Untuk: Mika di surga
Dari: Indi di Bumi.
Cc: Tuhan yang sangat baik.
Dari: Indi di Bumi.
Cc: Tuhan yang sangat baik.
Waktu itu.
Rambut panjangmu dipotong sembarangan.
Sorot matamu berubah.
Lemah...
Kamu bahkan hampir tidak bisa bicara.
Kamu minta aku duduk, tapi lalu aku berbaring.
Aku dengar kamu bernyanyi.
Berusaha... Lirih.
Habis. Ternyata kamu pergi.
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Aku ketakutan. Aku sendirian.
Aku mau pegang kamu. Jangan pergi Mika, jangan pergi, Mika.
Tapi Tuhan bilang ini sudah waktunya.
Kamu harus pulang.
Tapi ini malam natal.
Kenapa sekarang?
Aku marah.
Aku marah...
Ibumu bilang kamu tidak pergi.
Kamu hanya pulang, karena waktumu sudah habis.
"Mika itu malaikat, Indi".
"Dan malaikat rumahnya bukan di bumi".
Aku pikir ibumu bohong. Kamu kan tidak punya sayap.
Lalu ibumu bilang lagi, "Mika sedang ambil sayapnya di surga".
"Karena Tuhan butuhkan Mika".
"Untuk menjadi malaikat di malam natal".
Aku tidak menangis.
Tadinya karena marah.
Aku tidak menangis.
Sekarang karena bangga.
Sekarang.
Ini malam natal.
Dan aku sangat bahagia.
Aku tahu Mika baik-baik saja.
Mengawasiku dari surga.
Aku tidak perlu khawatir tidak ada yang menjaga.
Mika tidak kemana-mana dan ingin aku kuat.
Seperti dia yang mengalah pada AIDS nya.
Bukan dikalahkan.
Ini malam natal.
Dan aku hampir bisa merasakan.
Mika memelukku dari belakang sambil berkata;
"Selamat malam natal, Sugar. Jangan jadi anak nakal".
Aku tersenyum, hampir tertawa.
Sampai jumpa lagi Mika.
Aku pasti ke sana jika waktuku tiba.
Tunggu aku di Surga!
sugarpie mu yang sudah besar,
Indi
Rambut panjangmu dipotong sembarangan.
Sorot matamu berubah.
Lemah...
Kamu bahkan hampir tidak bisa bicara.
Kamu minta aku duduk, tapi lalu aku berbaring.
Aku dengar kamu bernyanyi.
Berusaha... Lirih.
Habis. Ternyata kamu pergi.
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Siapa yang menjagaku?
Aku ketakutan. Aku sendirian.
Aku mau pegang kamu. Jangan pergi Mika, jangan pergi, Mika.
Tapi Tuhan bilang ini sudah waktunya.
Kamu harus pulang.
Tapi ini malam natal.
Kenapa sekarang?
Aku marah.
Aku marah...
Ibumu bilang kamu tidak pergi.
Kamu hanya pulang, karena waktumu sudah habis.
"Mika itu malaikat, Indi".
"Dan malaikat rumahnya bukan di bumi".
Aku pikir ibumu bohong. Kamu kan tidak punya sayap.
Lalu ibumu bilang lagi, "Mika sedang ambil sayapnya di surga".
"Karena Tuhan butuhkan Mika".
"Untuk menjadi malaikat di malam natal".
Aku tidak menangis.
Tadinya karena marah.
Aku tidak menangis.
Sekarang karena bangga.
Sekarang.
Ini malam natal.
Dan aku sangat bahagia.
Aku tahu Mika baik-baik saja.
Mengawasiku dari surga.
Aku tidak perlu khawatir tidak ada yang menjaga.
Mika tidak kemana-mana dan ingin aku kuat.
Seperti dia yang mengalah pada AIDS nya.
Bukan dikalahkan.
Ini malam natal.
Dan aku hampir bisa merasakan.
Mika memelukku dari belakang sambil berkata;
"Selamat malam natal, Sugar. Jangan jadi anak nakal".
Aku tersenyum, hampir tertawa.
Sampai jumpa lagi Mika.
Aku pasti ke sana jika waktuku tiba.
Tunggu aku di Surga!
sugarpie mu yang sudah besar,
Indi