga aku belum tahu. Dengan sedikit nekat aku mengirim email pada penerbit. Aku jelaskan konsep bukunya dan tujuan buku ini untuk amal. Royaltinya akan aku sumbangkan ke Kebun Binatang dan organisasi-organisasi fauna.
Kalian tahu apa jawabannya?
Mereka bilang, "YA!" :)

Ya, untuk mewujudkan sesuatu memang nggak mudah. Tapi nggak ada ruginya mencoba. Lebih baik mengeluarkan sedikit tenaga untuk bicara, bertanya dan mengemukakan maksud kita. Lakukan! Kalaupun nggak--belum--berhasil, toh akan ada kesempatan lain dan pasti ada pelajaran yang diambil. Lagipula--sekali lagi--, Tuhan pasti membantu niat baik umatNya.

Jadi apa impian kalian? ;)



"Karena Cinta Itu Sempurna" at the bookstores NOW!


--------------------------------------------------------------------------------------------------------


Baca tulisan-tulisan blogger/artikel tentangku disini:

- Blog Sisca
- Blog Fatara
- Blog Sheila
- Blog Ocky
- Blog Ahmed (he's my classmate)
- Blog Adina

- Blog Frey
- Blog Aryba
- Blog Avi
- Blog Bobby
- Blog Ucig
- Lintas Berita: Waktu Aku sama Mika
- Ngerumpi.com: Waktu Aku sama Mika
- Forum kafe Gaul,
dan lain-lain :)