Tampilkan postingan dengan label Dog. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dog. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 September 2014

"Guruku Berbulu dan Berekor", a Charity Novel :)


Hi Bloggies, apa kabar? Semoga dalam keadaan baik, ya. Dan kalau ada yang sedang sakit, semoga cepat sembuh :)

Novel Guruku Berbulu dan Berekor ditemani foto Veggie waktu bayi :)

Gue tumbuh di tengah keluarga yang mencintai hewan. Sejak kecil selalu saja ada hewan peliharaan di rumah. Dari mulai burung, ikan, kucing, hamster, kura-kura, tikus sampai anjing. Gue selalu diajarkan oleh Ibu dan Bapak untuk mencintai dan menghormati sesama makhluk Tuhan, termasuk hewan. Kami memastikan hewan-hewan yang tinggal di rumah nyaman dan terawat, tanpa berarti memanusiakan mereka. Hingga mereka menjadi lebih dari sebagai hewan peliharaan, tapi juga menjadi sahabat dan bahkan guru! :)

Ketika gue beranjak remaja gue mempunyai hewan peliharaan sendiri, seekor anjing golden retriever betina bernama Veggie. Kami tak terpisahkan, kemana pun gue pergi Veggie (hampir) pasti ikut. Termasuk pergi keluar kota, kami berbagi bangku belakang mobil, hihihi. Ketika Veggie tumbuh besar dokter mengatakan bahwa ia mengidap epilepsi, nggak bisa disembuhkan. Yang bisa gue dan keluarga lakukan hanya berdoa dan memastikan ia nyaman selama sisa hidupnya. Meskipun begitu, Veggie tetap menjadi anjing yang penuh semangat. Ia belajar banyak trik baru dan selalu melindungi gue. Pernah suatu kali Iie (tante gue) pura-pura sakiti gue, dan Veggie dengan sigap langsung menyerangnya! 

Sayangnya di usianya yang belum 7 tahun Veggie harus pulang ke surga. Gue dan keluarga merasa kehilangan sekali. Bukan hanya sebagai hewan peliharaan, tapi Veggie juga menjadi sahabat, guru sekaligus motivator yang mengajarkan kami agar selalu bersemangat dalam keadaan apapun. 

Pengalaman gue dan keluarga dengan hewan peliharaan kami, terutama Veggie menginspirasi gue untuk menulis sebuah novel yang didedikasikan untuk hewan-hewan di seluruh dunia. Gue percaya, bukan hanya kami yang mempunyai pengalaman mengesankan dengan hewan peliharaan. Maka gue mengajak orang-orang yang mempunyai/pernah mempunyai hewan peliharaan untuk menuliskan kisah mereka. Melalui internet gue mengenalkan project ini dan mempersilakan siapapun untuk mengirimkan kisahnya pada gue. Yup, siapapun: dari berbagai profesi, usia dan latar belakang. Bahkan ada diantara mereka yang mengirimkan rekaman audio karena (merasa) nggak bisa menulis. Kisah-kisah itu lalu gue susun jadi sebuah naskah, termasuk kisah tentang Veggie si anjing pemberani. Lalu jadilah novel dengan judul "Guruku Berbulu dan Berekor" :)

Gue sadar meskipun banyak yang mencintai hewan, tapi ada juga orang-orang yang memperlakukan hewan seolah benda nggak bernyawa. Misalnya saja, ada yang begitu tertarik dengan keimutan puppy di balik kaca pet shop, membelinya dan memamerkannya pada teman dan kerabat. Tapi setelah puppy itu tumbuh lalu menjadi anjing tua, ia pun dijual kembali atau malah diterlantarkan begitu saja... 
Jadi gue putuskan royalti dari novel "Guruku Berbulu dan Berekor" digunakan untuk membantu hewan-hewan yang membutuhkan. Setiap royalti yang gue terima akan disalurkan pada penampungan-penampungan hewan di seluruh Indonesia. Dan dengan kisah-kisah di novel ini gue harap bisa membantu menyebarkan pesan kepedulian pada hewan-hewan di sekitar kita. Untuk mencintai dan menghormati mereka, karena setiap mahkluk Tuhan pasti ada tempat dan fungsinya masing-masing di dunia ini, bukan untuk disakiti.


Sejak awal novel "Guruku Berbulu dan Berekor" beredar di pasaran, gue sudah sadar dengan kesulitan yang akan gue hadapi. Genre seperti novel ini masih jarang peminatnya, apalagi pembaca mengharapkan gue menulis lebih banyak lagi tentang Mika (dari novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna"). Tapi gue percaya dengan maksud baik dan kesungguh-sungguhan gue ketika menulis novel ini pasti akan membuahkan hasil. Entah itu besar, entah itu kecil, tapi gue percaya "Guruku Berbulu dan Berekor" akan mempunyai tempat istimewa di hati pembaca dan para penyayang hewan :)

Setiap gue membaca komentar-komentar pembaca tentang novel ini rasanya hati gue hangat dan semakin optimis akan kehidupan hewan-hewan di sekitar kita. Gue percaya semuanya akan semakin membaik. 

"Aku pernah baca buku kakak yang judulnya “Guruku Berbulu dan Berekor“. Awalnya aku ngeliat judulnya itu ngerasa unik gitu, jadi tertarik untuk baca. Ternyata isi bukunya juga menarik, klop deh." 
(Zia)

"Ada resensi Guruku Berbulu dan Berekor (di majalah Gadis)  yang membuat aku membeli bukunya. Dan ternyata memang bener-bener seru..." 
(Angie dan Sanae)

"Setelah membaca Guruku berbulu dan Berekor jadi kepengen nambah hewan peliharaan lagi."
(Andre Prasyawan)


Apalagi setelah gue menerima royaltinya dan menyalurkannya pada hewan-hewan yang membutuhkan. Perasaan senang dan harunya benar-benar nggak bisa diungkapkan! Yang pasti gue berterima kasih dan bersyukur pada teman-teman yang sudah membantu project ini, baik dengan menyumbangkan kisah atau dengan membeli novel "Guruku Berbulu dan Berekor". Setelah royalti pertama didonasikan pada ARAC (Animal Rescue and Adoption Center) atau adopsianjing.com yang merupakan komunitas non formal yang menggalang bantuan bagi para hewan, royalti kedua yang gue terima sudah didonasikan pada 2 ekor anjing golden retriever yang diterlantarkan di jalan tol. Oleh Mbak Reny (penemu dan pe-rescue) mereka diberi nama Dhana dan Dhani. Mereka berdua dalam keadaan sakit dan membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk pulih. Semoga donasi dari novel "Guruku Berbulu dan Berekor" bisa membantu mereka. Amen.... :)


Perjalanan novel ini tentu masih jauh. Tujuan project gue ini baru dikenal oleh sebagian kecil orang, tapi gue nggak akan berhenti berusaha. Gue yakin langkah kecil gue jika dibantu dengan teman-teman semua maka akan lebih cepat sampai. Jadi jika teman-teman ingin membantu mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk hewan-hewan di sekitar kita melalui novel "Guruku Berbulu dan Berekor", kalian bisa membelinya dengan harga Rp. 45.000 di Indi Sugar Official Store. Caranya cukup SMS atau whatsapp ke 081322339469. Dan seluruh royalti akan disumbangkan pada penampungan-penampungan hewan di Indonesia.
Selalu menyenangkan jika bisa membantu sesama mahkluk hidup, kan? :)



"Menyelamatkan seekor hewan tidak akan mengubah dunia, tapi akan mengubah dunia untuk hewan itu..."
(Guruku Berbulu dan Berekor, halaman 17)

salam,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 05 Oktober 2013

Afternoon with Eris :)



Aku nggak bisa bayangkan bagaimana hidupku kalau tanpa Eris, seekor anjing golden retriever manis berusia 4 tahun. Mungkin setiap hari aku bakal stuck di depan komputer untuk nonton marathon serial The Twilight Zone atau menulis tanpa henti. Kulitku akan pucat dan badanku nggak fit karena nggak pernah beraktivitas di luar ruangan.
Dengan Eris hidupku terasa lebih berwarna dan penuh semangat. Setiap pulang bekerja pasti ia menyambutku dengan kibasan ekor dan wajah lucunya. Membuatku melupakan hari berat dan segera mengganti sepatu dengan sandal untuk bermain lempar tangkap dengannya :)

Beberapa hari yang lalu aku mengabadikan moment bersama Eris. Sore-sore kami bermain di halaman setelah sebelumnya hujan turun cukup lebat. Aku memang hanya merekamnya dengan kamera saku dan agak shaking, tapi gambarnya cukup nyaman dilihat dan yang terpenting berhasil menangkap moment berharga bersamanya. Di video ini kami bermain lempar tangkap dan Eris menunjukkan juga sedikit trik-trik seperti "duduk" dan "masuk".
Eris adalah seekor anjing kecil yang memberikan perubahan besar di hidupku. Selamat menonton videonya dan semoga kalian bisa tersenyum seperti saat gue membuatnya ;)




woofwoof,

Indi&Eris

***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 29 April 2013

Wonderland di Rumah :)

Selama day off (hari sabtu sampai senin) gue nggak kemana-mana. Seharian cuma di rumah dan outfit yang dipakai pun dari piyama ke piyama. Jadi bangun tidur gue pakai piyama, siangan dikit ganti piyama, mau tidur balik lagi ke piyama, hihihi. Padahal sebelumnya gue dan Ray ada rencana untuk keluar rumah, lho. Ya, sekalian syukuran 5 tahun hubungan kami. Tapi berhubung Ray mendadak sakit, terpaksa jalan-jalannya ditunda dulu. Mungkin karena sudah terlalu ngarep, gue jadi kurang bersemangat di rumah. Bawaanya tidur dan malas-malasan. Kegiatan paling produktif yang gue lakukan cuma sampai mendengarkan Om John ngomong selama 6 jam non stop, hahaha. Dan hari ini, hari terakhir libur, tiba-tiba gue tersadar bahwa gue hampir menyia-nyiakan waktu luang gue! Wah, seharusnya gue nggak membiarkan 1 rencana yang gagal merusak 3 hari yang berharga :)

Gue pun langsung mencari-cari hal apa yang bisa gue lakukan di rumah. Mau bersih-bersih, semua sudah bersih karena meski judulnya "malas-malasan" gue paling anti sama kamar acak-acakan. Mau bikin day spa di rumah, orang tua lagi bekerja. Masa gue harus maskeran sama Eris... Eh, wait! Ngomong-ngomong soal Eris, dia ternyata bisa jadi penyelamat gue, hihihi. Kebetulan hari ini Eris nggak tidur siang, jadi gue ajak saja dia main air sekalian mandi. Sama seperti gue (dan kebanyakan manusia lain sepertinya, lol), Eris senang bermain air, tapi untuk mandi dia agak malas. Jadi biasanya dia hanya duduk seperti patung dan gue bakal kesusahan untuk membilas bagian ekornya, hahaha. Tapi syukurlah, tadi Eris ceria sekali, dari mulai proses main air, mandi sampai gosok gigi dia nggak banyak protes. Sedikit ciprat-ciprat air sih ada, tapi malah segar soalnya gue juga belum mandi :p Waktu bulunya dikeringkan dan disisiri Eris juga menurut. Malah jadi gue yang nggak enak, soalnya karena bulunya tebal prosesnya lumanyan lama, lho... Untuk sentuhan akhir bulu Eris disemprot parfum yang gue beli dari pet shop. Kalau sudah begini gue jadi ingin gigit dia, soalnya aromanya seperti mangga, hihihi. Ternyata memandikan Eris bikin mood gue lebih baik dan nggak sabar melakukan hal lain :D

Si kecil Eris bulunya mau dikeringkan :)
Peralatan "tempur" Eris minus sisir kesanyangannya yang sudah ada sejak zaman Veggie :)


Sore hari, waktu Ibu dan Bapak akhirnya pulang ke rumah, gue bertanya apa mereka membawa camilan karena perut gue terasa lapar. Sayangnya mereka nggak bawa apa-apa kecuali 1 bungkus kue kering yang ternyata di dalamnya ada daging. Gue nggak makan itu karena pesco vegetarian. Lalu gue dengar Ibu bicara pada Bapak, katanya beliau minta dibelikan roti tawar untuk sarapan besok pagi. Tiba-tiba saja gue teringat sesuatu. Gue pernah melihat cara membuat donat ala Mad Hatter dari dongeng Alice in the Wonderland di channel-nya RRcherrypie. Nah, berhubung gue suka sekali dengan Alice in the Wonderland, dan gue juga nggak pandai memasak, maka gue sangat terobsesi dengan resep itu karena tampak sederhana, hehehe. Setelah sekian lama cuma melihat video tutorialnya dan membaca resepnya secara online (resep ini juga bisa ditemukan di The Alice in Wonderland Cookbook: A Culinary Diversion), hari ini akhirnya gue memutuskan untuk membuatnya sendiri secara mendadak :p

Bahan-bahan yang gue butuhnya sudah ada di dapur (ditambah roti tawar yang baru dibeli Bapak). Yang kurang hanya dry wine dan gue memutuskan untuk melewatkan part itu tanpa menggantinya dengan bahan lain. Oh, iya untuk yang belum akrab dengan dongeng Alice in the Wonderland mungkin belum mengenal siapa Mad Hatter. Dia adalah tokoh laki-laki bertopi lucu yang selalu mengadakan pesta di tengah hutan. Sering kali dia menyebut "tea time!" di waktu-waktu yang sangat random. Dan donat adalah satu kesukaannya :) Jadi gue mulai mengumpulkan bahan-bahannya di atas meja dapur: 4 lembar roti tawar, 1 butir telur, 2 sendok minyak goreng dan cokelat tabur. Gue semangat sekali sampai-sampai nggak bisa berhenti tertawa, hehehe.

Tapi lalu gue lupa satu hal: roti yang gue punya bentuknya kotak, sedangkan donat bentuknya bulat dan gue nggak punya cetakan kue. Gue pun sibuk mencari-cari benda apa yang bisa digunakan untuk mencetak. Pakai mangkok, terlalu besar... Tutup cangkir terlalu kecil... Untung saja Bapak memeriksa kulkas dan menemukan sebuah mug punya Puja. Ternyata ukurannya pas. Wah, senang sekali! Dan untuk membuat lubang kecilnya gue menggunakan tutup air mineral. Karena roti yang gue punya tipis, maka gue menumpuknya menjadi 2 supaya tebal mirip donat betulan :) Setelah itu, roti-roti yang bentuknya mirip donat itu gue celupkan ke dalam kocokan telur, dikeringkan, digoreng sebentar, lalu... jadi deh! :) Untuk rasa manis gue tambahkan coklat tabur dan secangkir susu vanila untuk menemaninya. Rasanya ternyata enak, cocok untuk camilan sore dan juga sarapan.


Step by step membuat donat ala Mad Hatter :)
Bentuknya lumayan juga lah ya untuk ukuran pemula :p


Ibu dan Bapak memuji ide kreatif gue (well, ini bukan karya gue sih sebenarnya, lol), lalu dilanjutkan dengan marah-marah karena dapur menjadi acak-acakan, hehehe. Tapi gue nggak sebal, sebaliknya malah senang hari libur terakhir gue terasa berkesan dan produktif. Lucu ya, kadang kita suka lupa pada hal-hal fun di sekitar hanya karena sesuatu nggak berjalan sesuai rencana. Padahal saat kita bersedih atau kecewa dunia masih tetap sama, well at least keadaan di sekitar kita masih tetap sama: Eris masih tetap menggemaskan dan donat Mad Hatter masih tetap lezat. Gue nggak menyesal. Gue hanya berjanji akan berusaha memanfaatkan setiap detik hidup gue. Hari ini gue menemukan wonderland di dalam rumah seperti Alice. Bagaimana dengan kalian? :)

senyum,
Indi

nb: Mohon doanya, besok (selasa 30 April 2013) film MIKA akan diputar di IFF Melbourne Australia :)

facebook: here | twitter: here | contact person: 081322339469

Jumat, 19 Oktober 2012

Eris's Little tricks :)



Eris: "Kita mau ngapain?". Gue: "Gimana kalau buat video?" :)

Tadi siang menjelang sore, sepulang bekerja gue langsung main sama Eris di garasi. Mumpung cuaca sedang cerah, gue minta Bapak untuk merekam kami. Eris menunjukan trik-trik kecilnya di depan kamera. Well, pasti banyak anjing lain yang juga bisa seperti ini, atau malah lebih hebat. Tapi gue tetap bangga dengan anjing kecil yang selalu membawa kebahagiaan ini. Woof you, Eris :) Enjoy the video, guys! :D


Minggu, 03 Juni 2012

Happy Birthday, Our Forever Puppy :)


Welcome, weekend! Welcome, June!
So, how-dy do my reader friends? Semoga semua baik dan happy, ya :D
Di Bulan Juni ini banyak sekali keluarga dan teman gue yang berulang tahun. Hmm, sebenarnya, bukan cuma mereka saja, sih, tapi termasuk gue! Hihihi... Ulang tahun gue jatuh di tanggal 8 nanti, dan gue sudah nggak sabar untuk mewujudkan pesta ulang tahun impian gue :)
Tapi sebelum ulang tahun gue tiba, bulan Mei ditutup dengan ulang tahun salah satu anggota keluarga gue, lho. Tepatnya anjing kesayangan keluarga gue, Eris. Di tanggal 22 Mei lalu, Eris merayakan ulang tahunnya yang ke 3. Wah, waktu rasanya cepat sekali berlalu dan gue masih belum belum sepenuhnya 'sadar' kalau ia bukan lagi puppy, tapi anjing dewasa, hihihi.


my clumsy little girl :)

Gue masih ingat di bulan Februari, waktu Eris masih berusia 9 bulan, ia diserahkan pemiliknya kepada keluarga gue. Iya, diserahkan, secara cuma-cuma. Kisah bagaimana Eris bisa menjadi anggota keluarga kami, menurut gue itu adalah kisah yang sangat ajaib...
Beberapa bulan sebelum kehadiran Eris seluruh keluarga sedang berduka karena kepergian Veggie, anjing golden retriever cerdas yang sudah tinggal bersama kami selama 6 tahun lebih. Waktu itu kami, terlebih gue sama sekali nggak berniat untuk menambah anggota keluarga baru lagi karena takut 'menggantikan' posisi Veggie yang sangat istimewa. Lalu ada seseorang yang menawarkan anjingnya untuk gue adopsi, katanya memelihara anjing itu adalah obat dari kesedihan gue dan keluarga. Awalnya gue ragu, tapi setelah berpikir beberapa hari rasanya ada benarnya juga. Gue nggak boleh berlarut-larut sedih dan menyisakan hati gue untuk anggota keluarga baru.

Akhirnya gue dan Ibu menjemput Eris. Seperti sudah tahu bahwa ia akan diadopsi, Eris langsung berlari ke arah gue dan menjilati pipi gue sampai basah. Ternyata benar, kesedihan gue langsung berkurang berkat sambutan hangat Eris. Dengan perasaan sangat gembira kami membawa Eris pulang ke rumah barunya, ke rumah keluarga gue. Dan tahukah apa yang ajaib? Eris tadinya akan dibeli oleh seseorang seharga 4 juta rupiah, tapi mantan pemiliknya malah memilih menyerahkannya kepada gue dengan cuma-cuma karena ia percaya gue lebih membutuhkan cinta Eris daripada siapapun!...



Eris sangat berbeda dengan Veggie. Veggie badannya besar, berbulu cerah-halus, cerdas dan senang bermain. Sedangkan Eris badannya kecil, berbulu acak-acakan-gelap, sulit mengerti perintah dan pemerhati sejati, nggak terlalu suka bermain. Jujur saja, awalnya gue agak sulit beradaptasi dengan Eris. Toilet training-nya berjalan sangat lambat dan ia juga terlalu ramah bahkan untuk ukuran seekor golden retriever! Eris hampir nggak pernah barking, bahkan terhadap orang asing. Ia bisa mengampiri siapa saja lalu minta dielus dan nggak peduli kalau ada orang masuk ke dalam rumah. Pokoknya Eris itu sangat polos, nggak pernah curiga. Dulu, Veggie cepat sekali mengerti jika diajarkan untuk melakukan trik dan aturan-aturan sederhana, sedangkan Eris, toilet trainingnya saja baru sukses di usia 1 tahun! Hehehe...

Lama kelamaan gue dan keluarga bisa bedaptasi dengan Eris. Kami memulai semuanya dari nol dan mengesampingkan pengetahuan kami tentang anjing. Gue dan keluarga memang cukup berpengalaman dalam memelihara anjing, makanya kami sudah hapal berapa lama waktu yang dibutuhkan anjing untuk belajar. Dan standar waktu kebanyakan anjing nggak berlaku untuk Eris, ia belajar dengan lambat, ia istimewa :)
Gue selalu berusaha untuk sabar pada Eris karena hasilnya selalu sepadan dengan yang gue dapat darinya. Banyak pengalaman lucu bersamanya yang kebanyakan nggak Eris sengaja. Misalnya saja Eris sedang diajari main lempar-tangkap, ia ternyata nggak mengerti harus bagaimana. Jadi ia membawa bolanya sampai jauh dan menaruhnya sangat jauh dari gue, bukannya dikembalikan lagi, hihihi. Atau waktu gue ajari untuk membuka pinta kandang sendiri. Gue memancingnya dengan mangkuk minuman di dalamnya, tapi bukannya berusaha Eris malah meminum air dari ember pel! Hahahaha. She's so clumsy!



sweet treat for the whole family :)


Kado untuk Eris! :)

Dan di ulang tahunnya yang ke 3 gue memberikan sedikit pesta kecil untuk Eris. Gue membeli kue tart untuknya dan kue-kue kecil untuk seisi rumah. Nggak lupa satu kaleng dog food kesukaannya yang sudah gue hias dengan pita sebagai kado. Eris mungkin nggak mengerti dengan apa yang gue lalukan untuknya, tapi ini juga sebagai pengingat keluarga kami bahwa Eris sudah 3 tahun bersama kami, dan kami banyak belajar darinya. Karena Eris gue belajar untuk bersabar dan untuk santai sedikit jika nggak bisa melakukan sesuatu. Tunggu saja, dan berusaha, nanti juga bisa. Seperti Eris :) Dan Eris juga mengajarkan keluarga kami untuk membuka hati dan menerimanya sebagai keluarga baru. Bukan untuk pengganti Veggie, tapi menjadi bagian keluarga bersama dengan Veggie, seperti seekor adik kecil. Jika kami mempunyai cinta yang sangat banyak untuk Veggie, kami nggak perlu menaruhnya dan membiarkannya terpendam. Tapi kami bisa memberikannya kepada Eris, seperti ia mencintai keluarga kami meski harus berpisah dari keluarga lamanya :)



So, happy birthday our forever puppy, Eris. We're really happy and glad to have you! *kisses*


I woof you, Eris,

Indi
______________________________________________
Contact Me? HERE and HERE. My Shop? HERE. Sponsorship? HERE.

Rabu, 21 September 2011

Curious Incident of the Dog in the Night Time


Eris bermain dengan Ny. Kelinci :)


Tengah malam, sudah hampir subuh. Aku sebetulnya sudah piyamaan sejak sore, niat istirahat juga sudah sejak jam 11 malam tadi. Tapi karena suatu hal aku jadi masih terjaga sampai selarut ini.
Ah, aku jadi ingat kejadian beberapa waktu lalu. Waktu itu kira-kira jam 2 pagi di bulan Agustus lalu, orangtua dan adikku sudah tidur. Situasinya mirip seperti sekarang, tinggal aku yang terjaga dan lagi asyik di depan komputer mengerjakan buku ketiga---rasanya begitu kalau aku nggak salah ingat---. Tiba-tiba aku dengar Eris, anjing keluargaku yang berumur 2 tahun menangis. Awalnya nggak aku nggak hiraukan karena Eris memang manja dan suka menangis untuk cari perhatian. Tapi semakin lama tangisannya semakin berbeda, seperti kesakitan dan takut. Khawatir terjadi sesuatu aku langsung keluar kamar, terburu-buru, bahkan lupa memakai sandal meskipun cuaca sangat dingin. Aku membuka pintu garasi dan... Eris ada di sana, baik-baik saja, berdiri tegak seperti beruang dengan kaki depan 'berpegangan' ke lemari sepatu. Tangisannya berhenti tapi nafasnya cepat sekali. Waktu aku coba untuk memeluknya ia malah menghindar dan 'menuntun' ku ke pintu garasi.

Mulanya aku nggak mengerti, tapi setelah mencoba mengintip lewat celah garasi dan membiarkan seluruh suara malam masuk ke dalam telinga, samar-samar aku mendengar suara tangisan anjing. Pelan dan lirih. Jelas sekali bukan Eris karena ia sudah duduk patuh di sampingku dengan telinga yang tegak---posisi telinga waspada---.
Aku nggak tahu itu anjing siapa, bisa saja liar atau milik seseorang. Tapi yang pasti ia butuh bantuan...


OOTD: Headband by BIP, Dress by Toko Kecil Indi, Shoes by Fillmore.




Dengan kaki yang masih telanjang aku mencari-cari kunci garasi. Eris berlari ke sana-ke mari dengan ekor yang terus berkibas. Mungkin ia senang karena 'tangisan minta tolongnya' didengar dan aku akan memberikan bantuan. Tapi aku bahkan nggak tahu apa yang terjadi dengan anjing itu. Aku cuma berharap semoga situasinya nggak terlalu parah.
Akhirnya aku menemukan serangkaian kunci di atas meja kopi. Mencobanya satu persatu dan... terbuka!

Di sebrang rumah aku melihat situasi yang sangat memilukan. Aku mengenalnya. Eris apalagi... Anjing itu sering disapa "Si Kaos Kaki" karena bulu kakinya yang belang dua. Kepalanya terjepit pagar besi. Lehernya terkoyak karena ia terus berusaha meloloskan diri. Kakinya hanya sedikit menapak pada tanah. Aku hampir nggak percaya bahwa anjing yang sedang sekarat ini adalah si Kaos Kaki ---andai aku nggak melihat kakinya---. Aku panik, sangat sangat panik. Sepertinya orang-orang sekitar sudah terlelap semua, bukan cuma keluargaku. Aku tahu nggak akan bisa menyelamatkan anjing ini sendirian. Aku butuh bantuan, at least untuk membangunkan pemiliknya karena jarak rumahnya dengan pagar depan (tempat si Kaos Kaki terjepit) cukup jauh.

Aku masuk kembali ke dalam rumah, membangunkan Ibu dan Bapak. Butuh waktu sekitar 3 menit untuk menjelaskan situasinya dan membuat mereka percaya kalau ini gawat darurat. Aku memakai sandal dan sweater sementara orang tuague ke tempat si Kaos Kaki. Aneh, udara dingin justru baru terasa waktu aku mamakai sweater. Padahal tadinya aku cuma memakai atasan piyama dan celana pendek, mungkin karena aku panik, entahlah.
Waktu aku ke luar rumah Ibu dan Bapak sedang berdiri di dekat si Kaos Kaki, nggak melakukan apa-apa, cuma diam. Mereka bilang mereka nggak bisa melakukan apapun, salah gerakan sedikit saja bisa membuat si Kaos Kaki terluka lebih parah. Atau malah si Kaos Kaki  bisa menggigit ketika berhasil lepas. Ah, iya betul juga... si Kaos Kaki ini memang terkenal "jagoan" di lingkungan ini. Itulah kenapa Eris ---dan beberapa betina lain--- selalu berlomba menarik perhatiannya...

Aku mencoba mencari bantuan lain. Di samping rumah pemilik si Kaos Kaki terdapat warung nasi. Setiap tengah malam penghuninya selalu memasak untuk mempersiapkan sahur. Aku memanggil "Mang Ujang" yang biasanya lebih dulu terjaga. Nggak ada jawaban. Aku terus memanggil nama-nama random yang aku ingat tapi tetap nggak ada jawaban, at least untukku karena sepertinya ada yang mendengar tapi malah tertawa-tawa karena menyangka permintaan tolongku cuma sebuah lelucon. Ibu bilang lebih baik aku menyerah dan berdoa semoga si Kaos Kaki bertahan sampai nanti pagi, sampai waktu pemiliknya berangkat kerja. Tapi aku nggak mau. Aku sudah terlanjur melihat si Kaos Kaki di sini, terjepit dan kesulitan bernafas. Aku akan merasa sangat bersalah kalau aku nggak bisa membantunya, atau seenggaknya ada di sampingnya sampai pagi meski ia mungkin nggak bertahan...


Puja, Eris and Me :)


Aku masuk ke dalam rumah, mengambil sarung tangan karet milik Ibu dan kembali ke tempat si Kaos Kaki. Aku berjongkok di sampingnya, berusaha membebaskan kepala kecilnya dari pagar. Tapi ia malah menangis semakin lirih. Suaranya betul-betul membuat hatiku hancur, karena usahaku untuk membebaskannya ternyata malah menyakitinya. Aku putuskan untuk duduk di sampingnya dan membelainya sambil terus bilang, "Sebentar lagi pagi, pasti kamu nggak apa-apa". Aku hampir menangis melihat lidahnya terkulai dari rahangnya, mengeluarkan liur terus-menerus sementara lehernya semakin terkoyak...

Lalu Bapak mendengar suara keajaiban, katanya ia mendengar suara dari arah garasi sewa Om Miming. Jarak rumah ke pintu pagar sangat jauh, halaman rumah Om Miming itu sangat luas, gue agak sangsi waktu Bapak bilang Om Miming mungkin saja terbangun. Tapi ternyata Bapak betul! Ia keluar dari rumahnya dan bertanya apa yang terjadi pada kami. Bapak langsung menjelaskan situasinya dan nggak lama kemudian anggota "Tim Penyelamat si Kaos Kaki" bertambah. Aku langsung merasa ada harapan baru waktu Om Miming bawa tongkat besi dari rumahnya, katanya pagarnya mungkin bisa diangkat sedikit supaya bisa memberi celah untuk membebaskan si Kaos Kaki. Bapak dan Om Miming berusaha membuat celah, tapi sebentar kemudian mereka behenti. Si Kaos Kaki semakin kesakitan dan Bapak memutuskan untuk membuka paksa pagar alih-alih membuat celah.

Bapak dan Om Miming berhasil masuk ke halaman rumah pemilik si Kaos Kaki. Aku nggak tahu siapa namanya karena kami jarang bertemu. Kalaupun sore-sore berpapasan aku hanya menyapa dengan panggilan "Om".
Ternyata di rumah Om nggak ada bel'nya. Bapak dan Om Miming terpaksa mengetuk jendela dan berteriak memanggilnya. Rasanya lama sekali sampai Om membuka pintu. Bapak langsung menjelaskan bahwa anjingnya terjepit di pagar. Om langsung menghampiri si Kaos Kaki yang luar biasanya mendadak sadar setelah sebelumnya cuma bisa terkulai lemas dan menangis. Ekornya bergoyang cepat dan tangisannya berhenti. Ketika Om berusaha membebaskan si Kaos Kaki, ia sudah lebih tenang. Ia hanya merintih setiap kali Om menggeser kepalanya ke arah yang salah. Gue berdoa, berdoa, berdoa, berdoa dan terus berdoa... berharap si Kaos Kaki bisa bebas.

"Krak", aku mendengar suara patahan. Sekitar 5 detik aku menahan nafas dan baru bisa lega waktu tahu itu bukan suara leher si Kaos Kaki. Itu ternyata suara pagar yang dibengkokan paksa dan patahannya mengenai engsel. Bagaikan mimpi, si Kaos Kaki terbebas dan berdiri tertatih-tatih. Kaki depannya pincang dan lehernya koyak. Seluruh wajahnya basah oleh liur bercampur darah. Tapi ajaibnya ia ceria. Ekornya terus bergoyang dan dengan patuh mengikuti perintah Om untuk masuk ke dalam rumah. Ia nggak berusaha menyerang siapapun, bahkan nggak menggonggong.
Om mengucapkan terima kasih pada kami dan menyusul si Kaos Kaki. Begitu juga aku, orangtua dan Om Miming kembali masuk ke rumah masing-masing.
Badanku letih dan sedikit mengantuk, tapi aku lega si Kaos Kaki terselamatkan. Di garasi Eris sudah menyambut. Ekornya bergoyang cepat dan langsung menjilati lututku begitu aku mendekat. Sepertinya ia berterima kasih karena anjing jantan yang sangat dipujanya telah selamat.



Beberapa hari kemudian keadaan si Kaos Kaki membaik. Ia mulai menggoda Eris ---dan beberapa betina lain tentu saja--- dan membuat mereka salah tingkah. Sepertinya bekas luka di lehernya justru membuat para betina menganggapnya semakin keren, hehe.
Insiden anjing di tengah malam (sama dengan judul buku kesukaanku, actually, lol) itu membuat kami menjadi semakin waspada. Om sekarang memastikan si Kaos Kaki nggak kabur di waktu malam, dan aku selalu memastikan nggak ada celah di pagar rumah. Aku nggak ingin insiden serupa menimpa Eris atau binatang-binatang lain yang nggak sengaja mampir ke pagar rumahku.

Memang disayangkan harus ada korban dulu sebelum kami (iya, termasuk aku) sadar bahwa seharusnya setiap orang bertanggung jawab terhadap binatang peliharaan dan rumahnya sendiri. Sebaiknya pastikan nggak ada celah yang berbahaya, tanaman beracun atau benda mengancam lainnya sebelum memelihara binatang, terutama jika binatang itu nggak dipelihara di dalam kandang. Begitu juga meski kita nggak memelihara binatang, nggak ada salahnya menutup celak-celah di pagar atau tembok yang sekiranya berbahaya. Mereka, binatang ---terutama kucing, anjing atau kelinci--- meskipun liar tetap saja memiliki hak untuk hidup. Just remember, they're only have instincts, kitalah yang memiliki akal. Si Kaos Kaki bahkan nggak (bisa) menuntut tuannya, padahal secara nggak langsung ia sudah dicelakakan.  Tugas kitalah untuk melindungi mereka. Kita nggak mau membunuh makhluk hidup untuk kesia-siaan, kan? :)



    Lotta smile,

 
Indi (and Eris, "Woof!")




ps: Jika ada teman-teman blogger yang suka menulis, menyayangi binatang dan berminat untuk membantu project novel ketigaku, silakan kirim email ke namaku_indikecil@yahoo.com atau twit aku  DI SINI
Juga jangan lupa saksikan aku di program Warna episode Jumat, 23 September jam 10.45 pagi di Trans 7. Have a nice day! :D

Kamis, 20 Januari 2011

13 Things About Me! :)


Halo teman-teman blogger! Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan baik, ya dan nggak ada yang lagi terserang kelopak-mata-bengkak-tibatiba kaya aku, hehehe.

Setelah sekian tahun aku nge-blog (bukan di sini, tapi di blog lain. Kalau di sini sih baru beberapa bulan, lol), aku baru sadar kalau aku belum pernah ceritain fakta-fakta "menarik" tentang diriku. Padahal biasanya blogger hobi banget bikin postingan macam "10 fakta tentangku", "7 things about me", "kehebatan-kehebatan aku yang diakui dunia", atau blah, blah dan lain sebagainya.
Nah, gimana kalau postku kali ini bahas tentang fakta-fakta unikku? Setuju?
Tidaaaak!!!...
Ya, sudah aku lanjutkan *pura-pura nggak denger yang protes bilang "tidak", hehehe*


1. Scolioser
Aku lahir dalam keadaan normal, gemuk dan sehat. Tapi diusia 9 tahun aku mulai nunjukin gejala-gejala scoliosis, seperti postur badan miring dan gerakan yang terbatas. Lalu baru di usia 13 dokter beri aku vonis scoliosis dengan kelengkungan 35 derajat dan mengharuskan aku memakai penyangga tubuh (back brace) selama 23 jam sehari. Yup, aku cuma punya jeda 1 jam perhari untuk melepas brace dan melakukan hal-hal pribadi seperti mandi dan melepas rasa pegal. Aku baru melepas brace di usia 18 tahun (atau kurang, sebelum lulus SMA tepatnya) dan menggantinya dengan terapi yang rutin karena tulangku sudah berenti tumbuh. Sampai hari ini aku masih terapi dan berusaha meminimalisir bertambahnya kelengkungan tulang belakangku yang sekarang sudah 55 derajat.




2. Naturally brunette

Believe it or not, tapi warna alisku memang lebih tua dari warna rambutku!
Waktu lahir rambutku warnanya keemasan, mungkin nama kerennya "strawberry blonde", hehehe. Ajaibnya, alisku warnanya hitam. Sampai-sampai nyokap bilang waktu lahir kepalaku nampak botak saking kontrasnya warna alis dan rambut, lol. Tapi seiring bertambahnya usia warna rambutku semakin gelap. Sampai detik ini, brunette lah warna tertua rambutku. Entah apa nanti akan bertambah tua sampai hitam legam? Who knows?! Hehehehe.


3. I use my left hand to eat

It's my habit since i wasa  baby. Maaf kalau mengganggu mata kalian, lol :D


4. Oh, Heather...
Aku pernah menangis untuk Heather O'Rourke selama semaleman. Sekalipun aku nggak pernah mengenal dia (dia bahkan meninggal waktu aku masih berusia 2 tahun), tapi somehow dia selalu jadi "anak impian" ku. Karena dia lah aku jadi ingin punya anak perempuan ketika menikah nanti. Rambut panjangnya, pipi tembamnya, wajah angelic'nya. She's so perfectly cute! RIP, Heather :')




5. I'm a tidy girl
Aku nggak pernah bisa pergi kemana-mana sebelum beresin kamar. Meski aku terlambat untuk janji sekalipun!




6. I don't mind being fashionably-nerdy

Banyak orang yang nanya kenapa aku selalu pakai feety (stocking tebal pelindung cuaca dingin) dan dress ala anak-anak Amerika tahun 30'an. Jawabanku sederhana aja: Karena nyaman. Aku nggak keberatan dibilang culun, ketinggalan jaman atau jauh dari kata "pretty". Buatku klasik nggak pernah ketinggalan jaman dan jadi diri sendiri adalah fashion yang paling baik.




7. Yes, I am truly a dork
Sejak aku balita, Bokap lebih suka beliin aku buku dari pada boneka. Jadi sejak aku mulai bisa baca ---usiaku 4 tahun--- aku nggak bisa berhenti baca buku. Dari mulai dongeng, ensiklopedia sampai novel-novel klasik. Lucunya, dari ratusan buku yang aku punya, aku cuma punya 2 nama penulis Indonesia di rak bukuku, yaitu: Arswendo Atmowiloto dan... aku sendiri!




8. I love bows & nail polish

They're just so cute and girly :)





9. I'm a movie lovers

Selain buku, hal lain yang aku pikirin kalau insomnia adalaha film. Aku punya ratusan DVD dari berbagai macam genre film. Kebanyakan sih film-film festival Prancis, film keluarga dan film-film musikal. Aku menikmati banget saat-saat nonton di atas tempat tidurku ditemani teh/coklat panas dan cemilan ringan :)




10. I'm a dog wishperer

I'm not joking or try to be funny. Aku mengerti bahasa anjing.
(ya, silakan teriak "Freaaaaaaak" dibelakangku, hehehe...).




11. Excuse me, this girly lady is a rock and roll fans too

Orang-orang sering salah menilaiku. Yah, bukan salah siapa-siapa sih, dengan haircut dan outfit yang selalu aku pakai siapapun nggak akan menyangka kalau aku itu die hard fans'nya Aerosmith! Hahahaha :)
Yup, sejak aku usia 7 tahun alu sudah mengagumi mereka, mendengar musiknya dan mengoleksi semua CD'nya. Bukan itu saja, aku bahkan punya gantungan kunci, topi, t shirt, poster sampai DVD official dari Aerosmith!
So don't judge a book by it's cover, guys ;)




12. I don't eat meat

Aku mulai jadi perscabegetarian sejak usia 15 tahun. Kenapa? I can't answer it, sorry :)


13. Walking to the bookstore and realize i see my name on the book cover

Terima kasih Tuhan novel perdanaku sudah dicetak (hampir) 5 kali. Tapi aku cuma punya 1 copy terbitan pertama di rumah. Hahaha, aku serius! Aku bahkan nggak tahu apa bedanya cetakan bukuku yang pertama, kedua, ketiga, dst, dst :D


***





Surprise? Biasa aja? Atau malah males baca postku kali ini? Hehehe... Kalau ada yang merasa biasa saja waktu baca post ini, terima kasih, artinya kalian sudah cukup mengenalku. Buat yang merasa surprise, ya, ini lah aku, semoga kalian bisa lebih mengenalku sekarang.

Aku nggak keberatan dibilang freak, nerd atau dork. Aku suka jadi diri sendiri karena itu rasanya nyaman. Aku rasa saat orang lain berkata sesuatu tentang kita, jelek atau buruk, itu tandanya mereka peduli. Lagipula, aku selalu percaya bahwa setiap manusia tercipta "spesial" :) So, bagaimana dengan kalian? Sudah siap berbagi tentang fakta-fakta unik kalian? ;)

xo,
Indi


*foto-foto: dokumentasi pribadi, foto heather: heatherOrourke.net


Sabtu, 27 November 2010

Man's Best Friend...






Hari ini aku berencana buat diem di rumah. Mandi larut dan di tempat tidur seharian. Tapi baru aja jam 11 pagi, waktu aku lagi menikmati tempat tidur, tau-tau aja nyokap minta aku bangun dan pergi ke rumah Uak. Yah, setelah nego sana-sini, akhirnya pergi juga aku ke sana meski tanpa mandi dan gosok gigi (cuma ganti baju doang, hihihi).

Begitu sampai di rumah Uak ternyata aku berubah semangat. Pasalnya Uak minta bantuan untuk mengurusi anjing dan mengantar dia ke pet shop. Ya, maklum aja, soalnya Uak baru beberapa hari adopsi anjing. Katanya dia udah lupa "caranya" karena terakhir kali punya anjing ya waktu remaja dulu, namanya Cupy yang mati karena tua.
Setiap kali ada yang minta bantuan sama aku, kalau itu menyangkut anjing, pasti aku "iya-kan". Malah aku sering dianggap geek tentang anjing karena hampir hapal isi 1 ensikopedia tentang anjing, hehehe.
Jadilah hari ini aku melatih Doggy (nama anjing Uak) untuk shake hand (dan hal-hal basic lainnya) ditemani Eris anjing golden retriever ku :)



Bersama Eris di seberang rumah Uak.



Oya, sebelumnya harus aku ceritakan juga kalau asal-usul Doggy sebetulnya nggak terlalu jelas. Jadi suatu hari Uak yang lagi butuh anjing penjaga tiba-tiba aja "dihadiahi" bayi anjing oleh pengurus rumahnya. Katanya ini anjing liar yang ditinggalkan induknya. Nggak tau jelas induknya anjing jenis apa dan ada di mana, tapi si pengurus rumah yakin dia pernah lihat bapaknya. Waktu ditanya jenis anjingnya, dia cuma bilang, "Anjingnya besar, coklat". Begitu.
Uak sebenarnya nggak terlalu yakin mau pakai anjing nggak jelas ini sebagai penjaga, tapi berhubung belum menemukan anjing lain yang "tepat", jadi Uak putuskan untuk memelihara Doggy dulu sementara.


Setelah "bermain-main" (baca: berlatih) sedikit dengan Doggy, Uak dan aku langsung pergi ke pet shop. Di sepanjang perjalanan, Uak terus-terusan minta aku telepon atau SMS teman-teman yang berternak anjing penjaga. Ya, Uak mau mengadopsi anjing untuk menggantikan Doggy segera.
Ada beberapa kandidat anjing yang dirasa cocok. Uak berencana mau menemuinya sepulang dari pet shop.

Di pet shop Uak langsung melihat-lihat rantai untuk anjing Doberman. Dengan serius dia berdiskusi dengan penjaga toko tentang rantai yang paling tepat. Aku sendiri cuma mendengar sekilas pembicaraan mereka dan melihat-lihat makanan untuk bayi anjing.
Waktu aku lagi lengah tiba-tiba aja Uak muncul disampingku sambil bawa tali kecil untuk kucing.

"Ini bagus, nggak?" tanya Uak.
"Loh, itu apa?" bingung kan aku...
"Ini untuk si Doggy, kan lehernya masih kecil,"
"Oh...(??)"

Meski bingung aku nggak bertanya apa-apa. Otakku langsung menyimpulkan sendiri kalau Uak pasti mau beri talinya untuk Doggy setelah nggak dirawatnya lagi (Doggy rencananya akan diurus kembali oleh pengurus rumah Uak).

Sesuai rencana kami menuju rumah teman yang menjual macam-macam anjing penjaga. Di perjalanan Uak nggak banyak bicara. Dia cuma bilang kalau Doggy itu lucu, ukuran matanya kecil sebelah. Aku cuma senyum aja menanggapi kata-katanya.
Akhirnya kami sampai dan mobil diparkir agak jauh dari rumah temanku. Nggak ada salah satu dari kami yang keluar dari mobil. Bicarapun nggak. Cuma diam sampai kira-kira 15 menit...

"Sudah, lah kita pulang aja. Tolong jangan beritahu Uak kalau ada yang jual anjing, ya. Soalnya Uak mau pelihara Doggy. Selamanya!"

Dan aku pun tersenyum. Kalimat "Man's best friend" terbukti benar. Seekor anjing, jenis apapun itu, ras murni, campuran atau yang biasa disebut anjing kampung seperti Doggy selalu bisa menjadi sahabat manusia. Karena anjing nggak mengenal jenis, mereka semua sama: percaya dan akan menjaga tuannya selamanya.
Dalam hati aku langsung berjanji akan melatih Doggy dan membawanya ke dokter hewan untuk vaksin pertamanya. 

Selamat datang di keluarga kami, Doggy!



Doggy!





nb: Nama "Doggy" diambil dari kata "Dog". Karena Doggy sebelumnya memang nggak mempunyai nama, jadi hanya dipanggil seperti dirinya sendiri. Yaitu... anjing ;)