Sabtu, 26 Februari 2011

Karena Cinta itu Sempurna (komentar-komentar)

Halo semua, apa kabar? Semoga semua dalam keadaan baik, ya. Well at least "sebaik" aku deh, meskipun kena flu yang penting masih bisa senyum, hihihi :)




Kalau ada yang baca postku sebelum ini, pasti sudah tau kalau novel keduaku, "Karena Cinta itu Sempurna" akhirnya selesai cetak dan sudah bisa dipesan lewat penerbit (Homerian Pustaka). Thank God! Aku bersyukur sekali, karena hasil kerja keras selama 3 bulan akhirnya terbayar. Aku sudah bisa menemukan email atau SMS yang isinya komentar pembaca tentang novel terbaruku itu. Hihihi, meski ini bukan pertama kali, tapi aku masih deg-deg'an aja tiap baca komentar. Rasanya nggak percaya, soalnya waktu SMP aku langganan dapet nilai 7 untuk pelajaran bahasa Indonesia :p

Hmm, daripada aku malah spoiler isi bukunya, lebih baik aku share aja komentar-komentarnya, ya. Rasanya lebih "adil", kan daripada aku yang bercerita? :)



Karena Cinta Itu Sempurna :)


 

Komentar-komentar untuk "Karena Cinta itu Sempurna":

"Kak Indi, novel "Karena Cinta itu Sempurna" sudah sampai di rumahku kemarin, dan aku sudah selesai membacanya hari ini.
Ceritanya bagus sekali, aku ikut terhanyut dalam ceritanya. Ketika ada cerita yang menurutku lucu, aku tersenyum bahkan tertawa, ketika ada cerita yang menurutku sedih atau mengharukan, aku nangis. Ketika ada bagian yg 'so sweet' atau romantis, aku jadi iri...
Tapi cerita Kakak buat aku jadi tegar! Membuat aku mensyukuri apa yang aku punya selama ini. Betapa beruntungnya aku, betapa uniknya aku, betapa cantiknya aku sebagai diriku sendiri.
Terima kasih ya, Kak...
Terus berkarya, aku tunggu karya-karya selanjutnya. Karena aku membutuhkannya :')

peluksium
(Antonietta Inge Putrida)



"Kak indi, aku sudah tamat lagi baca novelnya.
Kata-katanya nggak berubah. Tetap apa adanya :)
Seru banget. Salut deh . :) ".
(Fiary)



"Novel Kakak semuanya penuh arti :) Sebenarnya aku nggak seberapa suka baca novel. Seumur hidup aku baru baca 4 novel. Yang 2 menurutku biasa saja. Tapi semenjak ada novel-novel Kakak aku jadi betah baca novel. Bahkan aku baca novel Kakak yang pertama lebih dari 5 kali. Benar-benar menyenangkan baca novel Kakak :) ".
(Adelin)



"Indi novelnya sudah aku terima dan sudah aku baca :) nice story :)"
(Novie Ariyani Hasanah)




Aku juga nemu beberapa blogger yang bahas soal buku baruku. Ini link'nya:


Wah, senangnya. Bukan bermaksud berlebihan, tapi ternyata kalau kita menulis "pakai" hati, yang membaca juga bisa merasakan :D
Selain komentar-komentar manis, novel keduaku ini juga ternyata membawa berkah di tengah "kehausan" ku, hihihi. Belakangan ini aku mulai jarang membaca buku. Bukannya malas, tapi isi dompet sedang nggak mengizinkan. Thank God, ternyata ada beberapa penulis yang mau membarter karyanya dengan "Karena Cinta itu Sempurna"! Terima kasih banyak-banyak-banyak untuk tante Endang Setyani dan Monica Petra yang sudah mengirimkan buku-bukunya :)

Sebenarnya impianku untuk buku ini nggak muluk-muluk. Aku cuma mau yang membaca bisa merasakan apa yang aku tulis. Waktu aku menulis, aku dalam keadaan bahagia dan penuh syukur. Semoga kalian bisa merasakannya juga. Amen! :)



"Surga Buat Habibie" dari Tante Endang dan "You're in My Heart" dari Monica Petra.

Selasa, 22 Februari 2011

Introducing My New Novel.... and My New Dress Too, lol :p

Halo, halo, halooo..
Sebelum mulai cerita, aku mau bilang kalau... AKU NEMU ACCOUNT TWITTER'NYA STEVEN TYLER! Hihihihi.. He's my idol since I was 7. No wonder kan kalau aku sesenang ini, lol.
(Okay, aku nyadar kok buat banyak orang kayanya kalimat di atas nggak penting banget -__-')


Tanggal 19 Februari yang lalu, akhirnya paket yang aku tunggu-tunggu datang juga: 1 kardus penuh buku "Karena Cinta itu Sempurna", novel terbaruku! Hurray! :D
Begitu Bokap bilang kalau aku dapat paket, aku langsung peluk kardusnya dan nggak izinin siapapun buat buka isinya, hihihihi.

Tapi buku-buku ini sebenarnya cuma menginap di rumah selama 1 malam, soalnya harus segera dikirim sama pembaca-pembaca yang pre order dan menginginkan tanda-tanganku (ehm, jadi malu). Sedih juga karena cepat sekali aku harus berpisah dengan mereka :'D





Sebagian besar buku yang dipesan, sudah ditanda tangani dan gak muat di kasur :p



Nggak sabar deh pengen pengen denger kabar dari yang sudah menerima bukunya. Semoga saja sesuai harapan dan mendatangkan manfaat, ya. Amen...
Untuk teman-teman lain yang mau dapat bukunya duluan bisa pesan lewat penerbitnya, kok. Kirim email saja ke hokic@yahoo.com (Homerian Pustaka). Untuk yang mau beli di toko buku harus agak bersabar ya, karena diperkirakan baru masuk Gramedia, dkk sekitar akhir Februari atau awal Maret 2011. Harganya baik lewat penerbit atau lewat toko buku sama-sama Rp. 29.000 :)



"Kehidupanku diawali dari sebuah kelahiran, tentu saja. 2,95 kg, 51 cm. Penuh rasa ingin tahu tapi juga kebingungan. Akan kemana? Menjadi apa? Sampai Tuhan memberiku petunjukNya satu-persatu. Scoliosis. Mika. HIV/AIDS. Dan kepergian Mika...
Awalnya petunjuk-petunjuk itu tampak seperti benang kusut untukku. Aku bisa menyentuhnya tapi sulit untuk menemukan ujungnya agar aku bisa mengurainya secara berurutan. Aku bahkan sempat mengira semuanya adalah bencana. Sempat... selama bertahun-tahun. Lalu Tuhan membantuku untuk mengurutkan semuanya, menempatkan segala peristiwa yang diberikanNYA sebagai reaksi berantai". (Karena Cinta itu Sempurna-Indi)



Buku-buku siap dikirim :)



Oya, selain baru bikin novel, aku juga baru bikin desain dress terbaru nih. Belum ada namanya, tapi yang pasti it's super cute and I love it so much! Puas banget sama hasilnya, padahal percobaan pertama pakai teknik "smock", lho! Enjoy! :))





I.N.D.I
twitter: @indisugarmika
Facebook: Indi Sugar

Selasa, 15 Februari 2011

Happy birthday, Mommy :)





Ini sedikit telat, tapi tanggal 10 Februari lalu nyokap---yang biasa aku panggil Ibu---ulang tahun.
Kata orang, aku seperti versi mininya Ibu. Secara fisik kami sama-sama berkulit putih, sipit dan punya rambut tebal lurus. Kami juga sama-sama suka dunia fashion, Ibu suka merancang baju dan aku sering jadi modelnya Ibu, sampai-sampai aku ikut "tertular" merancang baju :)

Tapi tetap saja kami dua manusia yang berbeda. Karakter kami berlainan 180 derajat. Ibu orangnya cenderung serius, jarang berimajinasi dan supel. Sedangkan aku, aku seperti gadis kecil yang terperangkap dalam tubuh gadis dewasa, suka berimajinasi, terkadang naif dan sering kesulitan kalau bertemu dengan orang baru.



Ibu dan aku di butiknya :)

Keluarga kami.



Kami kadang berselisih paham. Kami kadang nggak saling bicara untuk beberapa jam. Kami kadang saling memasang wajah cemberut. Tapi kami saling mencintai. Terlebih, aku mencintainya. Sangat!

Kami sering tertawa bersama. Kami sering bergosip bersama. Kami sering "naksir" laki-laki yang sama. Kami sering merancang baju bersama. Kami bersenang-senang bersama. Sering kali!

Aku dan Ibu nggak selalu bisa saling baca pikiran, terkadang perbedaan usia membuatku harus menjelaskan apa yang aku maksud dengan lebih detail. Begitu juga Ibu, terkadang ia harus berbicara agak tegas supaya aku mengerti apa yang ia maksud dan---tentu saja---membuatku teringat bahwa ia lahir lebih dulu, bahwa ia lebih tahu...


Ibu: "Tadi les bahasa Inggris belajar apa saja, Kak?"
Aku: "Aku belajar di Lab, nonton DVD tanpa text Inggris dan harus mengerti".
Ibu: "Apa? Kalau yang seperti itu bukannya kamu sudah sering di rumah???"
Aku: *dalem hati: "Yah, itu mah namanya aku nonton DVD bajakan kali, Bu..."*

Atau,

Ibu: "Jadi anak perempuan, kalau lagi datang bulan jangan kebanyakan tiduran. Masa dari pagi sampai siang belum bangun-bangun, nanti tembus, lho".
Aku: "Iya, Bu". (sambil terus tidur-tiduran di karpet sambil ngemil Oreo).
Ibu: "Kok masih tiduran juga? Masih muda sudah pemalas, apalagi nanti".
Aku: "Iya, Bu, sebentar lagi nanggung". (sambil pindah-pindahin saluran TV cari film kartun).
Ibu: "Kakak! Bangun dulu sebentar, lihat tuh celana kamu kaya apa!"
Aku: "Apa? Nggak apa-apa, kok..." (sambil cepet-cepet bangun, kabur ke kamar mandi dan nutupin celana yang penuh noda sampai batas paha).


Aku mengenal Ibu sejak aku lahir. Ia yang mengajarkanku bagaimana cara untuk bertahan di tengah-tengah dunia yang kadang nggak ramah. Ia orang pertama yang aku ajak bicara tentang laki-laki yang aku taksir. Ia juga orang pertama yang mengajarkanku cara berdebat, mengatakan tidak dan merengek sampai menangis...
Terkadang aku memanggilnya "Boss" kalau lagi kesal. Tekadang Ibu memanggil dengan nama depanku kalau lagi jengkel. Tapi---sekali lagi--- kami saling mencintai. Sungguh, sangat.

Seperti suatu hari di ulang tahunku beberapa tahun lalu...

Ibu: (mengetuk kamarku lalu membuka pintunya pelan-pelan) "Kak, tahun ini ulang tahunnya nggak ada kue, ya. Ibu sama Bapak lagi nggak ada budget. Tapi ini ada uang untuk beli pizza, kamu nanti telepon Pizza Hut saja dan pilih mana yang kamu suka".
Aku: (nahan nangis, minta Ibu keluar kamar dan tutup pintunya rapat-rapat).


Waktu itu aku nggak bisa menahan haru. Aku terharu Ibu masih berniat menggantikan kue dengan pizza di saat yang lagi sulit. Aku tahu tindakanku yang "mengusir" Ibu berkesan kasar dan menimbulkan salah paham. Tapi aku nggak mau ia lihat aku nangis. Sampai akhirnya, keesokan harinya, waktu aku bangun tidur aku betul-betul nangis di depan Ibu. Ia membelikanku kue! Katanya Ibu takut membuatku kecewa semalam...

Dan, 10 Februari 2011, Ibu ulang tahun. Aku nggak bisa kasih apa-apa selain kue kecil dengan lilin sisa tahun lalu. Itupun hasil patungan dengan Ray (yang sampai sekarang belum aku ganti---mungkin nggak akan pernah---). Aku kasih kuenya waktu Ibu nonton TV dan ia pikir aku lupa dengan ultahnya. Ibu bahagia sekali. Ia meniup lilinnya dengan bangga dan mengajakku, Adik dan Bapak untuk berfoto bersama.
Seharian Ibu tersenyum. Aku kagum betapa mudahnya membuat ia tersenyum dan berbahagia. Cuma sebuah kejutan kecil... Kejutan kecil yang nggak ada apa-apanya dibandingkan kerepotan mengurus aku selama 24 tahun!





Happy birthday Mommy,
Terima kasih sudah menjadi parner seumur hidupku untuk berdebat, bergosip dan menjadi guru yang paling hebat.
Aku sayang Ibu selalu, selalu, selalu. Sampai kapanpun. Kalau aku menikah nanti aku tetap mengunjungi Ibu, setiap natal, setiap tahun baru, setiap lebaran, setiap nyepi, setiap hanukah, setiap paskah, setiap waisak, setiap... setiap hari raya apapun, Bu, aku pasti akan datang!

salam sayang,
Kakak Indi


nb: Kalau nanti aku datangnya setiap hari, boleh nggak?...



Kamis, 10 Februari 2011

Me, Talking about fashion



Waaaah, aku dapat award lagi, nih! Hahahaha, setelah bikin blog di sini, aku baru tahu ternyata di dunia blogging ada yang seperti ini :D

Untuk ketiga kalinya aku dapat award yang sama, yaitu STYLISH BLOGGER award. Seneng, meski agak heran, soalnya aku bukan fashion blogger, lho... Aku cuma blogger yang hobi share cerita pada khalayak ramai (lho? Hihihihi). Postinganku juga isinya jauh banget dari dunia fashion. Seringnya tentang pengalaman sehari-hari aja yang nggak jauh dari hobi menulis aku, anjing kesayanganku, atau malah tentang terapi scoliosisku. Hmm, tunggu sebentar... Apa ini karena hobi mendesain bajuku? Atau... atau... Hush! Sudah, lah. Yang pasti aku sangat berterima kasih sama teman-teman yang berbaik hati memberi aku award. Beneran, ini berarti banget buatku :)
Oya, award kali ini datang dari Rizka (http://www.blogger.com/profile/04110917125826084286). Thanks a bunch ya, dear!





Sebagai penerima award, aku harus mendeskripsikan 8 hal tentang diri sendiri. Nah, karena di dua post sebelumnya sudah pernah (iya, iya... tenang aja, aku juga nggak mau bikin kalian bosan, kok :) ), jadi kali ini aku akan membagi 8 hal tentangku yang berkaitan dengan DUNIA FASHION. Bagaimana? Setuju para pembaca yang budiman? :)
(pernah membaca sapaan ini di suatu tempat, tapi aku lupa dimana, lol).

1. I have a fashionable mom
Yup, nyokap atau yang biasa dipanggil Ibu memang sangat fashionable. Waktu remaja beliau pernah menjadi model untuk produk rokok internasional. Setelah itu karier'nya berlanjut di catwalk dan kemudian berhenti untuk menjadi ibu rumah tangga. Sampai hari ini (dan aku harap selalu, amen), Ibu masih care dengan dunia fashion. Beliau punya butik kecil-kecilan dan semua desain 100% dikerjakan sendiri :) Ain't she's wonderful?




2. When I was a baby, I'm boyish and girly at the same time
Hahaha, ini betulan! Mungkin sudah ada yang tahu kalau waktu lahir rambutku warnanya emas dan tipis sampai hampir terlihat botak. Ini bisa jadi faktor kenapa aku malah mirip kaya bayi laki-laki. Tapi ada satu hal lagi yang lebih meyakinkan kenapa aku terlihat boyish: Ibu sering dandani aku dengan overall atau (minimal) bretel! Hihihihi...Belum lagi rambutku yang maskulin itu ditutupi dengan topi. Modelnya beragam. Dari mulai trucker hat sampai topi pet, hihihi. Uniknya, diwaktu bersamaan aku juga tampil feminim. Ya, nyokap itu memang fashionable. Jadi seleranya sering berubah tergantung mood atau tren. Kadang aku juga didandani ala tuan puteri. Lengkap dengan rok lebar dan pita rambut. Hihihihi...
(tiba-tiba lega sekarang sudah besar, lol).


3. Pernah punya rambut model mohawk
It's kinda embarrassing :S Waktu kelas 2 SMA aku pernah iseng potong rambut berponiku jadi mohawk. Segera setelah itu guru-guruku di sekolah kena "serangan jantung" dan teman-temanku mempertanyakan tentang kewarasanku, hahahaha :') Ortuku sendiri nggak bermasalah karena tahu betul anak kesayangannya ini (yang masih ABG labil, lol) cuma lagi dalam fase mencari jati diri. Aku sendiri cuma betah pakai model ini selama beberapa bulan, karena ternyata mohawk butuh pengguntingan rambut yang sering. Setelah rambutku balik normal, ternyata teman-teman satu kelas nggak begitu saja melupakan peristiwa menggemparkan itu. Buku tahunan sekolahku memasang gambar kartunku dengan MASIH berambut mohawk! *nyesel*


4. I design my own clothes
Ini dimulai sejak terapis scoliosisku bilang kalau aku punya good fashion sense. Dia bilang (namanya dr. Ricard Kane, btw), kalau aku dewasa nanti profesi yang pas untukku adalah menjadi seorang fashion designer. Hehehe, waktu itu aku nggak percaya, soalnya aku lebih tertarik sama dunia menulis daripada dunia fashion. Tapi ternyata, 1 tahun kemudian aku mulai sering kepikiran kata-kata dr. Richard. Coba-coba coret sana-sini, jadilah desain dress pertamaku. Namanya "Sailor Babbitt", Babbitt diambil dari nama Charlie Babbitt di film Rainman. Sejak saat itu aku jadi lebih PD buat pakai baju desain sendiri daripada beli dari toko ;)



"Sailor Babbitt".



5. Fashion critics couple
Seringnya aku dan Ray diam cukup lama di suatu spot mall, berbicang tentang hidup, saling bertukar jokes, berdiskusi dan... mengkritik cara berpakaian para mengunjung mall, hihihihi.
Kami nggak bermaksud kasar. Ini cuma untuk have fun, dan yang kami kritik biasanya yang berpakaian kurang "cocok" aja untuk ke mall. Misalnya terlalu "pesta" atau malah terlalu "kusut". Untuk urusan selera, kami nggak pernah bermasalah. Fashion tiap orang itu "keren" asalkan tahu tempat.


6. Stocking, feety, tight=my fashion statement
Kebiasaan sejak kecil. Mau apa lagi? Hehehehe.




Hahaha, tabrak warna. Iseng, tapi sukaaaa :)




7. The next Diane Keaton and Julie Andrews? LOL.
What do you think, guys? Melihat kesamaan kami bertiga? Hihihihihi, kidding :)
Maksudnya, aku nggak mirip-miripin diri sama mereka, kok. Tapi aku, Diane Keaton dan Julie Andrews sama-sama nggak pernah ubah gaya rambutnya sejak berabad-abad lalu! Aku nggak tahu dengan alasan mereka, tapi aku sendiri bener-bener kebingungan, haircut apa yang cocok dengan wajahku? Malah stylishku di salon sangat-sangat-sangat takut ambil resiko untuk ganti potongan rambutku. Katanya, "Sejauh ini cuma potongan rambut seperti ini yang cocok sama kamu". Hihihihi, pernah sih poniku dibuat nyamping atau dipotong shaggy. Tapi nggak pernah bertahan lama. Terpaksa aku setuju dengan pendapat si stylish salon: Sejauh ini cuma potongan bob klasik berponi yang cocok buatku!



My forever haircut. (Coba-coba nggak senyum, menyesuaikan dengan si boneka porselen, hahaha).



8. Smile!
"Who cares what they're wearing on Main Street or Saville Row. It's what you wear from ear to ear and not from head to toe".
Hihihi, aku selalu tersenyum. Buatku baju yang bagus nggak ada artinya kalau mukaku cemberut :)



Nah, itu dia 8 hal tentang "dunia fashion" ku. Ketauan kan kalau aku bukan memang fashion blogger? Memang :) Tapi aku menyukai fashion dan menikmati fashion (yes, I do read fashion magazine, tapi nggak mengikuti apa yang ada disana. Inspired, maybe. But I HAVE my own style).

Sekarang ada 1 lagi nih tugasku sebagai penerima award, yaitu aku harus kasih award ini ke 8 blogger yang menurutku deserve untuk menerima (waw, suatu kehormatan! Hihi).
Here they are...
1. Lulu (http://supermansnotdead.blogspot.com/): for her red hot rock hair (RIP, Lu, turut berduka cita, lol)
2. Kelly (http://robotickelly.blogspot.com/): for her simple but cute style.
3. Laras (http://larasarum.blogspot.com/): yaiy for her long hair!
4. Dorothy (http://fashionnista-dorothy.blogspot.com/): for her edgy style.
5. Natalie (http://thnatalie.blogspot.com/): your last post is so yummy, hahahaha ;)
6. Tria (http://ladymitroz.blogspot.com/): i love your lipstick!
7. Dita (http://pramuditapuspitatemi.blogspot.com/): getwell soon ya, hunsy... ayo update lagi :)
8. Evita/Chacha (http://jellyjellybeans.blogspot.com/): aku naksir sama dress panjangmu. Kayanya itu Zara for kids. Muat di aku gak ya? Lol.

Dan... aku mau nambahain 1 award lagi, nih (aku kan dapet kehormatan kasih award sama yang lain, jadi nggak apa-apa kan kalau aku kasih lebih, hehehe). Award buat Amelia (http://ameliasaga.blogspot.com/): buat kreasinya yang kreatif dan keberaniannya untuk berganti style tahun ini.

Selesai! :) Semoga para penerima award berkenan untuk post award'nya di blog masing-masing ya. Dan jangan untuk post link aku dan share 8 hal tentang kalian (ya, anggap saja belajar tulis pidato buat dapetin piala Oscar nanti, hihihi).
Oh, ya hampir lupa. Terakhir, ada 1 hal lagi tentang fashion dari aku: You looked ugly when you feels un-comfy. Aku nggak pernah memaksakan pakai sesuatu kalau nggak nyaman. Waktu aku, kalian atau siapapun nyaman dan percaya diri dengan apa yang dipakai, itu artinya kita sudah terlihat sylish! :)


Smile,
i.n.d.i


Sabtu, 05 Februari 2011

Tentang Kebahagiaan :)



Hore :D Akhirnya aku bisa posting lagi! Hihihi, aku terlambat bayar tagihan, nih. Jadi internetku nggak bisa hidup selama 3 hari, lol.
Jadi bagaimana kabar kalian semua? Baik? Semoga semua baik, ya dan yang lagi sakit semoga cepet sembuh. Ameeeeeeen...
Di hari perdana aku on line ini (perdana setelah bayar tagihan maksudnya, hahaha), aku kaget sekaligus seneng lihat blogku komentar dan followernya bertambah. Terima kasih ya, teman-teman. Jadi terharu nih ternyata setelah cukup lama nggak up date masih ada yang berkunjung, huhuhu :')


Hmm, hari ini aku mau cerita apa ya? *bingung karena nggak biasa mencet keyboard selama 3 hari, lol*
Hmm... Oh, ya ini aja: Tentang kebahagiaan :D
Suatu hari, waktu aku lagi buka-buka pesan di FB (aku cuma buka inbox'nya satu minggu sekali), aku nemuin banyak banget pesan yang isinya hampir sama. Kalau diringkas, kira-kira isinya seperti ini:
"Kak Indi, kenapa sih setiap aku buka page'nya selalu ceria? Emang kakak nggak pernah sedih ya? Pasti enak ya jadi kakak, punya segalanya dan mau apa-apa pasti mudah. Aku jadi iri..."

Jujur aja, aku nggak tahu jawaban tepat buat jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi kalau jawaban jujur, ya aku punya...
Kehidupanku nggak sempurna, banyak kok orang lain yang hidupnya lebih "punya segalanya" dari pada aku. Coba tengok rumah keluargaku, kami tinggal di lingkungan "rata-rata" yang jalannya rusak parah. Lampu jalan utama menuju rumah selalu minim dan supir taxi jarang tahu daerah sini. Orangtuaku juga bukan pasangan kaya-raya. Mereka membuka usaha jahitan sejak belasan tahun lalu---beberapa tahun setelah bokap berhenti kerja formal karena PHK dan sampai hari ini---. Kesehatanku juga nggak sempurna, aku scoliosis sejak kecil. Banyak keterbatasan yang harus aku hadapi, bahkan sejak aku baru belajar membaca.

Apa aku bahagia?
Iya, aku bahagia. Sangat. Tapi bukan berarti aku nggak pernah sedih. Hidup kan memang nggak mudah meski tetap bisa dinikmati :)

***

Sejak kecil aku gampang tertawa. Entahlah, rasanya aku diberkati karena selalu menemukan hal lucu setiap hari. Mungkin untuk sebagian orang biasa saja, tapi buatku memang "selucu" itu. Aku sering mentertawakan diri sendiri. Bahkan saat aku terapi dan melihat pantulan diriku di cermin, pasti aku ketawa---minimal senyum--ngeliat atribut ajaib yang melekat di tubuhku. Begitu juga kalau aku sedang jalan-jalan. Ke mall atau bahkan di depan rumah waktu jalan santai, aku selalu menemukan hal lucu yang bisa bikin hatiku bahagia seharian.



Aku waktu umur 4 tahun, hihihi...


"Menggila" di depan rumah Nenek.



Aku selalu jujur dengan perasaanku, waktu senang pasti aku bilang, waktu sedih aku nggak segan-segan membaginya di status facebook atau twitter (untukku itu nggak masalah selama isinya bukan keluh-kesah, kata-kata negatif atau umpatan yang cuma bikin orang yang baca ikut sedih/kesal). Teman-teman onlineku banyak yang bilang kalau statusku justru kebanyakan tentang kebahagiaan daripada tentang kesedihan. Banyak diantara mereka yang menanggapi positif dan memberikan doa supaya aku bisa selalu bahagia. Tapi ada juga (ya, satu atau dua orang) yang malah memberikan komentar usil yang bikin aku bingung kaya,

"Itu sih elo. Lo nggak tahu aja hidup gue susahnya kaya apa!"
Atau seperti,
"Tolong remove saya dari account ini karena saya muak liat muka kamu yang selalu senyum!"
(Nah, yang terakhir itu betul-betul aneh. Tapi demi Tuhan, aku memang pernah menerima komentar seperti itu, lol).

Diberi komentar seperti itu, aku lebih baik membiarkan atau melakukan apa yang mereka inginkan. Bukannya aku takut, tapi aku mengerti kalau mereka yang sedang bersedih mungkin merasa lebih baik kalau mengumpat atau mencaci orang lain (sayangnya, kali ini korbannya adalah aku, hehehe). Tapi aku yakin itu cara salah. Sekeras apapun seseorang mencaci, dia pasti nggak akan pernah bisa bahagia. Karena saat kita menyakiti seseorang, sebenarnya kita sedang menyakiti diri sendiri.
Aku lebih suka mengambil jalan lain untuk berbahagia,
Aku menikmati!
Aku yakin kok hidup itu memang cara legal yang Tuhan beri supaya kita "bersenang-senang". Saat kita ada masalah, nggak apa-apa untuk bersedih, tapi aku lebih suka sebentar saja, lalu berusaha mencari jalan keluar sampai berhasil dan nggak sabar bilang, "Tuh, kan aku bisa" waktu semuanya sudah membaik :)

Menikmati juga berarti "menerima" apa yang kita punya. Aku kurang setuju saat seseorang memiliki sesuatu yang "cuma segitu-segitunya" tapi malah menyia-nyiakan, mengeluh dan meminta lebih. Ini memang kedengeran klise, tapi kalimat bijak "Jangan lihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah" betul-betul bisa dipraktekan di dunia nyata, kok. Pernah nggak terpikir, waktu kita ribut setengah mati pengen parfume merk "A" atau pengen ganti handphone dengan merk "B", di luar sana ada cewek-cewek seumuran kita yang lagi bersedih karena seragam sekolahnya masih basah padahal dia harus pergi pagi-pagi dan dia nggak punya seragam cadangan?
Aku nggak suka mikirin itu, jadi aku lebih memilih menerima daripada menginginkan lebih. (Sambil berusaha mendapatkan yang lebih baik tentunya).



Selalu merasa "lucu" kalau lagi pakai baju LAB sebelum rontgent :p


Berkreasi dengan cat kuku sisa :D


Berpetualang dengan Eris si anjing ajaib, hihi.



Menerima itu bukan berarti pasrah, kok. Tapi menerima itu sudah pasti bersyukur.
Bahagia bisa dicari, aku percaya. Bahkan dalam keadaan paling sulit sekalipun. Perhatikan hal-hal kecil. Detail-detail kecil yang Tuhan ciptakan tapi kadang kita merasa kurang waktu untuk memperhatikan itu semua.
Aku bahagia waktu makan es krim yang harganya 3000 rupiah di depan mini market sambil nungguin hujan reda sama Ray yang belum gajian. Aku bahagia waktu aku cat kuku ku warna-warni pakai nail polish yang isinya cuma cukup untuk beberapa kuas lagi (malah bagus kok, hasilnya warnanya jadi banyak dan cat-cat itu nggak terbuang sia-sia, hihihi). Aku bahagia waktu baca buku di dalam kamar dan mengkhayal sedang piknik di taman indah berumput. Aku bahagia waktu bertualang di halaman rumah sama Eris si anjing kecil. Aku bahagia, bahagia, bahagia, SANGAT bahagia. Aku bersyukur karena Tuhan nggak pernah kehabisan ide menciptakan detail kecil untuk aku nikmati :)

Bagaimana menurut kalian? Menjadi seorang yang bahagia nggak begitu sulit, kan? Cukup menikmati, menerima dan bersyukur. Masih sulit? Coba ingat-ingat lagi, Tuhan masih memberi kalian hidup sampai hari ini. Apa itu masih belum cukup alasan untuk berbahagia? ;)


***

Sekedar info, untuk teman-teman yang bertanya tentang novel baruku, ada kabar baik, novel "Karena Cinta itu Sempurna" sudah bisa pre order dengan cara email ke hokic@yahoo.com (Homerian Pustaka) atau SMS ke 0818618363 (dengan cara ini dapat bonus tanda tanganku, hihihi) dengan format: nama, alamat, no telepon dan jumlah buku yang dipesan.
Harga per buku Rp. 29.000 (belum termasuk ongkos kirim) dan akan dikirim ke alamat masing-masing setelah tanggal 12 Februari.
Akan beredar juga di toko buku besar (Gramedia, Gunung Agung, Toga Mas, Kharisma, dll) mulai tanggal 19 Februari 2011 (di Yogya dan sekitarnya) dan akhir bulan ini di seluruh Indonesia. Terima kasih :D