Ini sebenarnya penjelasan yang diulang-ulang, tapi aku rasa nggak mungkin dong semua yang di sini bakal scroll ke postingan bertahun-tahun lalu cuma buat cari tahu kenapa aku suka Halloween. (---Ada yang sekedar iseng mampir ke sini saja aku sudah senang, huehehe...). Pertama, aku suka suasananya. Halloween jatuh di bulan Oktober yang mana musim hujan. Huaaah, aku paling lemah sama hujan. Nonton film horor jadi lebih seru, makan jadi terasa 100 kali lipat lebih enak (rakus!), belum lagi malam hari jadi terasa lebih panjang karena setiap detiknya aku nikmati banget. Yang kedua kostum! Cuma di waktu Halloween aku bisa jadi apa dan siapa saja tanpa harus merasa canggung. Apalagi kebanyakan kostumku dibuat oleh Ibu, ---sambil diskusi atau mendesain kostumnya kami jadi punya moment mother-daughter yang berharga banget! :') Dan yang ketiga, Halloween adalah waktu yang tepat untuk kreatif. Iya, kreatif memang bisa kapan saja, tapi karena aku suka dengan suasananya jadi momentnya pas. Dari mulai dekorasi sampai makanan aku pasti semangat banget buat berkreasi. Apalagi sejak 3 tahun yang lalu kami memulai "tradisi" mengukir labu :)
Dibanding tahun kemarin, Halloween tahun ini terasa lebih "niat". Dekorasi dan kostumnya saja sudah aku dan Shane pikirkan sejak bulan September, hahaha. Rencana kami adalah untuk menyicil, supaya nggak tiba-tiba mengeluarkan biaya besar. Apalagi kami memang selalu pakai key word: KREATIF. Jangan sampai membuang-buang uang, makanan dan waktu. Pokoknya jangan sampai kesenangan satu hari bikin kami jadi mubazir. Untuk dekor nggak semua baru (as always). Aku bawa beberapa dari rumah orangtua, bekas DIY aku zaman masih muda belia :p Sisanya kami beli online. Kebetulan ada bantuan juga dari Ibu Mertua tercinta yang sama-sama Halloween enthusiast ;) Lucunya karena perencanaanya jauh-jauh hari, untuk kostum aku berubah pikiran melulu. Hampir tiap hari tuh aku ganti-ganti kostum yang aku mau. Bisa pagi-pagi bilang sama Shane mau jadi A, eh... sorenya berubah mau jadi B. Sampai pusing kayanya suamiku, hehehe. Untung dia sabar :p
Hantu-hantuan ini sudah ada sejak Halloween 3 tahun yang lalu. Sempat terlupakan, hahaha. |
Kartu ucapan Halloween dari keluarga mertua dan lilin yang ada typonya :p |
Aku sempat mau jadi Matilda, sampai kostumnya sudah nonkrong di list belanja, tinggal check out. Eh batal gara-gara nggak bisa mutusin mau jadi Matilda versi buku atau film, ---mau jadi Matilda di scene ono atau scene ini. Terus berubah lagi jadi mendiang Suzzanna. Sudah cari wig di toko online, nonton make up tutorial sampai cari seragam Hansip buat Shane supaya dia bisa jadi Bang Bokir, tapi ujung-ujungnya batal karena pusing sendiri. Aku nggak bisa make up! Lipstik aja nggak punya, lah nanti mau makeup pakai apa? T_T Kalau beli dulu nggak sesuai dengan pedoman Halloween ala Indi dan Shane, dong, which is... ngirit :p
Akhirnya aku usulkan sama Shane untuk pakai kostum Squid Game! Kenapa? Karena aku baru selesai nonton serialnya dan cuma itu yang kepikiran. Shane setuju, padahal dia (saat itu) belum pernah nonton. Katanya terserah aku saja, asal aku happy dia ngikut. (Aseeek).
By the way, ini kejadiannya di akhir bulan September ya. Jadi Squid Game belum sehype di bulan Oktober (dan sekarang). Masih lumayan sepi, bahkan kalau aku cari kostumnya online pun belum ada seller lokal yang jual.
Nah, justru karena belum ada yang jualan kostumnya, aku jadi makin semangat buat cari ide. Aku paksa Shane buat nonton Squid Game at least episode pertama saja supaya dia nggak blank-blank amat. Ya, minimal tahu kostumnya kaya gimana lah. Masa pas Halloween dia nggak tahu jadi siapa. (---Eh, siapa juga yang bakal nanya sih, hahahaha). Setelah Shane lumayan akrab sama serialnya (yang ternyata dia HABISIN dalam dua malam saja), kami baru diskusi gimana cara dapat kostumnya. Ingat key wordnya, guys: KREATIF (---dan irit, hueheee). Kami nggak akan beli dari luar negeri. Kalau masih bisa bikin sendiri ya lakukan. Tiba-tiba aku punya ide buat mencari pengrajin jaket di daerah kami yang bisa custom made. Sengaja aku cari yang biasa bikin tracksuit. kenapa? Supaya gampang dicustom! Seragam peserta Squid Game itu kan dasarnya "cuma" tracksuit ditambahin nomor, modelnya sudah pasti gitu-gitu saja. Aku tinggal mencari warna yang mendekati terus minta ditempel nomor pilihan deh di bagian dada dan punggungnya. Sesimple itu :D Mau tahu berapa harga "jaket seragam ala-ala" Squid Game kami? 60 ribu saja! ---Iya, se-affordable itu coba :') Sampai sekarang aku dan Shane masih suka senyum-senyum sendiri, bangga aja gitu karena pas cek di toko online harga pasaran jaket seragamnya ratusan ribu, hahaha x'D
Meski dibuat sebelum serialnya ngehype tapi jaketku cukup mirip, kan? |
Di bagian belakangnya juga ada nomornya. Aku wanti-wanti penjualnya supaya posisi nempelnya pas xD |
Aku cuma keluar modal 60 ribu lho iniiii. Ya ampun, bangga banget sama diri sendiri, hahaha. |
Poster asli serial Squid Game. Gimana, lumayan mirip lah ya :D |
Jaket sudah dapat, tinggal cari celananya. Ini sih lebih gampang lagi. Tinggal pakai celana training hijau, sudah deh kami mirip Gi Hun dan Kang Sae-Byeok (astaga becanda, guys T_T ). Aku cari yang paling murah, ukuran anak kelas 6 SD. Anak-anak sekarang kan bongsor-bongsor tuh, jadi muat-muat aja dipakai aku dan Shane. Yaa... kependekan dikit sih, tapi gak apa-apa, tinggal pelorotin dikit aja pakainya :p Harganya bahkan lebih murah dari jaket, cuma 20 ribu doang. Jadi dengan uang 80 ribu aku bisa dapat satu stel seragam Squid Game. Asik nggak tuh :p
Celana olahraga anak SD yang disulap jadi seragam Squid Game. Gak 100% mirip dengan di serial tapi ini bagian dari kreatifitasku :D |
Celana kependekan bisa diakalin dengan dipelorotin, hahaha. Untungnya Shane bilang celananya nyaman. Malah sempat dipakai main keluar juga, lho :) |
Kostum sudah siap kami tinggal pasang-pasang dekor dan isi toples sama permen, ---karena sudah pasti lah bakal dipalakin sama bocah-bocah. Rencananya duo babies, Ali dan Cody boy bakal merayakan Halloween bersama kami. Kostum sudah kami siapkan jauh-jauh hari. Awalnya sih aku masih lemah lembut nanya mereka mau jadi apa buat Halloween, tapi ternyata mereka 11-12 sama tantenya; jawabannya ganti-ganti melulu! x'D Akhirnya aku dan Shane belikan saja mereka kostum tengkorak. Dipakai nggak dipakai terserah, ---tapi nggak boleh minta gantinya dan nggak boleh makan permen :p Ternyata mereka suka banget sama kostumnya, dong. Belum Halloween saja sudah dilihat-lihat terus sampai akhirnya aku sembunyikan di lemari. Takutnya mereka keburu bosan :D
Ada yang happy dengan kostumnya. Hore! |
Sebelum Halloween aku cuma isi jarnya setengah doang. Soalnya takut diambilin melulu permennya :') |
This is Halloween!
Pas hari H ternyata Cody nggak bisa datang karena sedang menginap di rumah nenek dari pihak bundanya. Tapi it's okay, buat aku dan Shane Halloween kan berlangsung sampai bulan November, jadi dia selalu bisa menyusul, hehe. Mungkin karena sedang hujan deras dan malamnya begadang buat nonton film seram, Shane agak ngantuk ketika Ali datang. Kostumnya nggak langsung dipakai dan dia cuma kedip-kedip waktu aku dan Ali sibuk pakai kostum. Untungnya nggak lama, disogok permen dia langsung semangat dan bertransformasi jadi Gi Hun versi Barat. (Lah?! Hahahaha). Oh iya, hampir lupa cerita. Jadi beberapa hari sebelum Halloween aku dan Shane putuskan untuk menambahkan kaos di kostum kami. Memang sih nggak terlalu penting karena mostly kami kan pakai jaket. Tapi pertimbangannya saat musim hujan udara Bandung itu lembap, pasti sesekali kami ingin melepas jaket. Dan dengan memakai kaos orang yang lihat nggak akan menyangka lagi mau olahraga di Gasibu :p (Again, siapa juga yang bakal lihat ya, lol). Nggak pakai ribet, kami cuma pesan kaos raglan dengan lengan berwarna hijau. Nggak perlu sama-sama amat warnanya dengan celana dan jaket kami, yang penting ada nomornya. ---Aku rasa kaos ini complete our look ;)
Agak sedih sih mereka gak bisa pakai kostumnya barengan. Jadi aku bikin foto ini saja supaya bisa sedikit mengobati :') |
Sebelum Halloween Shane potong rambut sendiri. Keren gak sih, segitu menjiwainya dia jadi Gi Hun xD |
Kami nggak punya rencana "harus" ngapain saja pas Halloween, sih. Yang penting menikmati hari :) Di luar juga sedang hujan, menambah suasana mager. Jadi kebanyakan waktu kami lewati dengan menonton film sambil makan permen. Aku bebaskan Ali untuk memilih film Halloween untuk diputar di ruang TV. Dia pilih Toy Story dan Luca, ---padahal aku sudah pilih Goosebumps :p Di tengah-tengan film, perut terasa lapar (kami skip sarapan, terlambat bangun). Aku lalu masak spageti untuk makan siang. Bukan spageti biasa tentunya, ---tapi spooky spaghetti! :D Spagetinya dihias dengan "laba-laba" yang aku buat dari jamur. Idenya aku dapat dari Halloween 7 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih pescatarian, dan Bapak membuatkan aku "laba-laba" dari bakso ikan. Berhubung aku sekarang vegan, jadi diganti dengan jamur. Hasilnya masih tetap bagus kok, buktinya Ali amaze sekali dengan "laba-laba" nya. Dia pikir ide membuat laba-laba dari jamur itu jenius, padahal cuma modal tusuk-tusuk spageti mentah ke jamur sebelum direbus, ya :'D Shane juga suka dengan spagetinya, dia makan sampai habis meski kemarin malamnya juga dia makan spageti :p
Apapun bisa dibuat vegan. ---Termasuk "laba-laba", hahaha. |
Oya, dari sekian banyak dekorasi Halloween tahun ini, ada satu yang sangat istimewa untukku. Yaitu mainan nenak sihir yang bisa tertawa dengan sensor suara! Mungkin bagi orang lain biasa saja ya (bahkan Ibu Mertua juga punya mainan yang sama dan sudah sangat lama), tapi buatku mainan itu adalah impian masa kecil! Entah sudah berapa kali aku cerita sama Shane kalau aku sangat ingin mainan itu. Dulu, waktu aku kecil dan sempat tinggal di Jakarta sebentar, aku sering diajak ortu ke Mall Kelapa Gading karena dekat dengan tempat kami tinggal. Di hari menjelang Halloween, mall didekor dengan berbagai macam pernik. Salah satunya ada si nenek sihir yang digantung di atas eskalator. Aku lupa gimana ceritanya, tapi aku dan Bapak jadi tahu kalau mainan itu bakal ketawa jika aku teriak (---iya dong, aku teriak-teriak di mall, pasti annoying banget dah, hahaha). Akhirnya aku bolak-balik naik eskalator cuma buat bikin si nenek sihir ketawa :') Nggak tahu kenapa buatku mainan itu amusing banget, kaya ada daya tarik tersendiri, hehe. Aku sampai minta Bapak beli mainannya tapi ternyata nggak dijual, cuma dekor saja.
Makanya pas akhirnya bisa nemu mainan itu di internet aku senang sekaligus haru gitu T_T Aku dan Shane sudah mencari di internet dengan berbagai kata kunci tapi nggak ketemu-ketemu. Eh, tahunya malah ketemu pas masukin kata kunci nggak spesifik: "Halloween Decor". Yaelah, nenek :')
Setelah puluhan tahun akhirnya kamu jadi milikku, Nek :') |
Anyway, balik lagi ke cerita aktivitas Halloween. Selesai kami makan Ali nggak sabar mau mengukir labu. Dari semua persiapan Halloween yang sudah ada dari jauh-jauh hari, cuma labu yang kami beli mendadak. Aneh ya, padahal Halloween identik dengan labu jadi harusnya paling pertama dibeli, hahaha. Well, sebenarnya aku dan Shane punya alasan sendiri. Labu setelah diukir akan cepat busuk jadi sayang kalau beli jauh-jauh hari karena nggak bisa dipajang lama-lama setelah Halloween. Jadi yang dipajang sebelum Halloween tiba labu bohongan. Resiko beli labu mendadak ya... kami dapat sisa! Labu yang kami dapat kecil-kecil, karena tentu yang besar-besar sudah dibeli orang xD Tapi no biggie sih buat kami, labu kecil juga fun karena tetap bisa diukir dan dimakan bijinya :D
Untuk pertama kalinya Ali menggambar pola di labu secara utuh, lho. Tahun kemarin dia hanya gambar mulutnya, itu pun masih ragu-ragu. Mungkin Ali sudah lebih besar sekarang (---aww...), atau mungkin juga karena tahun ini dia menggambar menggunakan spidol, jadi lebih mudah. Setelah itu tentu saja aku yang mengukir labunya. Sampai beberapa tahun kedepan Ali hanya boleh menggambar dan membersihkan isi labu, karena bahkan buat orang dewasa seperti seperti aku dan Shane pun mengukir labu bisa sedikit berbahaya jika kurang hati-hati. Kulit labu yang tebal kadang membuat kami salah perkiraan, tahu-tahu pisau sudah menancap dalam padahal tangan kami masih ada di dalam labu :/ Tapi beberapa hari yang lalu aku melihat ada YouTuber yang menghias labu dengan stiker. Mungkin kapan-kapan bisa dicoba supaya ada variasi, ya! :D
Shane perlu waktu lama untuk memutuskan pola seperti apa yang akan ia gambar di labu. Sudah dapat beberapa referensi dari google tapi ujung-ujungnya malah pakai pola yang super sederhana, hahaha. Katanya khawatir gagal karena labunya kecil :p Aku sih nggak begitu peduli dengan bagaimana penampilan labu-labu kami. Yang terpenting moment kebersamaannya, istimewa :) Lagipula mau bentuknya nggak karuan sekalipun kalau sudah dimasukkan lilin pasti keren kok. ---Eh, tapi maksudnya bukan berarti aku menganggap labu-labu kami jelek yaaa. Bagus-bagus, kok. Tuh, lihat saja fotonya :p
Labu-labu kami pajang di ruang TV saja, nggak di balkon seperti tahun kemarin karena hujan sangat deras. Kalau dipikir kami malah nggak menginjak balkon sama sekali deh, hahaha.
Aku sempat menawari Ali untuk menonton film lain, tapi dia nggak mau. Toy Story pun sudah habis dia tonton sampai yang kedua, lalu dilanjutkan Luca yang... entah sudah keberapa kali ia tonton dari sejak film itu keluar :'D Ya, aku dan Shane ngikut saja, toh Ali sangat enjoy. Kasian juga kalau diganggu. Apalagi kalau Halloween gini aku kepengen anak-anak senang. Rasanya nggak fair saja gitu dulu-dulu at least ada aktivitas di sekolah (biasanya pesta kostum atau trick or treatin'), tapi sekarang anak-anak ngapain kalau Halloween? Paling di rumah saja. Makanya aku (dan Shane) berusaha keras supaya Halloween tetap berkesan dan bisa dikenang, meskipun nggak kemana-mana :)
Baking kue "kuburan" biasanya jadi acara utama kalau Halloween, tapi berhubung Ali asyik dengan filmnya jadi aku langsung mulai saja sendirian. Eh, dibantu Shane sih, karena aku mana bisa megang oven, hehe. Ternyata aroma batter kue bikin perhatian Ali teralih, dia langsung ikut membantu dan waktu kuenya masuk oven dia terus-terusan ngingetin aku supaya dicek. Padahal kan pakai timer :D Malah waktu kuenya dikeluarkan dan ternyata masih kurang matang Ali minta aku supaya jangan dimasukan lagi. Sudah segitu saja katanya karena sudah nggak sabar mau makan. Untung kami vegan ya, jadi kuenya tanpa telur. Aman dimakan meski setengah matang (baca: setengah jadi), hahaha.
Ali menghias kue "kuburan" nya dengan gummy worms. Ini wajib, meskipun aku sudah bilang kalau permennya mengandung gelatin. Katanya nggak apa-apa, nggak usah dimakan untuk hiasan saja. Hahaha, ya sudah lah asal beneran cuma setahun sekali :'D
Kue "kuburan" ini ada sejarahnya, lho. Dulu aku menyebutnya "mud cake" alias kue lumpur. Tapi berhubung Ali punya ide untuk menambahkan batu nisan, jadilah kue "kuburan". Dia tahu batu nisan dari makam Veggie, anjing kami dulu. Akhirnya sejak Halloween dua tahun lalu hadirlah tradisi ini, membuat kue "kuburan" :D
Meski bentuknya lumayan realistik (---mirip tanah), tapi rasanya sangat enak. Apalagi karena bagian tengahnya belum set jadi lumer-lumer gitu, hahaha. Saking enaknya Ali cuma makan sedikit dan minta sisanya dibawa pulang. Katanya supaya Abah dan Uti nyicipin juga. Aww, how sweet :')
Seram gak sih itu tengahnya longsor? T_T Gara-gara Ali gak sabar nih belum set sudah diangkat aja. |
Beli bahan-bahan di Indomaret di komplek apartemen. |
Halloween ---AGAIN!
Setelah Halloween selesai sengaja dekor-dekornya nggak dibereskan dulu. Kenapa? Jaga-jaga kalau si Cody Boy bisa mampir ke rumahku dan Shane, jadi kami bisa merayakan Halloween LAGI! :D Rasanya sedih saja tahun kemarin pun ia nggak bisa datang dan katanya sempat menangis karena merasa nggak diajak T_T Padahal kami nggak pernah pilih-pilih, lho, sayang dengan semua keponakan. Bedanya dengan Ali, dia memang sekolah didampingi aku, jadi tentu saja lebih sering ketemu. Dan akhirnya kabar baik pun datang. Ali mengabariku kalau adiknya ikut datang untuk menemaninya bersekolah di rumah kami. Hore! Aku dan Shane langsung sedikit rapi-rapi rumah untuk menyambutnya. Dan sungguh kebetulan yang manis, ketika mereka tiba aku juga baru menerima paket pernik dan treats Halloween dari Cloudy Store (cloudystore.kr)! Waaaah, bikin nggak kalah meriah sama Halloween kemarin, nih! :')
Samyang dan Pringlesnya vegan jadi buatku dan Shane. Sisanya buat the babies. Cute banget gak sih warna treatsnya Halloween sekali :D |
Halloween kami tahun ini semakin meriah dengan pernak-pernik dari Cloudy Store. Keren banget gak sih bisa titip belanja dari Korea :') |
Melihat Cody senang, aku dan Shane pun ikut senang. Akhirnya dia bisa merayakan Halloween sama kami. Dulu sebenarnya Cody juga pernah ber Halloween bersama keluargaku di rumah orangtua (---waktu aku belum menikah). Tapi dia masih keciiiiiil banget, masih digendong dan sepertinya dia nggak ingat. Selanjutnya karena ia lebih sering menginap di rumah nenek dari bundanya, plus nggak sekolah sama aku, semakin susah lah untuk ketemu pas Halloween :'D Tapi no worry, aku pastikan dia juga mendapat kenangan yang sama indahnya dengan Ali. Aku dan Shane bekali ia dengan banyak permen, kostum Halloween, bahkan membebaskannya untuk menonton film yang ia mau. ---Ia pilih Spongebob, btw, hahaha. Mudah-mudahan saja tahun depan Cody dan Ali bisa mengukir labu bersama ya :)
Kostum boleh dilepas, tapi outfit tetap dong vibesnya Halloween sampai akhir bulan :D |
Detail kaus kaki dari Cloudy Store super gemas! |
Sampai aku menulis ini dekorasi Halloween belum diturunkan. Rasanya sayang saja karena kami masih ingin mengingat-ingat moment manis bersama keluarga. ---Well, mungkin minggu depan ada sebagian yang diturunkan karena Ali akan berulang tahun yang keenam dan ia ingin dekorasi Minecraft, hehe :)
Setiap Halloween selalu meninggalkan kesan yang berbeda, dan tahun ini rasanya sangaaaat penuh cinta. Kami nggak hyper sampai ketawa-ketawa gimana, malah bisa dibilang kebanyakan cuma nonton film, kan. Tapi rasanya hangat saja. Melihat Shane yang super niat begadang buat dekor, dengerin semua yang aku mau, Ali yang nggak rewel dan bawaannya senyum terus, dan ditambah Cody yang happynya bikin nular... kurang sempurna gimana coba :') Belum lagi Ibu Mertua dan Kakak Ipar yang meskipun nggak bisa hadir di sini perhatiannya tetap bisa bikin aku meleleh. Tahu kami pakai kostum Squid Game mereka terus-terusan meminta kami mengirimi foto, ---sampai bingung aku harus pose gimana lagi xD Padahal reaksi Ibu Mertua waktu nonton serialnya nggak begitu baik lho karena beliau nggak suka kekerasan. Tapi tetap saja excited dengan kostum kami :'D
Yaaa, begitulah cerita Halloween dari keluargaku. Sederhana, ---tapi aku nggak mau tukar dengan apapun! :) Bagaimana Halloween kalian kemarin? Semoga menyenangkan, ya. ---Halloween mungkin bukan untuk semua orang, tapi perasaan bahagia dengan keluarga itu universal, kan? ;)
boo!
INDI
Keywords: Pengalaman merayakan Halloween di Indonesia, Squid Game, kostum Squid Game, DIY Halloween costumes.
---------------------------------------------------------------
Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik