Hi bloggies! Apa kabar? Notice sesuatu yang beda dengan blogku? :D Yup, header dan background-nya berubah! :D Aku baru saja dapat surprise dari Mbak Elsa yang dengan baik hatinya me-make over blogku jadi lebih pinkiest, sesuai dengan warna kesukaanku. Terima kasih ya Mbak Elsa... I love it, love it, love it SO MUCH-O! :D
Seperti yang sempat aku ceritakan, belakangan ini kegiatanku lebih padat daripada biasanya. Banyak hal baru yang aku alami, salah satu, eh salah dua-nya adalah menjadi MC dan dancer di event Tadika Puri. It's kinda surprising, soalnya selama ini aku memang beberapa kali diundang menjadi narasumber/bintang tamu dalam suatu acara, tapi bukan untuk menjadi MC. Jadi ini benar-benar hal baru buatku. Begitu juga dengan menari. Waktu TK aku memang pernah menari, tapi setelah dewasa aku jadi 'agak anti' untuk melakukannya. Mungkin karena scoliosis bikin tubuhku jadi agak kaku, hihihi (ini cuma mungkin, lho, lol).
Meski mulanya ragu, setelah dibicarakan dengan orangtua, aku jadi yakin untuk menerima tawaran ini. Seperti semua hal di dunia ini, selalu ada yang menjadi pertama kali, begitu juga menjadi MC dan menari, jadi kenapa nggak dicoba? :)
Latihan pun dimulai. Aku cukup sering berbicara di depan umum, tapi menjadi narasumber sangat jauh berbeda dengan menjadi MC. Kalau biasanya aku cukup menjawab pertanyaan dan mengikuti alur acara, kali ini justru aku yang memimpin acara dan harus cekatan ketika acara berlangsung. Sebagai bahan latihan aku dan Puspa (partnerku sebagai MC nanti) datang ke acara seminar dan mencuri diam-diam trik Ivy Batuta ketika menjadi MC. Sampai-sampai kami nggak begitu konsentrasi dengan isi seminarnya, lho, saking semangatnya mencuri ilmu, hihihi... Oh, ya, kalau Puspa sih sudah memiliki pengalaman, dia memang murid dari sekolah broadcast. Berbeda denganku yang mengandalkan naluri alam dan 'bakat' sebagai 'real fast talker', hihihi (meminjam istilah Aerosmith) :p
Soal menari, sebenarnya nggak begitu cocok untuk disebut job, karena aku membentuk grup dengan 4 orang lainnya dan memang wajib, karena di event yang sama akan diadakan lomba dance untuk calon guru (yup, nggak bosan-bosan aku bilang kalau aku itu calon guru, wooo-hooo! :D ). I'm the tallest one, dan itu membuatku merasa agak kikuk. Aku memang sengaja ditempatkan di barisan belakang supaya nggak menghalangi yang lain, tapi tetap saja kok aku merasa paling kelihatan ya? Huhuhu... Apalagi waktu latihan yang memang sempit itu nggak bisa aku manfaatkan dengan maksimal karena hampir selalu terlambat setiap waktu latihan. Selain karena rumahku jauh, sebelum latihan aku masih ada pekerjaan lainnya, jadi terpaksa harus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. Fiuh...
Tapi aku nggak mau mengacau, apalagi sampai menghambat grup dance yang diberi nama BDG 43 ini (plesetan dari JKT 48, lol, lol, lol). Jadi di saat yang lain beristirahat aku berlatih sendirian, malah aku merekam gerakan-gerakannya di HP supaya sebelum tidur aku bisa berlatih dulu, syukur-syukur kalau bisa terbawa mimpi jadi bisa makin mahir, hihihi...
Aku juga diberi kepercayaan untuk mengatur kostumnya, lho. Maunya sih desain sendiri, tapi so little time so much to do, jadi aku beli yang sudah jadi saja. Blouse warna-warni murah-meriah, stocking dan rok jeans. Tadinya sih aku minta mereka pakai rok tartan, tapi karena mereka lebih nyaman pakai jeans, ya sudah aku mengalah. Dan rok tartannya aku pakai untuk waktu jadi MC saja :)
Seperti yang sempat aku ceritakan, belakangan ini kegiatanku lebih padat daripada biasanya. Banyak hal baru yang aku alami, salah satu, eh salah dua-nya adalah menjadi MC dan dancer di event Tadika Puri. It's kinda surprising, soalnya selama ini aku memang beberapa kali diundang menjadi narasumber/bintang tamu dalam suatu acara, tapi bukan untuk menjadi MC. Jadi ini benar-benar hal baru buatku. Begitu juga dengan menari. Waktu TK aku memang pernah menari, tapi setelah dewasa aku jadi 'agak anti' untuk melakukannya. Mungkin karena scoliosis bikin tubuhku jadi agak kaku, hihihi (ini cuma mungkin, lho, lol).
Meski mulanya ragu, setelah dibicarakan dengan orangtua, aku jadi yakin untuk menerima tawaran ini. Seperti semua hal di dunia ini, selalu ada yang menjadi pertama kali, begitu juga menjadi MC dan menari, jadi kenapa nggak dicoba? :)
Latihan pun dimulai. Aku cukup sering berbicara di depan umum, tapi menjadi narasumber sangat jauh berbeda dengan menjadi MC. Kalau biasanya aku cukup menjawab pertanyaan dan mengikuti alur acara, kali ini justru aku yang memimpin acara dan harus cekatan ketika acara berlangsung. Sebagai bahan latihan aku dan Puspa (partnerku sebagai MC nanti) datang ke acara seminar dan mencuri diam-diam trik Ivy Batuta ketika menjadi MC. Sampai-sampai kami nggak begitu konsentrasi dengan isi seminarnya, lho, saking semangatnya mencuri ilmu, hihihi... Oh, ya, kalau Puspa sih sudah memiliki pengalaman, dia memang murid dari sekolah broadcast. Berbeda denganku yang mengandalkan naluri alam dan 'bakat' sebagai 'real fast talker', hihihi (meminjam istilah Aerosmith) :p
Soal menari, sebenarnya nggak begitu cocok untuk disebut job, karena aku membentuk grup dengan 4 orang lainnya dan memang wajib, karena di event yang sama akan diadakan lomba dance untuk calon guru (yup, nggak bosan-bosan aku bilang kalau aku itu calon guru, wooo-hooo! :D ). I'm the tallest one, dan itu membuatku merasa agak kikuk. Aku memang sengaja ditempatkan di barisan belakang supaya nggak menghalangi yang lain, tapi tetap saja kok aku merasa paling kelihatan ya? Huhuhu... Apalagi waktu latihan yang memang sempit itu nggak bisa aku manfaatkan dengan maksimal karena hampir selalu terlambat setiap waktu latihan. Selain karena rumahku jauh, sebelum latihan aku masih ada pekerjaan lainnya, jadi terpaksa harus bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. Fiuh...
Tapi aku nggak mau mengacau, apalagi sampai menghambat grup dance yang diberi nama BDG 43 ini (plesetan dari JKT 48, lol, lol, lol). Jadi di saat yang lain beristirahat aku berlatih sendirian, malah aku merekam gerakan-gerakannya di HP supaya sebelum tidur aku bisa berlatih dulu, syukur-syukur kalau bisa terbawa mimpi jadi bisa makin mahir, hihihi...
Aku juga diberi kepercayaan untuk mengatur kostumnya, lho. Maunya sih desain sendiri, tapi so little time so much to do, jadi aku beli yang sudah jadi saja. Blouse warna-warni murah-meriah, stocking dan rok jeans. Tadinya sih aku minta mereka pakai rok tartan, tapi karena mereka lebih nyaman pakai jeans, ya sudah aku mengalah. Dan rok tartannya aku pakai untuk waktu jadi MC saja :)
22 Maret 2012, McDonald Bandung Indah Plaza (BIP Mall).
Dan akhirnya, it's a show time... Gue bangun pagi-pagi sekali, sekitar jam 5 subuh. Padahal malamnya aku dan Puspa harus gladiresik dulu sampai larut malam dan dilanjutkan packing untuk persiapan acara (karena harus menari, aku dan Puspa membawa baju dan sepatu ganti). Kalau dihitung-hitung sepertinya aku cuma tidur 2,5 jam saja. Yang dilakukan pertama tentu saja sarapan, lalu quick shower dan menata rambut. Nah, inilah yang memakan waktu cukup lama, berhubung rambutku pendek jadi harus diakali supaya terlihat dicepol, hihihi. Stylish-nya, Mbak Ani memang jago banget. Aku nggak pakai rambut tambahan, lho, tapi cuma diikat dua dan ditutupi harnet supaya berkesan full, hihihi...
Aku dan Puspa di atas panggung, hihihi :) |
Acara dimulai jam 9 pagi. Rasanya nggak menyangka banget waktu panitia memintaku dan Puspa untuk naik ke atas panggung padahal belum 5 menit aku sampai di tempat. Tapi syukurlah, entah kenapa rasa deg-deg-annya cuma berlangsung selama beberapa detik. Setelah melihat senyuman anak-anak dan audience tubuhku jadi relax. Kehadiran Mr. Nanang, MC tambahan sekaligus juru musik juga membantu. Di saat akukebingungan beliau pasti membantu mencairkan suasana, hihihi...
Meniru gaya Ivy Batuta ketika seminar, aku berinteraksi dengan anak-anak dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada mereka, seperti, "Sudah makan belum?", "Diantar siapa?" atau "Senang tidak bersekolah di TK?". Thank God it works, anak-anak semangat sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, malah mereka nggak malu-malu untuk naik ke atas panggung dan bernyanyi sambil menunggu acara lomba dimulai :D
Karena lomba diikuti oleh seluruh cabang Tadika Puri Bandung, jadi pesertanya lumayan banyak. Dari mulai playgroup, TK A dan TK B masing-masing memberikan puluhan wakil untuk lomba menari, membaca poem dan choir. Wah, mulutku dan Puspa sampai kering menyebutkan nama mereka satu persatu, hihihi. Kami cuma bisa beristirahat waktu ada peserta yang naik ke atas panggung, dan itu cuma sebentar sekali. Maklum, karena masih TK durasi menari, poem dan bernyanyi-nya di bawah 5 menit semua. Malah untuk tingkat playgroup seringnya cuma beberapa detik karena mereka keburu menangis atau bosan. Kalau sudah begitu tugas kami sebagai MC-pun merangkap menjadi 'pawang' untuk menenangkan mereka, hihihi. Bekerja dengan anak-anak memang butuh kesabaran super. I love children for sure ---karena itulah aku menjadi guru TK---, tapi menghadapi anak yang tiba-tiba lompat ke punggungku untuk minta digendong? Itu lain cerita, hahaha. Ada satu orang anak laki-laki yang sepertinya gemas terus setiap bertemu aku, maunya bermanja-manja terus. Malah dia mengikutiku ke WC dan (lagi-lagi) minta digendong di punggung :'D
Soal nama panggilan untukku anak-anak manis ini sering lupa, seharusnya aku dipanggil 'Miss Indi', karena guru di sini dipanggil dengan sebutan 'Miss' dan 'Mister'. Tapi mereka malah memanggilku 'Kakak', hahaha. Aduh, aduh, salah-salah malah aku yang dituduh mengajari mereka :p
Meniru gaya Ivy Batuta ketika seminar, aku berinteraksi dengan anak-anak dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada mereka, seperti, "Sudah makan belum?", "Diantar siapa?" atau "Senang tidak bersekolah di TK?". Thank God it works, anak-anak semangat sekali menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, malah mereka nggak malu-malu untuk naik ke atas panggung dan bernyanyi sambil menunggu acara lomba dimulai :D
Karena lomba diikuti oleh seluruh cabang Tadika Puri Bandung, jadi pesertanya lumayan banyak. Dari mulai playgroup, TK A dan TK B masing-masing memberikan puluhan wakil untuk lomba menari, membaca poem dan choir. Wah, mulutku dan Puspa sampai kering menyebutkan nama mereka satu persatu, hihihi. Kami cuma bisa beristirahat waktu ada peserta yang naik ke atas panggung, dan itu cuma sebentar sekali. Maklum, karena masih TK durasi menari, poem dan bernyanyi-nya di bawah 5 menit semua. Malah untuk tingkat playgroup seringnya cuma beberapa detik karena mereka keburu menangis atau bosan. Kalau sudah begitu tugas kami sebagai MC-pun merangkap menjadi 'pawang' untuk menenangkan mereka, hihihi. Bekerja dengan anak-anak memang butuh kesabaran super. I love children for sure ---karena itulah aku menjadi guru TK---, tapi menghadapi anak yang tiba-tiba lompat ke punggungku untuk minta digendong? Itu lain cerita, hahaha. Ada satu orang anak laki-laki yang sepertinya gemas terus setiap bertemu aku, maunya bermanja-manja terus. Malah dia mengikutiku ke WC dan (lagi-lagi) minta digendong di punggung :'D
Soal nama panggilan untukku anak-anak manis ini sering lupa, seharusnya aku dipanggil 'Miss Indi', karena guru di sini dipanggil dengan sebutan 'Miss' dan 'Mister'. Tapi mereka malah memanggilku 'Kakak', hahaha. Aduh, aduh, salah-salah malah aku yang dituduh mengajari mereka :p
"Ayo, siapa yang mau bernyanyi di atas panggung sama Miss Indi?" :p |
Cutest girl on earth! Gemas banget lihat pipi tembam dan boneka bebek di kepalanya, hihihi :D |
Bernyanyi :) |
Menjelang siang udara semakin panas. Tenggorokanku semakin terasa kering dan kakiku benar-benar pegal. Sempat dag-dig-dug juga sih, takutnya fisikku sudah nggak fit lagi untuk lomba dance di waktu sore. Apalagi sekilas aku melihat teman-teman satu kelompok dance ku sedang makan dilanjutkan dengan berdandan. Wah bisa-bisa aku paling lemas dan dekil sendiri, deh, hehehe. Tapi energiku tiba-tiba pulih waktu Puspa menyenggol lenganku dan berbisik, "Itu ada ibu kamu datang". Aku sampai terharu dan refleks melambaikan tangan pada Ibu yang berada di tengah kerumunan penonton. Ibu itu memang sangat suportif, tapi beliau jarang sekali datang ke acara-acaraku. Seringnya Bapak, yang setia menemani dan mengabadikan setiap moment dalam bentuk foto. Berhubung Bapak sedang bekerja di luar kota aku khawatir sekali nggak ada yang menonton, apalagi Ibu sempat minta maaf kalau lagi-lagi nggak bisa menonton. Katanya beliau sedang menunggu tamu di butiknya. Tapi entah bagaimana ceritanya, tepat jam 2 siang Ibu datang! :D Wah, cepat-cepat saja begitu ada kesempatan aku menghampiri Ibu dan meminta doa agar semuanya lancar. Senang rasanya melihat tatapan bangga Ibu, beliau nggak berhenti tersenyum melihatku cuap-cuap di panggung sebagai MC amatir :'D
Dan, akhirnya waktu lomba menari untuk calon guru TK pun tiba. Kelompokku dan Puspa mendapatkan nomor urut akhir, yang artinya memberiku kesempatan untuk berganti kostum dulu. Dengan terburu-buru aku mengganti stocking di toilet sedangkan Puspa dengan hebatnya berganti kostum di balik meja, benar-benar seperti Houdini, hehehe. Kelamaan di atas panggung membuat konsentrasiku nyaris hilang, bayangkan saja, sejak jam 9 sampai jam 3 sore berdiri, tanpa makan dan cuma masuk beberapa teguk air, lalu sekarang harus menari. Langsung saja di detik-detik terakhir aku menyeret Dilla, Rini, Ice dan Nuri, teman-teman satu kelompokku untuk berlatih di toilet! Hahaha. Meski agak aneh, tapi berhasil membuat konsentrasiku kembali dan mengingat seluruh gerakannya :D Masih ada sedikit waktu sebelum giliran kami, jadi kami menonton dulu kelompok-kelompok lainnya. Semuanya bagus-bagus, rapi-rapi dan kostumnya disiapkan secara matang. Kami memang kelompok yang terakhir tahu tentang lomba menari ini, tapi itu nggak mau aku--kami--jadikan alasan untuk takut apalagi mundur dari lomba ini. Kami mungkin bukan penari yang baik, tapi kami berani mencoba :)
Dan, akhirnya waktu lomba menari untuk calon guru TK pun tiba. Kelompokku dan Puspa mendapatkan nomor urut akhir, yang artinya memberiku kesempatan untuk berganti kostum dulu. Dengan terburu-buru aku mengganti stocking di toilet sedangkan Puspa dengan hebatnya berganti kostum di balik meja, benar-benar seperti Houdini, hehehe. Kelamaan di atas panggung membuat konsentrasiku nyaris hilang, bayangkan saja, sejak jam 9 sampai jam 3 sore berdiri, tanpa makan dan cuma masuk beberapa teguk air, lalu sekarang harus menari. Langsung saja di detik-detik terakhir aku menyeret Dilla, Rini, Ice dan Nuri, teman-teman satu kelompokku untuk berlatih di toilet! Hahaha. Meski agak aneh, tapi berhasil membuat konsentrasiku kembali dan mengingat seluruh gerakannya :D Masih ada sedikit waktu sebelum giliran kami, jadi kami menonton dulu kelompok-kelompok lainnya. Semuanya bagus-bagus, rapi-rapi dan kostumnya disiapkan secara matang. Kami memang kelompok yang terakhir tahu tentang lomba menari ini, tapi itu nggak mau aku--kami--jadikan alasan untuk takut apalagi mundur dari lomba ini. Kami mungkin bukan penari yang baik, tapi kami berani mencoba :)
BDG 43 :) |
Dilla, Indi, Ice, Rini, Nuri dengan kostum warna-warni pilihanku :) |
Rambutku, tampak belakang, hihihi... |
Sepatu dan cat kuku :D |
Aku dan Dilla. Sudah pantas belum kami jadi guru? Hihihi... |
Aku dan Puspa berpose dengan kostum masing-masing. Beda grup tapi tetap akur :p |
TDK 43: Nunik, Henny, Dina, Mazda, Puspa :) |
Kolompok Puspa, TDK 43 tampil duluan, setelah itu disusul kelompokku, BDG 43 yang tampil paling akhir. Ada sedikit kesalahan dari panitia, musik sudah berjalan di saat aku masih memperkenalkan diri. Hasilnya suaraku jadi tenggelam dan harus cepat-cepat mengambil posisi karena musik nggak bisa dihentikan lagi. Syukurlah kami nggak keteteran dan relatif kompak, karena meski dibanding kelompok lain gerakan-gerakan kami sangat sangat sangat sederhana, tapi tubuh kami memang nggak begitu luwes. Gerakan kami akhiri dengan posing dan memberi hormat. Rasanya sangat puas karena berhasil mengalahkan perasaan takut dan berani mengambil pengalaman baru. Di bawah panggung Ibu sudah menyambut dengan senyuman campur tawa, katanya aku tadi hampir seperti penari sesungguhnya meski baru pertama kali. Aku dan teman-teman pun langsung tertawa konyol saking leganya :D
Jam 5 sore pemenang lomba menari antar calon guru TK pun diumumkan. Aku dan teman-teman saling berpegangan tangan ketika panitia membacakan nama-nama grup yang menang. Juara harapan 3, bukan kami yang menang. Harapan 2 dan 1, bukan kami yang menang. Juara 3 bukan kami yang menang. Juara 2 bukan kami yang menang. Dan juara 1.... bukan kami yang menang :)
Aku melihat wajah-wajah kecewa teman-temanku. BDG 43 dan TDK 43 sama-sama kalah. Tapi beberapa detik kemudian mereka mulai terseyum dan memutuskan untuk tetap merayakan keberhasilan karena berhasil mengalahkan rasa takut dan berani mencoba. Dengan tulus kami memberi selamat pada kelompok-kelompok yang menang dan langsung menuju studio foto untuk berfoto bersama dengan perasaan bangga.
Mungkin kami nggak membawa pulang piala dan panitia nggak menyebutkan nama kelompok kami, tapi kami tetap pemenang untuk diri kami sendiri. Ini baru yang pertama kali, dan setelah ini aku yakin akan datang kesempatan-kesempatan lain. Untuk kali ini piala yang kami bawa pulang adalah berbentuk pengalaman, dan untuk selanjutnya siapa yang tahu? Karena perpaduan dari keinginan keras, usaha dan doa sering kali menghasilkan hal nggak terduga! ;D
Aku melihat wajah-wajah kecewa teman-temanku. BDG 43 dan TDK 43 sama-sama kalah. Tapi beberapa detik kemudian mereka mulai terseyum dan memutuskan untuk tetap merayakan keberhasilan karena berhasil mengalahkan rasa takut dan berani mencoba. Dengan tulus kami memberi selamat pada kelompok-kelompok yang menang dan langsung menuju studio foto untuk berfoto bersama dengan perasaan bangga.
Mungkin kami nggak membawa pulang piala dan panitia nggak menyebutkan nama kelompok kami, tapi kami tetap pemenang untuk diri kami sendiri. Ini baru yang pertama kali, dan setelah ini aku yakin akan datang kesempatan-kesempatan lain. Untuk kali ini piala yang kami bawa pulang adalah berbentuk pengalaman, dan untuk selanjutnya siapa yang tahu? Karena perpaduan dari keinginan keras, usaha dan doa sering kali menghasilkan hal nggak terduga! ;D
"Jika kamu suka menari, menarilah meskipun tidak bagus. Karena ketika kamu menari, kamu sudah menjadi seorang penari".
(Mika bilang, diambil dari novel 'Karena Cinta Itu Sempurna').
smile, smile, smile :)
Indi
------------------------------------------------------------------