Tampilkan postingan dengan label Birthday. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Birthday. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Juni 2013

Tema Ulang Tahun yang Sama Terulang Lagi. Tapi Kali Ini... LEBIH BAIK! :)


Classic birthday girl pose :p

Setiap mau ulang tahun gue pasti sakit. Iya, pasti, artinya tanpa kecuali, bahkan di saat gue lupa kalau sebentar lagi akan ulang tahun. Sakitnya sih macam-macam, dari yang sepele seperti sakit tenggorokan sampai yang sangat mengganggu seperti alergi atau demam. Awalnya sih gue nggak sadar, tapi setelah dewasa gue mulai bertanya pada Bapak dan Ibu. Ternyata mereka juga nggak tahu alasannya, yang pasti menurut mereka gue selalu begitu sejak kecil, hehehe. Ada yang bilang ini sugesti, karena sering sakit gue jadi sudah "siap" sakit ketika ulang tahun hampir tiba. Tapi seperti yang gue bilang tadi, gue bahkan kadang lupa kalau sebentar lagi mau ulang tahun. Jadi mana mungkin bisa tersugesti? Ah, pokoknya begitu, sampai hari ini masih jadi misteri, hehehe. 

Ulang tahun gue jatuh di tanggal 8 Juni. Tahun ini sejak jauh-jauh hari gue sudah memikirkan ide untuk ulang tahun gue. Tuhan begitu baik memberikan gue banyak berkah tahun ini, dari mulai film MIKA yang tayang dan diterima oleh masyarakat Indonesia, lalu dilanjutkan dengan diputar di IFF Melbourne sampai dengan impian masa kecil gue yang akhirnya terwujud: bertemu dengan Aerosmith secara personal. Gue pikir, akan menyenangkan jika ulang tahun gue sekalian sebagai bentuk dari rasa syukur atas berkah-berkah yang luar biasa ini. Gue sudah menyiapkan daftar teman-teman yang akan gue undang, tema acara dan lain sebagainya. Tapi setelah waktunya benar-benar dekat perhatian gue ternyata terpecah pada banyak hal. Telinga gue mengalami infeksi dan harus berobat ke Rumah sakit. Sementara pekerjaan gue di preschool sedang sibuk-sibuknya karena sebentar lagi akan school leavers. Ketika akhirnya punya waktu untuk bernapas sejenak, gue malah baru ingat kalau ulang tahun akan segera tiba! Dan itu hanya 2 hari sebelum tanggal 8 Juni. Tema yang sudah disiapkan terpaksa dibatalkan karena waktu sudah habis, dan rencana mengundang teman-teman pun berantakan karena provider handphone gue (entah kenapa) error sehingga gue hanya bisa mengabari lewat Facebook saja. Padahal nggak semua teman gue aktif berinternet.

Sempat sedih, gue berniat membatalkan semuanya. Tapi Bapak bilang waktunya belum terlambat dan gue masih bisa bersenang-senang meski tanpa tema yang sudah gue rencanakan sebelumnya. Semangat gue bangkit kembali, beberapa teman ternyata bisa datang meski diundang secara mendadak dan gue memesan kue ulang tahun kecil, yang syukurlah bisa selesai dengan cepat (thank you, Dreams Cake) :) Mungkin yang sering membaca blog ini tahu bahwa di keluarga gue ada tradisi untuk 'merayakan' ulang tahun setiap anggota keluarga. Menurut kami ulang tahun adalah moment yang istimewa, yaitu mengulang atau mengenang kembali moment dimana gue atau siapa pun yang berulang tahun dilahirkan. Ketika gue lahir seluruh keluarga bersuka cita, maka setiap tahun kami mengulangnya, mengingat betapa bersyukur dan bahagianya ketika pertama kali gue hadir. Dan ulang tahun juga terkadang kami jadikan moment untuk berkumpul. Setelah dewasa menjadi semakin sulit untuk mendapatkan waktu bersama, dan ulang tahun adalah waktu yang tepat :)

Di malam ulang tahun, Eris, anjing keluarga kami tiba-tiba terlihat lemas. Biasanya ia selalu semangat jika gue mengajaknya bermain lempar tangkap dengan Tuan Jeruk dan Nyonya Kelinci, mainan karetnya. Gue memeriksa suhu tubuhnya dan nggak menemukan ada yang salah. Nafsu makannya juga baik meski ia terlihat nggak terlalu bersemangat. Gue berpikir positif dan mengira Eris hanya malas. Gue dan Bapak pun meninggalkannya untuk pergi ke supermarket yang jaraknya sangat dekat dengan rumah. Tapi gue ternyata nggak bisa berkonsentrasi memilih bahan makanan dan camilan untuk ulang tahun keesokan harinya, tiba-tiba gue teringat Eris dan memutuskan untuk pulang. Untuk dekor dan lainnya biarlah gue beli nanti pagi, begitu gue pikir, dan malam ini lebih baik membawa Eris ke dokter hewan untuk memastikan ia baik-baik saja. Ternyata dokter hewan sangat ramai, Eris mendapat nomor urut 7 dan kami harus menunggu cukup lama. Syukurlah Eris nggak rewel dan ketika gilirannya diperiksa tiba dokter memberikan kabar baik, anjing golden retriever kami ternyata hanya terkena radang tenggorokan dan kami pun pulang dengan perasaan senang.

Pagi-pagi sekali di hari ulang tahun, Ibu dan Bapak memberikan ciuman selamat segera setelah gue bangun tidur. Gue bahagia dan semangat bukan main. Gue langsung mengajak Bapak untuk membeli dekor sebelum teman-teman gue datang. Tapi lalu gue menyadari sesuatu, Eris masih terlihat lemas dan ia menolak sarapan. Karena takut terjadi sesuatu yang nggak diinginkan gue dan Bapak kembali membawanya ke dokter. Gue nggak sempat mandi langsung menuntun Eris ke dalam mobil. Setelah sampai ternyata dokter hewan lebih ramai dari semalam, Eris mendapat nomor urut 15. Kami menunggu sambil menghibur Eris yang sudah kelihatan bosan. Waktu gue melirik handphone ternyata waktu sudah menunjukan pukul 1 siang, dan salah seorang teman ternyata sudah bersiap untuk ke rumah gue. Jangankan dekor, gue bahkan sudah nggak memikirkan lagi tentang mandi dan hanya menghkawatirkan Eris. Kalau teman gue ternyata sampai lebih dulu ke rumah dibanding gue, gue meminta maaf soal itu, tapi benar-benar nggak bisa melakukan apa-apa. Ketika gilirannya tiba dokter memeriksa Eris dengan lebih seksama dari kemarin. Hasilnya tetap, ia terkena radang tenggorokan dan karena itulah ia menolak sarapan. Eris diberi vitamin dan penambah nafsu makan. Gue menjadi lebih tenang karena dokter meminta gue untuk nggak terlalu khawatir.

Gue tiba di rumah dalam keadaan kumal, pakaian gue penuh bulu dan liur Eris. Bagaimana nggak, kami duduk berdua di bangku belakang mobil sedan dan gue hampir selalu memeluknya erat. Suasana rumah tampak seperti hari-hari biasa, nggak ada dekor, bahkan Ibu belum selesai masak karena tiba-tiba ada keperluan. Untuk membatalkan undangan sudah terlambat, tapi kalau teman-teman gue datang apa yang akan gue lakukan? Semuanya benar-benar di luar rencana. Gue memutuskan untuk mencuci muka, berganti baju dan menyisir rambut. Jika teman-teman datang seenggaknya gue tampak rapi, hehehe. Selama gue bersiap-siap ternyata Bapak dibantu Bi Yati, sekretarisnya Ibu telah menyelesaikan memasak spageti dan salad, thank God. Sambil menunggu teman-teman datang gue dan Bapak mengobrol, kami kelelahan tapi juga exited dengan ulang tahun ini. Sambil sedikit bergurau gue berkata bahwa sebenarnya sangat menginginkan ulang tahun yang bertema. Tahun lalu ulang tahun gue bertema Spongebob dan sayang sekali Bapak nggak bisa hadir karena bekerja. Dan tahun ini ketika keluarga kami lengkap berkumpul ternyata semuanya di luar rencana. Bapak bertanya tema apa yang gue inginkan. Gue tersenyum lemah dan berkata, "Aerosmith..."

Diluar dugaan, Bapak berusaha mewujudkan keinginan gue! Dua orang teman gue sudah di perjalanan dan bisa datang kapan saja. Tapi Bapak berkata bahwa kami masih punya waktu. Dengan sigap beliau menurunkan 2 buah poster besar Aerosmith di kamar gue dan menyuruh gue mencetak foto pertemuan gue dan Steven Tyler di Singapore bulan Mei lalu. Gue mulai mengerti apa rencana Bapak tapi masih nggak menyangka dengan apa yang beliau sedang lakukan. Sambil menunggu mencetak foto, Bapak mengambil koleksi Aerosmith apa saja yang bisa diraihnya. Topi, scarf, foto Aerosmith handmade kado dari si kembar Della dan Dilla tahun lalu... Dengan gerakan sangat cepat semuanya Bapak pindahkan ke ruang tamu lalu ditata. Hasilnya sangat luar biasa, ruang tamu terlihat seolah sudah didekor seharian. Semuanya terlihat rapi dan terencana. Gue benar-benar terharu. Sambil terpekik gue mengucapkan terima kasih kepada Bapak, dan hanya beberapa menit saja setelah dekor selesai, Dhian, sahabat gue sejak SMA tiba di depan rumah.

Scarf dan topi jadi sentuhan yang manis :)
Ah, thanks Daddy :*
Dhian yang pertama datang :)
Waktu gue berulang tahun ke 15, Ibu dan Bapak pernah memberi gue kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Waktu itu mereka mengundang 2 orang teman gue dan ketika bangun tidur tiba-tiba sudah ada kue ulang tahun bertuliskan Aerosmith dan sebuah T shirt dengan tulisan yang sama. Ulang tahun itu begitu berkesan untuk gue, Aerosmith telah menginspirasi gue untuk berkarya dan berani menghadapi masa remaja yang sulit. Dan di usia gue yang sekarang ini semuanya terulang, Bapak kembali memberikan kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Begitu mendadak, tapi sama berkesannya seperti dulu. Apalagi sekarang rasanya semakin nyata karena gue sudah pernah bertemu dengan Aerosmith secara personal hanya 2 minggu sebelum ulang tahun gue. Sungguh kado awal yang sangat luar biasa. Dulu gue hanya bisa melihat nama band mereka tertulis di atas kue ulang tahun gue, dan sekarang ada foto mereka di sana, bersama gue! Dulu gue hanya bisa bermimpi dan sekarang gue benar-benar merayakan ulang tahun gue bersama mereka berkat kebaikan Sound Rythm dan ide cemerlang Bapak. 

Nggak lama kemudian teman-teman gue yang lain datang dalam waktu yang hampir bersamaan. Cut Hanna datang bersama suami dan anaknya, lalu disusul oleh Dilla dan Rini yang memang pergi bersamaan. Gue bahagia ketika teman-teman gue memuji dekorasi ruang tamu karya Bapak. Gue nyengir setiap kali mendengar komentar "niat banget" mengingat ini semua dilakukan tanpa rencana. Dilla tersenyum senang ketika mengetahui kado darinya menjadi bagian dari dekor ulang tahun gue, bersebelahan dengan kue yang bergambar foto mereka dan gue. Kami mengobrol dan tertawa penuh suka cita. Ini adalah pertemuan pertama gue dengan mereka setelah bertemu Aerosmith, dan gue diminta bercerita (secara berulang-ulang) tentang pertemuan yang ajaib itu. Dengan senang hati gue mengulang sebanyak yang mereka minta. Teman-teman memang sudah sangat mengenal gue, mereka tahu betapa gue sangat terinspirasi dengan Aerosmith dan ikut senang dengan apa yang gue alami :) Di waktu yang tepat keperluan Ibu selesai dan beliau datang ke tengah-tengah kami, suasana semakin hangat, yang belum datang tinggal Ray yang masih dalam perjalanan dari kantornya.

Cut Hanna dan Keluarga 
Rini dan Dilla kompak pakai baju merah, hehehe.
Chit chatting :)

Kami menikmati spageti dan salad buatan Ibu (yang dibantu Bapak dan Bi Yati) dan minum banyak sekali soda. Infeksi telinga gue masih terasa tapi rasa bahagia gue menutupi segalanya, terlebih keadaan Eris sudah jauh lebih baik dan mau makan 1 mangkuk kaldu ayam yang dicampur dog food. Ray datang sebelum kami selesai makan dan segera menyusul dengan membawa 1 piring spageti. Percakapan kami semakin menyenangkan dan suasana semakin ramai. Teman-teman gue cukup lama nggak bertemu dengan Ray, dan ini adalah pertemuan pertama gue dengan Melody, anak dari Cut Hanna. Seperti reuni kecil, hanya saja dengan Aerosmith dimana-mana, hehehe. Setelah kami selesai makan Ibu dan Bapak memberikan doa dan harapan untuk gue. Mereka berharap agar gue selalu diberikan kesehatan dan apa yang gue kerjakan sekarang ini menjadi semakin baik. Gue selalu terharu dengan saat-saat seperti ini, tapi lalu Bapak 'merusak' nya dengan meminta semuanya bernyanyi "Selamat Ulang Tahun" dengan konyol. Untung saja kali ini nggak berhasil karena gue sudah histeris duluan melihat lelehan lilin yang menetes-netes di wajah Aerosmith. Gue langsung meniup lilinnya sebelum lagu selesai, hehehe.

FOODS! Hasilnya luar biasanya meski memasaknya kilat. My mom memang SUPER! :)
Ciuman dari Ibu dan Bapak :)
Nyanyinya buru-buru, takut lilin-lilin di atas kue keburu meleleh, hehehe.
The girls :)

Teman-teman dan Ray tinggal di rumah sampai malam (kecuali Cut Hanna dan keluarganya yang lebih dulu pulang). Kami sepertinya nggak pernah kehabisan bahan obrolan, pasti ada saja yang dibahas dan ditertawakan. Ketika waktunya potong kue tiba semua menjadi histeris, teman-teman bertaruh gue nggak akan tega memotongnya. Semua memanas-manasi agar gue memotong wajah Steven Tyler lebih dulu. Mereka sangat tahu bahwa ia adalah member Aerosmith yang pengaruhnya paling besar pada gue. Tentu saja itu nggak gue lakukan dan malah mengulur-ngulur waktu sambil memegang pisau, hehehe. Dilla bahkan mengambil foto gue dan kue berkali-kali, untuk perpisahan katanya. Sedangkan Ray yang memang selalu di balik kamera menahan tawa sambil terus mengambil foto kami. Akhirnya, dengan sedikit air mata gue memotong wajah Brad Whitford tepat di tengah, nggak melihatnya dan memberikannya kepada Dhian :p

OMG... My awesome birthday cake! :p
Teman-teman: antara manas-manasin dan nggak tega kuenya dipotong, hehehe.
Okay, sorry Brad Whitford....
Mata langsung berkaca-kaca setelah kuenya terpotong, hahaha...

Malam semakin larut dan seluruh teman gue pamit pulang, Ibu dan Bapak kelelahan di depan TV sementara gue dan Ray membuka kado-kado yang semuanya dibungkus oleh kertas kado warna pink. Gue menerima semua dengan suka cita, gue tahu Ibu, Bapak, adik (yang baru datang setelah hampir semuanya pulang), teman-teman dan Ray memberikan semua ini dengan penuh cinta. Catatan-catatan yang ditulis tangan, yang terselip di antara kertas kado merupakan pemberian yang berharga untuk gue. Siapa menyangka ulang tahun yang serba nggak terencana dan mendadak ini menjadi hari super menyenangkan, seluruh makna ulang tahun gue rasakan hari ini. Setiap kali usia bertambah gue menyadari bahwa waktu gue bersama orang-orang yang gue sayangi semakin pendek, dan gue merasa diberkahi karena selalu mendapatkan kesempatan untuk berkumpul di hari ulang tahun. Di hari ulang tahun juga gue selalu melihat senyuman bahagia dan penuh syukur Ibu dan Bapak. Mereka bilang ini adalah perasaan yang sama ketika melihat gue untuk pertama kalinya, ketika gue lahir. Gue merasa istimewa, gue memang istimewa.
Terima kasih Tuhan telah memberikan kehidupan penuh pelajaran dan berkah, semoga di sisa usia yang gue miliki gue menjadi lebih baik dan nggak pernah lupa untuk bersyukur. Amen... :)






blessed birthday girl,

Indi


nb: Artikel 4 halaman tentang gue bisa dibaca di Majalah Kartini no. 2349 (Cover Nikita Willy)
________________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 19 November 2012

Tentang "Guruku Berbulu dan Berekor" :)

Hi bloggies! Wow, it's been a while ya gue nggak menulis di sini :") Bagaimana kabarnya? Ada cerita baru kah? Hehe, gue bahkan nggak sempat blog walking, padahal itu part yang paling gue sukai dalam blogging, lho... Sudah 2 minggu belakangan gue memang nggak produktif, jangankan menulis di sini menulis untuk pekerjaan gue pun nggak karena ---well, okay ini pengulangan sakit bulan lalu--- gue kena batuk alergi lagi! :( Bahkan waktu gue menulis cerita ini pun belum sembuh betul, tapi gue baru saja mengalami hal menyenangkan dan nggak untuk membaginya :D

Selama 2 minggu kebelakang bukan cuma menulis yang absen dari kegiatan gue, gue juga melewatkan beberapa peristiwa penting. Salah satunya adalah ulang tahun Ray! Ray berulang tahun pada tanggal 7 November, tapi baru semalam gue berkesempatan mengucapkan selamat secara langsung, alias baru bisa bertemu. Ya, I know, that was so sad... Tapi yang terpenting moment bertemunya, kan? Dan gue sangat senang sekali karena bukan saja karena kami bisa menghabiskan waktu bersama-sama, tapi Ray merubah perayaan ulang tahunnya menjadi... perayaan untuk gue!

Gue selalu tahu bahwa Ray itu sweet (ya, dia manis meski sering menyebalkan, hehehe) Tapi yang semalam dia lakukan benar-benar membuat gue terharu. Nggak seperti biasanya kami nggak pergi bersama-sama, tapi gue sudah ada lebih dulu di sebuah mall karena sebelumnya harus membeli lensa kontak baru (minus 5! Arrgh, lol). Sedikit terlambat, Ray datang menghapiri gue sambil membawa kantong plastik yang besar. Gue tahu isinya pasti kue karena kami akan merayakan ulang tahunnya. Tanpa menunggu lama Ray meminta gue mengintip apa isi dari kantong plastik tersebut. Hampir saja gue berkata, "Tuh, kan kue" tapi terhenti waktu melihat apa isinya.
Iya, memang ada kue di sana. Tapi bukan kue ulang tahun Ray. Nggak ada lilin berangka "29" atau pun tulisan "Happy birthday", yang ada adalah sebuah kue dengan bergambar kelinci dengan latar hijau menyala bertuliskan "Guruku Berbulu dan Berekor". Itu adalah gambar dari cover novel ke tiga gue! Ray mengganti perayaan ulang tahunnya menjadi perayaan terbitnya novel ke tiga gue, atau let's say... ini syukuran :)

Well, gue tahu tadi sudah bilang, tapi gue benat-benar terharu. Gue bahkan nggak berani menyentuh kue nya dan hanya memandanginya sambil bertanya pada Ray cerita dibalik kue ini. Ternyata Ray menembus hujan untuk mengambil kue yang sudah dia pesan jauh-jauh hari ini sebagai kejutan untuk gue. Yep, Ray sudah merencanakannya, dan hujan lebat nggak bisa menghentikannya. Itu menjelaskan kenapa bagian samping kue nya sedikit rusak, dia buru-buru, hehe. Tapi itu nggak mengganggu gue sama sekali, karena itu tandanya Ray benar-benar berusaha untuk kue ini :)

The cake! Sedikit rusak tapi tetap cute. Thanks, Ray :)
Kaget! Cuma bisa menatap :p
Posing with the cake :)

Semalam sepertinya seluruh dunia baik sekali pada kami (lol, berlebihan). Malam sudah semakin larut, dan karena kami sedang di mall, Ray membawa kue nya ke mana-mana (bahkan saat kami ber karaoke). Sulit menemukan tempat dimana kami bisa memotong kue dan (seenggaknya) makan beberapa gigitan untuk "seremonial". Perayaan belum terasa seperti perayaan jika kue nya belum dipotong dan mengucapkan syukur, kan? :) Sebagian besar restoran melarang pengunjung membawa makanan dari luar ---kalau ketahuan, lol---. Dan setelah berjalan dari lantai paling atas sampai dasar kami mencoba satu tempat yang tadinya malah dijadikan pilihan terakhir: Pizza Hut!
Di luar dugaan begitu kami masuk seorang mbak-mbak (pegawai Pizza Hut) langsung menyambut kami dengan hangat, "Kakak, kemana saja kok nggak pernah kelihatan?".
Ya, ampun... itu menyenangkan sekali, masih ingat kami meski sudah lama nggak mampir rupanya! Gue dan Ray langsung tersenyum senang dan bertanya apa kami boleh makan kue di sini. Mbak-mbak (dan pegawai yang lainnya) memperbolehkan bahkan menawari kami pisau dan piring! :D Gue merasa benar-benar blessed... Bukan itu saja mereka membantu mengambil foto kami dan mengizinkan kami memakai tempat mereka sampai seluruh pegawai di sana selesai beres-beres. Iya, kami adalah tamu terakhir dan satu-satunya yang diizinkan order setelah pukur 9.30 malam! :"D

Tanpa membuang waktu Ray langsung membuka kotak kue nya dan kami mengucap syukur. Kalau gue ingat-ingat rasanya doa gue agak sedikit campur-aduk, mungkin karena begitu senang, hehe, tapi gue percaya Tuhan pasti mengerti maksud umat-Nya :D
Gue lalu memotong kue nya. Seharusnya potongan pertama untuk Ray, tapi lalu kami berubah pikiran dan memutuskan bahwa yang pantas menerima potongan pertama adalah para pegawai Pizza Hut, hahaha. Karena berkat mereka kami bisa punya private party :p Serius, seandainya salah satu dari mereka membaca tulisan ini, sekali lagi gue dan dan Ray ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Bantuan kalian berarti sekali untuk kami :)))

Ray mendapat potongan ke dua dan langsung melahapnya sampai habis. He's the birthday boy, tapi dia merelakan potongan kue pertamanya untuk orang lain dan memberikan gue sebuah perayaan yang begitu menyenangkan. Bless his heart, really blessed to have him :))


Ah, iya sepertinya gue belum sempat bercerita tentang ini. Novel ke tiga gue, "Guruku Berbulu dan Berekor" terwujud karena bantuan dari Ray. Dia mungkin akan bilang "sedikit", tapi menurut gue apa yang dia lakukan benar-benat besar. Jauh sebelum novel pertama gue "Waktu Aku sama Mika" dan novel kedua gue "Karena Cinta itu Sempurna" terbit dan menjadi best seller, gue sudah lebih dulu memimpikan novel ke tiga gue. Iya, "Guruku Berbulu dan Berekor" adalah novel yang gue cita-citakan sejak lama. Sebelum gue mengenal cinta dengan anak laki-laki, gue lebih dulu mengenal cinta dengan hewan-hewan peliharaan gue. Haha, biar gue jelaskan, ini rasa cinta yang berbeda dengan ketika gue melihat cute boy dan gue berdebar-debar. Tapi ini tentang cinta tanpa syarat dan tanpa patah hati. Tentang ketulusan dan kesetiaan karena mereka ---para hewan--- memang ditakdirkan untuk selalu hidup rukun berdampingan dengan gue, ---manusia.

Dengan dukungan dari Ray gue mengemukakan ide tentang konsep novel ke tiga pada Homerian Pustaka (publisher) yang ternyata langsung disambut positif. Benar-bener mengejutkan karena ide dari novel ini sangat sederhana, yaitu mengumpulkan kisah-kisah inspiratif yang dialami seseorang dengan hewan peliharaannya. Dan hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan.
Gue senang sekali karena ide gue diterima, tapi ide yang sederhana bukan berarti sederhana pula proses realisasinya. Gue harus mencari relawan-relawan yang mau membagi kisahnya tanpa dibayar sepeser pun. Dan tebak siapa relawan pertama yang gue temukan? It's Ray! Dia membagi kisah tentang Veggie, seekor anjing yang menjadi penyembuh dari trauma masa kecilnya karena pernah digigit anjing. Iya, anjing yang membuatnya trauma, anjing pula lah yang menyembuhkannya, karena Ray akhirnya mengerti bahwa trauma nya sama sekali nggak beralasan. Dan, Veggie, si anjing penyembuh adalah anjing milik gue, yang menginspirasi gue membuat novel ini :)

Bantuan Ray membuat gue semangat untuk mencari relawan-relawan lain, dan setelah 3 bulan yang melelahkan namun menyenangkan terkumpul lah 35 kisah dari para relawan yang diantaranya bahkan banyak yang belum gue temui sama sekali. Gue hanya bertanya lewat internet tentang kesediaan mereka berbagi kisah dan tahu-tahu sudah dibanjiri dengan banyak email menginspirasi :)
Air mata gue sering meleleh saat membaca email mereka. Banyak kisah-kisah luar biasa yang dialami oleh mereka dan hewan peliharaannya. Ada tentang Doggy, seekor anjing yang begitu setia pada pemiliknya hingga pada saat pemiliknya meninggal dia terus menunggui makamnya. Atau tentang Minti, seekor entok yang mengantarkan pemiliknya menjadi sarjana berprestasi.

Bantuan bahkan datang dari orang-orang yang nggak terduga, salah satunya dari Evita Nuh, seorang blogger yang sudah sangat terkenal bahkan sampai ke luar negeri, Chacha ---her nickname--- sudah sering ditawari penerbit untuk menulis novel, tapi dia selalu menolak dan malah memilih untuk menyumbangkan kisahnya pada novel gue tanpa dibayar sama sekali! Kisahnya sangat menyentuh (gue menangis beberapa kali saat mengeditnya), tentang Pacey, seekor kucing berkarakter unik yang tumbuh bersamanya, lalu sempat hilang selama setengah tahun dan ketika kembali Pacey membayarnya dengan cinta tanpa syarat sampai akhir hayatnya. What a beautiful story... :)

Ketika novel "Guruku Berbulu dan Berekor" terbit di bulan September lalu. Ray (lagi-lagi) membantu gue dengan menjadi MC di acara launching (tanpa bayaran!). Gue juga nggak mengambil keuntungan dari novel ini, seperti yang gue sebutkan sebelumnya hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan (terutama di tempat penampungan). Ini adalah ungkapan terima kasih gue pada cinta mereka yang tanpa syarat, yang penuh pelajaran-pelajaran berharga mengenai hidup, terutama tentang kesetiaan. Dan membaca komentar-komentar pembaca tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor" untuk gue adalah "bayaran" yang sangat besar, yang nilainya nggak bisa digantikan dengan rupiah! :)

dari instagram tanjung_nara
dari halaman facebook Evita Nuh

"Teman-teman yang suka baca dan suka binatang, coba baca "Guruku Berbulu dan Berekor" yang ditulis Indi Taufik. Hadeh... kisahnya ada yang bikin nangis, ada yang bikin ngakak, pokoknya banyak kisah antara manusia dan binatang yang amazing". (Yanitacik, komentar ditemukan dari sini).

"Bahkan hewan bisa mencintai lebih tulus daripada manusia yang punya akal, hati, pikiran #gurukuberbuludanberekor"
. (@Risansay)

"Sampe denger adzan subuh baca -->> #gurukuberbuludanberekor". (@riapriani)

"Tweeps selain #WASM dan #KCIS ada juga novel baru ka indi #gurukuberbuludanberekor yang ngga kalah menarik ". (@sugarsbook)

"I cry like a river when I'm writing my story about Pacey :') and in that book there's so many heartwarming stories from many writers, *prepare a box of tissue!" (Evita Nuh, from her facebook)


Ah, menuliskan kembali komentar-komentar mereka membuat gue tersenyum. This is amazing, really :)
Kembali lagi ke cerita gue semalam. Gue dan Ray berada di Pizza Hut sampai tempatnya benar-benar tutup. Sebelum pulang kami berdoa dan mengucapkan syukur satu kali lagi. Ini benar-benar malam yang luar biasa, menyenangkan dan penuh berkah. Dan semua ini karena Ray membiarkan perayaan ulang tahunnya berubah menjadi... perayaan untuk novel "Guruku Berbulu dan Berekor".
Terima kasih, Ray. Terima kasih Tuhan :)

blessed girl,

Indi

nb: "Guruku Berbulu dan Berekor" bisa didapatkan di Gramedia dan Togamas seluruh pulau Jawa. Untuk wilayah lain pembelian bisa melalui Star Books: 088801889305. Hasil penjualan dari novel ini akan disumbangkan pada hewan-hewan yang membutuhkan dan update bisa diikuti di blog ini.
_____________________________________________________________
Kontak Indi di sini, sini atau email: namaku_indikecil@yahoo.com

Senin, 01 Oktober 2012

A Simple Gift :)





Hai Bloggies! Howdy-do today? Yaiy, akhirnya gue bisa memenuhi janji untuk update di saat weekend. Thank God *terharu* :")
So, how's your week? Apakah semua berjalan menyenangkan? Sibuk? Tersendat? Atau?... Apapun, semoga setiap hari mendatangkan berkah, ya. Amen... Gue sendiri cukup sibuk, selain dengan pekerjaan kesehatan gue juga sering drop. Sepertinya demam dan flu sudah janjian buat mampir di badan gue. Hari ini demam, besoknya flu, besoknya demam lagi. Begitu seterusnya sampai hari ini gue masih batuk-batuk *uhuk-uhuk* hehehe :D Meski begitu gue sangat bersyukur karena masih bisa menjalani hari dengan maksimal. Pekerjaan nggak terganggu dan yang terpenting waktu untuk diri sendiri pun tetap ada :)

Tapi ternyata, meski hari gue tetap teratur tapi nampaknya gue jadi kurang perhatian dengan tanggal ulang tahun keluarga besar gue... Tahu-tahu saja gue lihat di status BBM kakak ipar gue bahwa Bian, anaknya ulang tahun yang ke empat 2 hari yang lalu. What??? 2 hari sudah berlalu dan gue belum mengucapkan selamat... Gue benar-benar merasa nggak enak, soalnya Bian sangat dekat dengan gue, bahkan sebelum gue bekerja sebagai guru (hanya menulis dan desain di rumah), dia sering banget gue baby sit.
Buru-buru saja gue mencari ide kejutan untuk hari ulang tahunnya ---yang terlambat, lol---. Kalau langsung mengucapkan selamat lewat  sang kakak ipar begitu membaca status BBM nya, gue pikir ketahuan banget bahwa gue nggak ingat, hehehe. Jadi gue putuskan untuk langsung saja memberinya "kado" :)

Gue ingat, pernah suatu hari Bian ikut Bapak menjemput gue sepulang bekerja. Bian memang hanya masuk sampai gerbang utama dan melewati halaman sebelum loby, tapi dia langsung nggak mau pulang dan bilang ingin main di situ. Tapi tentu saja nggak gue izinkan, karena waktu sudah sore dan mengajak keponakan untuk bermain di hari kerja rasanya kurang wise.
Pre school tempat gue mengajar memang sering membuat murid-murid betah untuk berlama-lama di sana. Well, jangankan mereka, sih. Gue saja betah, hehehe. Dulu, waktu gue masih TK, mainan yang ada hanya 1 buah perosotan, 1 buah ayunan dan 1 buah jungkat-jungkit. Tapi, di pre school ini ada dua wilayah khusus taman bermain outdoor dan indoor yang luasnya cukup dibikin sebuah mall! Wah, pantas saja kan Bian ingin bermain di sana?

Di Jumat malam, gue SMS ayahnya Bian, bertanya apakah gue boleh mengajak anaknya bermain. Sengaja gue nggak menyinggung tentang hari ulang tahunnya dan membuat seolah gue sudah merencanakan ini sejak lama, hehehe (curang ya?) :p Tanpa menunggu lama, ayahnya langsung mengizinkan dan berjanji akan membangunkan Bian pagi-pagi agar dia siap dijemput pukul 11 pagi :)

Tanggal 22 September di hari Sabtu yang cerah, Bian sudah siap dengan tas punggungnya yang berisi sepasang kaos kaki seperti yang gue pesankan pada ayahnya. Wajah Bian tampak ceria dan antusias sekali jika ditanya akan pergi kemana. "Mau ke sekolah Kakak", katanya. Hahaha, iya, meski secara teknis Bian adalah keponakan gue, tapi dia tetap memanggil gue "Kakak" :D Tanpa diminta Bian langsung memakai kaos kakinya sendiri dan masuk ke dalam mobil. Ternyata dia masih ingat gue pernah bilang bahwa untuk bermain di pre school wajib memakai kaos kaki :) Sepanjang perjalanan Bian sibuk menghapal "peraturan bermain bersama Kakak": Nggak boleh lari-lari, nggak boleh teriak-teriak dan kalau mau ke suatu tempat harus bilang sama Kakak dulu.
Hihihi, what a nice kiddo, dia percaya semuanya. Padahal aturan yang sesungguhnya hanya yang terakhir (karena tempatnya luas). Aturan satu dan dua tentu saja hanya karangan tantenya yang sedang iseng :D

Diluar dugaan, ketika sampai Bian ternyata malah bengong dan melihat arena bermain outdoor dari pintu gerbang. Diajak masukpun dia nggak mau dan malah memegang tangan gue erat-erat. Sempat khawatir rencana "kado ulang tahun" ini akan gagal, tapi akhirnya Bian mau masuk setelah gue berjanji nggak akan membiarkannya main sendirian. Lucu, sebelumnya dia sangat ingin bermain di sini, tapi ketika dipersilakan dia malah gugup, hihihi :)

Gue langsung mengajak Bian ke arena bermain indoor. Di sana Bian mulai cerewet dan nggak sabar ingin mencoba semua :) Biasanya gue menemani murid-murid bermain, tapi sekarang gue menemani keponakan sendiri. Meski sama-sama anak-anak, entah mengapa rasanya berbeda :) Gue langsung 'memilihkan' permainan pertama agar nantinya memudahkan Bian untuk bermain tanpa melewatkan satu permainan pun. Tempatnya luas, jadi melelahkan sekali kalau harus bolak-balik, kan, hehehe.
Bian benar-benar menuruti "peraturan bermain bersama Kakak". Dia benar-benar manis dan selalu dengan sopan bertanya apakai dia boleh memainkan suatu permainan. Bahkan, meski dari wajahnya terlihat sekali enggan meninggalkan arena bermain, dia tetap menurut ketika gue minta untuk makan siang dulu :)


Selesai makan siang Bian langsung minta kembali bermain. What a brave kid, dia minta main flying fox! Tapi karena dia baru saja makan, gue minta agar dia beristirahat dulu.
Gue menunggu Bian di bawah saat dia dipasangi safety rope untuk flying fox. Dalam beberapa detik Bian sudah meluncur dan mendarat di panggung empuk dengan wajah pucat, hehehe. Tapi memang Bian pemberani, dia masih penasaran ingin mencoba bungee trampoline! Wah, padahal gue saja belum pernah coba, selama ini selalu penasaran, tapi belum punya nyali, hehehe. Wajah Bian tenang sekali, tapi waktu di lompatan ke dua dia sudah menyerah. Hehehehe, biarlah, gue tetap memuji keberaniannya :D






Arena bermain indoor sudah terjelajahi semua, tinggal arena outdoor yang belum. Jujur saja, saat itu gue sudah mulai kelelahan, karena sudah satu setengah jam bermain dan cuaca di luar juga sudah semakin terik. Tapi melihat Bian semangat gue jadi nggak tega untuk mengajaknya pulang :) Sama seperti dia arena indoor, Bian menikmati semua permainan. Dia sangat gembira waktu gue ajak bermain di maze sambil sedikit mengarang cerita. Gue bilang bahwa kami adalah petualang yang sedang mencari harta karun dan untuk menemukannya harus melewati banyak rintangan. Hihihi, ternyata Bian percaya :p Dengan wajah serius Bian menyelesaikan semua rintangan meski berkali-kali menemukan jalan buntu. Ketika akhirnya menemukan jalan keluar, dia senang sekali dan dengan bangga menceritakan kembali apa yang dia alami sambil kami berjalan mencari permainan lain :)


Ada sebuah kejadian lucu, waktu gue memintanya naik sepeda, Bian menolak. Katanya dia sudah punya sepeda di rumah, jadi jangan dibelikan lagi. Rupanya dia nggak mengerti bahwa di sini dia hanya dipinjami sepeda :D Setelah dijelaskan Bian akhirnya mau 'mengambil' sepedanya meski kebanyakan hanya didorong karena ternyata dia belum bisa naik sepeda roda 4, hihihi :)
Sayangnya setelah Bian naik sepeda rasa lelah gue nggak tertahankan lagi, gue langsung minta Bapak menjemput kami. Selama menunggu waktu dijemput Bian masih sempat bermain 2 permainan lagi dan langsung sedih ketika Bapak menjemput :")
Syukurlah Bian nggak menangis, dia juga sebenarnya lelah, hanya saja terlalu senang jadi nggak dirasa. Terbukti baru beberapa menit perjalanan pulang dia langsung tertidur pulas di jok belakang mobil :)


Hari berlalu, kemarin sore gue dapat BBM dari kakak ipar gue (bundanya Bian). Katanya Bian sangat senang sekali dengan "kado ulang tahun" dari gue. Dia sampai terkenang-kenang dan nggak bisa berhenti bercerita tentang semua permainan di pre school gue. Bahkan, waktu Bapak ke rumah Bian untuk bertemu ayahnya, Bian langsung memakai tas ranselnya karena dia pikir Bapak menjemputnya untuk "bermain bersama  Kakak" lagi.
Aww, gue benar-benar terharu... Ternyata sebuah kado sederhana bisa mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa bagi Bian. Well, mungkin memang itulah yang dibutuhkan semua anak di dunia. Bukan uang yang banyak atau kado ulang tahun jalan-jalan ke luar negeri. Tapi waktu untuk menemaninya bermain seharian :)
Selamat ulang tahun Bian, semoga menjadi laki-laki hebat yang kehidupannya selalu dipenuhi berkah. Amen... :) *kisshug*

Headband: Toko Kecil Indi | Top: BSM | Skirt: Pabrik Bajoe | shoes: FLD





kakak dan tantenya Bian,

Indi

be my friend here
twit me here