Hi bloggies! Wow, it's been a while ya gue nggak menulis di sini :") Bagaimana kabarnya? Ada cerita baru kah? Hehe, gue bahkan nggak sempat blog walking, padahal itu part yang paling gue sukai dalam blogging, lho... Sudah 2 minggu belakangan gue memang nggak produktif, jangankan menulis di sini menulis untuk pekerjaan gue pun nggak karena ---well, okay ini pengulangan sakit bulan lalu--- gue kena batuk alergi lagi! :( Bahkan waktu gue menulis cerita ini pun belum sembuh betul, tapi gue baru saja mengalami hal menyenangkan dan nggak untuk membaginya :D
Selama 2 minggu kebelakang bukan cuma menulis yang absen dari kegiatan gue, gue juga melewatkan beberapa peristiwa penting. Salah satunya adalah ulang tahun Ray! Ray berulang tahun pada tanggal 7 November, tapi baru semalam gue berkesempatan mengucapkan selamat secara langsung, alias baru bisa bertemu. Ya, I know, that was so sad... Tapi yang terpenting moment bertemunya, kan? Dan gue sangat senang sekali karena bukan saja karena kami bisa menghabiskan waktu bersama-sama, tapi Ray merubah perayaan ulang tahunnya menjadi... perayaan untuk gue!
Gue selalu tahu bahwa Ray itu sweet (ya, dia manis meski sering menyebalkan, hehehe) Tapi yang semalam dia lakukan benar-benar membuat gue terharu. Nggak seperti biasanya kami nggak pergi bersama-sama, tapi gue sudah ada lebih dulu di sebuah mall karena sebelumnya harus membeli lensa kontak baru (minus 5! Arrgh, lol). Sedikit terlambat, Ray datang menghapiri gue sambil membawa kantong plastik yang besar. Gue tahu isinya pasti kue karena kami akan merayakan ulang tahunnya. Tanpa menunggu lama Ray meminta gue mengintip apa isi dari kantong plastik tersebut. Hampir saja gue berkata, "Tuh, kan kue" tapi terhenti waktu melihat apa isinya.
Iya, memang ada kue di sana. Tapi bukan kue ulang tahun Ray. Nggak ada lilin berangka "29" atau pun tulisan "Happy birthday", yang ada adalah sebuah kue dengan bergambar kelinci dengan latar hijau menyala bertuliskan "Guruku Berbulu dan Berekor". Itu adalah gambar dari cover novel ke tiga gue! Ray mengganti perayaan ulang tahunnya menjadi perayaan terbitnya novel ke tiga gue, atau let's say... ini syukuran :)
Well, gue tahu tadi sudah bilang, tapi gue benat-benar terharu. Gue
bahkan nggak berani menyentuh kue nya dan hanya memandanginya sambil
bertanya pada Ray cerita dibalik kue ini. Ternyata Ray menembus hujan
untuk mengambil kue yang sudah dia pesan jauh-jauh hari ini sebagai
kejutan untuk gue. Yep, Ray sudah merencanakannya, dan hujan lebat nggak
bisa menghentikannya. Itu menjelaskan kenapa bagian samping kue nya
sedikit rusak, dia buru-buru, hehe. Tapi itu nggak mengganggu gue sama
sekali, karena itu tandanya Ray benar-benar berusaha untuk kue ini :)
|
The cake! Sedikit rusak tapi tetap cute. Thanks, Ray :) |
|
Kaget! Cuma bisa menatap :p |
|
Posing with the cake :) |
Semalam sepertinya seluruh dunia baik sekali pada kami (lol, berlebihan). Malam sudah semakin larut, dan karena kami sedang di mall, Ray membawa kue nya ke mana-mana (bahkan saat kami ber karaoke). Sulit menemukan tempat dimana kami bisa memotong kue dan (seenggaknya) makan beberapa gigitan untuk "seremonial". Perayaan belum terasa seperti perayaan jika kue nya belum dipotong dan mengucapkan syukur, kan? :) Sebagian besar restoran melarang pengunjung membawa makanan dari luar ---kalau ketahuan, lol---. Dan setelah berjalan dari lantai paling atas sampai dasar kami mencoba satu tempat yang tadinya malah dijadikan pilihan terakhir: Pizza Hut!
Di luar dugaan begitu kami masuk seorang mbak-mbak (pegawai Pizza Hut) langsung menyambut kami dengan hangat, "Kakak, kemana saja kok nggak pernah kelihatan?".
Ya, ampun... itu menyenangkan sekali, masih ingat kami meski sudah lama nggak mampir rupanya! Gue dan Ray langsung tersenyum senang dan bertanya apa kami boleh makan kue di sini. Mbak-mbak (dan pegawai yang lainnya) memperbolehkan bahkan menawari kami pisau dan piring! :D Gue merasa benar-benar blessed... Bukan itu saja mereka membantu mengambil foto kami dan mengizinkan kami memakai tempat mereka sampai seluruh pegawai di sana selesai beres-beres. Iya, kami adalah tamu terakhir dan satu-satunya yang diizinkan order setelah pukur 9.30 malam! :"D
Tanpa membuang waktu Ray langsung membuka kotak kue nya dan kami mengucap syukur. Kalau gue ingat-ingat rasanya doa gue agak sedikit campur-aduk, mungkin karena begitu senang, hehe, tapi gue percaya Tuhan pasti mengerti maksud umat-Nya :D
Gue lalu memotong kue nya. Seharusnya potongan pertama untuk Ray, tapi lalu kami berubah pikiran dan memutuskan bahwa yang pantas menerima potongan pertama adalah para pegawai Pizza Hut, hahaha. Karena berkat mereka kami bisa punya private party :p Serius, seandainya salah satu dari mereka membaca tulisan ini, sekali lagi gue dan dan Ray ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Bantuan kalian berarti sekali untuk kami :)))
Ray mendapat potongan ke dua dan langsung melahapnya sampai habis. He's the birthday boy, tapi dia merelakan potongan kue pertamanya untuk orang lain dan memberikan gue sebuah perayaan yang begitu menyenangkan. Bless his heart, really blessed to have him :))
Ah, iya sepertinya gue belum sempat bercerita tentang ini. Novel ke tiga gue,
"Guruku Berbulu dan Berekor" terwujud karena bantuan dari Ray. Dia mungkin akan bilang "sedikit", tapi menurut gue apa yang dia lakukan benar-benat besar. Jauh sebelum novel pertama gue "Waktu Aku sama Mika" dan novel kedua gue "Karena Cinta itu Sempurna" terbit dan menjadi best seller, gue sudah lebih dulu memimpikan novel ke tiga gue. Iya, "Guruku Berbulu dan Berekor" adalah novel yang gue cita-citakan sejak lama. Sebelum gue mengenal cinta dengan anak laki-laki, gue lebih dulu mengenal cinta dengan hewan-hewan peliharaan gue. Haha, biar gue jelaskan, ini rasa cinta yang berbeda dengan ketika gue melihat cute boy dan gue berdebar-debar. Tapi ini tentang cinta tanpa syarat dan tanpa patah hati. Tentang ketulusan dan kesetiaan karena mereka
---para hewan--- memang ditakdirkan untuk selalu hidup rukun berdampingan dengan gue,
---manusia.
Dengan dukungan dari Ray gue mengemukakan ide tentang konsep novel ke tiga pada Homerian Pustaka
(publisher) yang ternyata langsung disambut positif. Benar-bener mengejutkan karena ide dari novel ini sangat sederhana, yaitu mengumpulkan kisah-kisah inspiratif yang dialami seseorang dengan hewan peliharaannya. Dan hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan.
Gue senang sekali karena ide gue diterima, tapi ide yang sederhana bukan berarti sederhana pula proses realisasinya. Gue harus mencari relawan-relawan yang mau membagi kisahnya tanpa dibayar sepeser pun. Dan tebak siapa relawan pertama yang gue temukan? It's Ray! Dia membagi kisah tentang Veggie, seekor anjing yang menjadi penyembuh dari trauma masa kecilnya karena pernah digigit anjing. Iya, anjing yang membuatnya trauma, anjing pula lah yang menyembuhkannya, karena Ray akhirnya mengerti bahwa trauma nya sama sekali nggak beralasan. Dan, Veggie, si anjing penyembuh adalah anjing milik gue, yang menginspirasi gue membuat novel ini :)
Bantuan Ray membuat gue semangat untuk mencari relawan-relawan lain, dan setelah 3 bulan yang melelahkan namun menyenangkan terkumpul lah 35 kisah dari para relawan yang diantaranya bahkan banyak yang belum gue temui sama sekali. Gue hanya bertanya lewat internet tentang kesediaan mereka berbagi kisah dan tahu-tahu sudah dibanjiri dengan banyak email menginspirasi :)
Air mata gue sering meleleh saat membaca email mereka. Banyak kisah-kisah luar biasa yang dialami oleh mereka dan hewan peliharaannya. Ada tentang Doggy, seekor anjing yang begitu setia pada pemiliknya hingga pada saat pemiliknya meninggal dia terus menunggui makamnya. Atau tentang Minti, seekor entok yang mengantarkan pemiliknya menjadi sarjana berprestasi.
Bantuan bahkan datang dari orang-orang yang nggak terduga, salah satunya dari
Evita Nuh, seorang blogger yang sudah sangat terkenal bahkan sampai ke luar negeri, Chacha
---her nickname--- sudah sering ditawari penerbit untuk menulis novel, tapi dia selalu menolak dan malah memilih untuk menyumbangkan kisahnya pada novel gue tanpa dibayar sama sekali! Kisahnya sangat menyentuh
(gue menangis beberapa kali saat mengeditnya), tentang Pacey, seekor kucing berkarakter unik yang tumbuh bersamanya, lalu sempat hilang selama setengah tahun dan ketika kembali Pacey membayarnya dengan cinta tanpa syarat sampai akhir hayatnya. What a beautiful story... :)
Ketika novel "Guruku Berbulu dan Berekor" terbit di bulan September lalu. Ray
(lagi-lagi) membantu gue dengan menjadi MC di acara launching
(tanpa bayaran!). Gue juga nggak mengambil keuntungan dari novel ini, seperti yang gue sebutkan sebelumnya hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan
(terutama di tempat penampungan). Ini adalah ungkapan terima kasih gue pada cinta mereka yang tanpa syarat, yang penuh pelajaran-pelajaran berharga mengenai hidup, terutama tentang kesetiaan. Dan membaca komentar-komentar pembaca tentang novel
"Guruku Berbulu dan Berekor" untuk gue adalah "bayaran" yang sangat besar, yang nilainya nggak bisa digantikan dengan rupiah! :)
|
dari halaman facebook Evita Nuh |
"Teman-teman yang suka baca dan suka binatang, coba baca "Guruku Berbulu dan Berekor" yang ditulis Indi Taufik. Hadeh... kisahnya ada yang bikin nangis, ada yang bikin ngakak, pokoknya banyak kisah antara manusia dan binatang yang amazing".
(Yanitacik, komentar ditemukan dari sini).
"Bahkan hewan bisa mencintai lebih tulus daripada manusia yang punya akal, hati, pikiran #gurukuberbuludanberekor". (@Risansay)
"Sampe denger adzan subuh baca -->> #gurukuberbuludanberekor". (@riapriani)
"Tweeps selain #WASM dan #KCIS ada juga novel baru ka indi #gurukuberbuludanberekor yang ngga kalah menarik ". (@sugarsbook)
"I cry like a river when I'm writing my story about Pacey :') and in that book there's so many heartwarming stories from many writers, *prepare a box of tissue!" (Evita Nuh, from her facebook)
Ah, menuliskan kembali komentar-komentar mereka membuat gue tersenyum. This is amazing, really :)
Kembali lagi ke cerita gue semalam. Gue dan Ray berada di Pizza Hut sampai tempatnya benar-benar tutup. Sebelum pulang kami berdoa dan mengucapkan syukur satu kali lagi. Ini benar-benar malam yang luar biasa, menyenangkan dan penuh berkah. Dan semua ini karena Ray membiarkan perayaan ulang tahunnya berubah menjadi... perayaan untuk novel "Guruku Berbulu dan Berekor".
Terima kasih, Ray. Terima kasih Tuhan :)
blessed girl,
Indi
nb: "Guruku Berbulu dan Berekor" bisa didapatkan di Gramedia dan Togamas seluruh pulau Jawa. Untuk wilayah lain pembelian bisa melalui Star Books: 088801889305. Hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan dan update bisa diikuti di blog ini.
_____________________________________________________________
Kontak Indi di sini, sini atau email: namaku_indikecil@yahoo.com