Tampilkan postingan dengan label featured. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label featured. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 November 2019

Jenis-Jenis Pinjaman Aman 25 Juta

Jika ingin membutuhkan dana yang cepat untuk hal yang darurat atau untuk menambah modal usaha salah satunya bisa dengan mengajukan pinjaman. Kebanyakan orang bisa menggunakan tabungan atau dana darurat disaat keadaan yang lagi susah, tetapi tidak semua orang mempunyai tabungan. Atau bisa juga dana daruratnya tidak mencukupi untuk kebutuhan yang dimaksud. Dan apabila kamu menginginkan pinjaman aman 25 juta tanpa jaminan harus diperhatikan beberapa hal agar bisa diterima. Harus kamu perhatikan juga beberapa resiko apabila kamu mengambil pinjaman itu. 
Resiko mengajukan pinjaman tanpa jaminan
Kemungkinan Ditolak
Sebelum mengajukan pinjaman, kamu harus pastikan sudah memenuhi semua persyaratan. Ada beberapa kemungkinan kenapa pengajuan pinjaman bisa ditolak, seperti memiliki catatan buruk masalah kredit, dokumen tidak lengkap atau bisa juga tidak memenuhi syarat. 
Jangka Waktu Pendek
Jangka waktu yang pendek akan diberikan untuk pengajuan pinjaman tanpa jaminan, kebanyakan waktunya adalah 3 bulan sampai 36 bulan. Jangka waktu biasanya akan menyesuaikan dengan jumlah pinjaman, semakin banyak kamu mengambil pinjaman semakin lama jangka waktunya.
Memiliki Bunga yang Tinggi
Karena pinjamannya tanpa jaminan, maka pihak penyedia akan menetapkan bunga yang tinggi. Untuk itu sebelum mengajukan pinjaman aman 25 juta, bandingkan terlebih dahulu atau memilih penyedia pinjaman yang memberikan bunga yang paling rendah.  
Pilihan Pinjam Uang 25 Juta Tanpa Jaminan
Buat kamu yang ingin mengajukan pinjam uang 25 juta tanpa jaminan, ada beberapa pilihan penyedia pinjaman yang bisa kamu pilih seperti yang ada di bawah ini:
TunaiKita
TunaiKita merupakan penyedia pinjaman yang sudah terdaftar di OJK ( Otoritas Jasa Keuangan ). Dan pihak OJK akan selalu mengawasi semua prosedur atau tahapan-tahapan mulai dari proses, pembayaran dan penagihan. Makanya kamu tidak perlu khawatir dengan jenis pinjaman online seperti ini, apakah itu dari aplikasi penyedia maupun dari website. Keamanan sudah terjamin serta dapat dipercaya karena ada pihak yang mengawasi.
Kredit Tanpa Agunan ( KTA )
KTA merupakan salah satu penyedia pinjaman yang sudah dijamin keamanannya karena yang mengeluarkan adalah bank resmi. Apabila ingin mengajukan pinjaman aman 25 juta di KTA kamu tidak perlu memberikan jaminan. Yang harus dipenuhi adalah KTP, slip gaji, NPWP, dan kartu kredit dengan nilai limit tertentu. Kamu juga harus pandai memilih dan membandingkan karena hampir semua bank sudah menawarkan produk KTA ini. Dapatkan penawaran yang terbaik dari bunga atau ketentuan-ketentuan yang lain.
Tarik Tunai Kartu Kredit
Apabila kamu mempunyai kartu kredit, yang mempunyai fasilitas tarik tunai bisa dipakai untuk mendapatkan pinjaman aman 25 juta tanpa jaminan. Tapi harus kamu ingat dan diperhitungkan terlebih dahulu jika kartu kredit ini memiliki bunga yang tinggi, bisa mencapai 2.25-4%. Dan 1 hal lagi yang harus diperhatikan yaitu angka limit kartu kredit kamu harus berada di sekitaran 50 juta.
Terkadang kita sering mengalami keadaan darurat dan membutuhkan dana untuk keperluan penting. Saat ini sudah banyak penyedia pinjaman mulai dari bank dan perusahaan fintech. Ada juga berbagai macam bentuk pinjaman salah satunya yaitu pinjaman dana tunai bisa dengan jaminan atau tanpa jaminan. Pinjaman dana tunai banyak digemari karena bisa langsung digunakan setelah di cairkan ke rekening kamu. Jumlah pinjaman sangat beragam mulai dari 1 juta sampai ratusan juta rupiah dengan jangka waktu yang beragam sesuai ketentuan.
Jenis-jenis Pinjaman Dana Tunai Di Indonesia
Kamu bisa memilih Pinjaman dana tunai yang memiliki berbagai jenis, sebenarnya ada empat yang paling populer dan yang paling banyak diajukan di Indonesia salah satunya adalah kredit multiguna. Kredit dengan agunan atau kredit multiguna adalah dana tunai yang akan diberikan pihak penyedia pinjaman setelah kamu mengagunkan barang berharga, misalnya BPKB, dan sertifikat tanah. Besarnya nominal plafon pinjaman yang diberikan berkisar hingga 80 persen dari total nilai jual aset.  Contohnya jika kamu ingin mengagunkan sertifikat rumah, sedangkan rumah yang kamu agunkan memiliki nilai jual seharga Rp 300 juta. Tetapi kamu hanya dapat mendapatkan pinjaman Rp 300 juta x 80 persen = Rp 240 juta. Karena semakin tinggi nilai aset yang diagunkan, maka semakin tinggi nominal plafon pinjaman yang bisa kamu dapat. Dan untuk informasi yang lebih banyak kamu dapat mengunjungi https://www.cekaja.com/info/lewat-fintech-kini-bisnis-kecil-bisa-pinjam-uang-hingga-rp25-juta/


Jumat, 22 November 2019

Cara Ampuh Cari Tempat Kuliah Online yang Berkualitas dan Tepat

Di era yang semua serba canggih ini, di mana kemajuan teknologi membuat semua mudah untuk diakses, kuliah pun sekarang tidak harus dilakukan dengan tatap muka langsung di kelas. Sudah banyak dibuka kelas-kelas kuliah online yang bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Buat kamu sekarang yang sedang cari tempat kuliah online yang berkualitas dan tepat, tidak perlu ke luar negeri. Karena di Indonesia kini sudah banyak perguruan tinggi yang menyediakan kuliah online dengan kualitas bagus. Sebagai seorang mahasiswa yang memilih kuliah online, persiapan dan perencanaan yang baik perlu dilakukan supaya mencapai hasil yang maksimal. Dalam perkuliahan online atau kuliah non tatap muka ini, mahasiswa tidak dituntut rutin datang ke kampus. 
Kuliah Online juga merupakan salah satu sarana pembelajaran interaktif yang sekarang ini lagi banyak diminati para mahasiswa terutama yang sudah bekerja. Dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan media internet kapanpun dan dimanapun sesuai kesepakatan perkuliahan. Dosen dapat memberikan materi kuliah, baik berupa file, video, maupun tulisan (teks) dan lainnya. Melalui kuliah online ini, seorang dosen juga bisa mengajar di beberapa tempat secara bersamaan. Kuliah online adalah kuliah yang bisa dilakukan tapi tanpa harus menghadiri kelas yang ada di kampus seperti biasanya. Ada beberapa tips yang bisa kamu coba agar perkuliahan online kamu sesuai dengan minat dan bakatmu. 

Tentukan Jurusan Sesuai Minat
Hal ini juga hampir sama dengan memilih kuliah offline, kamu juga harus memilih jurusan yang sesuai dengan apa yang kamu sukai. Karena kalau kamu memilih jurusan kuliah online yang tidak sesuai dengan minat dan tidak kamu sukai, maka kamu akan mudah bosan dan pada akhirnya kamu tidak konsisten mengikuti perkuliahan tersebut. Hal tersebut justru akan membuat kamu tidak bisa menyerap ilmu yang diajarkan dosen saat kuliah online.

Pilih Jurusan Yang Sesuai Dengan Kemampuan
Selain memilih jurusan yang kamu sukai, kamu juga harus mempertimbangkandengan baik mengenai jurusan tersebut yang sesuai dengan kemampuan kamu. Metode kuliah online berbeda dengan kuliah offline, hal tersebut akan bisa menjadi masalah tersendiri bila kamu salah memilih jurusan yang tidak sesuai kemampuanmu di perkuliahan online.

Pertimbangkan Akreditasi Jurusan Di Perkuliahan Yang Kamu Pilih
Setiap perguruan tinggi pastinya mempunyai akreditasi untuk masing-masing jurusan yang mereka punya tidak terkecuali perguruan tinggi yang menyediakan kuliah online. Pilihlah jurusan dengan akreditasi yang cukup baik, karena nantinya mau tidak mau akreditasi tersebut akan menjadi pertimbangan sebuah perusahaan ketika kamu melamar pekerjaan.

Mencari Banyak Info Dan Konsultasi Berdasarkan Pengalaman
Kalau kamu punya kakak atau teman yang sebelumnya sudah mencoba kuliah online, ada baiknya kamu berkonsultasi dengannya untuk mencari info. Bertanya langsung secara nyata akan memudahkan kamu. Menyesuaikan antara fakta pengalaman yang terjadi dengan kemampuan yang kamu miliki.

Usahakan Memilih Jurusan Yang Dibutuhkan Dimana-Mana Atau Bisa Masuk Banyak Bidang
Selain mencari jurusan yang peluang kerjanya banyak, kalau kamu belum tahu mau apa, mencari jurusan yang fleksibel untuk kerja dimana saja juga merupakan ide yang bagus. Jurusan Teknik informatika atau akuntansi yang selalu dibutuhkan perusahaan apapun latar belakang perusahaannya bisa jadi pilihan yang baik. Tapi ingat, pertimbangkan kemampuan dan minat kamu dulu ya.

Cari Tau Mengenai Biaya Perkuliahan Online Di Tiap Referensi Dengan Teliti
Sebagaimana program studi di tiap universitas akan berbeda dengan program studi yang lainnya, maka sudah seharusnya kamu mengetahui berapa kisaran biaya pada tiap kampus. Informasi ini akan bermanfaat untuk menyusun perbandingan harga. Jika sudah tahu harga dan fasilitas yang terbaik, kalian mulai bisa menyusun anggaran pendidikan dengan tepat dan memilih sesuai dengan kemampuan keuangan. 

Sejauh ini, kuliah online begitu membantu dalam meningkatkan proses belajar dan mengajar yang tidak dapat dilakukan di kelas nyata karena adanya keterbatasan ruang dan waktu dalam belajar. Apabila kamu masih merasa bingung dan butuh informasi lebih lanjut, maka bisa buka link berikut ini https://www.cekaja.com/info/tempat-kuliah-online-murah-dengan-kualitas-baik-di-indonesia/. Semoga bermanfaat!

Kamis, 21 November 2019

Pinjaman Online Bulanan Syarat Mudah Langsung Cair


Dari begitu banyaknya penyedia jasa pinjaman online, tidak semuanya bisa memberikan pelayanan yang cepat. Pinjaman online bulanan cepat cair tentu adalah salah satu solusi agar kebutuhan dadakan bisa tertutupi. Tidak seperti kebanyakan tempat lain dimana anda harus menunggu sampai beberapa bulan untuk tau apakah ajuan pinjaman anda disetujui atau tidak, disini pinjaman online cepat cair bisa bantu anda.
Seperti yang anda tahu, saat anda meminjam pinjaman dana ke bank maka ada banyak sekali syarat yang harus dipenuhi agar ajuan pinjaman dana anda disetujui. Hal ini bisa memakan waktu yang cukup lama paling cepat 7 hari kerja sedangkan kadang kala anda memerlukan uang dadakan dengan jumlah yang tidak bisa anda tutupi dengan meminjam kepada kerabat. Saat begini, pinjaman online membantu anda.
Anda juga pasti masih bertanya “kalau gitu, kenapa kok ada orang yang masih pinjam di bank?” karena pinjaman online punya maksimal nominal. Biasanya pinjaman online hanya sampai 20 juta paling besar. Sedangkan anda bisa saja membutuhkan nominal lebih besar lagi oleh karena itu pinjaman bank juga masih menjadi salah satu opsi akurat untuk urusan keperluan pinjaman finansial.

Pinjaman Online Cepat Cair yang Terpercaya Dimana?

Nah jika anda masih saja ragu dalam memilih mana situs penyedia jasa pinjaman online bulanan yang aman dan mudah, disini kami akan jelaskan kepada anda apa aja nih kemudahan dan juga kelebihan yang diberikan oleh cekaja.com sebagai penyedia jasa pinjaman online bulanan yang bukan hanya aman tapi juga cocok  untuk semua kriteria anda dan bisa anda andalkan.

·     Merupakan situs penyedia pinjaman online yang terdaftar di OJK
Untuk standar mana pinjaman online aman dan cepat maka harus terdaftar di OJK atau otoritas jasa keuangan. Jika sudah terdaftar di OJK maka situs pinjaman online tersebut merupakan salah satu yang terpercaya untuk anda andalkan. Jadi intinya terdaftar di OJK adalah standar untuk pinjaman online yang aman untuk digunakan guna terhindar dari oknum tidak bertanggung jawab yang merugikan.
·         Dana pinjaman cair dengan cepat hanya satu jam
Selain itu anda juga akan mendapat kemudahan lain. Di pinjaman online bulanan anda akan dibantu kebutuhan finansialnya. Jadi jika anda disetujui untuk mengajukan pinjaman online bulanan maka dana anda bisa cair dalam waktu satu jam saja. Tentu saja ini proses yang sangat singkat untuk mengajukan pinjaman online dengan jumlah yang bervariatif tapi tetap efisien waktu.
·         Syaratnya mudah untuk dipenuhi
Nah sama seperti penyedia jasa pinjaman yang lain, tentu saja anda harus memenuhi syarat terlebih dahulu agar dana bisa cair. Di cekaja.com syarat umum yang harus anda penuhi adalah surat keterangan domisili dan juga keterangan bahwa anda adalah warga NKRI. Nantinya anda akan harus mengisi formulir secara online jadi anda tidak perlu keluar rumah untuk daftar ajukan pinjaman online bulanan.
·         Bunga dan juga lama pinjaman sangat menyesuaikan
Jadi jika anda menggunakan jasa pinjaman online bulanan dari cekaja.com banyak bunga yang wajib anda bayarkan akan tergantung berapa lama anda hendak meminjam dana tersebut. Dikarenakan ada banyak jenis pinjaman online dan juga lama anda meminjam akan berbeda. Untuk menghindari salah persepsi akan ada simulasi perhitungan jumlah yang anda terima dan yang harus anda bayarkan.
·         Banyak jenis pinjaman dana yang ada
Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, sekarang pinjaman online sudah ada banyak opsi. Bukan hanya memudahkan syarat seperti pinjaman online bulanan, anda juga bisa ambil opsi pinjaman online yang lebih fokus pada tujuan. Misalnya pinjaman online cicilan, pinjaman online modal usaha dan juga beberapa jenis pinjaman online lain yang mungkin bisa membantu anda terfokus pada tujuan awal mengajukan pinjaman online tersebut.
Nah itu dia beberapa kelebihan dan juga kemudahan yang ditawarkan oleh penyedia jasa pinjaman online bulanan yaitu cekaja.com. Anda juga bukan hanya mendapat jaminan aman tetapi juga berikut dengan serangkaian kelebihan lainnya. Silahkan klik link ini untuk ajukan pinjaman online bulanan yang terpercaya  https://www.cekaja.com/kredit/pinjaman-online/.

Minggu, 26 Mei 2019

Musik Indie ala Indi. Mungkinkah Menang???

Hey bloggiiiiiiies! Apa kabar? Bagimana puasanya, masih lancar ya? Matahari Bandung sedang terik-teriknya. Kalau tengah hari suhunya bisa 31 derajat celsius! Syukurlah aku nggak tergoda dengan segala macam iklan minuman (---termasuk Marjan. Jadi ini prestasi banget ya, hehehe). Yang menjadi godaan justru radang tenggorokan yang datang dan pergi. Minggu lalu aku sudah ke dokter, sembuh, eh sekarang kambuh lagi. Salahku sendiri sih, kurang minum dan kebanyakan pedas :p

Anyway, tulisanku kali ini nggak akan panjang-panjang. Jadi, di bulan puasa ini aku mengikuti kontes musik di Inspira TV. Namanya "Amazing Ramadhan Music Cover Challenge". Nah, timingnya mungkin kurang pas karena suaraku sedang serak, but I do it anyway karena menurutku ini kesempatan untuk menggembangkan hobi bermusikku. Meski jauh dari berpengalaman dan belum punya peralatan yang proper, tapi aku tetap semangat. Jauh-jauh aku buang perasaan untuk membandingkan diri dengan peserta lain yang (sejauh ini aku lihat) lebih matang (baca: punya tim) dan musik juga videonya well produce :) Aku rekam lagu "Amazing Ramadhan" versiku di kamar, dengan aransemen yang dikerjakan sendiri. Yup, meski nggak punya band (hanya ada Shane yang membantu dengan gitar, ukulele dan keyboard) aku putuskan nggak memakai karaoke track yang sudah disediakan agar aku bisa membawakan lagunya dengan style sendiri. Sementara untuk videonya aku menggunakan handphone Iphone 6s milik Shane, ---yang sayangnya mati di tengah shooting karena over heat, huhuhu :') Shooting pun dilanjutkan menggunakan handphone android milikku karena keadaan nggak memungkinkan untuk re-shoot di lain waktu.

Para peserta diminta untuk mengupload video cover ke channel YouTube masing-masing, dan nanti pemenangnya akan ditentukan berdasarkan jumlah penonton. Well, saat tulisan ini dibuat aku memang tertinggal dalam jumlah view meski menjadi peserta pertama yang mengupload video... Tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, aku tetap bersemangat dan nggak mau menyerah :) 
Jadi dengan segala kerendahan hati aku meminta teman-teman yang membaca tulisan ini untuk menonton videoku (link disertakan di bawah). Aku akan senang sekali jika kalian bisa memberikan komentar atau masukan. Karena meski aku mengerjakan semuanya secara indie (---maksudnya di kamar, hehe) tapi aku tetap ingin dinilai berdasarkan kualitas. Menurutku itu lebih adil daripada berdasarkan jumlah penonton :)
Terima kasih.

Klik untuk menonton video "Amazing Ramadhan" versi Indi Sugar


________________________________________

UPDATE:


Aku dapat juara ketiga! Jujur, aku nggak menyangka dan langsung histeris pas nonton pengumumannya di TV :') Hehehe... Video yang digarap kurang maksimal karena handphone over heat bikin aku pesimis, apalagi aku cukup kesulitan untuk menambah jumlah viewers di videoku. Aku bahagia sekali, ada hasil dari usahaku dan Shane. Tapi bukan berarti aku akan berhenti bermusik kalau kalah, karena menjadi pemenang hanya "bonus". Aku melakukannya murni dari hati karena aku suka. Di foto ini aku memegang sertifikat dan memakai kaus hadiah dari Inspira TV. Aku juga mendapat uang tunai yang langsung aku gunakan untuk membeli obat Eris anjingku (telinganya infeksi). Praise the Lord... dapat hadiah di waktu yang tepat :)
Buat teman-teman yang membaca ini, aku ucapkan terima kasih banyak untuk dukungan dan doanya. Terima kasih telah "ada" untukku meskipun kita belum pernah bertemu secara langsung! *peluk*



xx,

Indi


----------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Selasa, 26 Juni 2018

Ngobrol-Ngobrol Tentang Vegan ;)

Wah, masih suasana Lebaran, nih! Maaf lahir batin ya, teman-teman :) Gimana nih, apakah ada yang masih menikmati liburan Lebaran? Atau sudah mulai beraktivitas normal lagi? Aku sendiri sih sudah terasa perubahannya, kue-kue sudah pada habis dan sudah nggak ada "excuse" lagi kalau mau bangun siang, hahaha :p Meski ada sisi senangnya karena toko-toko sudah nggak libur (kemarin-kemarin aku susah cari cemilan tengah malam, doooongs!) tapi aku sudah kembali rindu dengan suasana Lebaran. Soalnya hari-hari biasa susah banget buat bertemu dengan saudara-saudara yang tinggal di luar kota, dan... susah buat makan di luar soalnya nggak bisa pakai alasan "bosan menunya itu-itu lagi", hahaha.

Ngomong-ngomong soal makan di luar, aku ada kenang-kenangan dari bulan puasa kemarin, tepatnya tanggal 4 Juni 2018 yang lalu. Masih ada yang ingatkah dengan postku tentang restoran vegan "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir"? Nah, tulisanku rupanya dibaca oleh pihak mereka dan mendapat respon yang positif. Mereka bahkan menghubungi dan mengajakku untuk berbagi pengalaman sebagai seorang vegan. Karena aku (dan juga pacarku, Shane) betulan suka dengan makanan di sana, aku pun mengiyakan. Ditambah karena peningkatan kualitas mereka juga terlihat nyata (---terutama toilet yang sekarang sudah jauh lebih bersih), semakin semangatlah aku untuk diwawancarai.

Meski waktu wawancara dilakukan setelah aku dan Shane memesan makanan, tapi itu sama sekali nggak mengganggu karena kami sedang menunggu waktu berbuka, ---jadi sekalian ngabuburit. Prosesnya juga cepat dan semuanya sopan (nilai plus, aku paling nggak nyaman sama yang grasak-grusuk, lol). Oh iya, wawancara ini untuk ditayangkan di channel dan juga restoran mereka juga, lho. Kalau sudah pernah ke "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" pasti tahu apa yang gue maksud, di sana banyak monitor besar yang menayangkan wawancara, testimoni atau video edukatif tentang vegan lainnya. Waktu tulisan ini dibuat sih videonya sudah bisa ditonton, tapi in case ada yang ingin tahu tapi belum bisa mampir ke Bandung di sini aku copy-kan wawancaranya, ya. Semoga bermanfaat! :)

Q: Sejak kapan jadi vegan?
A: Waktu usia 15, saya mulai menjadi pesco-vegetarian atau masih makan ikan tapi tidak makan daging-dagingan. Saya mulai menjadi vegan sebenarnya masih baru, ---baru Desember 2016 kemarin.

Q: Mengapa menjadi vegan?
A: Waktu itu saya pikir, "Hmm, kenapa saya harus mengorbankan nyawa mahluk hidup lain sementara itu hanya untuk rasa kenyang yang sesaat?" Dan saya berpikir kira-kira ada alternatif apa ya agar saya bisa makan kenyang, happy, tanpa mengkonsumsi hewani. Karena saya ragu, kalau saya makan daging, saya tidak tahu dagingnya berasal dari mana. 'Apa hewan-hewan itu happy sebelum mereka disembelih?', 'Apa manusia memperlakukan mereka dengan baik?' Jadi ya sudah, saya decide saat itu juga untuk stop (makan produk hewani sama sekali) begitu saja.

Q: Apa yang kamu rasakan setelah menjadi vegan?
A: Saya merasa lebih sehat, saya merasa lebih bahagia. Dan yang paling penting hilang perasaan guilty, ---hilang perasaan bersalah karena "tidak harus" worry dengan apa yang terjadi dengan hewan-hewan sebelum saya makan. Karena dengan mengkonsumsi makanan non hewani saya bisa lebih yakin (dengan apa yang masuk ke tubuh saya) karena lebih mudah untuk dimasak di rumah. Jika kita diberi choice antara hewan dan tumbuhan, pasti secara naluriah kita akan memilih tumbuhan dibandingkan harus berburu (menangkap hewan dan memasaknya sendiri). Menurut saya mengkonsumsi sayur-sayuran (menjadi vegan) lebih masuk akal.



***

Aku sih nggak pernah against non-vegan, ya. Orangtuaku juga makan daging kok, bahkan pacarku saja baru jadi vegan sekitar 4 bulan kemarin, setelah pindah ke rumah ortuku (---dulunya sih dia fans berat keju, hahaha). Pernyataanku 100% menurut pengalaman pribadi saja dan nggak menganggap vegan lebih baik dari non vegan apalagi sampai against suatu kepercayaan. Karena aku percaya manusia dan hewan ditakdirkan hidup berdampingan. Jadi selama pemanfaatannya masuk akal dan nggak berlebihan, ya why not? Aku jadi vegan simply karena aku punya pilihan. Ini zaman modern, makan enak nggak harus daging dan kebutuhan giziku juga terpenuhi ;) Jadi silakan wawancaraku ini kalau ada diambil manfaatnya, dan kalau nggak ada lumayanlah buat baca-baca :p

Buat yang nggak bisa lihat langsung juga aku sudah upload videonya di channelku, ---tapi versi edit berhubung si pacar nongol di sebelah dan nggak ngeh kalau dia in frame (---nguap dua kali dong dia, ya ampun, hahaha). Kalau kalian, ada kenang-kenangan apa libur bulan Puasa dan Lebaran? Adakah yang mampir ke resto favorit juga? ;)



yang suka makan enak,

Indi

_____________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Senin, 03 April 2017

Halloween 2016: Menyambut Keponakan Baru, Doa dan... Kostum! :)

Howdy-do, teman-teman? Semoga semuanya baik-baik saja dan aman dari banjir, ya. Karena di Bandung sedang ada 2 musim saja; mendung dan hujan, hehehe. Aku sekarang mau cerita tentang acara Halloween yang diadakan di rumah beberapa waktu lalu, nih.

WHAT HALLOWEEN? DI BULAN APRIL?
Ehm, iya. Betul, kok aku mau cerita tentang Halloween *nyengir malu-malu* 
Sebelumnya aku sudah pernah berjanji akan menceritakannya di sini. Tapi berhubung ada suatu alasan (yang dirahasiakan, hahaha) dan sudah bercerita tentang early Halloween yang diadakan bersama Pocky (baca ceritanya di sini), aku jadi menunda-nunda. Malah sampai sempat berpikir untuk skip dulu bercerita tentang Halloween. Tapi barusan, tiba-tiba saja aku ingin bercerita tentang pengalaman di salah satu hari favoritku itu. Karena setelah semakin diingat-ingat rasanya aku akan menyesal kalau kenangannya nggak diabadikan di sini :)

Aku yakin kalau kalian rajin mampir ke sini pasti tahu betapa selalu excited nya aku dengan 'hari seram' itu. Dan bagi yang baru mampir ke sini mungkin akan bertanya-tanya karena di Indonesia nggak ada budaya tersebut. Well, sebenarnya aku sudah sering menjelaskannya dan kalian bisa membacanya di label "Halloween". But just in case ada yang malas aku akan menjelaskannya lagi sedikit :) Meski namanya "Halloween", tapi ini nggak ada hubungannya dengan originnya, yaitu di Irlandia. Tanpa bermaksud disrespectful, aku (dan keluarga) hanya meminjam namanya. Bagi kami Halloween adalah waktunya untuk kreatif dan berkumpul. Biasanya kami membuat kostum bersama dan membuat camilan-camilan unik. ---Bisa dibilang Halloween=family time. Waktu untuk keluarga memang (sudah seharusnya) setiap hari, tapi nggak ada salahnya untuk sesekali membuat sesuatu yang lebih istimewa. Apalagi Halloween "memaksa" kami untuk membuat sesuatu dengan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki sebelumnya which is sangat positif. Jadi... why not? ;)

Di Halloween tahun kemarin ada yang berbeda karena kami punya anggota keluarga baru, yaitu Ali, keponakanku. Ini jadi pengalaman Halloween pertama Ali yang bulan Oktober lalu menginjak usia 11 bulan. Aku dan ibunya, a.k.a iparku, ingin agar Halloween pertamanya berkesan. Meski kemungkinan besar Ali nggak akan mengingatnya karena masih terlalu kecil, at least ketika besar nanti kami harap ia akan happy saat melihat foto-fotonya, hehehe :) Biasanya ide tema Halloween datang dariku, tapi kemarin aku berdiskusi dulu dengan ipar. Kami mempertimbangkan beberapa tokoh, dari mulai fiksi sampai tokoh nyata seperti Pak Stephen Hawking. Dan akhirnya kami memilih tema "Inside I'm Dancing", ---atau mungkin kalian lebih familiar dengan judul film "Rory O'Shea was Here". Aku lega sekali dengan pilihan kami, karena secara nggak langsung mengingatkan kembali tentang betapa hebatnya efek film ini ke kehidupanku, ---terutama di masa remaja :)


Kostum Halloween ide rame-rame. Dress: Ibu, Aksen celemek dari tile: Ipar, Topi suster: Bapak, Sepatu: aku :D


Aku beruntung mendapatkan kepercayaan untuk menamai keponakanku ketika ia lahir, Ali, ---atau biasa dipanggil Ali Connolly. "Ali" diambil dari nama petinju Mohammad Ali dan nama dokter yang membantu persalinan sebagai tribute untuknya. Sedangkan "Connolly", panggilannya diambil dari nama Michael Connolly, salah satu tokoh di film Inside I'm Dancing. Nama ini direstui oleh orangtuanya yang membuatku lega karena bagi sebagian orang nama yang aku berikan terdengar random, hahaha. Tapi sebenarnya nggak, ini adalah doa dariku agar Ali "mewarisi" kebaikan-kebaikan dari nama orang-orang yang menginspirasinya. Terutama Michael Connolly, yang menurutku pantas disebut sebagai salah satu nicest character di dalam dunia perfilman. Seandainya kebaikan-kebaikan ada di seseorang yang nyata, aku harap Ali lah orangnya :)


Ali dan orang yang menjadi inspirasi namanya. Semoga Ali mewarisi sifat-sifat baiknya. Kalau dikasih bonus mewarisi wajah imutnya juga boleh :p


Inside I'm Dancing (rilis dengan judul "Rory O'Shea was Here") bercerita tentang Rory O'Shea, yang baru saja pindah ke Carrigmore Residential Home for Disabled. Karakter Rory sangat rebel, siapa saja dilawannya meskipun ia hanya bisa menggerakkan kedua jari tangan kanannya karena mengidap muscular dystrophy. Di sana ia bertemu dengan Michael Connolly yang karakternya sangat bertolak belakang dengannya; pendiam dan nggak mau mencari masalah. Michael sebenarnya sangat cerdas (like reallyyyyyy smart), hanya saja hampir nggak ada orang yang mengerti dengan speech nya karena ia mengidap severe cerebral palsy. Seiring dengan berjalannya waktu, Rory dan Michael pun bersahabat. ---Well, aku nggak mau spoiler terlalu banyak ceritanya, tapi film ini sangat relatable! Aku mengalami gimana nggak enaknya dianggap nggak bisa melakukan sesuatu hanya karena kondisi fisik. Atau orang kadang mengira aku nggak punya keinginan atau goal hanya karena nggak aktif secara fisik. Padahal pikiranku terus berjalan, aku juga punya banyak ide, ---Inside I’m dancing, too :)

Meski nggak tinggal serumah tapi iparku dan Ali sering mampir ke rumah orangtuaku. Suatu hari aku meminjamkan DVD "Inside I'm Dancing" dan she was instantly in love, terutama dengan karakter Michael. Ia menontonnya berkali-kali, bahkan si kecil Ali pun ikut, ---mungkin untuk mengenalkan tokoh yang menginspirasi asal-usul namanya, hehehe. Dan kesempatan Halloween pun digunakan untuk semakin mengenalkan Ali dengan Michael. Di film ada adegan yang sangat mengesankan ketika Rory dan Michael menghadiri pesta kostum bersama Siobhan, sahabat sekaligus caregiver mereka. Kami memutuskan Ali memakai kostum yang sama dengan Michael, yaitu kostum sailor berwarna putih. Sedangkan aku, atas request ipar memakai kostum yang sama dengan Siobhan, yaitu kostum perawat yang diinspirasi oleh Florence Nightingale. It's was really cute, mengingat di film Siobhan adalah first love dan first dance nya Michael. (Lagi-lagi) aku merasa beruntung menjadi partner Halloween pertama bagi si Connolly kecil :)


Meniru Shioban dan Michael di scene pesta kostum. Gimana, sudah mirip belum? :D


Untuk kostum Ali rupanya iparku sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Ia mengirimkan fotonya padaku lewat WhatsApp dan membuatku semakin semangat untuk menyiapkan kostum Siobhan. Apalagi Ali ternyata punya 2 kostum, ---iya, Ali menjadi Michael dan Rory sekaligus! Aku pun bertekad untuk mendapatkan kostum yang bagus dengan budget yang seketat mungkin (seperti biasanya, lol). What a nice surprise, beberapa hari saja sebelum Halloween Ibu mengajakku untuk berbelanja kain. Iseng-iseng aku minta the cheapest blue fabric sebagai "upah" menemani. Guess what?! Ibu mengabulkannya permintaanku :D Jadilah kain biru dengan harga diskon itu dijahit menjadi pakaian perawat. Di film Siobhan juga memakai sneakers dan topi perawat. Lucky me, aku punya sepatu yang mirip dengannya, ---yang pernah dipakai di Halloween tahun kemarin. Sedangkan untuk topinya aku hampir putus asa, karena setelah mencari pinjaman pada teman-teman nggak ada seorang pun yang punya model topi mirip dengan Siobhan :'D Baru di pagi Halloween ada titik terang (hahaha), Bapak ingat kalau beberapa waktu lalu butik Ibu pernah membuat seragam untuk seluruh karyawan di sebuah rumah sakit, ---dan salah satunya adalah perawat! Bapak pun mencari topi yang dijadikan contoh pola lalu meminjamkannya padaku. Untuk menutupi logo rumah sakitnya aku menggunakan pin Red Hot Chili Peppers. Tuh kan, Halloween bikin sekeluarga kreatif ramai-ramai :p


Ibu Ali ternyata menyiapkan 2 kostum untuk Ali! :)

Di film saat pesta kostum rambut Siobhan dikepang ala Florence, dan ini kepang karya iparku :D







Mungkin sepanjang "sejarah" Halloween baru kali ini aku merasa emosional. Saat menyiapkan kostum dan melihat Ali bertransformasi menjadi Michael membuat mataku berkaca-kaca... Aku selalu merasa film "Inside I'm Dancing" berbicara langsung padaku, dan tema Halloween ini membuat kepalaku menayangkan flash back saat menontonnya untuk pertama kali. Aku ingat menangis dan merasa "malu" saat melihat adegan measurement nya Michael. Karena aku juga mengalami hal yang sama seenggaknya setiap satu bulan sekali (fyi, aku mengidap severe scoliosis). Aku juga ingat saat melihat adegan "bridge" hatiku bergetar. Rory bilang bahwa gift yang sesungguhnya adalah hidup, masa depan. Dan sampai sekarang pun, saat aku merasa 'down' kata-kata Rory menjadi salah satu pengingat yang membuatku bangkit. Iya, filmnya SEGITU berartinya untukku :)

Tapi ke-mellow-an hatiku tentu nggak ditunjukkan di depan keluargaku, haha. Halloween ala aku adalah moment untuk berbagi kebahagiaan. Kebetulan waktu itu yang hadir bukan hanya Ibu, Bapak, ipar, Ali, Nenek dan Tante, tapi juga ada seorang kerabat Ibu dan putrinya. Sekalian saja aku ajak putri teman Ibu untuk membuat camilan di dapur bersamaku dan Ipar. Kami membuat 'dirt cake' yang di atasnya ada gummy berbentuk cacing (too bad ada gelatinnya jadi aku hanya bisa makan cake nya). Juga membuat spider cookies dengan cara menggabungkan Pocky sticks dan Oreo, super simple. Untuk minumannya kami membuat lemon tea dengan sedotan yang bergambar kelalawar :D It was super fun. Bahkan iparku berkata bahwa ini adalah pengalaman pertamanya ber-Halloween, dan kalau saja nggak menjadi iparku mungkin ia nggak akan pernah merasakan serunya. Hahaha, ada-ada saja :)


Dirt cake, rasanya enak bangeeeet. Tapi tahun ini mungkin akan coba bikin gummy worms sendiri supaya vegan.

Spider Oreos! :O

Iparku bikin ini, lemonnya diperas manual satu persatu, hahaha. Thank you, ya :D


Jangan bayangkan pesta Halloween seperti yang diadakan di mall-mall, club-club atau hotel-hotel yang sering ditayangkan di TV. Halloween kami sangat sederhana as always. Kami menikmati camilannya bersama sambil mengobrol santai. Jauh dari kesan seram apalagi "wah". Lucunya bagi teman Ibu hal seperti ini nggak biasa, beliau jadi agak bingung dan terkesan 'nyinyir'. Tapi aku sih nggak ambil pusing, apalagi putrinya kelihatan menikmati sekali dan jadi ingin ikut memakai kostum, hahaha (ups). Aku dan iparku juga bangga karena cake buatan kami mendapat pujian dari Ibu dan Bapak, ---padahal kami membuatnya dari cake mix :p Nggak ada camilan Halloween untuk Ali, tapi aku dan ipar sudah berjanji akan membuat Halloween pertamanya super berkesan. Jadi kami pun memutar lagu "Beat for Two" dari Elbow lalu... aku mengajak Ali berdansa. Iparku mengambil foto dan merekam kami. Oh, bahkan saat mengetik ini pun aku mulai berkaca-kaca, hahaha. 


Ali's first dance VS dance scene nya Siobhan dan Michael yang heartbreaking.


Video (vlog) Halloween pertama Ali, termasuk dansa pertama kami :)


Of course (saat ini) aku dan ipar nggak berharap Ali mengerti apa yang kami lakukan. Kami hanya ingin membuat Halloween pertamanya berkesan. Biar saja ketika dewasa nanti ia melihat sendiri foto-foto dan video Halloween pertamanya. Mungkin nanti ia akan menganggapnya silly atau malah menganggap aku dan ibunya itu keren, hehehe, ---but it doesn't matter. Yang terpenting suatu hari nanti Ali tahu dari mana nama panggilannya berasal. "Connolly" adalah doa agar Ali menjadi laki-laki yang ramah, setia kawan, cerdas dan lapang dada seperti Michael Connolly. Aku bangga menjadi orang yang memberinya nama ketika ia lahir, sekaligus menjadi partner dansa dan Halloween pertamanya. Halloween 2016 menjadi tahun pertama di mana Halloween bukan hanya sebagai hari kreatif dan berkumpul bersama keluarga, ---tapi juga menjadi hari di mana kami menyambut the newest member of our family dan menunjukkannya betapa kami mencintainya :)


Artikel singkat tentang Halloween ala aku di Koran Sindo :)



PS: Koran Sindo mewawancaraiku tentang Halloween. Super singkat, tapi jika kalian ingin membacanya bisa klik di sini.


boo,

Indi

________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 14 Januari 2017

Scoliosis, HIV/AIDS dan Skripsi

Sore itu aku menunggu Bapak pulang dengan nggak sabar. Gue ada janji dengan seseorang pukul 4 sore sementara waktu sudah menunjukan pukul setengah 4 sore, ---lebih sedikit. Desember selalu menjadi bulan yang sibuk untuk keluargaku. Ibu dan Bapak sibuk dengan pekerjaannya di bidang fashion, sementara aku sibuk dengan kegiatan yang berhubungan dengan hari AIDS sedunia. Tapi hari itu aku berusaha menyempatkan diri untuk bertemu dengan seorang mahasiswi dari salah satu universitas di Bandung. Aku sudah berjanji jauh-jauh hari, jadi meskipun sebentar aku harus bisa.

Menunggu Bapak untuk mengantarkanku wawancara.

Waktu akhirnya Bapak datang aku masih belum bisa lega. Sepanjang jalan sangat macet. Mungkin karena tempat kami janjian berada di pusat kota, mungkin karena banyak yang sedang menghabiskan libur akhir tahun, ---atau mungkin juga karena keduanya. Setelah masuk area parkir aku jadi agak menyesal karena memilih mall sebagai tempat pertemuan. Aku dan Bapak harus memutar beberapa kali sebelum menemukan tempat yang kosong. Uh, 15 menit, lho... Padahal maksudku memilih mall agar tempatnya mudah dijangkau dan jaraknya fair bagi kedua belah pihak, tapi malah begini :'D Kalau dipikir lucu juga ya, seharusnya sebagai warga Bandung aku sadar kalau musim liburan Bandung pasti jadi milik bersama :p

Seperti yang aku duga, Dyah, ---nama mahasiswi itu, sudah menungguku di area food court. Ah, rasanya nggak enak sekali karena sudah membuatnya menunggu selama 15 menit:( Dyah ingin mewawancaraiku sebagai narasumber untuk skripsinya yang bertema scoliosis. Rupanya ia juga seorang scolioser, ---yang kurvanya lebih kecil dariku, dan dulu sempat terapi di tempat yang sama denganku. Tanpa berlama-lama ia langsung mengeluarkan handphonenya untuk merekam dan mengajukan beberapa pertanyaan. Aku sudah sering menjadi narasumber, ---bahkan sebelum skripsiku sendiri selesai, hehehe, ---tapi kali ini agak berbeda karena pertanyaan-pertanyaan Dyah yang unik.

Sama seperti yang sudah-sudah, selalu ada pertanyaan 'standar' seperti, kapan aku tahu mengidap scoliosis dan tentang terapi-terapi apa saja yang sudah pernah aku lakukan. Tapi lalu Dyah bertanya tentang terapi favorite dan least favorite ku. Hahaha, biasanya pertanyaan seperti itu diajukan kalau bicara soal film, musik atau bahkan makanan kan :D Dyah juga bertanya tentang apa yang aku pikirkan jika ada game dengan tema scoliosis. Well, honestly meski aku berusaha 'memasyarakatkan' scoliosis dengan cara menyematkannya di daily basis, tapi soal game sama sekali belum pernah terpikir :O Genius! Rupanya Dyah memang ada rencana untuk membuat game scoliosis. Aku belum tahu seperti apa detailnya, tapi mendengarnya saja sudah membuatku super happy :D

Setelah wawancara selesai aku langsung pamit untuk pulang. Agak terburu-buru, tapi aku pastikan Dyah mendapatkan semua jawaban yang ia butuhkan. Aku berpesan padanya jika masih ada yang kurang bisa mengirimiku email dan akan kujawab kemudian. Fiuh, lega rasanya karena akhirnya ada janji wawancara skripsi di Bulan Desember yang terpenuhi. Sebenarnya di bulan yang sama cukup banyak yang memintaku menjadi narasumber, tapi sayangnya terpaksa harus aku tolak karena waktunya kurang pas. Aku selalu berusaha untuk menyempatkan memenuhi meskipun sebatas via email atau telepon. Kalau ada yang terlewat rasanya 'ganjel' sekali. Mungkin teman-teman heran kenapa aku segitu ngototnya soal skripsi ini. Memang apa untungnya untukku?

Bersama Dyah. Meski sedikit terburu-buru tapi semua pertanyaan sudah terjawab :)



Scoliosis, HIV/AIDS; Dua Hal Berbeda tapi Sama yang Jarang Dibicarakan

Aku didiagnosis mengidap scoliosis ketika berusia 13 tahun dan 2 tahun kemudian mengenal Mika yang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Selain saling mencintai, kami juga punya persamaan lain yaitu memiliki 'sesuatu' di tubuh kami yang somehow orang jarang sekali mau membicarakannya. Aku masih ingat dulu ketika awal menggunakan brace (penyangga tulang belakang untuk scoliosis), keluarga besarku enggan sekali membicarakannya. Aku nggak yakin dengan alasan tepatnya. Entah karena denial, berpura-pura brace ku invisible atau malah karena menganggap scoliosis bukan sesuatu hal yang penting. Ibu dan Bapak pun awalnya begitu, mereka hampir nggak pernah membicarakannya kecuali jika memang harus sekali, ---seperti misalnya saat mendaftar ke sekolah baru. 

Karena sudah terbiasa aku pun jadi sempat menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar. Aku jadi ikut enggan membicarakannya, bahkan saat ada teman satu kelas yang bertanya tentang kondisiku. Tapi pelan-pelan aku dan orangtua mulai sering membicarakan tentang scoliosis, terutama karena mereka akhirnya sadar bahwa apa yang aku alami bukan sekedar masalah 'kosmetik'. Ini mempengaruhiku 24 jam sehari dan sepanjang hidupku. Kami mulai berinisiatif untuk 'memasyarakatkan' scoliosis pada lingkungan sekitar. Aku di-encourage untuk memakai brace di luar baju dan bahkan menjadi narasumber untuk beberapa acara TV dengan didampingi Ibu dan Bapak.

Tapi jika bicara soal keluarga besar lain lagi ceritanya. Ada salah satu om ku yang nggak setuju jika aku bercerita tentang scoliosis di media, terutama TV. Beliau bahkan sampai mengutarakan keberatannya kepada Bapak. Alasannya sungguh membuatku tersinggung. Beliau berkata bahwa aku nggak perlu melakukan itu, dan dengan jujur soal kondisiku bisa membuat laki-laki 'berpikir dua kali' untuk dekat denganku (---padahal nggak ngaruh ya, yang naksir aku banyak, lol). Aku nggak akan cerita tentang detailnya, yang pasti ini sempat membuat orangtuaku meradang. Apalagi pernyataan om ku itu nggak mendasar; beliau hanya tahu scoliosis sebagai 'masalah' fisik. Syukurlah pada akhirnya om ku meminta maaf. Goal ku adalah agar suatu hari nggak ada lagi yang berpikir seperti beliau. Karena saat aku berbicara tentang scoliosis sebenarnya ada misi penting di dalamnya (---akan aku jelaskan di bawah).

HIV/AIDS mungkin sekilas terkesan jauh berbeda dengan scoliosis. Tapi semenjak mengenal Mika aku jadi sadar bahwa 'kondisi' kami nggak jauh berbeda. Sama seperti scoliosis, orang juga enggan membicarakan tentang HIV/AIDS. ---Bahkan lebih buruk lagi, pengidapnya mendapatkan stigma dan diskriminasi. Aku masih ingat ketika SMA teman-teman dan guru nggak begitu mengganggap Mika. Jika pun ia dibicarakan pasti hanya dari sisi negatifnya saja. Mika bisa melakukan seribu kebaikan dan orang masih juga nggak bisa melihatnya. Orang nggak akan peduli betapa Mika membuatku happy, membuatku lebih percaya diri dan hal-hal baik lainnya. Yang mereka lihat hanya satu: virus yang ia idap. Padahal Mika lebih dari itu. Mika adalah laki-laki tercerdas dengan sense of humor terbaik yang pernah aku kenal!


Speak UP! Raise the awareness!

Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa berpura-pura dan menolak membicarakan scoliosis dan HIV/AIDS hanya membuat keadaan semakin buruk. Let's talk about scoliosis first. Berapa banyak orang yang tahu apa itu scoliosis? Berapa banyak orang yang tahu bahwa scoliosis bisa jadi sesuatu yang serius terutama jika kurva pengidapnya sudah besar? Sayangnya masih sedikit. Bahkan memiliki anggota keluarga yang mengidap scoliosis pun bukan jaminan memiliki pengetahuan yang cukup. Aku mengerti bahwa sebagian orang enggan membicarakannya karena dari luar scoliosis hanya terlihat seperti tulang yang bengkok. Padahal scoliosis bisa mempengaruhi kualitas hidup pengidapnya karena, ---of course organ tubuh lainnya pun ikut terpengaruh.

Aku bersyukur karena sekarang semakin banyak media yang bisa digunakan untuk 'bicara'. Dari berbagai macam sosial media, blog sampai situs-situs unggah video gratis. Aku bisa memberikan informasi yang benar (---well, aku berusaha) tentang scoliosis dan berbagi tentang kehidupanku sebagai seorang scolioser. Semakin banyak orang yang tahu tentang scoliosis maka semakin berkurang pula ke ignorant-an orang tentang isu ini. Scoliosis memang bukan hal yang menyenangkan, tapi deteksi dini bisa mempermudah koreksi dan penanganan pengidapnya. Sering kali aku menerima email dari para orangtua yang baru sadar anaknya mengidap scoliosis setelah menonton film Mika! Siapa sangka, hal sesederhana melihat caraku berjalan dan melihat lengkung punggungku di film bisa 'menyelamatkan' anak-anak remaja mereka. Banyak di antara mereka yang ketahuan saat kurvanya masih kecil sehingga belum membutuhkan operasi :)

Dengan berani berbicara juga membuat scolioser lain yang tadinya bersembunyi mulai bermunculan. Banyak di antara mereka yang ragu untuk bicara karena takut dibilang manja atau dikira ingin diistimewakan. Dan itu juga yang terjadi padaku dulu. Betapa takutnya untuk berbicara tentang kondisiku pada guru olahraga karena khawatir dinilai lemah dan menjadi bahan ejekan teman-teman. Dan hal terpenting yang "didapat" dari speak up adalah bisa membuat scolioser sadar bahwa mereka nggak sendirian. Saat sedang berjuang di ruang fisioterapi, saat sedang memakai brace 23 jam setiap hari, saat sedang menunggu di pinggir lapangan sementara teman-teman sekalas mengikuti pelajaran olahraga, ---mereka, kita akan ingat bahwa di suatu tempat ada scolioser lain yang juga sedang merasakan hal yang sama :)

Dan tentang Mika, aku merasa ia bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan dalam berbagai hal jika saja orang melihat ia di luar status HIV nya. Menolak untuk membicarakan, berpura-pura nggak ada yang terjadi dan meng-ignore keberadaannya hanya membuat keadaan semakin buruk. Dan yang aku maksud sebagai 'semakin buruk' bukan hanya tentang Mika, tapi juga tentang mereka. Aku berani bilang dengan menolak Mika mereka miss out banyak hal seru dan menarik tentang Mika. Mereka nggak akan pernah tahu betapa cerdas dan betapa hangatnya kepribadian Mika hanya karena mereka 'takut' dengan HIV/AIDS. Aku nggak menyalahkan mereka, karena apa yang sudah melekat selama berpuluh-puluh tahun pasti susah sekali dihilangkan. Saat mendengar HIV/AIDS yang melintas di benak kebanyakan orang pasti kesan seram. Padahal benarkah demikian?

Karena menolak membicarakannya orang terkadang lupa bahwa HIV/AIDS 'sama saja' seperti flu dan virus lainnya. Siapa saja bisa terjangkit dan belum tentu karena apa yang dilakukannya. Tahukah kalian bahwa banyak ibu rumah tangga dan anak-anak yang juga berstatus sebagai ODHA? Dan jika pun ada orang yang terjangkit virus HIV karena lifestyle atau sesuatu yang mereka lakukan... we are all human after all. Kita nggak punya hak untuk men-judge atau berkata hal buruk tentang mereka. Mari kita mencoba menilai seseorang 'melampaui' apa yang ia idap. Perlakukan setiap orang sebagaimana kita ingin diperlakukan. Terdengar klise dan sangat PPKN, ---but it works, haha, trust me. Kenapa kita mengucilkan seseorang sebelum mengenalnya lebih jauh? Padahal kita nggak tahu apa pengaruhnya orang itu terhadap diri kita, ---bahkan orang banyak jika saja diberikan kesempatan.

Aku pakai Mika sebagai contoh kecilnya saja, bahwa banyak orang di sekitarnya yang miss out dengan kepribadian luar biasa Mika (---saat mengetik ini pun aku tiba-tiba teringat dengan aksi ala 'rockstar' nya yang membanting gitar imajiner, hahaha). Kita mungkin pernah membaca berita tentang seorang anak yang dikucilkan atau diusir dari desanya karena ia mengidap HIV. Atau malah pernah menonton video tentang anak yatim piatu yang sulit diadopsi karena ia mengidap HIV. Coba bicarakan tentang HIV/AIDS, speak up, ---edukasi diri sendiri dengan fakta-faktanya maka 2 headline tersebut akan terasa janggal karena tiba-tiba kita nggak lagi melihat ada kata "HIV" di judulnya. Siapa yang tahu di masa depan apa yang terjadi dengan anak-anak itu? Mereka bisa saja calon penemu hebat, calon pemimpin hebat, ---siapa tahu. Dan kita missing out hanya karena menolak kehadiran mereka.


Scoliosis dan HIV/AIDS Sekarang

Things will get better, aku percaya itu. Perjalanan memang masing panjang. Bahkan keluarga besarku belum 100% menerima baik tentang scoliosis (baca: kalau scoliosis itu nggak lebih dari masalah kosmetik a.k.a nggak penting) juga tentang HIV/AIDS. Tapi aku percaya nggak ada hal yang sia-sia, dan yang instan pun belum tentu baik. Aku menikmati perjalananku dalam memasyarakatkan scoliosis dan menghapuskan stigma pada ODHA. Aku nggak akan pernah berhenti speak up dengan cara memanfaatkan setiap kesempatan sekecil apapun itu. Kalau ini film Toy Story, situasi sekarang mirip seperti saat Woody dan teman-teman melihat claws saat hampir dibakar di pembuangan sampah. "I see the light", hehehe (---eh, kok malah film Tangled, lol). Sepupuku yang berusia 10 tahun bisa secara santai berbicara tentang bagaimana HIV bisa menjangkiti tubuh seseorang tanpa di "sssh" oleh orangtuanya karena dianggap tabu. Dan aku pun bisa tersenyum lebar ketika iparku bercerita bertemu dengan seseorang yang menggunakan brace di luar baju dengan penuh percaya diri. 

Sekali lagi, I believe things (will) get better. Berpura-pura nggak melihat apa yang terjadi di sekitar kita nggak membuat situasi menjadi lebih baik. Speak up, ---beritahu dunia bahwa kita ada. Bukan karena ingin diistimewakan tapi karena semua orang punya hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan :)


Lagu yang aku ciptakan untuk teman-teman istimewa :) #scoliosisawareness


girl with a cheeky spine,

Indi

___________________________________________
*Ingin mendukungku dengan memiliki karya-karyaku? Klik www.homerianshop.com dan ketik judul novelku (Waktu Aku sama Mika/Karena Cinta Itu Sempurna/Guruku Berbulu dan Berekor) di kolom "cari".
*Ingin berkontribusi untuk novel Guruku Berbulu dan Berekor Part 2? Kirim cerita menarik dan menginspirasi kalian dengan hewan peliharaan ke namaku_indikecil@yahoo.com. Royalti untuk didonasikan ke penampungan hewan.


___________________________________


Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Selasa, 08 November 2016

Indi Sugar di NET 12 NET TV (bersama UKUiki)


Hi bloggies, apa kabar? Semoga semuanya dalam keadaan baik, ya. Aku juga baik kok, meski saat menulis ini hujan sedang super deras dengan petir yang kencang, hihihi. 
Karena sudah awal November hati masih suasana Halloween, nih. Rasanya nggak sabar mau cerita kostumku tahun ini dan camilan apa saja yang sudah kubuat kemarin. Tapi, ups!... Aku baru ingat kalau berjanji untuk bercerita tentang pengalamanku menjadi bintang tamu di Net TV bulan Juli lalu, hihihi. I know, I know... aku cukup lama menunda untuk bercerita. Alasan pertamanya sih karena belakangan sedang banyak yang harus aku kerjakan, dan alasan keduanya adalah... malas! Jangan ditiru ya, aku punya bad habit untuk break cukup lama setelah melakukan sesuatu :'D *jewer diri sendiri.

Jadi ceritanya dimulai di bulan Mei lalu ketika aku dihubungi oleh UKUiki, ---company yang melayani jasa lukis untuk ukulele dan alat musik lainnya. Mereka bertanya apakah aku mau bergabung di liputan program NET 12 NET TV sebagai penggemar ukulele dan pengguna dari ukulele lukis. Meski excited tapi aku nggak langsung menjawab karena (lagi-lagi) shooting akan diadakan di Jakarta sementara aku tinggal di Bandung. Kesehatanku juga sebenarnya lagi kurang okay karena di bulan yang sama baru saja didiagnosis kista dan hernia (wow, dapat paket cantik, hahaha). Tapi setelah bertanya pada Ibu dan Bapak, akhirnya diputuskan untuk ikut bergabung di liputan bersama UKUiki. Karena rupanya di hari yang sama orangtuaku ada keperluan di Jakarta dan lokasinya cukup dekat dengan lokasi shooting, jadi aku bisa sekalian ikut. By the way sebelum mereka menghubungi, ---dan aku punya ukulele dari UKUiki, ---sebenarnya aku sudah lumayan kenal dengan art work mereka, lho. Mila, salah satu blogger di sini (---"Yuhuuuuu Milaaa, angkat tangannya!") juga pernah cerita kalau ia dapat hadiah ukulele dari UKUiki. Dan sejak itu aku langsung in love dengan desainnya yang dibuat hand painted sesuai pesanan *bayangkan ada love emoji di sini, lol.

Karena shooting akan dilakukan pukul 10 pagi, jadi aku, Ibu dan Bapak berangkat ke Jakarta waktu matahari masih mengintip malu-malu. Sebenarnya jam segitu seharusnya aku lagi mengantuk-mengantuknya, apalagi karena hanya tidur sebentar. Tapi sayang di perjalanan aku nggak bisa tidur, padahal sudah berbekal selimut dan bantal segala, huhuhu. Syukurlah lalu lintas lumayan lancar, jadi aku nggak harus berpegal-pegal karena macet. Tiba di Jakarta aku nggak langsung ke lokasi shooting, ---karena apa daya aku ini cuma nebeng, hehehe. Jadi aku ikut turun di kantor direktorat pajak bersama Ibu dan Bapak, lalu menghubungi kru NET TV untuk minta dijemput dari sana. Butuh waktu sekitar 40 menit sebelum kru menjemputku. Rupanya ada perubahan lokasi shooting jadi mereka harus survey dulu ke lokasi baru sebelum menjemputku. By the way, ini adalah kali pertama aku shooting tanpa ditemani Ibu atau Bapak karena biasanya ada salah satu dari mereka yang ikut ke lokasi untuk menjadi "fotografer" ku. Waktu berpamitan aku jadi sedikit emosional, soalnya Bapak sebenarnya ingin sekali ikut tapi Ibu nggak bisa jika harus mengurus pekerjaannya sendirian. Huhuhu, sniff :'D

Di perjalanan, aku baru diberi script dan konsep untuk shooting nanti. Sebelumnya aku hanya diberitahu untuk menyiapkan sebuah lagu yang nantinya akan aku mainkan. Well, sebenarnya mereka sudah request lagu dari Shakira sih, tapi karena aku nggak akrab dengan lagunya jadi aku ajukan lagu yang lain. Dari 2 pilihan, "The Show" nya Lenka dan "Soul to Squeeze" nya Red Hot Chili Peppers mereka memilih yang pertama (---kok TV-TV suka banget lagu ini, ya? Hahaha). Mereka ingin konsepnya nanti dibuat seperti video clip dan diakhiri dengan wawancara. Aku juga diperlihatkan sebuah video yang menjadi inspirasi konsep mereka ini. Pretty cool, ---nggak girly seperti biasanya, apalagi pilihan lokasinya yang extraordinary. Bukan "aku banget", tapi nggak ada salahnya kan melakukan sesuatu yang baru? :)

Kami tiba di Kemang waktu cuaca lagi asyik-asyiknya alias terik banget, hehehe. Lokasi ini rupanya bekas gedung futsal yang reruntuhannya sekarang dipakai untuk coretan-coretan keren a.k.a grafiti. Aku lumayan aww-ing juga untuk beberapa detik, soalnya belum pernah ke tempat yang seperti ini :p Nggak menunggu lama, sehabis lap-lap wajah pakai tisu plus pakai lipstick sedikit (---gimana atuh, aku memang nggak nyaman kalau pakai makeup, huhuhu) kami langsung mulai shooting. Yang pertama adalah adegan mendengarkan musik di atas tembok berkusen (kayaknya sih bekas jendela). Karena temboknya lumayan tinggi dan setelah 5 kali percobaan masih gagal juga untuk manjat, akhirnya aku punya ide untuk pakai ban bekas sebagai pijakan. Kocaknya, lokasi ban dan tembok itu jaraknya dari ujung ke ujung, jadi aku dibantu dengan 2 kru cantik NET 12 menggelindingkan (---word? Lol) ban sampai selamat ke tempat tujuan, hahaha. Scene ini diambil dari beberapa angle, jadi artinya aku harus melakukan gerakan yang sama berulang-ulang; ambil earphone, putar video di HP (pinjam punya kru, punyaku mati, lol), goyang-goyang sedikit, lepas earphone dan turun dan tembok, ---yang mana cukup menantang, ---sampai semua sudut yang diperlukan dapat. 


Adegan yang kedua lebih tricky karena aku harus berjalan melintasi reruntuhan gedung sementara kamera mengelilingiku. Soal jalan sih gampang, yang aku takutkan itu kalau sampai nabrak kamera. Syukurlah nggak terjadi kecelakaan meskipun harus diulang berkali-kali sampai kakiku kesemutan, hahaha. Nggak terasa tahu-tahu sudah lewat tengah hari dan masih cukup banyak scene yang harus diambil. Mungkin teman-teman ada yang bertanya-tanya, "Memang buat tayang berapa jam sih, kok lama sekali shootingnya?". Lol, ---gue hanya muncul sekitar 2 menit, tapi trust me, aku sudah beberapa kali mengalami yang lebih lama dari ini. Kalau shooting diadakan di rumah biasanya berlangsung dari pagi sampai malam, ---dan tayangnya cuma 5 menit, huahaha... Tapi meski bikin energi terkuras aku tetap mencoba cooperative, soalnya mereka pasti ingin hasil liputannya semaksimal mungkin :)) Selanjutnya diambil adegan-adegan "random" seperti aku sedang berdiri dan menyetel ukulele yang hanya memakan waktu beberapa menit saja.



Karena suara bernyanyi dan permainan ukulele aku sudah pre-recorded, jadi aku pikir untuk scene bernyanyi cukup cuap-cuap saja. Tapi ternyata mereka ingin aku untuk sambil berpose. Kalau pose nyender tembok atau goyang kiri-kanan sih gampil, yang menantang itu kalau lip sync sambil jalan-jalan. Ya, ampun selain ukulele yang terus-terusan melorot (nggak punya strap, hahaha), suara sama mulutku juga kadang nggak singkron. Maklum saja, aku nggak bisa dengar suara yang sudah direkam sebelumnya karena lalu-lintas cukup ramai. Makanya aku legaaaa sekali waktu mereka merasa sudah cukup dengan footage yang didapat dan puas dengan hasilnya. Scene yang terakhir yang perlu diambil tinggal interview. Sengaja diambil belakangan karena (seharusnya jadi) yang paling mudah dan (seharusnya) hanya memakan waktu singkat. Aku pun kembali ke tembok berkusen dan menjejerkan koleksi ukuleleku, ---termasuk yang dari UKUiki untuk dijadikan background saat interview nanti. Tapi tiba-tiba saja... Uh-oh, hujan turun dan langsung super deras! :O

Setengah panik aku langsung memboyong ukulele-ukuleleku ke mobil, ---dua sekaligus di satu tangan, hahaha. Semuanya selamat, ---well, kinda, karena si smiley kesayangan agak retak karena tergelincir di tembok yang licin... Tapi aku nggak boleh BT, jangan sampai hal kecil merusak hari yang baik. Ini kecelakaan, bukan salah siapa-siapa :) 
Dan, jadilah kami menunggu hujan reda di dalam mobil. Saking lamanya aku sampai malas lihat jam dan lebih memilih mencari cara untuk melewati waktu. Mumpung sedang membawa koleksi ukulele, aku pinjamkan saja kepada kru dan aku membuka 'kelas ukulele' dadakan, hahaha. Ternyata cukup berhasil, suasanya menunggu jadi lebih fun dan akrab. Malah jadi berlanjut mengobrol kesana-kemari, termasuk tentang scoliosisku (---mereka awalnya nggak tahu dan cukup surprise karena aku masih bisa dorong-dorong ban berat dan lompat dari tembok, haha).

Sekitar jam 2 siang akhirnya hujan reda juga. Lokasi langsung basah kuyup, termasuk tembok tempat untuk menaruh ukulele-ukuleleku. Waktu semakin mepet, ---kru NET 12 masih harus ke bengkel UKUiki dan matahari sudah semakin redup, ---jadi aku lap-lap saja tembok dengan tisu supaya nggak terlalu basah. I love my ukuleles so much (of course!), tapi aku juga harus bertanggung-jawab dengan 'peranku'. Biarlah ukulele-ukulele ini harus diopname ketika tiba di Bandung nanti, yang terpenting aku sudah berusaha maksimal :) Interview hanya berlangsung sekitar 5 menit dan pada jam 3 sore semuanya sudah selesai. Ah, thank God! Aku pun diantarkan kembali ke Ibu dan Bapak yang sudah menunggu di depan sebuah hotel karena kami mencari jalan tengah. Setelah saling berpamitan, aku dan orangtua langsung pulang ke Bandung. Perjalanan nggak selancar ketika pergi, malah bisa dibilang super macet. Untung saja aku ketiduran jadi tahu-tahu saja sudah sampai di rumah ketika tengah malam, hehehe.



Aku selalu senang dan bersyukur sekali setiap diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga. ---Karena menurutku "pengalaman baru" itu bukan berarti mengalami sesuatu yang sama sekali asing. Aku bisa saja sudah sudah mengalaminya berkali-kali, tapi tiap moment itu tentu memberi pelajaran yang berbeda. "Every moment is first", begitu kalau meminjam istilah John Frusciante :p Itulah kenapa aku selalu berusaha maksimal di setiap kesempatan, ---nggak peduli seberapa porsi peranku di sana. Aku percaya yang ada hanya "peran", bukan kecil atau besar, ---dan semuanya penting. Lagipula nggak ada ruginya untuk memberikan yang terbaik, karena apa yang kita lakukan adalah apa yang orang lain lihat. Just live your life like you meant it. So, kalau kalian mau melihat penampilan 5 jamku yang diringkas menjadi 2 menit dan ukulele baruku dari UKUiki yang super cute di NET TV (lol), klik di sini, ya. See you soon, dan semoga November kalian menyenangkan! ;)

ukulele girl,

Indi

____________________________________

Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com