Penah mengalami pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang lalu ketika di sana baru tahu kalau tempatnya angker? Aku dan Shane pernah! Pengalaman ini terjadi sebelum pandemik, tepatnya di bulan Oktober tahun lalu. Waktu itu kami merayakan satu tahunnya pernikahan kami. As always, kami selalu memilih selebrasi sederhana untuk hari-hari penting (---misalnya ultahku atau Shane). Cukup menginap di hotel atau pergi ke tempat wisata, pokoknya asalkan suasana baru dan bisa punya waktu berkualitas berdua, hehe. Kami juga punya kebiasaan booking hotel di saat-saat mepet. Biasanya kami akan buka situs seperti Traveloka, Agoda, etc lalu mencari yang cocok. Nggak ada kriteria khusus, yang penting dari fotonya terlihat bagus, bersih, nyaman dan ada bathupnya. ---Supaya aku bisa bawa bathbomb, terus berendam sambil nonton film :p
Kami nggak punya terlalu banyak pilihan, waktu itu. Dan dari pilihan yang sedikit itu akhirnya jatuh ke Hotel Grand Aquilla. Dari fotonya kami langsung suka karena kamarnya luas juga berdesain klasik. Keesokan harinya kami langsung berangkat ke sana (---iya semepet itu, hahaha) dengan menggunakan Grabcar karena lokasinya cukup jauh dari rumah kami. Sebenarnya bisa saja sih Shane nyetir sendiri dengan mengandalkan map. Tapi jujur, meski sudah lebih dari 2 tahun tinggal di Indonesia sepertinya dia belum terbiasa dengan kemacetan di sini. Jadi lebih baik kami mencari aman saja. Beruntungnya drivernya baik dan sangat hati-hati meskipun sedang hujan lebat.
Ketika kami tiba suasana lobby cukup sepi, jadi prosesnya cepat dan kami bisa langsung ke kamar. Letak kamar kami ada di... lantai berapa ya lupa, hahaha. Pokoknya naik lift di pojok kanan lobby, melewati pintu kolam renang dan ada di ujung lorong pertama. Begitu tiba di lantai kami, Shane langsung notice betapa besar dan sepinya lorong kami. Hanya ada kami dan 1 kamar lagi yang terisi. Tapi kami nggak (belum) merasa seram, malah excited setelah melihat kamarnya. Sayang kami nggak terlalu banyak mengambil foto dan lebih berfokus ke video karena lebih mudah tanpa harus berhenti-berhenti dan berpose (apaan sih, hahaha), jadi nggak bisa share banyak gambar di sini. Kalau penasaran dengan suasananya nanti aku sertakan link vlog dari channel YouTube ku di bawah, ya.
Begitu pintu kamar dibuka, TV langsung menyala dan menayangkan iklan hotel yang diiringi musik jazz. Typical, tapi entah kenapa selalu membuat kami tertawa. Shane bilang kami disambut musik jazz fancy, hahaha. Ada banyak cermin di dalam, cantik sekali. Kamar mandinya juga ukurannya okay, lebih bagus daripada hotel tempat merayakan ultahku Juni kemarin. Nggak besar tapi ada 2 shower terpisah, satu di atas bathup dan satu lagi di balik pintu kaca. Perlengkapan juga cukup lengkap. Jadi aku langsung tahu lah, kalau kami bakal betah di sini.
Suasana kamar kami. Sepertinya aku sudah hapus foto-foto aslinya jadi hanya ada kolase ini yang aku post ulang dari Facebook. |
Kain batik yang kami pakai ini hadiah pernikahan dari Rifa, teman kami. Istimewa, jadi dipakai di saat istimewa juga :) |
Setelah menyimpan barang-barang kami putuskan untuk berkeliling melihat fasilitas hotel. Aku ingin sekali berendam di jacuzzi mumpung hujannya berhenti. Tapi Shane bilang lebih baik kami makan siang dulu. Meski belum lapar-lapar amat aku mengiyakan ide Shane. Lagipula masih siang, berendam sore hari mungkin lebih asyik karena lampu-lampu mulai dinyalakan :) Karena nggak bawa kendaraan kami makan di restoran hotel. Hanya ada kami berdua di sana, ---keren, berasa sekali anniversary nya, hahaha. Setelah melihat-lihat menu ternyata nggak tersedia menu vegan (yup, kami berdua vegan). Untung saja chef di sana mau membuatkan menu vegan istimewa untuk kami. Nasi goreng dengan sayuran dan jamur! Yum! Sambil menunggu kami iseng googling tentang hotel Grand Aquilla. Dengan iseng Shane ingin mencari tahu apakah hotelnya berhantu atau nggak. Well, ---hasilnya ternyata bikin dia menyesal dengan rasa penasarannya, karena ternyata hotel ini termasuk salah satu yang terangker di Bandung. Malah berada di urutan nomor 2! Lalu saat makanan kami datang, Shane baru sadar kalau dompetnya tertinggal di kamar. Dia bertanya apa aku mau ikut untuk mengambilnya, dan dengan mantap aku menggeleng sambil bilang, "Good luck, semoga nggak bertemu hantu!" Hahahaha...
Senangnya request menu began kami dikabulkan! Nasi goreng campur tumpah ruah, hahaha :D |
Perut kenyang kami kembali ke kamar. Shane ternyata selamat waktu bolak-balik restoran-kamar-restoran tanpa kekurangan suatu apapun, nggak bertemu hantu :p Aku langsung ke kamar mandi untuk mengganti dress dengan tank top dan celana pendek karena akan merendam di jacuzzi. Sebelum selesai Shane sudah memanggil-manggilku. "Ada yang aneh", katanya. Dia mengajakku melihat jendela yang tertutup tirai. Katanya, dia ingin mengecek apakah di luar hujan atau nggak, tapi yang ditemukan malah... jejak telapak tangan! Aku sih santuy saja ya awalnya, karena bisa saja itu bekas tamu sebelumnya dan lupa dibersihkan. Tapi waktu aku lap pakai tisu ternyata itu ada di balik jendela (model jendelanya sealed ya, bukan yang bisa dibuka). Aku masih tetap berpikir positif, mungkin itu telapak tangan cleaning service yang lagi membersihkan kaca jendela dari luar dan lupa pakai sarung tangan karena terlihat ada sidik jari samar-samar. Sampai aku cocokan dengan telapak tanganku sendiri, baru aku berhenti santuy. ---Ukurannya setengah tanganku, dong! Dan telapak tangan aku itu nggak besar-besar amat ya. Masa iya ada bocah manjat? Masa iya petugas kebersihan di sini masih kecil?? Banyak pertanyaan di kepalaku dan Shane. Akhirnya kami tutup tirainya dan langsung lompat ke balik sofa. Hiiii...
Iya sih, kami suka hal-hal berbau seram. Film horror sudah jadi tontonan kami sehari-hari. Sampai-sampai menikah pun di bulan Oktober yang identik dengan Halloween. Tapi ya, nggak mau juga kalau harus sampai mengalamai di dunia nyata, hahaha. Apalagi rupanya cuaca ikut-ikutan gloomy, hujan turun lagi! Terpaksa kami mengabiskan waktu di kamar karena nggak mungkin untuk berendam, huhu. Shane selalu membawa laptopnya ke mana-mana, lengkap dengan speakers jadi kami bisa nonton film kapan saja. Tapi kami penasaran di TV sedang diputar film apa saja, siapa tahu ada yang seru. Eh, ternyata nggak jauh-jauh dari horror, ada Conjuring 2! Kami nonton sambil selonjoran di sofa. Ini kali kedua Shane nonton film ini, tapi buatku entah yang keberapa kali saking seringnya. Di tengah film kami lapar (lagi, hehe), karena nggak banyak pilihan di restoran hotel, akhirnya kami pesan via GoFood. Asyik juga, comfort food. Ada nasi, tahu, tempe dan kangkung. Enak dan porsinya banyak, aku sampai nggak sanggup menghabiskan dan dengan menyesal harus membuang sisanya karena nggak tahan disimpan lama. Padahal kami cuma beli masing-masing satu porsi, lho... :( Dan... ternyata "pengalaman horror" kami belum berakhir, sambil makan TV tetap menyala, setelah Conjuring selesai giliran Final Destination yang diputar, hahaha. Ya, anggap saja resiko menikah pas Halloween, yang diputar nggak mungkin juga malah film komedi lah :p
Setelah makan akhirnya aku bisa berendam di bathup, ---sambil bawa handphone buat nonton YouTube biar nggak kepikiran yang seram-seram. Aku sengaja bawa body butter pumpkin dari rumah biar terasa nuansa fall yang hangat. Sehabis berendam langsung aku oleskan ke seluruh tubuh dan aku pun siap meluncur ke kasur. Kalau selesai mandi air hangat bawaannya suka ngantuk. Nggak lama aku langsung tertidur dan... nggak mimpi apa-apa. Mungkin saking nyenyaknya, hahaha.
Kami bangun pagi-pagi, tanpa alarm karena sudah ada panggilan alami alias lapar :p Aku dan Shane berganti baju lalu ke restoran yang sama dengan tempat kami lunch di hari sebelumnya. Suasananya sangat berbeda, penuh dengan para tamu hotel. Mungkin karena menginap di sani sudah include breakfast ya, jadi sayang juga kalau nggak digunakan. Pilihan menunya sebenarnya ada banyak, tapi terbatas kalau untuk menu vegan. Shane hanya bisa makan nasi, salad wortel dan bubur kacang. Sementara aku makan nasi, bokchoy jamur (itu pun ternyata ada dagingnya, hiks) dan surabi kinca, ---yang kata Shane itu pancakes :p Nggak kenyang-kenyang amat, tapi lumayan untuk mengganjal sampai di rumah nanti, hehe.
Kami kembali lagi ke kamar, keinginan untuk berenang atau berendam di jacuzzi sudah hilang meski waktu check out kami masih lama. Cuaca Bandung yang dingin dan hujan yang datang dan pergi membuat kami lebih ingin bersantai saja. Waktu TV dinyalakan, surprise... surprise, film horror lagi, hahaha. Terpaksa aku dan Shane menonton Insideous 2 yang langsung mengingatkan kami sama suasana seram di sini. Untung saja pagi-pagi, jadi kami nggak ketakutan :p
Tengah harinya kami check out dan kembali menggunakan Grabcar untuk pulang. Pengalaman seru. Siapa mengira hari jadi kami yang pertama malah lebih mirip malam Halloween. Oh iya, Shane bercerita kalau dia sebenarnya mimpi buruk (---lah aku malah nyenyak kaya bayi). Jadi di mimpinya dia ketemu iblis di tempat parkir, dan iblisnya itu mengikuti kemana pun sampai manjat-manjat gitu. Tapi anehnya iblis itu nggak berusaha nangkep atau ngejar Shane, cuma ngikutin doang. Pas diceritain sih aku nggak takut karena sudah siang, tapi kalau yang mengalami sih pasti seram :'D
Foto-foto sebelum pulang. |
Entahlah jika mimpinya ada hubungan dengan hotel tempat kami menginap atau Shane hanya tersugesti dengan cerita-cerita seram yang dibaca di internet (---seriously, coba googling nama hotelnya, yang keluar malah tentang hotel angker semua). Yang pasti berhati-hatilah saat berharap sesuatu. Sebagai duo penggemar Halloween kami sering sesumbar ingin mengalami film horror di dunia nyata. Tapi setelah mengalami eh, takut juga guuuuys, hahaha. Jadi berharap yang baik-baik saja ya :p But anyway, ini tetap jadi pengalaman anniversary yang seru dan berkesan buat kami. Meski horror tapi aku nggak mau menukar dengan apapun. Karena justru semakin menyakinkan aku kalau he's the one, ---bahkan dalam suasana apapun kami tetap stick together. ----Cieeeeeh :D
Sekarang sih kami belum tahun kapan bisa jalan-jalan lagi, bisa menginap di hotel lagi. Kalau dipikir pandemik yang terjadi sekarang malah lebih seram dari hantu-hantuan, ya :( Mari berdoa semoga ini cepat berlalu, deh! Amin....
Video anniversary pertama kami dan video pernikahan humble kami.
yang nantangin hantu tapi takut,
Indi
-------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com
Lovely hotel room
BalasHapushttps://www.fashionwithbeauty.net/color-dream-work-from-home-outfits/
Wow, itu telapak tangan siapa ya yang di jendela, apa mungkin tangan tuyul.😱
BalasHapusSaya kadang memang nonton film horor juga tapi ngga berani sendirian, kalo istriku malah hobi nonton film horor, sendirian malam hari juga berani saja.😁
Xixixi .. lutcuuuk ...
HapusMas Agus dong yaa malah yang meringkuk tutupan selimut tiap lihat adegan serem ..
Sementara istrinya gagah perkasa melototin adegan film 😅
Wah saya mah ngga sampai tutupan selimut kalo nonton horor mas, paling hanya merem saja.��
HapusHahaha, sama dong kaya aku suka nonton film horror tengah malam :D Entahlah tangan siapa. Kalau tuyul hebat juga ya bisa manjat :D
HapusHiiii seeereem ..., terus itu sebenarnya bekas telapak tangan kecil milik siapa ya ?.
BalasHapusPasti ngga mungkin banget staff cleaning servis ngajak anaknya ikut bertugas bersihin kaca di luar bangunan gedung yang ngga bisa dibuka dari ruangan dalam kamar.
Aku jadi keingetan cerita horor temenku yang sewa tinggal di apartemen harmoni jakarta.
Dia cerita tiap malam sering banget diganngu suara cakaran kuku di jendela kaca.
Tirai dibuka dilihat siapa yang menggaruk, ngga ada wujudnya !.
Juga beberapakali lihat sosok nenek tua duduk ngambang di pintu dapur ...
Iyaaa, masih jadi misteri. Anak siapa ya bisa ada tapak tangannya di luar jendela. Soalnya modelnya jendela yang disegel gitu, huhuhu...
HapusHuaaa, aku tinggal di apartemen jadi serem. Gak mau bayangin nenek tua ngambang di pintu dapur ya ampun :'(
Wah... Serem juga sih nginap di hotel angker.
BalasHapusSyukurnya belum pernah ngalamin hal aneh saat nginap di hotel.
Yang sering sih saat ngunjungi bangunan-bangunan tua, terutama peninggalan Belanda, biasanya ada beberapa kejadian yang nggak menyenangkan setelah itu.
Iya, kalau bangunan peninggalan gitu biasanya "ada" aja. Pernah pas di Semarang katanya ada yang ngikutin aku terus di Lawang Sewu. Akhirnya sama pemadu wisatanya aku diminta keluar :(
HapusJangan - jangan prank dari pengelola hotel! XD
BalasHapusHahaha, niat banget ya kalau beneran prank xD
Hapusaku salfok sama bajunya yang sweet abis, modelnya old tapi dibuat kekinian, suka liatnya
BalasHapuskalo dari ruangan kamarnya luas ya, bersih gitu dan terlihat mewah
Terima kasih, ibuku yang membuat baju-baju kami dan aku yang bikin desainnya :) Iya, kalau kondisi hotel sebenarnya bersih dan cantik, sayangnya ada kejadian seram, hahaha :'D
HapusTahun 2008 - 2009, saya sering banget menginap di hotel ini karena kantor sering ngadain training di sini. Waktu itu sih Alhamdulillah ga ngalamin hal hal yang menyeramkan.
BalasHapusMungkin Shane nya tersugesti kali, karena pas makan malam Indi dan Shane cerita tentang review hotel ini.
Memang katanya seandainya dia gak baca review mungkin dia bakal biasa aja dan gak akan over thinking soal telapak tangan, hahaha :D
HapusPenasaran dengan tangan kecil yang ada dijendela..hhiiii..
BalasHapusUntung deh ga ada penampakan yang serius, kecuali mimpi Shane...
Saya juga suka Pumpkin scent...asik aja wanginya...
Iya, untungnya anehnya "segitu doang". Kalau lebi dari itu kayanya kami langsung pindah hotel, hahaha :D
HapusAku tahun 2013 an pernah menginap disitu bareng keluarga besar. Asik-asik saja tuh, ga nemu yg aneh2. Atau jangan2 angkernya baru sekarang2 ?
BalasHapusDulu malah aku sempat nginep di hotel horison dengan rekan kantor, dan rekan kantor yang ngalami kejadian aneh di kamarnya (ada bercak darah di wastafel).
Katanya sih sudah lama begitu. Aku Horison malah nyantai, malah sering berenang di sana. Tiap orang pengalamannya beda-beda pasti :D
Hapusbagian paling seram ya telapak tangan itu, masih belum masuk di otak nih gimana ceritanya ada telapak tangan anak kecil di sana...
BalasHapus-traveler paruh waktu
Iyaaa, kami juga gak ngerti. Dan berapa hari kemarin gitu Shane sempat bahas itu lagi. Masih keingetan :'D
Hapus