Halo teman-teman, apa kabar?
Ya, ampuuuun, sudah 10 hari ya aku nggak nge'blog? :( Sebetulnya aku pengen banget banyak cerita, banyak hal baru yang aku alamin. Sayangnya waktuku terbatas, harus konsentrasi sama beberapa hal, update'nya tertunda deh... Mohon maafkan... Hehehehe :)
Hmm, ceritanya mulai dari tanggal berapa ya? Hmm, film, novel baru, shop baru, berkunjung ke Trans Studio... Apa ya... Oh, ini, ini! Tanggal 22 Juni kemarin aku ketemuan sama Habibie Afsyah lho! Hayo, hayo siapa yang belum kenal? Aku yakin di antara kalian sudah banyak yang mengenal dia karena profil'nya cukup sering muncul di TV dan media cetak. Tapi untuk yang belum mengenalnya, baiklah, akan aku ceritakan sedikit. Habibie itu adalah seorang entrepreneur muda yang sangat sukses dengan penghasilan mencapai puluhan juta perbulan. Dia juga seorang penulis novel inspiratif berjudul "Kekuatanku adalah Kelemahanku". Gimana, sudah cukup mengenalkan? Atau malah ada yang sudah membaca bukunya? :)
Hampir 1 minggu sebelumnya, tante Endang, sapaan Mama Habibie bilang kalau beliau dan Habibie akan berkunjung ke Bandung untuk mengisi acara dan liburan. Aku senang banget dan langsung mengiyakan waktu diajak untuk bertemu. Aku dan Habibie ini saling mengenal lewat acara talkshow "Rossy" di Global TV. Waktu itu kami sama-sama jadi bintang tamu utama untuk episode "Menembus Batas", yaitu episode mengenai orang-orang dengan keterbatasan fisik yang mampu berkarya dan bekerja seperti orang normal. Yup, Habibie juga sama sepertiku, he's a scolioser alias pengidap scoliosis. Bedanya dia harus duduk di kursi roda karena kelainan muscular dystrophy nya, sedangkan aku masih bisa berjalan meski nggak cepat.
Habibie tiba lebih dulu di BSM, mall tempat kami janjian. Haduuuh, malu deh bikin pada menunggu, soalnya selain Habibie ternyata di sana sudah ada Cut Hanna, my highschool classmate, tante Endang, ditambah 2 orang teman Habibie, Diana dan Wulan yang ternyata pembaca novelku! (haduuuuh, makin malu deh ngaret 30 menit, hiks).
It was a super fun gathering, tante Endang berbaik hati mentraktir kami KFC. Tapi karena aku vegetarian dan haus berat, jadi aku cukup minum jus jeruk dengan banyak es batu saja (sampai bunyi "sroot, sroot" saking hausnya, hahaha). Kami mengobrol soal banyak hal, terutama tentang kegiatan menulis kami dan acara-acara yang kami isi (ah, malunya nambah lagi nih, aku kan nggak ada apa-apanya dibandingkan Habibie).
Tante Endang masih tetap seperti yang aku temui tahun lalu, she's so nice and humble. Sedangkan Habibie... Ckck... Kayaknya aku harus balas dendam suatu hari nanti. Dia masih saja susah tersenyum kalau diajakin becanda. Anehnya dia selalu tertawa belakangan. Kayaknya puas banget kalau aku harus frustasi bilang, "Bie, senyum bisa kan kalau difoto?". Dan jawabannya selalu sama... "Aku nggak bisa senyum", tapi sambil tertawa ceria, ckckckck :)
Wulan, Diana, Indi dan Habibie. |
Untuk kalian yang mempunyai kaki yang kuat masalah seperti ini bisa saja kedengeran sepele. Tapi jangankan untuk Habibie, aku saja yang masih mampu berjalan kalau bisa memilih pasti akan memilih lift untuk mengurangi resiko terpeleset atau jatuh. Aku, tante Endang, mbak baik hati yang selalu setia mendorong kursi Habibie, Cut Hanna dan dua teman lain pun berkeliling mall untuk mencari adanya kemungkinan lift lain yang bisa dipakai. Atau setidaknya akses kursi roda untuk menuju tempat lain selain seputaran KFC dan Gramedia. Hasilnya? Tidak ada. Lift hanya ada 1 dan mati. Lainnya hanya eskalator dan akses kursi roda hanya ada di lantai dasar dekat lobby Selatan.
Kalau faktanya seperti ini aku jadi penasaran, bagaimana Habibie bisa sampai di lantai 2? Setelah aku tanya, dia menjelaskan bahwa dia masuk melalui Metro dan dari sana kursi rodanya diangkat melalui tangga. What??!!! Seriuosly, what a shame untuk mall seukuran BSM... Karena masalah ini pula, batallah keinginan kami untuk melihat Trans Studio. Karena untuk mencapai loketnya pun kami harus menaiki eskalator yang cukup tinggi...
Cut, Habibie, Indi. |
Duo chubby dan jerawatan, hahaha. |
Habibie akhirnya duduk aman di dalam mobil, sebelum pintunya ditutup aku sempat berteriak, "Kamu jangan jutek-jutek dong sama aku, salah apa sih aku? Kalau difoto sama aku senyum yaaaaa", dan kalian tahu, dia tertawa keras! He's a happy boy, aku nggak tahu apa dia mengeluh dengan keadaan mall yang seperti ini atau dia sudah terbiasa jadi hanya aku yang kesal.
Yang pasti ini adalah pertemuan yang menyenangkan, penuh percakapan menggelikan dan keakraban termasuk dengan dua teman baru, Diana dan Wulan :) Yang kurang cuma satu, akses kursi roda, itu saja. Kesannya sangat sepele, tapi hal itu sudah berhasil membuat kami terjebak di lantai yang sama selama berjam-jam.
Oh, ya ada satu hal lagi, Habibie sangat suka berjalan-jalan. Kalau kalian tinggal di Jakarta banyak kemungkinan kalian berpapasan dengannya di mall atau di tempat-tempat yang sedang diminati. Kalau itu terjadi, sapalah dia dan ingatkan, "Bie, jangan jutek-jutek. Kalau nggak kenal orang bisa takut loh sama kamu!", hihihihi...
(Ini inside joke, pertama kali ketemu aku sempat ngadu sama Ibu karena aku sudah sok akrab tapi Habibie cuma ngeliatin aku dengan heran. Maluuuuuu, hahahaha).