Senin, 02 November 2015

Why I Love Halloween: Corpse Bride, Treats, Kostum dan Apa yang Orangtuaku Bilang.



“Sudah siap?” tanya Bapak.
“Sudah, sih... Tapi kalau di film Emily punya bekas luka di sini,” jawabku sambil menunjuk ke arah pipi.
“Kalau begitu bikin dulu dong bekas lukanya,” sahut Bapak santai.
Aku bengong, menebak-nebak apa Bapak serius atau sedang menggodaku. “Bikin pakai apa? Aku kan gak punya face painting.”
“Pensil alis kan bisa...”

Begitulah kira-kira percakapanku dan Bapak tanggal 30 Oktober lalu, ---di malam Halloween. Berbeda dengan tahun lalu yang dihabiskan di theme park, tahun ini aku ber-Halloween di rumah saja. Untukku di mana pun Halloween sama fun-nya, karena of course, ---ini adalah salah satu hari favoritku :D Sehari sebelumnya aku menyiapkan dekorasi untuk ditempel di tembok; kelalawar dan sarang laba-laba yang dibuat dari kertas. Sederhana, because I’m not a crafty person, hihihi, ---yang penting suasana spookynya terasa :) Untuk kostum ini adalah tahun pertama di mana aku nggak dressed up sebagai cute character. Setelah pernah menjadi Dorothy Wizard of Oz dan Tinker Bell yang sangat fairy tale, akhirnya aku berdandan (mudah-mudahan...) seram juga! Aku menjadi Emily dari film Corpse Bride nya Tim Burton. Ini agak di luar dugaan, karena sebelum memutuskan untuk memakai kostum ini keinginanku sempat berubah-ubah. Mulai dari ingin menjadi Rapuntzel, Glinda, Snow White (again, lol) sampai Annie Little Orphan, ---yang semuanya nggak ada seram-seramnya. Keinginan untuk menjadi Emily ini muncul tiba-tiba ketika aku menonton ulang film Corpse Bride. Emily was strangely adorable, lalu  kupikir, “Oh, I want to be her,” hahaha. 



Ide Bapak untuk menambahkan bekas luka di pipi sebenarnya menyelamatkan penampilanku, karena kalau tanpa itu sepertinya nggak terlihat menyeramkan, hihihi. Beruntungnya waktu sedang mencari ide kostum aku teringat dengan dress putih yang Nenek beri beberapa tahun lalu. Dressnya sama sekali belum pernah dipakai karena modelnya sangat pas dengan tubuh, ---yang mana aku kurang nyaman untuk memakainya sehari-hari. Somehow di mataku dress ini terlihat seperti gaun pengantin, jadi cocok dengan yang aku butuhkan untuk menjadi Emily. Dan karena Emily memakai kerudung yang dihiasi dengan bunga-bunga, aku pun memakai flower wreath DIY project dari beberapa tahun lalu. Oh, iya aku juga memakai sepatu yang sedikit ber-heels supaya kesannya formal. Bisa ditebak dong kalau ini pasti bukan sepatuku (flat shoes ruleeees!), aku pinjam sepatunya dari rak sepatu Ibu, hihihi. Kalau tahun kemarin aku mengeluarkan sedikit uang untuk membeli glitter dan lem kain, tahun ini aku mengeluarkan Rp. 0 untuk kostum! Yay! Hihihi. Meski aku selalu ingin dressed up untuk Halloween, tapi bukan berarti boleh menghamburkan uang. Be wise. Usahakan mendapatkan hasil yang maksimal dengan budget sesedikit mungkin. Karena di situlah letak serunya, untuk menguji seberapa jauh kekreatifitasanku, hihihi. 



Di malam Halloween ini Bapak lebih banyak terlibat dibandingkan Ibu. Jika tahun lalu beliau yang membantuku membuat dressnya, tahun ini beliau hanya meminjamkan sepatunya karena sedang di luar kota. Selesai dressed up Bapak langsung bersiap untuk mengambil fotoku. Hihihi, kalau soal ini sepertinya sudah banyak yang tahu, ya, Bapak memang senang sekali mengambil gambar little girlnya ini :D Untuk gaya, setting, dll aku serahkan semuanya pada beliau. Aku sih cuma menempel sarang laba-laba dan kelalawar yang sudah kubuat sebagai background. Rupanya Bapak masih betah dengan tema cermin. Mungkin beliau puas dengan hasil photoshot “Poltergeist” ku beberapa waktu lalu jadi ingin mengulangnya lagi. Banyak foto yang diambil dari pantulan cermin, padahal aku sudah menghias tembok. Awalnya aku sempat protes, tapi setelah melihat hasilnya ternyata keren juga, hihihi. Meski tanpa darah-darah atau dekor macam-macam kesan spooky nya tetap terasa. Hmm, sepertinya aku akan pakai mirror trick ini untuk beberapa waktu ke depan, deh :p


Karena bertepatan dengan waktu dinner, aku pun membuat Halloween dinner dari bahan-bahan yang sudah ada di rumah. Dari hasil membuka-buka kotak penyimpanan ternyata masih ada spageti dan bakso ikan yang jumlahnya lumayan banyak. Langsung saja aku menusuk-nusukkan spageti ke bakso ikan sampai membentuk kaki. Oh, my God aku sudah lama sekali ingin membuat laba-laba dari spageti! Dan akhirnya tercapai juga :D Dari resep yang kulihat online biasanya sosis yang digunakan sebagai tubuhnya, tapi berhubung aku pesco-vegetarian jadi nggak makan itu. Menggunakan bakso ikan sebagai pengganti ternyata hasilnya lumayan. Memang warnanya jadi nggak kontras, tapi yang penting.... rasanya enak, hahaha. Untuk alasnya aku membuat sarang laba-laba dari kertas nasi. Lagi-lagi kurang kontras, tapi aku sengaja karena bahannya aman jika bersentuhan langsung dengan makanan. Nah, bukan Halloween namanya kalau tanpa sweet treats. Biasanya aku cukup membeli banyak permen dan cokelat lalu dimakan bersama, tapi tahun ini aku ingin sesuatu yang berbeda. Aku bentuk treats yang sudah kubeli di minimarket menjadi bertema Halloween. Aku ingin membuatnya menjadi sedikit menyeramkan tanpa terlihat menjijikan, hihihi. Well, aku tahu Halloween treats itu rasanya enak meski bentuknya kadang bikin perut melilit. Tapi aku adalah tipe orang yang lidahnya kadang dipengaruhi oleh bentuk makanan :p Jadi aku membuat laba-laba colorful dari Oreo, Pocky dan chocolate chips. Semua bahannya adalah kesukaanku yang sudah tentu cocok dengan lidahku. Nah, yang tricky aku mau membuat pudding “Bangkit dari Kubur”. Puddingnya sih mudah, aku menggunakan pudding yang sudah ada cup’nya. Untuk tanahnya aku menggunakan bubuk Oreo dan ditambahkan cokelat berbentuk kepala manusia. Tapi untuk nisannya, aku sampai membuat Bapak keliling-keliling mini market untuk mencari biskuit yang bukan saja berbentuk nisan, tapi juga yang rasanya manis. Kebanyakan biskuit yang bentuknya pas adalah biskuit asin yang rasanya sudah pasti nggak cocok dengan puddingnya. Untung saja akhirnya Bapak menemukan biskuit kentang yang rasanya cocok dipadukan dengan pasta cokelat untuk tulisan “RIP” nya, hihihi. Ibu pulang bertepatan ketika aku selesai membuat treats. Beliau ternyata cukup terkesan lho dengan hasil kreasiku.  Tapi juga jengkel ketika melihat dapur yang super berantakan, hihihi :p





Halloween night ku benar-benar menyenangkan, rasanya gembira sekali bisa berkreasi dengan dibantu Bapak. Di hari biasa belum tentu aku ingat untuk “bermain-main” dulu dengan makanan dan membuat to do list yang super panjang. Saking panjangnya aku sampai nggak sempat untuk melakukan semuanya, lho. Rencananya aku mau marathon film seram sebelum tidur tapi malah ketiduran dengan lampu menyela sampai pagi. Still a good sleep though, karena moodku sangat bagus, hihihi :D Waktu bangun tidur perasaan excited ku jadi bertambah karena of course... It’s HALLOWEEN!! Ray yang bekerja di hari sabtu berencana untuk pulang cepat agar bisa menghabiskan waktu Halloween denganku dan orangtuaku di rumah. Ray masih belum ada clue tentang apa yang akan kami lakukan, jadi aku kirimi ia list apa saja yang harus dibawa, hihihi. Setelah Ibu memberikan izin untuk menggunakan dapur, aku dan Ray langsung beraksi dengan bahan-bahan yang telah dibawa. Aku melihat treats ini beberapa waktu lalu di internet, namanya Frankenstein pudding yang sebenarnya kurang tepat karena Frankenstein adalah nama dokternya sedangkan monsternya bernama Adam, atau cukup dipanggil The Monster saja (yup, aku tahu itu semua, lol). Nggak ada cara membuat atau bahan-bahannya, tapi dari gambarnya aku sudah bisa mengira-ngira apa saja yang digunakan untuk membuatnya. Aku menggunakan pudding pandan sebagai wajahnya dan my trusted Oreo “dirt” untuk rambutnya. Agar lebih mirip, aku gambar mata, mulut dan bekas jahitan di cup puddingnya dengan marker. Hasilnya ternyata sangat mirip. Bahkan dari warnanya saja sudah cukup dikenali sebagai The Monster (ingat ya, bukan Frankenstein, hihihi). Lucunya aku dan Ray sempat beragrumen tentang kapan waktu yang tepat untuk memasukan puddingnya ke lemari es. Ray bilang harus tunggu dingin, sementara aku percaya asal bagian atasnya sudah mengeras dan nggak terlalu panas itu sudah aman. Karena kami nggak menemukan kata sepakat akhirnya bertanya pada Ibu yang ternyata setuju denganku, hahaha. Yes :p



Sebenarnya Ibu sudah memasak dinner untuk kami, tapi aku ingin sekali merasakan stuffed Doritos. Itu lho, keju goreng yang berbalut bubuk Doritos. Meski sudah ada keju dan Doritos-nya sejak beberapa waktu lalu, tapi baru sekarang aku punya keberanian untuk mencobanya. Mumpung ditemani Ray, jadi kalau dapur berantakan yang ditegur bukan cuma aku saja, hihihi, ups :p Meski sedikit deg-degan tapi aku tetap berusaha PD untuk mencobanya. Kami berbagi tugas, aku yang memotong-motong keju dan membalutnya dengan telur dan dorito, sedangkan Ray yang menggorengnya. Aku khawatir keju yang meleleh akan membuat penggorengan lengkat, tapi ternyata ajaibnya bubuk Doritos bisa menahan keju tetap di dalam! Woooow, hasilnya bahkan lebih bagus dari video yang kulihat di YouTube, hahaha. Dan rasanya pun ternyata super enak. Ibu bahkan sudah nggak sabar mencobanya sebelum aku mengambil fotonya. Aku pikir rasanya akan salty karena keju dan Doritos sama-sama asin. Tapi ternyata nggak, rasanya seperti keju goreng yang dijual di restoran pizza hanya saja lebih renyah. Sisa telur untuk menggoreng Ray jadikan omelet untuk kami berdua. Ditambah masakan Ibu makan malam kami pun jadi super mengeyangkan. Selesai makan kami baru ingat kalau puddingnya belum dikeluarkan dari lemari es. Karena bentuknya agak mengerikan, jadi aku minta Bapak dan Ray yang terlebih dulu mencobanya. Cacing-cacing yang keluar dari tanah kelihatan sangat nyata. Untung saja mereka bilang rasanya enak, hihihi. Dan aku setuju, begitu juga Ibu. Ah, senangnya Halloween dinner ini berjalan sukses :D



Aku senang Bapak memuji kostum Halloweenku, katanya beliau belum pernah melihat dress itu sebelumnya (well, of course, hihihi). Dan aku juga senang karena Ibu menyukai stuffed Doritos yang aku dan Ray buat. Lain kali beliau akan membuatnya juga katanya :D Setelah Ray pulang aku membereskan dekorasi sederhana yang menempel di tembok. Hari yang melelahkan tapi aku sama sekali nggak menyesal karena hatiku berbunga-bunga (lol, nggak ada seram-seramnya). Halloween selalu jadi saat yang istimewa karena bisa memaksaku untuk kreatif dan melakukan sesuatu yang kadang bahkan belum pernah terpikir sebelumnya. Begitu juga bagi Ibu, Bapak dan Ray, mereka pun merasakan hal yang sama. Karena Halloween aku dan Ibu pernah berkeliling toko kain untuk mencari kain yang harganya paling terjangkau untuk kostumku. Bapak juga pernah membuat sayap Tinker Bell dari gantungan baju bekas yang caranya beliau lihat dari YouTube. Kalau hari-hari biasa mana pernah beliau menonton YouTube dan mau menghabiskan waktu berjam-jam untuk membengkokkan kawat gantungan baju, hihihi. Ray juga jadi pintar mix and match berkat Halloween. Tahun lalu ia datang ke rumah dengan kostum Peter Pan kreasinya sendiri! Padahal katanya sebelum mengenalku ia belum pernah lho excited dengan Halloween, hihihi. 

Setiap aku upload foto-foto Halloweenku di media sosial, teman-teman dan pembaca pasti mengomentari. Ada yang memberi pujian, tapi ada juga yang heran kenapa aku melakukannya. Rupanya banyak yang nggak percaya bahwa Ibu dan Bapak totally okay dengan apa yang kulakukan, ---bahkan begitu mendukung. Aku sendiri sebenarnya justru bingung jika ada orangtua yang melarang anaknya melakukan hal yang sama sepertiku. Ini hanya untuk bersenang-senang dan aktivitas yang dilakukan di hari Halloween bisa semakin mempererat hubunganku dengan orangtua, ---dengan bonus menjadi semakin kreatif. Bapak bilang aku boleh melakukan apapun yang diinginkan selama itu nggak merugikan orang lain dan menyakiti diri sendiri. Dan Bapak melihat Halloween sebagai sesuatu yang positif, meskipun waktu beliau kecil belum mengenal hari ‘menakut-nakuti’ ini. Aku bersyukur mempunyai orangtua yang sangat open minded, nggak melarang sesuatu sebelum mencari tahu dan selalu ikut bersenang-senang denganku. Menutup diri nggak akan menghasilkan apa-apa, malah mungkin akan menjauhkanku dengan orangtua. Hal yang baru bukan berarti buruk, dan hal yang lama bukan berarti lebih baik. Ibu dan Bapak setuju jika “budaya” ini seharusnya lebih acceptable daripada “budaya” bullying, lempar telur saat ulang tahun, corat-coret seragam ketika kelulusan sekolah dan berbagai macam hal “buang-buang” lainnya. Ini  hanya Halloween, dan ini di Indonesia bukan di Irlandia. Menjadi kreatif nggak akan menyakiti siapapun, dan mempunyai moment untuk melakukannya dengan orang-orang tersayang nggak ternilai harganya. So, why not? Aku lega Ibu dan Bapak melarangku untuk mencorat-coret seragam saat kelulusan dan bukannya melarangku untuk ber-Halloween. Thank you so much for your super awesome parenting style, Ibu dan Bapak. I love you both :)


yang setiap tahun dibuatkan kostum halloween oleh ibu dan bapak,

Indi 

___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

41 komentar:

  1. Saya rasa saya sepakat dengan mba. Kita tidak seharusnya menutup diri terhadap budaya luar kan bias disinergikan dan bisa diselaraskan dengan budaya ktia sendiri. Kalau taklik menolak budaya luar bisa jadi Indonesia sudah terbelakang sama sekali. Beda persepsi adalah hal yang biasa apalagi meyangkut budaya seperti ini. Justru budaya yang ada di dalam negeri sendiri yang sudah pasru merusak seperti bullying yang masih ada sampai sekarang. Budaya kekerasan terhadap ada, buadya Korupsi dan masih banyak lagi budaya sendiri yang justru budaya kita sendiri itu yang merusak

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau yang dibicarakan budaya ya jelas memang seperti yang kang asep paparkan. kalau tentang keyakinan bagaimana kang asep? kalau saya sih simple, enggak pro ya berarti kontra hehe. seperti tentang perayaan hari halloween ini. mungkin akang dan mbaknya bisa tebak saya termasuk orang yang pro atau kontra. but saya selalu berpikir dan bersikap positif terhadap segala sikon so! saya hanya akan bicara dan melakukan yang menurut saya penting dan perlu dilakukan, yang pasti enggak pake anarki... (V)

      Hapus
  2. Seru Indi... :D iya kamu bagus pakai baju itu. Meski cuma pakai pensil alis, tapi itu udah cukup bikin serem. Hihi... aku tertarik sama snack-snack yang kamu bikin. :D
    aku halloween nonton film paranormal activity sendirian. Sama serunya. :D

    BalasHapus
  3. waaaa keren banget. idenya luur biasa. pengaplikasiannya juga outstanding. inspiratif

    BalasHapus
  4. Yaelah kalau hantunya kaya Indi sih kaga ada serem-seremnya... tapi itu makanannya juga malah gemesin minta dimakan

    BalasHapus
  5. Aku suka dandan-dandannya kalau pas lagi Halloween. Tapi cuma bareng temen aja. Bapak sih relijius banget orangnya, tapi selagi kegiatan tersebut nggak merubah atau menggyahkan keyakikan, it's okay aja.

    BalasHapus
  6. yaaa, mba Indi, tutorialnya dong bikin makanan-makanan kreatif kaya di atas...

    BalasHapus
  7. kostumnya justru kayak putri salju yang pipinya sedang tergores...tetap cantik nggak ada seremnya sama sekali... *tapi oke loh kreatifnya...

    dan makanannya, selain yang ada belatungnya itu (hhiiiyyy...) saya suka semua... :)

    BalasHapus
  8. kreatif bikin makanannya, *bkin juga buat di rumah

    BalasHapus
  9. walaupun di rumah aja kreatif banget indi

    BalasHapus
  10. aku nggak pernah halloweenan, tp pengen

    BalasHapus
  11. serunya Halloween Party, banyak ide kreatifitas yang bisa dimunculkan. Salut ama kekompakan keluarga tercinta mbk Indi

    BalasHapus
  12. Ini mah gak sereeeeeeeemm!!! *jedotin indy ke temboj* *kabur naik gojek*

    BalasHapus
  13. tanda bekas lukanya bagus, dan makanannya kreatif :)

    BalasHapus
  14. harusnya sih yaa itu lipsticknya item makin serem deh tambah bekas luka jaitan itu top :D

    BalasHapus
  15. seru banget ya mba indi helloween party, jadi pengen ikutan deh, se umur2 aku belum pernah ikutan hehe

    BalasHapus
  16. Wehehe lucu-lucu mba makannnya, eh tapi rada serem juga sih itu yg kayak ulet ulet :p

    BalasHapus
  17. wah, saya jadi agak takut2 nih....hehe

    BalasHapus
  18. Awalnya saya pikir mb indi di LN...jadi ngrayain halloween dengan semangat 45.... Eh, ternyata di Indonesia yaa...?

    BalasHapus
  19. saya lihat costumnya memang keren nih mbak indi, saya takjub dengan kreasi anda

    BalasHapus
  20. ahhhh makanan buat dinnernya lucuuu mbaaa apalagi yang oreo ittuuuuu .tapi ini kurang serem malah mbak nya imut imut gimnaaaa gituuuu :p

    BalasHapus
  21. Gak nyeremin ih.. Emilynya cantik gitu ^^

    BalasHapus
  22. saya sangat sukak dengan ke kreaktifitas nya mbak, pertamax mbak, dan sukses selalu :) hehehe

    BalasHapus
  23. Makanannya lucu-lucu deh wkwk..kostumnya pas dipake malah kayak bernuansa ibu peri gitu.. tapi ttp bagus kliatannya

    BalasHapus
  24. kreasi makanannya keren
    hantunya masih cantik :)

    BalasHapus
  25. Waaah senang ya ndi, bapak dan ibu mendukung hal yang kamu lakukan. Semua itu memupuk hubungan antara anak dan orangtua serta memberikan rasa percaya diri dengan kreativitas yang kamu buat. Aku abru tahu halloweeen beberapa tahun ke belakang...

    BalasHapus
  26. Aku sangat salut, jika kedua orang tua mendukung apa yang menjadi keinginan dan hoby anak-anaknya. Yang penting berbau positif. Jarang lo menemukan orang tua seperti itu. Biasaya dilarang karena dianggap aneh dan kurang sopan. Salam untuk kedua orang tuanya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku yakin semua orangtua pun akan melarang jika hobi anaknya negatif. Tapi gak ada yang negatif dari masak di rumah dan berkreasi dengan kostum, apalagi dikerjakan bersama-sama. Salamnya nanti aku sampaikan :)

      Hapus
  27. waaah, kreatiiif supeeerb ka Indi *lopelope deh
    berkreasi gak perlu keluarin uang banyak yah kak,

    Orangtua aku juga termasuk yg gak suka ngelarang2 aku mau ngapain *salah positif* tapii jarang mau ikut-ikutan acaranya, hihi.
    Semoga Bapak sama Ibu sehat2 selalu ya kak ^^

    BalasHapus
  28. Kelihatan happy bangeeet. Selalu total ya, Mbak. Dukungan ortu dan orang terkasih bikin kita makin semangat menjalankan apa pun, ya. :)

    BalasHapus
  29. Mau mbak, laba-laba colorful dari Oreo nya ....

    BalasHapus
  30. dandannya kok serem sih mb, tapi tetep cantik :)
    makanannya enak-enak itu mb, kreatif banget

    BalasHapus
  31. Dija gak pernah merayakan halloween
    tapi Dija suka nonton film monster house, dan Coraline

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)