Film dan segelas susu hangat :) |
Howdy-do, bloggies? Akhir Desember makin dekat dan sepertinya semuanya sudah liburan, ya? Well, kecuali untuk beberapa pekerjaan, ya. Misalnya saja pekerjaan Ray yang di bidang travel. Phew! Dia malah lagi sibuk-sibuknya sekarang. Atau malah seperti Ibu dan Bapak yang mengelola butik, mereka baru libur tepat di tanggal 1 dan langsung bekerja kembali dua hari kemudian. Tapi setiap profesi punya waktu liburnya masing-masing, kan? Sepertiku, sejak hari natal aku libur, lho. Ya, meskipun masih mengerjakan beberapa desain untuk toko kecilku, tapi anggap saja libur karena nggak terlalu menyita waktu :)
Liburanku menyenangkan, dan tanpa sengaja diisi oleh marathon film-film keluarga. Apalagi timingnya tepat banget. Liburanku bertepatan dengan hari libur kampusnya Puja, my brother. Malah, kalau dipikir-pikir sepertinya ide marathon film ini dimulai oleh Puja, deh. Jadi sejak malam natal dia memutar film Sister Act selama tiga hari berturut-turut. Iya! Film yang sama dalam 3 hari! Hahahaha... Mungkin karena bosan, akhirnya Ibu memintaku mencari film-film lain untuk ditonton bersama. Bukan film baru, sih. Beberapa sudah kami tonton beberapa kali, malah. Tapi karena bersama keluarga, semuanya terasa asyik. Malah, film sesederhana apapun rasanya jadi punya pesan moral. Senang rasanya bisa "kembali" ke masa-masa di mana Ibu dan Bapak hanya menginzinkanku dan Puja menonton film harmless atau rating "G" untuk general audiences, hehehe :p
Liburanku menyenangkan, dan tanpa sengaja diisi oleh marathon film-film keluarga. Apalagi timingnya tepat banget. Liburanku bertepatan dengan hari libur kampusnya Puja, my brother. Malah, kalau dipikir-pikir sepertinya ide marathon film ini dimulai oleh Puja, deh. Jadi sejak malam natal dia memutar film Sister Act selama tiga hari berturut-turut. Iya! Film yang sama dalam 3 hari! Hahahaha... Mungkin karena bosan, akhirnya Ibu memintaku mencari film-film lain untuk ditonton bersama. Bukan film baru, sih. Beberapa sudah kami tonton beberapa kali, malah. Tapi karena bersama keluarga, semuanya terasa asyik. Malah, film sesederhana apapun rasanya jadi punya pesan moral. Senang rasanya bisa "kembali" ke masa-masa di mana Ibu dan Bapak hanya menginzinkanku dan Puja menonton film harmless atau rating "G" untuk general audiences, hehehe :p
OOTD: Headband: BIP | Dress:Toko Kecil Indi | Shoes: Michellle |
Dari film-film yang kami nonton, ada beberapa yang akan aku share di sini (karena kami anggap paling menarik untuk ditonton berulang-ulang). Mungkin kalian sudah pernah menontonnya, atau malah pernah melihat poster film nya di bioskop beberapa tahun kebelakang. Tapi nggak ada salahnya kan kalau aku ceritakan dari sudut pandangku sendiri? Ya, anggap saja ini review ala Indi, hehehe.
1. Facing the Giants
Ini film produksi tahun 2006 dan sejak keluar aku ingiiiiiin sekali menontonnya. Tapi sayangnya setiap kali mencari ke toko DVD, aku nggak pernah nemu. Dan pada saat filmnya diputar di TV, aku malah melewatkannya dan baru ingat beberapa hari kemudian :( Akhirnya, waktu tanggal 23 Desember lalu aku dapat DVD ini waktu jalan-jalan sama Bapak ke Carrefour. Adanya di rak DVD diskon (meski menurutku harganya yang rp. 79.000 masih cukup tinggi) dan baru ketemu setelah aku jongkok-jongkok untuk lihat jajaran paling bawah!
Oke, langsung saja ke inti cerita dari film ini, Grant Taylor selama 6 tahun menjadi pelatih football di SMA. Selama 6 tahun pula dia nggak memberi prestasi apapun pada tim sekolahnya sehingga banyak murid yang memutuskan untuk pindah sekolah supaya bisa masuk tim lain. Grant hampir putus asa, apalagi ketika tahu teman baikknya akan menggantikan posisi dirinya sebagai pelatih football. Di saat dia sedang terpuruk, datang kabar buruk lainnya. Dokter yang memeriksanya bilang bahwa dia mandul dan nggak punya harapan untuk punya anak sendiri, padahal Grant dan istrinya sudah mengharapkan kehadiran anak selama bertahun-tahun.
Grant benar-benar kecewa pada Tuhan, dia merasa sudah memberikan yang terbaik untuk tim football dan keluarganya. Untung saja dia sadar bahwa selama ini dia 'lupa' untuk berdoa pada Tuhan dan berserah diri. Dengan semangat istrinya dan seorang murid anggota tim football baru (anak dari seorang penderita lumpuh), Grant akhirnya mendekatkan diri pada Tuhan dan perlahan-lahan kehidupannya membaik.
Film ini sangat inspiring, bahkan untuk semua ras dan agama meski film ini bersetting di Amerika dan bercerita dari sudut pandang keluarga yang beragama Kristen. Pesan yang disampaikan sangat universal dan sepertinya setiap orang pernah mengalami saat-saat yang dialami Grant: merasa melakukan segalanya tapi masih belum berhasil sesuai harapan. Aku salut dengan film ini, sinematografi pertandingan football nya terasa begitu nyata dan bikin aku terbawa suasana. Aku nggak terlalu bermasalah dengan beberapa pemain yang actingnya sedikit kaku, soalnya mereka memang bukan artis dan mereka nggak dibayar. Mungkin Indonesia harus meniru ini, film untuk pesan-pesan kebaikan dan tanpa komersialisasi, why not? :)
Rak DVD di kamar tidur |
2. Dolphin Tale
Wow, ini film yang indah. Sinematografi dan acting pemainnya benar-benar 'memanjakan'. Aku tahu film ini dari iklan sebuah DVD yang aku beli (sorry, aku lupa judulnya, lol). Ceritanya tentang seekor lumba-lumba yang siripnya terjebak di jaring untuk menangkap kepiting. Sawyer, seorang anak laki-laki yang kebetulan melihatnya memutuskan untuk menemaninya setiap saat, bahkan rela bolos sekolah untuk melihatnya sembuh kembali. Sayang, meski sudah dirawat di rumah sakit hewan, lumba-lumba yang diberi nama Winter ini nggak menunjukan kemajuan. Bahkan ekornya harus diamputasi karena lukanya terlalu parah. Winter mulanya seperti nggak punya semangat hidup, maklum saja ekor merupakan bagian penting untuk lumba-lumba. Bukan hanya untuk berenang tapi juga berkomunikasi. Tapi berkat dukungan Sawyer, Winter bisa kembali berenang meski dengan bersusah-payah. Sawyer sadar Winter nggak bisa selamanya bertahan dengan kondisinya yang seperti ini. Dia pun mempunyai ide untuk memberikan sebuah ekor 'robot' untuk membantunya bergerak. Mungkinkah? Kalian harus menonton sisanya sendiri :)Mungkin bagi yang belum pernah mendengar tentang film ini akan berkomentar kalau ceritanya nggak masuk akal. Tapi coba kalian sempatkan untuk googling dengan kata kunci "Winter the Dolphin". Yup, Winter itu memang benar ada, meski kisah hidupnya nggak sama persis dengan yang di film. Tapi yang terpenting dia memang bisa bertahan meski nggak punya ekor! Hebat sekali, kan? Dia adalah binantang yang inspiring karena mampu bertahan dengan kondisinya yang terbatas. Menurutku, film ini lebih layak daripada film Free Willy karena Keiko (maaf kalau gue salah eja namanya) pemeran Willy si paus di kehidupan nyatanya masih terkurung di tangki besar dan baru bebas bertahun-tahun setelah filmnya rilis. So sad, kan? Sedangkan Winter, she's real dan benar-benar punya ekor buatan, meski sesungguhnya dari bahan sintetis. Glad to know it :) Kehebatan dari film ini juga ada di para pemainnya, kalian pasti sudah tahu Morgan Freeman dan Ashley Judd, kan? Tapi pernahkan kalian mendengan Nathan Gamble? He's an amazing child actor. Pertama kali aku melihat dia di film The Hole (meski sebelumnya dia juga ada di film Babel, but I didn't notice him, lol), actingnya bagus sekali dan aku rasa bisa menyamai Josh Hutcherson, seniornya yang entah dari segi apa ada kemiripan, hehehe. Pokoknya, trust me. Tontonlah film ini bersama keluarga dan aku bisa jamin kalian dan keluarga menikmati film ini :)
Rak DVD di bawah TV di kamar tidur. |
3. Homeward Bound, the Incredible Journey
Cutest movie ever. Aku dan keluarga sudah sering nonton film ini sebelumnya di RCTI, dan baru pada tahun 2004 kami memutuskan untuk beli VCD nya (double package, supaya lebih murah, hehehe). Film ini menceritakan tentang Shadow, seekor anjing golden retriever, Chance, seokor anjing campuran dan Sassy seekor kucing himalaya yang terpaksa tinggal di peternakan karena pemiliknya pindah rumah ke San Francisco. Karena mereka nggak mengerti, mereka mencoba pulang dan memastikan para pemilik mereka baik-baik saja. Hampir seluruh film ini berisi adegan 3 ekor binatang yang mencari jalan pulang, seolah nggak ada ujungnya dan menegangkan. Film ini benar-benar lucu, mengharukan dan menegangkan di waktu bersamaan.Bisa dibilang ini film kesayangan keluarga setelah film Mrs. Doubtfire. Kami menontonnya berulang-ulang dan tetap menangis melihat endingnya. Kami punya dua anjing golden retriever dan tahu betul bagaimana karakter mereka. Shadow sepertinya gambaran tepat tentang anjing golden retriever: wise, tender tapi juga playful. Aku selalu berkaca-kaca setiap kali Shadow bilang bahwa kewajibannya sebagai seekor anjing untuk menjaga manusia. Bahkan sejak jaman dahulu, ketika anjing belum dijadikan binatang peliharaan tapi sudah punya naluri untuk menjaga manusia yang tinggal di sekitarnya. Film ini sangat patut di tonton, bahkan untuk yang bukan pecinta binatang. Aku nggak tahu apa film ini keluar dalam format DVD, tapi VCD nya masih bisa dicari, satu paket dengan sekuelnya "Lost in San Francisco" yang mana nggak sebagus pendahulunya.
Rak DVD (acak-acakan) di ruang TV. |
Masih banyak film-film yang kami tonton selama liburan, tapi 3 film yang kureview itu adalah yang paling harmless menurut aku dan keluarga. Film lainnya ada Mr. Poppers Penguin, Sister Act, Back in the Habit, Snow Dogs dan Cheaper by the Dozen. Karena movie marathon ini aku jadi sempatkan untuk mengecek koleksi VCD dan DVD ku. Kalian tahu, shame on me, masih banyak yang bajakan :( Aku sering merasa menyesal untuk ini, rasanya nggak benar saja berusaha nggak mencuri barang seseorang tapi untuk film tetap membeli yang bajakan. Yah, mau berlindung di balik alasan yang orginal mahal atau yang bajakan lebih cepat keluar film barunya, tetap saja itu salah. Iya, salah, seperti mencuri. Sekarang aku berusaha untuk berhenti membeli yang bajakan. Lebih baik menabung untuk beli yang original dan bersabar sebentar untuk mendapat film-film yang aku mau. Aku harus bisa berhenti, aku itu penulis dan bakal marah kalau ada yang download naskahku secara gratisan padahal aku sudah bekerja keras untuk itu. Sebuah karya patut dihargai. Jadi, ayo kita menonton film tanpa 'menyakiti' orang lain :)
Selamat berlibur, dan apa film kesukaan kalian untuk liburan bloggies?
Smile and grin,
INDI