Hari Rabu siang, seperti biasa aku dan Miss. Rifa rekan kerja ku di preschool selonjoran di karpet sehabis makan siang. Ini menjadi ritual nggak tertulis kami, mengobrol berdua saja memisahkan diri dari teman-teman yang lain sambil memikirkan apa yang harus disiapkan untuk besok. Aku melirik ke arah jam dinding, masih 1 jam lagi sebelum waktunya pulang. Aku mengambil boneka beruang besar dan bersandar malas kepadanya. Terkantuk-kantuk. Tiba-tiba HP ku bunyi. Ada sebuah pesan masuk dari Vino Bastian. Vino adalah seorang teman baik yang aku kenal karena project film Mika. Iya, ia adalah yang memerankan almarhum Mika :)
"Indi, jangan lupa jam 18.30 nanti datang ya ke premiere Madre. Ajak Bapak dan Ibu juga".Aku nggak langsung membalasnya, tapi meneruskan kembali obrolan random bersama Miss. Rifa. Kami sedang bercerita tentang teman masing-masing dan sudah sampai pada giliran Miss. Rifa. Ia bercerita semalam salah seorang temannya mengiriminya pesan, berbincang ringan sampai akhirnya bertanya tentang pekerjaannya. Dengan bangga Miss. Rifa menjawab bahwa ia menjadi guru di preschool. Tapi nggak disangka si teman malah berkomentar tentang "penghasilan" yang Miss. Rifa dapatkan dari profesinya ini. Yang dimaksud dengan "penghasilan" tentu saja materi. Si teman mempertanyakan apakah itu cukup untuk menghidupi kebutuhan sehati-harinya dan bertanya apakah berminat berganti profesi dengan penghasilan yang lebih besar.
Miss. Rifa bercerita sambil tertawa. Ia lalu bertanya apakah aku merasa apa yang kudapatkan nggak sepadan dengan yang aku kerjakan. Aku balas tertawa, mengubah posisiku dari selonjoran jadi berbaring."Memangnya berapa yang pantas kita minta untuk seharian dengan anak-anak dan bisa berbaring di sela-sela pekerjaan?"
Dan kami pun tertawa bersama.
Menjadi guru merupakan cita-citaku. Pilihan. Jadi apa yang kucapai sekarang ini merupakan apa yang aku inginkan sejak lama. Bukan karena aku mencari pekerjaan "apa saja" asalkan nggak menggangur lama setelah aku lulus kuliah. Preschool atau TK adalah tempat pertama yang aku datangi ketika ijazahku keluar. Aku ditolak di 2 preschool dan akhirnya diterima bekerja di sebuah preschool berbasis kurikulum British. Aku bahagia karena cita-citaku menjadi kenyataan dan sejak hari pertama aku bekerja sampai hari ini aku sangat menikmatinya. Melelahkan, namun selalu penuh rasa syukur. Begitu juga Miss. Rifa, ini memang pekerjaan yang ia inginkan dan materi sama sekali bukan alasan kenapa ia bertahan mengajar selama 3 tahun terakhir ini.
Bukan cuma miss. Rifa, aku juga sering mendapat pertanyaan yang sama, bahkan dari keluargaku. Apakah penghasilanku cukup untuk menghidupi kebutuhanku?
Sebenarnya pertanyaan itu nggak etis menurutku, bertanya tentang penghasilan seseorang buatku bukan hal yang wise. Tapi aku berpikir positif saja, mungkin orang bertanya begitu karena mereka peduli, hehe. Kadang aku teringat dengan teman-teman kuliah yang mempunyai profesi sama denganku. Kebanyakan dari mereka berpenghasilan setengah dari yang aku hasilkan dengan jam kerja yang lebih panjang. Apakah mereka mendapatkan pertanyaan yang sama? Bagaimana mereka menanggapinya? Tapi sebelum aku bertanya sepertinya raut wajah mereka sudah menjelaskan segalanya. Teman-temanku selalu tampak gembira dan nggak pernah mengeluh kekurangan. Hmm... mungkin itu karena mereka sudah menyadari sesuatu... :)
"Eh, tadi pesan dari siapa? Sudah dijemput?" Miss.Rifa tiba-tiba teringat dengan HP ku yang berbunyi tadi. Aku menggeleng dan menjelaskan bahwa itu dari Vino yang mengundangku ke Premiere film barunya. Aku dan Miss. Rifa sama-sama melirik jam dinding. Kami terkikik, masih banyak waktu.
"Rezeki, Ndi, masih jam segini. Sampai rumah kamu masih bisa mandi, makan, dandan, pilih-pilih baju.Kalau orang lain belum tentu sudah sampai rumah, jam 5 juga baru bubaran".
Aku tersenyum sambil bangkit dari posisi berbaring, meraih cubby untuk menyiapkan pekerjaan besok pagi. "Iya, Miss. Rifa, ini rezeki aku. Aku punya banyak."
Setelah percakapan dengan miss. Rifa, aku merenungkan apa yang sudah kudapat selama ini dan bertanya-tanya apakah aku sudah berterima kasih pada Tuhan dengan cara yang pantas. Aku terkadang berkata, "nggak punya budget", "uang belum cukup" dan lain sebagainya, tapi aku lupa bahwa aku punya waktu. Iya, aku punya waktu di saat orang lain mungkin mengeluh kekurangan waktu dan meminta pada Tuhan sedikit saja waktu untuk bertemu orangtuanya atau menghabiskan waktu bersama pasangannya. Aku punya banyak, aku masih punya waktu berjam-jam perhari untuk mengobrol panjang lebar dengan Bapak, berselisih dengan Ibu (lol), berbuat iseng pada Adik, bermain dengan Eris, anjingku dan berlama-lama di minimarket dengan Ray untuk mencari camilan kesukaan kami. Aku punya banyak rezeki, bukan uang, tapi dalam bentuk lain. Dan Miss. Rifa benar, di rabu sore aku masih sempat untuk mandi dan bersiap-siap dengan pantas untuk ke premiere film sementara tamu yang lain mungkin baru saja pulang bekerja dan belum sempat ganti baju. Thank God.
Aku sering bilang bahwa manusia pasti diciptakan Tuhan dengan fungsinya masing masing dan setiap manusia juga pasti sudah ada rezekinya. Tapi aku lupa bahwa pengertianku terlalu sempit. Dulu aku berpikir bahwa saat seseorang mendapat 10 dan lainnya mendapat 5 itu artinya ia memang pantas dan cukup dengan 5. Memang nggak sepenuhnya salah, tapi rezeki bukan berarti selalu angka. Tuhan telah menyediakan gantinya, rezeki dalam bentuk lain. Miss. Rifa selalu bilang bahwa ia orang yang paling tahan banting sedunia, dalam 1 bulan ia paling hanya 1 kali sakit, sementara aku pasti ada saja flu atau demam yang menghampiri dalam 1 minggu. Aku biasanya hanya tersenyum setiap Miss. Rifa bilang, "rezeki" saat ia melihat daftar hadirnya yang full. Tapi sekarang berbeda, hatiku menyadari penuh bahwa itu memang rezeki. Bagian Miss. Rifa yang Tuhan berikan istemewa untuknya :)
Keesokan harinya di kamis siang. Seperti biasa aku dan Miss. Rifa menjalankan ritual nggak tertulis kami. Aku masih sedikit kekenyangan dan langsung selonjoran sambil bersandar di tembok. Miss. Rifa dengan wajah cerianya menceritakan bahwa ia senang karena ini hari terakhir bekerjanya di minggu ini. "Besok libur, jadi aku langsung pulang ke Purwakarta sore ini. Senang bisa makan masakan rumah lebih cepat 1 hari". Aku tertawa dan pura-pura nggak mau kalah dengan membalas perkataannya, "Aku dong mau jalan-jalan sama Ray, mau cari buku murah. Asyik, kan?" Kami tertawa dan melanjutkan pekerjaan kami sampai jam 2 siang dengan perasaan senang.
Sorenya aku dan Ray janjian di sebuah toko elektronik. Ray nggak bisa jemput aku karena ia harus bekerja dan hari ini sengaja izin pulang lebih cepat. Aku menunggu di foodcourt yang lumayan lenggang karena masih jam nya orang-orang di sekolah atau di kantor :) Sekitar 10 menit kemudian Ray datang, kami langsung mengobrol seru sambil berjalan menuju sebuah kios aksesoris HP. Ray pernah bilang bahwa suatu hari ia akan membelikanku casing HP berbentuk Minnie Mouse, dan aku senang sekali karena akhirnya saatnya tiba! Saking senangnya ketika aku mendapatkannya aku langsung pakai casingnya dan nggak mau dimasukan ke dalam tas. Aku menentengnya terus bahkan sampai kami berjalan kaki dan tiba di toko buku di gedung sebrang :D
Meet my new best friend: Minnie Mouse! :p |
Sore itu aku mendapatkan banyak rezeki, banyak berkah. Well, mungkin bukan "mendapat", tapi "melihat" karena setiap hari seharusnya memang penuh dengan berkah. Tapi kali itu aku lebih menyadarinya, mataku menjadi lebih terbuka dan sensitif melihat apa yang kudapat. Aku dan Ray berada di depan tumpukan buku-buku obral. Kami seperti raksasa yang berdiri di antara gunung-gunung kecil. Kami mulai menggali dan memilih. Buku-buku nggak diletakan sesuai tema, harga apalagi disusun di rak. Semua benar-benar digeletakan begitu saja dan butuh kejelian bahwa di sana mungkin saja ada harta karun. Entah sudah berapa lama sampai tahu-tahu kakiku pegal dan aku mendapatkan dua buah buku seharga rp.20.000 dan rp. 5.000 saja! Buku yang kudapat pun bukan sembarangan, tapi best seller pada zamannya. Aku gembira sekali dan dengan bangga menunjukkan buku-buku itu berkali-kali pada Ray, berulang kali bercerita bahwa salah satu dari buku itu sudah difilmkan dan aku menyukainya. Ray juga mendapatkan buku yang ia inginkan, 1 buah buku resep memasak yang ia cari selama... aku lupa berapa lama, yang pasti cukup lama sampai aku minta kami segera pindah tempat, hehehe.
Berbelanja buku obral seperti ini bukan yang pertama kali kami lakukan. Kami sudah lakukan ini beberapa kali tapi baru kali ini aku sadar bahwa Tuhan mengganti sesuatu yang nggak aku punya dengan hal lain. Beberapa orang mungkin hanya punya waktu beberapa jam untuk mencari buku, tapi aku punya waktu sepanjang sore untuk berpetualang di tumpukan buku dan membawa pulang harta karun.
Berbelanja buku obral seperti ini bukan yang pertama kali kami lakukan. Kami sudah lakukan ini beberapa kali tapi baru kali ini aku sadar bahwa Tuhan mengganti sesuatu yang nggak aku punya dengan hal lain. Beberapa orang mungkin hanya punya waktu beberapa jam untuk mencari buku, tapi aku punya waktu sepanjang sore untuk berpetualang di tumpukan buku dan membawa pulang harta karun.
Harta karunku! Aku lebih dulu menonton film "Saving Shiloh" dan baru sekarang punya bukunya. 5 ribu saja! ;) |
Kami memutuskan untuk makan malam di coffee shop dekat toko buku. Ketika kami berjalan tanpa sengaja mataku menangkap sesuatu yang rasanya familiar. Kami melewatinya, lalu aku tiba-tiba sangat ingin untuk menoleh. Ya, ampun! Ternyata ada poster "Waktu Aku sama Mika" di lorong toko buku! Sejak kapan ada di sana? Ya, ampun! Aku kaget sekali dan terharu. Posternya besar dan ada lampunya, sejajar dengan buku-buku best seller lain. Aku langsung berteriak-teriak nggak karuan, cepat-cepat menyerahkan HP ku pada Ray supaya ia mengambil fotoku. Ray juga senang dan terus-terusan berkata, "Congrats, Hon." Satpam yang berada di sana memperhatikan kami terus, aku pikir ia akan melarang kami menambil foto tapi rupanya malah tersenyum geli, hehehe. Orang-orang yang lalu-lalang pun memandang kami (well, terutama aku) dengan heran, tapi aku nggak peduli karena aku begitu senang. Selesai berfoto aku memandangi poster itu selama beberapa detik, membaca semua tulisan yang ada di sana dan melihat setiap detailnya. Ada gambar poster film Mika dan cover novel "Waktu Aku sama Mika" di sana. Juga ada gambar Vino dan Bastian dan Velove Vexia yang sedang makan pizza. Aku tersenyum bangga. Novelku masuk jajaran best seller dan difilmkan. Ini merupakan rezeki dari Tuhan. Ia memberikan banyak waktu luang setelah aku bekerja, jadi aku bisa menulis dan berkarya lebih banyak. Aku benar-benar bersyukur, Tuhan maha baik dengan memberikanku rezeki dari banyak pintu. Mungin sedikit aneh bahwa waktu itu aku bersyukur di depan poster, hehehe, tapi ini jadi pelajaran untukku bahwa setiap hal yang kulihat, setiap hal yang kurasakan selalu terselip rezeki dari Tuhan di sana. Dan kali ini aku melihatnya melalui sebuah poster.
"Waktu Aku sama Mika" dan "MIKA" the movie :) |
Hahaha, gak bisa berhenti nyengir! :p |
Sebenarnya pasti hanya aku dan Ray yang tahu bahwa aku adalah penulis dari novel yang posternya dipajang di lorong. Tapi entah kenapa aku berjalan dengan bangga menuju coffee shop sambil terus tersenyum dan terkadang terkikik (lol, aku memang silly). Ketika sampai kami memesan pizza dan Ray mengucapkan selamat padaku sekali lagi. Pizza adalah makanan perayaan bagi kami. Tadinya bagiku karena setiap kali aku berulang tahun atau ada moment istimewa pasti memesan pizza (itulah kenapa pizza menjadi makanan icon film Mika dan novel Waktu Aku sama Mika, hehehe). Tapi setelah ada Ray pizza menjadi makanan istimewa untuk kami berdua :) Aku mendapatkan hari jumat yang menyenangkan. Aku mempunyai waktu berkualitas dengan Ray, mendapatkan hadiah kejutan (aww, Minnie Mouse, lol), berburu buku-buku bagus, melihat poster dengan namaku di sana dan makan pizza dengan keju yang banyak. Tapi yang paling istimewa adalah aku pulang ke rumah dengan membawa pelajaran berharga, bahwa rezeki bukan selalu tentang angka dan nggak ada satu makhluk Tuhan pun yang kekurangan. Jika aku nggak punya suatu hal, pasti Ia menggantinya dengan hal lain. Istimewa, khusus untukku. Aku juga percaya apapun pekerjaan yang kupunya, selama aku berusaha dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan mencukupkan apa yang aku butuhkan. Aku berjanji akan lebih membuka mata dan hati untuk melihat hal-hal yang ada di sekitarku. Tuhan memberikanku banyak rezeki: waktu, kesehatan (aku cukup fit untuk pengidap scoliosis 58 derajat), teman-teman yang baik, keluarga yang bahagia, sense of humor dan banyak lainnya. Dan... eh, tunggu! Aku menulis post ini di minggu malam. Ini adalah rezeki! Karena hari bekerjaku adalah selasa sampai jumat jadi aku punya 1 hari libur ekstra dibandingkan orang lain, hihihi... Tuhan, Kau memang maha baik! Lewat Miss. Rifa aku diingatkan apa itu rezeki. Terima kasih untuknya, dan aku merasa sangat blessed diberikan kesempatan untuk mengenalnya.
Waktu sudah semakin larut, sekarang sudah waktunya aku naik ke atas tempat tidur dan menyusup ke balik selimut. Aku masih punya waktu 1 hari penuh untuk beristirahat sebelum hari selasa mulai kembali bekerja. Ini rezeki. Dan Tuhan beri aku banyak :)
good night,
Indi
----------------------------------------------------------------
Instagram: @indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik
kak Indiiii, tulisannya pas banget dengan suasana hati aku yang akhir akhir ini bertanya tentang "rejeki"
BalasHapustapi aku kadang suka nyalahin diri aku kak, I have so many free time but I dont do anything great with that :(
"bahwa rezeki bukan selalu tentang angka dan nggak ada satu makhluk Tuhan pun yang kekurangan."
BalasHapusmakasih indie, atas postinganya,.. ak juga lg punya pergumulan yg sama dengan kamu. Aku juga guru, sudah genap 5 tahun. Dulu gk ngerasain ini karena ak cukup2 aja kalau ngomongin angka. Tp itu dulu, angka itu hanya untuk ak dan keluarga, tp skrang karena ak berencana untuk naik level bersama pacarku, alias menikah. Ak sempet bingung juga, sempet di tawarin pekerjaan yang angkanya 2x lipat tp pekerjaany gk sesuai dengan aku. Ak g mau gara2 angka, a menyesal dan gk bahagia. Sebenarnya ak juga sadar, kalau jadi guru itu banyak bgt rejeki yg dateng pelan2.. selain waktu, senyum, tawa dan kebahagiaan, dan perubahan anak2 sebenarnya juga merupakan rejeki yang memberikan kepuasan batin. Ya, rejeki bukan tentang angka ya indie. :) btw ak pindah blog jadi ke wordpress.. alamat ak yg dulu http://gultz.blogspot.com.. ^^
thanks again indie..
GBU
yang penting rezeki itu harus di nikmati..:D
BalasHapusIndi dikelilingi teman-teman yang sayang indi pautu disyukuri, juga punya kemampuan menluis yang belum tentu orang lain bisa. btw Indi waktu sabtu minggu aku juga ke purwakarta loh
BalasHapusrejeki sudah Tuhan atur, datangnya bisa darimana-mana. kadang dari tempat yang tidak terduga. iya kan Indi...
BalasHapusyang penting kita bisa menikmati hidup, tertawa dan bahagia. itu lebih daripada apapun di dunia ini, terlebih materi... hehehehehe
Sukaaa banget dg tulisan ini.
BalasHapusJika kita membuka mata maka kita akan dapat melihat betapa banyaknya berkah yang telah kita terima dalam hidup kita.
Jika pandai bersyukur maka kita akan mendapat lebih banyak nikmat.
HI minnie mouse! iihihi :) imut mana yaa ama indy ;)
BalasHapusIya ya...waktu luang itu juga rejeki..aku sering lupa untuk mensyukurinya. Thanks Indie untuk remindernya melalui tulisan ini.
BalasHapusWewwww keren dong, Waktu aku sama Mika difilmkan ya? Sukses terud buat Indi juga untuk karya2 selanjutnya. ^^
Dear Indi,
BalasHapusmembaca postinganmu ini menghangatkan hati lho :)
Ibuku selalu bilang, tiap orang sudah diatur rezekinya sama Tuhan. aku percaya itu. yang penting kita usaha sebaiknya. tapi jangan lupakan juga cara kita melihat rezeki itu :)
bener, Ndi. rezeki itu tidak harus berupa materi. bisa juga keadaan atau waktu.
thank you for remind me about this blessing things. it's inspired me to make my new post about it :)
Have a great day, Indi :D
Hello from Indonesia :)
Titaz
www.stylieandfoodie.blogspot.com
@tazty
anak-anak memang membuat kita happy ya, padahal ada yang bandel banget tetep aja sayang.
BalasHapusakan belajar lebih mensyukuri rezeki yg didapat<- ngomong buat diri sendiri hehe :)
BalasHapusyes kak indi. benar sekali! :)
BalasHapusSetiap orang sudah diberi masing-masing rejekinya sama Tuhan. Tetapi tetap harus berusaha dong ;) Cuma kadang orangnya itu yang belum sadar dan belum bersyukur akan rejeki yang dia punya.
banyak org yg ngerasa rezeki dr tuhan itu semata2 hanya harta. padahal nikmat sehat dan waktu luang itu yg sebenar2nya rezeki.. :)
BalasHapuspure love
BalasHapusYap, memang terkadang orang gak sadar kalo Tuhan itu baek dan memberi rejeki yang gak habis"nya ya ka Indi. So, ini post yang bisa mengingatkan kita kembali atas semua rejekiNya, dan gak lupa bersyukur :)
BalasHapussetuju deh,,, rumus bahagia itu senyum + bersyukur :)
BalasHapussalam kenal aja ya mbak indi,..
BalasHapus:)
allah selalu memberi rizki kepada semua mahluk hidup di bumi termasuk kita manusia, setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik.
BalasHapustetapi terkadang manusia tidak menyadari dengan rizki itu, rizki bisa berbentuk kesehatan, kesenangan, tapi manusia tidak menyadari, karena yang ada dalam otak manusi, kalau rejeki itu berupa harta uang... hehehe
udah ah, kepanjangan nih sepertinya komentar saya hahahaha
definitely loving this sense of style and perfect taste!
BalasHapusamazing site, dear, hope youll follow back <3
www.malesclutch.blogspot.com
Material things are important, but those things are nothing compared to the joys of life. The happiness itself is the essence of human basic needs.
BalasHapusOne more thing, so proud of you, hon :D
<3<3<3
hugLUV
Great pictures, you look absolutely adorable
BalasHapusMonica Harmony's Blog
love u kak indi mau nulis surat buat kk lagi
BalasHapusRezeki sudah ada yang mengatur, tinggal kita saja yang menggunakannya dg bijak :)
BalasHapusWow great!!
BalasHapuswww.deluxefashionista.com
Haa menarik banget tulisannya, saya juga suka 'ngubek-ngubek' untuk cari buku murah, yang bagus juga pastinya. Rezeki itu gak disangka-sangka... dari mana aja datangnya, so bersabar aja dan bersyukur atas apa yang kita diberikan pada kita dulu,, keren ^_^)b
BalasHapushihihi.. jadi penulis yang karyanya dipajang gede2 gitu bangga ya Indi. You go, girl.. sukses teyuuus
BalasHapusharus banyak allhamdulilah ya kalo banyak rezeki
BalasHapusterkadang orang jarang pandai bersyukur kalo di kasih rezeki
BalasHapusAll that food and that adorable little Minnie! These photos are so sweet Indi! You look gorgeous as ever...you always do! xo Marisa
BalasHapusFeel nya kerasa banget mbak ind, bikin saya lebih mengerti arti bersyukur secara lebih mendalam :') thanks
BalasHapusCongrats ya Indi... hebat bgt bs ada diposter..
BalasHapusjd ngiri aku...
kak indy kayaknya lagi seneng banget hehe, seneng deh kalo liat kak indy senyum di blog.
BalasHapuso iya aku belom kesampean nonton waktu aku sama mika nih *sedih*
Hi... selamat ya atas novel dan filmnya...sukses terus :)
BalasHapusbtw, aku "like" fanpage fbnya ya :)
speechless...
BalasHapusconfused about what i have to write down here, Sis... But i must.. So i just wanna write...
SUCH AN INSPIRING POST OF YOUR POSTS....
:D
Totally agree with you kak indi!
BalasHapusKita nggak pernah tahu apa rencana Tuhan buat kita. That means, kita nggak boleh berpikir dangkal soal reseki.
Bener deh kata bang nuel.
You are inspiring and your posts are inspiring as well!
Keep smile miss!!
rejeki memang harus di syukuri, meskipun bukan hanya dalam bentuk materi. :)
BalasHapusTulisanmu membuat pembaca selalu tersentuh, bahagia dan bersyukur.
BalasHapusMakasih udah mengingatkanku untuk bersyukur , dri!
Indiiii... postingan ini keren banget :'>
BalasHapusKita punya rejeki kita masing-masing, asalkan kita sadar & memanfaatnya baik-baik ya ^^
Rejeki berupa opportunity...
Suksessss buat kita semuaaaaa
wuuuah pizza nya sepertinya uuuuenaaaakkkk tuh...
BalasHapuspingiiiin
Apa kabar Indi???
As usual,always inspiring kak. Seperti dpt teguran kecil krn aku masih kurang bersyukur dgn apa yg sudah Tuhan beri dlm hidup,mulai dari waktu,pekerjaan,pergaulan apapun deh.. Makasih ya kak :))Going back to the corner where I first saw you
BalasHapusGonna camp in my sleeping bag, I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying if you see this girl can you tell her where I am
Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense, but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you
'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'd see me waiting for you on the corner of the street
So I'm not moving
I'm not moving
Policeman says son you can't stay here
I said there's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go
'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you see me waiting for you on the corner of the street
So I'm not moving
I'm not moving
I'm not moving
I'm not moving
People talk about the guy
Who's waiting on a girl, oh whoa
There are no holes in his shoes
But a big hole in his world
Maybe I'll get famous as the man who can't be moved
And maybe you won't mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
'Cause you'll know it's just for you
I'm the man who can't be moved
I'm the man who can't be moved
'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we meet
Oh, you see me waiting for you on a corner of the street
So I'm not moving
('Cause if one day you wake up, find that you're missing me)
I'm not moving
(And your heart starts to wonder where on this earth I could be)
I'm not moving
(Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet)
I'm not moving
(Oh, you see me waiting for you on a corner of the street)
Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag, I'm not gonna move