Sabtu, 29 Juni 2013

Gaun-gaun Cantik dari Maxnina.net :)


Halo teman-teman bloggies, apa kabar? Semoga kalian baik-baik saja, ya. Sebaik gue yang sedang menikmati  masa libur preschool dengan bekerja di rumah sampai tanggal 8 nanti, hehehe. Di rumah memang mengasyikkan, gue jadi punya waktu berkualitas lebih banyak dengan binatang-binatang peliharaan gue. Gue bisa memandikan Eris sendiri, bahkan punya teman baru bernama ikan kecil. Dan ada satu hal lagi yang gue nikmati kalau di rumah: gue nggak perlu dress up dan bisa pakai piyama seharian karena nggak ada yang melihat, hehehe (Eris dan teman-temannya nggak dihitung, ya, lol). Meski sedang di rumah bukan berarti menjadi terbatas. Thanks to internet, sekarang bahkan belanja pun bisa dilakukan dari rumah. Melihat-lihat barang yang kita mau pun bisa dari kamar, dan tetap nyaman meski sedang musim  hujan seperti sekarang ini :)



Nah,  baru-baru ini gue menemukan sebuah situs online yang asyik sekali untuk dijelajahi sembari bekerja. Namanya Maxina.net. Bagaimana nggak, situs ini punya banyak sekali pilihan dengan harga yang masuk akal. Refreshing sempurna untuk mata lelah sehabis  mengetik di Microsoft word yang sangat plain, hehehe. Maxnina.com mempunyai koleksi gaun yang hampir tanpa batas.  Di sana tersedia gaun-gaun untuk dipakai ke banyak kesempatan. Gaun untuk pesta cocktail, gaun untuk prom night (OMG, my fave!), gaun pengiring pengantin, gaun musim panas, bahkan tersedia juga busana pria. Apa yang kalian butuhkan, sebut saja, karena dengan mudah bisa ditemukan di sana dengan hanya meng-klik mouse ;)

Mau dong ikutan prom night lagi :)

Hebatnya Maxnina.net selalu update, lho. Jadi jika hari ini kalian nggak menemukan apa yang kalian cari (tapi sepertinya mustahil, hehehe), jangan lupa untuk mengunjungi situsnya lagi karena akan selalu ada koleksi baru dengan desain yang beragam. Maxnina.com juga sangat memberikan pilihan harga yang beragam, di sana ada koleksi busana malam seharga di bawah 100 dollar, koleksi busana formal di bawah 100 dollar, juga koleksi busana  malam murah yang bukan berarti murahan.  Menyenangkan, ya? :)

Tapi itu belum semuanya, staff Maxnina.net akan selalu siap membantu jika kita memiliki pertanyaan. Misalnya saja tentang pilihan warna atau ukuran yang sesuai dengan tubuh kita. Semuanya akan terjawab di halaman tanya-jawab (FAQ). Tapi jika mempunyai pertanyaan lain yang belum terjawab, kita bisa menghubungi mereka lewat email atau live chat. Istilah pembeli adalah raja benar-benar menjadi kenyataan di situs ini :D


Jadi tunggu apalagi, yuk kunjungi situsnya! Sambil menunggu waktunya Eris makan siang dan break sejenak dari menulis, gue mau jalan-jalan lagi ke Maxnina.net. Ternyata mereka mempunyai koleksi aksesoris juga! O, my God, heaven! :D

Smile,
Indi

__________________________________________________________
Twitter: here | Facebook: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 22 Juni 2013

Sepatu Baru dari Shoemax :)



Hi bloggies! Apa kabar? Ah, akhirnya sudah hari sabtu lagi, ya, libur akhir pekan :) Siapa yang menghabiskan waktu di rumah hari ini? Kalau ada, berarti sama dengan gue. Sekarang gue masih berpiyama dan menikmati segelas teh hangat, hehehe. Apalagi libur gue masih panjang, sampai 2 minggu kedepan karena anak-anak di pre school tempat gue bekerja sudah libur naik kelas dan kelulusan. Jadi bersantainya bisa lebih lama sebelum menyelesaikan "tugas-tugas" menulis gue.

Ngomong-ngomong soal pekerjaan, di pre school seluruh teacher dan stafnya diwajibkan memakai kaos kaki, lho. Alasannya karena di sana terdapat playground yang sangat luas dan hampir seluruh area ditutupi karpet. Jadi agar terjaga kebersihannya kami harus menghindari kontak langsung kulit kaki dengan seluruh mainan yang ada di playground. Untuk gue ini bukan masalah, karena hampir setiap hari memakai stocking. Tapi kadang-kadang gue ingin juga pakai kaos kaki seperti rekan-rekan bekerja gue yang lain. Sayangnya, mungkin karena sudah kebiasaan gue agak kurang nyaman memadukan sepatu flat yang biasa gue pakai dengan kaos kaki. Kalau dilihat-lihat sepatu flat gue padanan paling pasnya memang dengan koleksi stocking gue, hehehe.

Lalu, tiba-tiba saja seolah bisa membaca pikiran, gue mendapat email dari Shoemax yang menawari gue untuk memakai produknya. Tanpa menunda gue langsung mencari tahu tentang produk sepatu ini dan mengiyakan ketika melihat katalognya! Ternyata, pas sekali, ada sepatu bertali di sana, persis seperti apa yang gue inginkan untuk dipadankan dengan kaos kaki :) Gue langsung memilih yang berwarna abu-abu karena sepatu gue kebanyakan berwarna cerah. Dan ini juga sepatu bertali gue yang pertama lho, karena selama ini gue lebih suka velcro atau yang sekali injak langsung terpasang, hehehe.

Gue nggak sabar menunggu sepatu gue datang. Dari gambarnya terlihat bagus sekali. Jadi penasaran apakah aslinya juga sebagus itu. Tapi mengingat Shoemax adalah second brand dari Edward Forrer soal kualitas seharusnya nggak usah diragukan lagi, sih. Sejak kecil gue sudah memakai produk mereka dan nggak pernah dikecewakan (wedges pertama yang gue pakai dibeli dari Edward Forrer waktu kelas 6 SD, sampai sekarang masih ada, lho, lol). Maklum lah berdirinya saja sejak tahun 1989 :)

Ketika sepatunya sampai ternyata sesuai dengan gambarnya, bagus sekali. Karena nggak sabar mencobanya gue langsung memakainya untuk bekerja keesokan harinya. Akhirnya, gue punya sepatu untuk dipadankan dengan kaos kaki, hehehe. Waktu disimpan di rak rekan-rekan bekerja banyak yang bertanya tentang siapa pemilik dari sepatu itu, dan waktu mereka tahu bahwa itu milik gue, mereka nggak percaya akhirnya gue memakai sepatu model lain, hahaha :D Berkat Shoemax gue jadi punya style baru untuk bekerja deh. Menjadi beda sesekali ternyata menyenangkan, tapi yang terpenting gue masih tetap nyaman, karena meskipun terlihat thin tapi sepatu Shoemax ini kuat lho.
(Waktu tulisan ini dibuat gue sudah memakainya 2 kali, pemakaian terakhir selama hampir seharian dan dipakai berjalan cukup jauh).

Foto diambil waktu gue pulang bekerja :)
Bagaimana style baru gue dengan Shoemax? :)

Karena gue merasa nyaman dengan "style baru" ini, mungkin gue akan mencoba style lainnya karena Shoemax punya banyak pilihan model sepatu, dari mulai boyish sampai yang girly sekalipun. Untuk pacar atau keluarga pun banyak pilihan modelnya. Bagaimana, apakah ada diantara teman-teman bloggies yang ingin mencoba mengganti gaya? Sesekali nggak apa-apa lho, untuk refreshing dan bisa buat orang-orang terdekat kita "terkejut" juga, hehehe. Kalau kalian tertarik, Shoemax bisa didapatkan di outlet SHOEMAX by EDWARD FORRER:
Jl. Cihampelas no. 124, Bandung.
Atau hubungi saja  022-2032384, 0812 2466 9380 dan 269d9c31 (BBM).

Dan sekarang, mumpung sedang bersantai di rumah gue mau lihat-lihat koleksi Shoemax dulu, ah. Tinggal klik di sini atau di sini saja. Ada yang mau ikut? Hehehe :)

girl with a new style,

Indi

____________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact Person: 081322339469

Minggu, 16 Juni 2013

Tema Ulang Tahun yang Sama Terulang Lagi. Tapi Kali Ini... LEBIH BAIK! :)


Classic birthday girl pose :p

Setiap mau ulang tahun gue pasti sakit. Iya, pasti, artinya tanpa kecuali, bahkan di saat gue lupa kalau sebentar lagi akan ulang tahun. Sakitnya sih macam-macam, dari yang sepele seperti sakit tenggorokan sampai yang sangat mengganggu seperti alergi atau demam. Awalnya sih gue nggak sadar, tapi setelah dewasa gue mulai bertanya pada Bapak dan Ibu. Ternyata mereka juga nggak tahu alasannya, yang pasti menurut mereka gue selalu begitu sejak kecil, hehehe. Ada yang bilang ini sugesti, karena sering sakit gue jadi sudah "siap" sakit ketika ulang tahun hampir tiba. Tapi seperti yang gue bilang tadi, gue bahkan kadang lupa kalau sebentar lagi mau ulang tahun. Jadi mana mungkin bisa tersugesti? Ah, pokoknya begitu, sampai hari ini masih jadi misteri, hehehe. 

Ulang tahun gue jatuh di tanggal 8 Juni. Tahun ini sejak jauh-jauh hari gue sudah memikirkan ide untuk ulang tahun gue. Tuhan begitu baik memberikan gue banyak berkah tahun ini, dari mulai film MIKA yang tayang dan diterima oleh masyarakat Indonesia, lalu dilanjutkan dengan diputar di IFF Melbourne sampai dengan impian masa kecil gue yang akhirnya terwujud: bertemu dengan Aerosmith secara personal. Gue pikir, akan menyenangkan jika ulang tahun gue sekalian sebagai bentuk dari rasa syukur atas berkah-berkah yang luar biasa ini. Gue sudah menyiapkan daftar teman-teman yang akan gue undang, tema acara dan lain sebagainya. Tapi setelah waktunya benar-benar dekat perhatian gue ternyata terpecah pada banyak hal. Telinga gue mengalami infeksi dan harus berobat ke Rumah sakit. Sementara pekerjaan gue di preschool sedang sibuk-sibuknya karena sebentar lagi akan school leavers. Ketika akhirnya punya waktu untuk bernapas sejenak, gue malah baru ingat kalau ulang tahun akan segera tiba! Dan itu hanya 2 hari sebelum tanggal 8 Juni. Tema yang sudah disiapkan terpaksa dibatalkan karena waktu sudah habis, dan rencana mengundang teman-teman pun berantakan karena provider handphone gue (entah kenapa) error sehingga gue hanya bisa mengabari lewat Facebook saja. Padahal nggak semua teman gue aktif berinternet.

Sempat sedih, gue berniat membatalkan semuanya. Tapi Bapak bilang waktunya belum terlambat dan gue masih bisa bersenang-senang meski tanpa tema yang sudah gue rencanakan sebelumnya. Semangat gue bangkit kembali, beberapa teman ternyata bisa datang meski diundang secara mendadak dan gue memesan kue ulang tahun kecil, yang syukurlah bisa selesai dengan cepat (thank you, Dreams Cake) :) Mungkin yang sering membaca blog ini tahu bahwa di keluarga gue ada tradisi untuk 'merayakan' ulang tahun setiap anggota keluarga. Menurut kami ulang tahun adalah moment yang istimewa, yaitu mengulang atau mengenang kembali moment dimana gue atau siapa pun yang berulang tahun dilahirkan. Ketika gue lahir seluruh keluarga bersuka cita, maka setiap tahun kami mengulangnya, mengingat betapa bersyukur dan bahagianya ketika pertama kali gue hadir. Dan ulang tahun juga terkadang kami jadikan moment untuk berkumpul. Setelah dewasa menjadi semakin sulit untuk mendapatkan waktu bersama, dan ulang tahun adalah waktu yang tepat :)

Di malam ulang tahun, Eris, anjing keluarga kami tiba-tiba terlihat lemas. Biasanya ia selalu semangat jika gue mengajaknya bermain lempar tangkap dengan Tuan Jeruk dan Nyonya Kelinci, mainan karetnya. Gue memeriksa suhu tubuhnya dan nggak menemukan ada yang salah. Nafsu makannya juga baik meski ia terlihat nggak terlalu bersemangat. Gue berpikir positif dan mengira Eris hanya malas. Gue dan Bapak pun meninggalkannya untuk pergi ke supermarket yang jaraknya sangat dekat dengan rumah. Tapi gue ternyata nggak bisa berkonsentrasi memilih bahan makanan dan camilan untuk ulang tahun keesokan harinya, tiba-tiba gue teringat Eris dan memutuskan untuk pulang. Untuk dekor dan lainnya biarlah gue beli nanti pagi, begitu gue pikir, dan malam ini lebih baik membawa Eris ke dokter hewan untuk memastikan ia baik-baik saja. Ternyata dokter hewan sangat ramai, Eris mendapat nomor urut 7 dan kami harus menunggu cukup lama. Syukurlah Eris nggak rewel dan ketika gilirannya diperiksa tiba dokter memberikan kabar baik, anjing golden retriever kami ternyata hanya terkena radang tenggorokan dan kami pun pulang dengan perasaan senang.

Pagi-pagi sekali di hari ulang tahun, Ibu dan Bapak memberikan ciuman selamat segera setelah gue bangun tidur. Gue bahagia dan semangat bukan main. Gue langsung mengajak Bapak untuk membeli dekor sebelum teman-teman gue datang. Tapi lalu gue menyadari sesuatu, Eris masih terlihat lemas dan ia menolak sarapan. Karena takut terjadi sesuatu yang nggak diinginkan gue dan Bapak kembali membawanya ke dokter. Gue nggak sempat mandi langsung menuntun Eris ke dalam mobil. Setelah sampai ternyata dokter hewan lebih ramai dari semalam, Eris mendapat nomor urut 15. Kami menunggu sambil menghibur Eris yang sudah kelihatan bosan. Waktu gue melirik handphone ternyata waktu sudah menunjukan pukul 1 siang, dan salah seorang teman ternyata sudah bersiap untuk ke rumah gue. Jangankan dekor, gue bahkan sudah nggak memikirkan lagi tentang mandi dan hanya menghkawatirkan Eris. Kalau teman gue ternyata sampai lebih dulu ke rumah dibanding gue, gue meminta maaf soal itu, tapi benar-benar nggak bisa melakukan apa-apa. Ketika gilirannya tiba dokter memeriksa Eris dengan lebih seksama dari kemarin. Hasilnya tetap, ia terkena radang tenggorokan dan karena itulah ia menolak sarapan. Eris diberi vitamin dan penambah nafsu makan. Gue menjadi lebih tenang karena dokter meminta gue untuk nggak terlalu khawatir.

Gue tiba di rumah dalam keadaan kumal, pakaian gue penuh bulu dan liur Eris. Bagaimana nggak, kami duduk berdua di bangku belakang mobil sedan dan gue hampir selalu memeluknya erat. Suasana rumah tampak seperti hari-hari biasa, nggak ada dekor, bahkan Ibu belum selesai masak karena tiba-tiba ada keperluan. Untuk membatalkan undangan sudah terlambat, tapi kalau teman-teman gue datang apa yang akan gue lakukan? Semuanya benar-benar di luar rencana. Gue memutuskan untuk mencuci muka, berganti baju dan menyisir rambut. Jika teman-teman datang seenggaknya gue tampak rapi, hehehe. Selama gue bersiap-siap ternyata Bapak dibantu Bi Yati, sekretarisnya Ibu telah menyelesaikan memasak spageti dan salad, thank God. Sambil menunggu teman-teman datang gue dan Bapak mengobrol, kami kelelahan tapi juga exited dengan ulang tahun ini. Sambil sedikit bergurau gue berkata bahwa sebenarnya sangat menginginkan ulang tahun yang bertema. Tahun lalu ulang tahun gue bertema Spongebob dan sayang sekali Bapak nggak bisa hadir karena bekerja. Dan tahun ini ketika keluarga kami lengkap berkumpul ternyata semuanya di luar rencana. Bapak bertanya tema apa yang gue inginkan. Gue tersenyum lemah dan berkata, "Aerosmith..."

Diluar dugaan, Bapak berusaha mewujudkan keinginan gue! Dua orang teman gue sudah di perjalanan dan bisa datang kapan saja. Tapi Bapak berkata bahwa kami masih punya waktu. Dengan sigap beliau menurunkan 2 buah poster besar Aerosmith di kamar gue dan menyuruh gue mencetak foto pertemuan gue dan Steven Tyler di Singapore bulan Mei lalu. Gue mulai mengerti apa rencana Bapak tapi masih nggak menyangka dengan apa yang beliau sedang lakukan. Sambil menunggu mencetak foto, Bapak mengambil koleksi Aerosmith apa saja yang bisa diraihnya. Topi, scarf, foto Aerosmith handmade kado dari si kembar Della dan Dilla tahun lalu... Dengan gerakan sangat cepat semuanya Bapak pindahkan ke ruang tamu lalu ditata. Hasilnya sangat luar biasa, ruang tamu terlihat seolah sudah didekor seharian. Semuanya terlihat rapi dan terencana. Gue benar-benar terharu. Sambil terpekik gue mengucapkan terima kasih kepada Bapak, dan hanya beberapa menit saja setelah dekor selesai, Dhian, sahabat gue sejak SMA tiba di depan rumah.

Scarf dan topi jadi sentuhan yang manis :)
Ah, thanks Daddy :*
Dhian yang pertama datang :)
Waktu gue berulang tahun ke 15, Ibu dan Bapak pernah memberi gue kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Waktu itu mereka mengundang 2 orang teman gue dan ketika bangun tidur tiba-tiba sudah ada kue ulang tahun bertuliskan Aerosmith dan sebuah T shirt dengan tulisan yang sama. Ulang tahun itu begitu berkesan untuk gue, Aerosmith telah menginspirasi gue untuk berkarya dan berani menghadapi masa remaja yang sulit. Dan di usia gue yang sekarang ini semuanya terulang, Bapak kembali memberikan kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Begitu mendadak, tapi sama berkesannya seperti dulu. Apalagi sekarang rasanya semakin nyata karena gue sudah pernah bertemu dengan Aerosmith secara personal hanya 2 minggu sebelum ulang tahun gue. Sungguh kado awal yang sangat luar biasa. Dulu gue hanya bisa melihat nama band mereka tertulis di atas kue ulang tahun gue, dan sekarang ada foto mereka di sana, bersama gue! Dulu gue hanya bisa bermimpi dan sekarang gue benar-benar merayakan ulang tahun gue bersama mereka berkat kebaikan Sound Rythm dan ide cemerlang Bapak. 

Nggak lama kemudian teman-teman gue yang lain datang dalam waktu yang hampir bersamaan. Cut Hanna datang bersama suami dan anaknya, lalu disusul oleh Dilla dan Rini yang memang pergi bersamaan. Gue bahagia ketika teman-teman gue memuji dekorasi ruang tamu karya Bapak. Gue nyengir setiap kali mendengar komentar "niat banget" mengingat ini semua dilakukan tanpa rencana. Dilla tersenyum senang ketika mengetahui kado darinya menjadi bagian dari dekor ulang tahun gue, bersebelahan dengan kue yang bergambar foto mereka dan gue. Kami mengobrol dan tertawa penuh suka cita. Ini adalah pertemuan pertama gue dengan mereka setelah bertemu Aerosmith, dan gue diminta bercerita (secara berulang-ulang) tentang pertemuan yang ajaib itu. Dengan senang hati gue mengulang sebanyak yang mereka minta. Teman-teman memang sudah sangat mengenal gue, mereka tahu betapa gue sangat terinspirasi dengan Aerosmith dan ikut senang dengan apa yang gue alami :) Di waktu yang tepat keperluan Ibu selesai dan beliau datang ke tengah-tengah kami, suasana semakin hangat, yang belum datang tinggal Ray yang masih dalam perjalanan dari kantornya.

Cut Hanna dan Keluarga 
Rini dan Dilla kompak pakai baju merah, hehehe.
Chit chatting :)

Kami menikmati spageti dan salad buatan Ibu (yang dibantu Bapak dan Bi Yati) dan minum banyak sekali soda. Infeksi telinga gue masih terasa tapi rasa bahagia gue menutupi segalanya, terlebih keadaan Eris sudah jauh lebih baik dan mau makan 1 mangkuk kaldu ayam yang dicampur dog food. Ray datang sebelum kami selesai makan dan segera menyusul dengan membawa 1 piring spageti. Percakapan kami semakin menyenangkan dan suasana semakin ramai. Teman-teman gue cukup lama nggak bertemu dengan Ray, dan ini adalah pertemuan pertama gue dengan Melody, anak dari Cut Hanna. Seperti reuni kecil, hanya saja dengan Aerosmith dimana-mana, hehehe. Setelah kami selesai makan Ibu dan Bapak memberikan doa dan harapan untuk gue. Mereka berharap agar gue selalu diberikan kesehatan dan apa yang gue kerjakan sekarang ini menjadi semakin baik. Gue selalu terharu dengan saat-saat seperti ini, tapi lalu Bapak 'merusak' nya dengan meminta semuanya bernyanyi "Selamat Ulang Tahun" dengan konyol. Untung saja kali ini nggak berhasil karena gue sudah histeris duluan melihat lelehan lilin yang menetes-netes di wajah Aerosmith. Gue langsung meniup lilinnya sebelum lagu selesai, hehehe.

FOODS! Hasilnya luar biasanya meski memasaknya kilat. My mom memang SUPER! :)
Ciuman dari Ibu dan Bapak :)
Nyanyinya buru-buru, takut lilin-lilin di atas kue keburu meleleh, hehehe.
The girls :)

Teman-teman dan Ray tinggal di rumah sampai malam (kecuali Cut Hanna dan keluarganya yang lebih dulu pulang). Kami sepertinya nggak pernah kehabisan bahan obrolan, pasti ada saja yang dibahas dan ditertawakan. Ketika waktunya potong kue tiba semua menjadi histeris, teman-teman bertaruh gue nggak akan tega memotongnya. Semua memanas-manasi agar gue memotong wajah Steven Tyler lebih dulu. Mereka sangat tahu bahwa ia adalah member Aerosmith yang pengaruhnya paling besar pada gue. Tentu saja itu nggak gue lakukan dan malah mengulur-ngulur waktu sambil memegang pisau, hehehe. Dilla bahkan mengambil foto gue dan kue berkali-kali, untuk perpisahan katanya. Sedangkan Ray yang memang selalu di balik kamera menahan tawa sambil terus mengambil foto kami. Akhirnya, dengan sedikit air mata gue memotong wajah Brad Whitford tepat di tengah, nggak melihatnya dan memberikannya kepada Dhian :p

OMG... My awesome birthday cake! :p
Teman-teman: antara manas-manasin dan nggak tega kuenya dipotong, hehehe.
Okay, sorry Brad Whitford....
Mata langsung berkaca-kaca setelah kuenya terpotong, hahaha...

Malam semakin larut dan seluruh teman gue pamit pulang, Ibu dan Bapak kelelahan di depan TV sementara gue dan Ray membuka kado-kado yang semuanya dibungkus oleh kertas kado warna pink. Gue menerima semua dengan suka cita, gue tahu Ibu, Bapak, adik (yang baru datang setelah hampir semuanya pulang), teman-teman dan Ray memberikan semua ini dengan penuh cinta. Catatan-catatan yang ditulis tangan, yang terselip di antara kertas kado merupakan pemberian yang berharga untuk gue. Siapa menyangka ulang tahun yang serba nggak terencana dan mendadak ini menjadi hari super menyenangkan, seluruh makna ulang tahun gue rasakan hari ini. Setiap kali usia bertambah gue menyadari bahwa waktu gue bersama orang-orang yang gue sayangi semakin pendek, dan gue merasa diberkahi karena selalu mendapatkan kesempatan untuk berkumpul di hari ulang tahun. Di hari ulang tahun juga gue selalu melihat senyuman bahagia dan penuh syukur Ibu dan Bapak. Mereka bilang ini adalah perasaan yang sama ketika melihat gue untuk pertama kalinya, ketika gue lahir. Gue merasa istimewa, gue memang istimewa.
Terima kasih Tuhan telah memberikan kehidupan penuh pelajaran dan berkah, semoga di sisa usia yang gue miliki gue menjadi lebih baik dan nggak pernah lupa untuk bersyukur. Amen... :)






blessed birthday girl,

Indi


nb: Artikel 4 halaman tentang gue bisa dibaca di Majalah Kartini no. 2349 (Cover Nikita Willy)
________________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Kamis, 06 Juni 2013

Sudah (Tidak Lagi) Menunggu...



Akhirnya gue memutuskan untuk bercerita di sini. Gue menundanya cukup lama karena meski pengalaman ini terjadi di akhir bulan yang lalu, tapi terkadang gue masih nggak percaya bahwa gue benar-benar mengalaminya...



Tanggal 22 Mei yang lalu, di pagi-pagi sekali sebelum gue mandi dan berangkat kerja handphone gue berbunyi. Ada email yang masuk. Sambil terkantuk-kantuk gue membukanya dan berusaha membaca tanpa kacamata. Lalu dalam hitungan detik posisi gue yang sedang menyandar malas langsung berubah menjadi terduduk tegak. Email itu dikirim oleh Sound Rhythm. Mereka mengabarkan sesuatu yang kelak akan menjadi kabar yang akan gue ingat seumur hidup:
Gue diundang untuk menonton konser Aerosmith di Singapore!
Gue mengedip-ngedipkan mata berkali-kali, memastikan bahwa gue nggak salah baca dan nggak sedang bermimpi. Ketika sadar bahwa semuanya nyata, gue langsung keluar kamar dan menunjukan email itu pada Ibu dan Bapak. Tanpa bicara karena gue menahan tangis. bertahun-tahun menunggu dan ketika rasanya kesempatan bertemu mereka sudah didepan mata, tiba-tiba saja gagal karena mereka batal konser di Indonesia. Dan sekarang, apakah ini adalah kesempatan gue untuk bertemu mereka?

Tangisan gue meledak ketika Bapak bertanya apakah gue yakin email yang baru diterima tadi bukan sebuah lelucon. Sejak kecil teman-teman memang sudah mengetahui bahwa gue sangat mengagumi Aerosmith, jadi bukan nggak mungkin jika salah satu dari mereka sedang menggoda gue sekarang. Gue bilang, "nggak tahu" dan memohon agar Ibu dan Bapak menikmati moment ini dulu, nggak memikirkan ini email lelucon atau bukan. Seenggaknya memberikan gue harapan bahwa akhirnya gue bertemu dengan band yang menjadi inspirasi gue selama ini. Perasaan gue sungguh bercampur aduk, ada perasaan bahagia tapi juga perasaan khawatir. Apakah akan menjadi ending yang bahagia jika gue menanggapi email ini atau malah rasa kecewa gue menjadi lebih besar karena (lagi-lagi) gue batal bertemu Aerosmith. Gue berusaha nggak memikirkan itu dulu. Berusaha, seenggaknya sampai jam 2 siang ketika jam kerja gue habis...

Gue menerima SMS dari Bapak ketika break makan siang. Beliau sedang berada di kantor imigrasi, memutuskan untuk mengurus passport gue jaga-jaga jika undangan untuk ke Singapore memang benar adanya. Gue senang sekali dan ingin cepat sampai di rumah. Gue ingin segera menghubungi pihak Sound Rhythm untuk memastikan bahwa memang mereka yang mengirikan email tersebut.
Setelah di rumah gue langsung mengangkat telepon dan menghubungi Sound Rhythm. Sebelum panggilan terjawab gue menyerahkan gagang teleponnya pada Bapak. Gue nggak tahu harus bicara apa dan rasanya, "Apa benar saya mendapat undangan untuk menonton Aerosmith?" bukan kalimat pembuka yang tepat.

Bapak berbicara dengan seseorang di seberang sana. Gue memperhatikannya dengan hati berdebar, berusaha menebak apa yang sedang mereka bicarakan. Bapak beberapa kali tertawa dan melirik pada gue. Cukup lama, dan percakapan pun akhirnya selesai dengan senyum di bibir Bapak. Gue mengatur posisi duduk dan bertanya pada beliau dengan lambat-lambat, "Jadi emailnya betulan atau hanya bohongan?" Bapak tertawa dan berkata bahwa Sound Rhythm membaca tulisan gue di blog tentang Aerosmith. Mereka tahu betapa gue mengangumi mereka dan betapa gue sangat terinspirasi dengan mereka. Lalu mereka memutuskan untuk mengundang gue menonton Aerosmith di Singapore. Jadi, YA, emailnya memang sungguhan dan itu artinya gue hanya punya 2 malam untuk mempersiapkan keberangkatan gue ke Singapore!

Gue nggak memikirkan tentang tiket pesawat atau passport. Gue langsung menjerit histeris dan mengejutkan Ibu yang sedang memasak di dapur. Semuanya tertawa, semuanya bahagia. Kami mengucap syukur dan membicarakannya sepanjang sore. Ketika gue berumur 7 tahun Ibu dan Bapak sudah tahu bahwa gue pasti akan menyukai band ini untuk waktu yang sangat-sangat-sangat lama. Dan di tahun 2013 mereka nggak menyangka bahwa akhirnya ada yang berusaha mempertemukan gue dengan mereka. Ketika malam datang gue pamit untuk masuk ke dalam kamar. Di sana gue duduk di depan meja tulis lalu menyiapkan kertas dan pulpen. Gue berjanji sejak lama bahwa akan menulis surat yang ditulis tangan untuk Steven Tyler. Gue nggak tahu apakah nanti akan ada kesempatan untuk melemparkan surat ini ke atas panggung atau nggak. Tapi janji adalah janji, gue memutuskan untuk menulisnya dengan sungguh-sungguh...

Dan akhirnya hari itu datang. Tanggal 25 Mei gue terbang ke Singapore ditemani Bapak. Sound Rhythm ternyata memutuskan memberikan tiket juga untuk Bapak. Ini luar biasa karena Bapak juga mengagumi Aerosmith. Ketakutan gue akan terbang berusaha sekuat tenaga gue lawan. Gue berusaha fokus dengan tujuan gue hari ini: Gue akan bertemu dengan Aerosmith, dan sepertinya itu cukup berhasil. Selama penerbangan gue hanya beberapa kali cemas dan sisanya diisi oleh obrolan menyenangkan bersama Bapak. Gue tertidur satu kali, dan ketika membuka mata gue sudah sampai di Singapore.



Halo Singapore :)

Gue excited bukan main, selama perjalanan ke hotel gue sering terkikik dan melonjak-lonjak sampai mengejutkan sopir taksi. Pikiran bahwa gue semakin dekat dengan Aerosmith membuat gue terlihat sedikit nggak wajar bagi orang yang belum mengerti. Bapak memperhatikan tingkah gue dan berkomentar bahwa gue konyol sekali. Kami sedang di Singapore dan banyak pemandangan menarik selama di perjalanan, tapi gue malah nggak memperhatikan sama sekali, hehehe. Ketika sampai di hotel gue langsung menghubungi Ivan dari Sound Rhythm  Ia dan keluarganya menginap di hotel yang sama dengan kami. Kelak gue mengetahui bahwa bukan cuma mereka saja menginap berdekatan dengan kami. Tapi juga Aerosmith!!!...


Tempat kami menginap sangat dekat dengan venue :')


Gue berganti baju tanpa sempat mandi. Gue mencuci muka gue sedikit sambil diam-diam bernyanyi lagu Aerosmith dengan suara pelan. Terkikik, membayangkan seperti apa gue terlihat ketika konser nanti. Bapak sudah siap dengan T shirt Aerosmith nya. Kami nggak pernah menyangka bahwa Bapak mempunyai kesempatan untuk memakai T shirt ini di konser Aerosmith setelah konser di Indonesia batal. Gue membelikan T shirt ini sebagai kejutan setelah menabung beberapa minggu. Sempat membuat gue bersedih setiap gue melihatnya, tapi kali ini gue memandangi Bapak sambil tersenyum. Beliau terlihat hebat memakainya. Kami lalu menemui keluarga Sound Rhythm di lobby. Ada Ivan, istri dan Queena putrinya, serta seorang keponakan bernama Rio. Dengan konyol gue bertanya pada mereka apakah gue benar-benar akan menonton konser Aerosmith sekarang. Nggak ada jawaban, tapi semua tertawa dan Ivan bertanya apa gue ingin memegang tiketnya. Gue mengangguk, dengan hati-hati memegang tiket itu dengan kedua tangan dan berbisik pada Bapak, "Tiketnya asli!"


Sudah berganti baju :)

Gue sudah pegang tiketnya! Hore! :)


Di perjalanan menuju Garden by The Bay, lokasi konser, gue nggak bisa berhenti tertawa dan mengungkapkan betapa bahagianya gue. Bapak bilang gue cerewet, sedangkan sopir taksi menyangka kebahagiaan gue berasal dari sesuatu yang gue menangkan di Casino. Sambil bergurau gue berkata bahwa ini lebih baik dari itu, gue dapat tiket konser Aerosmith. Sopir taksi itu sepertinya nggak mengerti dan menatap gue heran dari kaca spion. Gue menjulurkan lidah lalu bersorak, "I'm happyyyyyy!!!" Hehe, konyol memang. Tapi itu wajar (seenggaknya untuk gue, lol) karena gue sedang luar biasa bahagia ;)



I'M HAPPYYYYYY :D

Ketika kami sampai, gerbang menuju venue masih ditutup. Di sana sudah ada keluarga Sound Rhythm  Sigit dari Corcertholic dan Anggi seorang pemenang kuis yang beruntung untuk menonton konser Aerosmith bersama kami. Waktu memang masih sore dan konser baru mulai di malam hari, tapi menurut gue datang lebih awal memang ide yang bagus agar kami bisa berada di front row. Membayangkan bahwa gue ada di paling depan dan mempunyai kemungkinan untuk menyentuh sepatu Steven Tyler membuat perut gue geli. Diam-diam gue berdoa supaya gue nggak pingsan, karena gue nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah gue tunggu sejak kecil ini.

Nemu poster bekas acara sebelumnya. Gak boleh dibawa pulang, ya? :p

Sigit, Anggi, Rio dan luckiest girl on earth :)

Bersama keluarga Sound Rhythm :)

Hapy face :)

"Kira-kira kamu bakal ketemu Aerosmith langsung nggak, nih?" Ivan bertanya pada gue. Gue nyengir dan berkata bahwa bisa menonton konsernya saja rasanya sudah sangat bahagia. Lalu gue bercerita bahwa gue memang sudah menulis surat untuk Steven Tyler, tapi nggak berharap banyak bisa memberikannya secara langsung. Sebelum pergi ke Singapore gue sempat membaca bahwa Concerholic akan meliput konser ini dan artinya mendapat akses ke belakang panggung. Gue sudah berniat menitipkan surat itu pada Sigit. Sampai atau nggak, yang penting gue sudah mencoba. Dan menitipkan padanya pasti mempunyai kesempatan lebih besar dibandingkan dengan ide gue untuk melempar suratnya dari bawah panggung...

Sekitar setengah jam kemudian seseorang menghampiri kami. Ia membawa walkie talkie dan terlihat sangat sibuk. Kami diminta untuk pindah barisan, berpisah dari calon penonton yang lain dan memasangi kami bracelet pass. Dalam beberapa detik gue menyadari bahwa warna gelang yang dipakaikan ke gue berbeda dengan yang dipakaikan ke Bapak. Setelah itu gue bahkan dipakaikan gelang tambahan berwarna emas. Gue dan Bapak saling pandang kebingungan. Dan sebelum kebingungan kami mereda Ivan memberikan gue sebuah badge berwarna biru. Gue memandanginya nggak percaya, bibir gue hampir tertarik ke bawah tapi gue menahan tangis sebaik mungkin. Terlalu banyak orang di sini, dan mungkin saja mereka juga menginginkan sesuatu yang sedang gue pegang ini. Gue membaca tulisan di badge itu satu kali lagi dan memaksa diri gue untuk percaya. Di sana tertulis: MEET N GREET THE GLOBAL WARMING WORLD TOUR '03.

All access pass dan meet and greet badge! :D

After show party pass dan VIP pass :)

"Ini betulan? Ini betulan?", gue bertanya pada siapa saja yang bisa gue tanya di sana, termasuk Bapak yang sudah pasti nggak tahu apa-apa. Ivan berkata bahwa gue bisa serahkan surat yang sudah gue tulis langsung pada Steven Tyler. Gue langsung membuka tas tangan gue dan memastikan suratnya masih tersimpan aman di sana. Aman, sedikit kusut tapi masih bisa dibaca. Oh, iya amplop yang dipakai sudah gue punya sejak SMP. Iya, betul, sudah selama 'itu' niat gue memberikan surat kepada Steven Tyler. Bapak menatap gue senang, beliau nggak menyangka bahwa apa yang gue dapatkan lebih dari yang gue harapkan. Setelah itu gate dibuka, tapi hanya untuk Sound Rhythm, Sigit dan gue. Anggi dan Bapak menunggu di luar seperti yang lain untuk menikmati konser nanti malam. Gue sedikit sedih karena harus dipisahkan dengan Bapak, tapi beliau bilang ini waktunya gue untuk bersenang-senang. Sambil sedikit bergurau Bapak berbisik pada Rio, "Nanti jagain Indi, ya. Jangan-jangan dia pingsan".

Gue nggak tahu sedang dimana dan akan dibawa kemana. Di belakang venue ternyata areanya sangat luas. Hanya Ivan yang berbicara kepada kru Aerosmith, gue hanya bisa mendengar samar-samar. Well, posisi gue sebenarnya nggak pernah terlalu jauh dari Ivan, tapi mungkin karena gue nervous luar biasa semuanya jadi terdengar samar, hehehe. Kami berputar-putar, lalu menunggu. Lalu berputar lagi dan menunggu lagi. Lalu seseorang bertubuh besar bernama Stephen membawa kami ke belakang panggung. Gue nggak tahu apa yang akan kami lakukan di sana karena panggung masih kosong. Jangankan Aerosmith, band pembuka saja belum menjejakan kaki mereka di sana. Tapi gue mengikuti Stephen, ia lalu berhenti di tangga dan membiarkan kami naik lebih dulu. Gue melihat pemandangan yang luar biasa di sana... Box-box hitam tergeletak di sana, beberapa ada yang terbuka dan beberapa ada yang ditumpuk. Tercetak logo Aerosmith di atas dan samping box. Logo lama Aerosmith, jauh sebelum logo baru dengan desain yang lebih rumit ada....seperti angka 4 dengan sayap yang digambar tangan. Dulu gue sering menggambar logo ini dimana-mana. Di buku, topi bahkan lengan gue sendiri. Gue nggak menyangka bahwa sekarang gue menatap box milik Aerosmith dan ada logonya di sana. Kami masuk semakin jauh. Ada gitar-gitar milik Joe Perry dan Brad Whitford berjejer di box yang berdiri tegak. Ivan bilang gue boleh menyentuhnya. Tapi gue hanya menyentuhnya dengan jari telunjuk, satu-persatu dengan hati-hati. Tangan gue gemetar, gue takut jika menyentuhnya terlalu lama gitar-gitar yang berharga itu akan jatuh dan gue diusir dari sana.


Cuma berani pegang pakai telunjuk, hihihi :)

Setelah selesai proses yang sama terulang lagi. Kami berputar dan menunggu. Lalu ada meja berisi banyak makanan di hadapan kami. Semuanya terlihat enak dan menyenangkan. Ada macaron berwarna-warni dengan ukuran kecil, salad segar, chocolate melt di dalam gelas dan lain sebagainya. Gue bertanya apakah gue boleh memakannya, Ivan bilang "boleh". Tapi gue ternyata hanya sekedar bertanya, gue satu-satunya orang yang nggak makan. Pikiran bahwa sebentar lagi akan bertemu Aerosmith membuat gue gelisah dan mual. Gue takut akan muntah di depan mereka jika perut gue diisi. Mengotori sepatu mereka dengan muntahan macaron warna-warni... jangan sampai... Gue putuskan untuk minum berbotol-botol Fiji water. Gue habiskan 2 botol di meja dan satu botol lagi gue genggam di tangan, untuk dibawa ketika semua selesai makan dan menuju tempat lain. Di sana nggak ada cermin, tapi gue tahu wajah gue terlihat aneh: satu detik tersenyum sumringah, lalu satu detik kemudian tersenyum nervous.

Gue sudah nggak sabar untuk bertemu idola-idola gue, tapi ketika sudah benar-benar dekat lutut gue malah lemas. Gue merasa beruntung sebelumnya menolak makan karena benar saja mual gue semakin terasa hebat. Kami berbaris, berjajar di hadapan sebuah ruangan berwarna putih. Seorang kru Aerosmith berkata bahwa kami akan segera menemui mereka. Kamera dan benda-benda lain nggak diizinkan untuk dibawa. Semua harus dititipkan di keranjang yang sudah disediakan. Kami hanya boleh bertemu mereka sebentar, bersalaman lalu berjalan keluar ruangan. Gue tiba-tiba memikirkan surat yang sudah gue tulis, bagaimana mungkin Steven Tyler bisa menerimanya jika gue nggak diizinkan membawa surat ini ke dalam? Tapi gue menepis pikiran itu jauh-jauh, gue adalah salah satu orang yang beruntung untuk menemui Aerosmith dari BANYAK orang di dunia yang menginginkan hal yang sama. Mungkin lain kali gue bisa mengirimkan surat itu lewat email :)

Setiap kali melihat bayangan yang bergerak di dalam ruangan gue selalu mengira-ngira apakah itu salah salah satu dari member Aerosmith. Gue berjinjit mencari tahu dan mengawasi setiap kali ada yang melintas. Kru... kru... kru dan kru. Lalu beberapa menit kemudian gue melihat wajah yang familiar. Joe Perry! Ia berjalan melintas di samping kami, sepertinya akan menuju panggung. Dengan suara tercekat gue berusaha memanggilnya, "Jjjjj....". Payah, suara gue pelan sekali, dan bahkan belum sempat menyebut namanya secara lengkap ia sudah menghilang. Gue mencolek Queena, bertanya apakah ia juga melihat Joe Perry. Tapi ternyata ia nggak melihatnya. Tepat sebelum gue meyakinkan diri bahwa yang gue lihat tadi hanyalah halusinasi, seseorang melintas sambil membawa sebuah gitar yang sangat gue kenal: berwarna putih gading dengan gambar seorang perempuan berambut panjang di depannya. Itu gitar Joe Perry. Yang gue lihat tadi ternyata memang benar ia! Lalu beberapa menit kemudian gue kembali melihat wajah yang dikenal. Gue melihatnya dengan takjub, lalu menutup mulut dengan kedua tangan karena nggak percaya... Itu Steven Tyler! Jaraknya hanya 3 meter dari kami. Ia berjalan terburu-buru tanpa menoleh sekalipun. Dengan suara pelan gue menyapanya. "Hi, Steven...". Tapi sepertinya ia nggak mendengar karena tetap nggak menoleh. Sedikit kecewa tapi berusaha bergurau gue berkata, "Yah, dikacangin Steven Tyler". Lalu sesuatu yang manis pun terjadi… Steven Tyler kembali melintas, ia tersenyum dan melambaikan tangannya.

Ini sudah waktunya. Seorang kru Aerosmith menghampiri kami dan menjelaskan sekali lagi tentang aturan di dalam ruangan nanti. Gue menaruh tas dan air mineral di keranjang hijau yang sudah disediakan. Sedikit gambling, gue diam-diam menyelipkan surat untuk Steven Tyler di tangan kiri. Gue pikir, jika akhirnya ketahuan dan surat ini diambil gue nggak akan menyesal karena telah mencoba sampai sejauh ini. Gue berjalan melewati beberapa kru dan security, semuanya tersenyum dengan ramah. Ajaib, surat yang menyembul di sela-sela jari gue seolah nggak terlihat... Keluarga Sound Rhythm dan Sigit berjalan lebih dulu, sedangkan gue sengaja berjalan lambat-lambat. Gue sibuk mengatur napas dan berusaha supaya suara detak jantung gue yang keras nggak terdengar oleh orang lain.

Gue terdiam beberapa saat di pintu masuk. Dari sana gue bisa Joe Perry berdiri sambil bersalaman dengan yang lain. Gue paksakan diri untuk melangkah. Tiba-tiba keyakinin diri gue untuk menahan pingsan langsung diragukan. Gue bahagia, terlalu bahagia. Tapi menemui idola yang sudah sangat lama gue kagumi bukan hal yang mudah. Tanpa sadar surat di genggaman tangan sudah gue remas-remas. Satu langkah. Gue melihat Joey Kramer di samping Joe Perry. Gue berusaha tersenyum tapi wajah gue pasti terlihat aneh. Satu langkah berikutnya gue melihat Steven Tyler dan Brad Whitford. Dengan perasaan mual gue menyalami mereka satu-persatu dan berhenti di depan Steven Tyler. Ia tersenyum lebar, terlihat menyenangkan dan bertanya apakah gue baik-baik saja. Gue mengangguk dan segera menunjukan surat yang sudah gue tulis dengan hati-hati padanya. Gue sudah siap jika kru merampasnya sekarang. Tapi ternyata itu nggak terjadi. Sambil terus tersenyum Steven Tyler mengambil surat gue, merapikan lipatannya dan mengucapkan terima kasih. Ia berkata akan menyimpan suratnya. Gue tersenyum senang ketika melihatnya menyimpan surat pemberian dari gue di saku bajunya dengan hati-hati. Gue nggak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa, jadi dengan buru-buru gue berkata bahwa surat itu sengaja gue tulis tangan. Dengan penuh perhatian Steven Tyler menatap gue dan berkata, “Awwww...”. Lalu dengan lembut ia mencium pipi gue dua kali.


Gue nggak pernah membayangkan ini akan terjadi, dan kalaupun dulu gue sempat membayangkannya pasti hanya ada 2 skenario yang gue tulis: menangis atau pingsan. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Perasaan nervous gue menghilang entah kemana dan gue mendadak sangat cerewet. Gue bercerita pada Steven Tyler bahwa ia menjadi inspirasi dan semangat gue dalam berkarya. Ivan berkata kepadanya bahwa gue adalah penggemarnya sejak kecil. Setiap kali Steven Tyler bertanya “really?” atau berkata, “awwww” gue selalu merasa seperti anak-anak. Steven Tyler memang seorang rockstar, tapi saat ini gue menyadari bahwa ia juga manusia biasa. Sangat humble dan menyenangkan. Ia bahkan masih mengingat keluarga Sound Rhythm ketika malam sebelumnya bertemu di lobby hotel untuk mengantri taksi. Iya, ia juga mengantri dan tanpa pengawalan. What a nice man.

Seharusnya kami memang hanya bersalaman dan langsung berjalan keluar, tapi Steven Tyler sepertinya menginginkan kami tinggal lebih lama. Ia mentertawakan stiker yang ditempel di lengan kiri gue dan mencium pipi gue dua kali lagi. Dulu gue selalu blushing bahkan hanya dengan menonton video clip nya, tapi sekarang gue malah menyambut ciuman hangatnya dengan tertawa senang. Ia manusia biasa, ia juga seorang ayah dan wajar jika ia memperlakukan gue seperti anak-anak karena ia sudah memiliki seorang cucu laki-laki. Lalu fotografer Aerosmith mengingatkan kami untuk berfoto. Steven Tyler sudah merangkul gue sebelum fotografernya meminta gue untuk berjongkok. Gue mengucapkan terima kasih dan dengan sungguh-sungguh berkata bahwa Aerosmith adalah inspirasi gue. Gue melangkah menuju pintu keluar tapi Steven Tyler memanggil gue kembali dan memberikan sebuah pelukan hangat yang panjang. Dan akhirnya gue melakukannya. Gue menepuk bahunya seperti yang sering gue impikan. Steven membalasnya dengan tepukan hangat dan berbisik, “You’ll be fine…”.

Lebih lengkap jika ada Tom Hamilton. Get well soon, Tom :)

Gue terharu. Mata gue mulai berkaca-kaca. Tapi ini moment bahagia dan gue seharusnya tersenyum. Jadi gue melangkah keluar ruangan sambil melambaikan tangan, berseru dengan ceria, “Bye Steven, bye Joe, bye Brad, bye Joeeeey”. Dan samar-samar gue mendengar semuanya membalas dari dalam ruangan.

Gue melangkah dengan perasaaan nggak percaya. Mata gue melotot dan mulut gue terbuka seperti habis melihat hantu. Seorang kru bertanya apakah gue baik-baik saja dan gue hanya menjawabnya dengan mengangguk. Yang gue pikirkan sekarang hanya ingin bertemu Bapak. Gue ingin memeluknya dan bercerita bahwa gue sudah berhasil menemui Aerosmith, menyerahkan suratnya dan memberikan tepukan hangat di bahu Steven Tyler. Gue bahagia, sangat sangat sangat bahagia. Menemui mereka secara personal memberikan gue pelajaran yang baru: bahwa sehebat apapun dirimu menjadi, tapi kamu harus tetap humble dan menghargai setiap orang.

Hi, Steven Tyler. My name is Indi from Indonesia. I love your music and Aerosmith since I was 7. I remember the first music video that I saw was Crazy, and since then I instantly decided to become a fan of you and Aerosmith :) When you planned to come to Indonesia I was really excited. Finally my dream for years to see Aerosmith live concert is gonna be real! I woke up early in the morning, booked some tickets from online ticket store, made sure not to run out and hope to be in the front row when the concert held. But then there was bad news, the concert canceled and I just knew it just 2 hours after I was being interviewed on a radio in order to say welcome to you. I was so sad and scared all my dreams would never be real…


Steven, you're not just an idol to me, but you are my life inspiration. You have helped me get through the difficult teenage years. I used to get teased & mocked because of my back brace for my scoliosis. Once I’ve cried. But when I read the article about you, then I got the spirit. You also used to be ridiculed and you decide to fight instead of crying. You can prove to your friends that you're great. I learned to play drums and harmonica to be like you. But then I realized that the music is not my talent, hehe. I developed my own talent in writing. Although we are not creating the same path, but I do my job just like your work ethic: do it from the heart and mean it.


And today, finally my dream come true. I can see you and Aerosmith concerts. My waiting is not such a waste of time. Don't stop working, Steven. Because once again, you're not just an idol to me. But you're my life inspiration.




Best regards,
Indi

***

My super awesome daddy and his new friend :)

Gue menari diantara ribuan orang, bernyanyi dan bergaya seperti rockstar. Bapak berdiri di samping gue terlihat hebat dengan T shirt Aerosmith nya. Sementara Aerosmith beraksi di panggung membawakan lagu-lagu kesukaan gue dan Bapak. Dalam 1 malam impian gue menjadi nyata. Tuhan mengabulkan doa gue dan menjadikannya lebih indah dari mimpi lewat kebaikan Sound Rhythm. Selama gue menunggu Tuhan ternyata telah menyiapkan skenario sesempurna ini. Konser ditutup dengan 3 lagu terakhir. Salah satunya adalah "Dream On". Dan setelah seharian mengalami pengalaman yang luar biasa gue akhirnya menangis. Steven Tyler bernyanyi dengan penuh perasaan. Gue bisa mendengarnya ia bersungguh-sungguh. Lagu ini dibuat ketika ia berusia18 tahun, usia yang sama dengan masa-masa tersulit gue.
“Dream On, dream on…. Dream until your dream come true..."
Ya, Steven I will. Gue akan terus bermimpi, berusaha dan berdoa untuk meraih impian gue. Janji!




Song list! :)

Good bye Singapore... :)

Blessed girl,

Indi




Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469