Tampilkan postingan dengan label Ibu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibu. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Oktober 2013

Ulang Tahun Bapak yang Istimewa :)

Setiap ulang tahun itu istimewa, berkesan. Dengan atau tanpa kado, karena hadiah terbesar adalah ketika Tuhan memberikan usia pada umatnya untuk menikmati hari esok yang penuh berkah. 8 Oktober lalu Bapak berulang tahun. Sama seperti ulang tahun-ulang tahun sebelumnya beliau mendapatkan ucapan selamat dari Ibu, gue, adik dan juga kerabat. Sama seperti ulang tahun-ulang tahun sebelumnya juga, beliau bersuka cita dan bersyukur karena orang-orang yang berada di sekitarnya mengingat hari istimewanya. 

Bapak nggak pernah mengharapkan kado, biasanya hari ulang tahunnya dijalani seperti hari-hari biasa. Bedanya di malam hari kami sekeluarga selalu menyempatkan berkumpul untuk potong kue dan tiup lilin. Tapi tahun ini gue sedang banyak pengeluaran, jadi hanya bisa mengganti kue tart dengan kado sederhana yang dibeli dari supermarket beserta sebuah kartu ucapan. Gue memberikannya sebelum jam 12 malam, sebelum kami sekeluarga pergi tidur. Bapak senang sekali dan nggak bertanya tentang tradisi potong kue. Dalam hati gue berdoa semoga Bapak suka dengan kadonya :)


Kado sederhana untuk Bapak.
Kartu ucapan selamat ulang tahun :)

Di siang harinya, saat gue sedang bekerja ada sebuah pesan singkat dari Vino Bastian yang mengundang gue dan keluarga untuk menonton film terbarunya, Air Mata Terakhir Bunda. Karena mendadak Ibu nggak bisa ikut hadir dan gue hanya ditemani oleh Bapak. Sungguh kebetulan yang menyenangkan, kami bisa menghabiskan waktu berdua saja di hari ulang tahunnya. Apalagi filmnya tentang keluarga yang membuat kami mempunyai quality time yang menyenangkan. Di dalam bioskop Bapak sempat berbisik bahwa ini adalah perayaan ulang tahun yang menyenangkan. Meskipun tanpa rencana dan ini bukan acara untuk ulang tahunnya, beliau tetap berkata bahwa ini seperti "perayaan" khusus untuk dirinya :)

Setelah film selesai gue dan Bapak akan segera pamit pulang karena sudah pasti Vino dan cast lainnya akan sibuk dengan penggemar mereka. Tapi ternyata Vino memanggil gue dan mengajak untuk foto bersama. Gue langsung menyerahkan handphone pada Bapak untuk mengambil foto kami, tapi Vino meminta Bapak untuk bergabung. Nggak disangka Vino, Happy Salma dan Rizky Hanggono lalu bergantian menyalami Bapak dan mengucapkan selamat ulang tahun. Gue bisa melihat wajah Bapak berbinar-binar. Ucapan selamat memang sederhana, tapi ampuh untuk membuat hari seseorang menjadi luar biasa.
Di perjalanan pulang Bapak nggak bisa berhenti bercerita tentang betapa berkesannya hari ulang tahunnya. Beliau nggak menyangka bahwa apa yang terjadi di hari ini seolah memang dibuat khusus untuknya.


Cast "Air Mata Terakhir Bunda" mengucapkan selamat ulang tahun :)
Foto bersama :)

Gue senang dan lega, meski tanpa kue tart tapi ulang tahun Bapak tetap meriah. Jika gue berulang tahun dan diucapkan selamat oleh selain anggota keluarga rasanya sangat wajar, tapi bagi Bapak tentu saja berbeda. Di usianya sekarang frekuensi berkomunikasi dengan teman-temannya tentu saja berkurang, ditambah lagi beliau juga nggak aktif menggunakan media sosial, jadi gue mengerti mengapa Bapak senang sekali ketika mendapat ucapan dari orang-orang selain anggota keluarganya.

Ketika sampai di rumah, kami mengira kejutan sudah habis dan nggak sabar untuk bercerita tentang apa yang Bapak alami di bioskop. Tapi ternyata datang sesuatu yang paling nggak kami duga: tradisi potong kue dan tiup lilin! Puja, adik gue membelikan sebuah kue tart kecil untuk Bapak sepulang bekerja. Bapak terkejut bukan main dan nggak henti-hentinya bersyukur atas apa yang beliau dapat di hari ulang tahunnya. Gue ikut gembira dan bersyukur. Sama seperti Bapak gue juga nggak menyangka ulang tahun Bapak akan seperti ini. Setiap ulang tahun selalu istimewa, tapi ini namanya beyond istimewa ;) Hehehe...


Akhirnya.... sebuah perayaan bersama keluarga :)

Tuhan memang selalu menyiapkan skenario indah untuk umat-Nya, dan gue bersyukur bisa ikut berada di dalamnya di saat ulang tahun Bapak.

"Selamat ulang tahun, Bapak. Semoga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan oleh Tuhan. Semoga kita semua bisa menikmati tahun-tahun berikutnya dengan penuh berkah sebagai sebagai sebuah keluarga yang penuh syukur: Ibu, Bapak, aku dan adik. Selalu. Amen..."


Indi

__________________________________________

Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 29 April 2013

Wonderland di Rumah :)

Selama day off (hari sabtu sampai senin) gue nggak kemana-mana. Seharian cuma di rumah dan outfit yang dipakai pun dari piyama ke piyama. Jadi bangun tidur gue pakai piyama, siangan dikit ganti piyama, mau tidur balik lagi ke piyama, hihihi. Padahal sebelumnya gue dan Ray ada rencana untuk keluar rumah, lho. Ya, sekalian syukuran 5 tahun hubungan kami. Tapi berhubung Ray mendadak sakit, terpaksa jalan-jalannya ditunda dulu. Mungkin karena sudah terlalu ngarep, gue jadi kurang bersemangat di rumah. Bawaanya tidur dan malas-malasan. Kegiatan paling produktif yang gue lakukan cuma sampai mendengarkan Om John ngomong selama 6 jam non stop, hahaha. Dan hari ini, hari terakhir libur, tiba-tiba gue tersadar bahwa gue hampir menyia-nyiakan waktu luang gue! Wah, seharusnya gue nggak membiarkan 1 rencana yang gagal merusak 3 hari yang berharga :)

Gue pun langsung mencari-cari hal apa yang bisa gue lakukan di rumah. Mau bersih-bersih, semua sudah bersih karena meski judulnya "malas-malasan" gue paling anti sama kamar acak-acakan. Mau bikin day spa di rumah, orang tua lagi bekerja. Masa gue harus maskeran sama Eris... Eh, wait! Ngomong-ngomong soal Eris, dia ternyata bisa jadi penyelamat gue, hihihi. Kebetulan hari ini Eris nggak tidur siang, jadi gue ajak saja dia main air sekalian mandi. Sama seperti gue (dan kebanyakan manusia lain sepertinya, lol), Eris senang bermain air, tapi untuk mandi dia agak malas. Jadi biasanya dia hanya duduk seperti patung dan gue bakal kesusahan untuk membilas bagian ekornya, hahaha. Tapi syukurlah, tadi Eris ceria sekali, dari mulai proses main air, mandi sampai gosok gigi dia nggak banyak protes. Sedikit ciprat-ciprat air sih ada, tapi malah segar soalnya gue juga belum mandi :p Waktu bulunya dikeringkan dan disisiri Eris juga menurut. Malah jadi gue yang nggak enak, soalnya karena bulunya tebal prosesnya lumanyan lama, lho... Untuk sentuhan akhir bulu Eris disemprot parfum yang gue beli dari pet shop. Kalau sudah begini gue jadi ingin gigit dia, soalnya aromanya seperti mangga, hihihi. Ternyata memandikan Eris bikin mood gue lebih baik dan nggak sabar melakukan hal lain :D

Si kecil Eris bulunya mau dikeringkan :)
Peralatan "tempur" Eris minus sisir kesanyangannya yang sudah ada sejak zaman Veggie :)


Sore hari, waktu Ibu dan Bapak akhirnya pulang ke rumah, gue bertanya apa mereka membawa camilan karena perut gue terasa lapar. Sayangnya mereka nggak bawa apa-apa kecuali 1 bungkus kue kering yang ternyata di dalamnya ada daging. Gue nggak makan itu karena pesco vegetarian. Lalu gue dengar Ibu bicara pada Bapak, katanya beliau minta dibelikan roti tawar untuk sarapan besok pagi. Tiba-tiba saja gue teringat sesuatu. Gue pernah melihat cara membuat donat ala Mad Hatter dari dongeng Alice in the Wonderland di channel-nya RRcherrypie. Nah, berhubung gue suka sekali dengan Alice in the Wonderland, dan gue juga nggak pandai memasak, maka gue sangat terobsesi dengan resep itu karena tampak sederhana, hehehe. Setelah sekian lama cuma melihat video tutorialnya dan membaca resepnya secara online (resep ini juga bisa ditemukan di The Alice in Wonderland Cookbook: A Culinary Diversion), hari ini akhirnya gue memutuskan untuk membuatnya sendiri secara mendadak :p

Bahan-bahan yang gue butuhnya sudah ada di dapur (ditambah roti tawar yang baru dibeli Bapak). Yang kurang hanya dry wine dan gue memutuskan untuk melewatkan part itu tanpa menggantinya dengan bahan lain. Oh, iya untuk yang belum akrab dengan dongeng Alice in the Wonderland mungkin belum mengenal siapa Mad Hatter. Dia adalah tokoh laki-laki bertopi lucu yang selalu mengadakan pesta di tengah hutan. Sering kali dia menyebut "tea time!" di waktu-waktu yang sangat random. Dan donat adalah satu kesukaannya :) Jadi gue mulai mengumpulkan bahan-bahannya di atas meja dapur: 4 lembar roti tawar, 1 butir telur, 2 sendok minyak goreng dan cokelat tabur. Gue semangat sekali sampai-sampai nggak bisa berhenti tertawa, hehehe.

Tapi lalu gue lupa satu hal: roti yang gue punya bentuknya kotak, sedangkan donat bentuknya bulat dan gue nggak punya cetakan kue. Gue pun sibuk mencari-cari benda apa yang bisa digunakan untuk mencetak. Pakai mangkok, terlalu besar... Tutup cangkir terlalu kecil... Untung saja Bapak memeriksa kulkas dan menemukan sebuah mug punya Puja. Ternyata ukurannya pas. Wah, senang sekali! Dan untuk membuat lubang kecilnya gue menggunakan tutup air mineral. Karena roti yang gue punya tipis, maka gue menumpuknya menjadi 2 supaya tebal mirip donat betulan :) Setelah itu, roti-roti yang bentuknya mirip donat itu gue celupkan ke dalam kocokan telur, dikeringkan, digoreng sebentar, lalu... jadi deh! :) Untuk rasa manis gue tambahkan coklat tabur dan secangkir susu vanila untuk menemaninya. Rasanya ternyata enak, cocok untuk camilan sore dan juga sarapan.


Step by step membuat donat ala Mad Hatter :)
Bentuknya lumayan juga lah ya untuk ukuran pemula :p


Ibu dan Bapak memuji ide kreatif gue (well, ini bukan karya gue sih sebenarnya, lol), lalu dilanjutkan dengan marah-marah karena dapur menjadi acak-acakan, hehehe. Tapi gue nggak sebal, sebaliknya malah senang hari libur terakhir gue terasa berkesan dan produktif. Lucu ya, kadang kita suka lupa pada hal-hal fun di sekitar hanya karena sesuatu nggak berjalan sesuai rencana. Padahal saat kita bersedih atau kecewa dunia masih tetap sama, well at least keadaan di sekitar kita masih tetap sama: Eris masih tetap menggemaskan dan donat Mad Hatter masih tetap lezat. Gue nggak menyesal. Gue hanya berjanji akan berusaha memanfaatkan setiap detik hidup gue. Hari ini gue menemukan wonderland di dalam rumah seperti Alice. Bagaimana dengan kalian? :)

senyum,
Indi

nb: Mohon doanya, besok (selasa 30 April 2013) film MIKA akan diputar di IFF Melbourne Australia :)

facebook: here | twitter: here | contact person: 081322339469

Jumat, 25 November 2011

11 Things about Me :)

Hairband: Candybutton | Dress: Toko Kecil Indi | Shoes: Gift


Waktu aku buka kolom komentar di post terakhirku, aku langsung gasping sambil nempelin dua telapak tangan di pipi persis kaya Kevin Mccallister di film Home Alone. Aku bilang, "Ya ampun!! Apa ini??", sambil membayangkan kamera meng 'zoom in' wajahku yang terkejut. Hehehe, berlebihan, ya? Sorry :p
Yang aku temukan adalah 'tugas' tag dan list pertanyaan dari 3 orang blogger (Aul, Diah dan Meilya). Rules'nya sih sederhana, yaitu harus menyebutkan 11 hal tentangku dan menjawab 11 pertanyaan dari masing-masing blogger. Nah, karena aku ditag sama 3 orang sekaligus, maka total pertanyaan yang harus aku jawab adalah.... *jreng-jreng*.... 33 pertanyaan! Wow, banyak juga ya? Hehehe. Tapi berhubung beberapa kali aku mangkir dari 'tugas' tag, so kali ini akan aku kerjakan sebaik mungkin :) Here it is...


11 hal tentang Indi:
1. Daddy's little girl. Di rumah, aku paling dekat sama Bapak. Apa-apa maunya sama beliau. Dari mulai dimasakin sampai diurusin waktu sakit. Aku bisa uring-uringan kalau nggak ada Bapak, soalnya meski beliau nggak memanjakanku tapi tahu cara membuat aku nyaman, eg: membiarkan aku berkreasi dalam bidang yang aku suka dan meyakinkan bahwa aku bisa, menjadi pendengar yang baik, menawarkan bantuan dengan hanya melihat raut "I'm tired" aku, dan masih masih lagi. Pokoknya I love him so much dan can't live without him :)

2. Girly luar-dalam. Sebenarnya aku nggak pernah sadar hal ini sampai aku kuliah. Aku selalu pakai rok bahkan di saat kampus mewajibkan mahasiswinya pakai celana (eg: acara choir dan OSPEK). Entah kenapa aku selalu merasa nyaman kalau pakai rok atau dress. Aku juga suka dengan semua benda yang identik dengan perempuan, film yang tokohnya perempuan dan lain sebagainya. Tapi aku nggak pernah underestimate sama laki-laki, buatku laki-laki dan perempuan sama hebat sesuai dengan batas kemampuan masing-masing yang sudah di-set Tuhan :)

3. Pernah dikira 'gadis Pocari Sweat' dan banyak kejadian nggak terduga setelahnya. Pertengahan tahun 2011 lalu tiba-tiba followers twitterku naik sampai ratusan karena banyak yang 'nyasar' mengira aku adalah Aelke Mariska (bintang iklan Pocari versi sepeda). Padahal faktanya hanya model rambut kami yang sama. Satu bulan kemudian aku dan Aelke berkesempatan untuk 'bertemu' lewat dunia maya dan tanpa sengaja 'menjahili' followers kami dengan mengaku sebagai sepasang saudara kembar. Ternyata banyak yang tertipu (hahaha) dan pada bulan Agustus lalu akhirnya Aelke datang ke Bandung untuk menemuiku. Sekarang sudah banyak yang tahu bahwa kami cuma pura-pura kembar. Tapi tetap saja aku sering tertawa kalau ingat ini :p Dan untuk pertama kalinya, di bulan November ini, aku dan Aelke muncul di majalah yang sama: Aplaus the Lifestyle edisi Japanese Exploration. What a cute experience :))




4. Movie Geek. Waktu kelas 6 (atau 5) SD aku nonton film Air Bud dan menangis pas adegan Josh usir Buddy dengan cara melemparkan bola basket. Aku ingat betul Josh ngomong gini: "Go!! Get out of here!!! Don't you understand? I don't want you anymore". Lalu setelah itu ia pergi naik boat dan menahan tangis karena Buddy mengikutinya dari belakang. Sampai sekarang aku selalu nangis kalau nonton adegan itu, bahkan menceritakannya saja bikin aku sedih. Iya, air mata mulai keluar nih dari sudut mataku, hehehe... Selain itu aku juga selalu nangis waktu nonton adegan "terbang dengan sepeda" di film ET, adegan "arti keluarga" di film Mrs. Doubtfire, adegan "hidung merah badut" di film Patch Adam, adegan "I do believe in magic" di film "Peter Pan" dan masih banyak lagi. Pokoknya aku selalu ingat adegan-adegan yang berkesan buatku di dalam sebuah film. Bukan sekedar ingat, tapi aku hapal dialognya. Rekor 'adegan favorit' terbanyak ada di film Mrs. Doubtfire, sampai-sampai aku mengulang film itu sebanyak 35 kali. Iya, aku ingat berapa kali tepatnya karena aku sempat menandai di kalender setiap kali nonton. Dan kutipan kesukaanku di film itu adalah,
"Some families have one mommy, some families have one daddy, or two families. And some children live with their uncle or aunt. Some live with their grandparents, and some children live with foster parents. And some live in separate homes, in separate neighborhoods, in different areas of the country - and they may not see each other for days, or weeks, months... even years at a time. But if there's love, dear... those are the ties that bind, and you'll have a family in your heart, forever".

5. Banyak yang bertanya apakah aku menjadi (pesco) vegetarian karena alasan agama atau kesehatan. Well, sekarang akan aku jawab: alasannya bukan karena keduanya. Aku cuma ingin sesedikit mungkin 'membunuh' demi makan. Ini sudah pilihanku dan aku tahu resikonya. Aku nggak marah atau tersinggung kalau ada yang protes atau 'mencibir' dengan pilihanku ini. Go ahead, itu nggak akan membuatku "men-judge" pola makan sesorang, kok :)

6. Not into Japanese or Korean. Aku nggak ada masalah dengan kedua negara tersebut. Aku malah kagum dengan kebudayaan mereka :) Tapi aku sering sebal kalau 'kesipitan mataku' dan 'kepucatan kulitku' dijadikan alasan seseorang untuk menuduh bahwa aku adalah seorang costplayer atau penggemar drama-drama Korea. Lucunya, baju apapun yang sedang kupakai, aku sering dapat komentar seperti ini, "Ih.... Korea banget...", atau " Suka yang Jepang-Jepang, ya?", hahahaha :'D

7. Ingin bekerja dengan binatang. Mungkin aku nggak akan pernah jadi dog whisperer profesional, tapi menjadi seorang dog walker atau bekerja di kebun binatang pun sudah membuatku bahagia :)

8. I dreamed about Lucy. Waktu kecil aku dan Gina (sepupu) sering main "Ibu-ibuan". Di permainan itu kami berpura-pura menjadi ibu hamil yang akan melahirkan. Ketika anak kami lahir, kami akan saling memperkenalkan nama anak masing-masing. Gina sering mengganti nama anaknya. Terkadang Guliva, terkadang Salsa, terkadang Zahra atau terkadang Arnold Schwarzenegger (ya, that one is really weird). Tapi aku selalu memperkenalkan anakku dengan nama yang sama: Lucy :)

9. Punya teman bermain bernama Darlana Darling. Sayangnya sekarang ia menghilang karena... she was my imaginary friend...

10. A child with a Christmas spirit. Aku suka dengan suasana natal. Se-cheesy apapun film natal yang diputar di TV aku akan nonton dan bisa dipastikan aku terbawa suasana, sedikit menangis sampai akhirnya tersenyum bahagia meski diputar di bulan Agustus sekalipun! Tahu film Santa Clause 3 yang dapat rating buruk dan nggak laku di mana-mana? Aku bahkan suka film itu dan selalu ber "oooww.... aaahhh" setiap adegan Santa bagi-bagi kado kejutan yang berisi kenangan masa kecil. Hehehe, konyol, ya? :p Tapi bukan hanya Natal, aku juga suka dengan suasana Lebaran. Berkumpul dengan keluarga dan hugging each other tuh indah banget. Sayangnya film-film Lebaran masih jarang. Yang aku suka cuma "Kiamat Sudah Dekat" karena yang lain kebanyakan malah nggak terasa spiritnya. Intinya, aku suka dengan hari raya karena moment berkumpul bersama keluarga itu menyenangkan. Bertemu sih tiap hari, tapi dunno why, kalau hari raya itu rasanya "berbeda" :)

11. Ingin memerankan tokoh "Annie the Little Orphan". Aku sengaja taruh ini di nomor 11 karena Annie adalah gadis yatim piatu berusia 11 tahun. Sekarang aku sudah terlalu tua untuk memerankan Annie, kemungkinan berkesempatan untuk memerankannya sangat kecil. Tapi seenggaknya aku cukup puas karena pernah menyanyikan lagu "Tomorrow" bersama kelompok choir di kampus :)





Untuk detail dan cara pemesanan dress silakan hubungi aku.


Fiuuh.... Am I writing too long? Hehehe. Itu lah 11 hal tentangku, dan tugas selanjutnya adalah menjawab masing-masing 11 pertanyaan dari Aul, Diah dan Meilya. Semoga kalian nggak bosan baca ya, karena ini baru setengah jalan. Here we go again then...


Pertanyaan dari Aul:
1. Why do you write a blog?
Aku suka menulis dan aku suka online, so jadilah blog ini :)

2. Who's your favorite blogger?
Waktu gue mulai nge-blog (2005), aku bahkan nggak tahu apa itu blog. Aku cuma menulis apa yang aku pikir dan nggak terpikir untuk baca blog orang lain. Tapi sekarang aku sering blog walking dan menemukan random blog yang menarik. Aku nggak bisa menyebutkan satu-satu. Terlalu banyak dan terlalu... random :)

3. Describe your self not more than 7 words!
Girly, geeky, clumsy, bookworm, sensitive, cheerful (and) blessed.

4. Write down your favorite song(s) and the reasons why!
"Lucy in the Sky with Diamond", so mysteriuos and I just I just love hearing everything about Lucy.
"Tomorrow", memberikan harapan dan selalu membuat aku 'feel better' saat mendengarnya.
"Just the Way You Are", lagu Billie Joel pertama yang aku dengar karena alm. Mika sering nyanyiin lagu ini.
Lagu-lagunya Aerosmith, Queen, Beatles, Mika, Michael Jackson dan Spice Girls. Because I'm a HUGE fan of them :)

5. Do you like durian? If not, what fruit do you like?
Aku nggak suka dengan rasa durian. Nggak maksud benci, lho, karena semua ciptaan Tuhan itu baik :) Aku suka stroberi, anggur dan apel.

6. If someone said something bad about you and you heard it, whut would you do?
Bertanya pada diri sendiri apakah itu benar. Kalau iya, coba perbaiki dan bersyukur masih mempunyai kemampuan untuk mendengar. Kalau apa yang ia bilang salah, well... you know kan kalau hater itu sebetulnya lover terselubung? ;)

7. If I were a genie and I could make your wish become true, what do you want?
Dear genie in the blogger (lol), tolong buat dunia menjadi tempat ramah untuk penghuninya. Buat mereka (including me) lebih peduli sesama, mau mendengar, mengasihi dan nggak serakah :)

8. If you were a president, what would you do first?
Mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan sama seseorang yang lebih kompeten.

9. What kind of novel you love the most? Mention the title(s)!
Genre maksudnya? Aku suka fairy tale, life story (Mitch Albom is the best!), kids dan banyak lagi. Favoritku adalah The Witches karya almarhum Roald Dahl, One Child karya Torey Hayden, Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto dan dua novelku sendiri Waktu Aku sama Mika dan Karena Cinta itu Sempurna :)
(didn't mean to be narcissistic, aku cuma bangga karena aku mengerjakan novel-novelku sepenuh hati).

10. What do you think of my blog, Aul And The Home?
Ramai, tapi aku suka headernya. Manis :)


Pertanyaan dari Diah:
1. Kapan pertama kali kamu nyasar ke blog ini?
Hmm, sepertinya di tahun 2011 pertengahan. Aku lupa tepatnya kapan. Maklum, kalau blog walking aku memang suka kejauhan, hehehe :)

2. Apa pendapat kamu tentang ngeblog?
Blogging adalah tentang kebebasan menuangkan ide dan pemikiran kita, tapi sekaligus tentang beretika, belajar untuk memikirkan apa yang sudah kita tulis sebelum meng-klik tombol "POST" :)

3. Kenapa kamu suka ngeblog?
I love writing. Enough said! ;)

4. Postingan apa yang paling kamu senangi dari blog saya ini?
Love them all. Aku selalu suka apa yang ditulis dengan jujur tapi tetap beretika :)

5. Apa yang ingin kamu raih saat ini?
Aku sedang mengerjakan project buku yang royaltinya akan disumbangkan ke yayasan-yayasan fauna dan untuk membantu homeless animal/korban kekerasan. Jadi goalku untuk sekarang adalah: mengerjakan sebaik mungkin, memastikan target (yang menerima charity) nya tepat dan berharap agar masyarakat mengerti bahwa binatang itu 'not just an animal', tapi mereka juga punya hak untuk hidup layak.

6. Pernah kopdar? Ada cerita lucu dan berkesan saat kopdar?
Just once :) I'm the youngest one at that time (2007), dan aku bertemu dengan 2 teman blogger dari blog Indosiar. Menyenangkan :)

7. Kalau boleh milih, kamu lebih suka menikmati alam dimana: gunung atau pantai?
No need to choose, aku akan tinggal di mana pun keluarga tinggal. I've told you, I can't live without them :)

8. Ikut forum tentang blogger? Forum apa aja?
Belum pernah :)

9. Tahu Kendari? Sudah pernah ke Kendari kah?
Belum pernah :)

10. Kota mana di Indonesia ini yang paling berkesan buat kamu?
Bandung. Orangtuaku bertemu di sana, memutuskan untuk berpacaran, lalu menikah, dan lahirlah aku... di Bandung ;)

11. Apa yang ada di kepala kamu jika melihat bintang?
Langit-langit kamarku yang disebut Neverland.


Pertanyaan dari Meilya:
Sebutkan 11 daftar makanan yang pengen kamu makan sekarang!
(wah ini mah perintah, hehehe)
1. Salad.
2. Pizza sayur.
3. Tempe penyet buatan Ibu.
4. Sandwich yang ada mata dan mulutnya buatan Bapak.
5. Masakan apapun yang dibuat berdua dengan Ray.
6. Es krim green tea.
7. Kacang Almond.
8. Tumis kangkung.
9. Paprika bakar.
10. Jelly beans, gummy bears atau apapun, sejenisnya.
(ya Tuhan, jadi lapar...)
11. Jagung manis.

Lunas, kan semua pertanyaan terjawab. Sekarang giliran aku yang nanya: Ada berapa blogger kah yang masih bertahan membaca sampai sini? Hehehe, kidding! Tugas aku belum selesai, lho. Aku masih harus memilih 11 blogger untuk kembali mengemban tugas menyenangkan seperti ini (hehehe, hayo lho...). Dan 11 blogger yang beruntung itu adalah....
Bunda Yati, Baby Dija, Ning, Aqua, Dreamy Princess, Titaz, Cominica, Rhie, Ajeng, Rika dan Ditter.


   Pertanyaan yang gue berikan untuk mereka adalah,
1. Apa pendapat kalian tentang "Dunia Kecil Indi"? What's your favorite part?
2. Lebih suka teh manis atau minuman soda?
3. Kalau kalian punya waktu 30 menit untuk menulis sebuah post, apa yang akan kalian tulis?
4. Show me you favorite picture! :)
5. Benda/hal apa yang kalian inginkan di masa kecil dan belum tercapai sampai sekarang?
6. Kalau kalian dihadiahi 3 ekor pets (jenis binatang sesuai dengan kesukaan kalian), apa saja nama yang kalian berikan?
7. Minum langsung dari botol atau pakai sedotan? (nggak ada pilihan dituang ke gelas, ya, hehehe).
8. Kalau kalian suatu hari bertemu dengan aku di jalan/suatu tempat, akan kah kalian mengenaliku? (hehehe).
9. Ceritakan tentang keluarga kalian! :)
10. Kalau belanja di supermarket, apa yang biasa dipakai untuk membungkus belanjaan kalian? Plastik dari supermarket atau pakai tas/keranjang yang dibawa sendiri?
11. Akankah kalian menolong seekor anjing pitbull yang terluka di jalan?

All done! Sekarang semuanya selesai, tinggal menunggu 11 blogger beruntung mengemban tugas mereka, nih, hihihi. Ya, ampun... saking panjangnya ternyata aku sudah 1 jam di depan komputer! Tenang, kali ini aku nggak pakai gasping ala Kevin Mccallister kok meskipun kaget :D
Kalau ada di antara kalian yang sering mampir ke sini, mungkin bakal tahu bahwa aku jarang banget mengerjakan 'tugas' semacam ini. Alasannya sih klise, terlalu banyak yang ingin aku sampaikan, terlalu banyak yang terjadi dalam 1 minggu sehingga 'tugas-tugas' dari blogger lain dikesampingkan. Hari ini juga sebenarnya aku ingin post tentang hal lain, tapi hey apa salahnya sesekali bersenang-senang? Do the tagging thing mungkin kesannya sepele dan nggak penting, tapi ketika teman yang kita tag mengerjakan, kita jadi tahu setidaknya 11 hal tentang dirinya. Dan saat ia men-tag temannya yang lain, lingkaran pertemanan pun menjadi semakin luas bukan nggak mungkin blog kita pun di kunjungi oleh banyak teman baru. So guys, let's do this tagging thing and have fun! :)

salam,
Indi


____________________________________________
Contact Me? HERE. Sponsorship? HERE.
do not copy any design by Toko Kecil Indi

Kamis, 20 Oktober 2011

Meet my Friend, Harry Potter :)






Howdy-do, teman-teman!
Tadinya aku mau post tentang Halloween, tapi berhubung masih terlalu awal dan malah jadi spoiler aku bakal pakai kostum apa (hihihi, sebetulnya sudah pasti pada bisa tebak, sih, lol), akhirnya aku putuskan untuk post tentang sesuatu yang lain, tentang idola masa kecilku.

Aku punya banyak idola. Yang terlama adalah Aerosmith. Aku mengagumi mereka sejak aku masih 7 tahun. Tapi sebetulnya ada satu idola yang muncul di masa pra remajaku, tanpa sengaja... Ah, biar aku ceritakan dari awal ya...

11 tahun yang lalu, satu hari sebelum hari ulang tahunku, aku diminta Ibu dan Bapak untuk memilih hadiah yang aku inginkan di sebuah mall. Seperti biasa ---sejak dulu dan sekarang--- aku langsung memilih untuk masuk ke toko buku. Di sana aku terus memilih, memilih dan memilih... Mengambil setiap buku dengan hati-hati, membaca resensi-nya lalu meletakannya kembali ke rak buku. Sampai aku menemukan buku yang 'tepat'. Buku itu bersampul coklat, bergambar seorang anak laki-laki berkacamata, bersepatu keds dan sedang mencoba menangkap bola. "Harry Potter? Aku belum pernah dengar...", itu yang aku pikir. Tanpa menunggu lama aku langsung tunjukan buku itu pada Ibu dan Bapak dan mereka segera membawanya ke kasir. Di rumah aku langsung membaca buku itu sampai habis. Aku bergadang sampai pagi di hari sekolah...

Meskipun bukunya sudah habis dibaca dalam satu malam, tapi aku terus memikirkan isinya sampai berbulan-bulan kemudian (bahkan mempengaruhi hidupku sampai sekarang). Bagaimana nggak, aku bisa merasakan ikatan yang kuat dengan Harry Potter. Kami sama-sama berkacamata tebal (yup, sampai sekarang setiap kali aku berfoto pakai kaca mata, itu artinya real glasses, kacamata minus 4 dan 5), berbadan kurus dan sering diejek di sekolah. Not to mention that we had the same haircut, ya :)
Aku jadi merasa punya teman, punya seseorang yang mengerti dan tahu bagaimana rasanya jadi aku. Tanpa disadari aku semakin percaya diri dan berhenti meributkan hal-hal kecil dengan keluarga.
Aku ingat waktu itu aku masih satu kamar dengan Adik. Aku sering ribut di malam hari karena adik melewati 'batas teritori' aku. Tapi semenjak aku mengenal Harry Potter aku nggak meributkan hal itu lagi. Harry tinggal di lemari kecil dan sering diganggu oleh saudara tiri nya, remember?
Bahkan Harry membantuku untuk menjadi lebih bersyukur. Aku nggak pernah lagi malas makan dan menyisakan makanan di piring, karena aku tahu Harry sering kelaparan dan tidur dalam keadaan perut kosong...

Ibu dan Bapak menyambut idola baruku dengan senang hati (lebih senang hati dibanding ketika aku pertama kali mengaku "jatuh cinta" dengan Steven Tyler, lol). Mereka setuju kalau Harry Potter membantuku menghadapi masa pra remaja. Sayangnya, di waktu itu Harry Potter belum sepopuler sekarang. Aku harus menunggu munculnya buku kedua dengan sunyi-senyap, tanpa gembar-gembor di media seperti sekarang. Syukurlah, berkat seorang penjaga perpustakaan yang baik aku nggak ketinggalan edisi kedua Harry Potter. Aku bahkan membaca cetakan yang pertama :)

Lalu tiba-tiba saja demam Harry Potter di mana-mana. Teman-teman satu kelas yang sebelumnya memanggilku 'dork' karena aku membawa buku Harry Potter ke dalam kelas pun ikut terserang 'Potter Fever'. Rupanya Harry Potter diadaptasi menjadi sebuah film dan akan diputar segera di Indonesia. "Aku harus nonton... Aku harus nonton!", aku terus-terusan menggumamkan itu. Buatku (waktu itu) rasanya nggak adil kalau aku yang lebih dulu mengenal Harry tapi malah teman-temanku yang menonton duluan. Aku bilang pada Bapak bahwa aku ingin jadi penonton pertama dan aku harus mengantri tiket lebih awal dari siapapun di dunia ini. Dan Bapak setuju...

Aku sampai di bioskop 2 jam lebih awal. Aku memakai sweater hitam, syal kuning merah (seperti punya Harry), lengkap dengan tanda petir di jidatku yang aku lukis pakai pensil alis milik Ibu. Bapak terus-terusan memegang tanganku erat-erat karena aku terus-terusan berusaha lari supaya bisa melihat kalau aku adalah yang pertama di antrian.
Tapi ternyata salah... Puluhan anak-anak dan orang dewasa sudah menunggu di sana sambil berselonjor kaki. Hatiku tiba-tiba mencelos, Harry bukan lagi milikku seorang, tapi milik banyak anak dan orang dewasa lainnya. Dengan ogah-ogahan aku berselonjor di ujung antrian sementara Bapak menghitung jumlah orang yang mengantri di depan gue. "Supaya bisa dibandingkan dengan jumlah kursi bioskop", itu katanya. Aku sedikit tenang waktu Bapak bilang bahwa kami masih kebagian kursi. Dengan harapan baru aku langsung berdiri waktu pintu loket dibuka. Aku menunggu, menunggu dan menunggu. Tapi giliranku nggak pernah datang. Tiket sudah habis di tengah antrian...
Aku hampir menangis. Bapak ikut kecewa karena ia juga sudah menunggu selama 2 jam tanpa hasil. Bapak menghampiri loket yang sudah ditutup dan bertanya mengapa bisa kehabisan padahal menurut jumlah antrian seharusnya masih cukup sampai untuk beberapa orang di belakang kami. Petugas loket nggak bisa menjawab, ia hanya meminta maaf. Sampai hari ini aku masih bertanya-tanya tentang berapa banyak tiket yang boleh dibeli saat kita mengantri tiket bioskop. Bukannya ada batas maksimal? Ah, membingungkan!

Kekecewaanku berubah menjadi kemarahan. Di perjalanan pulang aku menjadi rewel dan hampir menangis betulan. Lalu Bapak punya ide untuk membawaku ke bioskop lain. Katanya ada sebuah bioskop lama yang sudah ditinggalkan penggemar, mungkin di sana antriannya nggak terlalu panjang. Aku setuju, terlebih Bapak juga semangat. Mungkin karena ia ikut penasaran dengan Harry Potter, hehehe. Dan benar saja, di sana antriannya nggak terlalu panjang, malah waktu kami sudah di dalam ruangan, ada 1 barisan yang kosong.
Film dimulai, aku segera bersiap untuk kembali larut dengan kisahnya. Wah, Christopher Columbus! Itu kan orang yang sama dengan yang membuat dua film kesukaanku: Mrs. Doubtfire dan Home Alone. Pasti aku juga akan suka dengan film nya yang ini. Tapi hey! Siapa itu?? Apa itu Harry Potter? Kenapa tanda petirnya agak miring ke sebelah kanan? Di buku kan ada di tengah... Dan itu siapa? Bibi Petunia? Kenapa ia terlalu 'normal'? Dibuku kan ia kurus dan berwajah seperti kuda...
Gue nggak bisa berhenti bertanya pada Bapak kenapa semuanya terlihat berbeda. Bapak bilang terkadang sutradara menyesuaikan naskahnya supaya sesuai dengan tampilan visual. Ah, tapi aku nggak puas. Satu-satunya tokoh yang terlihat sama cuma Ron Weasley...


OOTD: Hair clip: CandyButton | Glasses: Braga | Top: Harry Potter | Skirt: Simple Chic | Legging: Simple Chic | Shoes: Kameli.





Ternyata aku nggak terlalu tertarik dengan filmnya, apalagi semakin lama ke-nggak miripan film dengan buku semakin besar. Aku cuma mengikuti film Harry Potter sampai seri ke 3 di bioskop. Semuanya aku tonton ditemani Bapak dan di seri ketiga Bapak malah ketiduran! Hahahaha... Tapi aku tetap mengikuti bukunya dan menyukainya seperti pertama kali aku membacanya.
Aku ingat waktu buku seri ketiganya keluar. Ada promo di sebuah toko buku yang menyebutkan bahwa pembeli pertama berhak atas buku Harry Potter edisi spesial (hard cover) dan sebuah mug bergambar Harry Potter. Nggak mau keduluan, aku menyimpan dulu uang muka sebesar 50% di toko buku. Ibu bilang aku konyol banget, karena bahkan bukunya belum sampai di Indonesia. Tapi aku tetap bersikeras bahwa harus jadi orang pertama dan nggak mau kejadian di bioskop terulang lagi. Gawatnya 3 hari sebelum bukunya datang aku terserang alergi parah. Seluruh tubuhku gatal-gatal dan membengkak. Aku sudah ke dokter dan memohon supaya bengkakku berkurang, tapi dokter nggak bisa apa-apa dan memintaku menunggu selama satu minggu. Setiap hari aku berdoa dan berdoa supaya alergiku membaik, tapi ternyata di hari ketiga keadaanku masih tetap sama. Bapak menawarkan supaya ia saja yang mengambil bukunya, toh secara teknis aku sudah jadi pemilik buku itu dan nggak perlu takut bukunya diambil orang. Tapi aku tetap bersikeras untuk mengambil bukunya sendiri. Aku ingin jadi orang pertama yang menyentuh buku itu setelah petugas toko buku (iya, petugas percetakan dan pengiriman buku nggak dihitung, lol). Akhirnya aku pergi ke toko buku dengan memakai jaket tebal, topi, sarung tangan dan masker untuk menutupi kulitku yang merah dan bengkak. Dan aku pun berhasil menjadi pembeli buku pertama yang menakut-nakuti seluruh pengunjung toko buku, hahaha. Silly Indi!

Seiiring berjalannya waktu dan habisnya masa remajaku, ketertarikan dengan Harry Potter semakin berkurang. Aku tetap menganggapnya 'teman', pasti. Tapi aku nggak lagi rela melakukan apa saja untuk mendapatkan bukunya. Aku jadi lebih bersabar dan nggak menganggapnya masalah besar kalau aku terlambat membeli bukunya selama satu atau dua bulan. Dan dengan film nya, aku semakin nggak tertarik. Aku hanya menonton ketika DVD nya rilis atau diputar di TV. Kenangan terakhirku menonton Harry Potter (setelah yang seri ke 3) di bioskop adalah menonton seri yang ke 7, seri terakhir. Aku menonton dengan Ray dan kami nggak bisa berhenti tertawa karena Daniel pemeran Harry Potter, tampak begitu pendek dan berisi, semakin jauh dengan gambaran Harry Potter di buku, hihihi. Meski begitu, sama sekali nggak mengurangi kecintaanku dengan kisah Harry Potter yang sederhana tapi mengagumkan :)







Tadi siang Bapak bertanya di mana aku menyimpan semua koleksi pernak-pernik Harry Potterku. Aku bilang mungkin ada di kamar dan sebagian ada di rumah kami yang lama. Tiba-tiba saja aku ingin mengenang kembali masa kecil dan pra remajaku, sebelas tahun yang lalu ketika berkenalan dengan seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Dengan sedikit mencari-cari aku menemukan beberapa, memang nggak banyak tapi cukup membuat aku dan Bapak tersenyum lucu.
Hari ini dan selamanya aku akan mengenang Harry Potter sebagai anak laki-laki bertubuh kurus yang memiliki bekas luka di tengah jidatnya, bukan di agak ke kanan seperti di film. Harry Potter yang membuatku lebih bersyukur, berani dan membantu melewati masa pra-remajaku yang sulit.
Terima kasih, Harry... my friend ;)






salam,
INDI


Selasa, 15 Februari 2011

Happy birthday, Mommy :)





Ini sedikit telat, tapi tanggal 10 Februari lalu nyokap---yang biasa aku panggil Ibu---ulang tahun.
Kata orang, aku seperti versi mininya Ibu. Secara fisik kami sama-sama berkulit putih, sipit dan punya rambut tebal lurus. Kami juga sama-sama suka dunia fashion, Ibu suka merancang baju dan aku sering jadi modelnya Ibu, sampai-sampai aku ikut "tertular" merancang baju :)

Tapi tetap saja kami dua manusia yang berbeda. Karakter kami berlainan 180 derajat. Ibu orangnya cenderung serius, jarang berimajinasi dan supel. Sedangkan aku, aku seperti gadis kecil yang terperangkap dalam tubuh gadis dewasa, suka berimajinasi, terkadang naif dan sering kesulitan kalau bertemu dengan orang baru.



Ibu dan aku di butiknya :)

Keluarga kami.



Kami kadang berselisih paham. Kami kadang nggak saling bicara untuk beberapa jam. Kami kadang saling memasang wajah cemberut. Tapi kami saling mencintai. Terlebih, aku mencintainya. Sangat!

Kami sering tertawa bersama. Kami sering bergosip bersama. Kami sering "naksir" laki-laki yang sama. Kami sering merancang baju bersama. Kami bersenang-senang bersama. Sering kali!

Aku dan Ibu nggak selalu bisa saling baca pikiran, terkadang perbedaan usia membuatku harus menjelaskan apa yang aku maksud dengan lebih detail. Begitu juga Ibu, terkadang ia harus berbicara agak tegas supaya aku mengerti apa yang ia maksud dan---tentu saja---membuatku teringat bahwa ia lahir lebih dulu, bahwa ia lebih tahu...


Ibu: "Tadi les bahasa Inggris belajar apa saja, Kak?"
Aku: "Aku belajar di Lab, nonton DVD tanpa text Inggris dan harus mengerti".
Ibu: "Apa? Kalau yang seperti itu bukannya kamu sudah sering di rumah???"
Aku: *dalem hati: "Yah, itu mah namanya aku nonton DVD bajakan kali, Bu..."*

Atau,

Ibu: "Jadi anak perempuan, kalau lagi datang bulan jangan kebanyakan tiduran. Masa dari pagi sampai siang belum bangun-bangun, nanti tembus, lho".
Aku: "Iya, Bu". (sambil terus tidur-tiduran di karpet sambil ngemil Oreo).
Ibu: "Kok masih tiduran juga? Masih muda sudah pemalas, apalagi nanti".
Aku: "Iya, Bu, sebentar lagi nanggung". (sambil pindah-pindahin saluran TV cari film kartun).
Ibu: "Kakak! Bangun dulu sebentar, lihat tuh celana kamu kaya apa!"
Aku: "Apa? Nggak apa-apa, kok..." (sambil cepet-cepet bangun, kabur ke kamar mandi dan nutupin celana yang penuh noda sampai batas paha).


Aku mengenal Ibu sejak aku lahir. Ia yang mengajarkanku bagaimana cara untuk bertahan di tengah-tengah dunia yang kadang nggak ramah. Ia orang pertama yang aku ajak bicara tentang laki-laki yang aku taksir. Ia juga orang pertama yang mengajarkanku cara berdebat, mengatakan tidak dan merengek sampai menangis...
Terkadang aku memanggilnya "Boss" kalau lagi kesal. Tekadang Ibu memanggil dengan nama depanku kalau lagi jengkel. Tapi---sekali lagi--- kami saling mencintai. Sungguh, sangat.

Seperti suatu hari di ulang tahunku beberapa tahun lalu...

Ibu: (mengetuk kamarku lalu membuka pintunya pelan-pelan) "Kak, tahun ini ulang tahunnya nggak ada kue, ya. Ibu sama Bapak lagi nggak ada budget. Tapi ini ada uang untuk beli pizza, kamu nanti telepon Pizza Hut saja dan pilih mana yang kamu suka".
Aku: (nahan nangis, minta Ibu keluar kamar dan tutup pintunya rapat-rapat).


Waktu itu aku nggak bisa menahan haru. Aku terharu Ibu masih berniat menggantikan kue dengan pizza di saat yang lagi sulit. Aku tahu tindakanku yang "mengusir" Ibu berkesan kasar dan menimbulkan salah paham. Tapi aku nggak mau ia lihat aku nangis. Sampai akhirnya, keesokan harinya, waktu aku bangun tidur aku betul-betul nangis di depan Ibu. Ia membelikanku kue! Katanya Ibu takut membuatku kecewa semalam...

Dan, 10 Februari 2011, Ibu ulang tahun. Aku nggak bisa kasih apa-apa selain kue kecil dengan lilin sisa tahun lalu. Itupun hasil patungan dengan Ray (yang sampai sekarang belum aku ganti---mungkin nggak akan pernah---). Aku kasih kuenya waktu Ibu nonton TV dan ia pikir aku lupa dengan ultahnya. Ibu bahagia sekali. Ia meniup lilinnya dengan bangga dan mengajakku, Adik dan Bapak untuk berfoto bersama.
Seharian Ibu tersenyum. Aku kagum betapa mudahnya membuat ia tersenyum dan berbahagia. Cuma sebuah kejutan kecil... Kejutan kecil yang nggak ada apa-apanya dibandingkan kerepotan mengurus aku selama 24 tahun!





Happy birthday Mommy,
Terima kasih sudah menjadi parner seumur hidupku untuk berdebat, bergosip dan menjadi guru yang paling hebat.
Aku sayang Ibu selalu, selalu, selalu. Sampai kapanpun. Kalau aku menikah nanti aku tetap mengunjungi Ibu, setiap natal, setiap tahun baru, setiap lebaran, setiap nyepi, setiap hanukah, setiap paskah, setiap waisak, setiap... setiap hari raya apapun, Bu, aku pasti akan datang!

salam sayang,
Kakak Indi


nb: Kalau nanti aku datangnya setiap hari, boleh nggak?...



Rabu, 11 Agustus 2010

Cita-cita

Potong kue di ultahku sama Ibu :)



My family. Ibu baru aja bangun tidur, hahahaha :)



Halo, apa kabar semuanya? Buat yang menjalankan ibadah puasa, aku ucapin selamat berpuasa, ya. Semoga ibadah tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Amen :)

Satu minggu belakangan, aku baru ngalamin "kerasnya hidup", hehehe. Maksudku, kehidupanku setelah lulus kuliah jauh lebih berat daripada waktu kuliah (yang memang sudah sulit, huhuhu). Aku mulai harus  untuk lebih mandiri, punya penghasilan sendiri dan pekerjaan yang stabil.
Aku sama sekali nggak keberatan dengan "peran" baru ini. Toh aku memang sudah dewasa dan terbiasa membiayai diri sendiri (sejak kuliah aku nggak dapet uang saku). Tapi yang jadi masalah justru kekhawatiran ortu (terutama nyokap) ku!

Sejak aku masih remaja, nyokap, yang aku panggil "Ibu" sudah khawatir dengan "masa depan" ku. Perkembanganku yang ajaib sebagai remaja, bikin dia ketakutan setengah mati kalau anaknya nggak bisa sehebat anak-anak lain.
Suatu waktu pernah Ibu bertanya apa cita-citaku. Dengan percaya diri aku jawab,
"Aku mau jadi penulis dan apapun, asalkan bekerja dengan anak-anak".
Dan kagetlah nyokapku.

Bahkan semenjak aku belum lulus SD, nyokap pernah bilang kalau dia bercita-cita punya anak yang sukses, punya karier yang cemerlang dan mapan. Jujur aja, awalnya memang menjadi beban tersendiri buatku, yang secara kebetulan dilahirkan sebagai anak pertama, hehehe. Tapi lama-lama aku pikir, aku  bisa kok sukses dengan pekerjaan yang aku sukai. Toh apapun kalau dikerjakan dengan serius pasti "menghasilkan".
Ternyata nyokap berpikir lain, baginya untuk sukses harus kerja kantoran. Begaji tetap dan bukan kerja "serabutan".
Agak menyakitkan, memang... Tapi begitulah, sebagai fresh graduate yang masih tinggal di rumah ortu, aku harus mendengarkan keinginan nyokap.



Adik, Bapak dan aku waktu Ibu ultah di Lembang.



Akhirnya di sinilah aku, mulai cari pekerjaan yang nggak ada hubungannya dengan dunia yang aku suka. Nggak ada tulis-menulis, khayal-mengkhayal (bahasa opo iki? lol) atau anak-anak. Sudah beberapa CV aku kirim via e-mail ke beberapa tempat. Ada yang ditanggapi ada juga yang nggak.
Salah satu yang ditanggapi datang dari sebuah lembaga pendidikan (nama dan profesinya rahasia, ya! Hehehe). My Mom was soooooo exited! Sampai-sampai dia langsung bikin baju baru buatku. Buat kasih "miracle" di interviewku katanya. Aku sih cuma bisa mesem-mesem nggak karuan. Soalnya kalau manyun aku nggak tega sama nyokap yang sudah begitu bahagia (dan mendoakan aku pagi-siang-malem--kapanpun--).



Me and Daddy di ultahku. Look at my face. Aku gak mandi karena lagi kena demam berdarah :p


Interviewku kebilang lancar, meski gagal bikin janji sebanyak 2 kali. Tapi setidaknya aku menunjukkan ketertarikan dengan interview'nya meski aku blank sama sekali tentang profesi "itu".
Sampai hari ini (3 hari kemudian setelah interview), aku masih belum dapet panggilan. Terlalu dini untuk bilang aku gagal dan terlalu "deg-degan" juga untuk bilang aku masih punya harapan. Nyokap mulai gelisah dan takut aku gagal. Aku, meskipun nggak terlalu menginginkan pekerjaan itu ikutan nggak enak dan berdoa semoga Tuhan kasih pekerjaan itu sama aku. Yah, kalaupun nantinya aku nggak cocok kerja disana, at least aku sudah mencoba dan bikin nyokap bahagia.



Daddy and me. Foto ini diambil sama Gina, sepupuku.



Di tengah kegelisahanku, justru bokap yang sangat optimis dengan masa depanku. Baginya pekerjaan itu apa saja, asal halal. Karena itulah kenapa dulu anak-anak diajari untuk punya cita-cita. Ya untuk dicapai, bukan untuk diubah ketika dewasa...
Jujur aku terharu dengan dukungan bokap. Selama ini aku selalu tahu kalau bokap sayang aku, tapi jarang sekali dia tunjukin dengan cara-cara verbal.
Aku masih inget dengan jelas percapakan kami waktu dia anterin aku interview,


Bokap (B): "Kalau ini nggak berhasil, jangan sedih. Bilang saja sama Ibu apa adanya. Mungkin nanti kamu diizinkan kerja di koran XX (nyebutin nama)."

Aku (A): "Iya, tapi Ibu kan maunya nulis hobi saja..."

B: "(Diam agak lama)... Kapan-kapan ambilah uang tabunganmu beberapa ratus ribu. Traktir Ibumu, Nenek juga Kakek."

A: "Untuk apa, Pak?"

B: "Bilang ini hasil menulis. Supaya mereka tahu, kalau menulis itu pekerjaan. Bukan sekedar hobi..."

***

Sampai detik ini aku masih deg-degan soal interviewku. Masih takut juga bikin nyokap kecewa. Tapi at least aku tahu kalau ada yang mendukung cita-citaku dan percaya sama aku apapun profesi yang aku ambil suatu hari nanti.



Bapak, Ibu... Aku kebingungan.
Aku menghargai impian kalian.
Sangat menghargai...
Jadi tolong doakan saja aku berhasil dengan jalan yang aku pilih.
Bukan dengan jalan yang sama sekali tidak aku kenal.
Jika kalian (terutama dirimu, Ibu) tetap menginginkan aku mengambil jalan lain,
aku akan menurut.
Tapi tolong tuntunlah aku agar tidak tersesat.
Dan berikanlah aku waktu untuk belajar...

Bapak, Ibu. Aku sayang kalian...




(Diedit pada 29/02/2024. Kayanya waktu nulis ini aku lagi mellow banget dan "gak kompak" sama Ibu, hahaha. Glad itu sudah berlalu, beliau hanya khawatir dan sebenarnya selalu mendukung cita-citaku. Look at me now, semua  yang aku raih sekarang berkat dukungan Ibu :) ).