Kamis, 06 Juni 2013

Sudah (Tidak Lagi) Menunggu...



Akhirnya gue memutuskan untuk bercerita di sini. Gue menundanya cukup lama karena meski pengalaman ini terjadi di akhir bulan yang lalu, tapi terkadang gue masih nggak percaya bahwa gue benar-benar mengalaminya...



Tanggal 22 Mei yang lalu, di pagi-pagi sekali sebelum gue mandi dan berangkat kerja handphone gue berbunyi. Ada email yang masuk. Sambil terkantuk-kantuk gue membukanya dan berusaha membaca tanpa kacamata. Lalu dalam hitungan detik posisi gue yang sedang menyandar malas langsung berubah menjadi terduduk tegak. Email itu dikirim oleh Sound Rhythm. Mereka mengabarkan sesuatu yang kelak akan menjadi kabar yang akan gue ingat seumur hidup:
Gue diundang untuk menonton konser Aerosmith di Singapore!
Gue mengedip-ngedipkan mata berkali-kali, memastikan bahwa gue nggak salah baca dan nggak sedang bermimpi. Ketika sadar bahwa semuanya nyata, gue langsung keluar kamar dan menunjukan email itu pada Ibu dan Bapak. Tanpa bicara karena gue menahan tangis. bertahun-tahun menunggu dan ketika rasanya kesempatan bertemu mereka sudah didepan mata, tiba-tiba saja gagal karena mereka batal konser di Indonesia. Dan sekarang, apakah ini adalah kesempatan gue untuk bertemu mereka?

Tangisan gue meledak ketika Bapak bertanya apakah gue yakin email yang baru diterima tadi bukan sebuah lelucon. Sejak kecil teman-teman memang sudah mengetahui bahwa gue sangat mengagumi Aerosmith, jadi bukan nggak mungkin jika salah satu dari mereka sedang menggoda gue sekarang. Gue bilang, "nggak tahu" dan memohon agar Ibu dan Bapak menikmati moment ini dulu, nggak memikirkan ini email lelucon atau bukan. Seenggaknya memberikan gue harapan bahwa akhirnya gue bertemu dengan band yang menjadi inspirasi gue selama ini. Perasaan gue sungguh bercampur aduk, ada perasaan bahagia tapi juga perasaan khawatir. Apakah akan menjadi ending yang bahagia jika gue menanggapi email ini atau malah rasa kecewa gue menjadi lebih besar karena (lagi-lagi) gue batal bertemu Aerosmith. Gue berusaha nggak memikirkan itu dulu. Berusaha, seenggaknya sampai jam 2 siang ketika jam kerja gue habis...

Gue menerima SMS dari Bapak ketika break makan siang. Beliau sedang berada di kantor imigrasi, memutuskan untuk mengurus passport gue jaga-jaga jika undangan untuk ke Singapore memang benar adanya. Gue senang sekali dan ingin cepat sampai di rumah. Gue ingin segera menghubungi pihak Sound Rhythm untuk memastikan bahwa memang mereka yang mengirikan email tersebut.
Setelah di rumah gue langsung mengangkat telepon dan menghubungi Sound Rhythm. Sebelum panggilan terjawab gue menyerahkan gagang teleponnya pada Bapak. Gue nggak tahu harus bicara apa dan rasanya, "Apa benar saya mendapat undangan untuk menonton Aerosmith?" bukan kalimat pembuka yang tepat.

Bapak berbicara dengan seseorang di seberang sana. Gue memperhatikannya dengan hati berdebar, berusaha menebak apa yang sedang mereka bicarakan. Bapak beberapa kali tertawa dan melirik pada gue. Cukup lama, dan percakapan pun akhirnya selesai dengan senyum di bibir Bapak. Gue mengatur posisi duduk dan bertanya pada beliau dengan lambat-lambat, "Jadi emailnya betulan atau hanya bohongan?" Bapak tertawa dan berkata bahwa Sound Rhythm membaca tulisan gue di blog tentang Aerosmith. Mereka tahu betapa gue mengangumi mereka dan betapa gue sangat terinspirasi dengan mereka. Lalu mereka memutuskan untuk mengundang gue menonton Aerosmith di Singapore. Jadi, YA, emailnya memang sungguhan dan itu artinya gue hanya punya 2 malam untuk mempersiapkan keberangkatan gue ke Singapore!

Gue nggak memikirkan tentang tiket pesawat atau passport. Gue langsung menjerit histeris dan mengejutkan Ibu yang sedang memasak di dapur. Semuanya tertawa, semuanya bahagia. Kami mengucap syukur dan membicarakannya sepanjang sore. Ketika gue berumur 7 tahun Ibu dan Bapak sudah tahu bahwa gue pasti akan menyukai band ini untuk waktu yang sangat-sangat-sangat lama. Dan di tahun 2013 mereka nggak menyangka bahwa akhirnya ada yang berusaha mempertemukan gue dengan mereka. Ketika malam datang gue pamit untuk masuk ke dalam kamar. Di sana gue duduk di depan meja tulis lalu menyiapkan kertas dan pulpen. Gue berjanji sejak lama bahwa akan menulis surat yang ditulis tangan untuk Steven Tyler. Gue nggak tahu apakah nanti akan ada kesempatan untuk melemparkan surat ini ke atas panggung atau nggak. Tapi janji adalah janji, gue memutuskan untuk menulisnya dengan sungguh-sungguh...

Dan akhirnya hari itu datang. Tanggal 25 Mei gue terbang ke Singapore ditemani Bapak. Sound Rhythm ternyata memutuskan memberikan tiket juga untuk Bapak. Ini luar biasa karena Bapak juga mengagumi Aerosmith. Ketakutan gue akan terbang berusaha sekuat tenaga gue lawan. Gue berusaha fokus dengan tujuan gue hari ini: Gue akan bertemu dengan Aerosmith, dan sepertinya itu cukup berhasil. Selama penerbangan gue hanya beberapa kali cemas dan sisanya diisi oleh obrolan menyenangkan bersama Bapak. Gue tertidur satu kali, dan ketika membuka mata gue sudah sampai di Singapore.



Halo Singapore :)

Gue excited bukan main, selama perjalanan ke hotel gue sering terkikik dan melonjak-lonjak sampai mengejutkan sopir taksi. Pikiran bahwa gue semakin dekat dengan Aerosmith membuat gue terlihat sedikit nggak wajar bagi orang yang belum mengerti. Bapak memperhatikan tingkah gue dan berkomentar bahwa gue konyol sekali. Kami sedang di Singapore dan banyak pemandangan menarik selama di perjalanan, tapi gue malah nggak memperhatikan sama sekali, hehehe. Ketika sampai di hotel gue langsung menghubungi Ivan dari Sound Rhythm  Ia dan keluarganya menginap di hotel yang sama dengan kami. Kelak gue mengetahui bahwa bukan cuma mereka saja menginap berdekatan dengan kami. Tapi juga Aerosmith!!!...


Tempat kami menginap sangat dekat dengan venue :')


Gue berganti baju tanpa sempat mandi. Gue mencuci muka gue sedikit sambil diam-diam bernyanyi lagu Aerosmith dengan suara pelan. Terkikik, membayangkan seperti apa gue terlihat ketika konser nanti. Bapak sudah siap dengan T shirt Aerosmith nya. Kami nggak pernah menyangka bahwa Bapak mempunyai kesempatan untuk memakai T shirt ini di konser Aerosmith setelah konser di Indonesia batal. Gue membelikan T shirt ini sebagai kejutan setelah menabung beberapa minggu. Sempat membuat gue bersedih setiap gue melihatnya, tapi kali ini gue memandangi Bapak sambil tersenyum. Beliau terlihat hebat memakainya. Kami lalu menemui keluarga Sound Rhythm di lobby. Ada Ivan, istri dan Queena putrinya, serta seorang keponakan bernama Rio. Dengan konyol gue bertanya pada mereka apakah gue benar-benar akan menonton konser Aerosmith sekarang. Nggak ada jawaban, tapi semua tertawa dan Ivan bertanya apa gue ingin memegang tiketnya. Gue mengangguk, dengan hati-hati memegang tiket itu dengan kedua tangan dan berbisik pada Bapak, "Tiketnya asli!"


Sudah berganti baju :)

Gue sudah pegang tiketnya! Hore! :)


Di perjalanan menuju Garden by The Bay, lokasi konser, gue nggak bisa berhenti tertawa dan mengungkapkan betapa bahagianya gue. Bapak bilang gue cerewet, sedangkan sopir taksi menyangka kebahagiaan gue berasal dari sesuatu yang gue menangkan di Casino. Sambil bergurau gue berkata bahwa ini lebih baik dari itu, gue dapat tiket konser Aerosmith. Sopir taksi itu sepertinya nggak mengerti dan menatap gue heran dari kaca spion. Gue menjulurkan lidah lalu bersorak, "I'm happyyyyyy!!!" Hehe, konyol memang. Tapi itu wajar (seenggaknya untuk gue, lol) karena gue sedang luar biasa bahagia ;)



I'M HAPPYYYYYY :D

Ketika kami sampai, gerbang menuju venue masih ditutup. Di sana sudah ada keluarga Sound Rhythm  Sigit dari Corcertholic dan Anggi seorang pemenang kuis yang beruntung untuk menonton konser Aerosmith bersama kami. Waktu memang masih sore dan konser baru mulai di malam hari, tapi menurut gue datang lebih awal memang ide yang bagus agar kami bisa berada di front row. Membayangkan bahwa gue ada di paling depan dan mempunyai kemungkinan untuk menyentuh sepatu Steven Tyler membuat perut gue geli. Diam-diam gue berdoa supaya gue nggak pingsan, karena gue nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah gue tunggu sejak kecil ini.

Nemu poster bekas acara sebelumnya. Gak boleh dibawa pulang, ya? :p

Sigit, Anggi, Rio dan luckiest girl on earth :)

Bersama keluarga Sound Rhythm :)

Hapy face :)

"Kira-kira kamu bakal ketemu Aerosmith langsung nggak, nih?" Ivan bertanya pada gue. Gue nyengir dan berkata bahwa bisa menonton konsernya saja rasanya sudah sangat bahagia. Lalu gue bercerita bahwa gue memang sudah menulis surat untuk Steven Tyler, tapi nggak berharap banyak bisa memberikannya secara langsung. Sebelum pergi ke Singapore gue sempat membaca bahwa Concerholic akan meliput konser ini dan artinya mendapat akses ke belakang panggung. Gue sudah berniat menitipkan surat itu pada Sigit. Sampai atau nggak, yang penting gue sudah mencoba. Dan menitipkan padanya pasti mempunyai kesempatan lebih besar dibandingkan dengan ide gue untuk melempar suratnya dari bawah panggung...

Sekitar setengah jam kemudian seseorang menghampiri kami. Ia membawa walkie talkie dan terlihat sangat sibuk. Kami diminta untuk pindah barisan, berpisah dari calon penonton yang lain dan memasangi kami bracelet pass. Dalam beberapa detik gue menyadari bahwa warna gelang yang dipakaikan ke gue berbeda dengan yang dipakaikan ke Bapak. Setelah itu gue bahkan dipakaikan gelang tambahan berwarna emas. Gue dan Bapak saling pandang kebingungan. Dan sebelum kebingungan kami mereda Ivan memberikan gue sebuah badge berwarna biru. Gue memandanginya nggak percaya, bibir gue hampir tertarik ke bawah tapi gue menahan tangis sebaik mungkin. Terlalu banyak orang di sini, dan mungkin saja mereka juga menginginkan sesuatu yang sedang gue pegang ini. Gue membaca tulisan di badge itu satu kali lagi dan memaksa diri gue untuk percaya. Di sana tertulis: MEET N GREET THE GLOBAL WARMING WORLD TOUR '03.

All access pass dan meet and greet badge! :D

After show party pass dan VIP pass :)

"Ini betulan? Ini betulan?", gue bertanya pada siapa saja yang bisa gue tanya di sana, termasuk Bapak yang sudah pasti nggak tahu apa-apa. Ivan berkata bahwa gue bisa serahkan surat yang sudah gue tulis langsung pada Steven Tyler. Gue langsung membuka tas tangan gue dan memastikan suratnya masih tersimpan aman di sana. Aman, sedikit kusut tapi masih bisa dibaca. Oh, iya amplop yang dipakai sudah gue punya sejak SMP. Iya, betul, sudah selama 'itu' niat gue memberikan surat kepada Steven Tyler. Bapak menatap gue senang, beliau nggak menyangka bahwa apa yang gue dapatkan lebih dari yang gue harapkan. Setelah itu gate dibuka, tapi hanya untuk Sound Rhythm, Sigit dan gue. Anggi dan Bapak menunggu di luar seperti yang lain untuk menikmati konser nanti malam. Gue sedikit sedih karena harus dipisahkan dengan Bapak, tapi beliau bilang ini waktunya gue untuk bersenang-senang. Sambil sedikit bergurau Bapak berbisik pada Rio, "Nanti jagain Indi, ya. Jangan-jangan dia pingsan".

Gue nggak tahu sedang dimana dan akan dibawa kemana. Di belakang venue ternyata areanya sangat luas. Hanya Ivan yang berbicara kepada kru Aerosmith, gue hanya bisa mendengar samar-samar. Well, posisi gue sebenarnya nggak pernah terlalu jauh dari Ivan, tapi mungkin karena gue nervous luar biasa semuanya jadi terdengar samar, hehehe. Kami berputar-putar, lalu menunggu. Lalu berputar lagi dan menunggu lagi. Lalu seseorang bertubuh besar bernama Stephen membawa kami ke belakang panggung. Gue nggak tahu apa yang akan kami lakukan di sana karena panggung masih kosong. Jangankan Aerosmith, band pembuka saja belum menjejakan kaki mereka di sana. Tapi gue mengikuti Stephen, ia lalu berhenti di tangga dan membiarkan kami naik lebih dulu. Gue melihat pemandangan yang luar biasa di sana... Box-box hitam tergeletak di sana, beberapa ada yang terbuka dan beberapa ada yang ditumpuk. Tercetak logo Aerosmith di atas dan samping box. Logo lama Aerosmith, jauh sebelum logo baru dengan desain yang lebih rumit ada....seperti angka 4 dengan sayap yang digambar tangan. Dulu gue sering menggambar logo ini dimana-mana. Di buku, topi bahkan lengan gue sendiri. Gue nggak menyangka bahwa sekarang gue menatap box milik Aerosmith dan ada logonya di sana. Kami masuk semakin jauh. Ada gitar-gitar milik Joe Perry dan Brad Whitford berjejer di box yang berdiri tegak. Ivan bilang gue boleh menyentuhnya. Tapi gue hanya menyentuhnya dengan jari telunjuk, satu-persatu dengan hati-hati. Tangan gue gemetar, gue takut jika menyentuhnya terlalu lama gitar-gitar yang berharga itu akan jatuh dan gue diusir dari sana.


Cuma berani pegang pakai telunjuk, hihihi :)

Setelah selesai proses yang sama terulang lagi. Kami berputar dan menunggu. Lalu ada meja berisi banyak makanan di hadapan kami. Semuanya terlihat enak dan menyenangkan. Ada macaron berwarna-warni dengan ukuran kecil, salad segar, chocolate melt di dalam gelas dan lain sebagainya. Gue bertanya apakah gue boleh memakannya, Ivan bilang "boleh". Tapi gue ternyata hanya sekedar bertanya, gue satu-satunya orang yang nggak makan. Pikiran bahwa sebentar lagi akan bertemu Aerosmith membuat gue gelisah dan mual. Gue takut akan muntah di depan mereka jika perut gue diisi. Mengotori sepatu mereka dengan muntahan macaron warna-warni... jangan sampai... Gue putuskan untuk minum berbotol-botol Fiji water. Gue habiskan 2 botol di meja dan satu botol lagi gue genggam di tangan, untuk dibawa ketika semua selesai makan dan menuju tempat lain. Di sana nggak ada cermin, tapi gue tahu wajah gue terlihat aneh: satu detik tersenyum sumringah, lalu satu detik kemudian tersenyum nervous.

Gue sudah nggak sabar untuk bertemu idola-idola gue, tapi ketika sudah benar-benar dekat lutut gue malah lemas. Gue merasa beruntung sebelumnya menolak makan karena benar saja mual gue semakin terasa hebat. Kami berbaris, berjajar di hadapan sebuah ruangan berwarna putih. Seorang kru Aerosmith berkata bahwa kami akan segera menemui mereka. Kamera dan benda-benda lain nggak diizinkan untuk dibawa. Semua harus dititipkan di keranjang yang sudah disediakan. Kami hanya boleh bertemu mereka sebentar, bersalaman lalu berjalan keluar ruangan. Gue tiba-tiba memikirkan surat yang sudah gue tulis, bagaimana mungkin Steven Tyler bisa menerimanya jika gue nggak diizinkan membawa surat ini ke dalam? Tapi gue menepis pikiran itu jauh-jauh, gue adalah salah satu orang yang beruntung untuk menemui Aerosmith dari BANYAK orang di dunia yang menginginkan hal yang sama. Mungkin lain kali gue bisa mengirimkan surat itu lewat email :)

Setiap kali melihat bayangan yang bergerak di dalam ruangan gue selalu mengira-ngira apakah itu salah salah satu dari member Aerosmith. Gue berjinjit mencari tahu dan mengawasi setiap kali ada yang melintas. Kru... kru... kru dan kru. Lalu beberapa menit kemudian gue melihat wajah yang familiar. Joe Perry! Ia berjalan melintas di samping kami, sepertinya akan menuju panggung. Dengan suara tercekat gue berusaha memanggilnya, "Jjjjj....". Payah, suara gue pelan sekali, dan bahkan belum sempat menyebut namanya secara lengkap ia sudah menghilang. Gue mencolek Queena, bertanya apakah ia juga melihat Joe Perry. Tapi ternyata ia nggak melihatnya. Tepat sebelum gue meyakinkan diri bahwa yang gue lihat tadi hanyalah halusinasi, seseorang melintas sambil membawa sebuah gitar yang sangat gue kenal: berwarna putih gading dengan gambar seorang perempuan berambut panjang di depannya. Itu gitar Joe Perry. Yang gue lihat tadi ternyata memang benar ia! Lalu beberapa menit kemudian gue kembali melihat wajah yang dikenal. Gue melihatnya dengan takjub, lalu menutup mulut dengan kedua tangan karena nggak percaya... Itu Steven Tyler! Jaraknya hanya 3 meter dari kami. Ia berjalan terburu-buru tanpa menoleh sekalipun. Dengan suara pelan gue menyapanya. "Hi, Steven...". Tapi sepertinya ia nggak mendengar karena tetap nggak menoleh. Sedikit kecewa tapi berusaha bergurau gue berkata, "Yah, dikacangin Steven Tyler". Lalu sesuatu yang manis pun terjadi… Steven Tyler kembali melintas, ia tersenyum dan melambaikan tangannya.

Ini sudah waktunya. Seorang kru Aerosmith menghampiri kami dan menjelaskan sekali lagi tentang aturan di dalam ruangan nanti. Gue menaruh tas dan air mineral di keranjang hijau yang sudah disediakan. Sedikit gambling, gue diam-diam menyelipkan surat untuk Steven Tyler di tangan kiri. Gue pikir, jika akhirnya ketahuan dan surat ini diambil gue nggak akan menyesal karena telah mencoba sampai sejauh ini. Gue berjalan melewati beberapa kru dan security, semuanya tersenyum dengan ramah. Ajaib, surat yang menyembul di sela-sela jari gue seolah nggak terlihat... Keluarga Sound Rhythm dan Sigit berjalan lebih dulu, sedangkan gue sengaja berjalan lambat-lambat. Gue sibuk mengatur napas dan berusaha supaya suara detak jantung gue yang keras nggak terdengar oleh orang lain.

Gue terdiam beberapa saat di pintu masuk. Dari sana gue bisa Joe Perry berdiri sambil bersalaman dengan yang lain. Gue paksakan diri untuk melangkah. Tiba-tiba keyakinin diri gue untuk menahan pingsan langsung diragukan. Gue bahagia, terlalu bahagia. Tapi menemui idola yang sudah sangat lama gue kagumi bukan hal yang mudah. Tanpa sadar surat di genggaman tangan sudah gue remas-remas. Satu langkah. Gue melihat Joey Kramer di samping Joe Perry. Gue berusaha tersenyum tapi wajah gue pasti terlihat aneh. Satu langkah berikutnya gue melihat Steven Tyler dan Brad Whitford. Dengan perasaan mual gue menyalami mereka satu-persatu dan berhenti di depan Steven Tyler. Ia tersenyum lebar, terlihat menyenangkan dan bertanya apakah gue baik-baik saja. Gue mengangguk dan segera menunjukan surat yang sudah gue tulis dengan hati-hati padanya. Gue sudah siap jika kru merampasnya sekarang. Tapi ternyata itu nggak terjadi. Sambil terus tersenyum Steven Tyler mengambil surat gue, merapikan lipatannya dan mengucapkan terima kasih. Ia berkata akan menyimpan suratnya. Gue tersenyum senang ketika melihatnya menyimpan surat pemberian dari gue di saku bajunya dengan hati-hati. Gue nggak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa, jadi dengan buru-buru gue berkata bahwa surat itu sengaja gue tulis tangan. Dengan penuh perhatian Steven Tyler menatap gue dan berkata, “Awwww...”. Lalu dengan lembut ia mencium pipi gue dua kali.


Gue nggak pernah membayangkan ini akan terjadi, dan kalaupun dulu gue sempat membayangkannya pasti hanya ada 2 skenario yang gue tulis: menangis atau pingsan. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Perasaan nervous gue menghilang entah kemana dan gue mendadak sangat cerewet. Gue bercerita pada Steven Tyler bahwa ia menjadi inspirasi dan semangat gue dalam berkarya. Ivan berkata kepadanya bahwa gue adalah penggemarnya sejak kecil. Setiap kali Steven Tyler bertanya “really?” atau berkata, “awwww” gue selalu merasa seperti anak-anak. Steven Tyler memang seorang rockstar, tapi saat ini gue menyadari bahwa ia juga manusia biasa. Sangat humble dan menyenangkan. Ia bahkan masih mengingat keluarga Sound Rhythm ketika malam sebelumnya bertemu di lobby hotel untuk mengantri taksi. Iya, ia juga mengantri dan tanpa pengawalan. What a nice man.

Seharusnya kami memang hanya bersalaman dan langsung berjalan keluar, tapi Steven Tyler sepertinya menginginkan kami tinggal lebih lama. Ia mentertawakan stiker yang ditempel di lengan kiri gue dan mencium pipi gue dua kali lagi. Dulu gue selalu blushing bahkan hanya dengan menonton video clip nya, tapi sekarang gue malah menyambut ciuman hangatnya dengan tertawa senang. Ia manusia biasa, ia juga seorang ayah dan wajar jika ia memperlakukan gue seperti anak-anak karena ia sudah memiliki seorang cucu laki-laki. Lalu fotografer Aerosmith mengingatkan kami untuk berfoto. Steven Tyler sudah merangkul gue sebelum fotografernya meminta gue untuk berjongkok. Gue mengucapkan terima kasih dan dengan sungguh-sungguh berkata bahwa Aerosmith adalah inspirasi gue. Gue melangkah menuju pintu keluar tapi Steven Tyler memanggil gue kembali dan memberikan sebuah pelukan hangat yang panjang. Dan akhirnya gue melakukannya. Gue menepuk bahunya seperti yang sering gue impikan. Steven membalasnya dengan tepukan hangat dan berbisik, “You’ll be fine…”.

Lebih lengkap jika ada Tom Hamilton. Get well soon, Tom :)

Gue terharu. Mata gue mulai berkaca-kaca. Tapi ini moment bahagia dan gue seharusnya tersenyum. Jadi gue melangkah keluar ruangan sambil melambaikan tangan, berseru dengan ceria, “Bye Steven, bye Joe, bye Brad, bye Joeeeey”. Dan samar-samar gue mendengar semuanya membalas dari dalam ruangan.

Gue melangkah dengan perasaaan nggak percaya. Mata gue melotot dan mulut gue terbuka seperti habis melihat hantu. Seorang kru bertanya apakah gue baik-baik saja dan gue hanya menjawabnya dengan mengangguk. Yang gue pikirkan sekarang hanya ingin bertemu Bapak. Gue ingin memeluknya dan bercerita bahwa gue sudah berhasil menemui Aerosmith, menyerahkan suratnya dan memberikan tepukan hangat di bahu Steven Tyler. Gue bahagia, sangat sangat sangat bahagia. Menemui mereka secara personal memberikan gue pelajaran yang baru: bahwa sehebat apapun dirimu menjadi, tapi kamu harus tetap humble dan menghargai setiap orang.

Hi, Steven Tyler. My name is Indi from Indonesia. I love your music and Aerosmith since I was 7. I remember the first music video that I saw was Crazy, and since then I instantly decided to become a fan of you and Aerosmith :) When you planned to come to Indonesia I was really excited. Finally my dream for years to see Aerosmith live concert is gonna be real! I woke up early in the morning, booked some tickets from online ticket store, made sure not to run out and hope to be in the front row when the concert held. But then there was bad news, the concert canceled and I just knew it just 2 hours after I was being interviewed on a radio in order to say welcome to you. I was so sad and scared all my dreams would never be real…


Steven, you're not just an idol to me, but you are my life inspiration. You have helped me get through the difficult teenage years. I used to get teased & mocked because of my back brace for my scoliosis. Once I’ve cried. But when I read the article about you, then I got the spirit. You also used to be ridiculed and you decide to fight instead of crying. You can prove to your friends that you're great. I learned to play drums and harmonica to be like you. But then I realized that the music is not my talent, hehe. I developed my own talent in writing. Although we are not creating the same path, but I do my job just like your work ethic: do it from the heart and mean it.


And today, finally my dream come true. I can see you and Aerosmith concerts. My waiting is not such a waste of time. Don't stop working, Steven. Because once again, you're not just an idol to me. But you're my life inspiration.




Best regards,
Indi

***

My super awesome daddy and his new friend :)

Gue menari diantara ribuan orang, bernyanyi dan bergaya seperti rockstar. Bapak berdiri di samping gue terlihat hebat dengan T shirt Aerosmith nya. Sementara Aerosmith beraksi di panggung membawakan lagu-lagu kesukaan gue dan Bapak. Dalam 1 malam impian gue menjadi nyata. Tuhan mengabulkan doa gue dan menjadikannya lebih indah dari mimpi lewat kebaikan Sound Rhythm. Selama gue menunggu Tuhan ternyata telah menyiapkan skenario sesempurna ini. Konser ditutup dengan 3 lagu terakhir. Salah satunya adalah "Dream On". Dan setelah seharian mengalami pengalaman yang luar biasa gue akhirnya menangis. Steven Tyler bernyanyi dengan penuh perasaan. Gue bisa mendengarnya ia bersungguh-sungguh. Lagu ini dibuat ketika ia berusia18 tahun, usia yang sama dengan masa-masa tersulit gue.
“Dream On, dream on…. Dream until your dream come true..."
Ya, Steven I will. Gue akan terus bermimpi, berusaha dan berdoa untuk meraih impian gue. Janji!




Song list! :)

Good bye Singapore... :)

Blessed girl,

Indi




Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

43 komentar:

  1. Wooooow Kak Indi selamat yaa!! Semoga selalu ada kebahagiaan-kebahagiaan lain yang dataang :)

    BalasHapus
  2. you're really blessed kak :'
    i learn not to give up from this post.. inspiratif :""

    BalasHapus
  3. AAAAAAAAAW kak indi beruntung deh :D tapi yah kak, aku aja ketemu sama raditya dika udah gemeter ga bisa senyum, gimana kakak ketemu orang sekeren merekaa:3

    BalasHapus
  4. Wowww and wowww... selamat Indie, ikut bahagia dengan kebahagian Indie. Inspirasi itu menyebar dari mana2 ya? Dari music, dari tulisan juga dari hal tak terduga lainnya, pinter2 kita menangkapnya.

    Selamat...selamat...Indie :)

    BalasHapus
  5. wwaaaaahh kak indii :') dapet hadiah terindah menjelang hari ulang tahun . bahagianya :') . dan aku ingin menjadi seperti kak indi hehehe .... kak indi hebat :* imissyou ka indii :*

    ka indi adalah inspirasiku juga dalam menulis :') .

    BalasHapus
  6. akhirnya! :)
    selamat yaa :)
    jadi kepikiran, kapan yaa bisa ketemu adam levine atau brendon urie langsung, hihi

    janicevania.blogspot.com

    BalasHapus
  7. keren mbak. bs ketemu langsng sama personil aerosmith sambil jalan2x k singapore. pengalaman yg sangat berharga dna tdk bs dilupakan

    BalasHapus
  8. baca tulisan ini sambil terharu. your dream comes true.
    you're the luckiest girl on earth. after lollipop girl mika, now Aerosmith.

    Anyway, selama ini cm jd silent reader.
    salam kenal

    BalasHapus
  9. Dear kak Indi...

    I know you from the last MIKA gig in Jakarta. I was the one of MIKA Indonesia team. You merely couldn't recognize me, but that's okay.
    I don't know you that well but I feel so blessed reading your story about this kind of awesome blessing. You're one lucky girl! I'm thrilled and really touched reading your story, and to be honest, this post is really inspiring. This post makes me got the confidence back to chase & achieve my dreams, to believe the unbelieveable. I do believe that miracle comes to those who wait & pray but never forget to put some effort. Because I also believe that without effort, prayers are just nothing, and vice versa. I can't wait for my turn.
    Thank you for sharing your amazing journey. I'm so sincerely happy for you.

    -Besty.

    BalasHapus
  10. wooow.. keren Indi.. berhasil foto sama THE LEGEND HIMSELF STEVEN TYLER bwahahaa... ikt haaaappyyy lah klo begitu

    BalasHapus
  11. indiiiiiiiiiiiiiii.... (sok akrab he) selamat ya akhirnya ketemu ma idolanya, walo aku gak ngefens bgt ma aerosmith tp aq suka jg kok denger lagunya, baca tulisan indi jd ikut seneng, pasti berasa gimana gtu ya ketemu ma idola.... selamat ya?eh trus berkarya ya.

    BalasHapus
  12. you know what hon? you're beautiful, lucky & blessed :) happy for you knowing all the things about your lifetime idol :)

    <3<3<3
    hugLUV

    BalasHapus
  13. u are so cute wah,, very very cute:D


    mine mine one =))
    merryvino.blogspot.com

    BalasHapus
  14. Wah kak Indi, selamat yaaa mimpi bertemu Aerosmith akhirnya terkabul juga :D
    Sukses selalu! Iri deh, kak Indi bisa ke Singapore sama papa tercinta lagi xD

    BalasHapus
  15. woooow woooow woooow baca post ini ikut deg2an dan bahagia nih aku kak Indi :D super sekali cerita mimpi tertunda yang datang dengan cantik pada waktunya. Supeer, selamat ya kak Indi

    BalasHapus
  16. OMG OMG IDI!! Oh I know how much you love Aerosmith from your older posts! What an awesome time for you! I am so glad that you got to meet the band! I am so happy for you girl!

    BalasHapus
  17. Indiiii... kereeen... I'm so happy for you, dear :D
    selamat yaaa....:*

    BalasHapus
  18. Mbak Indi, aku ikut senang, aku juga suka Aerosmith... saking senangnya, aku jadi ikut nangis baca ini... huhuuhuhu...
    nggak tahu kenapa aku jd terharu gini, padahal kan Mbak Indi yang meet n great bareng personil Aerosmith...
    pokoknya senang ^_^

    BalasHapus
  19. kak indiiiii !!! kak indiii beruntung banget :'''))
    yg bikin aku heran kenapa ga pingsan atau nerves tuh waktu ketemu mereka :''O kak? you're so gorgeous!

    BalasHapus
  20. woah...!
    sumpah aku sampe mo nangis baca ini.krna saking ikut seneng jg,indi kamu itu keren skali...!!
    seneng bgt ya pasti bsa ktemu idola stelah skian lama. slamat yah! :-)
    oh ya..n kamu hebat krna ga pingsan,klo aku mungkin uda tepar deh

    BalasHapus
  21. Ngiriiiiiiii udah dpt tiket ntn konsernya eh meet n greet eh dicium aaaaahhhh

    BalasHapus
  22. Selamat ya Indi, rezeki gak kemana ya. Ikut senang

    BalasHapus
  23. terima kasih,karena kembali membuat saya percaya tidak ada mimpi yang sia-sia :). Dream until your dreams come true

    BalasHapus
  24. wuihhh kesempatan langka tuh. entar kalo sy udah jadi terkenal, banyak yg ngarepin untuk dipeluk, sy gak mau ah peluk2 gitu. risih

    BalasHapus
  25. Berkaca2 pas baca postingan ini dari awal sampe akhir...yess bener banget Tuhan udah merancang rencana sesempurna itu just for you Ndi..!! ;))

    BalasHapus
  26. dream come true ya
    senang baca tulisan kamu
    ikut seneng :D

    BalasHapus
  27. Whoaaah you're so lucky!! Kereeen!! Hope you've had good time :D

    JOIN I NEED TAILORED x THE DAYDREAMER GIVEAWAY here :
    http://steffisanta.blogspot.com/2013/06/my-own-spring-i-need-tailored-x.html

    BalasHapus
  28. Dear kak Indi..
    Aku ngga bakal lupa pertama kalinya aku nemuin novel WASM. Niat pertama nyari buku utk bahan skripsiku,dan jenuh krn buku yg dicari ngga ketemu aku pindah ke rak yg memajang novel. Disana aku ngeliat novel WASM pertama kali. Dan saat itu juga aku langsung ke kasir utk membayar. Sejak membaca WASM,ngikutin kisahmu dan Kak Mika sampai kisah-kisah inspiratif lainnya membuat aku ingat sama mimpi kecilku dulu,ya aku pengen spt kamu kak,bisa jd penulis. Terima kasih sudah membagi kisah "Aerosmith" ini dan lagi-lagi jd mood booster buat aku..
    Aku berharap suatu hari nanti ada moment utk aku supaya bisa ketemu kamu kak.. Sama spt kamu bisa ketemu Steven Tyler..

    -@sidebrina-

    BalasHapus
  29. mbak indi bacanya panjaaangg banget, tapi seru abis bayangin wajah mbak indi yang semenit sumringah semenit nervous, hahahahah :D


    tjantik sekali pake kuning bajunya :D

    BalasHapus
  30. kak Indi post ini bener-bener bikin envy :( tapi aku ikut seneng juga bacanya hehehe, I hope someday I'll meet my idols too ^^

    Cheers,
    Karina Dinda R. ♥
    BLOG | TWITTER | INSTAGRAM

    BalasHapus
  31. that's just too awesome to handle it

    BalasHapus
  32. that's just too awesome to handle it

    BalasHapus
  33. beautiful! I like your blog!
    Thanks for dropping by mine. :)
    following you now... will appreciate if you follow back.
    Thanks! ♥

    http://silentbustle.blogspot.com

    BalasHapus
  34. Haaaaaaa... Beruntung banget, Kak!! Selamaaaat! Benar-benar pengalaman yang nggak terlupakan! :))

    BalasHapus
  35. OMG! you r so lucky kak!! envy lol :D
    happy belated birthday anyway <3


    Love a Bunch,
    RUBYandROSA

    BalasHapus
  36. Wowww and wowww... selamat Indie, ikut bahagia dengan kebahagian Indie. Inspirasi itu menyebar dari mana2 ya? Dari music, dari tulisan juga dari hal tak terduga lainnya, pinter2 kita menangkapnya.
    street fashion online

    BalasHapus
  37. Wow. Membaca ini dengan penuh takjub. Yes, you are. The luckiest girl on the earth.

    Selamat, Indi. \m/

    BalasHapus
  38. Hai Indi!
    baru aja baca posting ini hehehee maaf yaa rada telat telat banget bacanyaa :)))

    first of all, gue mau ngucapin congratulation for youuu.... kereeeeenn banget bisa meet & greet, and really happy because you used that golden moment with precious :))

    senang memang rasanya melihat seseorang yang sangat sangat menginspirasi dalam hidup kita bisa ada dalam radius terdekat kita, seperti waktu aku nonton Avril Lavigne, Tuhan memudahkan aku bisa datang ke konsernya tanpa biaya (just like Anggi, the lucky girl won from contest!^^) dan yang paling terdahsyat buatku saat menonton L'Arc~en~Ciel! 14 tahun aku menunggu Hyde, Tetsu, Ken dan Yukihiro bisa manggung di Jakarta, dan alhamdulillah kesampeyan! I knew how that feel when you feel 'out of this universe' when you saw them! I knew it<3
    God Bless you, and once again.. you are very lucky girl in the whole world!
    Don't stop believing, Pray to God, believe what He did, He would give you the perfect moment <3

    Very inspiring post^^

    Love,

    www.theladylocker.blogspot.com

    BalasHapus
  39. waah hebat. dan kamu mendapat kesempatan itu karena posting di blog juga. Sampai bisa foto dan didekap Steven Tyler, sangat terlihat humble.

    Selamat! Aku harap keinginan-keinginan kamu yang lain juga terwujud. amiin.

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)