Tampilkan postingan dengan label tahun baru. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tahun baru. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Januari 2021

Tahun Baru: Waktunya untuk Pulang :)

Selamat tahun baru! Hore, 2021! Kita semua berhasil melalui 2020, teman-teman! :) *peluk*

I know, I know, tahun berganti bukan berarti semuanya otomatis menjadi lebih baik. Tapi aku hanya ingin memberikan vibes positif, meski hanya sedikit di tahun baru ini :) Tahun 2020 terasa berat untuk kita semua. Banyak di antara kita (termasuk aku) yang harus kehilangan pekerjaan. Bahkan nggak sedikit yang harus ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sedikit optimis sepertinya bisa memberi harapan, dan membuat perasaan (suasana hati) menjadi lebih baik. Betul, kan? ;)


Orangtuaku selalu bilang, tahun baru itu waktunya untuk membuat harapan dan semangat baru. Meski sebetulnya kapan saja bisa, tapi saat tahun baru hampir semua orang melakukannya. Mereka percaya doa menjadi lebih kuat saat dipanjatkan bersama-sama, ---dan aku pun begitu. Makanya aku selalu merasa tahun baru itu istimewa, jadi dalam keadaan apapun aku dan Shane selalu usahakan untuk datang ke rumah orangtua aku. Termasuk tahun ini, sejak akhir Desember 2020 Ibu sudah sibuk bertanya padaku dan Shane ingin makan apa di sana. Request kami sih sederhana, hanya ingin lumpia buatan Ibu dan jagung bakar, hehe. Sudah tradisi sejak aku kecil, terutama jagung bakar. Mungkin karena itu satu-satunya menu yang netral, bisa dimakan oleh semua, ---bahkan saat aku masih jadi pemakan segala, lalu vegetarian, sampai vegan sekarang, hahaha (sejak 4 tahun lalu) :p


Aku dan Shane lagi total nggak kemana-mana, terakhir ke luar ya di bulan Oktober 2020 lalu. Itu pun (lagi-lagi) hanya ke rumah ortu untuk Halloween lalu dilanjutkan ke hotel karena berdekatan dengan ulang tahun pernikahan kami. Selebihnya kami hanya di rumah saja. Sempat bingung juga mau beli hadiah tahun baru di mana karena, seriuosly, kami malas banget ke mana-mana :D Akhirnya kami putuskan berbelanja online. Untuk Ibu, Bapak dan Nenek kami pesan jam dinding customize gitu, ada foto kami sekeluarga. Khusus untuk Nenek, kami pilih foto yang ada beliau dan Ibu Mertua? Kenapa? Karena mereka BFF, hahaha. Jadi kami pikir beliau akan senang. Meskipun pasti kadonya akan diterima terlambat, karena Nenek merayakan tahun baru di vilanya, di Purwakarta. Untuk dua keponakanku, Ali dan Abi Cody, aku dan Shane hanya membeli cokelat karena mereka sudah punya banyak mainan. Lagian, mereka sih lebih happy kalau dapat makanan dibandingkan barang xD


Di malam tahun baru aku dan Shane akan berangkat ke rumah orangtua. Kami putuskan untuk memakai Gocar agar lebih praktis. Barang-barang perbekalan menginap sudah diturunkan ke lobby waktu kami sadar kalau kami kesorean. Uh oh, baru ingat kalau jalan di daerah kami akan ditutup jam 6 sore nanti. Nggak ada Gocar dan taksi yang kosong waktu kami memesannya via aplikasi, huhu. Untung saja Ibu memang akan keluar rumah, jadi bisa sekalian menjemput kami. Agak malu juga sih, niatnya mengunjungi eh malah merepotkan, hehehe. Tapi yaaa mau bagaimana lagi, malam tahun baru macet, makanya kami malas pakai mobil sendiri :D


Ketika tiba kami langsung disambut sama dua keponakan yang kupanggil "the babies", ---yang kata Shane mending dipanggil "the boys" saja karena sudah pada besar, hahaha. Mereka ini nggak selalu ada di rumah ortu, kadang ya di rumah mereka sendiri yang jaraknya nggak jauh dari rumah ortu, atau malah di rumah Nenek mereka (dari pihak bundanya). Tapi kalau saat istimewa seperti ini pasti berkunjung dan menginap, bikin rumah makin ramai. Karena mereka sedang main, jadi aku ikutan. Padahal niatnya begitu tiba mau santai di depan TV sambil rebahan di sofa. Eh, ternyata realitanya sofa penuh dengan mainan dan malah ada kolam renang karet di tengah ruangan, hahaha.


Biasanya aku rebahan di sini, eh sama the babies malah dipakai gelaran kolam karet T_T hahaha.

Aku sih ikut saja pokoknya, gak ngerti juga ini main apaan xD


Seperti biasa kalau ada Ibu, aku dan Shane bisa makan sampai 5 kali sehari soalnya beliau hobi masak. Ketika aku sibuk bermain dengan the babies, Ibu langsung menyiapkan lumpia istimewa request dari kami. Sengaja, aku dan Shane memang belum makan dari rumah, hihi. Saking banyaknya lumpia yang kami makan, kami sampai minta break dulu sebelum lanjut makan jagung bakar. Padahal Ali sudah semangat untuk bakar jagung sendiri. "Sekarang kan kita lagi pesta," begitu katanya :D Dan dipikir-pikir memang baiknya kami bakar jagung segera sih, soalnya kalau nggak pasti Ali dan Cody keburu ngantuk. Mereka kan balita, masa iya mau ikut begadang sampai tengah malam :D Akhirnya, kami pun berusaha sekeras mungkin memberi ruang di perut untuk jagung bakar buatan Ali, ---yang ternyata bumbunya pure saos tomat doang, hahaha. Tapi enak kok :D


Ini anak celananya kemana coba? :’D Bener-bener gak karuan, bandoku saja sampai pindah ke kepala Ali T_T

Ali bangga dengan jagung bakar buatannya :)


Aku senang Ibu dan Bapak menyukai kado kami. Saking bersemangatnya mereka langsung pasangkan jarum dan baterainya. Sekalian yang punya Nenek juga dipasangkan supaya ketika beliau tiba di Bandung bisa langsung dipajang. Kalau the babies sih nggak perlu ditanya, mereka sudah pasti terobsesi dengan kado tahun barunya, hahaha. Nggak sampai 5 menit mereka langsung lahap cokelatnya plus berebutan pula karena cokelat Cody habis duluan :D Ya, begitulah... heboh dan hangat. Kalau ada mereka tiap hari aku nyerah, tapi juga kangen kalau lama nggak bertemu, hehehe.


My family :)

Dengan kado-kado dariku dan Shane :)


Oya, berhubung aku dan Shane nggak ke mana-mana untuk membeli kado, kami nggak bawa apa-apa untuk Eris, anjing kesayangan kami :( Sebetulnya kalau ada Gocar yang sih kami mau mampir dulu di petshop, tapi ternyata nggak seperti yang direncanakan. Sebagai gantinya, aku cuci tempat tidur Eris sampai cling. Biar tahun baru tidurnya nyenyak :D


Foto waktu Eris aku ajak ke halaman rumah, eh gak mau balik dia :D


(Edit: Saat tulisan ini dibuat kami sudah beli kado untuk Eris, hehehe).


Betul saja seperti perkiraanku, sebelum tengah malam Ali dan Cody sudah tidur. Aku jadi leluasa buat nonton TV di sofa. Iya, di sofa! Finally xD Banyak film seru yang diputar. Rasanya seperti dapat kado tahun baru dari TV kabel karena sampai 2 hari ke depan ada beberapa channel yang gratis. Aku benar-benar manfaatkannya sampai-sampai begadang. Mata sepet pun nggak terasa, hahaha. Tapi tentu kerjaanku nggak cuma makan dan nonton TV saja dong. Aku ngobrol-ngobrol sama Ibu dan Bapak sampai puas (asli, ngalor-ngidul, dari mulai ngomongin tetangga sampai acara TV, lol). Dan yang paling seru aku juga menemukan banyak album foto lama. Bapak menunjukkan foto-foto almarhum Kakek dan Nenek, yang ternyata mereka dulu keren sekali. Jadi terharu, huhu. Maklumlah aku masih kecil waktu mereka meninggal, jadi memoriku dengan mereka hanya sedikit :') Shane juga nggak kalah amazenya melihat foto-foto masa kecilku. Katanya nggak kebayang dulu aku kecilnya sebandel Ali dan Cody, hahaha. Eh, padahal nggak lho, dulu aku manis kok :p


Masakan Ibu. Semuanya enak, tapi favoritku dan Shane tentu lumpia vegan. Yummy! :p

Menunjukkan foto-foto masa kecilku sama Shane, hahaha.


Saking happynya aku di rumah ortu, kamar tidur yang sudah disiapkan jadi jarang banget ditempati. Seringnya aku di ruang TV, ---dan ruang makan, hehe. Rasanya kalau tidur tuh sayang, takutnya missing out. Meski aku sangat menikmati tinggal berdua saja dengan Shane di rumah mungil kami, tapi ada lho hari-hari di mana aku mikir, "Kayanya enak ya tinggal satu rumah tumplek-tumplek gitu." Tapi aku sadar, untukku (dan Shane) itu bukan kondisi ideal. Buat kami lebih fair untuk tinggal terpisah, karena Shane juga kan tinggal berjauhan sekali dengan orangtuanya, dan dia rela tinggal di mana saja asalkan aku happy. (Sebetulnya Ibu Mertua ingin aku tinggal di Amerika, btw, tapi berhubung aku lebih happy di sini, Shane bilang dia saja yang ikut aku). Juga dari sisi ortuku, mereka sudah membesarkanku sampai segini besarnya (hahaha), rasanya lebih fair jika memberi mereka ruang untuk menikmati masa tua mereka :)


Lagipula aku jadi punya tempat untuk "pulang", ada rasa rindu dan alasan untuk kembali ke rumah masa kecilku karena ada Ibu dan Bapak di sana :)

Kami menginap selama 2 malam. Di perjalanan ke rumah kami aku sudah kangen lagi sama mereka (termasuk sama the babies dan Eris juga). Lucunya dulu aku suka berpikir kalau kangen itu hanya berlaku untuk yang tinggalnya berjauhan. Tapi setelah 2 tahun tinggal terpisah, aku jadi sadar kalau kangen itu bukan soal tempat, tapi soal dengan siapa dan dengan suasana yang melekat di hati. Semoga saja keadaan cepat membaik ya biar aku bisa sering-sering menginap di sana lagi. Sekali lagi, selamat tahun baru, semuanya! :)


(virtual) kisses,


Indi


-----------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Kamis, 31 Desember 2020

Our Christmas Story :)


Waaa, besok sudah tahun baru lagi guys! :') Setelah tulisan Halloween kemarin, sebenarnya aku langsung nulis tentang anniversary pernikahan, lho. Tapi karena kepotong-potong sama mager dan aktivitas sehari-hari (apaan, sih, hahaha), jadi baru selesai setengah. Tadinya sih mau aku lanjutin sekarang mumpung lagi buka laptop (di window lain aku lagi nonton film horor, lol), tapi rasanya bakal lebih relevan kalau aku nulis tentang Christmas kemarin. Iya nggak sih, mumpung baru lewat beberapa hari :D

Mele Kalikimaka!


Kalau lihat status teman-teman di Whatsapp dan Instagram, kemarin-kemarin itu lagi warna-warni banget. Ada yang main ke villa, ke luar kota, ke tempat wisata, bahkan yang ngemall juga ada. Aku sempat ngiler dan bilang soal ini sama Shane. Maunya kemana gitu di libur Natal ini. Tapi kok setelah dipikir-pikir lagi nggak wise ya... Mungkin orang lain bisa disiplin menjaga protokol kesehatan. Tapi bagi aku dan Shane, meski sudah maskeran dan selalu bawa hand sanitizer, somehow masih was was. Yaaa... daripada malah kepikiran yang nggak-nggak dan jadi nggak menikmati liburan, diputuskanlah untuk stay di rumah saja. Sampai detik ini kami memang masih melakukan apa-apa dari rumah. Dari mulai bekerja, berbelanja sampai untuk hal hiburan (membeli film, musik, dll). Kecuali kalau nggak bisa dihindari, seperti mengurus KITAS, ---izin tinggalnya Shane atau ke dokter. Syukurnya sih di tahun 2020 ini kesehatan kami baik, jarang sekali ke dokter dan nggak ada masalah yang serius. Semoga sih tahun depan dan berikutnya juga begitu ya :) Amin...


Gak pakai rencana juga sampai bikin to do list gitu, tapi kami lebih let it flow sih. Kalau mau ngapain ya lakukan saja, asal terasa suasana Christmasnya. Dan masih sama seperti tahun kemarin, rumah kami masih sepi ornamen, hehehe. Padahal Ibu Mertua sudah mau mengirimi kami pohon Natal mungil, lho. Tapi terpaksa batal karena setelah dihitung biaya kirimnya hampir 10 juta, belum termasuk bea cukainya. Mending beli di sini saja lah, bisa dapat pohon sama makan buat sekomplek kalau segitu :'D 

Jauh-jauh hari aku sudah ditanyain kepengen hadiah apa dari Ibu Mertua. Jujur tiap ditelepon aku selalu menolak, ---bukannya apa-apa tapi aku masih trauma sama ribetnya proses mengambil kado Natal sejak tahun 2018-2019. Kalau aku ceritakan bisa nggak lanjut nih cerita Natalku saking panjangnya. Pokoknya ribet, ribet, ribet dan MAHAL :( Akhirnya kami sepakat untuk membeli kadonya di Indonesia saja. Jadi aku tinggal bikin list apa saja yang aku mau dari toko lokal, lalu tinggal bilang sama Ibu Mertua.


Eh tapi ternyata...

Sepakatnya batal, hahaha. Namanya ibu-ibu ya di mana saja sama. Beliau merasa bukan Christmas kalau aku dan Shane nggak menerima kado secara langsung. Jadi setelah aku bikin list hadiah untuk dibeli di sini, beliau masih "maksa" untuk bikin list lain yang nanti akan dikirim dari Amerika. Mau nolak sudah nggak bisa, salah-salah aku malah menyinggung. Jadi aku pun setuju dan secara khusus hanya menulis benda-benda kecil di wish list kami. Harapan aku sih biar mertuaku nggak harus keluar biaya terlalu banyak untuk menebus hadiahnya di sini. Karena aku tahu beliau pasti nggak akan membiarkan kami membayar biaya bea cukai sendiri meskipun sebenarnya "tugas" beliau untuk proses mengirim hadiah sudah selesai. 


Hadiah-hadiah dari Ibu Mertua dan kartu Natal (tapi disembunyikan karena ada fotonya, hihi).


Aku dapat kado dari Shane xD


Aku dan Shane menerima kado Natal kami tepat waktu. Untuk prosesnya sengaja nggak aku ceritakan di sini karena pasti mengganggu mood, ---baik moodku dan juga yang membaca, hahaha. Di luar keribetannya, aku dan Shane senang sekali karena bisa menerima kado secara tradisional. Maksudnya, kado yang di dalam boks, dan kami bisa merobek kertas pembungkusnya :) Yang kupinta hanya piyama, the Body Shop, cat kuku, sarung bantal guling warna coklat, ditraktir ke salon (lol) dan lensa kontak karena mataku minus. Tapi ternyata Ibu Mertua juga mengirimi hadiah lain. Aku dapat bando berwarna-warni yang bikin aku senyum-senyum. Rasanya lucu dan manis saja karena beliau mengerti sekali betapa aku suka pakai aksesoris rambut (dua tahun lalu malah dikirimi satu kantung pita rambut, hahaha). Kadang aku berpikir, kalau menikahnya bukan dengan Shane mungkin siapapun mertuaku itu nggak akan segini mendukungnya dengan penampilanku yang kata orang kaya anak kecil :p Aku juga dapat chopper untuk sayuran yang seriusan, begitu bungkusnya dibuka langsung aku cuci dan pakai saking senangnya. Jadi aku sudah lama ingin dan BUTUH banget benda ini. Tapi somehow nggak pernah jadi prioritas kalau belanja (---prioritas aku makanan, astaga). Yang bikin aku cengar-cengir ternyata candaan kepengen printilan macam pengharum ruangan saja beneran dibeliin dong, sampai 4 biji dan sekarang sambil nulis aku agak-agak pusing karena semua kemasannya sudah dibuka SEMUA sama pihak bea cukai. Wanginya jadi tabrakan, bhahahaha... 


Dari semua kado itu ada yang sangat istimewa buatku. Dress batik. Iya, batik Indonesia. Tapi yang bikin istimewa justru bukan batiknya, melainkan alasan Ibu Mertua kenapa beliau membelinya. Katanya karena ia tahu aku sangat suka batik. Jadi waktu beliau nggak sengaja melihatnya di toko, ia bilang harus membelinya untukku. Aww, bless her heart :') Aku harap suatu hari bisa membalas kebaikannya. Tahun ini aku nggak bisa memberi apa-apa untuknya (katanya tas dari kami tahun kemarin pun masih bagus dan masih sering dipakai). Aku tahu beliau pasti nggak mengharapkan apa-apa, but still... :)


Berfoto di balkon. Langit saking gelapnya jadi mirip backdrop hitam :’D


Suka banget sweater ini. Pas aku pos foto ini di Instagram Ibu pun langsung memuji sweaternya ;D


Setelah kado-kado yang menghangatkan hati, masih ada hangat-hangat yang lain dalam arti sesungguhnya. Aku dan Shane mencoba baking! :p Ya... kalau sekedar bikin kukis sama kue Oreo sih sering, ya meski hasilnya begitulah (nggak usah dibahas, lol). Tapi untuk pertama kalinya entah apa yang merasuki (cieh sosisssonais), aku ingin membuat cinnamon rolls sendiri :D Meski kami vegan tapi kami menolak missing out. Prinsip kami sih nggak ada makanan apapun yang nggak bisa "divegankan" :p

Kebetulan di dapur ada stok kayu manis bubuk yang tadinya mau aku gunakan untuk memasak kari. Tapi lalu aku ingat kalau aku itu nggak bisa masak, hahaha. Setelah googling ditambah mengarang bebas, akhirnya kami baking dengan alat seadanya. Bangga sekali, tanpa membuat dapur terlalu berantakan (biasanya sampai pecaaaaah ke ruang TV), akhirnya kami berhasil membuat cinnamon rolls pertama kami :'D Rasanya? Enak banget dong! Bentuknya jelek? Biarin! Hehehe. Eh, ini seriusan enak lho. Seenggaknya cukup enak lah sampai aku pede buat share resepnya. Ini aku SS dari Instagramku. Siapa tahu ada yang mau coba. Eggless dan dairy free. Yang nggak vegan tapi alergi bisa banget coba :)


Cinnamon rolls vegan ala-ala. Bentuk boleh gak jelas, tapi rasanya jelas enak :p


Resep ala aku :p


Ada tradisi nggak tertulis yang aku yakin dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia di bulan Desember; Menonton film Home Alone. Hahaha.

Ayo ngaku! :D

Tapi tahun ini ternyata kami melewatkannya. Padahal jauh-jauh hari aku sudah request untuk nonton film Home Alone 2 karena ada kenangan tersendiri dengan film itu (---yang pernah membaca "Waktu Aku sama Mika" mungkin ingat). Kenyataannya kami malah menonton film yang terduga sama sekali; Sister Act 1-2 dan Christmas Carol! Sister Act adalah film yang di masa kecil yang sering diputar ulang oleh aku dan Puja, adikku. Menontonnya kembali setelah entah berapa tahun, apalagi bersama Shane terasa begitu menyenangkan. Ada perasaan nostagic juga bahagia karena bisa berbagi film kesukaanku dengan orang yang sangat berarti. Juga Christmas Carol yang selalu mengingatkanku dengan rumah orangtua. Aku masih punya VCD nya di sana, di suatu tempat. 


Menonton Christmas Carol.


Sisanya, aku dan Shane menjalani bulan Desember seperti hari-hari biasa. Ada hari-hari di mana kami memakai outfit Christmas kami, menonton film-film bertema Christmas, ---tapi ada juga hari-hari di mana kami menonton film horror atau bahkan nggak melakukan apa-apa seharian. Seperti yang sudah kubilang, just let it flow, karena justru itulah yang membuat kami sangat menikmati waktu :)

Sekarang Natal sudah selesai dan kami bersiap menyambut tahun baru. Rencananya kami akan menginap di rumah orangtua bersama dua keponakan, Ali dan Abi Cody. Perasaanku dengan datangnya tahun 2021 masih campur aduk, you know what I mean... Tapi bukan berarti aku pesimis, karena tahun yang baru adalah simbolis bagi awal yang baru. Jadi nggak ada alasan untuk khawatir berlebihan, kan :)



Soooo, bagaimana dengan Natal kalian? Semoga semuanya menyenangkan ya. Dan untuk yang harus menghabiskan Natal dan tahun baru nanti sendirian... peluk virtual dari aku dan Shane di sini. Things will get better. Amin :)


(Video musik terakhir aku dan Shane di tahun 2020. Pengguna mode Mobile klik di sini )



cheers,


Indi


---------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Selasa, 08 Januari 2019

We've Made It!



Selamat tahun baruuuuuuu! :) Eh, boleh ngucapin nggak sih? Hehehe. Jujur sekarang aku takut salah kalau bikin ucapan (---ntar ada yang balas 'aku nggak rayain'). Soalnya di grup whatsapp unfaedah aku ramai banget soal ngebanned terompet dan segala macam atribut yang pas aku kecil identik banget dengan tahun baru. Di satu sisi aku senang soalnya suasana di komplek rumah jadi lebih senyap, nggak ada yang niup terompet. Di sisi lain aku sedih dong lihat penjaja terompet dst etc di jalanan yang sepi pembeli :( Aku sih no comment kalau ada yang bikin argumen tentang agama, tapi buat aku sendiri selama dilakukan dengan tertib dan nggak berlebihan ya why not? Kita tinggal di Indonesia kok, dan tahun memang berganti, ---buktinya saja kalendernya ganti angka, kan, hehehe. Aku sendiri nggak punya tradisi khusus tiap tahun baru, yang penting kumpul dengan keluarga dan buatku itu positif. Kalau ada yang bilang, "Kumpul keluarga mah bisa tiap hari kali!", well, lucky you then. Manusiawi kok kalau ingin sesuatu yang istimewa sesekali. Dan tahun baru itu cuma "moment" alias penanda kalau 365 hari sudah dilalui. Melewatinya dengan sedikit perayaan bersama keluarga sambil bersyukur buat aku nggak ada yang salah :)

Buatku dan Shane ini adalah tahun baru pertama yang kami lalui bersama secara langsung. ---Maksudnya kami berada di tempat yang sama, gitu :p Soalnya tahun baru 2018 lalu, waktu kami masih sahabatan dilalui dengan makan pizza bersama tapi lewat telepon. Aku di Indonesia dan dia di Amerika. Perbedaan waktu kami juga 13 jam, jadi pas pergantian hari aku doang yang heboh sendiri, hehehe. Aku dan Shane excited sekali, tapi lebih fokus ke quality timenya sih karena kami nggak ada rencana bakal ngapain. Yang penting barengan. We can do whatever we want, mau melek sampai pagi juga boleh. Karena meski kami nggak kerja kantoran, tapi break tahun baru ini memang bertepatan dengan selesainya salah satu projectku. Shane sih bilangnya kepengen nonton film bareng saja, mungkin kami bisa cari speaker yang agak bagusan karena punyaku yang lama sudah rusak. Aku setuju, dan berhubung ada dua keponakanku di rumah jadi kami juga mau sekalian cari kembang api biar mereka ikut happy. Jadilah siang harinya di malam tahun baru aku dan Shane ke mall terdekat buat cari speaker dan kembang api. Dan berhubung tahun lalu kami makan pizzanya terpisah sepuluh ribu miles lebih (lol), jadi kami putuskan buat beli bahan-bahannya sekalian. Mau masak berdua ceritanya, hehe.

Menunggu makanan datang di Solaria Festival Citylink sehabis berbelanja.

Oh iya, beberapa hari sebelumnya aku dan Shane sudah beli kado buat Ibu, Bapak dan dua keponakan. Kami sebenarnya sudah rencanakan ini jauh-jauh hari, cuma karena aku sedang nggak enak badan jadi belanjanya rada mepet. Eh, bukan "rada" lagi sih, tapi memang mepet. Mall sudah mau tutup sampai kami diusir halus gitu, tapi apa daya kami pura-pura nggak dengar saja karena memang butuh :p I'm sure we could have picked something better if we'd had more time, tapi nggak apalah, anggap saja ini sebagai kenang-kenangan karena sudah melalui tahun 2018. Ini semacam kebiasaan bagiku untuk bagi-bagi kado (---meski nggak bisa dibilang "tradisi" karena ada kalanya aku bokek, hehe). Buat seru-seruan saja, biasanya aku taruh kado-kadonya di ruang TV waktu orangtuaku tidur, jadi pas bangun mereka kaget, hehehe :D Kalau sedang ada rezeki lebih kadang aku juga belikan sesuatu buat karyawan yang bekerja untuk Ibu, termasuk untuk hewan-hewan peliharaanku juga (mudah-mudahan tahun depan, ya!). Dan berhubung keponakan-keponakanku itu masih bayi-bayi, jadi timing bagi kadonya agak diubah sedikit, ---di sore hari biar masih pada segar bugar!

Sepulang dari mall aku dan Shane langsung panggil the boys, Ali dan Abi Cody yang lagi sibuk berantakin ruang TV. Orangtua mereka harus lembur di bank karena akhir tahun, jadi kami kebagian dikunjungi sampai malam. Usia mereka 3 dan 1,5 tahun alias usia-usia yang bikin dilema; jauh kangen, tapi kalau dekat kadang bikin pusing, hahaha. Ali sudah mengerti dengan konsep kado. Jadi dia excited sekali untuk buka pembungkusnya, termasuk yang punya adiknya. Kalau diingat-ingat Ali itu memang selalu antusias dengan "hari besar". Entah karena dulu sering menghabiskan waktu sama aku, atau memang dia terlahir kaya gitu :p Ingatannya kuat sekali, meski baru 3 kali merayakan Halloween tapi dia ingat dengan 2 yang terakhir, termasuk kostum dan makanannya. Hampir tiap hari dia bertanya kapan Halloween lagi. Lucunya dia juga mengerti kalau hantu pas Halloween itu bohongan semua, jadi dia malah semangat buat lihat bukannya takut, hehehe. Juga dengan moment tahun baru ini, dia semangat untuk main kembang api sampai-sampai ruang TV dia beresin sehabis dapat kado supaya bisa cepat-cepat ke halaman rumah :D

Aww, Ali memeluk Shane setelah dapat kado :’)

Cody pun bahagia dengan kadonya (meski masih agak bingung, hehehe).

Seperti kedua keponakanku, Ibu dan Bapak juga dapat kado lebih cepat. Ya, kalau nunggu sampai malam aku takut mereka pikir aku lupa buat kasih kado, lol. Reaksi mereka sungguh overwhelming. Masih merinding kalau aku bayanginnya, padahal kadonya sederhana banget; sandal buat Ibu dan termos elektrik buat Bapak. Beruntung aku sempat abadikan reaksi mereka lewat kamera handphone jadi bisa aku lihat berulang-ulang. Memang ya, namanya kado itu sekecil apapun pasti bikin senang. Aku juga dapat kado lho, dari Shane, ---ada makanan, piyama dan baju baru. Sampai hari ini bajunya belum aku terima karena dia pesan online gitu. Tumben banget aku pilih model overall celana padahal biasanya pakai dress. Soalnya desainnya lucu banget sih gambar mangkuk ayam ala-ala penjual mie. Jadi nggak sabar dan juga penasaran aku kaya apa kalau pakai celana, hehehe. Ibu mertuaku juga kirim kado yang harus kami jemput ke kantor pos karena terkena bea cukai, sniff... Isinya banyak banget, ada pernak-pernik Hello Kitty buatku dan The Beatles buat Shane. Senang sekali, karena aku juga dapat sekantung pita rambut dengan berbagai warna. Secara aku punya kebiasaan pakai matching hair bow dengan baju, hahaha (Jojo Siwa mah lewat). By the way, aku bilang "sniff" bukan karena aku kecewa harus bayar bea cukai, ya. Namanya kado, itu pasti tanggungan si pemberi. Tapi jujur aku memang agak bete karena urusan bea cukai ini merusak kejutan. Soalnya jika harga barang di atas 100USD pasti dikirimi email dengan pertanyaan isi barang. Niatnya mau bikin kejutan tapi aku jadi harus nanya-nanya sama Ibu Mertua apa isinya, haduh :( Ini bukan pengalaman pertama, waktu aku dan Shane masih temenan (ecieeeeh...) dia sempat kirim hadiah natal ke sini. Setelah melewati proses bea cukai yang habis 2 jutaan rupiah, rupanya paketnya dibuka dulu dan ada 1 barang (cover CD) yang hilang. Ditambah bonus ada jejak sepatu pula di suratnya. Aku mengerti sih, itu aturan. Tapi aku harap petugasnya bisa lebih hati-hati lagi, kan namanya hadiah pasti ingin diberikan dengan kondisi terbaik, dong.

Reaksi Ibu yang so sweet waktu menerima kado :’D

Bapak dan Ibu membaca notes dari kami.

Jadi aku bersyukur banget, aku dan Shane sudah tinggal bersama. Nggak perlu lagi ada masalah dalam "kado-kadoan". Lagian bukannya aku gombal, TBH ada dia di sini saja sudah jadi kado terbaik buatku. Keluargaku tumbuh, kalau dulu hanya Ibu dan Bapak, sekarang ada dia juga :) Dan apa kado yang aku kasih buat Shane? Well, sampai tulisan ini dibuat aku belum kasih apa-apa, lol. Aku belum pro nih sebagai seorang istri, jadi mau ngasih juga bingung soalnya ntar pakai duit dia juga kan, hahaha. Just kidding. Rencananya aku akan belikan dia kaset kosong untuk dipakai merekam musik-musik buatannya. Agak susah carinya di sini, nggak seperti di negaranya yang penggunaannya masih populer. Kalau ada yang punya rekomendasi seller boleh lah kontak aku :p *Lah, tulisanku jadi ke mana-mana ya.
Setelah acara buka kado yang super menghangatkan hati, kami pindah ke halaman rumah untuk main kembang api. Sebenarnya yang main aku sama Shane saja sih, para bocah cuma nonton :D Mau aku kasih pegang tapi khawatir sama percikannya, lumayan pedih juga lho. Pssst, dulu waktu aku kecil paling takut kalau disuruh pegang kembang api sendiri, di otakku sudah kaya pegang dinamit saja. Tapi syukurlah semakin besar semakin berani karena kalau nggak kan malu di depan para bocah :p Ali beberapa kali pengen coba pegang, what a brave boy, dia kayanya gak takut meski jarak pegangan ke belerangnya dekat sekali. Yang aku beli ini jenis kembang apinya pendek-pendek, cuma berapa detik sudah habis. Lebih aman, tapi lumayan nyebelin karena lebih lama usaha bakarnya daripada nyalanya, hahaha. Ada celetukan kocak dari Ali, aku kan bikin bentuk-bentuk gitu dari kembang api, waktu aku tanya dia mau bentuk apa, dia jawab, "BRI." Spontan aku dan Shane ngakak. Entah dia cuma nyebut huruf-huruf random, atau dia memang bermaksud bilang nama bank. Ini bocah memang nggak terduga :D

Ali minta aku membuat “tulisan” BRI dari kembang api xD

Aku dan Shane menikmati bermain kembang api.

Di tengah acara kembang api iparku datang buat jemput the boys. Dia juga bawa bola yang bisa nyala-nyala gitu. Sudah pasti mereka girang, tapi karena berebutan bolanya nggak berumur panjang. Suara petasan di luar pun kalah sama tangisan mereka, hahaha. Aku sih nggak lihat gimana kejadiannya, yang pasti Ali jadi ngambek sama adiknya dan dia menolak ikut pulang. Setelah itu dia kelelahan dan tertidur sambil memeluk boneka doggynya. ---Well, rupanya bukan cuma dia saja yang lelah. Nggak lama setelah Ali, aku dan Shane pun menyusul. Nggak tahu kenapa badan rasanya lelah padahal masih jauh ke tengah malam. Rencana bikin pizza dan cookies bareng pun batal karena kami langsung ke alam mimpi. Kami baru terbangun karena Eris, anjingku kaget dengan suara petasan. Waktu lihat jam ternyata sudah tahun baru! (---mau ngejokes soal "tidur setahun" tapi basi, ah, lol). Apa ada yang terasa beda? Nop. Semua masih terasa sama seperti tahun kemarin. Tapi kami saling senyum, "We've made it." Kami berhasil melewati tahun 2018 dengan pahit manisnya. Aku dan Shane berhasil melewati fase persahabatan kami dan memutuskan untuk naik ke level yang lebih tinggi. Aku dan Shane berhasil tetap "waras" meski income terbesar kami terhenti dan terus bangkit. Aku dan Shane berhasil menghandle OCD ku dan stop dengan segala macam terapi obat. Aku dan Shane keluar dari zona nyaman dan nggak ada sedikit keinginan pun untuk kembali. Dan yang terpenting aku dan Shane berhasil mengalahkan ketakutan kami sendiri yang pernah bilang kalau hubungan kami "mustahil". Lihat di mana kami sekarang! We've made it... We've made it! Kami berhasil bertahan dan melihat ke belakang membuat yakin kalau kami pasti bisa melewati tahun-tahun yang akan datang. 

Baru bikin pizza keesokan harinya. Kami suka pizza vegan pakai nanas :p

Dan ini vegan cookiesnya. Agak-agak gosong tapi keren juga kami (ternyata lumayan) bisa baking xD


Well, selamat tahun baru untuk semuanya, ---yang merayakan atau tidak, yang pro kembang api atau tidak :p 
Suka atau nggak, here we are now. Why being so negative, tahun baru bisa menjadi penanda untuk melihat apa yang sudah kita lalui dan lalukan. Tahun baru juga bisa digunakan untuk break sejenak, "puji" diri sendiri atas pencapaian sekecil apapun. Bukannya narsis, terlalu keras sama diri sendiri kadang membuat kita terus membanding-bandingkan dan lupa kalau kita juga "hebat". We are worthy. Kalau kalian merasa down, pssst lihat kalendernya sudah ganti lho. Masih ada kesempatan ;)






that sleepy girl,

Indi


----------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Rabu, 04 Januari 2017

Dream Come True 2016: Berduet dengan Para Idola! :)

Wah, sekarang rupanya sudah tahun 2017! Hihihi. New year's eve aku tertidur sebelum tengah karena kelelahan, jadi rasanya seperti mimpi kalau sudah berganti tahun :D Bagaimana nih dengan malam tahun baru teman-teman? Semoga menyenangkan, ya. Dan kalau ada yang main petasan semoga nggak menganggu lingkungan sekitar. ---Ups, curhat nih, soalnya Eris anjingku yang super imut semalam benar-benar nggak bisa tidur karena kaget dengan suara petasan dan kembang api, hiks :( Lingkungan rumah orangtuaku memang ajaib, kalau siang sepertinya penghuninya orang dewasa semua. Tapi di malam tahun baru, entah dari mana asalnya bocah-bocah itu datang, ---dan orang dewasanya malah hilang, hehehe.

Ah, tapi sudahlah. Aku maklumi saja jika ributnya satu tahun sekali. Asalkan jangan sering-sering karena bisa-bisa yang stress bukan cuma Eris, tapi seisi rumah :D Mungkin saja mereka begitu riuh merayakan pergantian tahun karena sangat happy bisa menjalankan semua resolusi tahun 2016, hehehe. Aku juga pasti supeeeeer happy kalau goals ku tercapai. Ya... meski nggak sampai main-main petasan, sih. Cukup menangis haru sambil berdiri di atas kasur sementara di playlist terdengar lagu "Climb Every Mountain", lol. Teman-teman sendiri bagaimana? Ada yang menulis resolusi kah? Dan bagaimana hasilnya? Well, aku sendiri nggak literally menulisnya lalu menempelnya di tembok. Tapi aku memang punya beberapa hal yang ingin dicapai di tahun 2016. Salah satunya menerbitkan buku kelima yang sayangnya harus tertunda karena masalah 'pribadi' :( Syukurlah meski begitu ada resolusi lain yang tercapai dan gue sangat bangga karenanya! :)

Tahun 2016 adalah tepat satu tahunnya aku mengenal ukulele. Dan sejak pertama kali memainkannya aku langsung jatuh cinta, hihihi. Awalnya aku memainkannya hanya untuk diri sendiri dan sesekali menguploadnya ke YouTube. Tapi komentar-komentar viewers ternyata membuat aku lebih semangat belajar dan, ---ehm berani untuk bernyanyi :p Dalam proses belajar, aku terinspirasi dengan beberapa musisi YouTube senior. Nggak selalu yang sama-sama memainkan ukulele, tapi aku salut dengan kreatifitas dan konsistensi mereka dalam berkarya. Apalagi sampai bisa menghasilkan karya viral. Wah, aku sih ditonton sama 100 viewers yang isinya kalau nggak teman ya saudara saja sudah girang banget, hehehe :p Saat melihat video-video mereka kadang aku berandai-andai bagaimana rasanya kalau bisa berkolaborasi dengan mereka. Aku tahu kesempatan itu nggak akan datang secara ajaib, jadi aku berusaha meningkatkan kemampaun diri dulu agar layak untuk bekerja bersama mereka. Siapa sangka di tahun 2016 impianku terwujud! :D Aku bisa berkolaborasi dengan beberapa dari mereka, ---dan bahkan salah satu dari mereka ingin membawakan lagu original karyaku! Waaaah, saat mengetik ini pun gue masih nggak menyangka :')

1. Berkolaborasi (ramai-ramai) dengan Pockets, si "Legenda" Kazookeylele (Skotlandia)



Aku suka sekali dengan Red Hot Chili Peppers, terutama era John Frusciante dan karya-karya solonya John sendiri. ---Well, kalau sering mampir ke channel "Indi Sugar Taufik" mungkin nggak perlu disebutkan lagi karena sebagian besar yang aku bawakan ya cover lagu mereka, hehehe. Suatu hari di awal tahun 2016, di list rekomendasi YouTube aku melihat judul video yang sangat menarik perhatian; Red Hot Chili Peppers -Can't Stop - Ukulele -Pockets. Tanpa berlama-lama langsung saja aku klik, dan... whoah, aku amaze dengan permainan Pockets, yang nggak hanya memainkan ukulele tapi juga alat musik lain. Saking amazenya, aku sampai langsung menonton videonya dua kali berturut-turut dan setelahnya baru ingat untuk berkomentar, hehehe :p Aku bilang kalau ia "awesome", lalu beberapa menit kemudian Pockets membalas dan kami berbincang sedikit.  Aku pikir, ---well sepertinya timingnya yang tepat karena kami online di waktu bersamaan (waktu itu hampir pukul 2 pagi). Jadi aku 'cuma' lucky bisa kebetulan berbicara dengannya.  

Tapi ternyata bukan kebetulan, nggak lama setelah itu Pockets menjadi salah satu subscribers di channel 'alakadar' ku. Bahkan di salah satu videonya ia menyebut aku sebagai "orang ter happy yang pernah ia lihat" dan meminta fans nya untuk berkunjung ke channel ku! Aww, aku senang sekali, ---plus malu-malu karena rasanya aku nggak ada apa-apanya dibanding ia :'D Sedikit tentang Pockets, kalian mungkin pernah melihat video viral "Skateboarding Lobster", nah lagu yang kalian dengar di latar asalnya dari video Pockets. Pada tahun 2008 ia membuat video cover "The Final Countdown" dari Europe dengan alat musik uniknya yang bernama kazokeylele. Video itu sekarang sudah ditonton sebanyak LEBIH dari tujuh juta kali dengan total channel views sebanyak LEBIH dari 10 juta kali (aku ngetiknya gemeteran, lol). Tapi bukan video itu saja lho yang keren. Coba deh kalian kunjungi channelnya, kemungkinan besar kalian menemukan lagu favorite di sana karena genre musik yang Pockets bawakan luas sekali. Ia bahkan punya beberapa lagu original.

Singkat cerita, di bulan Mei 2016 Pockets mengajak subscribersnya berkolaborasi dengannya. Aku ingin sekali mengikutinya, tapi sayang kemampuan bermain ukuleleku belum 'selumayan' hari ini. Di lagu yang akan dibawakan, "With a Little Help from My Friends" ada beberapa chords yang belum akrab di jari-jariku. Gue berlatih, berlatih dan berlatih, ---tapi sampai hampir deadline permainanku masih juga fals, hahaha (ukulele kalau fals nyakitin telinga, lho). Aku pun berterus terang padanya dan guess what?! Aku diziinkan untuk bernyanyi tanpa harus bermain ukulele :'D Jadilah aku menjadi bagian kecil di "The Biggest Ukulele Collaboration" bersama 12 kolaborator lainnya yang berasal dari berbagai negara. Yang membuat aku semakin terharu, videonya diupload 2 hari saja sebelum aku berulang tahun. Jadi rasanya seperti early birthday present dan ulang tahun aku dirayakan bersama mereka :'D Sampai hari ini, kolaborasi Pockets adalah yang terbesar untukku. Sampai kapanpun akan aku kenang meski mungkin suatu hari ada yang lebih besar lagi. ---Apalagi berkat kolaborasi ini setelahnya aku jadi tahu cara memainkan chord "B", hahaha.




2. Berkolaborasi Membawakan Lagu Ciptaanku dengan Shane Combs, Musisi yang Kreatif (Amerika)



Cerita kolaborasiku dengan Shane agak ajaib. Jika Pockets adalah pribadi yang upbeat dan cepat akrab, Shane justru kebalikannya. Aku menemukannya dari video-video cover John Frusciante yang ia buat. Seperti biasa, aku selalu excited tingkat tinggi jika ada yang membawakan lagu dari idolaku. Apalagi Shane ini berbeda, covernya begitu raw tapi penuh penjiwaan. Hmm, gimana ya menjelaskannya, ---well produce tapi nggak over produce. Aku betah sekali berada di channelnya dan cukup sering juga meninggalkan komentar meski nggak pernah dibalas :p Menurutku  nggak masalah sih mengekspsresikan kekaguman pada idola, nggak perlu berharap apa-apa karena apa yang aku sampaikan itu tulus :) Suatu hari aku menemukan komentarnya di salah satu video Princess Chelsea (check her music, she's amazing). Karena kaget ia mendengarkan musik yang sama denganku, aku pun me-reply nya dengan bilang bahwa aku surprise melihat ia di sini. Dan ternyata yang membuatku lebih surprise lagi adalah jawabannya. Ia bilang ia tahu Princess Chelsea dari video cover yang aku buat! Oh, ya ampun, ternyata diam-diam ia menengok channel aku meskipun nggak meninggalkan komentar! Hahaha, lagi-lagi aku malu :p

Di akhir bulan Oktober aku mengupload lagu ciptaanku yang berjudul "One Day". Lagu ini aku ciptakan di tengah malam waktu tiba-tiba saja ada nada random yang terlintas di kepalaku, hihihi. Lagunya jauh sekali dari "rapi", apa yang aku upload adalah percobaan pertama waktu merekam dan volumenya nggak diubah sama sekali. Tapi rupanya (SURPRISEEEEEE) lagu ini menarik perhatian Shane. Ia meninggalkan beberapa komentar yang isinya antara lain bertanya tentang chords lagu "One Day", bahwa ia play along dengan laguku, bertanya tentang kontakku... dan akhirnya mengajak kolaborasi! Wah, saking senangnya aku sampai laporan sama si Bapak. "Pak, Pak, akhirnya aku di notice dong sama Shane." Huahahaha. Ehm, ---selanjutnya kami pun berkomunikasi via private message. Tadinya Shane ingin kami membawakan lagu "One Day". Tapi menurutku liriknya begitu girly (---tentang perempuan yang berkhayal akan bertemu pangerannya, lol), jadi aku tawarkan saja lagu lain yang aku ciptakan tahun 2015 lalu. Judulnya "Secret Note to John". Aku rasa ini lebih cocok karena lagunya memang kutulis sebagai ucapan terima kasih pada John Frusciante yang musiknya telah membantuku melewati masa-masa sulit ketika ditinggal Alm. Mika. Shane setuju, dan ia ingin lagunya apa adanya tanpa mengubah apa yang aku buat. Ia hanya akan menambahkan gitar, drum, backing vocal dan mixing lagunya agar lebih enak didengar. (Tapi aku putuskan untuk memberikan space agar ia bisa memasukan solo gitarnya yang keren).

Pengerjaannya sangat singkat. Kami hanya begadang 2 malam (perbedaan waktunya besaaaar sekali) dan semuanya selesai. Meski aku much much much smaller YouTuber (account Shane memiliki lebih dari 8 juta viewers!) tapi ia sangat mendengarkan pendapatku, --- dan itu membuatku semakin kagum dengannya. Shane juga membuat artwork khusus untuk lagu ini yang aku gunakan sebagai latar untuk video clip nya. Kehadiran Shane di "Secret Note to John" membuat lagu sederhanaku menjadi lebih berwarna. Sampai-sampai Bapak, sebagai orang pertama yang mendengar lagu ini ketika pertama kali aku ciptakan, kagum karena terdengar pangling, hehehe. Hubunganku dan Shane pun berubah menjadi nggak terlalu canggung setelah kami berkolaborasi. Ia bahkan menyemangatiku untuk membuat album sendiri dan kami berencana untuk membuat lagu bersama. Hmmm, bagaimana teman-teman, apa membuat album bisa  kumasukkan ke dalam list resolusi tahun 2017? Hehehe.



3. Kolaborasi Beda Generasi dengan Ukuleleist Senior, John Pak (Jepang)



Aku sudah lupa bagaimana awalnya menemukan channel John Pak, yang pasti beliau adalah salah satu pemain ukulele pertama yang channelnya aku subscribe. Meski viewersnya sudah lebih dari satu juta (---aku baru dua ratus ribuan, hehe) tapi John cukup rajin membalas komentar-komentar penggemarnya. Selain permainan ukulelenya, aku juga kagum dengan kreatifitasnya dalam membuat video. Lagu apapun yang dibawakan, pasti videonya keren dan cocok. Meski John cukup rajin berkolaborasi, tapi aku merasa nggak pantas untuk satu video dengannya. Bukannya aku merendah, tapi aku tahu diri, hehehe. Terbukti, di akhir 2015 lalu aku terpaksa menolak ketika (akhirnyaaaa) diajak berkolaborasi karena lagunya terlalu sulit :( Aku sedih bukan main, tapi aku dan John tetap berteman baik :) Mungkin karena perbedaan usia kami yang jauh, John jadi sangat care denganku. Bahkan pernah suatu kali ia mengirimiku gantungan handphone Hello Kitty edisi khusus Hawaii karena tahu aku mengoleksi benda-benda bergambar si kucing girly itu. Ibu dan Bapak pun nggak segan untuk menitipkan salam padanya karena aku sering menunjukan video-videonya.

Di penghujung tahun 2016 akhirnya tawaran berkolaborasi datang lagi! OMG, I'm so thrilled!:D Sebagai tribute bagi Charmian Carr, actress yang memerankan Liesl di "The Sound of Music", John ingin kami membawakan lagu "Sixteen Going on Seventeen". Aku tentu langsung saja mengiyakan karena selain kesempatan ini sudah ditunggu-tunggu, Liesl juga tokoh yang paling aku sukai di film! Bahkan sebelum kolaborasi ini pun aku sudah hapal dengan part nya Liesl. Ada cerita konyol, nih, beberapa tahun lalu waktu bekerja di preschool, aku dan Miss. Rifa (lead teacher ku di kelas) sukaaaa banget ngobrolin adegan Liesl waktu dansa terus dicium di tengah hujan. Kami selalu bilang, "Mau dong jadi dia," hahahaha. Nggak kebayang kalau Miss. Rifa tahu sekarang impianku "menjadi" Liesl benar-benar terwujud :p  Oh iya untuk kolaborasi ini John saja yang bermain ukulele, aku hanya bernyanyi. Sebenarnya aku ingin sekali bermain ukulele dengannya. Tapi kata Bapak lebih baik aku ikuti saja karena yang mengajak pun John, dan beliau yakin kesempatan akan datang lagi :)

Waktu part suaraku direkam sebenarnya kondisiku lagi sedikit uhuk-uhuk. Mungkin karena kebanyakan makan yang manis-manis, ---maklum hari curang akhir tahun, hehehe. Aku berusaha sebaik mungkin, tapi tetap hasilnya nggak "selumayan" biasanya. Syukurlah John bilang suaraku bagus, dan itu membuat rasa "bersalah" ku berkurang :') Tepat sebelum tahun baru kolaborasi kami selesai diedit. John sebelumnya sudah memberitahu konsep video clipnya, tapi tetap saja ketika melihatnya langsung aku amaze! Gue seolah-olah sedang berada di dalam frame foto dan bergerak untuk bernyanyi bersama John. Rapi sekali. Siapa yang menyangka kalau semuanya dilakukan di dua negara berbeda :D Dan ternyata kejutannya belum selesai, John bilang di tahun 2017 ini kami harus berkolaborasi lagi dan kali ini idenya diserahkan padaku. Ya, ampun... nggak apa-apa deh kalau kalian mau bilang aku lebay. Tapi reaksiku benar-benar seperti Liesl yang teriak "Wiiiiiii" sambil hujan-hujanan, hahaha :)


Aku benar-benar happy dan bersyukur dengan hal-hal yang terjadi padaku di tahun 2016 kemarin. Iya, semua, ---termasuk beberapa hal yang agak menyedihkan kalau dibahas di sini. Karena aku percaya setiap hal terjadi karena suatu alasan. Aku sudah berusaha keras untuk novelku, tapi ternyata gagal untuk selesai tepat waktu. Tapi hey, lihat sisi baiknya. Ketika mentok ide menghampiri, aku punya lebih banyak waktu luang untuk belajar benyanyi dan bermain ukulele. Dan setelahnya justru inspirasi jadi mengalir lebih lancar :D Di tahun 2016 juga aku (lagi-lagi) belajar bahwa sesuatu yang awalnya dikira nggak mungkin bisa saja terjadi. Mungkin selama ini kita menganggap bahwa idola itu unreachable, padahal mereka juga sama seperti kita; manusia, hehehe. Untuk di notice oleh mereka kita nggak perlu begging atau caper, tapi cukup menjadi diri sendiri dan tunjukan kemampuan kita. Aku tahu, aku masih harus banyaaaaaaak belajar, ---but I'm sure I'm getting better :) Jadi bagaimana bloggies, sudah siap menghadapi tahun 2017? Share rencana kalian di kolom komentar, ya. ---Dan... of course, doa terbaik untuk kita semua. Selamat tahun baruuuu! :)



ukulele girl yang kadang gak main ukulele, lol,

Indi

(Update 7/3/2024. Idolaku yang dari Amerika itu sekarang jadi suamiku, hahaha, plot twist!).


_________________________________


Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Kamis, 31 Desember 2015

Kalau Indi dan Microwave Bersahabat di Malam Tahun Baru...

Yay! Tahun baru hampir tibaaaa. Who’s excited?? Kalau aku sih jangankan tahun baru, minggu baru atau malah hari baru pun excited sekali, hihihi. Aku selalu merasa kalau setiap hari adalah awal yang baru, ---kalau hari ini nggak berjalan sesuai rencana, don’t worry, ada hari esok. Waktu keberhasilan kita tertunda rasanya memang nggak nyaman, it’s okay kalau mau menangis atau marah, tapi jangan lama-lama karena kita bisa mulai lagi semuanya dari awal. Aku bersyukur dengan bagaimana tahun 2015 berjalan. Banyak hal yang aku cita-citakan akhirnya tercapai, meski yang belum pun masih banyak. Tapi jangan khawatir, tahun 2016 sudah di depan mata, hihihi.



Well, aku nggak akan bercerita tentang resolusi tahun 2016 atau berbagi moment-moment di tahun 2015. ---Atau at least sekarang karena rasanya sedang ingin menulis yang santai-santai saja :p Malam tahun baru biasanya aku habiskan bersama keluarga di rumah; movie marathon, makan bersama dan terjaga sampai tengah malam (---eh, hari-hari biasa juga aku begadang ding, hihihi). Rencananya kali ini pun akan begitu, tapi bedanya sekarang aku akan memasak! Kalau biasanya hanya Ibu dan Bapak yang sibuk di dapur, sejak beberapa minggu yang lalu aku sudah direquest untuk menambah menu di hidangan malam tahun baru kami. Bukan menu yang sulit-sulit tentu, tapi menu sederhana yang cepat sehingga cocok dimakan saat movie marathon. Berhubung aku nggak terlalu betah berlama-lama di dapur (---kecuali untuk main-main dan nyicipin makanan, lol), jadi diputuskan untuk masakan kali ini adalah... *drum roll* QUICK MICROWAVE MEALS ALA INDIIIIIIII *tepuk tangan*
Mau tahu apa saja menunya? Aku akan share resep dan fotonya di sini, ---siapa tahu saja ada yang sama malasnya denganku untuk bermacet-mecet keluar rumah dan memilih makan di depan TV saja, hihihi :p


1. Roti Bakar dalam Mug


Yumm, siapa yang suka roti bakar tapi malas dengan remah-remahnya? *angkat tangan tinggi-tinggi* Kalau biasanya makanan ini populer untuk menu sarapan, buatku ini adalah menu setiap saat. Kalau tengah malam lapar aku bikin ini, ---kalau habis lunch masih lapar juga bikin ini, hihihi. Bedanya dengan roti bakar biasa yang ini disajikan dengan mug, jadi setelah keluar dari microwave tinggal ambil dan bisa dimakan di mana saja.

Bahan-bahan:
~ 2 potong roti tawar
~ 1 Butir telur
~ Keju parut secukupnya
~ 2 sendok teh mentega/butter
~ 3 sendok makan makan susu
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Olesi mug dengan mentega lalu masukan roti yang sudah dipotong dadu.
~ Di gelas/mangkuk terpisah kocok 1 butir telur, 2 sendok teh mentega/butter, susu, garam dan merica sampai rata.
~ Siram bahan yang sudah dikocok ke atas roti, biarkan sampai meresap (kira-kira 60 detik) lalu beri topping keju.
~ Masukan ke microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan... siap dinikmati ;)


2. Bownies Terenak Sedunia (---sedunia kecil Indi maksudnya, lol) di Dalam Mug


Cokelaaaaat! Katanya sahabat terbaik perempuan kalau sedang PMS. Oh well, aku PMS setiap hari kalau begitu :p Aku suka sekali dengan rasa brownies yang nggak terlalu manis dan teksturnya yang nggak terlalu lembut. Kalau sudah dapat yang rasanya pas, uh rasanya nggak mau sharing, hihihi. Nah, kalau porsinya pas 1 mug pasti nggak ada yang tega untuk minta, dong :p

Bahan-bahan:
~ 2 sendok makan cocoa powder
~ 3 sendok makan terigu
~ 3 sendok makan susu cair
~ 2 sendok makan gula
~ Secubit garam
~ 3 sendok makan minyak sayur

Cara membuat:
~ Masukan semua bahan ke dalam mug, aduk hingga benar-benar rata. Masukan ke dalam microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan brownies porsi egois pun siap dimakan. Hati-hati masih panas :p


3. Pizza Terong



Sebagai seorang pesco-vegetarian penggemar pizza, mencari pizza yang aman lumayan tricky. Apalagi untuk memesan pizza di malam tahun baru pasti perlu waktu yang lama karena waiting list di mana-mana. Nah, daripada pusing berburu pizza, kenapa nggak bikin sendiri saja? It’s healthier and tastier, of course ;)

Bahan-bahan
~ 2 buah Terong ungu (untuk porsi 1 loyang)
~ Bawang Bombay
~ Tomat
~ 1 mangkuk keju parut
~ Minyak atau mentega
~ Garam dan merica secukupnya

Cara membuat:
~ Olesi loyang/pyrex dengan minyak atau mentega hingga rata.
~ Iris terong dan susun di atas loyang sampai menutupi dasarnya, taburi garam dan merica. Lalu taburi keju sampai terong tertutup.
~ Ulangi proses di atas untuk layer yang kedua, lalu berikan toping bawang bombay dan tomat.
~ Masukan ke dalam microwave selama 15 menit dengan suhu sedang. Keluarkan, dan selamat menikmati pizza (almost) guilt free! Hihihi :)


4. Mac and Cheese ala Kevin McCallister di Film Home Alone


“Bless this highly nutritious microwavable macaroni and cheese dinner and people who sold it on sale. Amen.”
Hahaha, ada yang ingat dengan doa Kevin di Film Home Alone ketika ia menunggu Marv dan Harry setelah mencuri dengar kalau rumah orangtuanya akan dirampok? Sejak kecil sampai sekarang Home Alone adalah film liburan terbaik yang selalu menghibur untuk ditonton setiap tahun. I love Kevin and his mac ‘n cheese! Setiap lihat scene dinner aku selalu ikut lapar dan amaze dengan betapa yummy lookingnya mac ‘n cheese instan keluaran dari Kraft itu, ---meski aku tahu betul yang asli nggak terlihat seperti itu, lol. Yep, kalau diperhatikan di scene belanja, Kevin membeli mac ‘n chesse instan, jadi ia nggak membuatnya sendiri. Tapi kalau mau buat sendiri bisa lho, dan aku yakin rasanya nggak kalah dengan punya Kevin.

Bahan-bahan:
~ 1 mangkuk makaroni
~ 1 cangkir susu
~ 1 mangkuk keju parut
~ Bawang bombay
~ Tomat
~ Garam dan merica secubit

Cara membuat:
~ Masukan makaroni, susu, garam dan merica ke dalam mangkuk. Panaskan di microwave selama 10 menit di suhu sedang.
~ Keluarkan, lalu aduk-aduk sampai rata sambil ditambahkan tomat, bawang bombay dan keju.
~ Masukan kembali ke dalam microwave selama 5 menit dengan suhu sedang, dan... that’s pretty much it! Marv dan Harry saja bisa dihadapi, apa lagi tahun baru, hihihi. “Merry Christmas, ya filthy animal. And a happy new year!” *yang ingat adegan ini keren, lol*


5. Potato Chips Super Renyah



Kalau sambil nonton film mulutku pasti maunya ngunyah terus. Favoritku selain popcorn ya keripik kentang. Karena yang biasa dijual biasanya rasanya terlalu asin plus ada penyedap sapi atau ayamnya, jadi aku pilih untuk bikin sendiri. Caranya super mudah dan nggak terlalu lama, ---hampir samalah dengan jalan ke mini market buat beli sebungkus chips, hehehe.

Bahan-Bahan:
~ 1 buah kentang
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Taburkan garam dan merica di atas piring/pyrex.
~ Iris tipis kentang (lebih baik menggunakan potato slicer) lalu susun di atas piring atau pyrex. Pastikan nggak mengenai satu sama lain supaya nggak lengket. Kembali taburkan garam dan merica di atasnya.
~ Masukan ke dalam microwave selama 8 menit dengan suhu paling panas. Keluarkan, lalu balikan kentangnya satu persatu.
~ Kembali masukan ke dalam microwave selama 8 menit dan ya, you officially impressed yourself :D

Ngetik resep-resepnya dan melihat kembali foto-fotonya saja sudah membuat aku drooling. Ah, jadi nggak sabar untuk masak dan melahapnya sambil movie marathon bersama keluarga di malam tahun baru, hihihi. Aku sebenarnya agak nggak enak juga sih karena nggak masak yang istimewa buat Eris, anjing mungil kesayangan kami. Jadi sebagai gantinya aku belikan saja makanan kaleng kesukaan Eris. “Kakak Indi masak buat kamu pas ulang tahun saja ya, sayang,” hihihi :p Memang, makanan bukan hal terpenting dari tahun baru, tapi nggak ada salahnya untuk melakukan hal yang istimewa. Anggap saja sebagai cara bilang, “Yeah, aku berhasil melewati tahun 2015 dengan baik”, ---atau dengan kata lain sebagai ungkapan syukur :) Kalau kalian, apa yang akan dilakukan di malam tahun baru? Selain bersyukur dan berdoa, apakah akan berjalan-jalan dengan keluarga, movie marathon, main kembang api? Share me! :) Dan oh, iya sampai lupa, ini ada hadiah kecil untuk yang merayakan natal dariku, video cover ukulele dan kazoo “Mele Kalikimaka”. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2016, guys. Let’s ROCK this year! :)


yang masih anggap kalau Macaulay Culkin itu cute,

Indi
__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469