Tampilkan postingan dengan label tutorial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tutorial. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 November 2014

Halloween Costumes DIY Project: Tinker Bell and Peter Pan :)

Yay, Halloween! Teman-teman yang sering mampir ke sini pasti tahu kalau gue suka sekali dengan Halloween. Setiap tahun gue pasti berusaha untuk memakai kostum dan berdandan seperti tokoh kesukaan gue :D Untuk teman-teman yang belum tahu, Halloween ala gue bukan Halloween seperti di Irlandia, negara asalnya yang berhubungan dengan kepercayaan dan arwah. Tapi hanya untuk bersenang-senang bersama keluarga, Ray atau teman-teman. Nggak ada 'trick', yang ada hanya 'treat' dan marathon film yang nggak harus seram, hihihi :)

Menurut gue yang paling awesome menganai Halloween ---selain permen--- adalah proses pembuatan kostum. Setiap tahun gue selalu berusaha hanya mengeluarkan budget minimal saja untuk kostum. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan, maka gue semakin bangga. Beruntung sekali gue mempunyai Ibu dan Bapak yang sangat suportif. Mereka selalu senang jika bisa membantu gue dengan memberikan ide atau membuatkan kostum. Gue tahu ada orang tua yang menganggap Halloween itu "apa-apaan", tapi nggak dengan Ibu dan Bapak, mereka mengerti bahwa ini sekedar have fun yang hanya satu tahun sekali :)

Tahun lalu gue menjadi Dorothy Gale, idola gue dari dongeng Wizard of Oz. Untuk tahun ini ada beberapa tokoh yang melintas di kepala gue. Sempat terpikir untuk jadi Princess Anna dari Frozen, soalnya sepupu-sepupu cilik gue selalu rebutan jadi Queen Elsa kalau lagi roleplay, jadi ceritanya gue mengalah :p Tapi lalu gue terpikir dengan kepergian aktor favorit gue, Robin Williams, gue jadi ingin memakai kostum yang didedikasikan untuknya. Banyak filmnya yang berkesan (I'm his big fans, kapan-kapan gue ceritakan, ya), salah satunya adalah Hook yang menceritakan masa dewasa Peter Pan. Gue nggak pernah suka dengan ide Peter Pan tumbuh dewasa, tapi dengan Robin Williams filmnya ternyata jadi briliant! :) Karena gue perempuan dan suka pakai dress, jadi gue putuskan untuk menjadi Tinker Bell dan Ray yang menjadi Peter Pan. Gue re-watch beberapa versi film Peter Pan dan buka kembali buku ceritanya untuk referensi kostum, sambil memikirkan juga bahan-bahan apa saja yang sudah ada di rumah gue. 
Oh, iya Mika dulu terobsesi sekali dengan Neverland (tempat ringgal Peter Pan). Jadi gue rasa kostum ini juga bisa didedikasikan untuknya. Mika dan Robin Williams, dua orang "Peter Pan" yang sama-sama sudah pulang ke Neverland :)


Kostum Tinker Bell
Sama seperti Peter Pan, Tinker Bell juga punya banyak versi. Yang paling sederhana dan mudah diikuti adalah versi Disney yang juga favorit gue (buku cerita yang gue punya keluaran Disney, hehehe). Yang dibutuhkan untuk menjadi Tinker Bell adalah:
1. Dress.
Tink punya model dress spesifik yang menurut gue terlalu terbuka dan bakal hanya tersimpan di lemari saja jika Halloween selesai. Jadi gue buat (baca: gue yang mendesain dan Ibu yang membuat) dengan model sesuka gue, yang terpenting terlihat fairy dan bisa dipakai lagi untuk sehari-hari :) Kain yang digunakan berjenis katun dengan harga yang paling terjangkau di toko kain. Gue buat bagian bawahnya mengembang dan ditempeli pompom-pompom kecil sebagai pixie dust nya :)

2. Sayap
Nah, ini lumayan menantang. Harga sayap ala peri yang dijual di toko kostum dan mall ternyata cukup tinggi, sampai-sampai bikin gue sempat pikir-pikir lagi untuk menjadi Tinker Bell. Untung saja Bapak sangat kreatif. Beliau membuat sayap dari bahan-bahan yang sudah ada seperti gantungan baju, stocking bekas dan lakban. Dengan bantuan tang, Bapak membengkokkan 4 buah gantungan baju lalu membentuknya menjadi sayap dan melekatkannya dengan lakban. Setelah itu dibungkus dengan stocking bekas. Supaya tampilannya nggak terlalu terlihat sebagai project low budget (lol), gue hiasi sayap dengan pompom dan glitter. Ini juga berfungsi sebagai penutup lubang-lubang bekas jempol kaki gue di stocking :D




3. Sepatu 
Tink pakai sepatu dengan pompom besar di ujungnya. Sayangnya gue hanya punya yang ukurannya kecil-kecil. Jadi gue lekatkan saja 3 buah pompom di masing-masing sepatu. Supaya mudah dilepas kembali gue lekatkan dengan mountain tape dan fabric glue :)


4. Aksesoris rambut 
Rambut gue panjangnya lagi nanggung. Pendek enggak, tapi panjang pun belum, hehehe. Untuk membuat cepol ala Tink yang di puncak kepala, ternyata lumayan membutuhkan banyak hairspray dan gue nggak nyaman. Jadi dari sisa kain gue buat saja bentuk daun dan digambari dengan glitter. Lalu gue tempel ke bando dengan menggunakan mountain tape supaya letaknya bisa diatur dan dilepas kalau sudah nggak dipakai.


Gue puas dengan hasilnya. Setelah dipadukan ternyata cukup terlihat seperti Tinker Bell :) Budget yang dikeluarkan pun sangat minimal, gue hanya membeli kain hijau dan glitter. Itu pun sisanya masih banyak dan bisa dipakai kerajinan tangan yang lain. Untuk gantungan baju, tenang saja, Bapak memakai yang sudah karatan, kok, hehehe. Dan melihat hasilnya gue rasa masih bisa dipakai sampai tahun-tahun kedepan karena nggak kalah seperti buatan toko! Ibu sampai bergurau kalau gue bisa saja menjualnya dan orang-orang akan membelinya karena jauh lebih murah dari di toko :D



Untuk kostum Peter Pan yang akan dipakai Ray malah lebih mudah lagi. Disiapkannya pun benar-benar last minute, hanya 1 hari sebelum Halloween. Ray sempat menelepon gue sepulang bekerja, katanya ia sedang berada di mall dan mau mencari kaus hijau untuk kostum Peter Pan nya. Langsung saja gue larang dan memintanya menggunakan apa yang ada di rumah. Lebih baik uangnya digunakan untuk membeli permen yang banyak :D

Kostum Peter Pan:
Sama seperti kostum gue, supaya mudah gue mengambil referensi dari versi Disney (yup, sama seperti tahun sebelumnya kostum Ray gue yang "desain", hehehe). Kostum Peter Pan sama-sama berwarna hijau seperti Tinker Bell, tapi hijaunya sedikit lebih tua. Yang khas adalah topi yang berhiaskan bulu merah di sebelah kiri. Kreasi kostum Peter Pan gue seperti ini:
1. Baju
Berhubung gue bilang untuk memakai apa yang ada, akhirnya Ray memakai kemeja polos berwarna hijau tuanya. Dengan membuka kancing atas dan memakainya dengan cara nggak dimasukan ke dalam celana, tampilannya langsung mirip kostum Peter Pan.
2. Topi
Gue belum pernah coba cari, sih. Tapi sepertinya akan sulit mencari topi ala Peter Pan apalagi dengan budget yang minimal, hehehe. Jadi gue mencari video tutorial cara membuat topi Peter Pan sederhana di YouTube. Ternyata caranya mudah, gue tinggal melipat bahan seperti cara melipat perahu-perahuan yang diajarkan waktu kecil. Bedanya dengan video, gue mengganti bahan kertas karton dengan kain flanel. Super cheap, tapi tampilannya bikin beda, mirip topi sungguhan. Untuk bulu merah yang disematkan di sisi kiri, gue memotong box bekas lensa kontak dan membentuknya menjadi bulu. Untuk warnanya gue menempelkan kain perca berwarna merah. Kebetulan Ibu punya butik, jadi gue bisa minta sisa-sisa kain, hehehe.


3. Celana
Ingat nggak kalau pemeran Peter Pan selalu perempuan kecuali di film terbaru (produksi tahun 2003)? Sepertinya agak kurang enak dilihat kalau laki-laki dewasa pakai legging ya? Hehehe. Jadi gue minta Ray menggantinya dengan celana berwarna coklat atau hijau yang ketat. Tapi yang Ray punya dan bermodel skinny hanya yang berwarna hitam. Berhubung bukan hal yang iconic jadi warna apapun asal gelap nggak masalah :)
4. Sepatu dan sabuk
Well, gue sama sekali nggak mempermasalahkan; asalkan boots dan lilitkan sabuk di pinggang, jadilah Peter Pan!


Dan yay! Lagi-lagi gue puas dengan hasilnya. Setelah semuanya dipadukan Ray terlihat seperti Peter Pan, hanya saja ia berkacamata minus, hehehe. Budget yang dikeluarkan pun hampir Rp.0, kecuali untuk membeli flanel. Itu pun hanya terpakai sedikit, sisanya gue pakai untuk menutupi lakban di sayap, hehehe.
Dan inilah kami berdua, menjadi Tinker Bell dan Peter Pan dengan kostum yang sangat membuat kami senang meskipun dengan budget yang minimal. Karena seperti kata Peter Pan, yang kita butuhkan hanyalah Faith, Trust, Pixie dust... dan sedikit kreativitas! Hihihi :)


bangerang,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 15 Oktober 2013

My DIY Halloween Costumes Project: Dorothy Gale from Wizard of Oz and Harry Potter :)

Howdy-do my friends!
Tulisan gue kali ini bakal berbeda dari biasanya. Mungkin bagi sebagian orang temanya nggak penting (memangnya tulisan gue pernah penting? Lol), tapi gue putuskan untuk membaginya karena ini bulan Oktober yang artinya identik dengan suasanan menyeramkan tapi seru yaitu... HALLOWEEN! :)
Nah, mengerti kan kenapa gue bilang kalau tulisan kali ini temanya nggak penting. Karena Halloween memang bukan budaya Indonesia dan nggak banyak orang yang exited dengan perayaan ini. Jangankan exited, seringnya malah nggak ngeh kalau sudah Halloween dan satu-satunya ciri adalah kalau televisi mulai memutar film-film horor, hehehe.

Kalau sudah baca tulisan tentang perayaan Halloween gue tahun lalu mungkin teman-teman akan mengerti kenapa gue menyukainya. Bukan karena suka yang seram-seram, ya, gue malah penakut (kecuali untuk Twilight Zone, karya-karya R. L Stine dan Stephen King. Lol, weird), tapi gue sangat menikmati pesta kostum dan treat (nggak pakai "trick"). Gue suka sekali berdandan seperti tokoh-tokoh di dunia dongeng. Meski di Irlandia, negara asalnya identik dengan kostum seram, di Indonesia Halloween lebih identik dengan kostum apa saja asalkan fun. Belum lagi di prechool tempat gue bekerja setiap Halloween pasti ada perayaan dan bebas mengajar. Jadi pantas saja kan kalau gue menyukainya ;)

Tahun ini gue memutuskan untuk jadi Dorothy Gale dari Wizard of Oz. Setelah tahun sebelumnya gue menjadi Carol Anne dari Poltergeist supaya identik dengan seram, tahun ini gue sedikit melanggar aturan preschool gue yang mengikuti Halloween ala Irlandia, hehehe. Dorothy adalah tokoh perempuan manis yang tanpa sengaja pergi jauh dari Kansas dan harus mencari penyihir dari Oz untuk menemukan jalan pulang. Meski ada unsur magic, Dorothy justru sama sekali nggak punya kekuatan magis, ia hanya kebetulan berada di situasi yang mengharuskannya melawan penyihir jahat. Gue belum dapat persetujuan buat pakai kostum ini di preschool, sih, tapi gue akan memakai kostum Dorothy ini untuk bersenang-senang dan merayakan di tempat lain saja bersama Ray :D

Meski tahun ini ada kemungkinan akan mempunyai dua kostum, bukan berarti gue akan membeli kostum baru. Justru gue ingin menguji sejauh mana kreatifitas gue, hihihi. Halloween ala gue itu tentang bersenang-senang, jadi jangan sampai malah menjadi beban dengan merasa harus mengeluarkan uang. Sama seperti tahun lalu, Ray juga akan memakai kostum yang gue pilihkan. Setelah menjadi John Frusciante, tahun ini ia akan menjadi Harry Potter, tokoh idola masa kecil gue yang kostumnya cukup mudah ditiru hanya dengan modal membongkar lemari baju :p

Berhubung sudah menonton film Wizard of Oz berkali-kali gue jadi hapal betul dengan kostum Dorothy. Yang gue lakukan selanjutnya tinggal mengingat-ingat item apa saja yang sangat iconic darinya, dan apa saja yang bisa gue temukan di rumah untuk menjadikan gue (cukup mirip) dengan Dorothy.
Nah, sekarang gue akan membagi tips bagaimana untuk menjadi Dorothy Gale di perayaan Halloween. Dan tentu, setelah itu akan gue jelaskan juga bagaimana cara menjadi Harry Potter. Keduanya adalah versi gue dan tentu saja dengan budged bersahabat ;)


Dorothy Gale dari Wizard of Oz.


1. Di sepanjang film Dorothy memakai dress overall bermotif kotak-kotak. Waktu film berubah menjadi berwarna (sebelumnya hitam-putih) penonton bisa melihat bahwa warna dress Dorothy adalah biru-putih. Gue mencari sisa kain di rumah dengan warna yang mirip, dan syukurlah menemukannya :D Berhubung hanya ada sedikit jadi gue membuatnya dengan bentuk "celemek". Meski berbeda dengan model aslinya, jika dilihat dari depan akan tetap terlihat mirip dengan dress Dorothy di film. 
Tapi jika nggak mempunyai kain yang sama persis, kalian bisa memakai dress bermotif kotak-kotak dengan warna apa saja, toh di awal film penonton nggak tahu apa warna dress yang sebenarnya, hehehe. Atau let's make it simple, dress berwarna biru polos pun sudah cukup mewakili karena ciri khas outfit Dorothy yaitu sederhana.

2. Untuk dalaman Dorothy memakai kaos berleher tinggi dengan lengan puff. Gue menggantinya dengan kemeja putih berleher tinggi bekas seragam paduan suara gue. Jika nggak punya gunakan kaos putih polos atau kemeja lengan pendek.

3. Di awal film sampai pertengahan, rambut Dorothy dikepang dua dan diikat dengan pita yang senada dengan dress nya. Berhubung rambut gue pendek, jadi gue mengikuti gaya rambut Dorothy di akhir film, yaitu diurai dengan pita besar di puncak kepala. Sebenarnya Dorothy menjalin rambut terdepannya dari kiri dan kanan lalu dijepit oleh pita. Tapi, sekali lagi, rambut gue masih terlalu pendek jadi gue menyelipkan pita ke bando polos dan memakainya secara tegak.
Jika rambut kalian lebih panjang dari gue lebih baik buat dua buah kepang sederhana, karena itu identik dengan Dorothy waktu bernyanyi "Somewhere Over the Rainbow" di awal film :)

4. Dorothy kabur bersama Toto, anjing teriernya dan sebuah keranjang piknik. Eris, anjing gue terlalu besar untuk berperan sebagai Toto, hehehe. Jadi gue menggantinya dengan boneka yang dipinjam dari preschool dan meminjam keranjang buah-buahan milik Ibu. Detail ini lebih baik jangan dilewatkan karena sangat iconic. Lihat saja gambar Dorothy berbagai versi di atas. Semuanya sedang membawa anjing dan keranjang kan ;)

5. Sepatu Ruby Dorothy sering menjadi icon untuk poster di pagelaran musikal Wizard of Oz. Mungkin karena inilah satu-satunya unsur magis yang dimiliki Dorothy (ia bisa pulang dengan cara mengetuk sepatunya). Ada cara untuk membuat sepatu ruby sendiri, yaitu dengan menempelkan gliter merah ke sepatu yang akan dipakai. Atau jika ingin mudah beli saja sepatu bergliter, hehehe. Tapi gue memutuskan untuk memakai sepatu merah milik Ibu. Meskipun tanpa gliter tapi modelnya cukup mirip dengan yang dipakai Dorothy. Lagipula yang terpenting adalah warnanya. Dengan kombinasi semuanya ditambah kaos kaki berwarna putih (atau biru) gue sudah bisa dikenali sebagai Dorothy :)





Video untuk detail kostum Dorothy Gale: 


Harry Potter.




1. Harry Potter identik dengan kacamata minusnya. Ini sangat mudah untuk Ray karena ia memang bermata minus, hehehe. Di novel disebutkan bahwa Harry memakai kacamata bulat, tapi gue biarkan Ray memakai kacamata sehari-harinya saja. Karena selain nggak memungkinkan untuk memakai kacatama bulat milik gue (minus kami berbeda), model apapun juga nggak masalah karena yang terpenting memberi kesan nerdy ;)

2. Seragam sekolah Harry terdiri dari kemeja putih, dasi belang-belang merah-kuning, celana hitam dan sepatu hitam. Gue meminta Ray menggali sebaik mungkin ke dalam lemarinya untuk menemukan item-item yang mendekati. Syukurlah ia menemukan semuanya kecuali warna dasinya yang berbeda, yaitu belang-belang biru. 

3.Harry sering memakai sweater abu-abu di atas kemejanya. Ray nggak punya sweater tapi ia punya ide sendiri dengan menambahkan cardigan abu-abu! Nice, Ray! :D

4. Jubah ala Harry menjadi sentuhan favorit gue. Karena tanpa itu kostumnya akan mirip seragam sekolah biasa dan tentu saja akan kurang aura mistisnya, hihihi. Gue meminjam toga bekas wisuda adik dan melepas bagian kerahnya. Jubah dipakai di atas seragam dan cerdigan tanpa diresletingkan. Biarkan menjuntai seperti gaya cueknya Harry. Jika kalian sayang untuk melepas kerah toga, pakai saja toga secara terbalik, resletingkan dari dalam sampai setengah, jangan tutupi seluruh kemejanya ;)

5. Sentuhan terakhir gue meminjamkan Ray magic wand ala Harry Potter koleksi gue. 
Jika nggak punya magic wand, kalian bisa membuatnya sendiri dengan cara menggulung koran berlapis-lapis lalu warnai dengan cat air. Atau cari saja ranting pohon yang bentuknya cukup lurus. 
Dengan perpaduan semuanya pasti terlihat cukup identik dengan Harry Potter. Tambahkan gambar halilintar di kening jika perlu. 




Gue puas sekali dengan dua buah kostum Halloween karya gue tahun ini. Dengan bangga gue menyebutkan bahwa budged yang dikeluarkan untuk keduanya adalah 0 rupiah ditambah sekian creativity (lol). Gue dan Ray sudah mengetes kedua kostum ini dengan memakainya ke tempat umum (tunggu post selanjutnya untuk cerita lengkapnya) dan ternyata orang-orang sudah bisa mengenali tokoh yang kostumnya kami pakai :D
Semoga tulisan gue (yang nggak penting ini, hehe) bisa memberi ide untuk teman-teman yang akan menghadiri pesta kostum Halloween. Atau untuk para cosplayer mungkin... siapa tahu sekali-kali bisa memanfaatkan apa yang ada di lemari dibanding membeli atau menyewa :)



Okay, selamat Halloween ala masing-masing, teman-teman. Sekarang waktunya gue menonton film sebelum tidur. Hmmm, yang nggak terlalu seram apa, ya? Hihihi, gue bahkan kadang takut kalau nonton ET! :D


treat or treat,

Indi


***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469