Syukuran sederhana berkurangnya kurva scoliosis gue :) |
Pernah nggak kalian mengalami sesuatu yang
kalian pikir nggak akan mungkin untuk dialami sama diri sendiri? No, no, no,
ini bukan seperti waktu gue berumur 7 tahun bermimpi untuk bertemu the greatest
rock band ever, Aerosmith dan ternyata terwujud 20 tahun kemudian. Tapi gue
bicara tentang sesuatu yang sudah divonis mustahil atau kalaupun ada
kemungkinan itu keciiiiil sekali. Nah, gue baru saja mengalaminya. Bahkan
sambil mengetik tulisan ini pun gue masih belum sepenuhnya percaya karena...
mungkin jika ada orang yang posisinya sama seperti gue dan membaca tulisan ini
mungkin menganggap too good to be true.
Ini tentang scoliosis. Iya, tentang kelainan
tulang belakang yang didiagnosa saat gue berusia 13 tahun dan membuat gue
memakai boston brace selama 5 tahun, setiap hari selama 23 jam per hari.
Setelah brace dilepas karena tulang gue sudah mature, kurva scoliosis gue
memiliki kelengkungan 52 derajat. Pasti setiap scolioser sudah mendengar
tentang ini dari dokter, bahwa kurva di atas 40 derajat disarankan untuk
mengambil tindakan operasi. Setelah 5 tahun penggunaan brace ternyata kurva gue
masih tetap di atas batas “aman” dari pisau bedah. Apalagi setelah tulang gue
mature kemungkinan untuk berkurangnya kurva lewat jalan lain selain operasi
(baca: bracing, fisioterapi, dll) katanya sudah nggak ada. Good news nya,
kemungkinan besar kurva gue nggak akan bertambah buruk. Meski sebenarnya di
atas 50 derajat itu rasanya benar-benar nggak nyaman (gue nggak mau bilang
buruk, ya, lol).
Meski begitu gue sebisa mungkin menghindari
operasi. Proses penyembuhan yang memakan waktu, resiko dan tentu saja biaya
menjadi pertimbangan gue. Mengabaikan kata-kata dokter yang menyatakan bahwa
“kalau tulang sudah mature tapi kurva mau berkurang ya harus operasi”, gue
mencari terapi alternatif. Eh, tapi bukan berarti di luar medis, ya. Maksudnya
gue mencari terapi untuk merawat scoliosis gue secara aman dan hasilnya bisa
dipertanggung jawabkan. Perjalanan gue dimulai dengan mencoba chiropractic. Awalnya
dari Canadian berganti ke Japanese chiropractic. Hasilnya baik, rasa sakit gue
berkurang banyak dan siklus menstruasi gue pun menjadi lancar. Tapi sayangnya
setiap kali gue libur terapi rasa sakitnya kembali dan setelah melakukan x ray,
kurva gue ternyata nggak berkurang.
Banyak yang salah mengartikan bahwa sembuh
dari scoliosis = tulang punggung yang lurus. Padahal scoliosis sendiri bukan
penyakit, tapi kelainan. Dan kelainan tentu saja nggak bisa disembuhkan, tapi
bisa diminimalisir. Bahkan ada beberapa dokter yang berkata jika tulang
belakang bengkok sampai 15 derajat, itu nggak bisa dikategorikan sebagai
scoliosis karena nggak ada anatomi tubuh manusia yang benar-benar lurus. Bahkan
dengan operasi scoliosis pun tetap akan menyisakan sekian derajat, tergantung
dari usia pasien dan seberapa besar kurva sebelum operasi. Makanya yang gue
cari adalah terapi untuk meminimalisir kurva dan rasa sakitnya, seenggaknya
sampai kurva gue di angka “aman”, tanpa perlu melakukan operasi :)
Dan gue pun menemukan spinecor (baca
lengkapnya di sini), sebuah soft brace yang bisa dipakai oleh scolioser yang
bahkan sudah bertulang mature (bahkan manula!). Bentuknya elastis dan dipakai
dibalik baju, berbeda sekali dengan Boston brace yang sebelumnya gue pakai.
Jika Boston brace lebih sering disebut sebagai brace yang bisa mempertahankan
kurva, spinecor ini malah katanya bisa mengurangi kurva. Jadi pada tanggal 16
Mei oleh Dr. Natalie dari Spine Body Center gue dipasangi spinecor yang harus
dipakai selama 6 jam perhari. Untuk memastikan gue diminta untuk x ray, dan
hasilnya tentu saja gue masih stuck di 52 derajat, hehehe. Gue diminta untuk
kembali lagi 7 hari kemudian dengan membawa hasil x ray terbaru. Rasanya harap-harap cemas. Boston brace yang
kerasnya minta ampun saja nggak berhasil membuat kurva gue berkurang di usia
remaja. Bagaimana dengan spinecor yang rasanya lembut dan dipakai di usia
dewasa ini?
Dan ternyata miracle happen! Setelah diukur
sebanyak 3 kali ---karena gue nggak percaya dengan hasilnya---, kurva gue
berkurang 12 derajat. Dari 52 ke 40! Gue hampir menangis waktu mencoba ukur
sendiri dan hasilnya tetap nggak berubah. Terharu... Karena gue tahu bahkan
dengan operasi pun pasti menyisakan sekian derajat. Dan kurva scoliosis gue
berkurang 12 derajat TANPA operasi. Praise the Lord! :’) Dr. Natalie berkata
bahwa setiap pasien pasti hasilnya berbeda-beda, tergantung usia, besarnya
kurva dan lain sebagainya. Gue bisa berhasil karena kedislipinan gue memakai
spinecor. Gue memakainya sesuai aturan sehari, saat bekerja, menulis bahkan
bermain dengan Eris. Ternyata benar apa yang dikatakan Dr. Natalie, dengan
spinecor semakin banyak bergerak justru membuat hasilnya lebih maksimal :)
Sebagai ungkapan rasa syukur, ketika sudah di
Bandung gue mengundang Ray untuk mengadakan syukuran bersama. Ray membawakan gue
kue tart dan gue menyiapkan cemilan untuk berdua. Sederhana, tapi yang penting
ada sesuatu yang bisa dikenang. I love celebrating something, meskipun sebuah
pencapaian kecil karena membuat semangat gue jadi terpacu. Dan gue sama sekali
nggak pernah menyangka akan merayakan berkurangnya kurva gue. Yay, 40 derajat!
Sudah di batas aman pisau bedah, hehehe. Thank God :)
Ray sedang menikmati kue tart :) |
Me and my Ray. We're really thanking God! :) |
Gue mau menikmati masa-masa pencapaian ini
dulu, tapi bukan berarti gue akan berhenti berusaha. Perjalanan gue masih
panjang, masih 18 bulan lagi sampai brace gue bisa dikurangi frekuensi
pamakaiannya. Dengan hasil seperti ini gue semakin optimis dan semangat memakai
spinecor. Dokter dulu memang pernah bilang bahwa tulang gue yang sudah mature
ini nggak bisa dikurangi kurvanya kecuali dengan jalan operasi, tapi ternyata
spinecor bisa. Menjadi seorang solioser memang bukan hal termudah di dunia,
tapi selalu ada jalan. Dan spinecor lah jalan gue :)
Sebelum bracing dan setelah bracing, 7 hari kemudian :) |
Gue merasa blessed sudah menemukan spinecor
dari Spine Body Center. Harganya memang nggak murah, tapi hasilnya sepadan. Gue
bisa menjadi lebih produktif dan bugar. Lagipula jika dibandingkan dengan biaya
operasi, spinecor jauuuh lebih terjangkau ;)
Jika ada teman-teman yang membaca post ini
seorang scolioser atau mengenal seseorang yang scoliosis, coba deh sarankan
untuk ke Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (sebelah Central Park Mall) di Jakarta. Atau bisa telepon dulu ke 021-2933 9295. Jangan dulu takut
atau menyerah karena usia dan besarnya kurva. Selalu ada harapan! :)
Blessed girl,
Indi
_______________________________________________________
terharu dan ikut senangggggg bgt denger cerita ini mbk....semoga selalu aman.sehat sehat dan sehat selalu aamiin.....
BalasHapusmau kuenyaaaa hehe
Subhanallah,,semoga Indi selalu sehat ya,,ikut senang dengar ceritanya,,semoga selalu sehat Indie,,,ingin melihat karya2 Indi selanjutnya :)
BalasHapusAlhamdulillah. Selamat kak! Pasti rasanya masih nggak nyangka yaaa, kak? :D
BalasHapusSelamat dan semangat terus ya Indi, smoga makin berkurang kurvenya \(^o^)/
BalasHapusuntunglah kak bisa membaik.... ikut seneng sama perayaannya! hehe
BalasHapus@ HM: Terima kasih, ya. Amen... Hehe, kuenya langsung ludes besok paginya. Sweet tooth semua di sini :D
BalasHapus@ KANG: Semua orang pasti ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tuhan menciptakan sesuai "porsi", jadi aku yakin kita memang dirancang untuk beradaptasi :) Amen... terima kasih doanya, ya :)
@ DWIPITA: Amen... terima kasih ya doa dan dukungannya :)
@ SUNDHE: Terima kasih. Amen... :)
@ ELLYZABETH: Hehe, terima kasih ya :)
Alhamdulillah senenh banget bacanya teh indi.. Awalnya rada getir baca.. Tapi alhamd ada hasilnya
BalasHapussukses, dan lekas baik dan hasilnya makin bagus
BalasHapuskaaaak bacanya bikin aduh.. gimana gitu.
BalasHapussukses selalu dan sehat selalu kak indi.
always waiting for your cheerful smile and your brilliant creation in each post
syukurlah kalo semakin membaik ya. btw, keliatan gemukan ya?
BalasHapusPuji Tuhan yah Ndi.. :D Turut senang dengan kabar gembira ini.. :)
BalasHapusBekal yang paling penting itu percaya dan semangat ya, Mba. Sehat selalu dan terus ikhtiar, Mba.
BalasHapusSembuh, sembuh, sembuh. Fuuuhh... Ngomong-ngomong minta dong tartnya.. kirim ya mbak.. :D
BalasHapusturut senang atas berkurangnya kurva skoliosis-nya kak Indi... :)
BalasHapusTeh Indi eta rambutya di potong.
BalasHapusSemangat terapinya teh. Semoga berkurang lagi kurvanya
:)
*tetep gembil pipina*
alhamdulillah, bersyukur banget ya Indy... ikut senang deh bacanya :)
BalasHapusMbaaaak.. Semoga sehat selalu yaaa.. :D Tuhan pasti kasih jalan. Terharu bacanyaaaa ^^
BalasHapushp nya lucu indy
BalasHapusAak jadi pengen beli.. Doakan aq bisa beli kak. Klo bole mnta tlg. Tnyain ke Dr. Natalie apakah ada kmungkinan spinecor dijual dan dkirim ke bali. Mkasi banyak kak.
BalasHapusChiropractic itu ga enak banget, mba Indi. Dulu aku pernah sekali. Semoga selalu sehat ya.
BalasHapusSemoga sehat selalu ya, Indi...
BalasHapusbtw, liat kue itu jadi laper nih, hehe
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah selamat ya ka indi akhirnya setelah sekian lama bisa berkurang juga
BalasHapussemanga terus ya ka indi!!!!!!!!!!!
yutiazahs.blogspot.com
mampir ya
wah selamat ya ka indi akhirnya setelah sekian lama bisa berkurang juga
BalasHapussemanga terus ya ka indi!!!!!!!!!!!
Selamat yaaa Indi! Semoga ke depannya, scoliosis makin berkurang ^^
BalasHapusBeberapa bulan lalu aku sempat iseng ke Chiropractic, salah satu rusuk menonjol (sejak kecil)... Eh kata praktisinya itu tanda2 scoliosisss.. Tapi sampe sekarang aku belum X-ray hehehehehee
I'm happy for you, Indi... btw makin cantik dg rambut pendeknya deh :)
BalasHapus