Tampilkan postingan dengan label Richard. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Richard. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 November 2011

De Do Do Do, De Da Da Da ;)


Hi, it's me again, Indi. Tumben ya baru 3 hari lalu post, sekarang sudah post baru lagi, hihihi. Belakangan ini aku memang belum keluar rumah, jadi bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat karena aku bisa fokus mengetik naskah seharian :D Memang sih, ada kangen-nya juga melihat dunia luar, tapi karena hujan terlalu lebat untuk ditembus, aku harus puas dengan menjadikan halaman rumah sebagai "dunia luar" yang paling jauh, hihihi. Terakhir aku ke luar rumah dua hari lalu, sengaja aku membawa naskah ke warnet yang jaraknya nggak terlalu jauh. Tapi ternyata baru satu jam aku di sana hujan langsung deras sederas-derasnya. Akhirnya pulang lah aku sambil memegang payung dan menyembunyikan beberapa lembar kertas 'naskah mentah' di balik baju, hihihi.

Bekerja di rumah memang ada enak dan nggak-nya, ya sama saja seperti pekerjaan lain. Tapi kadang aku merasa lucu juga, sih, saat teman-teman lelah bekerja di kantor pasti merindukan rumah, nah sedangkan aku setelah lelah bekerja tinggal 'ngesot' sedikit ke atas tempat tidur di samping meja kerjaku, hahaha. Bekerja di rumah juga rentan terkena gangguan yang sifatnya guilty pleasure (at least ini pleasure buatku lah, lol). Aku gampang sekali terbujuk sama wajah memelas Eris, anjingku. Terkadang di tengah-tengah pekerjaan, aku malah tiba-tiba kabur dan berakhir jadi kiper buat permainan "sepak bola karet" nya Eris di halaman rumah, hehehe. Aku memang harus lebih disiplin dalam menentukan batasan dan jam kerja, maklum lah aku adalah bos untuk diri sendiri. Dan aku masih belajar untuk jadi "bos" yang baik :)

Ngomong-ngomong soal gangguan, beberapa hari lalu aku diwawancarai oleh Judika, reporter dari Aplaus the Lifestyle. Nah, karena nggak memungkinkan untuk bertemu langsung wawancara pun dilakukan lewat telepon. Sejak awal percakapan entah kenapa aku nggak bisa dengar suara Judika dengan jelas. Suaranya selalu diikuti dengan "nguing-nguing" seperti suara lebah. Berkali-kali kami tutup teleponnya dan aku minta ditelepon ulang, tapi tetap saja suara yang keluar terdengar aneh. Akhirnya aku minta agar Judika menghubungiku ke telepon kantor Ibu, dan, yes! Suara yang terdengar akhirnya lebih jelas. Tapi baru beberapa menit kami bicara... "Guk... guk...", Eris mengonggong cari perhatian, hahahaha.
Meski bekerja di rumah, tetap saja aku perlakukan pekerjaanku dengan serius. This is my job, this is my responsibility. Jadi aku langsung tutup pintu rapat-rapat dan kembali melanjutkan wawancara sambil berjanji dalam hati akan menghibur Eris kemudian.

Banyak yang bertanya kenapa aku memilih bekerja di rumah. Seorang teman bahkan terang-terangan bilang bahwa ia menyayangkan gelar "S.Ip" aku disia-siakan. Well, menurutku nggak ada yang sia-sia. Ilmu meskipun nggak dipakai untuk profesi yang sesuai gelar pasti akan berguna untuk suatu hal. Toh aku berusaha sebaik mungkin waktu mencapai gelar itu :) Bekerja di rumah pun jujur saja, awalnya bukan keputusanku begitu lulus kuliah. Aku ingin menjajal ilmu 'Hubungan Internasional' dulu sekitar satu tahun baru lanjut bekerja di rumah. Tapi manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, Tuhan tetap yang menentukan akhirnya karena Ia tahu yang terbaik. Semenjak lulus, scoliosisku semakin sering nyeri. Keadaanku nggak memungkinkan untuk bekerja lama-lama, apalagi meninggalkan kotaku, karena (saat itu) harus terapi 3 kali per minggu. Aku pun memutuskan untuk bekerja di rumah, fokus ke naskah novel kedua yang mulai dikerjakan tepat setelah wisuda, dan menjalankan bisnis on line shop (yang sebenarnya sudah dimulai sejak aku kuliah, tapi belum begitu serius).

Nggak bisa dipungkiri, awalnya usahaku nampak nggak berhasil. Masih jarang yang melirik desain-desainku di online shop. Malah aku sempat kepikiran untuk berhenti dan memakai modalnya untuk hal lain. Begitu juga dengan novel, aku sempat insomnia berat gara-gara kebanyakan mikir 'bisa nggak ya aku make a living dari menulis?'. Tapi lambat laun Tuhan menujukan jalannya, Toko Kecil Indi, online shopku mulai punya pelanggan tetap. Sedangkan novel-novelku mulai membuahkan prestasi dan 'pemasukan' yang membuat hati lega. Novel perdanaku "Waktu Aku sama Mika" sampai bulan ini sudah dicetak 7 kali, dan novel keduaku "Karena Cinta itu Sempurna" sudah dicetak 4 kali, padahal baru saja terbit bulan Maret lalu. Thank God... Tuhan memang maha ajaib. Meski aku nggak kemana-mana tapi aku  merasa berkecukupan :)

Soal suka duka, nggak kalah dengan yang bekerja di luar/di kantor. Tapi yang paling menonjol adalah 'duka' stereotype. Rumah identik dengan tempat beristirahat dan bersantai, bukan bekerja. Sering kali aku dapat reaksi 'iba' saat aku menyebutkan tempat di mana aku bekerja. Kalau sudah begini aku cuma bisa bersabar dan mencoba membuktikan bahwa di rumah juga bisa aktif, menghasilkan dan... menjanjikan :) (Amen, ya...).
Kalau soal suka tentu saja banyak. Yang paling aku syukuri adalah bisa dekat terus dengan keluarga. Rasanya bahagia sekali aku bisa membantu pekerjaan rumah sebelum kembali ke balik komputer. Melihat orangtuaku tersenyum dan bilang 'terima kasih' waktu aku bantu menyapu halaman rasanya nggak tergantikan! :)

Meski aku bekerja di rumah, bukan berarti aku nggak bisa bersosialisasi. Pekerjaanku (kedua-duanya) justru sering mempertemukan aku dengan orang-orang baru. Beberapa kali aku diundang ke stasiun TV untuk acara talk show dan juga fashion. Malah sering kali mereka lah yang mendatangiku ke rumah. Untuk shooting acara fashion biasanya lebih nyaman di kantor Ibu (yang merangkap rumah) karena di sana ada display baju-baju hasil desainku. Yang berkesan adalah waktu Indra Herlambang datang ke rumah (nop, nop, I'm not his gossip show fans) dan surprise, dia menghampiri Bapak lalu bilang, "Pak, anaknya berbakat sekali. Baru saya baca buku yang bahasanya indah dan menyentuh". Tapi sayangnya Bapak nggak terharu ataupun menunjukan reaksi bangga. Beliau malah menaikan alisnya dan bilang, "Masa?", hahahaha *tepok jidat*. Indra juga memberikanku buku perdananya yang berjudul "Kicau-Kacau" (nice book, seriously) dan sebuah note manis;


"To: Indy
Thank you for the inspiration".


Indra Herlambang

(harusnya namaku dieja pakai huruf 'i", bukan "y", ya hihihi).


Warna Trans 7, September 2011

Sweet note from Indra Herlambang :)


Pose-pose Richard 'Bule' bersama buku Waktu Aku sama Mika, lol.


Benar-benar moment yang membuat aku freeze sejenak :) Tapi ada lho yang lebih berkesan dari itu. Tahu Richard si penulis "Bule juga Manusia"? Well, okay, mungkin Indra Herlambang jauh lebih terkenal dari pada dia, tapi trust me, bule yang satu ini lucu banget. Dan selain kami berteman, ia juga membuatkanku foto pose-pose konyolnya bersana novel "Waktu Aku sama Mika". Hahahaha, aku terharu, Richard! :'D

Don't get me wrong, aku nggak bilang bahwa bekerja di rumah lebih baik daripada kerja di kantor, ya. Kerja di mana pun sama baiknya, asalkan dikerjakan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Kesungguhan selalu membuahkan hasil, aku percaya :) Aku  cuma mau mengingatkan bahwa selalu ada jalan, bagaimana pun keadaan kita selama nggak lupa berdoa dan berusaha. Jika gagal dengan sebuah pekerjaan, jangan menyerah untuk mencoba kembali. Dan saat kita pikir nggak berhasil, think again, Tuhan memberikan semua umatnya bakat. Itu adalah "bekal alami" yang bisa dipergunakan, kita tinggal mengasahnya saja.

Ah, iya, aku jadi ingat. Sekarang aku sedang di tengah project novel yang royaltinya akan disumbangkan untuk charity. Aku semangat banget, apalagi royaltinya akan disumbangkan ke yayasan-yayasan fauna --- I love animals---. Sebenarnya project ini sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu dan sekarang sudah hampir rampung, tapi aku pikir akan menyenangkan kalau ada teman-teman yang mau ikut menyumbang. Caranya gampang, cukup kirimkan cerita, quote, puisi, gambar, foto atau apapun yang berisikan pengalaman kalian dengan binatang (nggak harus pet, bisa juga binatang yang pernah ditemui) yang menginspirasi ke namaku_indikecil@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama, usia dan lokasi, ya. Novel akan diterbitkan awal tahun depan oleh Homerian Pustaka dan laporan charity akan diupdate di blog ini ;)

Begitulah pekerjaanku. Aku bersyukur selalu ada yang menyemangati ketika merasa kurang mampu melakukan sesuatu. Keluarga, teman-teman (iya, termasuk teman-teman blogger :) ), really blessed to have them. Aku memang bukan yang terbaik, bukan juga yang ahli. Tapi apapun 'posisi' di profesiku sekarang, yang terpenting adalah aku berusaha melakukan yang terbaik, berusaha sebaik-baiknya.

Well, sekarang sepertinya sudah larut (betul nggak ya? Jam dindingku mati soalnya, hihihi), sudah waktunya beristirahat supaya aku siap bekerja besok siang. Ada hal menarik yang akan aku lakukan bersama anak-anak di sekitar rumahku besok, akan aku share ceritanya lain kali. Selamat istirahat ya, teman-teman. Love your job, explore your potential and don't forget to thank God. Good night! ;)


"Don't give up, try again and motivate yourself to be better. If J. K. Rowling gave up once she got rejected, we'll never know who is Harry Potter, right? Be serious with what you are going to do, sincerity always giving you the best one".

(My personal quote from an interview with Seycil Corner)




stick out your chin and grin,


INDI



-------------------------------------------------------------------------
Contact Me? HERE. Sponsorship? HERE.

Minggu, 24 April 2011

Asyiknya Berlibur :D

Hore liburan! :D Tanggal 22 sampai 24 April kan libur (lumayan) panjang yang jatuhnya pas di akhir pekan. Hayooo, siapa yang senang?
Akuuu! :D
Hehehehe, nggak usah bingung ya, kenapa aku yang sehari-hari kerja di rumah bisa ikutan senang padahal setiap hari juga "liburan", hihihi... Ini karena orang-orang di sekitarku yang justru sibuk di hari-hari lain. Bahkan weekend karena banyak di antara mereka yang bekerja atau malah tinggal di luar kota. Misalnya saja Ray, meski kami tinggal di satu kota, bahkan selalu jemput aku untuk terapi dan les, tapi tetap saja kami jarang "keluar" di waktu weekend. Apalagi dengan kedua sepupu perempuan aku, Gina dan Silmi yang tinggal di lain kota, kami jaraaaang banget ketemu bahkan untuk sekedar ngobrol.
Nah, sekarang ngerti kan kenapa aku senang banget sama libur yang (lumayan) panjang ini? ;)



Good Friday

Tanggal 22 April jatuhnya di hari Jumat. Biasanya di Jumat-Jumat lain artinya aku menunggu ditelepon Ray setiap 1 jam sekali dari kantor dan menunggu dia pulang sampai sore untuk makan malam bareng. Tapi kali ini.... yaiy, kami bisa habisin waktu berdua (hampir) seharian dan ngobrolin apa saja tanpa khawatir ada customernya Ray yang selak obrolan kami :D
Satu hari sebelumnya Ray memang sudah bilang kalau dia kangen kami "jalan" berdua dan bukan dalam rangka "apa-apa". Maksudnya, dia kangen kami betul-betul berdua dan bukan untuk keperluan lain seperti sekalian menemani aku terapi atau lainnya. Jujur, aku juga kangen saat-saat seperti itu. Jadi waktu Ray ajak aku ke Braga, aku senang bukan main! :D

Kami nggak mau buang waktu, makanya untuk jalan-jalan kali ini kami nggak pesan taxi lewat telepon, tapi kami betul-betul cari taxi secara langsung. Iya, betul "cari-cari"! Hihihi. Jadi begitu dapat kami bisa langsung berangkat tanpa perlu menunggu lama. Sekitar jam 3.30 sore kami tiba ditujuan. Ray langsung ajak aku ke bioskop. Tapi sayang niat kami untuk nonton langsung batal waktu tahu film yang diputar "aneh-aneh", hehehe. Masa ada kuntilanak kesurupan? Wah, nggak mau bayangin deh gimana konyolnya isi filmnya. Jadi kami pakai uang tiket bioskopnya untuk makan es krim. Wah, senangnya :D Aku yakin es krim ini rasanya jauh lebih enak daripada kami harus terjebak selama 1,5 jam untuk nonton hantu-hantuan :p
Es krim ternyata bikin imajinasi kami seperti anak-anak lagi. Sampai-sampai aku bilang sama Ray kalau nanti aku bakal beli gedung mall ini dan pakai restoran dilantai atas untuk kamar tidur kami, hihihihi. Ada-ada saja...





Setelah makan es krim kami turun ke lantai paling dasar. Nggak terasa sudah hampir waktunya dinner, jadi kami putuskan untuk ke The Kiosk, tempat favorit kami satu-satunya disini, hihihi (soalnya nggak ada tempat lain yang enak sih di sini). Awalnya sih nggak ramai, cuma kami dan 1 pasangan ABG yang duduk di depan kami. Tapi lama-lama semakin penuh, sampai-sampai kami kesulitan panggil pegawainya untuk sekedar minta tambah minum :O
Btw, tentang pasangan ABG, aku ada cerita "menarik" tentang mereka. Awalnya sih kami cuma terganggu karena salah satu dari mereka (yang laki-laki) merokok dengan cara yang "berlebihan". Hmm, maksudnya ini lho, seperti orang yang baru tahu rokok dan menganggap rokok itu keren (eww...). Dia merokok dan mengeluarkan asap dari mulutnya dengan disembur ke mana-mana. Serius! Bahkan ke wajah pasangannya, hahahaha. Aku pikir, hmm, laki-laki macam apa yang merokok di depan pacarnya meskipun di smoking area. Soalnya Ray juga perokok. Perokok berat--perlu diingat--, tapi dia NGGAK PERNAH merokok di depanku. Tapi nggak lama kemudian pendapatku mulai berubah jadi "pasangan macam apa ini?!!" soalnya si perempuan juga ternyata ikut merorok. Untungnya nggak "selebay" pasangannya. Kalau lebay kan gawat, bisa-bisa pegawai di sana yang disembur asap, hahaha.
Sepanjang kami di sana, banyak kelakuan mereka yang sangat irritating our eyes. Well, perlu diketahui kami bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi mereka betul-betul duduk TEPAT di depan kami and they're kissing seolah nggak ada siapa-siapa. Iya, lads and gends, kalian nggak salah baca. Mereka berciuman dan merokok di depan umum padahal kami yakin mereka masih under age (mungkin sekitar 14-16 tahun, usia anak SMP!). Wah, ini aku yang kolot atau jaman sudah banyak berubah ya? Ckckckck :p



Sengaja aku tutupin matanya supaya mereka gak terlalu malu :p


Kerupuuuuuk :D



Tapi di luar kelakuan ajaib ABG masa kini itu (aku yakin nggak semua remaja seperti ini, kok :) ), kami sangat sangat sangat bahagia. Punya waktu berkualitas berdua, makan makanan yang enak, bisa ngobrol sampai aku habisin 2 botol teh (haus!), bahkan kalau dipikir-pikir kelakuan ABG itu juga jadi hiburan tersendiri bagi kami, hehehe :p
aku bersyukur kami diberi rezeki oleh Tuhan untuk "kencan" seperti ini sesekali. Ya, nggak perlu sering-sering karena justru ini yang bikin terasa istimewa, hihihi. Terima kasih Tuhan, terima kasih Ray. It was a great day :D




Girls Time!

Sejak tanggal 22 April Gina dan Silmi memang menginap di rumahku. Tapi kami nggak kemana-mana soalnya selain karena aku pergi sama Ray, mereka juga jengukin Iie yang sudah boleh pulang dari RS (Iie itu mamanya Gina, lho). Sebetulnya sih memang nggak ada rencana keluar, tapi berhubung Silmi pengen dianterin buat beli kado ultah temannya, aku langsung setuju. Apalagi kami sudah semakin jarang jalan bertiga dan kebetulan juga temanku, Richard lagi ada di Bandung untuk talkshow buku perdananya (maksudnya sambil menyelam minum air gitu, hehehe).

Jadilah kami bertiga pergi dengan banyak tujuan (Silmi cari kado buat temannya, aku untuk ketemu Richard, sedangkan Gina mau cari sepatu, makeup, dst, dll, pokoknya banyak, deh, hehehe). Begitu sampai kami langsung lihat Richard lagi nyamar jadi sinterklas. Maksudnya dia lagi duduk di bangku dan banyak yang minta foto gitu kaya santa, hehehe.
Sekitar 10 menit kami menunggu, akhirnya Richard "ngeh" juga dengan kehadiranku. Di tengah "sesi Santa" nya dia dadah-dadah sama aku dan minta Bianca, pacarnya untuk nemenin kami dulu sampai dia selesai tugas (emang pas Easter ada Santa juga ya? Hahahaha...).

Oya, sedikit cerita tentang Richard, mungkin banyak yang heran ya kenapa kami berdua bisa berteman (soalnya kami memang beda "dunia" banget, hihihi). Jadi, satu-satunya persamaan kami sama-sama seorang blogger. Dia di Australia, gue di Indonesia. Dia jangkung, aku pas-pasan. Dia hobi menulis cerita konyol, nah aku nggak bisa melucu. Tapi kami saling mengagumi blog satu sama lain :) Dari dunia maya pertemanan kami berlanjut ke dunia nyata. Waktu itu sih, aku baru menerbitkan satu buku saja, sedangkan Richard malah masih tahap "membangun" buku perdananya. Dan sekarang novelku sudah 2 dan Richard sudah talkshow di mana-mana. Wah, betul-betul pertemanan yang bikin waktu "nggak terasa", hahaha :)

Okay, aku balik lagi sama ceritaku... Setelah Richard selesai jadi Santa kami (plus Aan, editornya Richard) langsung ke Pizza Hut. Banyak banget kejadian lucu di sana. Misalnya saja waktu kami mau pesan makanan aku bingung setengah mati karena menunya daging semua. Akhirnya aku pesan 1 gelas coca-cola dengan es krim (float). Nah, ajaibnya ternyata minuman yang dipesan untuk bareng-bareng adalah coca-cola! Oh duhai (bahasanya si Richard, nih), aku pun hampir terpaksa menghabiskan 2 gelas coca-cola kalau saja Bianca nggak menawarkan bantuan untuk manghabiskan setengah gelas yang rasanya sudah mirip air bening, hahaha :'D
Gina dan Silmi sempat bingung lho kenapa ada bule bisa bahasa Indonesia. Kalau Silmi sih dia sudah tahu kalau Richard itu blogger, nah Gina yang blank sama sekali malah pikir kalau bule yang ada di depannya itu blesteran Indonesia, hahahaha.
Pokoknya pertemuanku dengan Richard dan Bianca kali ini (eh, dengan Aan juga, maaf An, hehehe) berkesan banget. Meski agak sedih soalnya Ray nggak bisa menemani karena kerja, tapi aku tetap happy soalnya aku bisa mengenalkan sepupu-sepupuku sama bule tergila yang pernah aku kenal. Apalagi aku juga dapat teman baru, Aan, yang kalau jalan berdua Richard mirip orang pacaran, hahaha.
Oh, oh, btw, Gina "nggak setuju" lho kalau Richard dibilang lucu. Baginya, Bianca lebih lucu, soalnya Gina sering banget ketawa gara-gara kelakuan Bianca. Apalagi waktu dia pura-pura jadi aku yang kesusahan mau digendong Richard (ceritanya Mika -_-) waktu kami lagi ngobrolin "Waktu aku Sama Mika", hahaha...
Thanks Oma (Richard), thanks Brian (Bian, lol) dan thanks juga Aan. It's nice to see you guys. Kapan-kapan main lagi, ya. Jangan lupa bawa buku masing-masing, kan mau tukeran tanda tangan. *gubrak!*



Foto pertama: manis-manis :)


Foto kedua: aku iseng berat kepalanya Bianca dikasih bunny ears. Dan tebak tasku dipegang siapa :D Eh, ada Pak Satpam yang liatin kita :p



Setelah keluar dari Pizza Hut, kami langsung berpisah. Richard dkk keluar dari mall, sedangkan aku dan sepupu-sepupu langsung masuk ke dalam mall dan bantu Silmi cari kado untuk temannya. Setelah keliling-keliling, akhirnya diputuskan untuk beli 1 buah silikon HP berwarna ungu dengan corak hati. Wih, baguuuuuuuuus banget! Sampai-sampai aku kepengen juga. Tapi sayang untuk HP ku belum ada karena kata mbak'nya tipe HP ku jarang dipakai ABG jadi aksesorinya juga nggak banyak. Sniff, that's an ugly truth, tahu nggak, mbak! Huhuhuhu...
Sedangkan Gina minta diantar ke pusat mall untuk lihat-lihat makeup dan sepatu. Dan setelah lama keliling, dia akhirnya beli lipstick, cat kuku dan makanan yang entah apa namanya, hihihihi :)
Aku sendiri lebih memilih beli oleh-oleh untuk Ray. Sebetulnya sih pengen belanja ini-itu juga, tapi sepertinya masih harus ditunda, hihihi. Ditemani Silmi gue pilih-pilih T-Shirt untuk Ray. Kami sih suka modelnya. Mudah-mudahan saja Ray juga suka :)

Sudah selesai belanja ternyata kami nggak bisa langsung pulang, Ais, kakaknya Silmi yang jemput kami ternyata nyasar ke mall tetangga. Wih, kami sampai pegal nunggunya. Apalagi hujan yang besar bikin kami rada ketakutan untuk nunggu di lobby. Syukurlah Ais akhirnya datang 1 jam kemudian. Ah, what a day. Bahagianya bisa berkumpul sama sepupu-sepupu tersayang ;)



Sambil nunggu dijemput aku makan frozen yoghurt dulu, hihi.




Today

Hari ini, tanggal 24 April, hari terakhir libur. Gina dan Silmi sudah mengemas kembali bawaan mereka untuk pulang ke kota masing-masing. Tempat tidurku juga terasa lebih lega karena nggak harus share lagi dengan Silmi. Dan hari ini juga perdana aku bisa pakai kamar mandi tanpa antri dengan Gina atau Silmi lagi. Tapi biar begitu aku sudah langsung kangen sama mereka :')
Libur 3 hari ini terasa betul-betul "liburan". Thank God aku bisa menghabiskan waktu dengan orang-orang yang aku sayangin. Aku juga bersyukur karena aku "selalu" ada. Aku di sini, di rumah, nggak kemana-mana. Jadi kalau suatu hari mereka ada libur mendadak, di luar libur nasioanal, aku akan selalu ada untuk mereka ajak berlibur, hihihi. Sekali lagi, thank God...
Jadi teman-teman, bagaimana dengan libur (lumayan) panjang kalian? Semoga cukup untuk memberikan semangat kembali beraktivitas di hari senin ya! :D



smile,
INDI


(Edited 29/02/2024. Ray and I are no longer together. I am now happily married to Shane).

Kamis, 04 November 2010

Walking with "Giant" :p


Mau nulis nggak ya? Mau? Nggak? Mau? Nggak? Nggak mau? Mau!
Hahahaha, mulai ngaco deh aku. Hmm, sebenernya sih hari ini aku lelah banget. Tapi berhubung tidur nggak bisa dan kalau bengong malah mikir yang nggak-nggak, lebih baik aku nulis aja, deh, lol.

Kali ini aku mau cerita tentang Richard, temenku yang biasa dipanggil Om Bule (meski sebetulnya aku lebih tua sedikit dari dia, hehehe).
Aku mengenal si Om ini lewat dunia blog. Awalnya sih nggak sengaja, waktu aku lagi visit blog teman, di sana ada link ke suatu blog yang namanya aneh: Bule Juga Manusia. Iseng-iseng, aku klik dan mulai baca blog'nya. Wah, ternyata isinya lebih aneh daripada judulnya. Banyak cerita nggak penting dan foto-foto "mengerikan", lol. Tapi, entah aku mulai terhipnotis atau memang jatuh cinta, aku jadi ogah ninggalin blog itu dan malah betah baca postingannya satu persatu! Ckckckck... :p
Meskipun begitu, aku sama sekali nggak ninggalin komentar. Alasannya sederhana: Aku nggak mau dianggap sebagai orang asing yang nimbrungin cerita-cerita pribadi dia. (Seriously, it feels like reading a dude's diary, lol).

Sampai suatu hari (yang mana sangat jarang terjadi), aku melakukan random add di Facebook. Dan tanpa sengaja yang aku add itu account'nya Om Bule! Ternyata oh ternyata... dunia ini sempit sekali... (iya, lah. Namanya juga internet, lol). Langsung aja aku kasih link blogku dan bilang kalau aku suka sama blog'nya.
Entah berapa lama kemudian (yang pasti cukup lama sampai aku lupa pernah ninggalin link di wall'nya), waktu aku on line tengah malem, aku terima pesan di inbox FB dari si Om Bule. Isinya cukup panjang. Tapi intinya dia merasa nggak enak karena baru sempat baca blogku setelah sebelumnya dia dikejar deadline novel perdananya. Dia bilang tulisanku beautiful (ah, jadi malu, lol) dan punya ide untuk barter 1 kopi bukuku dengan traktiran wisata kuliner kalau dia berkunjung ke Bandung nanti.
Wah, jelas aja aku mau :)


***

2 November 2010
Dan inilah kami,
Aku langsung menyalami Om Bule dan nona manisnya (namanya Bian :) ) begitu sampai di BIP. Agak konyol juga karena tanpa basa-basi aku langsung bilang kalau aku lapar dan pengen langsung makan, hehehe. Alhasil, sebelum sempat ngobrol-ngobrol, kami langsung sibuk cari tempat makan, dan sudah bisa ditebak, aku pasti ngerepotin karena aku vegetarian, lol. Akhirnya supaya semua bisa makan, kami pilih untuk ke food court (yang ternyata percuma karena cuma aku doang yang makan, hahaha). Di sana barulah kami mulai ngobrol-ngobrol selayaknya teman on line yang baru ketemu.

Kesanku tentang Om Bule sedikit berbeda dari yang aku tangkap di blog'nya. Ternyata dia nggak se'ngehe yang dikira, hehehe. Aku pikir dia bakalan cerewet dan bersuara besar (sebesar badannya, lol), tapi ternyata dia bicara dengan volume dan kecepatan yang normal, kok, lol. Tapi kalau soal kocak, dia memang sekocak di blog'nya. Buktinya waktu kami foto-foto dia bisa bergaya aneh-aneh sampai aku puas ketawa lihat gayanya, hahaha. Sayang aku nggak punya gambarnya, soalnya fotonya diambil dari kamera Om Bule dan aku cuma dapet satu foto malu-malu yang diambil sama Bian, huhuhu. Aku jadi nggak sabar Om Bule upload foto-foto kami, nih. Soalnya selain fotoku dan Om Bule, ada juga fotoku dan Bian yang ala AL4Y :p



Foto malu-malu kami, hihihihi.



Aku yang baru sembuh dari sakit jadi nggak punya waktu cukup buat bawain kedua teman baruku ini hadiah. Aku cuma bawa 1 novel "Waktu Aku Sama Mika" yang nggak dibungkus pula, hihihihi... agak memalukan, ya? :p Tapi semoga aja mereka suka bukunya.
Ternyata Om Bule bawain aku oleh-oleh dari Australia. I'ts a cute Koala stuffed doll! Wah, aku seneng banget, soalnya bisa nambahin koleksi bonekaku :) Makasih ya Om Bule....
Oya, ada kejadian lucu lho pas acara "tuker kado", Bian bilang sama aku kalau dia pernah dikasih boneka koala sama Richard tapi buatan Cina, padahal belinya di Australia. Langsung aja aku masukin bonekaku ke dalem tas, takutnya Om Bule langsung berubah pikiran dan kasih bonekanya ke Bian, hahahaha.



Boneka koalanya sekarang jadi penghuni baru di atas tempat tidurku. Liat match banget kan sama wallpaper di kamarku? :)



Selesai (aku) makan kami ke bioskop. Entah ide dari mana (ehmm, sebenernya dari aku, sih, lol), kami putusin buat nonton "Setan Facebook". Wah posternya bikin penasaran banget, soalnya dari semua cast yang disebutin nggak ada satupun yang kami kenal. Tebakan kami, sih, ini pasti tipikal film Indonesia yang "konyol", alias baru 5 menit film diputar langsung ada adegan sun-sun'an, hehehe. Tapi ternyata kami nggak bisa langsung nonton (padahal udah nggak sabar, lol), soalnya film baru dimulai 1 jam lagi.

Sambil nunggu kami main dulu di Timezone. Ya, niatnya sih cuma mau have fun aja sambil habisin waktu. Tapi ternyata kami malah dirampok! Untuk yang berniat main ke Timezone, lebih baik baca dulu pengalamanku dan teman-teman tadi sore:
Tau kan mesin permainan boneka alias catcher doll machine yang menarik hati itu? Dengan mata berbinar, aku dan Bian pengen banget dapetin salah satu boneka di mesin itu. Om Bule yang baik hati ternyata mau dapetin bonekanya buat kami (hore... hore...). Setelah beli 1 kartu game, Om Bule mulai berjuang untuk dapetin boneka beruang warna biru. Awalnya sih dia cuma asal nangkep aja, cuma lama-lama gemes juga sampai-sampai dia mulai ukur "sudut ketepatan antara kait dengan boneka", hehehe. Boneka beruang incaran itu beberapa kali nyangkut di kaitnya, tapi anehnya malah terlepas waktu udah deket ke kotak keluar. Sampai akhirnya Om Bule yakin banget bidikannya kali ini bakal tepat. Dan... terbukti, bonekanya nyangkut, swinging berkali-kali... oops, ternyata meleset LAGI! Hfff...
Nggak tahu sudah berapa kali kartu digesekan ke mesin itu sampai tau-tau aja empty. Tadinya sih kami pikir sudah cukup, cuma musik yang keluar dari mesinnya itu lhooooo, kayaknya manas-manasin kami banget! Akhirnya diisi ulang lagi kartu game'nya si Om Bule. Kali ini kami mau coba mesin dengan boneka yang lebih besar, soalnya kami pikir peluang dapet bonekanya pasti lebih besar. Ternyata SALAH BESAR! Tekanan di mesin ini jauh lebih besar. Boneka-boneka besar yang asik nyengir ke arah kami ternyata cuma kasih harapan palsu. Mereka selalu jatuh TEPAT di samping kotak keluar! Hmm, mulai curiga kaitnya dirancang khusus untuk melonggar di waktu-waktu tertentu... Sniff, akhirnya kami keluar dari Timezone dengan tangan kosong. Bener-bener kosong, karena kartu game yang kedua juga isinya sudah habis, hahahaha (ketawa sedih).

Masih dalam rangka nunggu film dimulai, Om Bule beli pedang-pedangan dulu. Yes, betul pedang-pedangan pajangan gitu (Aku bantu kamu ya, Richard. Kalau nanti di bandara kamu dilarang bawa pedang ini karena dianggap senjata tajam, kamu tunjukin saja postingan aku, jadi ada bukti kalau yang kamu bawa itu memang pedang-pedangan, hahaha). Si Om Bule pilih-pilihnya lamaaaaa banget. Persis banget kalau aku masuk toko sepatu, lah, lol. Untungnya dia nggak minta pedangnya langsung dipakai, kaya kalau aku lagi belanja sepatu :p
Akhirnya pedang yang dipilih warna hitam. Keren banget, deh pokoknya. Ada tulisan Jepangnya juga, tapi aku nggak tau artinya apaan. Yang penting mah keren, hihihihi.


Waktu kita sampai di bioskop ternyata film'nya sudah dimulai. Terpaksa deh kita jongkok-jongkok takut ganggu orang-orang yang serius nonton "Setan Facebook" (aku dan Bian sih nggak apa-apa, soalnya pada imut. Nah, si Om Bule, tingginya hampir 2 meter, lol). Waktu aku jongkok-jongkok sebenernya agak mirip orang tiarap waktu perang, soalnya aku orangnya penakut abis kalau soal film hantu-hantuan, lol.
Akhirnya, setelah kami duduk dikursi sembarang, kami mulai nonton filmnya. Begini ceritanya...
*yawning* Ada hantu hobinya main Facebook, jadi dia bunuh orang-orang di friendlist'nya. Tamat.
Iya, betulan tamat. Ceritanya memang segitu-gitunya, suara pemainnya juga nggak begitu jelas, kaya orang lagi kumur-kumur gitu. Editornya juga jelek. Hantunya nggak serem. Tapi justru karena semua kekurangan itu kami jadi ribut ketawa-ketawa sepanjang film. Contohnya aja yang bikin ngakak, ada adegan bule (nggak tau siapa namanya) mau hack account'nya si hantu. Tau nggak dia ngapain? Dia cuma buka profile hantu dari account'nya sendiri, nggak ngapa-ngapain, geleng-geleng, isep rokok terus bilang, "Nggak bisa...", hahahahaha. Atau ada nenek-nenek yang mengenalkan diri, maksudnya sih misterius, tapi suaranya nggak jelas dan malah kedengeran kaya, "Panggil saya Oma POCHONG", whuahahahahaha...
Ada satu adegan yang sukses bikin Om Bule dan Bian ngakak, yang sayangnya aku nggak perhatiin. Katanya sih waktu hantunya mau nyergap pemeran utamanya yang lagi nyetir mobil, pemeran hantunya udah nongol-nongol di bangku belakang sambil nungguin aba-aba gitu! Hihihihihi, what a movie :')

Kami pun keluar bioskop sambil ketawa-ketawa heboh. Beberapa kali kami ngulang dialog-dialog konyol yang ada di film itu (dan favorit kami adalah, waktu si cowo bule bilang sama temen cewenya supaya jangan dulu bukan FB, si cewe langsung panik sambil bilang, "Sampai kapaaaan???!!!" Hahaha, seolah dia dilarang napas atau makan, lol). Rasanya kalau dipikir-pikir lagi cuma kami bertiga yang ketawa-ketawa waktu nonton. Eh, jangan-jangan penonton lain anggap film itu terlalu serius sampai-sampai berasa masuk ke setiap adegannya? Come on, you've gotta be kidding me :p

Akhirnya, kami harus berpisah. Selain waktu yang semakin larut, mall'nya juga hampir tutup, hihihihi.


Nice to meet you Om Bule, Bian. Makasih oleh-olehnya. Kapan-kapan kita main lagi, ya... Atau bikin film "Setan Blogger" sekalian, lol. Oya, ngomong-ngomong, boneka koala'nya aku kasih nama "Ribi". Tau kan singkatan dari apa? ;)




Yang paling depan itu koin dari Om Bule. Horeeee, dapet tambahan koleksi uang asing, deh :)



Blog'nya Om Bule: 
http://bulejugamanusia.blogspot.com/




(Diedit 29/04/2024. Aku dan Richard alias Om Bule masih berteman sampai sekarang. Dia sudah gak ngeblog lagi dan berprofesi sebagai polisi di Australia).