Hai, bloggies! Apa kabar? Sekarang sedang musim hujan dan dari yang kulihat di TV Jakarta sedang kebanjiran, ya... Aku juga dapat kabar dari salah seorang sepupu yang tinggal di sana bahwa beberapa jalan terpaksa nggak bisa dilewati karena berbahaya, bahkan beberapa kantor dan sekolah diliburkan. Wah, semoga saja cepat berlalu, dan untuk sekarang semoga teman-teman di Jakarta diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Tuhan. Amen... Doaku dan keluarga di Bandung selalu ada untuk kalian :)
Beberapa hari sebelum aku mendengar kabar tentang banjir di Jakarta, aku dan keluarga sempat ke sana. Tepatnya pada tanggal 15 Januari lalu untuk menghadiri gala premiere film Mika di Kemang Village. Yup, Mika, film yang diinspirasi dari novel pertamaku "Waktu Aku sama Mika" akhirnya diputar juga di bioskop :) Aku sangat excited dan sedikit deg-degan waktu di perjalanan. Suasana di mobil sangat gembira karena kami (aku, Ibu, Bapak dan Puja, my brother) nggak bisa berhenti goofing around dan mengobrol sepanjang perjalanan. Nggak lupa diselingi beberapa lagu konyol yang kami nyanyikan sampai suara kami serak, hehehe. Aku bersyukur karena keluargaku ikut bahagia dengan project film ini. Mereka nggak bisa berhenti memuji dan menggodaku tentang hal ini :)
Perjalanannya memang menyenangkan, tapi bukan berarti tanpa hambatan. Hujan beberapa kali turun, kadang besar kadang rintik-rintik, malah sempat membuat Bapak dan Puja bergantian menyetir karena khawatir mata lelah akibat memaksakan melihat menembus hujan. Setelah sampai Jakarta kami juga sempat nyasar beberapa kali, hehehe, karena tempat yang kami tuju rupanya masih baru, jadi saat bertanya pada penduduk sekitar banyak yang nggak tahu. Untung saja akhirnya kami menemukan tempatnya tepat sebelum hujan bertambah buruk dan tepat 1 jam sebelum acara dimulai. Ketika sampai di area parkir aku bertemu dengan Habibie, temanku yang juga akan datang ke gala premiere. Aku janjian dengan 2 teman yang lain, yaitu Adipati dan Dara, tapi sampai kami sekeluarga masuk ke dalam mall mereka belum juga datang. Mungkin karena hujan.
Kami langsung mencari tempat makan di dalam mall. Karena sebentar lagi acara dimulai, kami mencari tempat yang dekat dengan lokasi gala premiere, yaitu di samping bioskop. Ternyata di sana aku bertemu kembali dengan Habibie yang mempunyai alasan sama kenapa memilih tempat itu, hehehe. Setelah beberapa menit aku kembali menemukan wajah yang familiar, bukan kedua teman yang sedang ditunggu melainkan Om Izhur Muchtar pemeran Bapak di film Mika. Lucu sekali karena ketika beliau menyapa kami, aku dan Puja justru mengomentari tentang betapa miripnya beliau dengan Bapak :D Saking miripnya aku sampai meminta mereka duduk berdampingan lalu mengambil fotonya, hihihi.
Beberapa hari sebelum aku mendengar kabar tentang banjir di Jakarta, aku dan keluarga sempat ke sana. Tepatnya pada tanggal 15 Januari lalu untuk menghadiri gala premiere film Mika di Kemang Village. Yup, Mika, film yang diinspirasi dari novel pertamaku "Waktu Aku sama Mika" akhirnya diputar juga di bioskop :) Aku sangat excited dan sedikit deg-degan waktu di perjalanan. Suasana di mobil sangat gembira karena kami (aku, Ibu, Bapak dan Puja, my brother) nggak bisa berhenti goofing around dan mengobrol sepanjang perjalanan. Nggak lupa diselingi beberapa lagu konyol yang kami nyanyikan sampai suara kami serak, hehehe. Aku bersyukur karena keluargaku ikut bahagia dengan project film ini. Mereka nggak bisa berhenti memuji dan menggodaku tentang hal ini :)
Perjalanannya memang menyenangkan, tapi bukan berarti tanpa hambatan. Hujan beberapa kali turun, kadang besar kadang rintik-rintik, malah sempat membuat Bapak dan Puja bergantian menyetir karena khawatir mata lelah akibat memaksakan melihat menembus hujan. Setelah sampai Jakarta kami juga sempat nyasar beberapa kali, hehehe, karena tempat yang kami tuju rupanya masih baru, jadi saat bertanya pada penduduk sekitar banyak yang nggak tahu. Untung saja akhirnya kami menemukan tempatnya tepat sebelum hujan bertambah buruk dan tepat 1 jam sebelum acara dimulai. Ketika sampai di area parkir aku bertemu dengan Habibie, temanku yang juga akan datang ke gala premiere. Aku janjian dengan 2 teman yang lain, yaitu Adipati dan Dara, tapi sampai kami sekeluarga masuk ke dalam mall mereka belum juga datang. Mungkin karena hujan.
Kami langsung mencari tempat makan di dalam mall. Karena sebentar lagi acara dimulai, kami mencari tempat yang dekat dengan lokasi gala premiere, yaitu di samping bioskop. Ternyata di sana aku bertemu kembali dengan Habibie yang mempunyai alasan sama kenapa memilih tempat itu, hehehe. Setelah beberapa menit aku kembali menemukan wajah yang familiar, bukan kedua teman yang sedang ditunggu melainkan Om Izhur Muchtar pemeran Bapak di film Mika. Lucu sekali karena ketika beliau menyapa kami, aku dan Puja justru mengomentari tentang betapa miripnya beliau dengan Bapak :D Saking miripnya aku sampai meminta mereka duduk berdampingan lalu mengambil fotonya, hihihi.
Brother! |
Ini mirip apa kembar? Hehehe :p |
Setelah makan kami dan Habibie langsung ke bioskop, di sana ternyata sudah penuh dengan pers, kru dan cast Mika juga para undangan. Sempat kebingungan mau kemana, hahaha, sampai ada Mas David dari IFI menyapa dan mempersilakan kami menunggu di cafe. Aku sebenarnya merasa nggak enak karena harus meninggalkan Habibie, apalagi 2 orang temanku yang lain entah dimana. Aku juga sudah diberitahu berkali-kali bahwa nanti aku pasti akan sibuk jadi tas dan handphone lebih baik dititipkan saja pada anggota keluargaku. Tapi dasar bandel, aku ngotot bawa-bawa tas besar dan handphone ke mana-mana sampai beberapa kali jatuh dan marah-marah sendiri, hahaha. Padahal sebetulnya percuma karena nampaknya sinyal HP ter-block di dalam bioskop, dan aku harus keluar dulu untuk menghubungi teman-teman. Syukurlah Dara akhirnya datang tepat sebelum aku diminta kembali ke cafe (sepertinya aku sempat membuat kesal karena terus-terusan bolak-balik, hehehe).
Aku bertemu dengan Vino, pemeran Mika, yang langsung duduk di meja yang sama untuk berbicara tentang perannya di film. Aku memang baru melihat trailer dan behind the scene nya saja, tapi entah kenapa aku percaya Vino bersungguh-sungguh dengan perannya ini. Hatiku lega karena Vino juga menghormati Mika sebagai seorang fighter dan ingin "menghidupkan" Mika kembali dengan caranya sendiri. Sayangnya di tengah obrolan kami sudah dipanggil untuk jumpa pers, padahal masih banyak yang ingin aku bicarakan. Saat kami berjalan menuju tempat jumpa pers Velove, pemeran Indi di film datang (iya, dia jadi aku, hehehe). Kami berkenalan singkat dan langsung berkumpul dengan cast dan kru yang lain. Aku masih ngotot bawa tas sendiri waktu itu, tapi setelah satu kali lagi terjatuh, okay dengan terpaksa aku titipkan tas Hello Kitty kesayanganku pada Ibu :p
Aku bingung harus ngapain waktu jumpa pers, hehehe, maklum pertama kali. Tapi setelah melihat yang lain ternyata yang aku lakukan cuma harus berdiri dan menjawab pertanyaan. Lucunya aku beberapa kali mau "dadah-dadah" sama Ibu yang berada di balik kerumunan pers, tapi sayang yang terlihat aku seperti sedang "dadah-dadah" sama kamera, hahaha :D Setelah itu kami langsung bubar dan menunggu untuk masuk teater. Waktu mau menghampiri Ibu ada yang memanggilku dari belakang. Wah, ternyata itu Adipati. Aku pikir dia nggak jadi datang karena sudah jauh dari jam janjian kami, tapi ternyata dia terjebak macet. Berhubung waktunya hanya sedikit, jadi kami nggak sempat ngobrol, hanya berbasa-basi sebentar, berfoto lalu masuk ke teater dengan terpisah. Habibie dan Dara juga entah dimana, aku celingak-celinguk nggak ketemu, hehehe. Btw, aku senang Adipati datang ke premiere Mika. Karena biasanya aku yang datang ke premiere film dia, nah kali ini sebaliknya :)
Jujur saja, aku agak canggung di sana. Bukan, bukan dengan suasananya, tapi karena kebiasaanku yang kalau jalan selalu gandengan dengan Ibu dan Bapak kali ini harus berjalan lebih dulu bersama para cast dan kru. Sampai-sampai aku nggak bisa berhenti menoleh ke belakang dan selalu bertanya, "Ibu mana?", "Bapak mana?" pada siapapun yang berada di dekatku setiap kali merasa 'kehilangan' mereka, hehehe. Teater pertama yang kami masuki adalah teater tempat peserta nonton bareng (kalau nggak salah mereka dari "Gudang Film"), di sana kami langsung berjejer, membelakangi screen dan menyapa mereka. Kami juga melakukan sesi tanya jawab singkat. Sayangnya di dalam teater dilarang mengambil foto, jadi meski aku sudah lirik-lirik Bapak untuk minta di foto beliau tetap menyimpan kameranya di saku kemeja, huhuhu :")
Teater kedua yang kami masuki adalah teater pers. Hampir sama seperti sebelumnya, ada sapaan dan tanya jawab, cuma bedanya kali ini boleh mengambil foto. Asyik, asyik, hehehe. Nggak apa-apa deh dibilang norak. Ini kan pengalaman yang berharga :) Di sela-sela acara aku sempat bertanya pada Velove bagaimana rasanya memakai brace, karena di film dia memerankan aku yang mengidap scoliosis dan harus memakai brace (penyangga tubuh) 23 jam per hari. Katanya rasanya pegal dan sulit sekali untuk memakainya saat adegan digendong. Wah, salut untuknya karena dia memakainya selama hampir 2 minggu! :) Setelah itu, kami baru memasuki teater yang terakhir, tempat kami akan menonton "Mika" untuk pertama kalinya. Karena belum terbiasa berdiri dalam jangka waktu yang lama, kaki dan punggungku lumayan sakit, tapi perasaanku bahagia :)
Teater kedua yang kami masuki adalah teater pers. Hampir sama seperti sebelumnya, ada sapaan dan tanya jawab, cuma bedanya kali ini boleh mengambil foto. Asyik, asyik, hehehe. Nggak apa-apa deh dibilang norak. Ini kan pengalaman yang berharga :) Di sela-sela acara aku sempat bertanya pada Velove bagaimana rasanya memakai brace, karena di film dia memerankan aku yang mengidap scoliosis dan harus memakai brace (penyangga tubuh) 23 jam per hari. Katanya rasanya pegal dan sulit sekali untuk memakainya saat adegan digendong. Wah, salut untuknya karena dia memakainya selama hampir 2 minggu! :) Setelah itu, kami baru memasuki teater yang terakhir, tempat kami akan menonton "Mika" untuk pertama kalinya. Karena belum terbiasa berdiri dalam jangka waktu yang lama, kaki dan punggungku lumayan sakit, tapi perasaanku bahagia :)
Dari kamera pers :) |
Deg-degan, begitulah rasanya waktu lampu teater diredupkan. Bayangkan, aku dan keluarga akan menonton film yang diinspirasi dari kisah hidupku... Aku sempat menahan napas beberapa detik dan langsung tersenyum waktu filmnya dimulai. Aku nggak akan bercerita tentang alur filmnya di sini, tapi perasaanku benar-benar campur aduk. Melihat beberapa adegan rasanya seperti flashback karena digambarkan dengan sangat real. Aku juga tertawa dan menangis di beberapa scene... Waktu film selesai aku langsung melihat wajah Ibu dan Bapak, mereka juga ternyata menangis. Terutama Ibu, matanya terlihat sembab sekali. Kami langsung berpelukan beberapa saat dan nggak beranjak dari kursi sampai screen benar-benar hitam. Lasja, sutradara yang telah mewujudkan film ini menghampiri kami dan bertanya tentang pendapat kami setelah menonton Mika. Ibu bilang filmnya bagus dan pesannya tersampaikan dengan baik. Bapak bilang pemilihan aktornya sangat bagus sehingga semuanya terlihat natural. Sedangkan aku... aku cuma bisa tersenyum dan bilang, "Mika 'hidup' lagi".
Teater sudah sepi dan di bangku penonton hanya tinggal Habibie yang ditemani Mbak dan seorang temannya. Aku menghampiri mereka dan bertanya pendapat mereka tentang film yang baru saja mereka tonton. Syukurlah mereka menyukainya. Habibie bilang filmnya bagus dan bermakna. Thank God :) Karena aku nggak bisa menemukan Adipati dan Dara aku mau langsung pamit pulang saja, tapi ternyata Vino menunggu kami di depan screen. Aku berterima kasih padanya karena telah membawa kembali Mika dan mengenalkannya pada orang-orang yang belum sempat mengenalnya. Vino bilang dia senang dan bersyukur jika aku dan keluarga puas. Dia bilang semoga di surga sana Mika sedang tersenyum melihat kami. Amen... Amen... :)
Teater sudah sepi dan di bangku penonton hanya tinggal Habibie yang ditemani Mbak dan seorang temannya. Aku menghampiri mereka dan bertanya pendapat mereka tentang film yang baru saja mereka tonton. Syukurlah mereka menyukainya. Habibie bilang filmnya bagus dan bermakna. Thank God :) Karena aku nggak bisa menemukan Adipati dan Dara aku mau langsung pamit pulang saja, tapi ternyata Vino menunggu kami di depan screen. Aku berterima kasih padanya karena telah membawa kembali Mika dan mengenalkannya pada orang-orang yang belum sempat mengenalnya. Vino bilang dia senang dan bersyukur jika aku dan keluarga puas. Dia bilang semoga di surga sana Mika sedang tersenyum melihat kami. Amen... Amen... :)
Aku dan keluarga langsung pamit pulang setelah mengucapkan terima kasih pada semua yang terlibat di film ini. Bagian kostum, lapangan, dll semuanya telah memberikan yang terbaik untuk film ini. Aku tahu karena aku bisa melihat dari hasilnya. Oh, iya aku ternyata bertemu dengan banyak teman-teman pembaca di sana, aku ingin sekali menyapa semuanya tapi sayang waktu sudah semakin larut dan kami harus pulang ke Bandung. jadi seandainya ada di antara teman-teman yang bertemu denganku waktu itu tapi belum sempat berfoto atau mengobrol, aku minta maaf... Lain kali kita bertemu lagi, ya :)
Suasana perjalanan pulang sama seperti ketika perginya, kami bahagia dan semua nggak bisa berhenti menggodaku. Bedanya kali ini energi kami benar-benar sudah banyak berkurang dan dengan pengalaman yang baru. Ibu dan Bapak bisa mengenal Mika lebih baik, bukan dari sekedar apa yang aku ceritakan, yang mereka baca di buku harianku, atau bahkan dengan pertemuan singkat mereka yang jarang berjalan baik... Seperti yang kubilang sebelumnya, Mika seolah hidup kembali. Ibu bahkan bilang bahwa dulu nggak pernah membenci Mika, beliau hanya khawatir denganku karena Mika jauh lebih tua dariku. Dan untuk pertama kalinya aku dengar dari Ibu bahwa dia bahagia karena tahu Mika membuatku bahagia.
Ah... what a perfect day... :)
Hujan turun kembali, Ibu jadi satu-satunya yang tertidur di perjalanan pulang. Bapak dan Puja sibuk membicarakan film Mika sementara aku menanggapinya dengan senyuman. Aku sedikit bertanya-tanya dalam hati apakah Mika bangga denganku? Apakah yang aku lakukan ini benar? Apakah Mika bahagia karena banyak orang yang mengetahui kisahnya? Ah, aku rasa yang terpenting aku mempunyai maksud baik dengan film ini, aku percaya Mika tersenyum saat aku berusaha melakukan hal yang benar. Aku ingin yang menonton nggak takut lagi jika bertemu dengan orang yang seperti Mika, aku juga ingin orang-orang nggak memandang sepele lagi tentang kesehatan tulang belakang seperti apa yang aku alami.
Aku jadi ingat sesuatu yang Vino katakan ketika pers bertanya tentang perasaannya memerankan Mika. Dia bilang, "Buat gue Mika bukanlah sosok, tapi jiwa yang bisa diteruskan kepada orang lain. Jadi, perjuangan Indi nggak terputus. Mika adalah...", kata-katanya terhenti, lalu dia menoleh ke arahku dan bertanya, "Mika adalah apa Indi?"
Dengan mantap aku tersenyum dan menjawab, "AIDS fighter!".
Iya, aku harap yang menonton film ini bisa merasakan semangat Mika. He's a real fighter. Bahkan kepergiannya nggak bisa menghentikan perjuangannya.
Mika nggak pernah benar-benar pergi... :)
Ah... what a perfect day... :)
Hujan turun kembali, Ibu jadi satu-satunya yang tertidur di perjalanan pulang. Bapak dan Puja sibuk membicarakan film Mika sementara aku menanggapinya dengan senyuman. Aku sedikit bertanya-tanya dalam hati apakah Mika bangga denganku? Apakah yang aku lakukan ini benar? Apakah Mika bahagia karena banyak orang yang mengetahui kisahnya? Ah, aku rasa yang terpenting aku mempunyai maksud baik dengan film ini, aku percaya Mika tersenyum saat aku berusaha melakukan hal yang benar. Aku ingin yang menonton nggak takut lagi jika bertemu dengan orang yang seperti Mika, aku juga ingin orang-orang nggak memandang sepele lagi tentang kesehatan tulang belakang seperti apa yang aku alami.
Aku jadi ingat sesuatu yang Vino katakan ketika pers bertanya tentang perasaannya memerankan Mika. Dia bilang, "Buat gue Mika bukanlah sosok, tapi jiwa yang bisa diteruskan kepada orang lain. Jadi, perjuangan Indi nggak terputus. Mika adalah...", kata-katanya terhenti, lalu dia menoleh ke arahku dan bertanya, "Mika adalah apa Indi?"
Dengan mantap aku tersenyum dan menjawab, "AIDS fighter!".
Iya, aku harap yang menonton film ini bisa merasakan semangat Mika. He's a real fighter. Bahkan kepergiannya nggak bisa menghentikan perjuangannya.
Mika nggak pernah benar-benar pergi... :)
sugar kecilnya Mika yang sudah besar,
Indi
nb: Sampai tanggal 27 Januari 2013 Film Mika (IFI dan First Media Production, dengan sutradara Lasja. S) sudah ditonton oleh 109.429 penonton yang artinya berada di urutan kedua perolehan penonton terbanyak dari film-film yang beredar di tahun ini. Penghasilan dari film ini akan digunakan untuk membantu "Mika-Mika" yang lain.
***