Tampilkan postingan dengan label cosplay. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cosplay. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Juni 2014

The Adventure of Snow White and Seven Dwarfs, by ME! Yaiy! :D



Jika sering mampir ke blog ini pasti teman-teman tahu bahwa gue suka sekali dengan hal baru. Mempunyai pengalaman pertama kali itu rasanya excited, kadang-kadang bikin deg-degan tapi penasaran. Well, seperti kata Om John, sebenarnya every moment is first, alias apa yang kita alami setiap hari meskipun hal yang sama pasti saja ada pelajaran baru yang kita dapat. Tapi kalau pengalamannya benar-benar pertama kali alias masih blank dengan hal tersebut, excited nya terasa berkali-kali lipat! :D

Dan gue baru mengalami 'the very first experience' itu beberapa waktu yang lalu. Secara nggak sengaja, karena celetukan iseng gue waktu meeting dengan seluruh tim di preschool tempat gue bekerja. Seperti biasa, setiap tahun diadakan school leavers' ceremony, acara pelepasan anak-anak yang sudah lulus atau akan pindah ke sekolah lain. Temanya berganti-ganti, nah tahun ini "Prince and Princess". Biasanya anak-anak dan teachers akan berpakaian sesuai tema lalu makan bersama dengan menu yang juga sesuai tema. Di meeting ada beberapa teman yang mengajukan ide untuk membuat sesuatu yang berbeda, misalnya di saat acara diputar video yang berisi kegiatan anak-anak saat di kelas. Lalu ada yang memberi ide bagaimana jika kegiatan yang direkam sesuai tema dengan melibatkan seluruh anak secara bersamaan. Mendengar ide seperti itu entah kenapa tiba-tiba gue tunjuk tangan dan berkata, "Aku bisa bikin naskahnya!"

Perhatian seluruh ruangan pun langsung tertuju pada gue yang baru sadar bahwa celetukan tadi dianggap serius. Dengan hati dag dig dug gue mengumpulkan keberanian untuk menarik kembali kata-kata gue. Tapi sebelum itu terjadi teman-teman gue sudah berkomentar bahwa itu ide yang bagus. Ya, ampun... kalau tiba-tiba gue bilang bahwa yang tadi itu cuma candaan, bisa-bisa gue dianggap merusak kekhidmatan meeting, hehehe. Ya sudah, karena terlanjur akhirnya gue mengangguk dan berkata, "Iya, nanti malam aku akan buat naskahnya, aku pastikan semua terlibat. Sepertinya petualangan Puteri Salju dan 7 kurcaci akan pas, karena anak-anak yang lulus juga jumlahnya ada 7, kan? Anak-anak yang lebih kecil juga akan kebagian peran, termasuk teachers."
Entah bagaimana caranya gue bisa 'nyerocos' menjelaskan tentang kerangka naskah sekaligus tiba-tiba dapat ide tentang Snow White. Mungkin karena gue tiba-tiba ditodong. Padahal seumur hidup satu-satunya naskah yang pernah gue pegang hanya naskah film Mika, yang diambil dari novel gue. Dan yang membuatnya tentu saja orang lain, hehehe.

Malamnya gue langsung membongkar kotak kenangan gue, mencari naskah film Mika dan mempelajarinya. Gue memang sudah membacanya ratusan kali karena ikut memberi masukan, tapi dulu sama sekali nggak terbayang jika gue di posisi penulis naskah. Ya, ini memang naskah drama tingkat preschool, bukan film layar lebar, tapi gue tetap ingin total, membuatnya sebaik mungkin :) Langkah pertama gue membayangkan jalan ceritanya. Meskipun judulnya "Snow White" tapi tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak dan kultur di Indonesia. Berhubung harus menampilkan bakat setiap kelas, jadi gue pikir akan tepat sekali jika ceritanya dibuat petualangan seperti Wizard of Oz.

The script :)

Benar-benar surprise, ketika di depan laptop jari-jari gue lincah sekali mengetik. Cerita diawali dengan Evil Queen yang merasa kecewa karena ada yang menyaingi kecantikannya, yaitu Snow White. Jadi ia menyamar sebagai nenek tua (she's a wicked witch) yang memberikan apel beracun kepada Snow White. Ketika racun mulai bekerja datanglah Good Fairy bersama 7 kurcaci. Ia berkata pada Snow White bahwa Prince Charming bisa menyembuhkannya. Maka Good Fairy menugaskan kepada 7 Kurcaci untuk menemani Snow White mencari Prince Charming. Selama perjalanan mereka singgah ke berbagai desa yang penduduknya berbaik hati mengizinkan untuk ikut beristirahat bahkan memberikan pertunjukan untuk menghibur hati mereka yang sedang bersedih. Sayangnya sebelum mereka tiba di desa terakhir tempat dimana Prince Charming berada, Snow White semakin melemah. Ia berkata akan tidur sebentar tapi ternyata sampai 7 Kurcaci mencoba membangunkannya ia tetap tertidur. Saat itulah Prince Charming yang sedang berjalan-jalan di hutan melihat 7 Kurcaci yang menangis sambil mencoba membangunkan Snow White. 7 Kurcaci meminta tolong pada Prince Charming yang menurut Good Fairy mempunyai sesuatu untuk menyembuhkan Snow White. Tanpa ragu Prince Charming langsung memeluk Snow White diikuti oleh 7 Kurcaci. Pelan-pelan Snow White terbangun dan disambut oleh keceriaan 7 Kurcaci. Prince Charming menjelaskan bahwa racun yang diberikan oleh Wicked Witch adalah kebencian dan rasa iri, jadi pelukan yang tulus adalah penawarnya. Naskah ditutup dengan adegan 7 Kurcaci yang melihat Wicked Witch sedang memperhatikan mereka dengan wajah marah karena kecewa dengan kesembuhan Snow White. Teringat kata-kata Prince Charming mereka langsung menghampiri Wicked Witch dan memberikannya pelukan yang tulus. Wajah Wicked Witch berubah menjadi lebih halus dan tersenyum, ternyata pelukan juga bisa merubahnya menjadi orang baik yang bebas perasaan benci dan iri. The End! :)



Snow White dan 7 (plus 1) kurcacinya sudah mirip belum? :D

Dengan lega gue menutup laptop dan bersiap tidur. Ternyata gue benar-benar bisa menyelesaikannya dalam waktu semalam. Ketika menulis bayangan siapa yang cocok untuk memerankan masing-masing karakterpun ikut terbayang. Penduduk desa-desa tentu saja akan diperankan oleh kelas kecil sampai kelas besar. Prince Charming akan diperankan oleh Mr. Dave. Good Fairy tentu saja cocok diperankan oleh Miss. Alison yang punya wajah fairy dan karakter yang wise, hehehe. Evil Queen a.k.a Wicked Witch akan diperankan oleh Miss. Nensi yang memang sering bermain teater. Untuk Magic Mirror yang hanya sebentar tapi sangat penting gue rasa akan cocok diperankan oleh Miss. Gilang. Sedangkan untuk pemeran Snow White ketika meeting semua setuju bahwa gue yang memerankannya. Hihihi, ini bukan karena gue yang membuat naskah jadi kebagian peran utama, lho. Tapi karena Snow White akan ada di setiap scene jadi akan mengontrol pergantian anak-anak yang berperan. Selain itu, what a cute coincidence, beberapa parents memang memanggil gue dengan sebutan Miss. Snow White. Mungkin karena rambut gue yang pendek, ya :) Sekarang yang gue pikirkan sebelum tidur tinggal apakah naskah gue akan disetujui dan apakah grammar nya sudah oke. Karena gue bekerja di preschool berbasis kurikulum British (dengan dua bahasa pengantar), jadi naskah harus dibuat dengan berbahasa Inggris. Kalau salahnya banyak maluuuu, hehehe.

Paginya serahkan naskahnya kepada Miss. Alison dan siangnya langsung mendapat kabar bahwa ia (dan yang lainnya) suka dengan naskah buatan gue. Katanya pesan moralnya bagus dan salut dengan penempatan cast anak-anaknya di setiap adegan. Wah, gue lega sekali, naskah sepanjang 20 halaman yang dibuat hanya semalam ternyata dinilai positif :D Tapi kalau soal grammar masih ada yang perlu diperbaiki, sih. Syukurlah Miss. Alison memaklumi karena nggak banyak-banyak amat, hehehe (Katanya Bahasa Inggris gue kacau karena too much Aerosmith, lol). Saking senangnya gue sampai lupa kalau gue nggak punya kostum Snow White. Untung saja gue punya Ibu yang super kreatif. Kami hunting kain-kain murah dan semalam sebelum hari H (yes, semendadak itu) ia meminta pegawainya untuk menjahitkannya untuk gue. Oh, iya berhubung kain yang dipakai adalah yang termurah dari yang bisa kami temukan, jadi model kostum Snow White nya pun disesuaikan dengan yang versi kartun, lebih sederhana dibandingkan dengan versi para 'face character' yang ada di Disney Land. Kalau gue beli kain yang mahal kan sayang, kostumnya nggak akan dipakai setiap hari, kok, hehehe.

Dress yang dibuat semalaman dari kain murah-meriah. Bagus juga kan? Hihihi :)

Ketika hari H tiba, prechool sudah berubah menjadi kerajaan yang dipenuhi oleh prince dan princess mungil. Eh, bukan hanya yang mungil, tapi yang besar juga banyak karena seluruh tim preschool juga ikut berkostum, hehehe. Gue yang sudah memakai kostum Snow White membuat anak-anak melupakan nama asli gue. Mereka memanggil gue 'Snow White'! Syukurlah itu artinya meskipun kostumnya dibuat mendadak tapi sudah cukup membuat yang melihat mengenali :) Lucunya ada salah satu pemeran kurcaci yang bertanya mengapa gue menjadi Snow White karena ia juga ingin. Meski awalnya terkejut karena mendapat pertanyaan seperti itu, tapi akhirnya gue menjawabnya dengan berkata bahwa ini hanya peran, setelah selesai siapapun boleh menjadi Snow White. Dan benar saja ia berkata bahwa setelah perannya selesai akan langsung mengganti kostumnya agar sama dengan gue, hehehe, cute! :)

Salah satu dari mereka request sama mommny nya untuk pakai kostum yang sama dengan gue :)

Meski sedikit deg-degan tapi gue lega karena set sudah siap sesuai dengan yang gue minta. Hehe, wajar ini baru kali kedua gue tampil di panggung untuk beracting. Dulu gue pernah berperan sebagai kakak tiri di drama Cinderella dan sekarang malah menjadi pemeran utama, siapa yang menyangka. Karena nanti semua cast akan beracting dengan playback, jadi gue nggak terlalu khawatir dengan anak-anak yang lupa dialog (well, termasuk Prince Charming yang sampai hari terakhir latihan masih saja lupa, lol). Gue tinggal konsentrasi di part mana saja gue harus turun panggung lalu kembali bersama 7 Kurcaci, yang di saat-saat terakhir ternyata bertambah menjadi 8 :p

With Prince Charming (look at his awesome outfit!!)

Good Fairy, Evil Queen and Wicked Witch.

Drama berlansung dengan lancar, terharu gue melihat semuanya berperan dengan total dan tanpa malu-malu. Termasuk untuk kelas paling kecil yang masih berusia 1 setengah tahun, mereka dengan percaya diri naik ke atas panggung dan menjalannya peran mereka sebagai bunga dengan baik, hehehe. Waktu adegan 7 Kurcaci (eh, delapan) membangunkan Snow White gue sampai hampir menangis. Apalagi semuanya tiba-tiba senyap, sepertinya yang menonton ikut terbawa suasana, hihihi. Waktu drama selesai dan semua cast berkumpul untuk take a bow perasaan gue langsung bercampur aduk. Ada senang, lega, terharu... wah, pokoknya susah diungkapkan dengan kata-kata. 


Hati-hati, ada yang menyelinap di belakang! :D

Waktu pulang ke rumah gue membaca beberapa pesan dari grup prechool gue. Isinya benar-benar membuat gue senyum-senyum. Miss. Alison bilang ini adalah pertunjukan di School Leavers' terbaik yang pernah terjadi di preschool dan yang lainnya berkata tahun depan gue harus membuat naskah drama lagi. Bagi sebagian orang mungkin totalitas gue terlalu berlebihan untuk 'sekedar' tingkat preschool. Tapi buat gue tempat atau audience nggak mempengaruhi gue dalam berkarya. Kerjakan dengan sungguh-sungguh, dan siapapun akan bisa merasakan kerja keras dibaliknya. Sungguh-sungguh nggak akan pernah menghasilkan kesia-siaan! :)


***

“How could a hug could save me?”

“What the Wicked Witch did to you came from envy and hate. A sincere hug can save you...”
(salah satu dialog Snow White dan Prince Charming yang gue buat)


dan, hanya pelukan hangat yang "menyembuhkan" hati penyihir jahat :)
As white as a snow,


Indi


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 15 Oktober 2013

My DIY Halloween Costumes Project: Dorothy Gale from Wizard of Oz and Harry Potter :)

Howdy-do my friends!
Tulisan gue kali ini bakal berbeda dari biasanya. Mungkin bagi sebagian orang temanya nggak penting (memangnya tulisan gue pernah penting? Lol), tapi gue putuskan untuk membaginya karena ini bulan Oktober yang artinya identik dengan suasanan menyeramkan tapi seru yaitu... HALLOWEEN! :)
Nah, mengerti kan kenapa gue bilang kalau tulisan kali ini temanya nggak penting. Karena Halloween memang bukan budaya Indonesia dan nggak banyak orang yang exited dengan perayaan ini. Jangankan exited, seringnya malah nggak ngeh kalau sudah Halloween dan satu-satunya ciri adalah kalau televisi mulai memutar film-film horor, hehehe.

Kalau sudah baca tulisan tentang perayaan Halloween gue tahun lalu mungkin teman-teman akan mengerti kenapa gue menyukainya. Bukan karena suka yang seram-seram, ya, gue malah penakut (kecuali untuk Twilight Zone, karya-karya R. L Stine dan Stephen King. Lol, weird), tapi gue sangat menikmati pesta kostum dan treat (nggak pakai "trick"). Gue suka sekali berdandan seperti tokoh-tokoh di dunia dongeng. Meski di Irlandia, negara asalnya identik dengan kostum seram, di Indonesia Halloween lebih identik dengan kostum apa saja asalkan fun. Belum lagi di prechool tempat gue bekerja setiap Halloween pasti ada perayaan dan bebas mengajar. Jadi pantas saja kan kalau gue menyukainya ;)

Tahun ini gue memutuskan untuk jadi Dorothy Gale dari Wizard of Oz. Setelah tahun sebelumnya gue menjadi Carol Anne dari Poltergeist supaya identik dengan seram, tahun ini gue sedikit melanggar aturan preschool gue yang mengikuti Halloween ala Irlandia, hehehe. Dorothy adalah tokoh perempuan manis yang tanpa sengaja pergi jauh dari Kansas dan harus mencari penyihir dari Oz untuk menemukan jalan pulang. Meski ada unsur magic, Dorothy justru sama sekali nggak punya kekuatan magis, ia hanya kebetulan berada di situasi yang mengharuskannya melawan penyihir jahat. Gue belum dapat persetujuan buat pakai kostum ini di preschool, sih, tapi gue akan memakai kostum Dorothy ini untuk bersenang-senang dan merayakan di tempat lain saja bersama Ray :D

Meski tahun ini ada kemungkinan akan mempunyai dua kostum, bukan berarti gue akan membeli kostum baru. Justru gue ingin menguji sejauh mana kreatifitas gue, hihihi. Halloween ala gue itu tentang bersenang-senang, jadi jangan sampai malah menjadi beban dengan merasa harus mengeluarkan uang. Sama seperti tahun lalu, Ray juga akan memakai kostum yang gue pilihkan. Setelah menjadi John Frusciante, tahun ini ia akan menjadi Harry Potter, tokoh idola masa kecil gue yang kostumnya cukup mudah ditiru hanya dengan modal membongkar lemari baju :p

Berhubung sudah menonton film Wizard of Oz berkali-kali gue jadi hapal betul dengan kostum Dorothy. Yang gue lakukan selanjutnya tinggal mengingat-ingat item apa saja yang sangat iconic darinya, dan apa saja yang bisa gue temukan di rumah untuk menjadikan gue (cukup mirip) dengan Dorothy.
Nah, sekarang gue akan membagi tips bagaimana untuk menjadi Dorothy Gale di perayaan Halloween. Dan tentu, setelah itu akan gue jelaskan juga bagaimana cara menjadi Harry Potter. Keduanya adalah versi gue dan tentu saja dengan budged bersahabat ;)


Dorothy Gale dari Wizard of Oz.


1. Di sepanjang film Dorothy memakai dress overall bermotif kotak-kotak. Waktu film berubah menjadi berwarna (sebelumnya hitam-putih) penonton bisa melihat bahwa warna dress Dorothy adalah biru-putih. Gue mencari sisa kain di rumah dengan warna yang mirip, dan syukurlah menemukannya :D Berhubung hanya ada sedikit jadi gue membuatnya dengan bentuk "celemek". Meski berbeda dengan model aslinya, jika dilihat dari depan akan tetap terlihat mirip dengan dress Dorothy di film. 
Tapi jika nggak mempunyai kain yang sama persis, kalian bisa memakai dress bermotif kotak-kotak dengan warna apa saja, toh di awal film penonton nggak tahu apa warna dress yang sebenarnya, hehehe. Atau let's make it simple, dress berwarna biru polos pun sudah cukup mewakili karena ciri khas outfit Dorothy yaitu sederhana.

2. Untuk dalaman Dorothy memakai kaos berleher tinggi dengan lengan puff. Gue menggantinya dengan kemeja putih berleher tinggi bekas seragam paduan suara gue. Jika nggak punya gunakan kaos putih polos atau kemeja lengan pendek.

3. Di awal film sampai pertengahan, rambut Dorothy dikepang dua dan diikat dengan pita yang senada dengan dress nya. Berhubung rambut gue pendek, jadi gue mengikuti gaya rambut Dorothy di akhir film, yaitu diurai dengan pita besar di puncak kepala. Sebenarnya Dorothy menjalin rambut terdepannya dari kiri dan kanan lalu dijepit oleh pita. Tapi, sekali lagi, rambut gue masih terlalu pendek jadi gue menyelipkan pita ke bando polos dan memakainya secara tegak.
Jika rambut kalian lebih panjang dari gue lebih baik buat dua buah kepang sederhana, karena itu identik dengan Dorothy waktu bernyanyi "Somewhere Over the Rainbow" di awal film :)

4. Dorothy kabur bersama Toto, anjing teriernya dan sebuah keranjang piknik. Eris, anjing gue terlalu besar untuk berperan sebagai Toto, hehehe. Jadi gue menggantinya dengan boneka yang dipinjam dari preschool dan meminjam keranjang buah-buahan milik Ibu. Detail ini lebih baik jangan dilewatkan karena sangat iconic. Lihat saja gambar Dorothy berbagai versi di atas. Semuanya sedang membawa anjing dan keranjang kan ;)

5. Sepatu Ruby Dorothy sering menjadi icon untuk poster di pagelaran musikal Wizard of Oz. Mungkin karena inilah satu-satunya unsur magis yang dimiliki Dorothy (ia bisa pulang dengan cara mengetuk sepatunya). Ada cara untuk membuat sepatu ruby sendiri, yaitu dengan menempelkan gliter merah ke sepatu yang akan dipakai. Atau jika ingin mudah beli saja sepatu bergliter, hehehe. Tapi gue memutuskan untuk memakai sepatu merah milik Ibu. Meskipun tanpa gliter tapi modelnya cukup mirip dengan yang dipakai Dorothy. Lagipula yang terpenting adalah warnanya. Dengan kombinasi semuanya ditambah kaos kaki berwarna putih (atau biru) gue sudah bisa dikenali sebagai Dorothy :)





Video untuk detail kostum Dorothy Gale: 


Harry Potter.




1. Harry Potter identik dengan kacamata minusnya. Ini sangat mudah untuk Ray karena ia memang bermata minus, hehehe. Di novel disebutkan bahwa Harry memakai kacamata bulat, tapi gue biarkan Ray memakai kacamata sehari-harinya saja. Karena selain nggak memungkinkan untuk memakai kacatama bulat milik gue (minus kami berbeda), model apapun juga nggak masalah karena yang terpenting memberi kesan nerdy ;)

2. Seragam sekolah Harry terdiri dari kemeja putih, dasi belang-belang merah-kuning, celana hitam dan sepatu hitam. Gue meminta Ray menggali sebaik mungkin ke dalam lemarinya untuk menemukan item-item yang mendekati. Syukurlah ia menemukan semuanya kecuali warna dasinya yang berbeda, yaitu belang-belang biru. 

3.Harry sering memakai sweater abu-abu di atas kemejanya. Ray nggak punya sweater tapi ia punya ide sendiri dengan menambahkan cardigan abu-abu! Nice, Ray! :D

4. Jubah ala Harry menjadi sentuhan favorit gue. Karena tanpa itu kostumnya akan mirip seragam sekolah biasa dan tentu saja akan kurang aura mistisnya, hihihi. Gue meminjam toga bekas wisuda adik dan melepas bagian kerahnya. Jubah dipakai di atas seragam dan cerdigan tanpa diresletingkan. Biarkan menjuntai seperti gaya cueknya Harry. Jika kalian sayang untuk melepas kerah toga, pakai saja toga secara terbalik, resletingkan dari dalam sampai setengah, jangan tutupi seluruh kemejanya ;)

5. Sentuhan terakhir gue meminjamkan Ray magic wand ala Harry Potter koleksi gue. 
Jika nggak punya magic wand, kalian bisa membuatnya sendiri dengan cara menggulung koran berlapis-lapis lalu warnai dengan cat air. Atau cari saja ranting pohon yang bentuknya cukup lurus. 
Dengan perpaduan semuanya pasti terlihat cukup identik dengan Harry Potter. Tambahkan gambar halilintar di kening jika perlu. 




Gue puas sekali dengan dua buah kostum Halloween karya gue tahun ini. Dengan bangga gue menyebutkan bahwa budged yang dikeluarkan untuk keduanya adalah 0 rupiah ditambah sekian creativity (lol). Gue dan Ray sudah mengetes kedua kostum ini dengan memakainya ke tempat umum (tunggu post selanjutnya untuk cerita lengkapnya) dan ternyata orang-orang sudah bisa mengenali tokoh yang kostumnya kami pakai :D
Semoga tulisan gue (yang nggak penting ini, hehe) bisa memberi ide untuk teman-teman yang akan menghadiri pesta kostum Halloween. Atau untuk para cosplayer mungkin... siapa tahu sekali-kali bisa memanfaatkan apa yang ada di lemari dibanding membeli atau menyewa :)



Okay, selamat Halloween ala masing-masing, teman-teman. Sekarang waktunya gue menonton film sebelum tidur. Hmmm, yang nggak terlalu seram apa, ya? Hihihi, gue bahkan kadang takut kalau nonton ET! :D


treat or treat,

Indi


***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469