Jika sering mampir ke blog ini pasti teman-teman tahu bahwa gue suka sekali dengan hal baru. Mempunyai pengalaman pertama kali itu rasanya excited, kadang-kadang bikin deg-degan tapi penasaran. Well, seperti kata Om John, sebenarnya every moment is first, alias apa yang kita alami setiap hari meskipun hal yang sama pasti saja ada pelajaran baru yang kita dapat. Tapi kalau pengalamannya benar-benar pertama kali alias masih blank dengan hal tersebut, excited nya terasa berkali-kali lipat! :D
Dan gue baru mengalami 'the very first experience' itu beberapa waktu yang lalu. Secara nggak sengaja, karena celetukan iseng gue waktu meeting dengan seluruh tim di preschool tempat gue bekerja. Seperti biasa, setiap tahun diadakan school leavers' ceremony, acara pelepasan anak-anak yang sudah lulus atau akan pindah ke sekolah lain. Temanya berganti-ganti, nah tahun ini "Prince and Princess". Biasanya anak-anak dan teachers akan berpakaian sesuai tema lalu makan bersama dengan menu yang juga sesuai tema. Di meeting ada beberapa teman yang mengajukan ide untuk membuat sesuatu yang berbeda, misalnya di saat acara diputar video yang berisi kegiatan anak-anak saat di kelas. Lalu ada yang memberi ide bagaimana jika kegiatan yang direkam sesuai tema dengan melibatkan seluruh anak secara bersamaan. Mendengar ide seperti itu entah kenapa tiba-tiba gue tunjuk tangan dan berkata, "Aku bisa bikin naskahnya!"
Perhatian seluruh ruangan pun langsung tertuju pada gue yang baru sadar bahwa celetukan tadi dianggap serius. Dengan hati dag dig dug gue mengumpulkan keberanian untuk menarik kembali kata-kata gue. Tapi sebelum itu terjadi teman-teman gue sudah berkomentar bahwa itu ide yang bagus. Ya, ampun... kalau tiba-tiba gue bilang bahwa yang tadi itu cuma candaan, bisa-bisa gue dianggap merusak kekhidmatan meeting, hehehe. Ya sudah, karena terlanjur akhirnya gue mengangguk dan berkata, "Iya, nanti malam aku akan buat naskahnya, aku pastikan semua terlibat. Sepertinya petualangan Puteri Salju dan 7 kurcaci akan pas, karena anak-anak yang lulus juga jumlahnya ada 7, kan? Anak-anak yang lebih kecil juga akan kebagian peran, termasuk teachers."
Entah bagaimana caranya gue bisa 'nyerocos' menjelaskan tentang kerangka naskah sekaligus tiba-tiba dapat ide tentang Snow White. Mungkin karena gue tiba-tiba ditodong. Padahal seumur hidup satu-satunya naskah yang pernah gue pegang hanya naskah film Mika, yang diambil dari novel gue. Dan yang membuatnya tentu saja orang lain, hehehe.
Malamnya gue langsung membongkar kotak kenangan gue, mencari naskah film Mika dan mempelajarinya. Gue memang sudah membacanya ratusan kali karena ikut memberi masukan, tapi dulu sama sekali nggak terbayang jika gue di posisi penulis naskah. Ya, ini memang naskah drama tingkat preschool, bukan film layar lebar, tapi gue tetap ingin total, membuatnya sebaik mungkin :) Langkah pertama gue membayangkan jalan ceritanya. Meskipun judulnya "Snow White" tapi tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak dan kultur di Indonesia. Berhubung harus menampilkan bakat setiap kelas, jadi gue pikir akan tepat sekali jika ceritanya dibuat petualangan seperti Wizard of Oz.
The script :) |
Benar-benar surprise, ketika di depan laptop jari-jari gue lincah sekali mengetik. Cerita diawali dengan Evil Queen yang merasa kecewa karena ada yang menyaingi kecantikannya, yaitu Snow White. Jadi ia menyamar sebagai nenek tua (she's a wicked witch) yang memberikan apel beracun kepada Snow White. Ketika racun mulai bekerja datanglah Good Fairy bersama 7 kurcaci. Ia berkata pada Snow White bahwa Prince Charming bisa menyembuhkannya. Maka Good Fairy menugaskan kepada 7 Kurcaci untuk menemani Snow White mencari Prince Charming. Selama perjalanan mereka singgah ke berbagai desa yang penduduknya berbaik hati mengizinkan untuk ikut beristirahat bahkan memberikan pertunjukan untuk menghibur hati mereka yang sedang bersedih. Sayangnya sebelum mereka tiba di desa terakhir tempat dimana Prince Charming berada, Snow White semakin melemah. Ia berkata akan tidur sebentar tapi ternyata sampai 7 Kurcaci mencoba membangunkannya ia tetap tertidur. Saat itulah Prince Charming yang sedang berjalan-jalan di hutan melihat 7 Kurcaci yang menangis sambil mencoba membangunkan Snow White. 7 Kurcaci meminta tolong pada Prince Charming yang menurut Good Fairy mempunyai sesuatu untuk menyembuhkan Snow White. Tanpa ragu Prince Charming langsung memeluk Snow White diikuti oleh 7 Kurcaci. Pelan-pelan Snow White terbangun dan disambut oleh keceriaan 7 Kurcaci. Prince Charming menjelaskan bahwa racun yang diberikan oleh Wicked Witch adalah kebencian dan rasa iri, jadi pelukan yang tulus adalah penawarnya. Naskah ditutup dengan adegan 7 Kurcaci yang melihat Wicked Witch sedang memperhatikan mereka dengan wajah marah karena kecewa dengan kesembuhan Snow White. Teringat kata-kata Prince Charming mereka langsung menghampiri Wicked Witch dan memberikannya pelukan yang tulus. Wajah Wicked Witch berubah menjadi lebih halus dan tersenyum, ternyata pelukan juga bisa merubahnya menjadi orang baik yang bebas perasaan benci dan iri. The End! :)
Snow White dan 7 (plus 1) kurcacinya sudah mirip belum? :D
Dengan lega gue menutup laptop dan bersiap tidur. Ternyata gue benar-benar bisa menyelesaikannya dalam waktu semalam. Ketika menulis bayangan siapa yang cocok untuk memerankan masing-masing karakterpun ikut terbayang. Penduduk desa-desa tentu saja akan diperankan oleh kelas kecil sampai kelas besar. Prince Charming akan diperankan oleh Mr. Dave. Good Fairy tentu saja cocok diperankan oleh Miss. Alison yang punya wajah fairy dan karakter yang wise, hehehe. Evil Queen a.k.a Wicked Witch akan diperankan oleh Miss. Nensi yang memang sering bermain teater. Untuk Magic Mirror yang hanya sebentar tapi sangat penting gue rasa akan cocok diperankan oleh Miss. Gilang. Sedangkan untuk pemeran Snow White ketika meeting semua setuju bahwa gue yang memerankannya. Hihihi, ini bukan karena gue yang membuat naskah jadi kebagian peran utama, lho. Tapi karena Snow White akan ada di setiap scene jadi akan mengontrol pergantian anak-anak yang berperan. Selain itu, what a cute coincidence, beberapa parents memang memanggil gue dengan sebutan Miss. Snow White. Mungkin karena rambut gue yang pendek, ya :) Sekarang yang gue pikirkan sebelum tidur tinggal apakah naskah gue akan disetujui dan apakah grammar nya sudah oke. Karena gue bekerja di preschool berbasis kurikulum British (dengan dua bahasa pengantar), jadi naskah harus dibuat dengan berbahasa Inggris. Kalau salahnya banyak maluuuu, hehehe.
Paginya serahkan naskahnya kepada Miss. Alison dan siangnya langsung mendapat kabar bahwa ia (dan yang lainnya) suka dengan naskah buatan gue. Katanya pesan moralnya bagus dan salut dengan penempatan cast anak-anaknya di setiap adegan. Wah, gue lega sekali, naskah sepanjang 20 halaman yang dibuat hanya semalam ternyata dinilai positif :D Tapi kalau soal grammar masih ada yang perlu diperbaiki, sih. Syukurlah Miss. Alison memaklumi karena nggak banyak-banyak amat, hehehe (Katanya Bahasa Inggris gue kacau karena too much Aerosmith, lol). Saking senangnya gue sampai lupa kalau gue nggak punya kostum Snow White. Untung saja gue punya Ibu yang super kreatif. Kami hunting kain-kain murah dan semalam sebelum hari H (yes, semendadak itu) ia meminta pegawainya untuk menjahitkannya untuk gue. Oh, iya berhubung kain yang dipakai adalah yang termurah dari yang bisa kami temukan, jadi model kostum Snow White nya pun disesuaikan dengan yang versi kartun, lebih sederhana dibandingkan dengan versi para 'face character' yang ada di Disney Land. Kalau gue beli kain yang mahal kan sayang, kostumnya nggak akan dipakai setiap hari, kok, hehehe.
Dress yang dibuat semalaman dari kain murah-meriah. Bagus juga kan? Hihihi :) |
Ketika hari H tiba, prechool sudah berubah menjadi kerajaan yang dipenuhi oleh prince dan princess mungil. Eh, bukan hanya yang mungil, tapi yang besar juga banyak karena seluruh tim preschool juga ikut berkostum, hehehe. Gue yang sudah memakai kostum Snow White membuat anak-anak melupakan nama asli gue. Mereka memanggil gue 'Snow White'! Syukurlah itu artinya meskipun kostumnya dibuat mendadak tapi sudah cukup membuat yang melihat mengenali :) Lucunya ada salah satu pemeran kurcaci yang bertanya mengapa gue menjadi Snow White karena ia juga ingin. Meski awalnya terkejut karena mendapat pertanyaan seperti itu, tapi akhirnya gue menjawabnya dengan berkata bahwa ini hanya peran, setelah selesai siapapun boleh menjadi Snow White. Dan benar saja ia berkata bahwa setelah perannya selesai akan langsung mengganti kostumnya agar sama dengan gue, hehehe, cute! :)
Salah satu dari mereka request sama mommny nya untuk pakai kostum yang sama dengan gue :) |
Meski sedikit deg-degan tapi gue lega karena set sudah siap sesuai dengan yang gue minta. Hehe, wajar ini baru kali kedua gue tampil di panggung untuk beracting. Dulu gue pernah berperan sebagai kakak tiri di drama Cinderella dan sekarang malah menjadi pemeran utama, siapa yang menyangka. Karena nanti semua cast akan beracting dengan playback, jadi gue nggak terlalu khawatir dengan anak-anak yang lupa dialog (well, termasuk Prince Charming yang sampai hari terakhir latihan masih saja lupa, lol). Gue tinggal konsentrasi di part mana saja gue harus turun panggung lalu kembali bersama 7 Kurcaci, yang di saat-saat terakhir ternyata bertambah menjadi 8 :p
With Prince Charming (look at his awesome outfit!!) |
Good Fairy, Evil Queen and Wicked Witch. |
Drama berlansung dengan lancar, terharu gue melihat semuanya berperan dengan total dan tanpa malu-malu. Termasuk untuk kelas paling kecil yang masih berusia 1 setengah tahun, mereka dengan percaya diri naik ke atas panggung dan menjalannya peran mereka sebagai bunga dengan baik, hehehe. Waktu adegan 7 Kurcaci (eh, delapan) membangunkan Snow White gue sampai hampir menangis. Apalagi semuanya tiba-tiba senyap, sepertinya yang menonton ikut terbawa suasana, hihihi. Waktu drama selesai dan semua cast berkumpul untuk take a bow perasaan gue langsung bercampur aduk. Ada senang, lega, terharu... wah, pokoknya susah diungkapkan dengan kata-kata.
Waktu pulang ke rumah gue membaca beberapa pesan dari grup prechool gue. Isinya benar-benar membuat gue senyum-senyum. Miss. Alison bilang ini adalah pertunjukan di School Leavers' terbaik yang pernah terjadi di preschool dan yang lainnya berkata tahun depan gue harus membuat naskah drama lagi. Bagi sebagian orang mungkin totalitas gue terlalu berlebihan untuk 'sekedar' tingkat preschool. Tapi buat gue tempat atau audience nggak mempengaruhi gue dalam berkarya. Kerjakan dengan sungguh-sungguh, dan siapapun akan bisa merasakan kerja keras dibaliknya. Sungguh-sungguh nggak akan pernah menghasilkan kesia-siaan! :)
***
“How could a hug could save me?”
“What the Wicked Witch did to you came from envy and hate. A sincere hug can save you...”
(salah satu dialog Snow White dan Prince Charming yang gue buat)
As white as a snow,