Katanya sih supaya benar-benar mengerti
perasaan seseorang kita harus berada di posisi yang sama dengan orang tersebut
dulu. Atau istilahnya “you should walk a mile in their shoes.” Tapi saking
nggak enaknya apa yang terjadi padaku, aku sih berharap orang lain nggak
perlu mengalami hal yang sama. Aku cuma mau orang-orang lebih open minded dan
mencoba berempati dengan orang-orang yang sepertiku.
***
Aku ingat waktu pertama kali ‘Kota Kembang’,
tempat penjualan CD/DVD bajakan terbesar di Bandung dibuka. It was a heaven for
me ---and my friends. Setiap beberapa minggu sekali aku dan teman-teman mampir
ke sana untuk membeli CD/DVD musik dan film favorit. Jika sedang beruntung kami
bahkan bisa menemukan album dan judul film yang belum dirilis di Indonesia! Saking
senangnya aku bisa berjam-jam memilih judul di tumpukan plastik DVD dan tanpa
ragu menghabiskan uang saku yang diberi oleh Ibu dan Bapak. Aku merasa di atas
angin, dengan cepat bisa mengumpulkan album idola-idolaku tanpa harus
bersusah payah menunggu kabar tentang pre-order dari toko CD dan membayar
dengan harga yang mahal. Aku juga bisa bebas menukar CD/DVD sebanyak yang aku mau jika ada kerusakan atau bahkan jika aku nggak suka dengan isinya. Rasanya
benar-benar seperti surga untukku. Tapi ternyata tanpa sadar aku sudah
menciptakan neraka untuk orang lain...
Aku nggak merasa berbuat jahat, kupikir yang
aku lakukan legal. Selain karena usiaku yang masih muda (I was 13 or 14), aku juga melihat ‘iklan’ Kota Kembang di Yellow Pages, berdampingan dengan
toko-toko resmi di Bandung. Jadi kupikir apanya yang salah? Apalagi menurutku (waktu itu) sesuatu yang ilegal nggak mungkin dijual secara terang-terangan
karena polisi bisa dengan mudah menemukan tempat itu. Tapi seiring berjalannya
waktu aku tahu bahwa yang kulakukan salah. Membeli barang bajakan itu
melanggar hukum, dan aku nggak bisa dengan egois bilang bahwa, “aku beli karena
ada yang menjual.” That’s silly, karena sebenarnya mereka juga ada karena ada aku yang terus-terusan beli.
Aku belum pernah (dan semoga jangan) kecanduan
rokok, drugs atau hal-hal lainnya. Tapi membeli CD/DVD bajakan juga rasanya
seperti candu. Sehabis membeli satu pasti timbul keinginan untuk membeli yang
lainnya. Merasa mendapat excuse karena teman-teman juga membelinya dan they’re
totally okay with that. Belum lagi tempat dijualnya yang di mana-mana dan sama
sekali nggak tertutup, membuat pembelinya ‘percaya’ bahwa mereka nggak sedang
melakukan hal yang salah. Bahkan di beberapa mall pun ada yang menjual dengan
label “semi original” yang dilengkapi dengan stiker hologram dan casing plastik
transparan. Bapak bilang bajakan tetap bajakan, nggak ada yang namanya semi,
alias setengah asli setengah palsu. CD/DVD bajakan itu artinya menggandakan
sesuatu tanpa izin, dan mengambil sesuatu tanpa izin itu = mencuri. Beliau
benar, sekali pun aku telah membelinya dengan uang, tetap saja aku mencuri.
Setelah mengobrol dengan Bapak aku jadi sadar
bahwa ini lebih besar dari yang aku pikirkan sebelumnya. Bapak memberi contoh
dengan idolaku, Aerosmith. Aku pernah menonton film dokumenter mereka yang
berjudul PUMP. Di sana diceritakan bagaimana kerja keras mereka saat membuat
sebuah album. Untuk satu lagu yang durasinya hanya 5 menit mereka bisa
menghabiskan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan saat membuatnya. Mereka
berlatih, berdiskusi, berselisih karena masing-masing ingin memberikan yang
terbaik, dan lain sebagainya. Dari film itu juga aku jadi tahu bahwa meski foto
yang tercetak di cover album mereka hanya Steven, Joe, Joey, Tom dan Brad,
sebenarnya ada puluhan orang lainnya yang ikut membantu proses kerja mereka!
Dan setelah album yang penuh perjuangan itu dirilis seseorang ‘mencurinya’,
menggandakannya dan dijual secara besar-besaran. Padahal salah satu cara kita
menghargai karya mereka ya dengan membeli albumnya. Bapak bilang harga sebuah
CD original sama sekali nggak mahal jika dibandingkan dengan kerja keras
mereka. Well, sepertinya ini hal yang sama seperti ketika aku di sekolah. Aku sudah bersusah payah belajar untuk ujian, tapi ada yang mencontek dan ia
mendapatkan nilai yang sama denganku. Apakah itu adil? Nop. Karena ia
mendapatkan keuntungan dari mencontek.
Sekarang, setelah dewasa aku menjadi semakin
mengerti bahwa apa yang aku lakukan dulu adalah perbuatan yang salah. Ketika
novel pertamaku, “Waktu Aku sama Mika” menjadi best seller hanya butuh
beberapa bulan untuk seseorang mencurinya dariku. E book ilegal dijual dengan
harga yang nggak wajar (padahal jika membeli novelku di toko buku pun paling
mahal hanya Rp. 25.000). Itu membuatku sedih karena kisah-kisah yang aku kumpulkan untuk menjadi sebuah novel itu merupakan diary ku selama beberapa
tahun (iya, hitungannya tahun). Mungkin ada yang akan meminta aku untuk melihat
sisi cerahnya, bahwa itu artinya karyaku banyak yang menyukai. Hehe, tentu
saja aku bangga, tapi seperti yang Ray pernah bilang; Memuji karya yang
dibaca/dinikmati dari hasil membajak itu sama saja ketika ada orang memuji
masakan kita padahal ia memakannya dari hasil mencuri. Apakah kita masih bisa
tersanjung jika ada yang bermulut manis tapi sebenarnya menusuk dari belakang?
I don’t think so.
Book signing di tanggal 8 Februari lalu untuk teman-teman pembaca :) |
Pembajak dan pembeli itu layaknya Robin Hood.
Pembeli tahu bahwa yang mereka beli adalah hasil mencuri, tapi tetap saja
menganggap pembajak itu pahlawan. Saat ada film yan belum tayang di bioskop dan
seseorang meng-uploadnya ke internet maka ia akan dipuji-puji, diucapkan terima
kasih berkali-kali. Tapi saat orang yang mempunyai hak dari film tersebut
melaporkan perbuatan ilegal si pembajak, (anehnya) malah ia yang terkena
caci-maki. Ingat waktu pihak Jepang kecewa karena film Stand by Me (Doraemon)
sudah lebih dulu beredar bajakannya sebelum filmnya resmi dirilis di Indonesia?
Waktu ada pihak yang menutup situs yang
mengedarkan link film tersebut justru merekalah yang terkena sumpah serampah. Aku memang nggak bisa memberikan bukti screenshot nya, tapi ingat betul bahwa ada
seorang Facebook user yang menyumpahi agar siapapun yang menutup situsnya agar
cepat MATI. Itu komentar yang mengejutkan, sepantas itukah pembajak dibela?
Sementara yang mereka curi adalah seseuatu yang sifatnya hiburan, bukan hal
urgent atau kebutuhan yang utama, yang jika nggak ada akan membuat hilangnya
nyawa seseorang...
Novel "Waktu Aku sama Mika" dan DVD "Mika" :) |
Filmku sendiri, “MIKA” juga mengalami hal
yang sama. Bajakannya beredar dimana-mana, baik dalam bentuk keping DVD atau
link-link di berbagai situs. Dan aku nyaris nggak berdaya, nggak bisa melakukan
apa-apa karena malah ‘diserang’ oleh pihak-pihak yang mengaku sebagai penggemar
(ya, kalian nggak salah baca). Sudah beberapa kali aku malah mendapatkan
komentar yang menyakitkan ketika me-report account-account yang mengedarkan
film MIKA secara ilegal. Mereka beralasan bahwa di daerahnya nggak ada bioskop,
harga DVD original mahal, dan lain sebagainya. Padahal aku sudah mencoba
menjelaskan kenapa mereka lebih baik menonton secara legal. Aku bahkan
memberikan saran alternatif untuk menonton film MIKA dengan cara yang lebih
hemat yaitu lewat VCD, atau malah menonton gratis di TV karena filmnya memang
dikontrak untuk tayang di salah satu stasiun TV sampai bertahun-tahun ke dapan.
Film MIKA durasinya hanya satu jam lebih. Tapi
perlu bertahun-tahun untuk mewujudkannya. Sejak aku setuju untuk bertemu dengan
pihak IFI, baru 2 tahun kemudian film tersebut akhirnya tayang. Film MIKA melibatkan banyak sekali pihak, dan mereka bekerja keras untuk film ini. Selain
ingin hasilnya bagus, mereka (termasuk aku) juga ingin film ini agar bisa
dipertanggung jawabkan karena terinspirasi dari kisah nyataku dan alm. Mika.
Aku ingat tim IFI datang ke rumah untuk berdiskusi dan melalukan survey. Mereka
bekerja dengan mendetail dan berhati-hati. Naskah pun sempat berubah beberapa
kali. Jam berapapun aku menerima email pasti aku langsung membukanya untuk ikut
memberi saran sesuai dengan sudut pandangku yang mengalami langsung kejadian
di film. Sutradara, produser, para aktor, bagian kostum, camera person,
driver... banyak sekali terlibat untuk mewujudkan film ini, dan semuanya
bersungguh-sungguh. Hatiku juga sangat senang ketika mendapatkan email dari
anak salah satu penyandang dana yang berkata bahwa keuntungan dari film ini
akan disumbangkan untuk Mika-Mika yang lain ---orang dengan HIV/AIDS. Jadi jika
ada yang berpendapat bahwa aku nggak menyukai pembajakan dengan alasan uang,
itu salah. Aku melakukan ini karena merasa bertanggung jawab dengan banyaknya
pihak yang terlibat, dengan niat baik yang berada di balik film ini. Dan jika aku menerima uang tentu saja karena itu memang sudah hakku. Pekerjaan, apapun
itu prinsipnya sama saja. Kita mendapatkan reward dari apa yang sudah kita
lakukan. Jika kita bisa melaporkan seseorang yang mencuri gaji dari seorang
karyawan pada pihak yang berwajib, kenapa nggak melakukan hal yang sama dengan
hal pembajakan?
Tapi di tengah kesedihanku dengan pesan-pesan
dari ‘penggemar’ yang merasa benar dengan menikmati karya dengan cara ilegal,
kemarin aku mendapatkan email yang isinya membuatku tersenyum. Aku nggak akan
menulis ulang keseluruhan emailnya di sini, tapi sebagian saja karena aku hanya
ingin membagi intinya;
“...tapi sekarang aku sadar, Kak... Kalau apa
yang aku lakuin degan mengupload video (film Mika) di YouTube itu salah banget.
Aku sangat menyesal, Kak.”
Aku membaca emailnya dengan mata berkaca-kaca,
akhirnya setelah belasan email yang isinya ‘merasa benar’ ada seseorang yang
berani menyadari kesalahannya. Aku sama sekali nggak pernah menegurnya, email
ini datang begitu saja ---makanya aku yakin bahwa ia bersungguh-sungguh. Kadang
komentar, “pasrahkan saja”, “namanya juga Indonesia”, “kamu nggak akan bisa
lawan pembajakan”, membuatku merasa menciut. Tapi email ini membuatku yakin
bahwa masih ada harapan :)
Yang juga bekerja, sama seperti kamu,
Indi
___________________________________
so cute!
BalasHapuswww.bstylevoyage.blogspot.com
Thank you :)
HapusIni karena pembajakan sudah menjadi budaya. Seperti yang indi tulis, karena infrastruktur yang buruk membuat pembagian bioskop tidak merata. Aku tinggal di daerah terpencil, yang tidak ada bioskop. Aku tidak keberatan membeli kaset original, tetapi disini tidak ada yang menjual. Aku harus pergi kekota lain atau memesannya secara online. Aku pernah membeli online dan ternyata yang dikirim adalah bajakan.
BalasHapusMemerangi pembajak sangat sulit, karena jumlahnya yang banyak dan konsumennya juga banyak. Forum-forum di Indonesia juga sangat mendukungnya.
Aku sendiri pernah merasakan karyanya dibajak, tapi karena tujuan karya itu untuk dibaca banyak orang akhirnya aku mengikhlaskan. Yang penting banyak yang baca deh. Tapi aku berharap semakin berkurang korban dari pembajakan ini.
Tulisan yang bagus Indi :)
Sulit, tapi bukan berarti gak bisa. Karena yang namanya pencurian (apalagi bukan hal urgent seperti mencuri makanan untuk bertahan hidup) tetap gak ada excuse. Orang-orang harus ingat, kalau ada orang yang berusaha hidup dari karya-karya itu. Terutama film, karena biasanya orang berpikir, "Ah, produser sama artis duitnya banyak, kok,". Padahal, andai mereka tahu film yang masuk jajaran laris pun saat sebelum produksi semuanya 'gambling' apakah film tsb akan laku atau malah merugi. Mereka bekerja, sudah seharusnya dihargai. Terima kasih, ya :)
Hapusaku salut ama anak itu yang berani mengakui kesalahannya..dan sepertinya dia sangat menyesal :)
BalasHapusIya, aku juga salut. Terharu, apalagi di emailnya (yang lumayan panjang) ia juga menyebutkan alasan kenapa ia melakukan piracy. Seharusnya semakin banyak orang yang sepertinya, yang gak cuma minta maaf tapi juga bertindak (misalnya menghapus videonya) :)
Hapusaku juga duluuu banget suka beli VCD/DVD bajakan kak. tapi itu dulu banget, waktu masih SD di bawah kelas 4 kayaknya. karena dulu emang belum tau barang2 itu 'haram'. sampe akhirnya ramai di TV tuh berita tentang razia VCD/DVD bajakan. sejak saat itu aku jadi ngerti, dan ga beli2 bajakan lagi. pun ga beli yg asli juga sih, karena emang di kampungku aksesnya susah utk cari yg asli. aku lebih milih nunggu tayang di tv walaupun lama :) film mika juga aku nontonnya di tv. karena jujur uang sakuku pas-pasan kalo buat nonton film di bioskop. hhehe
BalasHapusSama, soalnya itu dia penjualannya bebas-bebas aja. Yang jual juga dulu ada yang gak tahu kalau mereka jual barang ilegal :( Sama, Syifa, aku juga begitu. Di sini toko CD lumayan banyak, tapi untuk beberapa CD memang gak dirilis di sini. Kalau mau banget ya harus berusaha keras, sampai nabung bulanan bahkan tahunan buat beli online. Tapi worthed :)
HapusKalau donload film di internet itu bajakan bukan ya Indi?? masih sering sih lihat ada blog-blog yang bikin sinopsis cerita dibawahnya bisa donload filmnya, kebanyakan film korea sih.
BalasHapusItu bajakan. Ada beberapa artis/musisi yang memang kasih free download, tapi adanya hanya di situs official mereka. Seperti John Frusciante misalnya, ia kadang memberi penggemarnya 1 atau 2 lagu gratis dari album barunya :)
HapusAku mau dong kak DVD film Mikanya hehehe ga bosen-bosen deh nonton film itu :)
BalasHapusMasih ada di toko CD, kok, hehehe. Ayo support film Indonesia dengan stop nonton bajakan :)
HapusAq jg salah, sering download sih ketimbang beli dvd/cd. Mgkn uang yg aq keluarin bwt beli pls modem ama beli bajakannya sm kali ya. Gtw jg, plg males klo beli dvd/cdny-di pasar sini ad yg jualan bajakan2 ky gtu.
BalasHapusKlo jaman SMA dulu malah beli yg asli kaset atau CD. Kebanyakan sih lagu, dr jaman peterpan,linkin park, maroon 5. Smpe skrg msh ad kasetnya aq tinggal d banjar. Pdhl lbh untung beli yg asli bukan bajakan. selain awet kualitasnya kan lbh bagus..
Nah sejak ad speedy d rmh (pas d banjar) kyny aq srg download baik lagu atau film Ndi, pembajakan ya namanya hmm
Kalau mau download kan bisa yang resmi, Ajeng. Aku suka download di itunes, harganya lebih hemat daripada beli CD. Atau kalau mau nonton online cari channel-channel yang memang verify, jadi kita nonton gratis tapi gak bajak. Aku juga susahnya mati-matian, sih buat stop beli bajakan. Tapi ya itu kalau ingat yang bikin film atau musik juga sama kaya kita, mereka kerja, jadi ya lebih baik jangan "halangi" rezeki orang lain :)
HapusIndi...cute-nyaaa....
BalasHapusDuh, aku terlalu sering download video dari youtube...aku udah jadi pembajak dong. Tapi sumpah, video edukasi untuk anak-anak susah banget nyarinya di tempatku (kemarin masih di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau), harus ke kota yang jaraknya hampir 2 jam perjalanan darat---------ahhh...ngeles banget ya.
Makasih banyak Indi, blogger dan penulis sepopuler kamu mau berkunjung ke "bilik" ku yang sederhana....makasih makasih makasih
Terima kasih, ya :) Hehe, aku juga sama, kalau udah perlu banget sampai harus pesen online dan nunggu berbulan-bulan karena di toko CD daerahku gak jual. Tapi kalau dari YouTube kan memang ada channel-channel independen, yang videonya dibuat sendiri dan memang bebas untuk didownload dan di share, jadi pilih-pilih channel aja dulu. Setahuku Hub channel punya akun juga di Youtube, Nick, dll, jadi kita bisa nonton gratis tapi legal :) Aku pernah baca MUI mengeluarkan fatwa tentang pembajakan, katanya cari ilmu kalau mau pasti ada jalan, gak harus lewat bajakan. Ayo kita sama-sama mencari yang legal! Hihihi. Yah, aku mah populer apanya, hehehe. Aku memang senang jalan-jalan ke blog teman-teman. Salam kenal, ya :)
HapusNama toko dvd bajakannya apa yah Mbak. Saya jadi penasaran soalnya saya juga lagi tinggal di Bandung nih. Yang ada di sekitar jalan aceh atau riau itu bukan yah?
BalasHapusDi paragraf 2 disebutkan. Eh, tapi aku lagi gak bahas tokonya, ya, hehehe :)
HapusPiracy is the worst way to "admire" & "honor" your idol.... Hopefully, the number of piracy reduced....amen :) by the way, you look great, hiawata :)
BalasHapus<3<3<3 hugLUV
Iya, yang lebih kasihan yang udah punya "nama". Mau protes sama fansnya takut namanya jelek, hehehe (ada yang curhat 2 orang, lol). Amen. Makasih, ya Mas. Tiger Lily aja, gak mau jadi laki-laki, ah :D <3 <3 HugLuv
Hapusaku sesekali download sih dari youtube
BalasHapusBanyak channel yang memang menyediakan videonya untuk di download kok, mbak. Tapi acaranya memang agak ketinggalan dibandingkan di TV. Atau sekarang yang berbayar juga ada :)
HapusMau gimana lagi Indi, jika kita tarik mundur lagi, mungkin sofware dikomputer yang digunakan untuk membuat draft novelnya juga software bajakan. OS komputer yang digunakan penerbit atau hal kecil lain yang kita anggap HALAL ternyata masih ilegal. Jangan heran. Sikapi saja dengan bijak.
BalasHapusContoh : Musisi takut albumnya dibajak eh aplikasi recordingnya bajakan.
Wah, ya diusahakan jangan. Sekarang kan sudah gak susah lagi buat cari yang legal. Kalau beneran mau, tinggal minta instal yang original. Yang jual banyak, kok. Kalau bilang "mau gimana lagi" kesannya terlalu pasrah, lebih baik berusaha daripada cuma gara-gara terlanjur jadi bablas ilegal semua. Gak asik, ah ;D
Hapussaya juga sering meng upload vidio ke youtub dari vidio yang di rekam di acara tv, sampai akhirnya akun saya di banned, waktu itu saya menguplod audisi dangdut salah satu peserta audisi dan ternyata dia jadi juara 1 , tapi saya juga sadar bahwa yang dilakukan saya itu salah, tapi saya sedikit lega juga meskipun akun di banned tapi sang penyanyi sudah menjadi juara ... mungkin kedepannya saya gak mau mengulangi kekonyolan saya ....
BalasHapustapi memang dari dulu pembajakan film atau lagu sudah ada dan sudah di usut kasusnya sempat dilarang keras pembajakan eeh tahun demi tahun banyak lagii .. gimana caranya pembajaknya malah semakin banyak
BalasHapusHuaaah sedih :'( Aku udah nggak pernah beli DVD bajakan lagi, cuma sesekali download film yang aku penasaran banget :'(
BalasHapusKalau musik aku juga udah nggak pernah download lagi, paling denger di Youtube, pernah sih suka sama artis Jepang, lagunya enakeun, aku download lah mp3nya, di sini nggak ada CD-nya, tapi pas liat ada jual CD di LN, nitip deh... T.T
semoga suatu saat nanti Indonesia bisa lebih baik lagi ya...
BalasHapussemuanya dimulai dari kita sendiri kayaknya. Kalo pemerintah sudah berusaha memerangi, tapi kitanya gak mendukung, ya sama saja bohong.
Aku penggemar drama korea dan karena itu, dulu aku selalu beli DVD bajakan setiap kali mau nonton drama korea. Tapi semua itu udah gak pernah aku lakukan lagi sejak dua tahun lalu. Sekarang, aku beralih nonton online di situs legal, dan menjadi member premium disana. biaya $3,99 per bulan rasanya sebanding dengan kepuasan yang aku terima setelah menonton. Plus, tidak ada rasa bersalah karena menonton dari sumber ilegal. ohya.. disana juga ada movie indonesianya lho mbak. nanti saya cari ada MIKA atau enggak :)
BalasHapusApalagi buat penulis ya Mbak Indi, pasti langsung sedih kalok karyanya bisa didapatkan dari donlot gratisan.. :(
BalasHapusSetuju Indi...
BalasHapussemoga tulisanmu bisa membuka mata dan hati kita semua...
saya sendiri kalau ingiiiin sekali punya vcd/dvd dan belum ada uangnya, lebih baik nabung sedikit demi sedikit... if you like the movie, it's worth the effort.. ^_^
sukses ya Indi