Tampilkan postingan dengan label brace. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label brace. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Januari 2015

Pakai Brace? Siapa takut! Aku Nggak Sendirian, Kok ;)

Howdy do, bloggies! Wah, nggak terasa sekarang sudah weekend dan aku belum update apa-apa di dunia kecilku ini (kecuali repost dari channelku di YouTube). Padahal cukup banyak yang ingin aku ceritakan, lho. Terutama tentang keseharian dan hobi baruku yang super fun. Tapi kalau ditulis semua sekarang sepertinya jari-jariku nggak akan sanggup, deh. Soalnya ceritanya bakal panjang, hehehe. Untuk sekarang aku mau bercerita tentang pengalaman memakai SpineCor, atau soft brace untuk scoliosis. Kalau teman-teman sering mampir ke sini pasti sudah tahu kalau aku mengidap scoliosis sejak berusia 13 tahun :)

Nah, sama nggak terasanya seperti update blog ini yang tersendat (hihihi), persahabatanku dengan SpineCor juga tahu-tahu sudah berjalan lebih dari 6 bulan. Mungkin karena begitu nyamannya brace yang satu ini (---dibandingkan dengan boston brace) sampai-sampai aku nggak ingat waktu :D Kalau mendengar kata ‘brace’ tadinya aku sudah malas duluan, karena ingat pengalaman memakai boston brace selama 5 tahun tanpa pengurangan kurva sedikitpun (malah bertambah ketika dilepas). Apalagi di usiaku yang sudah mature semakin pesimis lah aku dengan fungsi brace untuk scoliosisku. Tapi rupanya SpineCor ini beda, setelah pengurangan kurva yang membuatku merasa ada harapan, hasil review bulan lalu membuatku YAKIN bahwa SpineCor memang memberikan bukti, bukan cuma harapan. Selain keluhan ‘khas’ scoliosisku semakin berkurang, kurvaku juga ikut berkurang. Aku belum tahu berapa derajat (---rencananya x ray akan dilakukan segera), tapi yang pasti aku membaik :) Punukku memang masih ada, tapi sekarang nggak terlalu jelas terlihat.

Aku memakai SpineCor, brace scoliosis yang sangat support untuk beraktivitas dan ber-fashionable ria, hihihi :D

Dengan kabar baik ini tentu saja aku semakin bersemangat memakai SpineCor. Meski nggak sabar untuk melihat hasil akhirnya, tapi aku memilih untuk menikmati proses selama program 18 bulan ini. Supaya nanti ketika sudah boleh dilepas aku bisa mengenang-ngenang suka duka bersama si kulit kedua ini, hihihi. Menurutku sih “duka” memakai SpineCor itu sedikit sekali. Ada perasaan ketat dan tertarik (mirip seperti ketika kita memakai baju renang/senam), tapi semakin lama semakin terbiasa, dan seperti yang aku sebutkan sebelumnya; SpineCor nyaman untuk digunakan dalam sehari-hari. Kalaupun disiplinku dalam pemakaian SpineCor melonggar biasanya alasannya bukan karena kenyamanan tapi karena malas! Iya, kadang aku ingin cepat-cepat berpiyama sehabis mandi sore, padahal proses memakai SpineCor itu nggak lebih dari 1 menit, lho. Untung saja aku punya beberapa hal yang selalu diingat agar disiplinku kembali lagi ;)

1. Movies!
Pengidap scoliosis itu banyak, lho. Dan yang menggunakan brace juga banyak, termasuk di dalam film. Meskipun hanya acting, tapi melihat mereka juga rasanya seperti melihat diri sendiri! Ingat film Forrest Gump? Meskipun di film nggak disebutkan bahwa Forrest mengidap scoliosis tapi dari perkataan dokter yang menyebutkan bahwa "his back is as crooked as a politician," membuat banyak penonton berasumsi bahwa ia seorang scolioser. Kita memang nggak melihat ia memakai brace untuk punggung, tapi Forrest memakai brace untuk kakinya yang lemah. Masa aku masih malas setelah melihat Forrest yang begitu semangat? :) Selain itu ada juga film-film lain yang tokohnya seorang scolioser dan memakai brace di sepanjang film. Tokoh Joanne (Rumer Willis) di film The House Bunny, atau tokoh Indi (hehehe, iya maksudnya aku yang diperankan oleh Velove Vexia) di film Mika dan masih banyak yang lainnya.

Film yang diinspirasi oleh kisah nyataku "Mika", "The House Bunny" dan "Sixteen Candles". Harusnya lebih banyak film lagi yang menceritakan tentang scolioser untuk mengedukasi masyarakat, ya :)


2. Idols
Idolaku, mendiang Kurt Cobain juga mengidap scoliosis. Interview-interviewnya yang menceritakan tentang perjalanannya dengan scoliosis mengingatkan bahwa sudah seharusnya aku mengusahakan kesehatanku sendiri. Tuhan memang maha ajaib, tapi kalau tanpa usaha itu namanya silly. Orang sekeran Kurt Cobain saja masih mau berlelah-lelah ambil sesi chiropractic, masa sekedar brace yang tinggal dipakai dan nggak harus ke mana-mana saja masih malas :p
(note: googling dengan kata kunci Celebrity with scoliosis. Mungkin teman-teman akan surprise dengan nama-nama yang muncul)

Kurt Cobain, Shailene Woodley, Sarah Michelle Michelle Gellar dan banyak orang hebat lainnya juga scoliosis, lho!

3. Ingat tujuan
Kalau sudah diingatkan oleh idola aku masih membandel, maka yang terakhir ini dijamin sangat ampuh. Memang paling tepat untuk memotivasi ya diri sendiri, nggak perlu bergantung dengan orang lain :) Kalau rasa malas menyerang aku akan sempatkan untuk mengingat-ingat apa tujuan dari pemakaian SpineCor; Aku ingin membaik. Jangan sampai suatu hari aku menyesal karena kalah oleh rasa malas. Beruntung aku berkesempatan untuk memakai SpineCor, brace yang banyak diidamkan oleh para scolioser karena nyaman dan lebih efektif daripada boston brace. Sudah semestinya aku nggak menyia-nyiakan kesempatan  ini ;)

Di balik dress ini aku pakai SpineCor, lho. Nggak terlihat, kan? Dulu waktu pakai boston kelihatan banget apalagi kalau bajunya pas badan :D

Minggu depan jadwal gue review bersama Dr. Natalie di Spine Body Center. Semoga saja hasilnya memuaskan. Scoliosis adalah kelaianan tulang belakang yang membutuhkan kerjasama antara dokter dan pasien. Dokter memberikan terapi yang tepat dan tugas pasien untuk melakukannya. Jadi percuma kalau rajin ke dokter tapi nggak ada usaha dari pasien, hihihi. Mungkin ada di antara teman-teman yang membaca blogku yang juga seorang scolioser. Semoga apa yang aku bagi di sini bisa membantu, at least membuat teman-teman ingat kalau kalian nggak sendirian :) Pesanku untuk scolioser yang kebetulan sedang mampir ke sini, don’t let scoliosis make you down. Khawatir boleh, tapi jangan takut ---nggak bisa disembuhkan bukan berarti nggak bisa dikoreksi, kok. Dan jangan lupa ‘trust’ your feeling. Kalau merasa nggak sreg dengan satu dokter, lebih baik kunjungi dokter lain untuk opini kedua. Kadang-kadang kalau merasa cocok dengan dokternya membuat proses ‘koreksi’ kita lebih cepat, lho. Kalau teman-teman mau bertanya seputar SpineCor dan fisioterapi untuk scoliosis, bisa kunjungi Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (samping Central Park Mall) Jakarta atau bisa telepon ke (021) 2933 9295. Siapa tahu kita bisa bertemu di sana dan sharing langsung, hihihi ;)

bukan kurt cobain, lol,


Indi

 ___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Minggu, 03 Agustus 2014

Tetap Aktif dengan Scoliosis! (Up date Pemakaian SpineCor)


Hai bloggies, bagaimana liburan lebarannya? Atau adakah yang sudah mulai kembali ke aktivitas semula? Apapun, semoga hari kalian menyenangkan, ya :) Amen.

Semenjak memakai SpineCor alias soft brace untuk scoliosis gue, banyak sekali yang bertanya tentang perkembangannya. Well, sebenarnya aku sudah berjanji akan selalu meng-update nya di sini, tapi ternyata cukup banyak juga yang nggak sabar menunggu dan bertanya langsung lewat private message, hehehe. Jadi sekarang aku akan share tentang pengalaman gue setelah 1 bulan pemakaian SpineCor :)

Jika belum tahu apa itu SpineCor, silakan lihat ini.

Aku masih ingat waktu pertama kali dokter memintaku untuk memakai brace. Waktu itu gue masih 13 tahun dan brace yang kupakai adalah tipe Boston. Keras dan menutupi seluruh badanku, dari dada sampai pinggul. Bentuknya yang kaku membuat brace susah untuk “disembunyikan” di balik baju. Lekuk tubuhku juga jadi tampak nggak natural. Hampir semua orang yang bertemuku ---meskipun baru sebentar--- langsung sadar bahwa aku memakai brace. Semangatku  untuk disiplin mamakai brace pun jadi on and off. Saat di rumah aku nggak bermasalah untuk memakainya sepanjang waktu (brace harus dipakai 23 jam sehari), tapi lain lagi jika aku sedang di sekolah. Aktivitas yang padat dan membuatku banyak berkeringat membuatku merasa nggak nyaman. Rasanya seperti di sauna permanen, hehehe. 

Sesuai dengan nasehat dokter aku mamakai brace selama masa pertumbuhan tulang,  yang artinya sepanjang 5 tahun sebelum aku berusia 18 tahun. Keberhasilan Boston brace ini memang berbeda-beda pada setiap scolioser dan padaku, too bad kurvaku malah bertambah dari 30 an ke 40 an... Malah di usia dewasa kurvaku sempat mencapai 58 derajat! 
Dokter berkata brace sudah nggak ada gunanya jika tulangku sudah berhenti tumbuh, jadi yang bisa aku lakukan untuk menjaga kurvaku hanya tinggal terapi yang lain seperti berenang, fisio terapi, dan tentu saja jalan terakhir ketika kurva sudah melebihin 40 derajat: Operasi.
Operasi bukan pilihanku, jadi aku mengikuti berbagai terapi fisik baik di Rumah Sakit sampai terapi chiropractic. Chiropractic  memberikan rasa nyaman pada tulang belakangku, tapi kurvaku sama sekali nggak berkurang.

Setelah mendengar tentang SpineCor aku langsung bersemangat untuk mencobanya. Bukan hanya karena banyak selebriti dengan scoliosis yang memakainya tapi karena ini satu-satunya tipe brace yang masih bisa dipakai untuk tulang yang sudah berhenti tumbuh (mature). Aku langsung optimis di hari pertama memakainya, karena selain terasa nyaman, postur tubuhku pun secara instan terasa lebih baik. Apalagi 1 minggu setelah pemakaian hasil x ray menunjukan kurvaku (with brace on) berkurang sebanyak 12 derajat. Yang artinya menjadi kurva “aman” dari operasi!

Kalau dipakai di balik baju SpineCor nggak terlihat, lho. Bahannya juge elastis, nyaman dipakai :)

SpineCor sangat jauh berbeda dengan Boston brace. Bentuknya mengikuti lekuk tubuhku dan tersembunyi dengan baik di balik baju. Gerakan tubuh pun menjadi nggak terbatas. Aku benar-benar bisa beraktivitas sambil memakai SpineCor. Aku bekerja di preschool sambil memakainya. Mengejar anak-anak, jongkok-berdiri sampai berayun di swinging ball pun nggak masalah. Begitu juga dengan kegiatanku sebagai penulis. Aku sangat terbantu dengan SpineCor. Harus duduk berjam-jam di depan komputer sambil mengetik dulu sangat menyiksa, tapi sekarang nyeri punggung dan kesemutanku banyak berkurang :)

Aku pakai SpineCor, lho. Nggak terlihat, kan? ;)


Untuk teman-teman scolioser pasti mengerti mengapa berkurangnya kurva bukan satu-satunya goal. Berkurangnya rasa sakit juga salah satu faktor yang dicari dari sebuah terapi/pengobatan, karena terkadang rasa sakit mengganggu produktifitas kita yang memiliki hidup yang aktif. Berbeda kurva dan tipe, berbeda pula rasanya. Aku sendiri sering mengalami kesemutan di tubuh bagian kanan dan nyeri di punggung atas. Kalau sudah begitu mau nulis pun kurang konsentrasi. Padahal pekerjaanku penulis, ya, hehehe. 

Selama 1 bulan ini SpineCor sudah menjadi bagian dari aktivitasku sehari-hari. Setiap habis mandi aku langsung memakainya dan bekerja seperti biasa. Teman-temanku pun nggak ada yang tahu bahwa aku memakai brace. Kecuali kalau kuberitahu, ya :p Tubuhku rasanya semakin fit dan tentu saja menjadi lebih produktif. Sepulang dari preschool yang biasanya langsung mendarat di tempat tidur, sekarang langsung ambil tali leher dan baju Eris. Yup, aku ajak dulu Eris berjalan-jalan sebelum aku beristirahat! :)

Awalnya karena belum tahu sejauh mana ketahanan tubuhku, aku ajak Eris berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah saja. Tapi setelah beberapa kali percobaan dan aku nggak memiliki keluhan, aku mengajaknya berjalan-jalan ke tempat yang lebih jauh. Aku berkeringat dan kelelahan, tapi hebatnya nggak ada rasa pegal atau kesemutan, semuanya lancar. Well, terakhir aku merasa seperti ini sepertinya waktu SMP. Long long time ago, ya...

Mau jongkok atau berdiri tetap nyaman :)

Karena tubuh fit, waktu berkualitas dengan Eris pun semakin banyak :)

Untuk memastikan bahwa apa yang kurasakan bukan sekedar sugesti, aku mengecek kembali keadaanku ke dokter. Berhubung Dr. Natalie sedang cuti melahirkan, jadi aku ditangani oleh Dr. Irma. Guess what, setelah aku surprise dengan kemajuan setelah pemakaian 1 minggu, sekarang ada lagi kabar gembira. Kemiringan tulang belakangku yang tadinya 20 mm sekarang tinggal 2 mm saja! Memang sih aku belum kembali x ray (jika terlalu sering nggak baik untuk kesehatan), tapi Dr. Irma memeriksanya dengan seksama dan hasilnya membuatku semakin optimis dan semangat untuk terus menggunakan SpineCor :)

Ini baru bulan pertama dan aku excited sekali dengan perkembangan yang akan kudapat. Bahkan dengan operasi scoliosis nggak bisa dikoreksi 100%, jadi aku rasa SpineCor sangat patut diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup scolioser, tua dan muda. Aku harap semakin banyak yang tahu tentang SpineCor. Seorang temanku yang kurvanya sudah 70an derajat pun baru-baru ini memakainya dan kurvanya sekarang sudah berkurang 8 derajat. Benar-benar mematahkan “mitos” yang berkata bahwa bracing hanya efektif untuk kurva di bawah 40 derajat. Yup, ada harapan baru untuk scolioser ;)

Bulan depan aku akan kembali memeriksakan tulang belakangku, sekaligus melihat sejauh mana SpineCor membantuku. Jika teman-teman tertarik dengan SpineCor atau mau tanya-tanya dulu, silakan kunjungi Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (sebelah Central Park Mall) Jakarta Barat. Atau bisa menelepon terlebih dahulu ke 021-2933 9295. Staff Spine Body Center pasti dengan senang hati membantu kalian :)

Miracle girl,

Indi

__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469