Sabtu, 28 Desember 2019

Tulisan Pendek di Akhir Tahun 2019 :)

Nggak terasa tahun 2019 akan segera berakhir. --- Well, at least buatku begitu, nggak terasa. Dibandingkan dengan tahun kemarin, tahun ini terasa sangat cepat buatku. Rasanya baru kemarin aku main kembang api di halaman rumah ortuku sama keponakan, eh tahu-tahu sekarang ada di sini, lagi nulis di rumahku sendiri sambil minum soda yang sudah flat, hahaha. Tahun 2019 adalah tahun yang baik buatku, dalam artian ada momen-momen menyenangkan tapi ada juga momen-momen yang.... begitulah, yang nggak bisa dibilang buruk tapi juga nggak bisa dibilang bagus. Ulang tahun pernikahan yang pertama adalah salah satu momen menyenangkan dan nggak terlupakan. Aku belum sempat menceritakannya di sini (---mungkin nanti). Juga waktu untuk pertama kalinya menjadi juara 3 di kontes musik, yang buatku "luar biasa" karena sebelumnya hanya sampai 100 besar saja, hahaha. Dulu, aku selalu nggak sabar untuk berbagi cerita di sini, apapun akan aku share dengan cepat. Tapi sekarang berbeda, dan aku rasa perubahan ini adalah proses pendewasaanku di tahun 2019.

Kalau sudah menikah hidup akan berubah, begitu kata teman-teman. Ada yang sibuk menjadi ibu rumah tangga, ada yang sibuk menjadi ibu baru, ada yang sibuk mengurus keuangan rumah tangga, dan lain sebagainya... Tapi aku nggak setuju. ---Bukan berarti teman-teman aku salah, tapi setiap pernikahan itu berbeda. Apa yang aku alami belum tentu sama dengan mereka, begitu juga sebaliknya. Aku masih tetap aku, dengan rutinitas yang sama. Meski berumah tangga terpisah dari orangtua sejak bulan keenam menikah, aku dan Shane nggak mendadak menjelma jadi "ibu-ibu" dan "bapak-bapak". Kami tetap act like a best friend. Aku tetap hangout bersama teman-teman perempuan, Shane pun bisa berjam-jam menghabiskan waktu dengan bermain musik dan kami tetap sama-sama happy :) Kami nggak pernah dipusingkan dengan "kata orang" tentang apa dan bagaimana pernikahan itu seharusnya. Buat kami nggak ada benar nggak ada salah. Jalani saja semua dengan santai (dan bertanggung jawab). Karena pernikahan seharusnya fun, dan kami bersyukur bisa mengalaminya.

Tapi aku tetap "berubah", dan itu bukan kerena pernikahan. Aku hanya menjadi dewasa, as simple as that. Shane (atau siapapun) nggak pernah melarang atau memintaku melakukan sesuatu. Aku boleh pakai tato di wajah kalau mau, atau nggak mandi satu minggu tanpa alasan, hahaha. Semakin bertambah usia, semakin aku berpikir sebelum melakukan sesuatu. Dulu aku adalah orang yang sangat vocal dalam mengemukakan pendapat, hampir setiap hari aku menulis di status Facebook. Ada keenngaknyamanan sedikit saja aku pasti langsung share. It's not a bad thing, tapi sekarang aku lebih berhati-hati dengan dampaknya. Sebisa mungkin aku menghindari agar nggak ada yang merasa tersinggung, atau malah aku yang terkena masalah. Aku berusaha mengerem agar nggak over share. Punya gadget baru, habis makan di restoran fancy, difollow sama idola memang "keren". Tapi aku merasa nggak perlu update puluhan foto dan menulis status panjang lebar buat menceritakan itu semua. Bukan berarti aku stop berbagi, hanya membatasi. Aku sendiri senang banget kok baca cerita atau lihat-lihat foto teman-temanku. Melihat orang lain bahagia kan bikin ikut bahagia. Jadi nggak ada yang salah dengan berbagi pengalaman dalam bentuk tulisan atau foto :)

Kita memang nggak punya mesin waktu, nggak bisa bolak-balik buat melihat apa yang terjadi sama kita kalau kita ubah skenario hidup dari A ke B seperti buku Goosebumps zaman dulu (hayo ada 90's babies atau kids nggak di sini? haha). Jadi aku nggak bisa tahu apa yang terjadi seandainya sekarang aku belum menikah. Tapi bukan berarti tanpa pernikahan aku nggak akan "berubah". Nggak ada yang bisa menghalangi seseorang dari proses pendewasaan terkecuali pikirannya sendiri. Intinya, perubahan status bukan berarti membuat seseorang otomatis menjadi dewasa. Aku bisa saja sedang duduk di sebelah Steven Tyler sekarang, di penerbangan kelas utama tapi kalau aku "memilih" untuk stuck, ya aku nggak akan dewasa.
Well, anyway sebenarnya inti dari post aku kali ini cuma mau mengucapkan selamat hari Natal dan tahun baru, kok, entah kenapa jadi panjang lebar, hahaha. Nggak apa-apa ya sekedar berbagi, lagipula aku rindu "ngobrol" sama kalian (haloooo readers) karena cukup lama nggak menulis di sini.


Outfit Christmas kompakan sama Ali, dibuatkan oleh Ibu :)

Sama Shane juga kompakan dong! :D


Oh iya, aku juga punya kabar yang mungkin saja bermanfaat buat teman-teman yang belum tahu mau kemana buat liburan akhir tahun. Di 4 kota di Indonesia; Bandung, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta sedang ada event "Out of the Boox", lho. Di sana kita bisa membeli buku-buku dari segala macam genre, lokal dan internasional dengan diskon sampai 90%! Keren banget, kan. Event ini diadakan sampai tanggal 30 Desember 2019. Jadi kalau mau beli buku buat kado tahun baru masih bisa banget! Pssst, novelku "Waktu Aku sama Mika" juga ada di sana. Boleh banget dijadiin kado, atau buat koleksi jaga-jaga kalau yang satunya lecek :p Buat lokasi di masing-masing kota bisa dilihat di gambar ya (silakan googling kalau bingung dengan alamat lengkapnya). Dimulai dari pukul 9.00 sampai 21.00 WIB, ---khusus di Surabaya sampai pukul 21.30 WIB! Besok rencananya aku dan Shane juga mau ke "Out of the Boox" yang di Bandung. Mau beli buku buat stock liburan, maklum sedang mager maksimal malas kemana-mana mending baca buku, hahaha. 




Sekali lagi, Merry Christmas and Happy New Year, ya. Semoga di tahun 2020 segalanya menjadi lebih baik buat kita semua, dan semua rencana yang tertunda bisa terealisasi. Amin.

Sekian tulisan singkatku yang campur aduk kali ini. Soda flatku sudah habis jadi sekarang mau tidur dulu. Eh, besok ada yang mau ke "Out of the Boox" juga kah? Siapa tahu kita bertemu ;)


yang sedang dalam proses menjadi dewasa,

Indi




------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 23 November 2019

Jenis-Jenis Pinjaman Aman 25 Juta

Jika ingin membutuhkan dana yang cepat untuk hal yang darurat atau untuk menambah modal usaha salah satunya bisa dengan mengajukan pinjaman. Kebanyakan orang bisa menggunakan tabungan atau dana darurat disaat keadaan yang lagi susah, tetapi tidak semua orang mempunyai tabungan. Atau bisa juga dana daruratnya tidak mencukupi untuk kebutuhan yang dimaksud. Dan apabila kamu menginginkan pinjaman aman 25 juta tanpa jaminan harus diperhatikan beberapa hal agar bisa diterima. Harus kamu perhatikan juga beberapa resiko apabila kamu mengambil pinjaman itu. 
Resiko mengajukan pinjaman tanpa jaminan
Kemungkinan Ditolak
Sebelum mengajukan pinjaman, kamu harus pastikan sudah memenuhi semua persyaratan. Ada beberapa kemungkinan kenapa pengajuan pinjaman bisa ditolak, seperti memiliki catatan buruk masalah kredit, dokumen tidak lengkap atau bisa juga tidak memenuhi syarat. 
Jangka Waktu Pendek
Jangka waktu yang pendek akan diberikan untuk pengajuan pinjaman tanpa jaminan, kebanyakan waktunya adalah 3 bulan sampai 36 bulan. Jangka waktu biasanya akan menyesuaikan dengan jumlah pinjaman, semakin banyak kamu mengambil pinjaman semakin lama jangka waktunya.
Memiliki Bunga yang Tinggi
Karena pinjamannya tanpa jaminan, maka pihak penyedia akan menetapkan bunga yang tinggi. Untuk itu sebelum mengajukan pinjaman aman 25 juta, bandingkan terlebih dahulu atau memilih penyedia pinjaman yang memberikan bunga yang paling rendah.  
Pilihan Pinjam Uang 25 Juta Tanpa Jaminan
Buat kamu yang ingin mengajukan pinjam uang 25 juta tanpa jaminan, ada beberapa pilihan penyedia pinjaman yang bisa kamu pilih seperti yang ada di bawah ini:
TunaiKita
TunaiKita merupakan penyedia pinjaman yang sudah terdaftar di OJK ( Otoritas Jasa Keuangan ). Dan pihak OJK akan selalu mengawasi semua prosedur atau tahapan-tahapan mulai dari proses, pembayaran dan penagihan. Makanya kamu tidak perlu khawatir dengan jenis pinjaman online seperti ini, apakah itu dari aplikasi penyedia maupun dari website. Keamanan sudah terjamin serta dapat dipercaya karena ada pihak yang mengawasi.
Kredit Tanpa Agunan ( KTA )
KTA merupakan salah satu penyedia pinjaman yang sudah dijamin keamanannya karena yang mengeluarkan adalah bank resmi. Apabila ingin mengajukan pinjaman aman 25 juta di KTA kamu tidak perlu memberikan jaminan. Yang harus dipenuhi adalah KTP, slip gaji, NPWP, dan kartu kredit dengan nilai limit tertentu. Kamu juga harus pandai memilih dan membandingkan karena hampir semua bank sudah menawarkan produk KTA ini. Dapatkan penawaran yang terbaik dari bunga atau ketentuan-ketentuan yang lain.
Tarik Tunai Kartu Kredit
Apabila kamu mempunyai kartu kredit, yang mempunyai fasilitas tarik tunai bisa dipakai untuk mendapatkan pinjaman aman 25 juta tanpa jaminan. Tapi harus kamu ingat dan diperhitungkan terlebih dahulu jika kartu kredit ini memiliki bunga yang tinggi, bisa mencapai 2.25-4%. Dan 1 hal lagi yang harus diperhatikan yaitu angka limit kartu kredit kamu harus berada di sekitaran 50 juta.
Terkadang kita sering mengalami keadaan darurat dan membutuhkan dana untuk keperluan penting. Saat ini sudah banyak penyedia pinjaman mulai dari bank dan perusahaan fintech. Ada juga berbagai macam bentuk pinjaman salah satunya yaitu pinjaman dana tunai bisa dengan jaminan atau tanpa jaminan. Pinjaman dana tunai banyak digemari karena bisa langsung digunakan setelah di cairkan ke rekening kamu. Jumlah pinjaman sangat beragam mulai dari 1 juta sampai ratusan juta rupiah dengan jangka waktu yang beragam sesuai ketentuan.
Jenis-jenis Pinjaman Dana Tunai Di Indonesia
Kamu bisa memilih Pinjaman dana tunai yang memiliki berbagai jenis, sebenarnya ada empat yang paling populer dan yang paling banyak diajukan di Indonesia salah satunya adalah kredit multiguna. Kredit dengan agunan atau kredit multiguna adalah dana tunai yang akan diberikan pihak penyedia pinjaman setelah kamu mengagunkan barang berharga, misalnya BPKB, dan sertifikat tanah. Besarnya nominal plafon pinjaman yang diberikan berkisar hingga 80 persen dari total nilai jual aset.  Contohnya jika kamu ingin mengagunkan sertifikat rumah, sedangkan rumah yang kamu agunkan memiliki nilai jual seharga Rp 300 juta. Tetapi kamu hanya dapat mendapatkan pinjaman Rp 300 juta x 80 persen = Rp 240 juta. Karena semakin tinggi nilai aset yang diagunkan, maka semakin tinggi nominal plafon pinjaman yang bisa kamu dapat. Dan untuk informasi yang lebih banyak kamu dapat mengunjungi https://www.cekaja.com/info/lewat-fintech-kini-bisnis-kecil-bisa-pinjam-uang-hingga-rp25-juta/


Jumat, 22 November 2019

Cara Ampuh Cari Tempat Kuliah Online yang Berkualitas dan Tepat

Di era yang semua serba canggih ini, di mana kemajuan teknologi membuat semua mudah untuk diakses, kuliah pun sekarang tidak harus dilakukan dengan tatap muka langsung di kelas. Sudah banyak dibuka kelas-kelas kuliah online yang bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Buat kamu sekarang yang sedang cari tempat kuliah online yang berkualitas dan tepat, tidak perlu ke luar negeri. Karena di Indonesia kini sudah banyak perguruan tinggi yang menyediakan kuliah online dengan kualitas bagus. Sebagai seorang mahasiswa yang memilih kuliah online, persiapan dan perencanaan yang baik perlu dilakukan supaya mencapai hasil yang maksimal. Dalam perkuliahan online atau kuliah non tatap muka ini, mahasiswa tidak dituntut rutin datang ke kampus. 
Kuliah Online juga merupakan salah satu sarana pembelajaran interaktif yang sekarang ini lagi banyak diminati para mahasiswa terutama yang sudah bekerja. Dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan media internet kapanpun dan dimanapun sesuai kesepakatan perkuliahan. Dosen dapat memberikan materi kuliah, baik berupa file, video, maupun tulisan (teks) dan lainnya. Melalui kuliah online ini, seorang dosen juga bisa mengajar di beberapa tempat secara bersamaan. Kuliah online adalah kuliah yang bisa dilakukan tapi tanpa harus menghadiri kelas yang ada di kampus seperti biasanya. Ada beberapa tips yang bisa kamu coba agar perkuliahan online kamu sesuai dengan minat dan bakatmu. 

Tentukan Jurusan Sesuai Minat
Hal ini juga hampir sama dengan memilih kuliah offline, kamu juga harus memilih jurusan yang sesuai dengan apa yang kamu sukai. Karena kalau kamu memilih jurusan kuliah online yang tidak sesuai dengan minat dan tidak kamu sukai, maka kamu akan mudah bosan dan pada akhirnya kamu tidak konsisten mengikuti perkuliahan tersebut. Hal tersebut justru akan membuat kamu tidak bisa menyerap ilmu yang diajarkan dosen saat kuliah online.

Pilih Jurusan Yang Sesuai Dengan Kemampuan
Selain memilih jurusan yang kamu sukai, kamu juga harus mempertimbangkandengan baik mengenai jurusan tersebut yang sesuai dengan kemampuan kamu. Metode kuliah online berbeda dengan kuliah offline, hal tersebut akan bisa menjadi masalah tersendiri bila kamu salah memilih jurusan yang tidak sesuai kemampuanmu di perkuliahan online.

Pertimbangkan Akreditasi Jurusan Di Perkuliahan Yang Kamu Pilih
Setiap perguruan tinggi pastinya mempunyai akreditasi untuk masing-masing jurusan yang mereka punya tidak terkecuali perguruan tinggi yang menyediakan kuliah online. Pilihlah jurusan dengan akreditasi yang cukup baik, karena nantinya mau tidak mau akreditasi tersebut akan menjadi pertimbangan sebuah perusahaan ketika kamu melamar pekerjaan.

Mencari Banyak Info Dan Konsultasi Berdasarkan Pengalaman
Kalau kamu punya kakak atau teman yang sebelumnya sudah mencoba kuliah online, ada baiknya kamu berkonsultasi dengannya untuk mencari info. Bertanya langsung secara nyata akan memudahkan kamu. Menyesuaikan antara fakta pengalaman yang terjadi dengan kemampuan yang kamu miliki.

Usahakan Memilih Jurusan Yang Dibutuhkan Dimana-Mana Atau Bisa Masuk Banyak Bidang
Selain mencari jurusan yang peluang kerjanya banyak, kalau kamu belum tahu mau apa, mencari jurusan yang fleksibel untuk kerja dimana saja juga merupakan ide yang bagus. Jurusan Teknik informatika atau akuntansi yang selalu dibutuhkan perusahaan apapun latar belakang perusahaannya bisa jadi pilihan yang baik. Tapi ingat, pertimbangkan kemampuan dan minat kamu dulu ya.

Cari Tau Mengenai Biaya Perkuliahan Online Di Tiap Referensi Dengan Teliti
Sebagaimana program studi di tiap universitas akan berbeda dengan program studi yang lainnya, maka sudah seharusnya kamu mengetahui berapa kisaran biaya pada tiap kampus. Informasi ini akan bermanfaat untuk menyusun perbandingan harga. Jika sudah tahu harga dan fasilitas yang terbaik, kalian mulai bisa menyusun anggaran pendidikan dengan tepat dan memilih sesuai dengan kemampuan keuangan. 

Sejauh ini, kuliah online begitu membantu dalam meningkatkan proses belajar dan mengajar yang tidak dapat dilakukan di kelas nyata karena adanya keterbatasan ruang dan waktu dalam belajar. Apabila kamu masih merasa bingung dan butuh informasi lebih lanjut, maka bisa buka link berikut ini https://www.cekaja.com/info/tempat-kuliah-online-murah-dengan-kualitas-baik-di-indonesia/. Semoga bermanfaat!

Kamis, 21 November 2019

Pinjaman Online Bulanan Syarat Mudah Langsung Cair


Dari begitu banyaknya penyedia jasa pinjaman online, tidak semuanya bisa memberikan pelayanan yang cepat. Pinjaman online bulanan cepat cair tentu adalah salah satu solusi agar kebutuhan dadakan bisa tertutupi. Tidak seperti kebanyakan tempat lain dimana anda harus menunggu sampai beberapa bulan untuk tau apakah ajuan pinjaman anda disetujui atau tidak, disini pinjaman online cepat cair bisa bantu anda.
Seperti yang anda tahu, saat anda meminjam pinjaman dana ke bank maka ada banyak sekali syarat yang harus dipenuhi agar ajuan pinjaman dana anda disetujui. Hal ini bisa memakan waktu yang cukup lama paling cepat 7 hari kerja sedangkan kadang kala anda memerlukan uang dadakan dengan jumlah yang tidak bisa anda tutupi dengan meminjam kepada kerabat. Saat begini, pinjaman online membantu anda.
Anda juga pasti masih bertanya “kalau gitu, kenapa kok ada orang yang masih pinjam di bank?” karena pinjaman online punya maksimal nominal. Biasanya pinjaman online hanya sampai 20 juta paling besar. Sedangkan anda bisa saja membutuhkan nominal lebih besar lagi oleh karena itu pinjaman bank juga masih menjadi salah satu opsi akurat untuk urusan keperluan pinjaman finansial.

Pinjaman Online Cepat Cair yang Terpercaya Dimana?

Nah jika anda masih saja ragu dalam memilih mana situs penyedia jasa pinjaman online bulanan yang aman dan mudah, disini kami akan jelaskan kepada anda apa aja nih kemudahan dan juga kelebihan yang diberikan oleh cekaja.com sebagai penyedia jasa pinjaman online bulanan yang bukan hanya aman tapi juga cocok  untuk semua kriteria anda dan bisa anda andalkan.

·     Merupakan situs penyedia pinjaman online yang terdaftar di OJK
Untuk standar mana pinjaman online aman dan cepat maka harus terdaftar di OJK atau otoritas jasa keuangan. Jika sudah terdaftar di OJK maka situs pinjaman online tersebut merupakan salah satu yang terpercaya untuk anda andalkan. Jadi intinya terdaftar di OJK adalah standar untuk pinjaman online yang aman untuk digunakan guna terhindar dari oknum tidak bertanggung jawab yang merugikan.
·         Dana pinjaman cair dengan cepat hanya satu jam
Selain itu anda juga akan mendapat kemudahan lain. Di pinjaman online bulanan anda akan dibantu kebutuhan finansialnya. Jadi jika anda disetujui untuk mengajukan pinjaman online bulanan maka dana anda bisa cair dalam waktu satu jam saja. Tentu saja ini proses yang sangat singkat untuk mengajukan pinjaman online dengan jumlah yang bervariatif tapi tetap efisien waktu.
·         Syaratnya mudah untuk dipenuhi
Nah sama seperti penyedia jasa pinjaman yang lain, tentu saja anda harus memenuhi syarat terlebih dahulu agar dana bisa cair. Di cekaja.com syarat umum yang harus anda penuhi adalah surat keterangan domisili dan juga keterangan bahwa anda adalah warga NKRI. Nantinya anda akan harus mengisi formulir secara online jadi anda tidak perlu keluar rumah untuk daftar ajukan pinjaman online bulanan.
·         Bunga dan juga lama pinjaman sangat menyesuaikan
Jadi jika anda menggunakan jasa pinjaman online bulanan dari cekaja.com banyak bunga yang wajib anda bayarkan akan tergantung berapa lama anda hendak meminjam dana tersebut. Dikarenakan ada banyak jenis pinjaman online dan juga lama anda meminjam akan berbeda. Untuk menghindari salah persepsi akan ada simulasi perhitungan jumlah yang anda terima dan yang harus anda bayarkan.
·         Banyak jenis pinjaman dana yang ada
Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, sekarang pinjaman online sudah ada banyak opsi. Bukan hanya memudahkan syarat seperti pinjaman online bulanan, anda juga bisa ambil opsi pinjaman online yang lebih fokus pada tujuan. Misalnya pinjaman online cicilan, pinjaman online modal usaha dan juga beberapa jenis pinjaman online lain yang mungkin bisa membantu anda terfokus pada tujuan awal mengajukan pinjaman online tersebut.
Nah itu dia beberapa kelebihan dan juga kemudahan yang ditawarkan oleh penyedia jasa pinjaman online bulanan yaitu cekaja.com. Anda juga bukan hanya mendapat jaminan aman tetapi juga berikut dengan serangkaian kelebihan lainnya. Silahkan klik link ini untuk ajukan pinjaman online bulanan yang terpercaya  https://www.cekaja.com/kredit/pinjaman-online/.

Minggu, 10 November 2019

Cerita Halloween 2019: Mengukir Labu dan Makan Kuaci (hihi...)

Yaaah kacau lagi nih jadwal update blognya, hahaha. Bagi yang rajin mampir ke sini (---memang ada? Lol) mungkin sudah tahu kalau belakangan hidupku berubah, ---makin seru dan penuh warna karena sudah menikah dan pindah ke rumah baru (---baru anniversary juga! Tapi ceritanya kapan-kapan, ya). Buatku ini adalah berkah, kebahagiaan yang bahkan lebih dari yang bisa aku impikan dulu. Jadi itulah kenapa aku nggak mau pakai "menikah dan pindahan" sebagai excuse jarang update blog. Banyak keribetan yang terjadi belakangan, cuma memang dasar akunya saja yang kurang pandai bagi waktu (dan malas, haha) :D

Bulan Oktober baru saja berlalu. Masih tetap sama, Oktober adalah bulan favoritku. Selain karena Bapak dan Adik berulang tahun di bulan itu, Halloween yang selalu menjadi my favorite holiday (padahal di Indonesia nggak libur ya, lok) juga ada di bulan yang sama. Apalagi akhir Oktober sudah masuk musim hujan, Bandung yang belakangan terik jadi adem dan cocok buat dipakai nonton marathon film horor, hihihi (---Kalau gerah-gerah mah bukannya seram, malah haus atuh). Biasanya setiap Halloween aku dibuatkan kostum oleh Ibu dan kumpul-kumpul gitu di rumah. Karena prinsip kami sih, Halloween itu hanya namanya yang dipinjam. Halloween kami ya nggak ada hubungannya dengan yang di Eropa, pure hanya waktu untuk berkreasi (tanpa bermaksud disrespectful, ---aku selalu menghormati perbedaan dan budaya orang lain). Tapi tahun ini berbeda, tanpa kostum dan hanya dihabiskan berdua saja bareng suami, hiks. Awalnya aku memang merasa ada sesuatu yang missing. Tapi akhirnya aku sadar kalau kesederhanaan bisa juga fun, apalagi kalau dilakukan dengan seseorang yang disayang.

Bukan tanpa alasan sih kenapa Halloween kali ini "harus" beda. Pertama, baju-bajuku sebagian besar masih di rumah orangtua. Jadi rencana buat mix and match pun batal. Padahal jaraknya nggak jauh, cuma karena aku sakit jadi aku dan Shane nggak bisa ke mana-mana. Nggak cuma kostum, rencana ke rumah hantu pun batal dan malah jadi jalan-jalan ke klinik dokter, hahaha. Perasaanku waktu itu campur aduk, antara kesyel tapi pasrah. Sampai-sampai aku sempat bilang sama Shane untuk skip Halloween saja, hahaha. Entah datang dari mana, tiba-tiba saja sepulang dari dokter kami putuskan untuk membeli labu. ---Eh, jangan kira ke pumpkin patch ya, kami belinya di supermarket! Kami pikir, mengukir labu saja deh buat dekorasi, lalu nanti isinya bisa kami makan. Apalagi sebagai suami istri ini bakal jadi pumpkin carving kami yang pertama. Sayang, di supermarket nggak banyak pilihan. Hanya ada labu-labu kecil dan labu parang yang biasa dibikin kolak, hahaha. Setelah dipertimbangkan, akhirnya pilihan jatuh ke dua buah labu kabocha yang imut-imut. Aku pikir warnanya cantik dan rasanya juga enak. Shane setuju, tentu saja karena dia penggemar kuaci :D

Dua labu yang kami beli. Mungil-mungil lucu ya, hehehe.


Begitu sampai di rumah kami langsung berganti baju dengan piyama dan bersiap mengukir Tony dan Judy (---bhahahaha dikasih nama, dong!). Aku lumayan agak Halloween vibes sih piyamanya soalnya bergambar pumpkin. Sebenarnya kembaran sama Shane, tapi punya dia sudah dipakai beberapa hari sebelumnya. Oh iya, soal kaos-kaos ini sudah kami beli sejak bulan September lalu. Somehow kami kaya sudah tahu ya nggak bakal punya kostum sampai sudah siapin rencana cadangan segala, hahaha. Padahal sebelumnya kami sempat ngobrol soal kostum apa yang bakal dipakai, lho. Balik lagi ke soal pumpkin carving, awalnya aku sempat khawatir mengukir labu itu bikin messy. Tapi setelah Shane yakinkan aku setuju untuk melakukannya di atas meja makan (yang merangkap meja dapur, lol). Dan ternyata memang betul sih nggak berantakan, mungkin karena labunya kecil-kecil dan isinya juga sedikit.

Kaos-kaos bertema Halloween yang kami beli sejak bulan September.


Beberapa sudut di rumah yang diberi dekor Halloween/Fall :)


Kami mulai dengan membuat pola di labu. Nggak yang ribet-ribet, karena aku nggak bakat. Bahkan setelah nyontek pun aku tetap salah sampai harus diulang lagi, hahaha. Mana pakai pulpen pula jadi nggak bisa dihapus dan terpaksa aku gambar pola lagi di sisi lain labu (---dasar si aku...). Setelah itu Shane potong bagian atas labu untuk mengeluarkan isinya. Kata orang-orang sih bagusnya langsung diraup pakai tangan, kalau nggak jadi nggak terasa Halloweennya. Tapi kami mah pengecualian, pakai sendok! Soalnya mau gimana lagi, labunya kecil jadi cuma tangan bayi yang muat masuk sana :p Yang paling seru tentu bagian mengukirnya. Kami pakai alat-alat seadanya; pisau dapur, sumpit sama paku. Iya, paku. Karena aku punya suami terlalu kreatif sampai-sampai paku dipakai buat tusuk "kepala" labu biar tambah seram, hahaha. Waktu sampai jadi nggak terasa, dan seluruh penjuru rumah jadi beraroma labu. Enak sekali, ---lebih enak dari aroma lilin aroma therapy :)

Proses mengukir labu. Seruuuu, sampai ketawa-ketawa terus :D


Sudah selesai! Tebak punya Shane yang mana? :D


For sure kami tetap sangat menghormati asal-usulnya. Sama seperti di Indonesia, di Amerika tempat kelahiran Shane Halloween juga dirayakan sebagai hari yang fun dan identik dengan pesta kostum yang nggak melulu harus seram. Jadi kurang-lebih prinsip kami (dan keluarga) soal Halloween sama. Tapi tentu suasana di sini dan di sana sangat berbeda. Nggak ada musim gugur, dikasih hujan juga sudah alhamdulillah, hehehe. Sudah dua kali aku dan Shane ber-Halloween bersama dan nggak pernah sekalipun dia bilang rindu suasana di sana. Aku bersyukur, tandanya dia betah di sini. Dan aku mengerti sih, di mana pun kita tinggal kadang nggak masalah. Yang bikin homesick itu kalau apa yang sudah jadi kebiasaan di tempat asal nggak ada. Setuju? :)

Setelah selesai dua labu masterpiece kami dipajang di meja makan. Tadinya mau di balkon, tapi karena Bandung anginnya sedang kencang kami jadi khawatir kalau sampai terbawa angin :D Nggak lupa kami sangrai biji-biji labunya untuk dijadikan kuaci. Rasanya enak, agak manis dan gurih karena kami tambah garam.
Jiwa-jiwa bocah kami memang masih kuat sih, sampai-sampai itu duo labu dilihat-lihat melulu, difoto dan dipuji-puji terus (---Shane ya bukan aku, wkwk). Ibu yang aku kirimi fotonya pun ikut memuji, katanya kami pintar dan langsung mengajak video call supaya bisa melihat "langsung". Hahaha, bahagianya punya ibu yang mendukung jiwa bocah kami (peluk Ibuuuuuu). Dan ternyata beliau juga tunjukan fotonya ke Ali, keponakanku yang usianya 3 tahun. Setiap tahun, sejak dia lahir Ali selalu ikut Halloween dengan kami (---aku dan keluarga, sebelum menikah). Begitu tahu kalau aku mengukir labu tanpanya dia langsung merasa ditinggalkan :( Akhirnya aku dan Shane putuskan untuk mengundang Ali ke rumah satu hari setelah Halloween. Ali cute sekali dengan kostum Mr. Bean nya. Dia juga happyyyyy sekali waktu melihat labu-labu kami, bahkan salah satunya (si Judy, lol) minta dibawa pulang.

Pumpkin seeds, yummmmmm.


Ali jadi Mr. Bean, cocok nggak? Hehehe.


Bahagia banget dia ketemu labu-labu ini. Tahun depan kita ukir bareng ya, sayang :)


Begitulah cerita Halloween kami tahun ini, sederhana, tanpa kostum, tanpa Ibu-Bapak dan tanpa kue lumpur yang sudah jadi "tradisi". Tapi kebahagiaanku tetap terasa full tanpa merasa kekurangan apapun. Ditambah melihat kebahagiaan Shane dan Ali yang priceless, rasanya aku nggak mau tukar dengan apa-apa lagi, ---bahkan dengan keriangan komplek sebelah yang melakukan trick or treatin’ semalaman. Halloween selalu istimewa untukku, dan setelah menikah rasanya menjadi lebih istimewa lagi. Mungkin karena ini... salah satu alasan yang juga membuat Shane nggak rindu dengan kampung halamannya :)
Jadi bagaimana Halloween kalian, teman-teman? Semoga menyenangkan ya. Dan untuk yang nggak suka dengan Halloween, it's okay, itu hak kalian (let's respect each other), semoga Oktober kalian menyenangkan ya. Selamat memasuki bulan November! See you di tulisanku yang berikutnya :)


Happy Halloween dari kami! :)


Video keseruan Halloween kami ada di YouTube ya, teman-teman! :)


boo!

Indi

------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Minggu, 15 September 2019

Tentang Pindahan.

Ah, akhirnya bisa kembali menyentuh laptop... Belakangan jangankan laptop, buat pakai lipbalm saja kadang aku lupa, hahaha. Aku dan Shane sudah resmi moving out, teman-teman! Akhirnya! :) Sekarang aku excited sekali untuk cerita gimana seru (dan ribetnya) waktu kami pindahan. Dari mulai drama status Shane yang WNA sampai susahnya say good bye sama baju-bajuku yang jumlahnya 3 lemari (---maksa mau dibawa semua, wkwk). Tulisan ini bukan tips n tricks pindahan lho, ya. Ini murni pengalamanku (dan Shane) sebagai newlywed muda yang mengurusi apa-apa berdua saja. Kalau bermanfaat ya syukur, tapi kalau nggak... makasih lho sudah dibaca :p

Kami menyiapkan tempat tinggal di usia 6 bulan pernikahan. Nggak ada perencanaan khusus tentang "rumah idaman", semuanya mengalir begitu saja. Karena aku dan Shane dari sejak pacaran pun bukan tipe yang banyak teori kapan harus ini-itu. Kalau kami siap ya ayok, kalau belum ya nggak usah memaksakan. Yang terpenting kenyamanan kami, karena yang menikah juga kan kami, hehehe. Jadi kalau ada yang bilang kok kami menunggu 6 bulan baru punya rumah ya cuek. Juga, kalau ada yang bilang kami terkesan terburu-buru pun cuek. Karena yang tahu kapan timing tepat ya kami. ---Apa yang pas buat pasangan lain belum tentu cocok buatku dan Shane, begitu juga sebaliknya. Aku sangat dekat dengan Ibu dan Bapak, hampir semua hal kami bicarakan. Tapi untuk soal rumah beliau-beliau ini nggak pernah turut campur. Mau lokasinya di mana, seperti apa, mereka menyerahkan sepenuhnya sama aku dan suami. Jadi waktu aku menyodorkan brosur apartemen sepulang kerja pada Ibu, beliau langsung bertanya kapan bisa melihat-lihat ke sana bersama Bapak.


Pulang Kerja "dapat" Rumah

Seperti biasa aku dan Shane pulang kerja bersama-sama. Di perjalanan, iseng, aku menunjuk gedung apartemen yang letaknya berlawanan dengan arah pulang. Aku bilang, 
"Tinggal di situ asyik kali, ya. Kerja nggak takut kesiangan lagi, tinggal ngesot." 
Respon Shane ternyata di luar dugaan, dia langsung bertanya apa aku ingin melihat-lihat dalamnya. Waktu itu aku pikir boleh juga buat iseng, asal jangan lama-lama saja karena belum makan siang, hehe. 
Entah kenapa setelah di dalam gedung kami langsung betah. Yang tadinya sekedar melihat-lihat jadi bicara panjang lebar dengan pihak marketingnya. ---Yang tadinya hanya minta brosur jadi janjian bertemu untuk berbicara lebih lanjut. Kami lalu pamitan sambil bertukar nomor handphone. 

Aku dan Shane sama-sama masih belajar menjadi orang dewasa. Kami masih belum mengerti bagaimana "cara" membeli rumah. Let alone deh rumah, untuk beli tiket pesawat sendiri saja kadang masih deg-degan... Secara kasar kami menghitung penghasilan bulanan Shane dan membaginya jadi beberapa bagian, mengira-ngira tipe manakah yang paling pas dengan kondisi keuangan *kami.
(*Meski yang digunakan adalah uang yang Shane hasilkan, tapi tetap dihitung sebagai "uang kami" karena kami sepakat setelah menikah apa yang Shane miliki adalah milikku juga).
Yang terpenting nggak memaksakan, kecil bukan masalah. Kami ingin nggak kesulitan ketika mencicilnya dan masih ada sisa untuk keperluan sehari-hari dan menabung. Setelah hitung-hitung berdua, di rumah aku langsung tanya Bapak tentang gimana proses pembelian rumah. Sebenarnya kami bisa saja langsung bertanya sama pihak marketing, tapi aku lebih percaya sama Bapak. ---Dan supaya kesannya aku nggak blank-blank amat juga sih, hehehe. 




Menikah "Rasa" Single!

Mungkin karena terlalu excited, aku dan Shane lupa kalau WNA nggak boleh punya properti di sini. Pikiranku waktu itu simple banget, urusan beli rumah biar diserahkan sama suami, atas nama suami, ---sama seperti orang-orang kebanyakan. Jadi yang disiapkan ya data-data Shane saja. Tapi ternyata eh ternyata... nggak bisa! Dan entah kenapa pihak apartemennya nggak langsung bilang, padahal saat pertemuan pertama pun kami sudah bilang kalau Shane baru setahun di Indonesia dan pakai Kitas, bukan ganti kewarganegaraan. Setelah sedikit drama, akhirnya diputuskan kalau sertifikat dibuat atas namaku. Agak sebal juga sih, soalnya aku jadi berasa single. Yang ditelponin, yang ditanya-tanyain dan disuruh tanda tangan cuma aku doang. Ada sedikit perasaan nggak enak juga sama Shane meski katanya sih dia nyantai saja. Apalagi karena pernikahan beda negara jadi notaris menyarankan kami membuat surat kesepakatan yang isinya menyatakan  jika ada apa-apa dengan pernikahan kami (amit-amit, ketok meja!) maka hanya aku yang berhak atas kepemilikan apartemen. TBH, ini sempat mengganggu moodku buat beberapa waktu. Tapi namanya aturan nggak mungkin juga kami langgar. Jadi aku coba fokus ke bagaimana fun nya mendekor rumah pertama kami saja supaya mood membaik.






Rumah Halloween Kami

Akhirnya 3 bulan kemudian, alias di usia 9 bulan pernikahan, kami mulai mencicil isi rumah. Apakah seru seperti yang dibayangkan? Iya! Apakah mudah? ---Well, nggak juga! :D Meski kami sudah membagi-bagi penghasilan Shane, tapi tetap saja terkadang ada pengeluaran nggak terduga. Apalagi jika kami lupa untuk menghitung hal-hal printilan yang sebenarnya penting, seperti biaya keamanan dan token, hehehe. Jadi budget untuk furnitur harus diatur ulang deh. Kami nggak punya merk favorit atau harus banget pakai style yang sedang hype. Asal modelnya kami suka dan harganya terjangkau saja. Oh iya, aku sempat ngotot membawa seluruh barang-barang dari rumah orangtua. Yang mana sangat mustahil, karena rumah kami mungil sekali, hihi. Hikmahnya aku jadi belajar untuk memilih, dan meninggalkan apa yang sudah jarang dipakai. Atau istilah kerennya downsizing. Hanya yang penting-penting saja yang dibawa. Ukulele sebagian aku tinggalkan, juga baju-bajuku. Dari 3 lemari aku hanya membawa 1 lemari. Toh, jarak ke rumah orangtua juga nggak terlalu jauh. Jadi kami sering bolak-balik, dalam satu minggu ada satu hari kami menginap di sana. 

Kalau diingat lagi ke belakang, sebenarnya lucu juga. Akhir tahun 2017 lalu waktu aku dan Shane awal bersahabat, kami sering berandai-andai tentang apa yang dilakukan kalau kami punya kesempatan bertemu. Banyak hal "ajaib" yang kami khayalkan, salah satunya adalah memiliki rumah bersama dengan tema Halloween. Maunya kamar kami letaknya bersebelahan agar gampang kalau mau ngobrol, nggak perlu video call seperti di dunia nyata, hahaha. Dan rupanya sekarang menjadi nyata. Kami punya rumah bersama dengan tema Halloween. ---Sebagai suami istri, jadi kami bahkan nggak perlu tidur di kamar yang berbeda :) Oh, kami punya alasan sentimentil lho mengapa pakai tema Halloween. Kami mulai bersahabat di Halloween 2017 dan menikah di Halloween 2018. Jadi bukan sekedar alasan iseng.




Kami sangat menikmati tinggal di rumah pertama kami. Nggak banyak yang berubah seperti waktu pacaran dan tinggal di rumah orangtua sebenarnya, tugas memasak masih dipegang oleh Shane dan aku yang bertugas mengatur "mau pakai baju apa", hehe. Bedanya kami jadi belajar untuk memiliki, lebih menghargai apa yang kami punya. Aku bangga dengan Shane yang berusaha untuk pernikahan kami. Rumah kami memang sederhana, tapi itu bukan hal yang penting. Kemauan Shane untuk memperjuangkan sesuatu dan melakukan hal-hal untuk pertama kali adalah yang buatku matter! Aku juga bangga karena Shane memiliki prinsip untuk nggak termakan gengsi, hanya dapatkan apa dia tahu dia mampu. 
Seperti yang kubilang sebelumnya, judulnya juga bukan tips n tricks, aku hanya bisa sharing. Jangan pernah memaksakan. Dan untuk memiliki rumah pertama itu nggak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lambat. Yang ada hanya waktu yang tepat, karena hanya kita yang tahu kapan kita mampu :)




cheers,

Indi

-----------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Rabu, 10 Juli 2019

(How to) Stop Bad Moment(s) from Ruining My Entire Day!

Sekarang sudah tengah malam, aku sedang ingin menulis yang ringan-ringan saja sambil ditemani segelas teh dingin tanpa gula yang Shane buatkan. Selain karena rindu dengan dunia kecil yang belakangan sering aku tinggalkan ini (huhu..), aku juga sedang memberi kesempatan Shane untuk menyelesaikan tantangan membuat musik selama 10 hari berturut-turutnya. Jadi aku bisa bersantai di lantai bawah, sementara suamiku berkutat dengan alat-alat musiknya :) Kami berdua belakangan punya banyak waktu senggang. Shane yang bekerja online jam kerjanya fleksible, dan aku yang Maret lalu mulai bekerja kembali di preschool juga sedang libur semester. Rutinitas kami kalau nggak selonjoran, makan, nonton film, paling ya main musik, hahaha. Baru kemarin saja kami keluar rumah seharian, itu pun karena diajak orangtua, adik dan iparku jalan-jalan.


Selama Shane tinggal di Bandung sama aku, kami jarang sekali bepergian jauh. Ya, terkecuali kalau ada yang mengantar atau memang memang nggak bisa menolak, misalnya urusan dokumen. Alasannya selain aku orangnya mageran, Shane juga nggak terbiasa dengan lalu lintas di sini yang jauh berbeda dengan Michigan. Mobil sampai tergores di beberapa tempat karena tersenggol pengendara motor. Dari sudut pandang hukum sih harus aku akui kalau Shane nggak salah, ia berkendara di jalurnya, nggak menyalip dan hanya berjalan ketika lampu hijau. Tapi sudah jadi "tradisi" buruk di sini kalau motor nyempil di antara 2 mobil saat sedang macet itu sah-sah saja, dan menyebrang di mana saja itu acceptable! Dulu waktu masih berstatus sahabat kami sering video call, jadi sedikit banyak aku hapal kondisi lalu lintas kampung halamannya yang super teratur dan damai. Aku jadi keikut stres kalau membayangkan di posisi Shane, TBH, hahaha. Apalagi waktu ibu mertuaku mampir ke sini, ekspresi "seram"nya waktu melihat angkot yang saling nyalip benar-benar nggak dibuat-buat. Yang tadinya menganggap normal ke-chaosan kota Bandung, sekarang mataku jadi terbuka. Makanya aku sekarang hanya pilih tempat yang dekat-dekat saja kalau hangout, less stress. Kemarin pun aku bilang kalau mau pakai Grab saja, tapi ternyata Bapak menawarkan diri untuk menyetir. Jadi... Oke deh, aku setuju! ;)

Pernah nggak sih merasa kalau sesuatu dianggap normal karena sudah biasa terjadi? Padahal sebenarnya kita juga tahu itu sebenarnya salah tapi helpless? Aku sama keluarga hangout di Paris Van Java alias PVJ. Sudah lamaaaa banget aku nggak ke sana, soalnya aku mah orangnya nggak terlalu tahu trend. Mall ya sama saja mall, cari yang dekat. Mana peduli kalau ada yang bilang PVJ lebih oke, hehehe. Anyway, kami naik mobil masing-masing, aku dan Shane sama Bapak, sedangkan Ibu dan keluarga adikku sudah sampai lebih dulu. Katanya mereka ada di Sky level, alias rooftop jadi kami langsung menyusul tanpa perlu mengelilingi mall nya dulu. Tempat ini kayaknya lagi hype banget, di Instagram banyak yang posting foto sedang berpose di sini. Begitu sampai aku langsung "disambut" sama ibu-ibu yang dengan cueknya membuang sisa marshmallow anaknya ke lantai. Hatiku jadi dilema antara mau negur atau pura-pura nggak lihat. Setelah sekian detik dengan suara sedikit gemetar aku beranikan untuk menegur. 
"Hei!" ---kataku sambil melihat ke arah si ibu dan menunjuk marshmallow yang ia buang. Tapi bukannya malu, ia malah membalas pandanganku dengan menantang :( Waaa, males aku berurusan sama ibu-ibu. Aku langsung remas tangan Shane dan mempercepat langkah. Batinku, kenapa dia yang marah, padahal dia sudah jelas salah.

Hal "kecil" itu bikin suasana hatiku jadi kurang baik. Keluarga adikku ada di area anak, perlu jalan kaki lumayan jauh untuk ke sana. Di perjalanan rasanya kiri-kanan ada saja yang salah. Yang nyampah ternyata banyak, ada mini zoo  (Lactasari Farm) yang aku nggak support sama sekali... Aku nggak mendukung eksploitasi binatang dalam bentuk apapun. Pikiran tentang binatang yang dikandangi, disentuh manusia dengan resiko stress dan over feeding karena banyaknya pengunjung bikin hati mellow. Aku nggak yakin kalau goals dari mini zoo ini untuk edukasi anak. Toh di areanya juga nggak ada keterangan yang detail tentang binatang-binatangnya. Kesannya hanya untuk hiburan dan objek foto lucu-lucuan para orangtua anak-anak saja :( Padahal kalau cuma demi foto yang instagramable nggak perlu melibatkan binatang juga sih. Kan bisa bikin tempat wisata foto dengan patung-patung lucu atau apalah. Dan biarkan binatang tetap hidup di habitatnya dan penangkaran yang kompeten. (Silakan googling "are petting zoo humane?")

Untung saja kami segera bertemu adikku. Ia menyarankan aku untuk berjalan-jalan dulu di taman bunga matahari supaya nggak bosan menunggu anak-anaknya yang masih asyik main trampoline. Jujur, sebelum ke sini aku pernah lihat foto-fotonya di Instagram dan bikin aku tergiur. Dari foto-fotonya terlihat indah dan segar sekali. Bayangkan saja, ada warna-warni taman di atas atap sementara di bawah adalah lalu lintas sibuk kota Bandung. ---Kan amazing sekali :D Untuk masuk ke area taman dikenakan biaya Rp. 10.000 per orang. Hanya aku dan Shane saja yang masuk, karena Bapak memutuskan menunggui cucu-cucunya bermain. By the way, ekspektasiku dari awal memang nggak terlalu tinggi, jadi nggak kaget pas melihat tamannya yang nggak terlalu besar. Suasananya cukup ramai, sampai aku bingung mau ngapain. Mau duduk-duduk di bangku pun segan karena orang-orang bergantian berfoto di sana, uhuhu :'D Menurutku sih tamannya cukup indah dan terawat. Tapi sayang nggak ada petugas di dalam yang mengingatkan pengunjung agar nggak terlalu "masuk" ke kerumunan bunga matahari. Kan kasihan jadi terinjak-injak. Heran deh, demi foto doang sampai harus brutal :( Akhirnya aku hanya meminta Shane mengambil beberapa foto lalu kami ke luar dari taman untuk makan. Right on time, keponakan-keponakanku ternyata sudah selesai bermain dan mereka juga lapar. Karena sudah lama nggak ke mall ini jadi aku pilih tempat makan yang masih di area roof top saja dan namanya familiar. 


Berfoto seperti ini juga sudah “cantik” padahal, gak perlu masuk terlalu jauh dan menginjak bunga-bunganya :(

Bangku yang kupikir tempat buat beristirahat tapi ternyata untuk foto-foto :D


Kami makan di Sushi Tei karena di sana ada pilihan menu vegetariannya. Meski aku dan Shane vegan, tapi dengan adanya menu vegetarian pun sudah good enough kok buat kami. Tinggal request tanpa susu dan telur saja sudah bisa menyulap menu vegetarian jadi vegan :) Ajaibnya suasana hatiku langsung membaik. Bukan karena perut yang lapar sudah terisi makanan, tapi karena aku dikelilingi orang-orang yang kucintai. Kami banyak bergurau, banyak tertawa, juga banyak makan, hahaha. Aku bahagia melihat Ibu dan Bapak di usia senjanya tetap harmonis dan saling menggoda. Aku bahagia melihat keluarga adik yang berjuang dari bawah menuju kemapanan meski masih muda. ---Energi dari lunch time ini sangat positif. Hampir lupa kalau sebelumnya aku hampir menyesal untuk pergi ke luar rumah. Apalagi setelah selesai makan aku mampir ke toko buku Gramedia dan menemukan novel "Waktu Aku sama Mika" terbitan baru karyaku dipajang di rak paling atas. Rasanya aku seperti anak-anak lagi, karena dengan cerewet "pamer" kepada seluruh anggota keluarga sampai pipiku sakit! :D

Makan bersama keluarga, yay! :D

Menikmati menu vegetarian di Sushi Tei yang bisa direquest jadi vegan :)

Bersama novelku “Waktu Aku sama Mika” di Gramedia.

Bangga dan terharu novelku ada di rak paling atas :’)



Ternyata sesederhana itu menyembuhkan suasana hatiku. Cukup dengan melihat dan mengingat hal-hal kecil yang kumiliki. Memang nggak akan mengubah lalu lintas Bandung jadi lancar atau membuat si ibu-ibu galak berhenti buang sampah sembarangan. Tapi bersyukur itu menyembuhkan. Jangan sampai hal-hal kecil merusak keseluruhan hari. Jangan sampai karena beberapa hal buruk dari kota Bandung aku jadi melupakan hal-hal baik yang terjadi sini. Membandingkan sesuatu itu human nature. Dan salah tetap saja salah meski sudah menjadi kebiasaan, ---there's no such thing as menormalkan kesalahan. Kadang kita baru sadar betapa "buruk" nya sesuatu setelah seseorang menunjukannya. Tapi sambil berusaha memperbaikinya jangan sampai membutakan mata kita tentang hal-hal baik. Tetap be grateful :) Dan aku pun baru belajar tentang ini semua setelah kejadian di Paris Van Java.
Ah, kayaknya segini dulu deh tulisan santaiku. Aku nggak mau kalau dilanjutkan lama-lama jadi tulisan serius, hahaha. Sekarang aku mau minta Shane bikinin mie instan pakai cabai saja deh. Biar tidurnya nyenyak. Oh iya, mie instan juga bikin terseyum dan perlu disyukuri. Setuju?






Asal jangan sering-sering saja :p



Aku, Shane bersama Ibu.


kisses,

Indi


------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 15 Juni 2019

Ulang Tahun yang "Kejepit".

Gimana sih rasanya punya hari lahir yang selalu "kejepit"? Aku tahu rasanya! Waktu lahir aku lebih cepat dari tanggal perkiraan dokter. Alhasil aku lahir di malam Lebaran, waktu Ibu mau beli baju baru. Malah waktu mau mendarat di dunia pun aku literally kejepit, alias terlilit tali pusat, hahaha. 
Setelah dewasa aku jadi terbiasa kalau ulang tahunku jatuh di bulan puasa atau Lebaran (dan somehow libur nasional lain). Nggak selalu, of course karena kalender masehi dan hijriah nggak selalu match. Tapi cukup sering sampai aku jadi semakin ahli bikin bukber atau makan-makan lain dalam rangka perayaan ulang tahun :p

Punya hari ulang tahun di saat orang-orang sibuk dengan keluarga masing-masing, termasuk bersiap mudik memang cenderung membuat hari jadiku terlupakan. Biasanya teman-teman hanya mengucapkan selamat lewat chat dan hanya 1 atau 2 orang yang benar-benar bisa hadir. Kalau mau agak banyakan ya itu dia, aku pakai modus ngajak makan-makan, hahaha. TBH, aku nggak pernah anggap perayaan ultah sebagai sesuatu yang wajib. Yang terpenting sih hanya bisa berkumpul dengan keluarga, ---atau istilah kami mengenang betapa bersyukurnya atas kelahiran anggota keluarga baru (aku)

Tahun ini ulang tahunku kejepit lagi. Kalau 3 tahun kemarin berturut-turut di bulan puasa, tahun ini pas banget di libur Lebaran yang terjepit! Tanggal 8 Juni, tepat di saat orang-orang bersiap untuk kembali ke kampung halaman masing-masing dan anak-anak sekolah (at least di daerahku) sudah mau kembali ke sekolah. Rencanaku tadinya ingin tiup lilin saja di rumah bersama keluarga, suami plus 1 atau 2 teman dekatku. Tapi setelah dipikir-pikir kok mustahil ya karena mereka kan masih belum di Bandung, hahaha. Shane, alias sang suami memberi ide untuk staycation saja, sekalian mengabiskan waktu berdua karena pas Lebaran rumah ramai terus, lol. Aku setuju, karena setelah dipikir mungkin 'tradisi' ulang tahunku harus sedikit berubah karena sudah punya suami. Jadi aku menghargai ide-ide dia, nggak selalu tentang aku :) By the way, rupanya Shane ini sudah ada rencana buat memberi surprise liburan jauh sebelum hari ulang tahunku. Tapi karena aku sudah harus masuk kerja di hari senin, rencana untuk stay di luar Bandung jadi batal. Katanya nanti saja menunggu break sekolah di akhir Juni.

Sehari sebelum hari H di rumah sudah terasa vibes ulang tahunku. Maksudnya Ibu dan Bapak mulai bertanya apa kado yang aku mau, hahaha, bocah banget ya. Tapi ini memang kebiasaan dan buat seru-seruan saja. Aku nggak pernah meminta apa-apa, kok :) Sebalnya, Shane nampak lurus-lurus saja. Nggak ikutan heboh membicarakan ulang tahunku. Dia malah sibuk dengan laptopnya, mencoba booking hotel di sana dan sini karena sedang peak season (resiko ultah kejepit, hahaha). Ada beberapa hotel yang jadi kandidat, tapi sayang yang aku taksir tenyata sudah fully booked. Malamnya Shane bilang mau ke mini market buat beli obat sakit kepala. Pulangnya dia langsung masuk dapur dan lama banget nggak nongol-nongol. Eh, rupanya dia beli bahan-bahan cake dan dia baking cake ulang tahun buatku! Hahaha, nggak jadi sebal deh. Aku malah terharu... :') Meski nggak bisa-bisa amat urusan dapur tapi dia tetap berusaha dan hasilnya enak. Nggak ada foto yang proper di moment tiup lilin karena aku dan Shane sudah berpiyama, tapi kenangan ini sudah pasti nggak akan aku lupakan :)


Berpose dengan kue ulang tahun yang Shane buat. Kejutan! :D

Kado dari Ibu dan Bapak. Isinya ada dua karena ultahku dan Shane hanya selisih 10 hari :)

Pagi-pagi sebelum kami berangkat untuk staycation ternyata ada insiden kecil. Eris, anjing kami telinganya infeksi sampai mengeluarkan nanah. Cepat-cepat aku dan Shane bawa dia ke dokter hewan terdekat. Bersyukur sekali kliniknya sudah buka, karena di hari yang kejepit ini kebanyakan dokter hewan masih tutup. Menurut dokter luka Eris akibat dari keteledoran groomer yang memandikannya menggunakan sampo terlalu keras, dan kurang bersih saat membilasnya. Karena lukanya cukup besar, aku jadi ketar-ketir dan hampir membatalkan rencana menginap. Tapi dokter menenangkan, katanya luka seperti ini sangat cureable meski perlu waktu cukup lama, dan kalau ada apa-apa Eris bisa dirawat inapkan. Akhirnya setelah aku ceramah panjang lebar pada Ibu-Bapak tentang bagaimana cara merawat luka Eris, berangkatlah aku dan Shane dengan hati yang lebih tenang. 

Oh iya aku lupa bilang. Kami staycation di hotel Prama Grand Preanger Bandung, nggak jauh-jauh dari rumah, hahaha. Meski begitu, ketika tiba di hotel aku langsung merasakan suasana yang berbeda. Lebih relax dan happy, ---pokoknya vibes birthday girl nya terasa, lol. Kamar yang Shane booking adalah tipe Naripan suite. Ruangannya cukup luas, lengkap dengan 2 buah unit TV dan bathup. Cocok banget buatku yang hobinya nggak jauh-jauh dari nonton film horor dan berendam lama-lama. Tumben banget, biasanya kalau menginap di hotel begitu tiba kami langsung selonjoran, tapi kali ini kami langsung main ukulele, haha. Idenya Shane buat bawa 2 ukulele (biasanya satu) supaya kami bisa jamming. Pas banget karena aku punya lagu baru yang belum ada video clipnya, judulnya "Love Tofu", jadi kami juga bisa shooting di sini. Puas bermain ukulele kami mulai lapar. Setelah melihat-lihat menu restoran hotel ternyata nggak ada yang cocok bagi kami yang vegan. Untung saja lokasi hotel nggak terlalu jauh dari Jl. Braga, jadi kami bisa mencari makan di sana. Sebenarnya kalau saja nggak hujan kami bisa jalan kaki, dan waktu tempuhnya lebih cepat daripada menggunakan mobil. Tapi mau bagaimana lagi, hujannya nggak nyantai lengkap dengan angin kencang yang siap menerbangkan rokku.


Lagu baru ciptaanku (Shane bermain gitar di sini, dan aku bermain ukulele). Love Tofu.


Pojok kamar hotel yang dekat jendela. Ada TV, sofa dan kursi  untuk bersantai.

Bisa makan-makan sambil nonton TV di sini.

Di area tempat tidurnya ada TV lagi, jadi bisa nonton sambil rebahan :p

Onci bonekaku sudah istirahat duluan :p Eh iya, ini salah satu hotel yang menyediakan guling, lho.

Cuma bisa foto berdua kalau pakai timer :D

Batik ultah kami dari Shane. Bukan dari koleksi yang sama tapi match ya :D

Kami parkir di mall Braga City Walk, setelah itu menyebrang ke restoran Braga Permai karena di sana nggak ada spot parkir. Kehujanan sedikit karena payung kami terlalu kecil, tapi nggak apa-apa sih kami belum mandi ini :p Restoran ini selalu jadi favorit, menunya akrab di lidah dan suasananya nyaman. Bahkan waktu ibu mertuaku datang ke Indonesia, kami juga makan di sini. Menu favoritku adalah pizza sayur dan lumpia goreng. Sayangnya lumpianya habis, jadi diganti dengan pisang goreng. Pas kan hujan-hujan makan pisang goreng sambil minum teh hangat, hahaha. Shane juga tampak menikmati makanannya, dan itu membuat aku tambah happy. Meskipun ini ulang tahunku, tapi aku nggak mau happy-happy sendiri saja. The more the merrier, ---makin ramai makin seru. Dan rupanya dua keponakanku ingin membuat suasana makin seru juga. Iparku kirim pesan, katanya dia, suami dan anak-anak sudah menunggu di lobby untuk memberi kado. Tuh, kan ramai betulan! :D Jadilah sisa pisang goreng kami bungkus dan kami bergegas ke hotel karena nggak mau mereka menunggu terlalu lama.

Benar saja begitu kami tiba di hotel, Ali, keponakanku yang usianya 3 tahun langsung menyambut sambil bilang, "Happy birthday". Suasana kamar yang tadinya sunyi langsung ramai dengan kehadiran mereka. Apalagi para bayi ini ingin berendam di bathup. Banjir kemana-mana. Tapi karena mereka senang, aku juga senang (---cuma nggak senang bagian mengepel lantainya saja sih, hahaha). Lucunya, Ali pikir kamar hotel ini apartemen baruku dan Shane. Dia menolak pulang dan ingin menginap. Setelah dibujuk untuk datang lagi besok pagi, akhirnya dia menurut. Waktu quality time berdua pun akhirnya datang juga, hahaha. Kami berencana untuk menonton film horror. Tapi sebelumnya aku mandi dan makan malam dulu. Nggak ke mana-mana, kami memesan dari kamar hotel. Sayang menu yang kami mau nggak ada, jadi terpaksa diganti dengan nasi goreng yang rasanya hambar dan kurang sepadan dengan harga. Sempat bingung juga film apa yang akan kami tonton. Aku merasa TV yang di depan tempat tidur jaraknya terlalu jauh (maklum, mataku minus hampir 6, lol), sedangkan kalau menonton dari sofa rasanya kurang nyantai. Akhirnya kami memilih "The House with a Clock in its Walls" dan menontonnya dari laptop di tempat tidur! Kurang berasa gregetnya sih, tapi yang penting santai dan suaranya maksimal karena... guess what... Shane memutuskan untuk membawa speakers dari rumah, hahaha.

Kekenyangan di Braga Permai.

The babies yang merecoki kami dan kadonya, hahahaha.

Kami baru menonton setengah jalan tapi kelopak mata sudah semakin berat. Jadi kami putuskan untuk tidur dan melanjutkannya di pagi hari. Nggak tahu gimana dengan Shane, tapi aku tidur nyenyak sekali. Sampai alarm berbunyi pun aku masih setengah tidur, hahaha. Meski mengantuk aku paksakan untuk bangun, mandi cepat (semi mandi, nggak keramas, lol) dan berganti pakaian karena sarapan hanya disediakan sampai jam 10 pagi saja. Untuk vegan kaya kami, menu yang disediakan sangat terbatas. Tapi yang penting perut kenyang saja, deh, banyakin karbo :p Shane makan bubur kacang, kentang goreng, bala-bala dan sayur nangka. Aku juga sama, hanya minus bubur kacang dan diganti kwetiau beranjau daging sapi. Supaya nggak mubazir aku coba pilih-pilih sebelum dipindahkan ke piring. Kan meski nggak makan daging bukan berarti boleh buang-buang daging, dong ;) Sampai kamar hotel kami hanya ngopi-ngopi saja lalu melanjutkan nonton film semalam, sisanya cuma selonjoran karena barang-barang sudah masuk ke dalam tas semua supaya waktu check out nggak ribet. 

Bersantai di dekat kolam renang sehabis sarapan.

Ini kursi konsepnya gimana, mau nyandar susah xD Oya, batik ini juga kembaran dengan Shane tapi gak ada fotonya. Kalau mau lihat bisa nonton vlog kami. Shane lho yang milih :p


Link video vlog ulang tahun. Kalau bosan lihat mukaku di sini, di vlog banyak muka Shane tuh, hahaha.


Akhirnya selesai juga waktu staycation kami. Singkat, tapi lebih dari cukup untuk membuatku happy sehappy-happynya :) Ini ulang tahun yang sangat istimewa karena untuk pertama kalinya kami rayakan sebagai pasangan suami-istri. Rasanya seperti kemarin padahal sudah 2 tahun yang lalu, aku dan Shane baru saling kenal di internet dan membuat lagu bersama bertepatan dengan hari ulang tahunku waktu itu. Pertemanan jarak jauh, Amerika-Indonesia, dan siapa yang tahu kami sekarang hidup di satu negara dan menikah. Di moment ini juga aku rasanya jadi lebih mengenal karakter Shane. Inisiatifnya untuk membuat kue ulang tahun sendiri really touched my heart... Ternyata deep inside dia laki-laki yang manis despite dari luar terlihat cuek. Nggak pernah sebelumnya aku merasa seperti ini. I'm blessed. Aku berdoa semoga masih banyak ulang tahun-ulang tahun berikutnya yang aku habiskan bersamanya, amin :)


birthday girl,

Indi


-----------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com