Aku memang bukan orang paling positif sedunia, tapi aku selalu berusaha mencari sisi baik dari setiap kejadian. Tapi apa yang terjadi sama aku beberapa hari lalu susaaaah sekali membuatku tegar. Saking takutnya aku sampai mikir yang “nggak-nggak”. Not my character, tapi ini beneran terjadi! Baru sekaranglah saat aku menulis ini hati sudah tenang kembali. Dan aku bisa belajar kalau hal yang kupikir “terburuk” pun kalau dijalani dengan kepala dingin, ---at least aku berusaha begitu, akan bisa dilalui.
Kejadian ini menimpa Eris, anjing golden retriever kesayanganku. Tanpa harus disebut, mungkin sudah banyak yang tahu betapa berartinya dia untukku. Dia pelipur laraku di masa-masa sulit, juga literally pernah menyelamatkan nyawaku dari tumor payudara di tahun 2013 lalu. She’s my baby, dan saat tahu ada yang salah dengannya aku ketakutan setengah mati.
14-15 Juli 2018
Awalnya, 13 Juli 2018 Eris mendadak nggak nafsu makan. Pupnya cair dan badannya juga lemas. Memang sejak beberapa waktu sebelumnya Eris nggak seenergik biasanya, tapi aku nggak anggap serius. She’s an older dog, dan dokter bilang itu normal. Untuk pertolongan pertama aku beri dia Norit, obat diare dan keracunan untuk manusia yang relatif aman untuk hewan, juga kaldu ayam yang aku campur dengan makanannya. Rasanya khawatir, tapi hanya sebentar karena malamnya nafsu makan Eris kembali dan dia bertingkah normal.
Keesokan harinya, pagi-pagi, Eris kembali terlihat lemas. Malah menurutku terlihat lebih lemas dari kemarin. Nafsu makannya kembali hilang, pupnya cair dan vaginanya mengeluarkan darah. Seperti darah loop (menstruasi), tapi aku yakin itu bukan karena Eris baru selesai loop 2 bulan yang lalu. Karena khawatir, aku, Bapak dan Shane langsung membawanya ke klinik 24 jam. Di sana Eris di USG, diberi suntikan untuk menghentikan pendarahan, tes lab untuk pup dan darah vaginanya juga diresepkan obat. Hasil sementara kemungkinan terkena infeksi rahim atau Pyometra karena dari hasil USG terlihat ada kantung besar di perutnya. Kenapa hanya kemungkinan? Karena untuk memastikan masih harus tes darah dan ronsen. Aku agak heran dan sempat ngotot juga, nggak terima! Di bulan Mei Eris sudah cek darah dan hasilnya NORMAL. Aku pikir mana mungkin bisa mendadak sakit? Akhirnya kami pulang dan memutuskan akan kembali keesokan harinya untuk cek darah dan rawat inap untuk persiapan operasi angkat rahim, ---jika memang betul ternyata Eris terkena infeksi.
Tiba di rumah Eris ternyata semakin lemas dan darah yang keluar semakin banyak, padahal waktu di klinik dia masih lari-lari sambil sesekali mengganggu pasien lain. Panik! Aku langsung minta nasehat dokter langganan yang kebetulan sedang di luar kota. Aku disarankan untuk menelepon ke klinik dan bilang bahwa ini EMERGENCY. Thank God, pihak klinik sangat tanggap dan langsung menangani Eris ketika kami membawanya kembali ke sana. Padahal kabarnya ruang rawat inap penuh. Tapi yang terpenting Eris memang ditangani dulu, soal tidur di lantai biarlah, yang penting nggak terlantar. Perasaanku sudah nggak karuan. Sempat nangis sesenggukan di pelukan Shane, lalu marah dan kecewa sama diri sendiri. Pokoknya kacau... Hasilnya Eris positif terkena infeksi rahim dan harus segera dioperasi. Waktu sudah malam, dan rencananya operasi akan dilakukan jam 9. Rasanya waktu untuk mengucapkan "See you" saja belum cukup saking cepatnya. Tapi aku harus tegar, nggak boleh bikin Eris jadi ketakutan karena malah memperburuk keadaan. Setelah Eris dipasangi infus, aku, Shane dan Bapak yang mengantar ke sana pamit pulang. Aku sempat ngobrol dulu dengan dokter yang akan mengoperasinya. Katanya kemungkinan keberhasilannya 50-50 karena Eris sudah masuk usia tua. Tapi aku percaya Tuhan, aku berdoa, ---dan yang terpenting aku berusaha untuk kesembuhan Eris…
16 Juli 2018
Pagi-pagi aku dapat kabar kalau Eris sudah sadar dan mau disuapi dog food favoritnya! Perasaanku legaaaaa sekali. Semalaman yang aku pikir hanya Eris dan kabar baik ini rasanya bikin hatiku meledak, hehehe. Aku, Bapak dan Shane menjenguknya di siang hari. Kondisi Eris meski masih kesakitan tapi terlihat jauh lebih alert dibandingkan dengan sebelum operasi yang sempat nabrak-nabrak saking lemasnya. Matanya awas dan yang bikin pangling perutnya kempes karena rahimnya sudah diangkat. Kardus yang dijadikan alas kering sama sekali, nggak ada lagi darah yang keluar dari vaginanya. Praise the Lord… operasinya berhasil! :)
Kami nggak banyak melakukan apa-apa. Eris hanya dibelai-belai karena masih lemas belum bisa berdiri terlalu lama. Menurut dokternya operasi Eris cukup memakan waktu dan menghabiskan banyak benang karena jahitannya panjang. Aku nggak bisa benar-benar melihatnya karena tertutup perban, tapi melihat foto-foto pasien sebelumnya aku tahu kalau ini operasi besar. Karena belum bisa makan sendiri Eris disuapi dan diinfus. Aku sama sekali nggak berharap banyak, melihat Eris terbangun dari tidurnya saja membuatku senang, sesenang senangnya! :)
17 Juli 2018
Waktu kami menjenguknya, Eris lagi tiduran. Masih pakai infus dan kabarnya makan pun masih harus disuapi. Begitu aku panggil namanya dia langsung bangun dan excited sekali. Iseng-iseng aku dekatkan mangkuk makanannya, eh rupanya langsung dimakan habis! Dokter dan staff di klinik pun langsung kaget. Katanya Eris mungkin maunya makan sama aku, hahaha.
Dari hasil tanya-tanya sama dokternya katanya perkembangan Eris baik. Pee dan pup normal, makan pun porsinya cukup despite of belum mau sendiri (bisa juga gara-gara manja sih, lol). Oh iya Eris akhirnya nggak diinapkan di ruang inap karena size dia yang cukup besar, jadi di ruang operasinya saja sampai cukup kuat untuk dibawa pulang. Aku sih malah lega, karena kelihatannya staff rajin bersih-bersih setiap ada hewan yang buang kotoran (---di sana hanya ada Eris dan seekor kucing yang baru melahirnya plus baby-baby lucunya).
Soal makanan untuk Eris dokter membebaskan, pilihannya ada dua: dog food yang sudah disediakan klinik atau aku bawa sendiri. Aku pilih yang kedua karena khawatir Eris bosan (kaya aku yang ogah makan makanan RS, hahaha). Kecuali kalau dog food yang kubawakan habis, aku sudah titip agar Eris dibelikan dog food favoritnya dari pet shop di lantai dasar.
18 Juli 2018
Begitu aku dan Shane datang untuk menjenguk kami langsung dipersilakan masuk ke ruang operasi. Sepertinya staff di sana sudah hapal dengan kami karena datang setiap hari :D Berhubung kemarin Eris masih tiduran waktu kami datang, jadi kami buka pintu pelan-pelan. Eh, tapi ternyata sama sekali di luar dugaan! Di balik pintu Eris sedang berdiri tegang dengan wajah badung! Di sekelilingnya ada serpihan kemasan makanan kucing. Ya ampun… Eris makan jatah pasien lain :O *TEPOK JIDAT*
Aku jadi serba salah, antara marah tapi pengen ketawa juga. Eris is back! Kalau nggak bandel bukan Eris namanya. Aku langsung minta maaf sama dokternya, tapi dokter dan staff di sana memang baik-baik, katanya memang salah mereka yang "lupa" kalau Eris bisa jangkau makanan kemasan. Syukurlah Eris makan sedikit saja, karena jika kebanyakan makanan kucing nggak baik untuk anjing.
Eris memang jauh lebih aktif, jalan ke sana-kemari dan sangat waspada. Infusnya sudah dilepas, luka bekas jahitan kering dan rapi! Aku bawa sisir dari rumah untuk merapikan bulu Eris biar makin kece, siapa tahu ada pasien anjing jantan yang ganteng di sana, hehehe. Nggak lupa aku juga bawakan makanan kesukaannya yang langsung habis dilahap padahal belum sempat dipindahkan ke mangkuk :’D Melihat Eris “kembali” rasanya semakin berat buat bilang "see you”. Maunya aku menginap saja atau bawa Eris pulang. Tapi dokternya meyakinkan aku kalau Eris dirawat dengan baik dan memang sebaiknya nggak pulang dulu meski sudah aktif (baca: bandel). Perkiraan Eris harus dirawat selama satu minggu, tapi my gut felling says dia akan lebih cepat pulih dari waktu yang diperkirakan ;)
19 Juli 2018
Pagi-pagi aku ditelepon sama klinik. Tumben, biasanya mereka hanya mengabariku via WhatsApp. Agak khawatir, takutnya ada sesuatu yang nggak diinginkan aku langsung menjawab teleponnya. Eh, rupanya mereka hanya mau minta izin untuk memberi Eris dog food dengan jenis lain karena dog food yang aku bawakan habis! Hahaha, Eris rupanya kelaparan. Tanpa pikir panjang aku langsung iyakan. Perasaanku bilang, nafsu makan Eris sudah kembali. Jadi diberi dog food dalam bentuk kibbles pun rasanya dia akan mau meski biasanya dia makan yang kalengan.
Sekitar dua jam kemudian aku ditelepon lagi. Sumpah, rasanya seram banget, “ada apa ya sampai ditelepon dua kali dalam satu pagi?” begitu pikirku. Tapi rupanya mereka mau menyampaikan kabar super baik. Dokter menyatakan Eris sudah aman untuk dibawa pulang! Ya ampun, bahagia sekali! Sampai-sampai aku nggak bisa kembali tidur padahal semalaman begadang :D
Malamnya, aku, Shane, dengan diantar Bapak menjemput Eris di klinik. Maunya sih memang langsung di pagi harinya. But honestly waktu pulang Eris yang lebih cepat membuat aku nggak siap dalam segi finansial. Biaya yang dihabiskan sejak awal Eris sakit sekitar empat juta rupiah, jumlah yang nggak sedikit buatku. Bersyukur akhirnya ada solusi meskipun masih harus aku selesaikan di kemudian hari. Yang terpenting kan Eris sudah sehat dan bisa pulang ke rumah :)
Waktu kami datang Eris sedang main dengan pasien lain. Aku sampai cekikikan, ajaib saja rasanya melihat Eris bisa ramah sama anjing lain, hahaha. Dan Eris sama sekali nggak seperti anjing sakit. Bandelnya sudah 100% kembali dan pakai drama nggak mau pulang segala, lol.
Sebelum pulang aku diajari untuk mengganti perban oleh dokter dan diingatkan untuk memberi Eris obat 2 kali sehari. Obat olesnya sih sama seperti obat manusia pasca operasi. Tapi untuk obat oralnya aku kurang paham, sepertinya antibiotik dan vitamin penambah nafsu makan. Terharu sama Eris yang kooperatif, nggak grusak-grusuk waktu diganti perban. Mungkin karena dokter dan staffnya sabar-sabar. Terlihat banget mereka kerjanya pakai hati. Jujur awalnya aku ragu untuk ke klinik ini karena review di Google banyak yang negatif. Tapi ternyata ini klinik yang super helpful, selain buka 24 jam, dokter pun selalu stand by karena yang bertugas di sana nggak satu dokter saja, tapi tujuh. Sekedar share, nama kliniknya “MUTIARA”. Bertempat di ruko (lantai 2) Metro Trade Center, Jl. Soekarno Hatta Bandung.
Meski sudah kembali ke rumah bukan berarti Eris sudah bisa kembali beraksi secara full. Bandelnya harus direm sedikit karena khawatir akan merusak jahitannya. Dia sepertinya kangen rumah, excitednya super sekali sampai seluruh sudut dijelajahi, hahaha. Meski dokter bilang Eris pee dan pupnya sudah normal, tapi aku tetap mengawasi dan bersiap memberikan obat jika memang diare kembali. Tapi sejauh ini baik-baik saja. Nafsu makan pun sudah setara dengan seekor kuda aka rakus sekali :D Mengganti perban Eris agak tricky karena plesternya susah sekali melekat, tapi jika diganti dengan plester biasa malah terlalu susah dilepas dan bikin dia kesakitan. Sekarang aku sudah semakin lihai sih, mudah-mudahan saja aku bisa merawatnya dengan benar dan nggak terjadi infeksi, amen…
Well, aku harap teman-teman, terutama yang memelihara anjing bisa belajar dari pengalamanku. Kondisi kesehatan, terutama pada older dog bisa berubah dengan cepat. Jadi jika sudah mendapat pertolongan pertama belum membaik, segera larikan ke dokter hewan! Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, tapi kesiapan juga penting. Susah untuk bilang sama diri sendiri untuk nggak panik, but trust me, it’s worth it. Dengan ketenangan kita, anjing juga bisa merasakan. Melepas Eris untuk rawat inap itu nggak mudah karena dia nggak mengerti. Salah-salah dia bisa mengira kalau aku menelantarkannya. Jadi aku berusaha acting kalau ini cuma vacation, ---no sad face dan tunjukan kalau aku juga excited dia bakal ada yang jagain dan bisa makan enak (padahal dalam hati sih tetap, nangis).
Aku bersyukur mendapat banyak dukungan untuk melalui ini. Terutama dari followers Instagramku yang komentar-komentarnya menenangkan. Juga dari Tante dan dokter hewan langganan Eris yang sebenarnya nggak terlibat dalam operasi Eris (karena dari klinik berbeda) tapi tetap rajin bertanya tentang kondisi Eris. Dokter-dokter dan para staff di klinik “Mutiara” yang merawat Eris (plus direpotin), terima kasih banyak, tanpa mereka mungkin Eris sudah nggak bersamaku lagi sekarang karena infeksi rahim itu harus ditangani segera. Dan tentu, untuk keluargaku, terutama Bapak yang selalu setia mengantar. Termasuk Shane, you’re such an angel to me! Terima kasih sudah membantu dari awal sampai sekarang, dari mulai cuci mobil setelah terkena darah Eris yang baunya minta ampun sampai menenangkanku secara mental setiap malam.
Tulisan panjang lebarku ini mungkin ada yang menganggap lebay. But trust me guys, family is a family, mau apapun bentuknya. Dan Eris, dia telah menjadi anggota keluargaku sejak pertama kami bertemu dengannya! :)
kisses,
Indi
(Diedit 5/3/2024. Akhirnya ibunya Shane, calon ibu mertuaku saat itu menanggung sisa pengobatan Eris sebanyak dua juta rupiah. Bless her heart).
_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com