Kamis, 31 Desember 2015

Kalau Indi dan Microwave Bersahabat di Malam Tahun Baru...

Yay! Tahun baru hampir tibaaaa. Who’s excited?? Kalau gue sih jangankan tahun baru, minggu baru atau malah hari baru pun excited sekali, hihihi. Gue selalu merasa kalau setiap hari adalah awal yang baru, ---kalau hari ini nggak berjalan sesuai rencana, don’t worry, ada hari esok. Waktu keberhasilan kita tertunda rasanya memang nggak nyaman, it’s okay kalau mau menangis atau marah, tapi jangan lama-lama karena kita bisa mulai lagi semuanya dari awal. Gue bersyukur dengan bagaimana tahun 2015 berjalan. Banyak hal yang gue cita-citakan akhirnya tercapai, meski yang belum pun masih banyak. Tapi jangan khawatir, tahun 2016 sudah di depan mata, hihihi.



Well, gue nggak akan bercerita tentang resolusi tahun 2016 atau berbagi moment-moment di tahun 2015. ---Atau at least sekarang karena rasanya sedang ingin menulis yang santai-santai saja :p Malam tahun baru biasanya gue habiskan bersama keluarga di rumah; movie marathon, makan bersama dan terjaga sampai tengah malam (---eh, hari-hari biasa juga gue begadang ding, hihihi). Rencananya kali ini pun akan begitu, tapi bedanya sekarang gue akan memasak! Kalau biasanya hanya Ibu dan Bapak yang sibuk di dapur, sejak beberapa minggu yang lalu gue sudah direquest untuk menambah menu di makan malam tahun baru kami. Bukan menu yang sulit-sulit tentu, tapi menu sederhana yang cepat sehingga cocok dimakan saat movie marathon. Berhubung gue nggak terlalu betah berlama-lama di dapur (---kecuali untuk main-main dan nyicipin makanan, lol), jadi diputuskan untuk masakan kali ini adalah... *drum roll* QUICK MICROWAVE MEALS ALA INDIIIIIIII *tepuk tangan*
Mau tahu apa saja menunya? Gue akan share resep dan fotonya di sini, ---siapa tahu saja ada yang sama malasnya dengan gue untuk bermacet-mecet keluar rumah dan memilih makan di depan TV saja, hihihi :p

1. Roti Bakar dalam Mug


Yumm, siapa yang suka roti bakar tapi malas dengan remah-remahnya? *angkat tangan tinggi-tinggi* Kalau biasanya makanan ini populer untuk menu sarapan, buat gue ini adalah menu setiap saat. Kalau tengah malam lapar gue bikin ini, ---kalau habis lunch masih lapar juga bikin ini, hihihi. Bedanya dengan roti bakar biasa yang ini disajikan dengan mug, jadi setelah keluar dari microwave tinggal ambil dan bisa dimakan dimana saja.

Bahan-bahan:
~ 2 potong roti tawar
~ 1 Butir telur
~ Keju parut secukupnya
~ 2 sendok teh Mentega/butter
~ 3 sendok makan makan susu
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Olesi mug dengan mentega lalu masukan roti yang sudah dipotong dadu.
~ Di gelas/mangkuk terpisah kocok 1 butir telur, 2 sendok teh mentega/butter, susu, garam dan merica sampai rata.
~ Siram bahan yang sudah dikocok ke atas roti, biarkan sampai meresap (kira-kira 60 detik) lalu beri topping keju.
~ Masukan ke microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan... siapa dinikmati ;)

2. Bownies Terenak Sedunia (---sedunia kecil Indi maksudnya, lol) di Dalam Mug


Cokelaaaaat! Katanya sahabat terbaik perempuan kalau sedang PMS. Oh well, gue PMS setiap hari kalau begitu :p Gue suka sekali dengan rasa brownies yang nggak terlalu manis dan teksturnya yang nggak terlalu lembut. Kalau sudah dapat yang rasanya pas, uh rasanya nggak mau sharing, hihihi. Nah, kalau porsinya pas 1 mug pasti nggak ada yang tega untuk minta, dong :p

Bahan-bahan:
~ 2 sendok makan cocoa powder
~ 3 sendok makan terigu
~ 3 sendok makan susu cair
~ 2 sendok makan gula
~ Secubit garam
~ 3 sendok makan minyak sayur

Cara membuat:
~ Masukan semua bahan ke dalam mug, aduk hingga benar-benar rata. Masukan ke dalam microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan brownies porsi egois pun siap dimakan. Hati-hati masih panas :p

3. Pizza Terong



Sebagai seorang pesco-vegetarian penggemar pizza, mencari pizza yang aman lumayan tricky. Apalagi untuk memesan pizza di malam tahun baru pasti perlu waktu yang lama karena waiting list dimana-mana. Nah, daripada pusing berburu pizza, kenapa nggak bikin sendiri saja? It’s healthier and tastier, of course ;)

Bahan-bahan
~ 2 buah Terong ungu (untuk porsi 1 loyang)
~ Bawang Bombay
~ Tomat
~ 1 mangkuk keju parut
~ Minyak atau mentega
~ Garam dan merica secukupnya

Cara membuat:
~ Olesi loyang/pyrex dengan minyak atau mentega hingga rata.
~ Iris terong dan susun di atas loyang sampai menutupi dasarnya, taburi garam dan merica. Lalu taburi keju sampai terong tertutup.
~ Ulangi proses di atas untuk layer yang kedua, lalu berikan toping bawang bombay dan tomat.
~ Masukan ke dalam microwave selama 15 menit dengan suhu sedang. Keluarkan, dan selamat menikmati pizza (almost) guilt free! Hihihi :)

4. Mac and Cheese ala Kevin McCallister di Film Home Alone


“Bless this highly nutritious microwavable macaroni and cheese dinner and people who sold it on sale. Amen.”
Hahaha, ada yang ingat dengan doa Kevin di Film Home Alone ketika ia menunggu Marv dan Harry setelah mencuri dengar kalau rumah orangtuanya akan dirampok? Sejak kecil sampai sekarang Home Alone adalah film liburan terbaik yang selalu menghibur untuk ditonton setiap tahun. I love Kevin and his mac ‘n cheese! Setiap lihat scene dinner gue selalu ikut lapar dan amaze dengan betapa yummy lookingnya mac ‘n cheese instan keluaran dari Kraft itu, ---meski gue tahu betul yang asli nggak terlihat seperti itu, lol. Yep, kalau diperhatikan di scene belanja, Kevin membeli mac ‘n chesse instan, jadi ia nggak membuatnya sendiri. Tapi kalau mau buat sendiri bisa lho, dan gue yakin rasanya nggak kalah dengan punya Kevin.

Bahan-bahan:
~ 1 mangkuk makaroni
~ 1 cangkir susu
~ 1 mangkuk keju parut
~ Bawang bombay
~ Tomat
~ Garam dan merica secubit

Cara membuat:
~ Masukan makaroni, susu, garam dan merica ke dalam mangkuk. Panaskan di microwave selama 10 menit di suhu sedang.
~ Keluarkan, lalu aduk-aduk sampai rata sambil ditambahkan tomat, bawang bombay dan keju.
~ Masukan kembali ke dalam microwave selama 5 menit dengan suhu sedang, dan... that’s pretty much it! Marv dan Harry saja bisa dihadapi, apa lagi tahun baru, hihihi. “Merry Christmas, ya filthy animal. And a happy new year!” *yang ingat adegan ini keren, lol*

5. Potato Chips Super Renyah



Kalau sambil nonton film mulut gue pasti maunya ngunyah terus. Favorit gue selain popcorn ya keripik kentang. Karena yang biasa dijual biasanya rasanya terlalu asin plus ada penyedap sapi atau ayamnya, jadi gue pilih untuk bikin sendiri. Caranya super mudah dan nggak terlalu lama, ---hampir sama lah dengan jalan ke mini market buat beli sebungkus chips, hehehe.

Bahan-Bahan:
~ 1 buah kentang
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Taburkan garam dan merica di atas piring/pyrex.
~ Iris tipis kentang (lebih baik menggunakan potato slicer) lalu susun di atas piring atau pyrex. Pastikan nggak mengenai satu sama lain supaya nggak lengket. Kembali taburkan garam dan merica di atasnya.
~ Masukan ke dalam microwave selama 8 menit dengan suhu paling panas. Keluarkan, lalu balikan kentangnya satu persatu.
~ Kembali masukan ke dalam microwave selama 8 menit dan ya, you officially impressed yourself :D

Ngetik resep-resepnya dan melihat kembali foto-fotonya saja sudah membuat gue drooling. Ah, jadi nggak sabar untuk masak dan melahapnya sambil movie marathon bersama keluarga di malam tahun baru, hihihi. Gue sebenarnya agak nggak enak juga sih karena nggak masak yang istimewa buat Eris, anjing mungil kesayangan kami. Jadi sebagai gantinya gue belikan saja makanan kaleng kesukaan Eris. “Kakak Indi masak buat kamu pas ulang tahun saja ya, sayang,” hihihi :p Memang, makanan bukan hal terpenting dari tahun baru, tapi nggak ada salahnya untuk melakukan hal yang istimewa. Anggap saja sebagai cara bilang, “Yeah, gue berhasil melewati tahun 2015 dengan baik”, ---atau dengan kata lain sebagai ungkapan syukur :) Kalau kalian, apa yang akan dilakukan di malam tahun baru? Selain bersyukur dan berdoa, apakah akan berjalan-jalan dengan keluarga, movie marathon, main kembang api? Share me! :) Dan oh, iya sampai lupa, ini ada hadiah kecil untuk yang merayakan natal dari gue, video cover ukulele dan kazoo “Mele Kalikimaka”. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2016, guys. Let’s ROCK this year! :)


yang masih anggap kalau Macaulay Culkin itu cute,

Indi
_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 23 Desember 2015

Kolaborasi Indi Sugar dan Federico Borluzzi; Waktu Indonesia dan Italy Menjadi Satu :)

Mungkin teman-teman ada yang ingat, berbulan-bulan yang lalu ketika gue ingin sekali belajar ukulele dan akhirnya mendapatkan ukulele pertama hadiah dari Ibu dan Bapak. Gue masih ingat dengan jelas, waktu itu keinginannya begitu tiba-tiba, tanpa wangsit atau pertanda, hehehe, ---pokoknya gue ingin bermain ukulele. Meski ini bukan alat musik pertama yang gue pelajari, tapi ukulele adalah alat musik pertama yang bikin kecanduan! Kalau dibandingkan, tangan gue sepertinya lebih sering nempel dengan ukulele dibandingkan dengan handphone. Well, mungkin karena bentuknya yang mini jadi lebih mudah dibawa-bawa dibanding dengan 2 alat musik yang gue pelajari lebih dulu, drum dan keyboard :p

Gue bermain ukulele karena menikmatinya, ---gue happy saat sedang memainkan sesuatu meskipun itu random notes. Jadi kalau ada yang bertanya tentang apa tujuannya, gue nggak bisa jawab :) Meski begitu, saat ada yang notice dengan permainan gue tentu saja membuat senangnya jadi berkali-kali lipat. Gue anggap itu bonus, seperti saat salah satu radio di Meksiko memutar cover lagu "Velvet Underground" gue. Iya, yang pertama menemukan gue justru bukan dari negara sendiri. Lucu, ya? Hihihi. Dan bonus itu datang lagi beberapa waktu yang lalu, dan lagi-lagi bukan dari Indonesia. Kali ini dari Italy :)

Setelah membuat akun YouTube hanya untuk iseng, ---literally---, gue akhirnya mulai mengisinya dengan video-video homemade, termasuk video saat bermain ukulele. Sejak itu gue mulai berkenalan dengan banyak teman baru, termasuk dengan Federico Borluzzi, seorang penyanyi, pemain musik, penulis lagu sekaligus busker yang berasal dari Italy. Gue senang sekali melihat video-videonya yang kreatif, apalagi yang diambil ketika ia busking di berbagai tempat :) Makanya waktu ia menawari untuk berkolaborasi rasanya gue terkejut sekaligus senang! Tanpa berlama-lama gue langsung mengiyakan tawarannya meskipun ini yang pertama kali.


Meskipun kami tinggal di 2 negara yang berbeda, ---gue di Indonesia dan Federico di Italy, tapi prosesnya berjalan lancar. Soal pilihan lagu pun menjadi hal mudah karena kami mempunyai selera musik yang hampir sama. Bahkan jauh sebelum proses rekaman pun kami sama-sama sudah menentukan sebuah lagu, yaitu "Stand by Me" dari Ben. E King/John Lennon :) Yang sedikit tricky adalah saat gue harus mengira-ngira kapan part solo harmonica nya Federico. Gue mainkan ukulele di tengah lagu sambil berharap memberi waktu yang cukup agar part itu nggak terlalu pendek atau malah terlalu lama. Oh, iya karena belum punya peralatan yang memadai, rekaman dilakukan di ruang tamu saat tengah malam menggunakan handphone jadul andalan gue untuk meminimalisir suara berisik dari luar, ---atau dari ruang TV, hihihi ;)

Kemarin video clip kolaborasi pertama kami akhirnya selesai dan gue sangat senang sekali dengan hasilnya. Rasanya ajaib mendengar suara dan permainan musik kami bersatu padahal merekamnya di tempat terpisah, hihihi. Thanks to internet yang membuat jarak Indonesia dan Italy hanya sejauh satu atau dua klik saja :) Well, semoga teman-teman juga menikmati kolaborasi ini, ---dan yang tentu saja semoga kegembiraan kami waktu mengerjakannya juga bisa kalian rasakan! :)


that ukulele girl,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 16 Desember 2015

My Scoliosis Daily Care :)

Scoliosis, ---atau skoliosis. Sejak berusia 13 tahun gue sudah nggak asing dengan kata yang satu itu. Kami, ---gue dan scoliosis berteman dengan akrab karena dokter bilang ia akan bersama gue selamanya. Bahkan saking akrabnya kami menjadi sebuah kesatuan, hihihi. Bagaimana nggak, setiap masuk kelas atau sekolah baru gue harus ikut memperkenalkan si scoliosis ini pada pihak sekolah. Karena kalau nggak bisa-bisa akan berakibat nggak baik untuk kesehatan gue. Lama-lama bukan cuma gue saja yang akrab dengan scoliosis, tapi teman-teman dan guru-guru yang tadinya nggak tahu pun mulai berkenalan dengan soulmate gue ini :D 

Scoliosis, atau kelainan tulang belakang ke arah samping ini penyebabnya bermacam-macam. Dari mulai idiofatik (nggak diketahui sebabnya) sampai efek samping dari beberapa sindrom. Karena itulah nggak ada seorang pun yang terjamin bebas dari scoliosis, dari mulai bayi sampai orang lanjut usia. Biasanya begitu seseorang terdiagnosis mengidap scoliosis dokter akan meminta anggota keluarganya untuk melakukan pemeriksaan fisik, karena scoliosis juga bisa diturunkan. Gue sendiri adalah satu-satunya yang mengidap scoliosis di keluarga, ---well itu kalau Bapak nggak dihitung, sih, hehehe. Kata dokter tulang Bapak juga agak bengkok, tapi hanya scoliosis ringan dan nggak berbahaya. Begitu juga Ibu dan Adik, mereka sama-sama nggak mengidap scoliosis :) 

Karena gue satu-satunya scolioser, ---pengidap scoliosis di keluarga, awalnya kami sama sekali nggak tahu harus berbuat apa. Gue hanya memakai boston brace (penyangga) selama 23 jam perhari sesuai anjuran dokter. Tapi semakin lama ilmu gue dan keluarga semakin bertambah karena mulai berkenalan dengan scolioser lain dan of course internet! ;) Semenjak itu gue nggak hanya memakai brace, tapi mulai fisioterapi dan melakukan latihan ringan di rumah. Sampai sekarang pun, di usia dimana tulang sudah berhenti tumbuh, gue tetap rutin merawat scoliosis. Karena selain scoliosis akan ada berada bersama gue selamanya, seiiring bertambahnya usia tentu kurva gue juga akan tetap bertambah meskipun hanya sedikit-sedikit :)

Pengidap scoliosis itu banyak, terutama perempuan karena tubuh perempuan lebih mudah terkena scoliosis idiofatik, ---dan lebih memerlukan treatment daripada laki-laki. Itulah mengapa gue mencoba sesering mungkin berbagi tentang scoliosis di media sosial yang gue punya. Selain untuk mengenalkan scoliosis kepada banyak orang, tentu gue ingin sharing dengan teman-teman sesama scolioser tentang terapi atau brace apa yang pernah atau sedang gue gunakan sekarang. Berbagi itu menambah ilmu, kan? Gue senang mendapatkan banyak tanggapan positif dari post yang gue share ;) Eh, tapi ada saja lho orang yang berkomentar negatif, ---cenderung 'menggampangkan' malah. Karena memakai SpineCor, soft brace yang harganya lebih mahal dibandingkan brace tipe lain, gue beberapa kali dikomentari seperti ini; "Nggak heran bisa beli brace mahal, orangtuamu uangnya banyak." Atau dikomentari, "Kamu sih enak orangtua peduli, kalau aku apa-apa urus sendiri," saat gue mengupload foto Ibu atau Bapak. Sebenarnya gue malas mengomentari ini, tapi kalau diam mungkin yang berkomentar akan mengira gue mengiyakan mereka. Yang pasti I know that I'm a lucky girl, dan gue sangat-sangat-sangat bersyukur. Gue sangat berusaha keras untuk masalah kesehatan, termasuk scoliosis. Dengan bangga gue bilang bahwa sejak kuliah nggak memakai uang orangtua sepeser pun untuk perawatan scoliosis. Dari mulai fisioterapi sampai untuk bolak-balik Bandung-Jakarta-Bandung saat harus adjustment SpineCor. Yup, memang ada yang gue korbankan dengan jadi nggak bisa sering hangout/belanja seperti teman-teman lain, tapi ini adalah pilihan gue:) Dan soal orangtua yang peduli, ---well mereka awalnya juga blank dengan kondisi gue, sampai-sampai disalah artikan sebagai nggak peduli. Jadi gue, sebagai seorang anak mungkin bisa memberi masukan pada teman-teman yang bilang kalau orangtuanya nggak peduli, bahwa terkadang mereka juga sama seperti kita, clueless, nggak tahu harus berbuat apa. Daripada melabeli orangtua sebagai "nggak peduli", kenapa nggak sedikit-sedikit memperkenalkan tetang scoliosis saja? Atau... cobalah mulai taking care diri sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang bisa mengenal tubuh kita lebih baik? ;)

Soal merawat scoliosis gue nggak setuju kalau harus selalu dikaitkan dengan biaya yang banyak. Karena sebenarnya banyak kok yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Modalnya hanya meluangkan waktu dan jangan malas, ---karena mampu membeli brace paling mahal sedunia pun nggak akan membuat scoliosis terkoreksi kalau nggak dipakai, hihihi. Gue bukan dokter atau ahli kesehatan, tapi seperti biasa gue akan berbagi berdasarkan pengalaman. Ada beberapa rutinitas yang menurut gue membantu memperbaiki kondisi scoliosis gue:)

1. Stretching
Hal pertama yang gue lakukan ketika bangun tidur adalah stretching atau peregangan. Gue sangat menikmati saat-saat bangun dari tempat tidur dan dalam beberapa menit saja tubuh menjadi lebih segar. Nggak ada gerakan khusus, scolioser atau bukan, siapapun cocok untuk melakukan ini. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan ke atas dan rentangkan dengan jarak sedikit melebihi bahu. Selanjutnya tinggal posisi tangan dan tubuh saja yang diubah-ubah, sementara kaki tetap di tempat yang sama. Untuk jelasnya gue sertakan foto ketika gue sedang stretching dengan dibantu oleh tali skipping. Kalau nggak punya, tali skipping bisa diganti dengan handuk kecil atau benda lain yang cukup kuat untuk ditarik. Stretching baik untuk membuat tubuh menjadi relax dan mengurangi rasa kaku. Meski nggak membuat kurva scoliosis berkurang, tapi trust me, nggak ada salahnya jika dilakukan secara rutin. At least aktivitas ini jauh lebih baik daripada langsung menatap layar handphone ketika bangun tidur, kan? Ups! Hihihi :)



2. Bracing
Nggak semua scolioser butuh brace/penyangga. Gue sendiri berhenti menggunakan boston brace setelah 5 tahun karena tulang gue sudah berhenti tumbuh. Tapi satu tahun belakangan ini gue memutuskan untuk memakai SpineCor, brace dengan tipe yang lentur (soft). Pertimbangan gue memakai SpineCor adalah karena dibandingkan jenis yang lain brace ini lebih efektif dalam mengurangi kurva dan menghindari operasi. SpineCor juga membantu gue untuk lebih aktif karena mengurangi rasa nyeri yang biasanya mengganggu aktivitas. Well, brace ini memang nggak murah tapi karena bisa dicicil di Spine Body Center, APL Tower lt. 25 Jakarta (021-2933 9295), kenapa nggak dipertimbangkan? :)



3. Exercise
Kalau anak sekolah sih kebanyakan rutin berolahraga ya karena ada pelajarannya, hihihi. Eh, tapi nggak semua, lho. Banyak scolioser yang nggak boleh berlari atau melompat, terutama di masa pertumbuhan karena menyebabkan kurva semakin cepat bertambah. Sebagai gantinya gue hanya mengikuti pelajaran berenang di sekolah karena itu bagus untuk tulang belakang. Meski di rumah nggak ada kolam renang bukan berarti gue diam. Setiap sore gue rutin berjalan-jalan di sekitar rumah bersama Eris, my super cute dog :D Dengan berjalan kaki tubuh gue jadi terbiasa untuk bergerak dan semakin kuat. Selain menjadi teman, Eris juga berguna lho untuk melatih otot. Sudah naluri seekor anjing kalau lihat kucing pasti penasaran. Nah, kalau Eris mulai tarik-tarik leash sebagai human yang baik gue harus tarik balik. Kebayang dong bagaimana kuatnya anjing golden retriever? Hihihi :p 
Jalan-jalan sore tentu bukan satu-satunya exercise gratis yang bisa dilakukan di rumah, tapi untuk sekarang baru ini yang gue lakukan. Gue sedang mencari jenis exercise lain yang menyenangkan tapi juga aman untuk scoliosis :)



4. Healthy Meals
Masih ingat dengan 4 sehat 5 sempurna? Hehehe, old school banget ya kedengerannya :D Tapi menurut gue itu adalah cara yang paling sederhana untuk memenuhi gizi seimbang kita. Meskipun gue seorang pesco-vegetarian, tapi gue selalu berusaha variatif dan seimbang dalam menu sehari-hari. Biasanya scolioser memiliki digest problem, ---termasuk gue, jadi menu sayur kaya serat jangan sampai ketinggalan. Dokter gue, dr. Natalie menyarankan untuk minum prune juice agar terhindar dari sembelit. Tapi karena di supermarket susah dapat gue menggantinya dengan minuman prebiotic. Yang murah meriah itu Yakult, tapi lumayan ampuh apalagi kalau sehari minum 2. Ini bukan iklan lho, ya :D



Well, segitu saja daily care scoliosis yang gue bagi sekarang. Lain kali akan gue share lagi hal-hal yang berkaitan dengan my super best friend ini (---iya, dong masa mau musuhan sama scoliosis? Hihihi). Mungkin nanti gue juga akan membuat episode khusus tentang scoliosis di channel YouTube Indi Sugar Taufik. Masih agak bingung sih harus memulai dari mana, tapi let's see ;) Kalau teman-teman ada saran atau ada pertanyaan seputar scoliosis juga boleh. Nanti akan gue jadikan masukan untuk tulisan atau video selanjutnya. 
"Jadi scolioser memang menantang, tapi hey tanpa scoliosis pun hidup memang harus up and down, kan? Yang pernah sakit punggung bukan cuma scolioser, tapi semua orang. Yang pernah cepat lelah juga bukan cuma scolioser, tapi semua orang, hihihi. Tubuh kita dirancang Tuhan sudah yang paling tepat. Don't always blame scoliosis lah, ya! :)"
video daily care scoliosis gue


cheers,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 12 Desember 2015

Indi Sugar Live Interview tentang Aerosmith di Trijaya FM Palembang! :)


I'm so excited! Hari ini gue akan diinterview oleh Trijaya FM Palembang! Iya, hanya interview radio saja, kok, bukan diajakin duet sama Walk Off the Earth, hehehe. Nah, terus kenapa gue excited? Karena temanya tentang........ *drum roll* AEROSMITH! Hahaha :D It's been awhile sejak terakhir kali gue ngomongin soal band super keren yang sangat gue kagumi sejak usia 7 tahun ini. Mungkin ada yang sudah tahu bahwa alasan gue mengagumi mereka bukan hanya karena sekedar musiknya, tapi bisa dibilang mereka ikut "berjasa" dengan apa yang terjadi sama gue sekarang. Aerosmith menemani di saat gue ketakutan dengan masa remaja gue, dan Steven Tyler, ---vokalisnya--- adalah orang yang berhasil membuat gue percaya bahwa semua orang memiliki bakat, ---termasuk gue. Setelah dewasa akhirnya gue mendapatkan kesempatan untuk bertemu mereka, dan rasa kagum gue pun semakin besar. They're so humble and polite, jauh sekali dengan kesan stereotype rockstar. Dua tahun lalu gue juga pernah live interview dengan salah satu radio di Jakarta tentang Aerosmith, tapi too bad setelah interview selesai gue mendapat kabar buruk bahwa band favorit gue itu batal mampir ke Indonesia :( Nah, interview ini adalah yang pertama setelah gue berhasil bertemu (yes, bukan hanya sekedar nonton konser, tapi plus meet and greet) Aerosmith. Mau tahu seperti apa cerita gue? Teman-teman jangan sampai terlewat siarannya, ya!

Classic Rock with Indi Sugar akan on air pada tanggal 12 Desember 2015 (yes, it's today!) pukul 21:15 WIB di Trijaya FM Palembang 87.6 FM. Untuk yang di luar kota juga tetap bisa mendengarkan secara langsung dengan cara streaming di link ini:  http://trijayafmplg.net/
Gue belum tahu apakah nanti akan ada sesi interaktif atau nggak, tapi in case ada kalian bisa memberikan pertanyaan lewat SMS ke 0811713876 dan telepon ke 0711-319191/321040.
Sampai bertemu di udara, ya. Sekarang gue mau istirahat dulu, dan seperti kata Steven Tyler... Dream on, dream on... until your dream come true! ;)

yang dipanggil sweety sama steven tyler,
Indi

***

UPDATE:
Untuk yang terlewat interviewnya bisa dengarkan di sini:

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 09 Desember 2015

Menjadi Tamu di Acara "Komitmen Bersama Perilaku Sehat dan Bertanggung Jawab" (World AIDS Day 2015) :)

Howdy dooooo, bloggies? Waaaah, rupanya belakangan gue kurang produktif di dunia kecil kesayangan ini :( Bukan karena gue malas, tapi seperti biasanya Desember selalu jadi bulan yang sibuk, ---dan tentu jadi bulan yang penuh kesan. Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, dan di tanggal 24 Desember 11 tahun yang lalu adalah hari dimana Mika, my AIDS fighter pulang ke surga. Gak heran kan kenapa bulan ini terasa begitu berarti untuk gue :) Dulu gue memang bersedih dan menutup diri, tapi sekarang pengalaman hidup bersama Mika justru menjadi kesempatan gue untuk berbagi, ---dan itu membuat Mika tetap hidup :)

Kesempatan gue kali ini datang dari D-100 community, Kelompok Dukungan Sebaya dari RS. Borromeus Bandung. Mungkin teman-teman masih ada yang ingat perkenalan dengan mereka dimulai ketika gue diundang oleh ODHA Berhak Sehat sebagai bintang tamu di acara gathering mereka, dan di sana D-100 juga hadir. Lalu 2 bulan kemudian giliran D-100 yang mengundang gue dalam rangka Hari AIDS Sedunia, kami nonton bareng film Mika di Taman Film Bandung. Dan sekarang, 1 tahun kemudian mereka mengundang gue dengan konsep acara yang berbeda. D-100 bekerja sama dengan Klinik Antonius dari RS. Borromeus untuk mensosialisasikan HIV/AIDS kepada masyarakat umum dengan menggelar acara di Car Free Day Dago Bandung. Tujuannya agar yang sedang kebetulan jalan-jalan pagi pun bisa ikut bergabung ;)

Karena diadakan di area Car Free Day jadi gue harus bangun pagi-pagi sekali. Sempat hampir terlambat karena gue bangunnya kesiangan, tapi entah keajaiban darimana gue bisa mandi dengan kecepatan super hingga bisa tiba tepat waktu, hihihi. Di acara ini gue berjualan novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna" yang hasilnya akan digunakan untuk membeli susu formula bagi ODHA. ---Orang dengan HIV/AIDS yang nggak bisa memberi ASI. Gue juga mendapat titipan kue-kue dari Dhian (kalau sudah menonton film Mika pasti tahu ia siapa, hihihi) yang juga untuk didonasikan. Selain D-100 dan klinik Antonius, acara ini juga didukung oleh WPA (Warga Peduli AIDS) Kebon Pisang, STKS dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Bandung. Jadi tentu acaranya macam-macam dan super fun karena banyak yang terlibat.

Sebelum dimulai gue dengan dibantu teman-teman D-100 mengatur booth sederhana yang berisi novel-novel gue dan kue-kue Dhian. Seperti biasa, wajib serba pink karena itu warna kesukaan gue. Sampai-sampai taplak dan sign-nya bawa sendiri dari rumah, lho, hihihi. Sementara itu MC mulai menarik perhatian masyarakat Bandung yang sedang berjalan-jalan. Awalnya sih masih sepi, yang lalu-lalang baru beberapa saja. Tapi lama-lama jadi ramai, apalagi ada spanduk putih sebagai aksi solidaritas yang siapa saja boleh memberikan cap tangannya sebagai bentuk dukungan. Sambil mendengarkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pengunjung gue bisa memeriksa kesehatannya secara gratis. Kapan lagi kan bisa cek tensi darah sambil olahraga pagi? :D






Pengunjung yang mampir ke booth kami juga mendapatkan hadiah-hadiah menarik. Ada goodie bag dari RS. Borromeus, pim dan lain sebagainya. Tapi tentu saja ada syaratnya, mereka harus berani bertanya atau menjawab pertanyaan seputar HIV/AIDS. Momen ini membuat gue senang sekaligus miris... Gue senang karena mulai banyak masyarakat yang punya rasa penasaran tinggi dan tanpa ragu bertanya. Tapi juga miris karena masih banyak yang takut dengan ODHA. Misalnya saja ada seorang ibu yang bilang bahwa ia nggak mau bersalaman dengan ODHA. Padahal kan HIV nggak menular melalui kontak sehari-hari. Dan seandainya saja ibu itu tahu siapa saja diantara kami yang ODHA, mungkin beliau sudah kabur, hihihi. Untungnya rekan-rekan KPA dan WPA tetap sabar untuk menjelaskan bagaimana fakta yang sebenarnya. Kalau makan bersama, bersalaman, berciuman atau pakai toilet bersama aman untuk dilakukan, karena HIV hanya menular melalui 3 cairan tubuh, yaitu darah, cairan kelamin dan air susu ibu. Semoga saja sepulang dari sini ilmu barunya nggak pernah dilupakan, ya ;)

Gue juga berbagi tentang novel-novel yang gue tulis, dan alasan kenapa gue mengangkat isu HIV/AIDS. Surprise, ternyata ada cukup banyak pengunjung yang sudah mengenal karya-karya gue, bahkan ada yang sudah menonton film Mika juga! Rasanya seperti meet and greet dadakan karena banyak yang meminta foto dan tandatangan, hihihi. Lucunya ada seorang pengunjung yang berkomentar, "Mika itu romantis, ya..." Aww, jadi kangen sama Mika, deh :') Tapi buat gue ini adalah bonus, karena tujuan awalnya tetap untuk mensosialisasikan HIV/AIDS. Jangan sampai mereka hanya mengagumi Mika tapi saat berhadapan dengan ODHA tetap ketakutan. Seperti yang sudah sering gue bilang, gue dan Mika sebenarnya nggak jauh berbeda. Scoliosis dan HIV/AIDS sama-sama belum ada obat tuntasnya, jadi kenapa harus takut? Gue harap orang bisa stop judging seseorang dari penyakit yang diidapnya. Gue yakin semua orang juga lebih memilih sehat, jadi jangan memperburuk keadaan dengan label-label yang nggak penting :)





Oh, iya ada beberapa kejadian menarik nih waktu acara berlangsung. "Produk" yang paling laris rupanya balon-balon merah menyala yang menjadi dekorasi booth gue. Sebelum novel-novel dan kue-kuenya habis, anak-anak yang lalu-lalang sudah mengantri sambil mencolek-colek gue,"Teh, Teh, minta balonnya, Teh," hihihi. Untung saja sebelum acara selesai kelarisan balon-balon itu menular pada novel-novel gue. Semuanya sold out! Yay! Gue senang sekali karena artinya kami bisa berdonasi dengan maksimal. Malah ada yang membeli 1 buah novel dengan harga 3 kali lipat dari harga aslinya. Terharu sekali :') Dan yang juga berkesan ada seorang scolioser yang menghampiri gue untuk bertanya tentang scoliosis dan SpineCor (soft brace). Meskipun beda tema berbagi ilmu memang bisa dimana saja, gue senang sekali kalau bisa membantu.



Waktu acara selesai, nggak terasa gue sudah berdiri selama kurang lebih 4 jam. Kalau dalam keadaan normal mungkin gue sudah pingsan (tapi tenang deh, kan dekat Rumah Sakit, lol). Nah, berhubung acaranya seru dan banyak yang membantu gue selama acara berlangsung, ---termasuk Bapak dan Ray yang bergantian jadi fotografer, daya tahan tubuh gue pun jadi berkali-kali lipat, hihihi. Gue selalu senang jika diundang menghadiri acara seperti ini. Karena meski sederhana dan santai, tapi pesannya lebih mudah sampai karena nggak berkesan menggurui. Dan gue harap ini bukan hanya mengenai HIV/AIDS. Tapi mengenai diri kita sebagai sesama manusia dan mahkluk Tuhan. Sudah seharusnya kita semua hidup berdampingan dan saling mendukung. Dari kecil kita sudah diajarkan bahwa setiap orang itu berbeda, tapi berbeda bukan berarti alasan untuk berprasangka buruk! ;)




yang diajarkan mika bahwa manusia itu seperti apel,

Indi

nb: Sepulang dari acara gue bertemu dengan salah seorang pembaca saat sedang mengantri di kasir supermarket. Katanya ia menyukai karya gue sejak SD dan sekarang sudah kuliah. Wah, time does really fly... mudah-mudahan gue selalu bisa berkarya dan nggak berhenti mencoba hal-hal baru. Amen... :)


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469


Selasa, 01 Desember 2015

Film MIKA: Orang Baik itu ya Orang Baik :)

Orang baik itu ya orang baik, ---gak pakai "tapi". Kalau ada yang bilang Mika baik tapi dia ODHA, aku gak suka. Menilai orang itu kan seharusnya dari sifatnya, bukan dari apa yang ia idap. Aku juga gak suka kok kalau ada yang bilang, "Indi itu baik tapi dia scoliosis." Karena apa yang aku idap gak akan bikin aku jadi buruk. Hati itu bagian dari diri kita yang paling dalam. Saat kamu sakit, saat kamu sehat, jika kamu jaga hatimu selalu, kamu orang baik, ---gak pakai "tapi" :)

Dalam rangka hari AIDS Sedunia saksikan film Mika yang diinspirasi oleh novel Waktu aku Sama Mika​ dan Karena Cinta itu Sempurna​ (yang diambil dari kisah nyataku dan Mika). Hari ini pukul 23:30 WIB di SCTV. 



____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469