Meski spiritku tetap sama (bahkan lebih, lol) tapi nggak bisa dihindari kalau kondisi sekarang harus membuatku bikin beberapa penyesuaian. Dulu biasanya Ibu membuatkanku kostum, ---nggak harus baru, kadang dress lama dirombak kembali atau menggunakan kain-kain yang sudah ada. Bapak juga dulu selalu membantuku untuk membuat dekorasi dan pelengkap kostum, seperti waktu membuatkanku sayap tinkerbell dari gantungan baju. Tapi karena sekarang sudah tinggal terpisah, berkunjung ke rumah mereka lalu nonton film horor saja sudah cukup, kok :) Justru malah menantangku untuk lebih kreatif, ---lebih kreatif dari dulu karena sekarang apa-apa hanya dikerjakan olehku dan Shane saja.
Punya tanggal pernikahan yang dekat dengan Halloween itu semacam berkah tapi rempong. Kenapa? Soalnya kalau mau rayain anniversary harus benar-benar diatur biar nggak tabrakan sama Halloween yang biasanya sudah ditunggu-tunggu (baca: ditagih terus) sama keponakanku, Ali. Hahaha. Untungnya, karena ini sudah tahun ketigaku dan Shane merayakan Halloween bersama, kami jadi sudah makin pro :p Caranya dari jauh-jauh hari, alias awal bulan Oktober kami cicil apa saja yang dibutuhkan untuk Halloween. Termasuk diatur budgetnya juga supaya nggak berlebihan dan tiba-tiba ada pengeluaran nggak terduga. Dimulai dari yang Ali inginkan. Dia bilang ingin menjadi bajak laut, jadi kami belikan topi bajak laut saja tanpa kostum. Karena menurut kami dengan memakai topinya saja sudah cukup menunjukkan bahwa dia bajak laut :D Ali juga ingin mengukir labu karena tahun kemarin nggak sempat ikutan dan membuat kue lumpur (mud cake). Jadi Shane siapkan budget untuk membeli itu semua ketika hari H, plus budget untuk pengganti trick or treatin’ yang nggak diadakan tahun ini karena sekolah libur.
Sedangkan untuk kami berdua sih, dibanding segala macam sweets kami lebih peduli dengan film-film horror dan dekorasi yang membuat suasana rumah lebih hangat. Kami membeli kaos bertama Halloween kompakan yang hanya berbeda warna. Nggak pakai kortum untuk hari H karena sebelumnya ternyata ada event di salah satu coffee shop dekat rumah kami, jadi mending dipakai untuk ke sana saja. Selebihnya kami membeli sarung bantal sofa dengan pertimbangan bisa dipakai untuk jangka waktu lama dan memang butuh (maklum pengantin baru, di rumah baru punya satu pasang, hahaha). Juga ember permen untuk Ali hunting pura-pura trick or treatin’ di supermarket, dan balon-balon digunakan sebagai dekor yang nantinya bisa digunakan Ali untuk bermain (two in one kan jadinya, hehe). Kebetulan rumah kami memang temanya Halloween sepanjang tahun. Jadi segitu saja sudah cukup. Bersenang-senang boleh, tapi harus tetap ingat buat bijak ;)
Pra Halloween.
Halloweennya sih memang cuma satu hari. Tapi sejak masuk bulan Oktober biasanya Halloween vibes sudah terasa. Tahun-tahun kemarin aku dan Shane marathon film horror (hampir) setiap malam sampai mata sepet, hahaha. Sedangkan tahun ini, karena stock film sudah menipis jadi film yang kami tonton nggak terlalu banyak. Kebanyakan sih ketika menginap di rumah orangtua karena di sana ada TV kabel (---iya, kami nggak/belum punya, masih mempertimbangkan perlu atau nggak). Kadang nontonnya kepotong-potong juga karena kebetulan ada 2 keponakanku yang sedang menginap di sana. Mereka lebih tertarik dengan kostum-kostum Halloween daripada film. Jadi yaaa aku mengalah untuk mendandani mereka sambil tetap aku sounding kalau Halloween masih akhir bulan nanti, hahaha.
Keponakanku ada 2, namanya Ali dan Abi Cody. Mereka sih biasanya cuek, mau pakai apa saja asal kostum sudah happy. Ali yang lebih tua saja baru tahun ini punya keinginan jadi bajak laut. Tahun-tahun kemarin dia akan pakai apapun yang dipilihkan bundanya atau bahkan aku. Jadi aku dandani saja mereka menjadi R. L Stine dan Slappy. Lol, yup, kalau sudah mengenalku cukup lama pasti tahu kalau aku adalah fans berat karya-karya R. L Stine, terutama Goosebumps :D Aku tunjukkan dulu foto-fotonya pada mereka, dan mereka mau. Kebetulan Cody anak aktif dan cerewet sekali, jadi kupikir cocok untuk didandani seperti Slappy, si boneka hidup beraksi dari Goosebumps. Ketika mau kufoto saja dia nggak mau diam, hahaha. Untung saja aku sempat mengambil beberapa foto jadi bisa disimpan untuk kenang-kenangan :)
Boneka hidup beraksi versi cute :D |
Sedangkan Ali, dia sih nggak didandani juga sudah "mirip" dengan R. L Stine, hahaha. Ini menurutku lho, kalau pembaca di sini anggap nggak mirip ya nggak apa-apa :p Mata mereka sama-sama teduh. Belum lagi dia anaknya imajinatif, nggak akan kaget kalau suatu hari bakal jadi penulis hebat, hahaha (Amin...). Tinggal aku kasih tahilalat palsu, sudah deh jadi R. L Stine.
Benar mirip, kan? :D |
Dan ternyata 2 bocah ini dapat kejutan pra Halloween dari R. L Stine! Beliau melihat foto mereka dan memutuskan untuk me-retweet foto Ali! Hahaha, beliau bahkan memberi komentar. "Looking good!" katanya, dan langsung dishare oleh puluhan fansnya. Cody juga dapat reaksi dari R. L Stine, dua kali beliau memberi "heart" pada fotonya. Aku sebagai tantenya jadi senyum-senyum sendiri, hehe. Sudah puluhan tahun jadi fansnya akhirnya dinotice juga gara-gara keponakan :D
Aku yang sebenarnya hanya terfokus dengan hari H dan hanya nonton film sambil menunggu Halloween, ternyata malah ikutan "perayaan" pra Halloween juga. Gara-garanya sih di Kopi Q, coffee shop dekat rumahku (dekat banget, masih satu komplek) ngadain event lucu gitu. Mereka ada free meals buat pengunjung yang datang pakai kostum Halloween. Nah, kebetulan aku lagi mau ke rumah ortu (LAGI, hahaha) jadi sekalian saja aku mampir ke Kopi Q dengan kostum Snow White ku. Dapatnya plus-plus kan, seru ber Halloween sekaligus perut kenyang :D Ini juga nih bisa jadi salah satu alasan kenapa aku suka banget Halloween, soalnya banyak promo dan freebies :p
Snow White bersepatu keds :p |
Snow White dan rakyat jelata xD Eh, becanda, ini pangeranku, dong. Cuma lagi nyamar gak pakai baju kerajaan :p |
Akhirnya, Halloween!
Ketika hari yang dinanti-nanti tiba aku malah sakit! Hahaha, pantas saja sih karena tanggal 28 dan 29 nya aku dan Shane merayakan ulang tahun pernikahan kami dan ada sedikit insiden (kapan-kapan kuceritakan). Tapi di pagi hari tetap saja aku bangun dengan semangat dan memaksakan untuk mandi. Di luar hujan deraaaas sekali, rasanya bikin badanku makin meriang. Untung saja Shane langsung sigap membelikanku obat dan pelega tenggorokan. Syukurlah di siang hari aku merasa membaik dan siap menjemput Ali untuk ber Halloween bersama :)
Balon-balon itu Shane yang tiup. Lumayan penuh perjuangan :p |
Tahun ini kami gak pakai kostum, cukup matching T shirt bertema Halloween saja :) |
Ali rupanya sudah sangat siap, ketika aku dan Shane tiba dia sudah memakai jaket dan masker. Sebenarnya Cody juga ingin ikut, tapi karena dia sangat aktif rasanya nggak mungkin aku dan Shane handle apalagi keadaanku sedang kurang fit. Rasanya nggak enak banget :( Tapi Ibu juga memang menyarankan agar Cody di rumah saja bersamanya dan berjanji dia tetap akan bersenang-senang meski nggak ikut bersama kami. Akhirnya setelah berpamitan singkat kami bertiga pergi ke supermarket. Iya, supermarket! Hahaha. Biasanya sih orang-orang membeli labu di pumpkin patch ya supaya Halloweennya lebih terasa. Tapi kami nggak mau memaksakan, supermarket adalah lokasi terdekat dan di sana juga serba ada. Sempurna bagi kami ;)
Hujan sempat berhenti sebentar ketika kami tiba di supermarket. Bahkan sebelum Shane mendapat troli, Ali sudah berlari ke tempat sayur-sayuran untuk mengambil labu, hahaha. Seketika badanku rasanya jadi sehat walafiat! Mata Ali berkilat-kilat ketika dia menemukan labu yang menurutnya "besar dan bagus". Semangat Ali benar-benar membawa vibes positif :D Sengaja aku membiarkan Ali mengambil labu mana pun yang dia mau agar pengalaman mengukir labu pertamanya berkesan. Sebenarnya Shane sempat memberi saran untuk mengambil labu yang lebih besar dan bentuknya lebih simetris. Tapi setelah melihat ekspresi Ali, dia pun setuju untuk mengikuti "besar dan bagus" versi Ali. (---Pssst, menurut kami labunya terlalu kecil).
Kami juga sudah menyiapkan ember permen berbentuk labu untuk Ali. Sebagai ganti trick or treat, kami izinkan Ali untuk berkeliling di lorong-lorong supermarket dan mengambil permen apapun yang dia inginkan selama muat masuk ke dalam ember. Manisnya, ternyata Ali tetap ingat dengan adiknya di rumah. Dia juga ingin memberi Cody permen karena khawatir di rumah Uti (Nenek, ibuku) nggak ada permen, hahaha. Aw, tentu saja aku dan Shane sudah siapkan oleh-oleh untuk adiknya juga. Semua yang kami beli double agar adil. Aku sih berharap tahun depan Cody bisa ikut, karena meski Ibu memastikan dia bersenang-senang di rumahnya tetap saja aku merasa ada yang kurang :')
Hasil “buruan” Ali di supermarket. |
Tepat ketika hujan kembali lebat (baca: angin kencang, petir, bikin seram) kami selesai berbelanja. Udara yang dingin rupanya membuat Ali sedikit mengantuk. Di mobil, aku bisa melihat Ali terkantuk-kantuk di kursi belakang. Tapi setiap sadar dia sedang diperhatikan, dia pasti langsung tersenyum lagi dan bilang, "Ali nggak tidur kok." :D
Aku bisa maklum, Ali masih kecil jadi acara Halloweennya pun harus dibuat singkat, family friendly (no seram-seram) dan nggak melewati waktu tidurnya. Jadi ketika kami tiba di rumah, tanpa membuang-buang waktu aku langsung bertanya apa yang ingin Ali lakukan lebih dulu. Ali ingin membuat kue lumpur, saking siapnya dia memilih 2 bungkus permen cacing ketika di supermarket. Supaya lebih seram katanya, hahaha. Aku dan Shane sebenarnya ingin membuat semua treats vegan friendly, tapi berhubung Ali bukan vegan jadi kami izinkan untuk memakai permen-permennya sebagai hiasan (dan tentu dia sendiri yang menghabiskan).
Ali, the cutest bajak laut :) |
Kue lumpur, “tradisi” Halloween kami. Cakenya vegan friendly, tapi gak begitu dengan cacing-cacingnya :’D |
Saking semangatnya Ali nggak mau dibantu, dari mulai menghancurkan Oreo sampai memasukkan loyang ke oven dia lakukan sendiri. Aku dan Shane hanya membantu sedikit-sedikit. Dia bahkan punya ide untuk memberi "batu nisan" di kuenya, hahaha, totalitas sekali ini bocah :D Aku sempat tanya, darimana dia bisa tahu tentang batu nisan. Ternyata dari ortuku, katanya mereka menunjukkan makam Veggie, anjing kami dulu dan di sana ada batu nisannya. Aww... :') By the way, aku happy banget pengalaman pertama Ali bikin mud cake berhasil. Maklum lah, aku dan Shane sama-sama ngaco kalau soal baking, hahaha. Harus panggang berapa menit saja pakai kira-kira. Malah kami sempat mikir kalau kuenya nggak bisa keluar loyang karena lengket, eh ternyata bisa :p
Setelah itu, tentu saja yang paling ditunggu-tunggu; Mengukir labu! Dulu, waktu aku kecil setiap Halloween hanya ada film, kostum dan permen. Labu hanya jadi sesuatu yang kulihat di film atau di kolak pisang, hahaha. Saat diajak ke Lembang untuk melihat pumpkin patch langsung pun nggak pernah terpikir buat mengukirnya. Pokoknya aku sama sekali nggak tertarik untuk ribet-ribet :p Baru setelah dewasa aku mulai sadar kalau aktivitas ini sebenarnya bermanfaat juga buat bersenang-senang sekaligus mengasah kreativitas (cieeee...). Toh, nggak bisa dibilang "buang-buang" juga karena biji labunya bisa dijadikan kuaci. Nah, kebetulan suamiku juga ternyata sesuka itu sama Halloween, 11-12 sama aku. Jadi semenjak tahun kemarin kami mulai menjadikan mengukir labu sebagai "tradisi" Halloween kami.
Ali menggambar di labu pertamanya. |
Shane mengukir labu dengan super serius. |
Meski aku belum izinkan Ali untuk memegang pisau, tapi aku bebaskan Ali untuk menggambar pola di labu lalu Shane yang akan mengukirnya. Awalnya dia menggambar mata, lalu gagal. Akhirnya dia menggambar mulut dengan sangaaaaat lebar, hahaha. Hasilnya ternyata bagus sekali, apalagi setelah ditambahkan lilin elektrik di dalamnya. Ali bangga. Aku dan Shane juga bangga dengan karya Ali :) Kami tinggal di apartemen, jadi nggak punya halaman. Sebagai gantinya kami pajang saja labunya di balkon. Entahlah apa orang bisa lihat karena kami di lantai 15 :p
Aku dan labu yang digambar oleh Ali. |
Ali bangga dengan labu pertamanya, dan aku bangga dengan kue lumpur yang gak gagal :D |
Seram atau imut nih? :D |
Malam semakin larut, Ali tampaknya masih sangat betah. Tapi dengan berat hati kubilang padanya kalau dia harus kami antarkan pulang :') Di perjalanan pulang Ali terus-terusan bercerita tentang betapa bahagianya dia bisa menghabiskan Halloween bersama kami dan nggak sabar untuk merayakan lagi tahun depan. Aku dan Shane juga bahagia sekali, apalagi ini jadi Halloween pertamanya yang nggak dirayakan di rumah ortuku. Bayangkan saja, sejak usia dia 11 bulan Ali selalu ber Halloween bersamaku dan keluarga di rumah kakek neneknya. Jadi ini pasti pengalaman yang berkesan buatnya. Juga buat kami yang pertama kalinya kedatangan "tamu" Halloween di rumah sendiri.
Sebelum berpisah aku memeluk Ali erat. Nggak lama adiknya langsung menyambut Ali dan menagih permen hasil (pura-pura) trick or treat nya :)
Setiba di rumah aku dan Shane langsung beristirahat karena kami kelelahan. Rumah kami berantakan tapi kami senang sekali, biarlah beres-beresnya besok saja, hahaha. Setiap tahun Halloween selalu meninggalkan cerita berkesan buatku, ---cerita yang berbeda-beda tapi semuanya sama-sama berkesan. Apa aku rindu untuk ber Halloween di rumah orangtua? Apa aku rindu pergi ke rumah hantu dan memakai kostum? IYA. Tapi biarlah kerinduanku itu menjadi kejutan. Lihat saja tahun depan, pasti ada cerita baru lagi. Yang lebih seru! :)
Selamat Halloween semuanya. Merayakan atau nggak merayakan, semoga hari kalian menyenangkan bersama keluarga ;)
Happy Halloween! ;) |
treat or TREAT, lol,
Indi