Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Februari 2014

Me and My Me and My Me and My Me and My Friend :)

What I wore: Dress: Toko Kecil Indi (design by me) | Bag: Farrel | Shoes: Nevada

Yay, it's weekend already! How's your weekday, pals? Semoga semuanya berjalan dengan baik, ya. Gue sendiri masih berkutat dengan batuk dan pilek, tapi thank God semuanya berjalan baik, apalagi ditambah beberapa project baru yang bikin gue exited (lain kali akan gue ceritakan, ya, hihihi). Pekerjaan gue di preschool juga relatif lancar meskipun lebih mudah kelelahan karena sedang nggak fit, tapi gue tetap bisa menikmatinya dengan keadaan kesehatan gue dan dengan... suasana yang baru!




Mungkin teman-teman ada yang sudah tahu bahwa di bulan November lalu gue menjalani operasi pengangkatan tumor payudara. Sekarang gue sudah baik-baik saja, tapi selama masa cuti yang berlangsung 1 bulan terjadi beberapa perubahan di preschool. Murid-murid di sana bertambah, beberapa teacher dipindahkan untuk mengajar kelas yang baru, beberapa anak di kelas gue pun sudah pindah ke tingkat yang lebih tinggi. Dan ada 1 perubahan yang membuat gue terkejut: Gue dipindahkan ke kelas lain, kelas dengan anak-anak yang usianya lebih tua. Dan itu artinya gue berpisah dengan Miss. Rifa, partner bekerja yang selama ini banyak membantu gue. Dan terlebih dari itu kami bersahabat!

Ada perasaan nggak rela dan bersedih karena harus dipisahkan dengan Miss. Rifa, ketika meeting mata kami berdua berkaca-kaca karena menahan tangis. Well, gue nggak mau seperti anak kecil yang protes karena dipisahkan dari teman satu kelasnya, jadi gue bertekad untuk tetap profesional meski hati kecil gue berharap ini hanya sementara saja dan kami akan menjadi partner kembali... 

Gue dan Miss. Rifa punya kebiasaan-kebiasaan yang seolah sudah terjadwalkan meskipun sebenarnya terjadi begitu saja. Misalnya saat di kelas, jika ada salah satu dari kami yang lupa atau salah dalam mengucapkan kata dalam bahasa Inggris, kami pasti akan 'meralatnya' dengan cara mengulang kata yang salah dengan kata yang benar sambil tersenyum seolah nggak ada apa-apa. Dan ketika sebelum makan siang Miss. Rifa pasti akan duduk di samping wastafel sambil mencuci tangan sementara gue berdiri di depannya, menyisir rambut atau menambahkan sedikit lip gloss. Kami bahkan punya percakapan yang selalu berulang ketika momen ini berlangsung,
Gue: "Perlu pakai lip gloss lagi nggak ya?"
Miss. Rifa: "Nggak perlu, cuma mau makan, siapa yang lihat?"
Gue: *tetap menambahkan lip gloss*
Miss. Rifa: "Setiap mau lunch kamu selalu punya pertanyaan sama, dan aku juga jawabannya nggak pernah berubah".
Lalu kami pun tertawa bersama :D


Kompakan pakai cheongsam :D

Bukan itu saja, saat waktunya makan siang pun gerakan kami seolah sudah diatur. Bisa dipastikan Miss. Rifa akan mengambil 2 buah kursi, satu untuknya dan satu untuk gue. Dan kami pasti akan duduk berdampingan, bahkan jika space di meja sudah habis dengan teman-teman kami yang lain, kami akan duduk di meja lain meskipun hanya berdua, hehehe. Di luar jam bekerja pun persabahatan kami nggak terhenti. Kami selalu saling mengingat jika sedang libur dan membawakan sesuatu untuk satu sama lain. Karena kelas kami berada di paling ujung, terkadang kami punya 'hadiah rahasia' yang diam-diam kami tinggalkan di loker. Beberapa kali kami saling meninggalkan oleh-oleh di sana dengan catatan: "Jangan bilang-bilang sama yang lain, ya", dan saling mengucapkan terima kasih tanpa ada teman-teman lain yang mengerti mengapa.

Ketika kami berpisah gue takut sekali kehilangan momen-momen itu. Sederhana, tapi menyenangkan dan membuat hari-hari bekerja jadi berwarna. Kelas kami sekarang jaraknya dari ujung ke ujung, begitu juga dengan jadwal kami karena kelas dengan anak-anak yang lebih besar pulang lebih siang. Kami juga sekarang sudah mempunyai partner yang berbeda. Sama-sama partner yang baik, tapi gue (tetap) merindukan Miss. Rifa.

Selfie, lol.

Dan ternyata perpisahan membuat kami menjadi semakin 'kreatif' dalam memanfaatkan waktu bersama. Tanpa sadar ternyata kami sudah menciptakan pattern baru dalam hubungan persahabatan kami. Setiap gue sudah keluar kelas, gue pasti akan ke kelas Miss. Rifa dan menyapanya sebelum melanjutkan pekerjaan kembali. Dan ketika sebelum waktunya makan siang, gue akan 'menjemput' Miss. Rifa dan selanjutnya hampir nggak ada yang berubah; percakapan berulang, duduk berdampingan bahkan selesai makan dalam waktu yang sama. Meski setelah itu kami ke kelas masing-masing tapi sebelum pulang kami akan bertemu dulu untuk berpamitan dan sedikit berbagi cerita tentang hari yang sudah kami lalui :)

Well, kami memang nggak mempunyai waktu selama sebelumnya, tapi kami coba untuk memanfaatkan waktu yang kami punya. Karena berpisah bukan berarti berhenti peduli, dan mempunyai teman baru bukan berarti melupakan teman lama. Gue juga ternyata masih menemukan 'hadiah rahasia' dari Miss. Rifa, 3 buah sekaligus! Sebuah pin Hello Kitty, lolipop dan jelly. Gue bertanya kenapa gue mendapatkan begitu banyak, dan jawaban Miss. Rifa membuat gue terharu. Katanya meskipun gue sedang cuti tapi ia tetap teringat gue ketika melihat benda-benda itu dan memutuskan untuk meninggalkannya di loker gue meskipun ia nggak tahu kapan gue akan kembali...

Sekarang gue nggak akan pernah ragu bahwa istilah "sahabat adalah selamanya" memang benar adanya.

blessed girl,

Indi

*judul post ini diambil dari slirik salah satu lagu Red Hot Chili Peppers
______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: Here | Contact person: 081322339469

Senin, 22 Juli 2013

Best Friend :)

Best friend. Gue ingin menceritakan tentang teman baik gue. Bukan, ini bukan Dhian yang gue ceritakan di novel "Karena Cinta itu Sempurna" dan film Mika. Tapi ini tentang teman baik yang gue kenal sekitar 4 tahun lalu. Waktu itu dia masih berusia 9 bulan, tapi bukan berarti sekarang dia masih balita. Dia sudah dewasa. Karena dalam hitungan usianya, teman baik gue ini menua 7 kali lebih cepat dari kita. Dalam hitungan usia manusia dia sudah 28 tahun. Namanya Eris. Dan dia adalah seekor anjing.



Gue ingat pernah berjanji akan menceritakan tentang Eris di blog ini. Tapi setelah memeriksa seluruh entri ternyata gue hanya pernah menceritakannya secara singkat. Padahal kehadiran Eris begitu berarti untuk gue, dan gue sudah tahu dia akan menjadi anjing yang istimewa sejak pertama kali melihatnya. Eris hadir ditengah keluarga gue dengan cara yang nggak diduga-duga. Beberapa bulan sebelumnya keluarga kami baru saja kehilangan Veggie, anjing golden retriever yang sudah kami pelihara sejak usia 1 setengah bulan. Kami nggak berencana untuk memelihara anjing lagi dalam waktu dekat karena masih dalam suasana kehilangan. Veggie adalah anjing bertubuh besar dengan banyak cinta. Sangat playful, cerdas dan menyenangkan. Memelihara anjing lain rasanya akan membuat kami bersedih karena mengingatkan padanya dan ada perasaan nggak rela untuk "menggantikannya". Tapi ada seorang ibu yang baik hati. Beliau mendengar cerita tentang gue dan Veggie lalu memutuskan untuk memberikan salah satu anak anjingnya untuk gue. Gue ragu pada awalnya, tapi beliau berkata bahwa memiliki seekor anjing akan menjadi terapi yang baik bagi jiwa yang bersedih. Maka gue putuskan untuk memberi anjing ini kesempatan, dan segera pergi untuk menjemputnya.

Ditemani Ibu dan Bi Yati gue menjemput Eris di Jakarta. Perjalanan yang melelahkan tapi gue sangat nggak sabar untuk menemuinya. Gue sama sekali belum tahu seperti apa dia terlihat. Pemilik Eris nggak pernah memberikan foto atau menceritakan seperti apa ciri-cirinya. Lucunya gue selalu membayangkan dia sebagai anjing kecil kecil berbulu coklat, entah kenapa sangat berbeda dengan Veggie yang bertubuh besar dan berbulu terang. Ketika sampai, gue langsung mendapatkan kejutan menyenangkan dari Eris. Ada 4 ekor anjing golden retriever di sana, dan salah satunya persis seperti bayangan gue tentang Eris. Tanpa sadar gue langsung berteriak memanggilnya, "Eris... Eris!" dan anjing itu pun berlari menghampiri gue dengan ekor yang berkibas kencang lalu segera menjilati pipi gue dengan antusias. Gue sangat terkejut karena apa yang gue bayangkan menjadi kenyataan. Bukan hanya gue yang terkejut, ibu pemilik Eris pun berkata, "Kok kamu bisa tahu dia yang bernama Eris? Eris juga sepertinya sudah tahu kalau kamu calon tuannya. Ajaib..."
Memang ajaib. Eris seperti menawarkan dirinya untuk menjadi teman baik gue. Sungguh salam perkenalan yang manis.

Eris ternyata sebelumnya sudah akan ada yang membeli. Dia sudah ditawar seharga 4 juta rupiah. Tapi di saat-saat akhir pemilik Eris menolaknya dan merasa bahwa calon pembeli itu bukan rumah yang tepat. Di hari yang sama gue langsung dihubungi karena dianggap sebagai orang yang tepat meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Keyakinan bahwa gue akan menyayangi Eris lah yang membuat pemiliknya menyerahkan dia secara cuma-cuma. Gue benar-benar speechless dan terharu. Berkali-kali gue ucapkan terima kasih, dan 2 jam setelah perpisahan yang penuh haru gue membawa Eris untuk pulang ke rumah barunya.


Segera Eris dan gue menjadi teman baik. Karakternya begitu berbeda dengan Veggie. Dia cenderung kalem, sabar dan menyukai perintah. Tapi justru itulah yang membuatnya istimewa, membuat gue sadar bahwa Eris bukan menggantikan Veggie, tapi menjadi teman dan anggota keluarga baru di rumah. Apapun yang gue lakukan Eris selalu memperhatikan gue dengan penuh minat. Bahkan sekedar menyapu halaman pun terasa luar biasa untuknya. Dia senang mengikuti langkah gue seolah ingin membantu gue menyapu. Lucu sekali. Hanya saja jika sedang mengepel jadi lain cerita karena lantai akan penuh dengan jejak kakinya, hahaha. Sungguh kehadirannya membuat gue merasa hebat, merasa dinanti-nanti dan merasa dibutuhkan setiap hari. Eris sepertinya bisa membaca pikiran gue. Saat gue lelah dia akan duduk disamping gue dan meletakan kepalanya di antara kaki gue dan terus begitu sampai gue memutuskan untuk bergerak. Saat gue berbicara pasti Eris mengangkat kepalanya dan (terlihat) mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Gue nggak yakin apa dia benar-benar mengerti, tapi didengarkan adalah perasaan yang paling baik sedunia.


Beberapa orang menganggap Eris "hanya anjing". Mereka heran mengapa gue mau menghabiskan waktu merawatnya: memberinya makan, menyisir bulunya, membawanya ke dokter jika sakit, membersihkan kotorannya, dan lain-lain padahal pada akhirnya dia akan mati jika waktunya tiba. Well, gue rasa itu komentar yang kasar. Iya, betul, Eris memang "hanya anjing" tapi anjing atau binatang apapun bukan berarti nggak bisa dijadikan teman. Gue nggak pernah memanusiakan Eris. Dia tidur terpisah dengan gue dan makan makanan khusus anjing, tapi dengan menjadi dirinya sendiri justru membuatnya menjadi teman yang sempurna. Apa yang gue lakukan untuknya dibalas dengan cinta tanpa syarat yang akan terus tumbuh sepanjang usianya. Waktu yang gue habiskan nggak ada apa-apanya dibandingkan seluruh keceriaan yang dia bawa untuk gue dan keluarga. Dan gue nggak pernah merasa telah "menghabiskan waktu" untuk merawatnya, gue menikmati setiap detik saat menyisir bulunya malah bahkan saat membersihkan kotorannya.

Jika pemilik lama Eris berkata bahwa anjing adalah terapi yang baik untuk jiwa yang bersedih, menurut gue memiliki Eris lebih dari itu. Eris menjadi terapis yang baik untuk kemampuan bersosialisasi gue. Nggak terhitung berapa banyaknya teman baru yang gue dapatkan karena kehadirannya. Terkadang, jika gue bingung untuk membuka percakapan, gue akan bercerita tentang Eris dan hebatnya selalu berlanjut menjadi percapakan panjang yang seru. Tapi gue rasa setiap pemilik binatang peliharaan akan merasakan hal yang sama dengan gue. Baik itu pemilik kucing, ikan, hamster, burung dan lainnya pasti pernah mengalami diselamatkan dari kecanggungan percakapan oleh mereka, hehehe. Ketika menunggu lama di dokter hewan misalnya, dimulai dengan pertanyaan "berapa usianya?" atau "siapa namanya?" pasti berakhir dengan perkenalan yang manis :) 



Eris sungguh mencintai gue tanpa syarat. Ekornya selalu berkibas dengan apapun yang gue berikan kepadanya. Sebuah tempat tidur sederhana, peralatan mandi yang diturunkan dari Veggie, makanan yang gue sajikan setiap hari... Eris menerima semuanya dengan penuh suka cita, dengan penuh kepercayaan terhadap tuannya, yaitu gue. Meskipun gue menganggapnya sebagai teman baik tapi Eris sangat menghormati gue. Dia nggak pernah mengonggong meskipun gue terlambat memberinya makan karena dia percaya gue pasti nggak akan mengecewakannya. Eris juga mempunyai toleransi yang besar terhadap gue. Beberapa waktu lalu di keningnya ditemukan caplak dan ketika dokter mencoba melepasnya dia marah dan terlihat kesakitan. Tapi dia langsung menerima ketika gue yang mencabutnya dan tetap tenang meskipun rasanya pasti sakit. Cinta Eris yang begitu besar membuat gue belajar untuk membalas cintanya yang tanpa syarat. Eris itu anjing yang istimewa, giginya gingsul dan tubuhnya kecil. Awalnya karena masih berusia 9 bulan gue nggak begitu memperhatikannya, tapi seiring waktu berlalu gue sadar bahwa ukuran badan Eris nggak berubah. Dokter berkata bahwa dia mengalami gangguan penyerapan yang membuat tubuhnya selalu kecil. Bahkan di usianya yang sudah 4 tahun Eris sering disangka anak anjing oleh orang-orang yang pertama kali melihatnya. Awalnya gue sedikit sedih karena dokter berkata lemak di tubuh Eris kurang untuk membuatnya aman mempunyai bayi. Tapi lalu gue mengingat apa yang Eris berikan pada gue. Memilikinya sudah lebih dari cukup, dan anjing yang sehat dan gembira adalah semua yang ingin gue lihat. Bukan anjing yang bertubuh besar atau yang mempunyai bayi. Hanya Eris.


Gue benar-benar menganggap Eris teman yang baik. Dia adalah bagian dari gue dan keluarga, jadi gue heran kenapa ada orang-orang yang memperlakukan anjing dengan semena-mena. Anak anjing memang lucu, tapi itu bukan alasan untuk meninggalkan mereka ketika tumbuh dewasa, menjadikannya anjing liar dan mungkin saja terluka. Memelihara anjing memerlukan komitmen dan gue sedih jika ada yang memelihara mereka hanya dengan alasan "karena mereka lucu" lalu membuangnya begitu saja ketika bosan. Anjing juga makhluk hidup dan tentu saja punya perasaan seperti kita. Iya, memang ---sekali lagi--- gue nggak pernah memanusiakan anjing, tapi jika nggak siap untuk berkomitmen lebih baik jangan putuskan untuk memilikinya. Jika nggak bisa merawatnya dengan baik seenggaknya jangan menyakiti binatang (bukan hanya anjing). Gue sama sekali nggak mendukung anjing yang dipelihara hanya untuk diadu (well, ya ini mengerikan, tapi gue pernah melihatnya sendiri) atau diambil tenaganya saja seperti misalnya menjaga rumah tapi hanya diikat seharian. Anjing adalah binatang yang aktif, mereka butuh aktivitas fisik dan mengikatnya hanya membuat mereka stress dan agresif. Gue heran kenapa pemiliknya nggak mau meluangkan waktu sebentar saja untuk mengajak anjingnya bermain atau berjalan-jalan setelah jasa besar telah mereka berikan. Bukankah rasa aman yang didapatkan jauh lebih berharga daripada apa yang harus pemiliknya lakukan untuk anjingnya?

Gue berusaha melakukan yang terbaik untuk Eris. Merawatnya semampu gue dan membuat sepanjang hidupnya penuh arti. Eris mungkin nggak bisa menjaga rumah, memenangkan dog show atau memberikan gue bayi-bayi yang mungil. Tapi gue menyukai Eris just the way she is seperti dia yang menyukai gue apa adanya. 
Kemarin Eris baru saja grooming sekaligus terapi untuk menghilangkan caplaknya di rumah. Hasilnya memuaskan, satu kali terapi lagi di bulan depan sudah bisa membuatnya benar-benar bersih. Tapi tadi gue putuskan untuk memeriksanya sendiri agar lebih yakin. Eris nampaknya mengerti bahwa hari gue sedang berjalan nggak begitu baik, badan gue sakit dan perut gue terasa mual. Eris menurut dan tetap terdiam berdiri di tempat yang sama, meski gue nggak mengikatnya sementara tangan gue sibuk memeriksa di sela-sela bulunya. Lalu bel berbunyi. Gue langsung bergegas memeriksa siapa yang datang dan meninggalkan Eris dengan sisir dan kotak peralatan yang tergeletak di lantai. Gue pikir, pastilah Eris akan mengacak-acaknya. Tapi ketika gue kembali beberapa menit kemudian, gue terkejut dengan apa yang gue lihat. Gue mulai tertawa geli dan nggak bisa berhenti bilang, "good girl". Karena Eris masih diam di tempat yang sama seperti ketika gue meninggalkannya. Bedanya, posisinya kini menghadap ke pintu seperti menunggu gue datang! Hahaha, ternyata memang betul ya, teman yang baik selalu bisa mencerahkan hari tersuram sekalipun! Woof you Eris girl! :D


blessed girl,

Indi


nb: Novel ke tiga gue berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor" berisi tentang kumpulan kisah-kisah manusia dengan binatang peliharaannya. Royalti dari novel ini digunakan untuk membantu binatang-binatang terlantar. Salah satunya disumbangkan ke ARAC (Animal Rescue and Adoption Center) atau AdopsiAnjing.com. Jika teman-teman ingin ikut membantu, silakan beli novel tersebut di Gramedia, Togamas atau melalui Starbooks (SMS/call/WA: 088801889305 atau BBM: 31452D96). Terima kasih :)


Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 05 Juli 2013

My Graduation Speech :)


Wisuda Tadika Puri, 4 Juli 2013 di Graha Bayangkara, Bandung.




Persiapan sebelum wisuda:

What I wore? DIY Flower crown | Necklace: gift from Ray (Pangandaran) | Dress: Design by  me | Bag: Michael Kors | Shoes: FLD









Saat acara wisuda:


 



Dan... gue mendapat penghormatan untuk membaca pidato kelulusan (graduation speech) :D






The Speech:

"Salam sejahtera bagi kita semua.
Senang sekali saya bisa berada di sini, mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa.

Menjadi bagian dari keluarga besar Tadika Puri merupakan pengalaman yang berharga bagi saya. Sejak dulu saya selalu ingin menjadi seorang guru, dan Tadika Puri merupakan pilihan yang tepat. Saya mendapatkan banyak pelajaran, pengalaman dan jalur yang jelas untuk menjemput impian saja. Bukan hanya materi, tapi Tadika Puri juga memberikan praktek langsung yang sangat membantu saya di dunia mengajar yang sesungguhnya. Membangun kepercayaan diri saya lebih kuat dan berkarakter. Bukan itu saja Tadika Puri juga memberikan saya banyak teman-teman baru.

Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Tadika Puri yang telah mengantarkan saya sejauh ini. Sekarang saya telah menjadi seorang guru di sebuah British Preschool. Dan berkat Tadika Puri saya bisa menangani anak-anak bukan hanya dengan kasih sayang, tapi juga ilmu pengetahuan!"





salam,

Indi

Facebook: here | Twitter: here | Contact Person: 081322339469

Rabu, 16 Maret 2011

Sweet Award untuk teman-teman baru yang manis :)




Just wanna share my newest design :)


Ah, akhirnya aku punya kesempatan lagi buat post tulisan baru. Paling enak nih saat-saat kaya gini. Duduk di depan komputer, "tanpa tekanan", udah pakai piyama dan hal lain yang harus dikerjain setelah ini cuma satu: terjun ke kasur! Hihihi (nggak bener-bener terjun, of course, lol).


Beberapa waktu yang lalu aku dapet SWEET BLOG award nih dari Dreamy Princess. Aku ucapkan terima kasih banyak-banyak-banyak, ya. I feel so happy :) Meski aku ngerasa blog ini nggak ada sweet-sweet'nya, hihihi. Nah, berhubung blogku nggak sweet, jadi aku mau kasih award ini sama orang-orang yang sudah berlaku sweet banget sama aku meskipun kita nggak saling mengenal. At least belum pernah ketemu secara langsung.


Orang-orang ini adalah mereka yang pernah membahas soal aku, bukuku atau apapun mengenai aku di blog, di facebook atau di twitter'nya. Aku rasa merekalah yang lebih pantas mendapat award ini :) 


Pertama, aku mau kasih award ini sama para facebookers yang sudah berbaik hati mengirimiku pesan tentang novel terbaruku, "Karena Cinta itu Sempurna". Terima kasih banyak ya, meski kadang aku terlambat balas, tapi kalian selalu "manis" sama aku:




"Karena Cinta itu Sempurna" aku udah baca. Bagus Kak Indi! :D
(Bunga Sii ARhinrin)

Nggak nyangka walaupun simple cover, tapi story PERFECTO. Love it ;) Padahal awalnya cuma ngasal ambil novel ini, pas baca belakangnya jadi niat buat beli ;)
(Olivia Marlina Saragih)

Tahu nggak Kak, waktu dapet novel ini aku seneng banget :D
"Karena Cinta itu Sempurna", novel ini ceritanya emang sederhana, buku yang nyeritain tentang kehidupan Kakak dari Kakak lahir sampai sekarang. Tapi ada sesuatu hal yang aku sendiri saja nggak tahu apa namanya yang bikin buku jadi istimewa dan menarik, sangat menarik malah...
Di buku ini juga ada cerita Kak Indi yang sama kaya aku, tentang Kakak sama sahabat Kakak.
"Sahabat adalah selamanya"
Sesuatu yang memang milikku, meskipun menghilang, suatu hari pasti akan kembali.
Novel ini salah satu novel terbaik yang aku baca (menurut aku), bahasanya nggak rumit, ini yang bikin novel ini makin enak dibaca, nggak ngebosenin dan nggak butuh waktu lama buat nyelesein baca buku ini. Ada banyak hal yang kita dapet dari novel Kak Indi ini dan lewat novel ini kita jadi makin tahu siapa Kak Indi itu: Kak Indi yang tegar dan sabar ngejalanin hidupnya dengan cobaan yang dikasih Tuhan buat Kakak :)
O, iya, lagi-lagi novel kedua ini jadi inspirasi buat aku dan buat semua orang yang baca novel Kak Indi
:)
dan...
Aku setuju kalau Kak Indi itu adalah gadis yang punya segalanya dan beruntung ;)

(Tanzilia Fajriati via note)

Ka indiiiii.. Buku 'Karena Cinta itu Sempurna' baguuusss banget.. :))
Semangat terus ya Kak Sugar!

(Skuri Gantira Martadisastra)

Hi indian kecil ... Seumur idup Anez, gue paling benci yang namanya baca novel. Atau baca apapun juga, kecuali partitur piano. But... This is the first time Anez baca novel sampe tamat. Dan baru beres barusan . Tentang story'nya Anes suka banget. Penulis yang handal ... Tetep seperti indi yang Anez kenal. Ceria dan pantang menyerah. Sukses selalu buat Indi. Jangan jadikan kekurangan sebagai kelemahan. Tapi jadikan sebagai motivasi hidup untuk melakukan hal yg terbaik dalam hidup kita. Sukses selalu buat indi.
(Anez Coston)

Kakak :D Aku udah dapet novel Kakak :) Ya ampun Kak! Bagus banget. Aku suka banget sama sikapnya Mika. Sampe-sampe aku mau punya pacar kayak Mika, Kak! :)
(Desti Mayya Hapsari)

Kak Indi tadi aku ke Togamas. Ternyata novel Kakak udah ada. Aku langsung beli :') Kok jadi terharu ya Kaaaak. Kak Indi hebat bisa jadi orang yang tegar :') Aku aja masih sering putus asa :(
(Dinar Atfa Cholifah)

Kak indi bukunya sngat menarik. Temen-temen sekelasku hampir semuanya baca dan pada tanya-tanya, nih. Tiap hari buku-bukunya pada dibaca sama temen-temen. Aku tunggu buku yang lainnya.
(Selpii Eneng)

Kak Indi... bukunya udah selesai aku baca. Butuh 3jam :D Gilak! Bagus Kak. Lagi-lagi aku terharu :') Aku tunggu novel ketiganya Kakak. The best novel ever :)
(Agatha Marisstella)


Kedua, aku mau kasih award ini sama blogger-blogger yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mereview tentang buku-bukuku. Benar-benar suatu kehormatan. Setiap kali membuka email dan dapat tautan tentang post-post ini, selalu saja aku terharu :') Terima kasih banyak, ya:

- Lulu, yang sudah membuat post tentangku dan mereview novel "Karena Cinta itu Sempurna". Baca tulisannya di sini dan di sini.

- Novy, yang membuat tulisan singkat tentang "Waktu Aku sama Mika". Baca tulisannya di sini.

- Frey, yang sudah mereview "Karena Cinta itu Sempurna" dengan lengkap-kap-kap, sampai tokoh-tokohnya pun disebutkan satu persatu, hehehe. Baca tulisannya di sini.


- Asa, yang berhasil bikin aku senyum-senyum karena menyebut "Waktu Aku sama Mika" dan
"Karena Cinta itu Sempurna" sebagai salah dua buku terbaik yang pernah dia baca. Baca tulisannya di sini.

- Alice, yang tulisannya bikin aku terharu dan netesin air mata... Baca tulisannya di sini.


Ketiga, surprisingly, ada beberapa twit yang menampilkan foto novel keduaku. Kenapa? Aku juga nggak tahu. Yang pasti aku seneng banget dan bangga. Terima kasih banyaaaak :D



Dari @altdistriana

Dari @pravitavita


Mungkin kalian bingung kenapa aku sampai sesenang ini waktu membaca post-post tentang aku. Buat orang lain ini mungkin hal biasa, tapi untukku ini rasanya menyenangkan, membahagiakan. Hmm, apa namanya, ya? Oh, ini... Aku merasa dapat banyak teman baru dan dicintai... Itu saja ;)