Tampilkan postingan dengan label bintang tamu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bintang tamu. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Agustus 2018

Bermain Ukulele dan Menjadi MC di Pet Festival :)

Kalau ada tawaran untuk dapat pengalaman baru rasanya selalu campur aduk, antara semangat pengen coba sama ragu takut nggak bisa, hehehe. Jujur, meski aku hobi banget nyemangatin orang buat mencoba hal baru tapi sebenarnya aku sendiri nggak sepemberani itu :p Kadang aku takut duluan dan menolak, dan kadang (---nah ini nih yang parah banget) aku malah "menggantung jawaban", nggak nolak tapi pas hari H langsung kabur, hahaha. Belakangan aku sedang berusaha mengurangi sifat tak terpuji itu (lol), sebisa mungkin aku mencoba tantangan baru dan kalau nggak sanggup aku harus tegas. Sehabis Lebaran kemarin aku dapat tawaran mengisi acara di Pet Festival Bekasi. Lucunya aku sudah menanti-nanti tawaran ini, tapi pas beneran dapat ternyata deg-degan juga, haha. Maklum tawarannya benar-benar "ajaib", aku diminta menjadi MC sekaligus membawakan beberapa lagu. Padahal tahu sendiri kan kalau aku ini penulis...

Yang paling semangat mendukungku buat mengambil tawaran ini Bapak, padahal jarak Bandung-Bekasi cukup jauh dan beliau lah yang akan menyetir. Katanya kalau ditolak aku nggak akan tahu rasanya bernyanyi dan bermain ukulele di atas panggung sungguhan. Iya, "sungguhan" karena pengalamanku nyanyi di panggung cuma di acara preschool yang ditonton bocah-bocah, dan di panggung audisi acara bakat yang baru masuk 100 besar aku langsung gugur, hahaha. Alasan lain mengapa PD ku jadi meningkat adalah adanya Shane, pacarku. Masih dari idenya Bapak, katanya kalau aku "macet" di panggung Shane bisa nutupin dengan gitarnya. Well, ide bagus karena permainan ukuleleku masih terbatas. Dan aku pikir bakal fun kalau kami melakukan sesuatu bersama-sama. 

Acaranya diadakan di South Lake Park, Mutiara Gading City Bekasi dari tanggal 23 sampai 24 Juni 2018. Pas macet-macetnya karena masih libur Lebaran. Sempat dilema juga sih karena kalau bolak-balik kasihan Bapak yang menyetir. Dan lagi acaranya sampai sore, kalau pulang dulu bisa-bisa keburu pagi dan kami kapan tidurnya dong, hahaha. Untung akhirnya Mas Wiweko dari Animals Lovers yang mengundangku bersedia menyediakan hotel. Soal gimana caranya 1 kamar muat 3 orang biarlah kami pikir belakangan. Yang penting aku sudah tahu gambaran acaranya dan apa saja yang harus dilakukan di sana. Less deg-degan, ---dan berhubung susah mencari waktu untuk latihan berdua Shane di rumah, kami putuskan untuk berlatih di mobil saja, di perjalanan nanti.

Lokasi acaranya di tepi danau. Asyik, ya? Jadi pengen nyebur, hehehe.

23 Juni 2018
Meski tahu harus bangun sangat awal tapi aku dan Shane masih saja nekat bergadang yang berakhir naas karena kami nyaris nggak tidur semalaman (lol). Suasana libur Lebaran masih masih sangat kuat, rasanya nggak rela kalau harus dilewatkan. Aku pikir biar nanti saja tidur di mobil, berhubung perjalanan cukup memakan waktu. Jadi rencananya setengah perjalanan untuk tidur dan setengah lagi untuk berlatih. Tapi rupanya rencana tinggal rencana. Kami nyasar sampai berkali-kali dan sempat hampir menyerah karena meski dibantu Google map tetap saja berputar di tempat yang sama :( Syukurlah titik cerah akhirnya justru datang dari Alfamart, hahaha. Bukan dari Alfamart nya sih, tapi kami punya ide konyol untuk berhenti di setiap cabang yang ditemui dan bertanya dengan siapapun yang kami temui di sana. Hasilnya rupanya lebih akurat dari Google map. Bahkan ibu-ibu yang terakhir kami temui memberi arahannya detaiiiiiiil sekali, sampai kami takjub! :D

Kami tiba tepat waktu dan langsung disambut oleh matahari yang sangat terik meskipun masih pagi. Lokasinya di area terbuka, di tepi danau buatan yang dikelilingi wisata outdoor semacam outbound dan trampolin. Dari pintu masuk ke lokasi cukup jauh tapi bisa terdengar sayup-sayup suara MC dan musik. Oh iya, aku bukan MC utama di sana, tapi mendampingi seorang MC bernama Sandi. Awalnya aku dipasangkan dengan Gaung, tapi di detik-detik terakhir diganti karena dia harus mengurus komunitas reptilnya. Meski aku diberitahu apa-apa saja yang harus dilakukan tapi Mas Wiweko bilang sebagian besar aku harus improvisasi. Lagu yang dibawakan pun nggak bisa dipastikan harus berapa banyak karena tergantung berapa lama jeda dari satu segmen ke lainnya. Dan di sana juga sebenarnya ada home band, tapi aku diundang sebagai tamu. Aku sudah bilang sama Shane jika lagu yang kami siapkan kurang, langsung "hajar" saja dengan lagu apapun yang kami tahu. Yang penting nggak sepi, hahaha.

Dan terbukti, belum juga mulai cuap-suap sebagai MC, aku langsung diminta membawakan lagu. Aku dan Shane pun naik panggung lalu langsung diperkenalkan oleh Sandi sambil sedikit diwawancara. Sudah aku duga sih bakal ada sedikit kendala, Shane mau ditanya apapun nggak akan menjawab. Bukan karena dia jutek, tapi memang belum bisa berbahasa Indonesia, hahaha :D Untung saja Sandi sangat kocak dan luwes, suasana jadi santai. Setelah dipersilakan kami bawakan 3 buah lagu; "And I Love" nya The Beatles, "If I" nya Indi Sugar (lol) alias lagu ciptaanku, dan "One Day" yang juga ciptaanku. Eh, aku agak-agak terharu lho waktu bawakan "One Day". Pasalnya, ehm, tahun lalu di bulan yang sama aku dan Shane merekam lagu itu jauh-jauhan. Aku di Indonesia dan dia di Amerika. Siapa sangka satu tahun kemudian kami bawakan lagunya berdekatan, ---sebelahan, dan dia jadi pacarku pula :'p

Aku nggak selalu main ukulele. Ada beberapa lagu yang hanya dibawakan dengan iringan gitar Shane.



Momen bersejarah tertangkap video. Pertama kalinya aku dan Shane membawakan lagu "One Day" berdekatan, lol.

***


Konsep Pet Festival ini mengenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang hewan. Jadi sebenarnya nggak berpusat pada hewan peliharaan saja. Di sini juga ada burung-burung yang dilindungi dari Taman Mini Indonesia Indah agar bisa dilihat lebih dekat oleh pengunjung. Komunitas yang terlibat antara lain; Animals Lovers, Expose, Paspamres, Koi, PSGB, ACI, Ahay Bird Sanctuary dan IBA. Mereka membawa hewan kesayangan dan koleksi masing-masing agar bisa berinteraksi. Pokoknya di area yang luas ini mereka tersebar, termasuk di "taman sentuh" alias di mini petting zoo. Tugasku sebagai MC (---yang masih ngos-ngosan habis nyanyi karena bukan penyanyi betulan, lol) adalah menggiring pengunjung agar nggak malu-malu. Maklum, banyak yang mengira kalau harus membeli tiket lagi untuk masuk ke area ini. Padahal gratis, cukup membeli tiket masuk South Lake Park saja dan mereka bebas berada di Pet Festival sampai acara selesai.

Burung Julang Emas. Oh my! Cantik sekali! :D

Kebanyakan pengunjung yang hadir adalah keluarga dengan anak yang masih kecil-kecil. Mereka-mereka inilah yang paling kelihatan antusias. Agar semakin menarik aku dan Sandi juga membuat kuis yang pertanyaannya gampang-gampang. Seperti nama-nama hewan dan karakternya. Yang bisa menjawab benar tentu dapat hadiah, yaitu goodie bag berisi snacks. Anak-anak sangat bersemangat, malah ada yang sampai nangis karena ingin hadiah tapi malu menjawab, hahaha. Meski kesannya sepele tapi cara ini efektif untuk mengenal karakter berbagai hewan. Jadi jika lain kali bertemu akan paham bagaimana cara menghadapinya. Terutama untuk hewan berbahaya seperti ular dan biawak. By the way, "bahaya" yang dimaksud adalah kalau kita nggak tahu cara menghandlenya, ya. Karena pada dasarnya hewan itu mempunyai insting dan meski sudah jinak kita tetap harus berhati-hati.

Di area Taman Sentuh atau Petting Zoo.


Aku, Sandi dan Gaung (yang awalnya akan menjadi partnerku).


Sandi sangat membantuku, tanpa dia mungkin suasana nggak akan ramai. Kalau aku blank dengan cepat dia mengisi kekosongan dengan jokesnya. Aku bersyukur baik Mas Wiweko maupun Sandi memaklumi karena ini adalah pengalaman pertamaku. Bahkan mereka berbaik hati mengizinkanku untuk "watch and learn", jadi nggak perlu menggintil Sandi kemana-mana tapi cukup melihat dan mempelajari untuk lain kesempatan. Cara ini cukup efektif sih, semakin lama aku jadi semakin PD dan mulai berani mengeluarkan inisiatif jokes. Nggak lucu juga nggak apa-apa deh, yang penting usaha, hahaha :p 

Sebelum acara selesai aku dan Shane membawakan 2 lagu lagi; "Here, There and Everywhere" nya The Beatles dan "The Will to Death" nya John Frusciante. Duh, akhirnya kesampaian juga impianku bawain lagunya John sang idola di depan umum, hahaha. 
Biar badan rasanya capek maksimal (---efek cuaca panas sepertinya) tapi aku lega karena saat meeting akhir penyelenggara puas dengan kesuksesan acara di hari pertama ini. Tentu aku juga menyadari belum ada apa-apanya dibanding Sandi, tapi aku janji di hari kedua akan lebih maksimal lagi :) Berhubung aku satu-satunya pengisi acara yang berasal dari luar kota jadi diizinkan untuk ke hotel duluan. Aku, Shane dan Bapak pun pamit. Hotel sudah dibooking oleh penyelenggara jadi kami (harusnya) sudah tinggal istirahat saja. Asyik! :D

Tapi Tuhan rupanya ingin kami berpetualang dulu. Lagi-lagi Google map nggak banyak membantu dan malah bikin kami berputar di tempat yang sama sampai 4 kali! Jarak South Lake Park ke Hotel Amaris cukup jauh dan ternyata di daerah sini banyak hotel dengan nama yang mirip. Jadi kalau nanya sama orang mereka kebanyakan bingung dan malah memberi arahan ke hotel yang lain :'D Waktu akhirnya tiba aku sudah nggak berbentuk, deh. Semua tas dan ukulele Shane yang gotong (padahal dia sendiri bawaannya banyak) karena buat jalan saja rasanya berat untuk menyeret kaki, hahaha. Kami langsung pesan extra bed karena di kamar hanya ada 2 tempat tidur. Tapi... ehm... ternyata mereka nggak punya extra bed, saudara-saudara!!! :')

Akhirnya diputuskan Bapak tidur di satu tempat tidur sementara aku dan Shane berjejalan di tempat tidur yang lain. Gimana caranya? Nah, ini yang bikin aku takjub sama Shane karena bisa tidur dengan posisi nggak biasa. Dia berbaring melintang dengan kaki ditekuk, hahaha (---iyes, kakiku nindihin perut dia). Kebayang nggak sih ukuran tempat tidur yang harusnya buat sendiri itu ditempati berdua? Shane bahkan sesekali tiduran di lantai untuk sekedar meluruskan kaki. Pokoknya kalau ditotal kami berdua hanya tidur 2 jam karena selain posisi nggak nyaman, kami juga kelaparan dan harus menunggu abang Gojek sampai jam 3 pagi karena restoran hotel sudah tutup. Kalau Bapak? Well, beliau sih nyenyak. Ngoroknya saja terasa getarannya sampai tempat tidur kami :D


24 Juni 2018
Meski bangun pas-pasan tapi aku dan Shane nggak ribet ataupun terburu-buru karena sudah mandi sebelum tidur. Jadi kami langsung ganti baju, sarapan dan berangkat. Latihannya sama seperti kemarin kami lakukan di perjalanan saja. Ada 2 lagu lain yang kami siapkan dan keduanya dari John Frusciante (---mimpi apa aku bisa bawain lagu idola 2 hari berturut-turut, uhuhu...). "Chances" dan "Interior Two" adalah lagu-lagu yang pernah aku bawakan sebelumnya di channel YouTube ku, jadi perfect untuk dijadikan back up songs kalau-kalau mendadak diminta. Aku merasa lebih relax sih, mungkin karena sudah lebih mengenal rutenya jadi nggak perlu ribet dengan Google map lagi. Sepanjang jalan aku, Shane dan Bapak banyak tertawa dan ini sangat aku syukuri :)

Bapak yang setia menemani dan mengabadikan momen.


Si pacar siaga, hahaha.


Kami tiba tepat waktu, susunan acara hampir sama seperti kemarin. Bedanya aku dan Shane tampil di tengah acara, bukan di awal. Ada beberapa kejutan menyenangkan yang hadir di hari kedua ini. Pertama, pengunjungnya lebih ramai dibanding sebelumnya. Kedua, sepupu dan dua keponakanku datang untuk melihatku tampil (hahaha, malu!). Dan ketiga, aku bertemu dengan beberapa teman pembaca. Aku senang sekali bisa menyapa dan berfoto bersama dengan mereka. Cuma sayangnya ada beberapa orang yang memperlakukan Shane seperti "objek wisata". Mereka mengajak berfoto bahkan tanpa bertanya siapa dia dan langsung pergi setelahnya. Aku sampai malu :( Out of topic, nih. Indonesia kan dikenal ramah, aku jadi sedih kalau ada yang asal jawil dan cekrak-cekrek saja... (maaf curhat, hiks).

Tapi di luar itu semuanya menyenangkan. Aku juga mulai berani memulai duluan untuk berbicara di depan pengunjung meski dagi dig dug, hahaha. Mungkin karena sudah lebih relax, aku juga jadi bisa lebih menikmati isi acara. Jadi nggak cuma sekedar mengenalkan komunitas yang akan tampil lalu langsung cari-cari bahan nge-MC lagi. Bagian favoritku adalah waktu ada komunitas yang menjelaskan bagaimana apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan ular. Dari mulai cara membedakan mana yang berbisa dan mana yang nggak, sampai cara menangani jika sampai tergigit ular berbisa. Sayang baik Bapak ataupun Shane nggak ada yang merekam part ini jadi aku nggak bisa share banyak. Tapi aku ingat jelas bahwa selama ini banyak yang salah kaprah dengan penanganan pertama saat terkena gigitan ular. Instead dihisap atau malah diikat lebih baik perlakukan seperti korban patah tulang. Misalnya bagian lengan yang tergigit, maka usahakan agar bagian itu nggak banyak digerakan (bisa disangga dengan kayu, etc) lalu segera bawa ke Rumah Sakit. 

Sini Dek, ikut naik panggung :D


Di hari kedua foto lebih sedikit karena kamera mati. Untung saja saat turun panggung Shane sempat ambil video dengan handphone nya :)


Selain itu aku juga melihat aksi burung-burung cerdas. Sumpah kocak banget, kalau nggak ingat lagi "tugas" mungkin aku bakal konsen menonton bersama parah bocah yang memenuhi sekitar panggung, hahaha. Pokoknya aku merasa di hari kedua ini lebih maksimal segala-galanya. Microphone yang sempat mati dan aku yang sempat lupa lirik (lol) rasanya nggak terlalu penting. Antusias pengunjung dan pengisi acara bikin moodku super baik :) Dan rupanya bukan hanya aku yang merasa bahwa hari kedua ini sangat maksimal. Di meeting sebelum kami pulang pihak penyelenggara pun sangat puas, bahkan rencananya akan diadakan rutin setiap bulan! Wah, meski keterlibatanku di acara ini cuma secuil, tapi aku ikut senang! Mas Wiweko bilang kepadaku dan Shane agar kami jangan kapok untuk diundang kembali. Karena rencananya di akhir bulan Agustus mereka ingin kami hadir kembali.

Di perjalanan pulang kebahagiaan kami masih terbawa. Apaaaa saja dibahas, termasuk sedikit memberi "catatan" tentang apa saja yang harus diperbaiki jika ada kesempatan di lain waktu. Selebihnya... aku dan Shane terlelap! Kami lelah bukan main karena sehabis acara sama sekali nggak kembali ke hotel dan langsung menuju Bandung. Tubuhku rasanya rindu dengan tempat tidur di kamar yang meski sempit tapi nggak harus dibagi dengan Shane, hihihi. Meski begitu aku merasa lelah ini sangat sepadan. Banyak yang bilang Indonesia kurang peduli dengan keberadaan hewan, baik pets ataupun hewan dilindungi. Tapi Pet Festival ini membuktikan sebaliknya, banyak orang-orang yang peduli dan benar-benar "do something" untuk menyebarkan awareness. Aku bangga menjadi bagian mereka :)
Yang aku harapkan sekarang semoga acara seperti ini bukan hanya di Bekasi, tapi diseluruh wilayah Indonesia! Boleh aku dapat "amin" nya, teman-teman? ;)

Vlog. Yang mudah-mudahan bisa menangkap keseruan Pet Festival :)


yang main ukulele tapi suka malu-malu kucing,

Indi


_______________________________________

Flash news:


Teman-teman, aku dibantu oleh para relawan menulis sebuah buku yang berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor" (bagian dua). Buku ini berisi kumpulan kisah nyata mengenai manusia dan hewan peliharaannya. Hasil penjualan dari buku digunakan untuk membantu hewan-hewan di penampungan (royalti cetakan pertama sudah disalurkan ke Shelter Pak Johan). Jika teman-teman ingin memiliki bukunya sekaligus berdonasi, silakan kontak aku. Harga buku Rp. 60.000 dan bisa dikirim ke seluruh wilayah Indonesia. Trims! :)


_________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 03 Januari 2015

My 2014 Moments :)

Gue ingat pernah menulis di sini tentang resolusi di tahun 2014, Eh, tahu-tahu sekarang sudah tahun 2015 :D Kata Ibu sih itu artinya gue sangat menikmati hari-hari gue, makanya waktu jadi terasa cepat, hihihi. Untuk gue 2014 merupakan tahun yang berwarna-warni. Gue banyak belajar hal-hal baru, bertemu orang-orang baru dan tentunya belajar untuk tumbuh menjadi semakin dewasa. Tapi menikmati bukan berarti tanpa hambatan, lho. Gue juga mengalami saat-saat "turun" di tahun 2014. Di awal tahun buku terbaru gue terbit dan berniat langsung melanjutkan dengan buku kelima. Tapi pada kenyataanya sampai hari ini buku baru gue masih dalam tahap penulisan. Gue juga berhenti bekerja di preschool yang cukup membuat gue bersedih. Tapi well, gue berhenti demi kebaikan, agar bisa lebih fokus dengan kesehatan dan project-project gue. Setiap pilihan yang diambil memang selalu ada resikonya, dan itu juga merupakan salah satu cara agar gue semakin dewasa. Makanya gue sebut "turun" dalam tanda kutip, karena gue percaya dalam perjalanan hidup semua yang dialami pasti ada maksudnya :)

Sekarang gue akan menuliskan apa saja yang sudah terjadi pada gue di tahun 2014. Well, of course nggak semua, hihihi. Tapi gue akan menuliskan beberapa yang berkesan ---atau yang gue sebut sebagai "pencapaian". Menulisnya di sini membuat gue senantiasa untuk ingat dan bersyukur dengan hidup gue yang penuh berkah. Juga membuat gue semakin bersemangat untuk melakukan banyak hal dan membuat rencana di tahun 2015 :) Sebenarnya setiap hari, ketika bangun tidur gue anggap sebagai kesempatan baru dari Tuhan untuk membuat hari yang lebih baik, nggak perlu menunggu tahun baru. Tapi 1 tahun merupakan jarak waktu yang tepat untuk "mengukur" sejauh mana yang sudah gue capai :)

1. Menulis buku "Conversation for Preschoolers"
Setelah menulis 3 buah novel akhirnya gue menulis buku dengan genre lain. Super excited, karena meskipun pengetahuan gue masih belum seberapa di bidang pendidikan, tapi gue sangat mencintai dunia anak-anak. Buku "Conversation for Preschoolers" berisi pelajaran Bahasa Inggris sederhana untuk anak-anak usia pra sekolah. Diterbitkan di bulan Januari oleh Idea World Kidz, buku ini menjadi pembuka tahun 2014 :)




2. Eris, anjing kesayangan gue menjadi bintang!
Setelah menemukan tumor di payudara kiri gue pada bulan November 2013, kisah Eris mulai tercium oleh beberapa media. Yang pertama kisahnya diliput oleh Vemale.com pada bulan Maret dengan judul "Nyawaku Selamat, Anjing Kesayanganku Mendeteksi Tumor Payudara di Tubuhku", dan yang kedua diliput oleh program Spotlite Trans 7 dengan judul segmen "Aksi Hebat Manusia dan Hewan". Ini benar-benar mengejutkan karena waktu acaranya tayang gue sedang bekerja dan baru nonton justru setelah ada yang mengupload videonya ke YouTube! Sejak pertama kali bertemu dengan Eris gue tahu bahwa ia sayang sekali sama gue, tapi nggak menyangka ia bisa sampai menyelamatkan nyawa gue :)




3. Muncul di majalah GoGirl lagi
Gue ingat kemunculan pertama gue di media adalah di majalah GoGirl lewat tulisan singkat di rubrik "You Say So" pada tahun 2007. Lalu 1 tahun kemudian gue diinterview untuk edisi ulang tahun mereka untuk edisi ulang tahun GoGirl. Nah, di bulan Maret 2014 gue kembali mucul di rubrik "Post Anything". Di sana gue membuat list dengan judul "5 2D Cartoon Movie". Rata-rata judul yang gue masukan film Disney, hihihi.



4. Menjadi bintang tamu di workshop "Dari Menulis Menjadi Buku"
Selain ini adalah pengalaman pertama gue mengisi acara workshop, ini juga jadi acara pertama dari event organizer nya Ray. Selalu senang kalau Ray bisa menjadi MC untuk acara gue, bikin suasana jadi lebih relax. Banyak pelajaran berharga yang gue ambil dari event ini, dan bonusnya banyak bertemu dengan teman baru yang ber-passion sama seperti gue! :)




5. Jadi Puteri Salju (hihihi)
Lagi-lagi ini juga jadi moment pertama, di tahun-tahun sebelumnya gue belum pernah menulis naskah drama :D Kebetulan Starbright, preschool tempat gue mengajar akan ada acara school leavers' alias kelulusan. Gue dipercaya sebagai scrip writer sekaligus menjadi pemeran utama! Wah, rasanya sungguh nggak terlupakan. Setelah begadang bikin naskah gue juga harus latihan ekstra karena dapat part lebih banyak dari pemain lain. Karena bekerja dengan para balita gue juga merangkap sebagai "pemberi clue" waktu di atas panggung supaya mereka tahu kapan harus turun dan naik panggung. Priceless! :)




6. Menjadi bintang tamu di Yayasan AIDS Indonesia Roadshow to School
Gue terdaftar sebagai relawan di Yayasan AIDS Indonesia sejak tahun 2007. Alasan gue mendaftar karena pacar gue semasa SMA adalah ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan gue ingin membagikan informasi yang benar pada anak-anak usia sekolah tentang HIV/AIDS. Gue menjadi bintang tamu di SMPN 179 Jakarta dan ditemani oleh Sheryl Sheinafia (penyanyi). Selain talk show juga diputar film MIKA, yang diinspirasi oleh novel pertama gue yang berjudul "Waktu Aku sama Mika". 




7. Bintang tamu di acara kopi darat ODHA Berhak Sehat di Cibeunying Park
Baru kali ini gue diundang ke acara yang konsepnya piknik, hihihi. Ternyata seru juga karena bisa lebih santai akrab :) ODHA Berkah Sehat adalah komunitas yang mengajak anak muda untuk memahami isu HIV/AIDS dengan cara yang fun. Di acara ini gue berbagi pengalaman ketika berpacaran dengan Mika yang juga seorang ODHA. Pesertanya beragam, ada anak sekolah, guru, ibu rumah tangga sampai pengusaha. Semuanya sangat antusias untuk mendapatkan dan berbagi ilmu. Di acara ini pula gue pertama kali berkenalan dengan D-100 Community :)




8. Pembicara di HIV/AIDS Awareness 
Mendekati bulan Desember yang diperingati sebagai hari AIDS sedunia semakin banyak event yang berkaitan dengan isu HIV/AIDS. Gue juga mendapat kesempatan untuk menjadi pembicara di Politeknik Bandung pada bulan November terkait isu tersebut :) Di sini gue ditemani oleh Kak Taufik dari Rumah Cemara yang menjadi narasumber. It was super fun, semenjak hari itu gue berteman dengan Kak Taufik dan mendapatkan banyak ilmu baru. Mahasiswa di Polban juga diajak untuk menonton film Mika. Sejauh sejarah nobar, di sinilah yang sambutannya paling "meriah". Suara mereka yang sedang menonton di dalam ruangan sampai terdengar keluar meskipun pintu ditutup rapat! :D




9. Live interview di I-Radio Jakarta
Aww, this is the sweetest interview so far :))) Andrew, produser I-Radio yang mengundang gue ternyata adalah pembaca dari novel-novel gue. Pertanyaan yang diajukan oleh penyiar Kamal dan Feli sangat santun dan ramah. Isu yang diangkat adalah HIV/AIDS dan mereka sama sekali nggak memberikan pertanyaan "kepo" seperti kebanyakan yang sudah-sudah, hihihi. Interview nya berlangsung selama 1 jam lebih dan selama itu gue harus menahan kedinginan. Ya, ampun ternyata AC studionya dingiiiiin sekali. Menurut Bapak yang mengantar gue saat itu, ini adalah salah satu dari radio yang berkesan selain Global radio yang mewawancara kami tentang Aerosmith di tahun 2013 lalu, hihihi.




10. Nonton Bareng film Mika bersama D-100 Community
Seperti yang gue sebutkan sebelumnya, gue mengenal sebagian dari anggota D-100 Community saat gue diundang ke acara Kopi darat ODHA Berhak Sehat. Setelah itu gue mulai berkenalan dengan seluruh anggotanya dan membantu mereka mengadakan event gathering. D-100 Community adalah komunitas ODHA dari RS. Borromeus, mereka ingin berkumpul sekaligus mengajak masyarakat agar mengenal apa itu HIV/AIDS. Dipilihlah film Mika untuk diputar di Taman Film Bandung pada tanggal 7 Desember. Hasilnya sangat nggak diduga, ternyata ratusan warga Bandung banyak yang ikut menonton bersama kami! Benar-benar pengalaman nggak terlupakan yang menutup tahun 2014 :D



Wah, serius lho, gue menulis 10 moment di atas sambil agak berkaca-kaca, hihihi. Gue benar-benar menikmati tahun 2014 rupanya sampai-sampai semuanya terasa masih fresh dalam ingatan. Gue ingat menulis resolusi tahun 2014 di sini seperti ini; Gue ingin bisa bermain cup song dan belajar American Sign Language alias bahasa isyarat Amerika! Ternyata gue benar-benar mewujudkannya, bahkan sempat merekam aksi keduanya dan diupload ke YouTube :D Well, untuk bahasa isyaratnya memang masih perlu banyak latihan, but I want to congrats my self (lol) karena sudah berani mencoba. Beneran deh, memulai itu jauh lebih sulit daripada menjalaninya, lho, hihihi.


Berhasil bermain "cup song" dan belajar bahasa isyarat Amerika :)

Masih ada beberapa hal berkesan lain yang mungkin akan gue tulis di post terpisah. Kalau di sini semua takutnya teman-teman bosan membacanya, hehehe. Ada yang bilang, buat apa kita membuat resolusi karena yang terpenting jalani saja setiap hari sebaik mungkin. Well, itu memang nggak ada salahnya, dan dulu gue juga begitu. Tapi mempunyai resolusi justru membuat gue bangun setiap hari dengan perasaan lebih semangat. Begitu membuka mata rasanya nggak sabar untuk melakukan hal-hal yang sudah gue rencanakan. Di akhir tahun ketika sadar resolusi yang sudah gue buat tercapai, rasanya priceless... Waktu membuat mungkin ada perasaan nggak yakin, tapi setelah dijalani rasanya akan semakin mudah. Kalau pun sampai akhir tahu masih belum tercapai atau kurang sempurna, at least sudah mencoba. And you should congrats your self for that! :D
So, selamat datang tahun 2015, semoga gue bisa menjadi pribadi yang lebih baik! :)

happy girl,

Indi



_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Minggu, 30 November 2014

Warna-Warni HIV/AIDS Awareness 2014: Ada Haru, Ada Tawa, Ada Teman-Teman Baru :)


Hai my beloved bloggies friends! Kemarin, 28 November 2014 gue mendapat (another) awesome experience. Gue mengisi acara talk show "HIV/AIDS Awareness 2014" di Kampus Politeknik Bandung Program Studi Usaha Pejalanan Wisata. Untuk gue ini adalah pengalaman yang kedua mengisi acara dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia dengan audience mahasiswa. Tahun lalu gue berbicara di hadapan mahasiswa-mahasiswa Universtitas Diponegoro Semarang, meski begitu tetap nggak mengurangi perasaan excited gue :)

Kali ini gue nggak sendirian, tapi ditemani oleh Kak Taufik dari Rumah Cemara. Di pertemuan pertama kami ini langsung akrab, lho meskipun sebelumnya hanya berkomunikasi lewat SMS, hihihi. Dan untuk MC nya, guess who? Pasti yang sering mampir ke sini bisa menebak, ya; the one and only Ray ;)
Acara dimulai jam 1 siang dan dibuka dengan sesi sharing bersama Kak Taufik. Nah, waktu sesi ini gue belum datang karena rencananya memang dibagi menjadi 2 sesi sharing, yaitu bersama Kak Taufik lalu bersama gue. Menurut Ray ada banyak sekali yang datang, ia bahkan mengirimi gue foto suasana di ruangan yang membuat gue semakin ingin cepat-cepat tiba, hihihi. Akhirnya, sekitar jam 2.30 sore gue yang diantar Bapak tiba dengan selamat meskipun sempat terjebak macet dan hujan lebat. Sesi bersama Kak Taufik sudah selesai dan audience sedang nonton bareng film Mika. Sambil menunggu gue sempatkan dulu mengobrol sana-sini dengan Ray dan Kak Taufik. Lumayan, masih punya banyak waktu karena durasi filmnya 1 jam lebih :)



Bersama Kak Taufik Rumah Cemara sambil berpose dengan karya-karya gue :) 

Dari luar ruangan, meskipun pintu tertutup tapi gue bisa mendengar reaksi teman-teman audience di dalam. Wah, benar-benar bikin merinding. Waktu ada adegan lucu mereka kompak tertawa, waktu ada adegan yang bikin gemas gue nggak bisa menahan tawa karena komentar-komentar mereka cukup jelas tedengar. Dan waktu mendekati ending film tiba-tiba ruangan sangat sepi, samar-samar gue mendengar suara isak tangis yang diakhiri dengan tepuk tangan seru ketika film selesai. Wah, kalau saja gue nggak harus mengisi acara kemungkinan besar gue sudah ikut menangis saking terharunya :') Film Mika yang diinspirasi oleh kisah hidup gue yang dinovelkan dengan judul "Waktu Aku sama Mika" dipilih untuk diputar di hari AIDS sedunia karena menceritakan kisah hidup Mika, seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang berpacaran dengan gue selama 3 tahun terakhir hidupnya. Melalui film ini audience bisa "mengenal" Mika dan melihat seperti apa kehidupan kami yang (sebenarnya) nggak jauh berbeda dengan orang lain.



Ada yang masih menangis haru ketika gue masuk ruangan :')

Ray dan Kak Taufik masuk ke dalam ruangan lebih dulu, lalu disusul oleh gue yang langsung disambut tepuk tangan meriah. Rasa haru gue jadi semakin bertambah, hihihi :'D Rupanya profile gue sudah dibacakan sebelum gue tiba, jadi audience sudah cukup mengenal gue, seenggaknya mereka tahu bahwa gue adalah "Indi nyata" dari film yang baru saja mereka tonton :) Hanya dalam beberapa detik gue menyadari bahwa beberapa dari mereka masih ada yang bermata sembab karena menonton film Mika. Untung saja suasanya santai, jadi alih-alih sedih berlarut-larut kami dengan cepat tertawa karena Ray juga tanpa ragu melontarkan lelucon.

Ray membawakan acara talk show dengan santai :)

Di sesi sharing ini gue bercerita tentang tentang latar belakang novel "Waktu Aku sama Mika" yang lalu menjadi film Mika. Gue juga bercerita tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari HIV/AIDS. Pokoknya gue bercerita tentang hal-hal yang memang sudah akrab tapi sebenarnya bisa dilakukan untuk melindungi diri, misalnya saja dengan mencari informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Setelah itu giliran audience yang diberikan kesempatan untuk bertanya pada gue. Boleh tanya apa saja, asalkan masih sesuai tema dan jika bertanya tentang Mika nggak ke hal yang terlalu sensitif/pribadi ;) Pertanyaan yang gue dapat beragam sekali dan semuanya sangat antusias. Well, sejauh ini gue memang blessed bertemu dengan teman-teman baru yang selalu antusias, tapi kali ini antusiasnya super sekali, hehehe. Ada yang bertanya tentang kegiatan gue di yayasan AIDS, ada yang bertanya tentang hal-hal mengesankan bersama Mika yang nggak diceritakan di film, ada juga yang bertanya tentang proses penulisan naskah dan lain-lain. Terlihat sekali ya mereka tertarik dengan banyak hal, salut :) Tentang Mika gue jawab bahwa ia istimewa bukan karena ia ODHA. Mika istimewa karena bagaimana cara ia memperlakukan gue dan tentu saja kepribadiannya. Karena menurut gue semua orang itu sama, apapun yang ia idap nggak perlu dijadikan label. Gue sebagai seorang scolioser (pengidap scoliosis) nggak mau hanya dikenal karena apa yang gue idap, dan gue yakin Mika juga begitu :)




Pengetahuan gue tentang HIV/AIDS sudah pasti masih kalah dengan Kak Taufik, tapi setiap ada yang bertanya gue selalu mencoba menjawab sebaik mungkin. Karena menurut gue nggak perlu jadi seorang expert untuk stop diskriminasi dan stigma. Mulailah memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan, siapapun itu. Dan untuk menjadi seseorang yang peduli dengan isu HIV/AIDS bukan berarti harus menjadi relawan di sebuah yayasan atau organisasi. Menurut gue dengan membantu menyebarkan info yang benar di kalangan kecil seperti teman atau keluarga sudah merupakan bentuk untuk menunjukan rasa peduli. Hal kecil jika dilakukan terus menerus tentu akan menjadi besar, kan? ;)

Setelah semuanya puas memberikan pertanyaan giliran gue dan Kak Taufik yang bertanya kepada audience. Untuk yang bisa menjawab pertanyaan kami dapat hadiah, lho. Hadiahnya adalah novel charity "Guruku Berbulu dan Berekor" karya gue (yang dibantu oleh beberapa volunteer) dan sebuah stiker dari Tiloe, event organizer yang menyelenggarakan acara ini. Pertanyaannya mudah-mudah, kok. Kak Taufik bertanya tentang hal apa saja yang bisa menularkan HIV/AIDS sedangkan gue bertanya tentang hal apa saja yang nggak bisa menularkan HIV/AIDS. Semuanya bisa dijawab dengan cepat, sampai-sampai hampir berebutan, hihihi. Eh, tapi ada lho satu pertanyaan yang cukup tricky, yaitu 'Apakah ODHA bisa memiliki anak yang negatif? Jika bisa bagaimana caranya?' Setelah beberapa audience gagal menjawab akhirnya ada juga yang berhasil. Congratulations! :D Btw, kalau-kalau diantara pembaca ada yang penasaran, nih gue kasih bocoran; ODHA bisa kok punya anak yang berstatus negatif :)

Acara ditutup dengan sesi foto dan book signing. Luar biasa sekali sampai akhir acara energi audience sepertinya sama sekali belum berkurang, hihihi. Sampai-sampai ada yang mengajak selfie segala :'D Oya, salut deh dengan mereka, soalnya selain antusias, open minded juga sangat helpful. Mereka sudah menyiapkan selembar kertas yang bertuliskan nama masing-masing, jadi gue nggak harus bertanya lagi nama yang ingin ditulis di buku yang akan ditandatangi. Simpel tapi manis sekali, hihihi :) Gue sangat senang dan bersyukur acara ini berjalan dengan sangat lancar (dan ramai, lol). Bisa berbagi ilmu dan mendapatkan teman-teman baru sungguh pengalaman yang berharga buat gue. Terima kasih banyak untuk Polban, Ray, Tiloe, Kak Taufik dari Rumah Cemara dan Homerian Pustaka yang membuat acara ini terwujud. Gue harap akan ada semakin banyak orang peduli bukan hanya karena ada saudara atau teman mereka yang mengidap HIV/AIDS. Peduli datangnya dari hati dan nggak pernah ada kata terlalu cepat untuk memulai :)





Sampai bertemu lagi, teman-teman! :)




keep fighting,

Indi

nb: 
*Senin, 1 Desember 2014 gue akan live interview di I-radio 89.6 FM Jakarta jam 5 sore. Jika kebetulan ada waktu luang, yuk stay tuned! ;)
*Minggu, 7 Desember 2014 film MIKA akan diputar di Taman Film Bandung (Terusan Taman Pasupati) pukul 4 sore. Gue dan D-100 Community akan hadir di sana. Yuk, kita nobar. Gratis! :)


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 15 Oktober 2014

Piknik Seru Sambil Berbagi Ilmu bersama ODHA Berhak Sehat dan Indi Sugar :)


What I wore? Hair Bow, Overall dress, Top: Toko Kecil Indi | Watch: Sanrio | Socks: Pasar Baru | Shoes: Chello 


Howdy do, my bloggies friends! Semoga semuanya baik-baik saja ya meskipun cuaca sedang agak kering ;) Beberapa waktu lalu gue sempat menyebutkan bahwa ada beberapa hal baru yang sedang gue kerjakan belakangan ini. Nah, salah satunya pada tanggal 11 Oktober 2014 kemarin gue diundang oleh ODHA Berhak Sehat untuk sharing sekaligus kopi darat di Taman Cibeunying Bandung. Ketika ditawari, gue langsung mengiyakan meskipun sebelumnya hanya mengenal ODHA Berhak Sehat (disingkat “OBS”) dari twitter. Alasannya tentu saja karena menurut gue visi dan misi dari OBS sangat positif. Mereka ingin memberikan informasi tentang isu HIV/AIDS pada masyarakat baik tua maupun muda dengan cara yang “berbeda”, yang tentu saja akan lebih efektif dari pada cara yang konvensional :D

Mungkin ada teman-teman yang belum tahu kenapa gue bisa terlibat dengan isu HIV/AIDS. Well, pada awalnya gue juga sama seperti kebanyakan anak-anak seusia gue pada waktu itu (15 tahun), sama sekali nggak tahu apa-apa soal HIV/AIDS sampai suatu hari bertemu dengan Mika, pacar pertama gue yang sampai hari ini gue anggap sebagai laki-laki luar biasa. Mika adalah laki-laki yang berusia 7 tahun diatas gue yang juga seorang ODHA, orang dengan HIV/AIDS. Bersamanya gue mendapatkan pelajaran tentang banyak hal, membuat gue menjadi pribadi yang semakin positif meskipun hidup Mika sendiri nggak mudah. Banyak orang yang memberinya label-label negatif, temasuk beberapa teman gue. Itulah yang membuat gue ingin mengenal tentang isu HIV/AIDS setelah kepergian Mika.

Gue excited sekali saat bersiap-siap untuk kopi darat bersama sahabat OBS. Selain nggak sabar untuk sharing tentang pengalaman bersama Mika, gue juga nggak sabar untuk bertemu teman-teman baru. Apalagi konsep kopi daratnya unik sekali, yaitu piknik di taman kota. Dari rumah gue membawa sedikit bekal untuk dinikmati bersama di sana; satu kotak roti dan beberapa batang lollipop. Hehehe, gue memang bukan anak-anak lagi, tapi untuk gue lollipop adalah permen yang punya nilai historis, karena dulu Mika selalu memberi gue lollipop setiap kami bertemu :)

Gue sudah bersiap dengan lollipop dan pita merah yang disematkan di dada kiri :)

Waktu gue tiba di Cibeunying Park banyak hal-hal yang mengejutkan (---selain gue nyasar sampai satu jam karena mengikuti petunjuk dari 4 juru parkir berbeda, lol---). Di sana sudah ada Ayu dan Sindi, admin dari ODHA Berhak Sehat dan beberapa teman-teman yang baru saja gue kenal ketika sharing berlangsung. Latar belakang mereka berbeda-beda, ada karyawan, guru, wirausahawan sampai dengan ibu rumah tangga. Nah, yang paling istimewa ada yang jauh-jauh datang dari Jakarta! :) Kami saling berkenalan dan berbagi kisah dengan santai, sambil diiringi canda dan cemal-cemil. Menyenangkan sekali.

Mengenalkan diri :)

Meski lupa bawa tikar tapi tetap betah, hihihi.

Meski kesannya santai, tapi kami mendapatkan banyak ilmu. Latar belakang kami yang berbeda membuat kami bisa bertukar infomasi-informasi seputar HIV/AIDS. Gue jadi tahu bagaimana ARV itu bekerja (well, sebenarnya gue menulis tentang ini di skripsi, tapi nggak terlalu mendalam), gue juga jadi tahu bagaimana ARV bisa menyebar ke seluruh Indonesia. Bahkan kami berbagi hal-hal yang mendasar, seperti misalnya tentang hal-hal yang bisa menularkan HIV, karena ada beberapa dari kami yang belum tahu. Dan itu membuat gue sangat sangat sangat salut, mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang HIV/AIDS karena mereka peduli, bukan ‘hanya’ karena ada teman atau keluarga mereka yang mengidap :)

Piknik ini sepertinya sudah cukup untuk menjelaskan tentang apa yang ingin disampaikan oleh OBS. Kami makan bersama, duduk bersama, saling berangkulan tanpa melihat latar belakang. Kami semua sama, ODHA atau bukan it doesn’t matter. Itulah kekuatan dari sharing, kita jadi nggak menduga-duga dan takut karena sesuatu yang nggak jelas. Jika nggak ada yang bilang, orang yang melihat kami pasti nggak ada yang bisa membedakan siapa diantara kami yang ODHA dan bukan :) Dulu gue merasa Mika sama saja seperti gue, nggak ada yang membedakan kami apalagi kami saling jatuh cinta. Tapi orang-orang bilang itu karena gue nggak mengerti apa itu HIV/AIDS, karena gue nggak tahu kenapa Mika bisa begitu. Setelah dewasa gue sadar bahwa gue nggak salah, tapi merekalah yang memberikan prasangka dan judgment sebelum benar-benar mengenal Mika. Padahal siapa saja bisa terjangkit HIV, bahkan anak-anak, dan memberi label pada ODHA tentu saja bukan hal yang bijak. Mereka nggak mengerikan, mereka hanya sakit. Dan kita juga bisa begitu, kan?

Nggak terasa langit semakin gelap dan adzan magrib sudah terdengar. Keasyikan kebersamaan kami membuat waktu nggak terasa. Kami betah saja duduk berlama-lama beralaskan rumput karena admin OBS lupa membawa tikar, hihihi. Sebelum ditutup ada beberapa hadiah yang dibagikan. Semua yang hadir mendapatkan stiker ODHA Berhak Sehat dan salah seorang peserta, Syifa mendapatkan hadiah istimewa berupa T shirt karena sudah jauh-jauh datang dari Jakarta. Gue juga mendapatkan sebuah buku yang berisi kumpulan cerita pendek dari IPPI Indonesia yang berjudul “Aku Kartini Bernyawa Sembilan”, senang sekali :) Dan untuk teman-teman baru di sana gue juga membawa 2  buah novel “Karena Cinta Itu Sempurna” yang berisi biografi mini gue termasuk menceritakan saat-saat gue bersama Mika. Semoga saja memberi manfaat :)

Ada yang jauh-jauh datang dari Jakarta dapat hadiah istimewa! Hihihi. Congrats, Syifa! :)

Diwakili Ayu, gue mendapatkan buku kumpulan cerpen "Aku Kartini Bernyawa Sembilan" :)

Novel Karena Cinta Itu Senpurna untuk Andri dan Anis :)

Sebelum berpamitan kami berfoto bersama. Perasaan gue begitu senang dan bangga atas piknik yang diselenggarakan oleh ODHA Berhak Sehat ini. Ayu, Hendra, Anis, Deni, Andri, Sindi, Lina, Syifa dan Rini menjadi teman-teman baru gue. Sungguh luar biasa apa yang mereka lakukan, membuka diri untuk berbagi dan menerima ilmu-ilmu baru. Menurut gue membuka diri untuk hal baru adalah hal yang indah. Dulu gue nggak tahu apa-apa soal scoliosis dan baru mencaritahu setelah gue sendiri mengidap scoliosis di usia 13 tahun. Gue juga baru mencari tahu tentang HIV/AIDS setelah gue berpacaran dengan Mika. Memang nggak ada kata terlambat, tapi mencari tahu karena kita peduli dan bukan karena merasa “harus” akan lebih baik. Itu membuat kita open minded dan menghentikan dari prasangka-prasangka akibat keenggaktahuan kita terhadap suatu hal. Rini dan Syifa ingin tahu lebih banyak tentang HIV/AIDS setelah membaca novel “Waktu Aku sama Mika”. Mereka nggak mengenal Mika, tapi mereka peduli dan ingin melakukan perubahan. Jika mereka bisa, gue percaya semua juga bisa. Langkah ODHA Berhak Sehat ini mungkin terlihat kecil, kami hanya sekelompok orang. Tapi bayangkan jika setelah pulang semuanya membagi kisah tentang pertemuan ini pada teman-teman, keluarga atau bahkan di sosial media... 
Let’s start sharing! ;)

Berpose dengan stiker dari ODHA Berhak Sehat :)

Thanks a lot untuk Bapak yang menemani gue sepanjang sore. Love you, Daddy! :)

Link:
-          ODHA Berhak Sehat
-          IPPI Indonesia
-          Indi Sugar


Lollipop girl,


Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Email: namaku_indikecil@yahoo.com