Halo, pals! Akhirnya aku punya kesempatan buat post lagi setelah sebelumnya diculik sama monster selimut, hehehe. Kidding :p Di kotaku hujan datang terus-terusan, dalam sehari bisa sampai 4 kali hujan, tapi cuaca tetap kering dan panas. Nah, di tiap kesempatan hujan itu aku pasti selimutan meski gerah, kangen suasana "kemping selimut" yang suka aku lakukan waktu kecil. Sekarang paling cuma sesekali saja, sih. Itu juga bukan ditemani sama cahaya senter sambil baca dongeng di bawah selimut, tapi sama cahaya handphone buat texting, hihihi.
Jadi bagaimana minggu kalian? Who was busy? Raise your hand, hehehe. Aku cukup sibuk, selain lengket dengan selimut, aku juga lagi lengket dengan naskah novel ketigaku. Setiap malam aku mengerjakan satu chapter. Melelahkan tapi semangat. Apalagi kegiatan blogging di setiap weekend selalu berhasil me-refresh kepenatanku :)
Dan ngomong-ngomong soal semangat dan blogging, aku menemukan sesuatu yang mau aku bahas, nih. Beberapa waktu lalu, waktu kegiatan menulis naskah novelku belum terlalu padat (sekarang harus lebih ngebut, tahun depan makin dekat, hore! Lol), aku menikmati blog walking sampai sejauh-jauhnya. Saking jauhnya kalau aku jalan beneran sudah sampai Cina deh kayanya, hehehe. Nah, tanpa sengaja aku menemukan sebuah blog yang bikin aku kaget dan marah. Blog ini milik seorang laki-laki yang sepertinya nggak punya kegiatan selain memperhatikan foto-foto perempuan di dunia maya, stealed it, posted it dan menilai berapa persen kecantikan mereka. Lebih parahnya lagi, dia menilai kecantikan seseorang berdasarkan wajah, pakaian dan cara ia berpose!
Mungkin bagi sebagian orang itu bukan masalah besar dan bagi pemilik blog itu apa yang ia tulis bukan masalahku, tapi apa ia pernah berpikir bahwa mungkin saja ada yang terpengaruh dengan tulisannya?
Let's talk about beauty. Sejak kecil sampai sekarang aku sudah dengar macam-macam tentang pengertian cantik, dari yang dangkal sampai yang benar sekalipun. Pengertian kecantikan yang dangkal (menurut) ku adalah seperti yang ada di blog Mr. Shallow ---okay, kita panggil saja dia begitu mulai sekarang---, ia mengartikan cantik hanya sebatas fisik dan apa yang dipakai (pakaian, aksesoris, etc). Ia bahkan lebih dangkal daripada tag line iklan yang bilang kalau kecantikan itu terpancar dari kulit yang putih! Oh, God...
Aku tumbuh sebagai 'Disney Generation', alias remaja yang tumbuh bersama serial-serial remaja Disney. Kesukaanku waktu itu adalah Lizzie Mcguire. Lizzie just remind me of my self, childish, naive, cheerful and clumsy sometimes. Lalu ada Kate, sahabat Lizzie di masa kecil yang menjadi 'musuh-bebuyutan' di masa remaja. Mulanya Lizzie merasa nggak masalah dengan dirinya. Ia cukup percaya diri dan merasa menarik, sampai Kate 'memaksa' nya setuju bahwa kecantikan adalah seperti dirinya: tall, blonde, skinny and owning fancy stuff. Lizzie yang chubby dan bertinggi rata-rata mulai berdandan seperti Kate, dia belajar memakai hak tinggi dan memakai pakaian agak 'berbeda' untuk ke sekolah. Lizzie bahkan mengecat kuku kakinya, yang mana pada saat itu aku anggap lucu (Hillary was so hilarious! Superb!! Lol).
Semenjak saat itu aku jadi sadar bahwa dengan melihat saja sudah bisa mempengaruhi pikiran seseorang ---bahkan yang setangguh Lizzie sekalipun---. Teenagers always be a teenagers, sekuat apapun mereka tetap masih muda dan butuh role model. Apa kita butuh lebih banyak role model lagi yang seperti Kate? I don't think so :)
Kembali lagi ke blog Mr. Shallow, ada satu fakta lagi yang mengejutkan darinya. Ia ternyata bukan remaja, tapi sudah lebih tua dariku! Aku nggak tahu apa ia pernah pernah punya trauma karena diintimidasi oleh "Kate versi laki-laki", tapi yang pasti ia tetap nggak punya hak untuk men-judge seseorang dari luarnya. Mr. Shallow juga membantah ungkapan "beauty is in the eye of the beholder", baginya kecantikan adalah seperti yang ia sudah sebutkan dan perempuan yang jelek itu adalah jelek.
Sebagai perempuan aku merasa sakit hati dengan pernyataannya karena sejak kecil aku diberi tahu bahwa baik itu perempuan atau laki-laki keduanya terlahir dengan otak yang bisa dipakai semaksimal mungkin dan bukan sekedar menjadi objek. Aku juga diberi tahu oleh Ibu bahwa kecantikan nggak ada standarnya, semua perempuan berkulit hitam maupun putih, kuning maupun coklat sama menariknya dan sama derajatnya. Dan cantik itu adalah perempuan, bukan bagaimana fisik perempuan itu terlihat, karena kami memang dilahirkan seperti itu.
Mr. Shallow juga bilang bahwa hanya perempuan yang jelek yang setuju dengan ungkapan "beauty is in the eye of the beholder". (Well, aku setuju dengan ungkapan itu, jadi silakan panggil aku jelek, Mr. Shallow :p )
Semakin lama aku jelajahi blog nya, semakin ketahuan juga bahwa ia nampaknya lupa dengan sesuatu yang disebut 'cerdas'. Aku jadi berandai-andai, bagaimana seandainya jika ia bertemu dengan perempuan yang nggak termasuk standar cantiknya (ya, boleh dicontohkan itu aku, lol) tapi perempuan itu cerdas? Apa ia akan tetap menganggap perempuan itu jelek dan nggak menarik? Atau bagaimana dengan hati? Apa perempuan yang baginya jelek akan tetap jelek meski perempuan itu mempunyai hati yang baik? Kalau ternyata jawabannya tetap sama dan nggak mau mengubah standar cantiknya... well... aku rasa ia yang akan rugi sendiri, dan aku cuma bisa mengucapkan turut berduka cita untuk itu :)
Mungkin sekarang kalian akan bertanya apa aku nggak peduli dengan 'penampilan luar' (atau mungkin Mr. Shallow yang membaca diam-diam juga bertanya hal yang sama? Lol). Tentu saja aku peduli, tapi aku anggap semua hal yang terlihat di luar adalah treat untuk yang aku lakukan di dalam. Tubuh butuh keseimbangan, setelah aku berkerja 7 hari perminggu dan menghabiskan waktu berjam-jam di balik komputer, tubuhku punya hak untuk mendapatkan apa yang harus ia dapatkan: perawatan. Ini aku lakukan supaya tubuhku tetap terjaga, seperti ketika Tuhan menciptakanku (terkecuali suatu perubahan yang disebut penuaan). Seperti minggu kemarin, aku bekerja lebih padat daripada biasanya sampai-sampai aku nggak sadar kalau bawah mataku sudah hitam. Aku kaget sekali, tapi bukan karena aku tiba-tiba merasa jelek atau nggak menarik, aku kaget karena aku lupa dan nggak memperhatikan alarm tubuhku: aku harus istirahat karena peredaran darah di sekitar mata mulai nggak lancar. Dan saat aku bisa meng-handle tubuhku, baik dari dalam maupun dari luar, itu juga bisa diartikan sebagai ungkapan bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan aku otak dan tubuh---bagaimanapun bentuknya---.
Dan ngomong-ngomong soal semangat dan blogging, aku menemukan sesuatu yang mau aku bahas, nih. Beberapa waktu lalu, waktu kegiatan menulis naskah novelku belum terlalu padat (sekarang harus lebih ngebut, tahun depan makin dekat, hore! Lol), aku menikmati blog walking sampai sejauh-jauhnya. Saking jauhnya kalau aku jalan beneran sudah sampai Cina deh kayanya, hehehe. Nah, tanpa sengaja aku menemukan sebuah blog yang bikin aku kaget dan marah. Blog ini milik seorang laki-laki yang sepertinya nggak punya kegiatan selain memperhatikan foto-foto perempuan di dunia maya, stealed it, posted it dan menilai berapa persen kecantikan mereka. Lebih parahnya lagi, dia menilai kecantikan seseorang berdasarkan wajah, pakaian dan cara ia berpose!
Mungkin bagi sebagian orang itu bukan masalah besar dan bagi pemilik blog itu apa yang ia tulis bukan masalahku, tapi apa ia pernah berpikir bahwa mungkin saja ada yang terpengaruh dengan tulisannya?
Let's talk about beauty. Sejak kecil sampai sekarang aku sudah dengar macam-macam tentang pengertian cantik, dari yang dangkal sampai yang benar sekalipun. Pengertian kecantikan yang dangkal (menurut) ku adalah seperti yang ada di blog Mr. Shallow ---okay, kita panggil saja dia begitu mulai sekarang---, ia mengartikan cantik hanya sebatas fisik dan apa yang dipakai (pakaian, aksesoris, etc). Ia bahkan lebih dangkal daripada tag line iklan yang bilang kalau kecantikan itu terpancar dari kulit yang putih! Oh, God...
Aku tumbuh sebagai 'Disney Generation', alias remaja yang tumbuh bersama serial-serial remaja Disney. Kesukaanku waktu itu adalah Lizzie Mcguire. Lizzie just remind me of my self, childish, naive, cheerful and clumsy sometimes. Lalu ada Kate, sahabat Lizzie di masa kecil yang menjadi 'musuh-bebuyutan' di masa remaja. Mulanya Lizzie merasa nggak masalah dengan dirinya. Ia cukup percaya diri dan merasa menarik, sampai Kate 'memaksa' nya setuju bahwa kecantikan adalah seperti dirinya: tall, blonde, skinny and owning fancy stuff. Lizzie yang chubby dan bertinggi rata-rata mulai berdandan seperti Kate, dia belajar memakai hak tinggi dan memakai pakaian agak 'berbeda' untuk ke sekolah. Lizzie bahkan mengecat kuku kakinya, yang mana pada saat itu aku anggap lucu (Hillary was so hilarious! Superb!! Lol).
Semenjak saat itu aku jadi sadar bahwa dengan melihat saja sudah bisa mempengaruhi pikiran seseorang ---bahkan yang setangguh Lizzie sekalipun---. Teenagers always be a teenagers, sekuat apapun mereka tetap masih muda dan butuh role model. Apa kita butuh lebih banyak role model lagi yang seperti Kate? I don't think so :)
Kembali lagi ke blog Mr. Shallow, ada satu fakta lagi yang mengejutkan darinya. Ia ternyata bukan remaja, tapi sudah lebih tua dariku! Aku nggak tahu apa ia pernah pernah punya trauma karena diintimidasi oleh "Kate versi laki-laki", tapi yang pasti ia tetap nggak punya hak untuk men-judge seseorang dari luarnya. Mr. Shallow juga membantah ungkapan "beauty is in the eye of the beholder", baginya kecantikan adalah seperti yang ia sudah sebutkan dan perempuan yang jelek itu adalah jelek.
Sebagai perempuan aku merasa sakit hati dengan pernyataannya karena sejak kecil aku diberi tahu bahwa baik itu perempuan atau laki-laki keduanya terlahir dengan otak yang bisa dipakai semaksimal mungkin dan bukan sekedar menjadi objek. Aku juga diberi tahu oleh Ibu bahwa kecantikan nggak ada standarnya, semua perempuan berkulit hitam maupun putih, kuning maupun coklat sama menariknya dan sama derajatnya. Dan cantik itu adalah perempuan, bukan bagaimana fisik perempuan itu terlihat, karena kami memang dilahirkan seperti itu.
Mr. Shallow juga bilang bahwa hanya perempuan yang jelek yang setuju dengan ungkapan "beauty is in the eye of the beholder". (Well, aku setuju dengan ungkapan itu, jadi silakan panggil aku jelek, Mr. Shallow :p )
Semakin lama aku jelajahi blog nya, semakin ketahuan juga bahwa ia nampaknya lupa dengan sesuatu yang disebut 'cerdas'. Aku jadi berandai-andai, bagaimana seandainya jika ia bertemu dengan perempuan yang nggak termasuk standar cantiknya (ya, boleh dicontohkan itu aku, lol) tapi perempuan itu cerdas? Apa ia akan tetap menganggap perempuan itu jelek dan nggak menarik? Atau bagaimana dengan hati? Apa perempuan yang baginya jelek akan tetap jelek meski perempuan itu mempunyai hati yang baik? Kalau ternyata jawabannya tetap sama dan nggak mau mengubah standar cantiknya... well... aku rasa ia yang akan rugi sendiri, dan aku cuma bisa mengucapkan turut berduka cita untuk itu :)
Mungkin sekarang kalian akan bertanya apa aku nggak peduli dengan 'penampilan luar' (atau mungkin Mr. Shallow yang membaca diam-diam juga bertanya hal yang sama? Lol). Tentu saja aku peduli, tapi aku anggap semua hal yang terlihat di luar adalah treat untuk yang aku lakukan di dalam. Tubuh butuh keseimbangan, setelah aku berkerja 7 hari perminggu dan menghabiskan waktu berjam-jam di balik komputer, tubuhku punya hak untuk mendapatkan apa yang harus ia dapatkan: perawatan. Ini aku lakukan supaya tubuhku tetap terjaga, seperti ketika Tuhan menciptakanku (terkecuali suatu perubahan yang disebut penuaan). Seperti minggu kemarin, aku bekerja lebih padat daripada biasanya sampai-sampai aku nggak sadar kalau bawah mataku sudah hitam. Aku kaget sekali, tapi bukan karena aku tiba-tiba merasa jelek atau nggak menarik, aku kaget karena aku lupa dan nggak memperhatikan alarm tubuhku: aku harus istirahat karena peredaran darah di sekitar mata mulai nggak lancar. Dan saat aku bisa meng-handle tubuhku, baik dari dalam maupun dari luar, itu juga bisa diartikan sebagai ungkapan bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan aku otak dan tubuh---bagaimanapun bentuknya---.
My current reads, to feed my brain :) |
My current treat for my body :) |
Hmm, aku jadi ingat sebuah lirik lagu yang bilang bahwa semua orang itu cantik dan pendapat seseorang nggak boleh jadi alasan untuk feel down. Iya, memang idealnya begitu. Tapi apa dengan semua majalah sampah, pengaruh iklan buruk TV dan blog-blog dangkal seperti milik Mr. Shallow semuanya jadi mudah? Aku rasa nggak, karena sekali lagi sekuat apapun seseorang kalau diberi pengaruh terus-terusan sedikit banyak akan mendengar/melihat dan (bukan nggak mungkin) percaya dengan apa yang didengar/dilihatnya. So, Mr. Shallow, aku harap anda nggak lupa ada hal yang disebut otak dan hati. Sekalipun anda super model berwajah perpaduan Zack Efron dan Johnny Depp, anda tetap nggak punya hak untuk men-judge perempuan dari fisiknya saja. We are all beautiful. Nggak ada seorang pun yang jelek, yang ada cuma keragaman. Seriously, "Beauty is in the eye of the beholder" memang benar, nggak ada yang salah dari ungkapan itu. Mungkin anda pikir blog anda suka-suka anda, well same reason here then :) Hanya saja tulisan ini lebih masuk akal daripada men-jugde seseorang dari fisik ;)
So, my dear blogger pals, sepertinya aku harus sudahi dulu tulisanku. Karena hujan memanggil dan selimut sudah menanti, hihihi. Ini sepertinya jadi post pertamaku yang penuh emosi, jadi aku mohon maaf kalau ada kata-kata yang terlalu kasar. Semua ini murni pendapatku dan kalian, of course dengan senang aku terima kalau mau menambahkan sesuatu dari tulisan ini :) Ah, iya, satu hal lagi, gue bukan fans-nya Khahlil Gibran. Tapi ada satu quote yang sangat gue suka,
"Beauty is not in the face; beauty is a light in the heart".
Have a nice Monday!
So, my dear blogger pals, sepertinya aku harus sudahi dulu tulisanku. Karena hujan memanggil dan selimut sudah menanti, hihihi. Ini sepertinya jadi post pertamaku yang penuh emosi, jadi aku mohon maaf kalau ada kata-kata yang terlalu kasar. Semua ini murni pendapatku dan kalian, of course dengan senang aku terima kalau mau menambahkan sesuatu dari tulisan ini :) Ah, iya, satu hal lagi, gue bukan fans-nya Khahlil Gibran. Tapi ada satu quote yang sangat gue suka,
"Beauty is not in the face; beauty is a light in the heart".
Have a nice Monday!
A smiling face is a beautiful face :) |
Headband: BIP | Butter leaf dress by Toko Kecil Indi | Shoes: Stevvano |
Much love, smile and happiness,
INDI
-------------------------------------------------------------------------