Tampilkan postingan dengan label pembicara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembicara. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 November 2014

Warna-Warni HIV/AIDS Awareness 2014: Ada Haru, Ada Tawa, Ada Teman-Teman Baru :)


Hai my beloved bloggies friends! Kemarin, 28 November 2014 gue mendapat (another) awesome experience. Gue mengisi acara talk show "HIV/AIDS Awareness 2014" di Kampus Politeknik Bandung Program Studi Usaha Pejalanan Wisata. Untuk gue ini adalah pengalaman yang kedua mengisi acara dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia dengan audience mahasiswa. Tahun lalu gue berbicara di hadapan mahasiswa-mahasiswa Universtitas Diponegoro Semarang, meski begitu tetap nggak mengurangi perasaan excited gue :)

Kali ini gue nggak sendirian, tapi ditemani oleh Kak Taufik dari Rumah Cemara. Di pertemuan pertama kami ini langsung akrab, lho meskipun sebelumnya hanya berkomunikasi lewat SMS, hihihi. Dan untuk MC nya, guess who? Pasti yang sering mampir ke sini bisa menebak, ya; the one and only Ray ;)
Acara dimulai jam 1 siang dan dibuka dengan sesi sharing bersama Kak Taufik. Nah, waktu sesi ini gue belum datang karena rencananya memang dibagi menjadi 2 sesi sharing, yaitu bersama Kak Taufik lalu bersama gue. Menurut Ray ada banyak sekali yang datang, ia bahkan mengirimi gue foto suasana di ruangan yang membuat gue semakin ingin cepat-cepat tiba, hihihi. Akhirnya, sekitar jam 2.30 sore gue yang diantar Bapak tiba dengan selamat meskipun sempat terjebak macet dan hujan lebat. Sesi bersama Kak Taufik sudah selesai dan audience sedang nonton bareng film Mika. Sambil menunggu gue sempatkan dulu mengobrol sana-sini dengan Ray dan Kak Taufik. Lumayan, masih punya banyak waktu karena durasi filmnya 1 jam lebih :)



Bersama Kak Taufik Rumah Cemara sambil berpose dengan karya-karya gue :) 

Dari luar ruangan, meskipun pintu tertutup tapi gue bisa mendengar reaksi teman-teman audience di dalam. Wah, benar-benar bikin merinding. Waktu ada adegan lucu mereka kompak tertawa, waktu ada adegan yang bikin gemas gue nggak bisa menahan tawa karena komentar-komentar mereka cukup jelas tedengar. Dan waktu mendekati ending film tiba-tiba ruangan sangat sepi, samar-samar gue mendengar suara isak tangis yang diakhiri dengan tepuk tangan seru ketika film selesai. Wah, kalau saja gue nggak harus mengisi acara kemungkinan besar gue sudah ikut menangis saking terharunya :') Film Mika yang diinspirasi oleh kisah hidup gue yang dinovelkan dengan judul "Waktu Aku sama Mika" dipilih untuk diputar di hari AIDS sedunia karena menceritakan kisah hidup Mika, seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang berpacaran dengan gue selama 3 tahun terakhir hidupnya. Melalui film ini audience bisa "mengenal" Mika dan melihat seperti apa kehidupan kami yang (sebenarnya) nggak jauh berbeda dengan orang lain.



Ada yang masih menangis haru ketika gue masuk ruangan :')

Ray dan Kak Taufik masuk ke dalam ruangan lebih dulu, lalu disusul oleh gue yang langsung disambut tepuk tangan meriah. Rasa haru gue jadi semakin bertambah, hihihi :'D Rupanya profile gue sudah dibacakan sebelum gue tiba, jadi audience sudah cukup mengenal gue, seenggaknya mereka tahu bahwa gue adalah "Indi nyata" dari film yang baru saja mereka tonton :) Hanya dalam beberapa detik gue menyadari bahwa beberapa dari mereka masih ada yang bermata sembab karena menonton film Mika. Untung saja suasanya santai, jadi alih-alih sedih berlarut-larut kami dengan cepat tertawa karena Ray juga tanpa ragu melontarkan lelucon.

Ray membawakan acara talk show dengan santai :)

Di sesi sharing ini gue bercerita tentang tentang latar belakang novel "Waktu Aku sama Mika" yang lalu menjadi film Mika. Gue juga bercerita tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari HIV/AIDS. Pokoknya gue bercerita tentang hal-hal yang memang sudah akrab tapi sebenarnya bisa dilakukan untuk melindungi diri, misalnya saja dengan mencari informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Setelah itu giliran audience yang diberikan kesempatan untuk bertanya pada gue. Boleh tanya apa saja, asalkan masih sesuai tema dan jika bertanya tentang Mika nggak ke hal yang terlalu sensitif/pribadi ;) Pertanyaan yang gue dapat beragam sekali dan semuanya sangat antusias. Well, sejauh ini gue memang blessed bertemu dengan teman-teman baru yang selalu antusias, tapi kali ini antusiasnya super sekali, hehehe. Ada yang bertanya tentang kegiatan gue di yayasan AIDS, ada yang bertanya tentang hal-hal mengesankan bersama Mika yang nggak diceritakan di film, ada juga yang bertanya tentang proses penulisan naskah dan lain-lain. Terlihat sekali ya mereka tertarik dengan banyak hal, salut :) Tentang Mika gue jawab bahwa ia istimewa bukan karena ia ODHA. Mika istimewa karena bagaimana cara ia memperlakukan gue dan tentu saja kepribadiannya. Karena menurut gue semua orang itu sama, apapun yang ia idap nggak perlu dijadikan label. Gue sebagai seorang scolioser (pengidap scoliosis) nggak mau hanya dikenal karena apa yang gue idap, dan gue yakin Mika juga begitu :)




Pengetahuan gue tentang HIV/AIDS sudah pasti masih kalah dengan Kak Taufik, tapi setiap ada yang bertanya gue selalu mencoba menjawab sebaik mungkin. Karena menurut gue nggak perlu jadi seorang expert untuk stop diskriminasi dan stigma. Mulailah memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan, siapapun itu. Dan untuk menjadi seseorang yang peduli dengan isu HIV/AIDS bukan berarti harus menjadi relawan di sebuah yayasan atau organisasi. Menurut gue dengan membantu menyebarkan info yang benar di kalangan kecil seperti teman atau keluarga sudah merupakan bentuk untuk menunjukan rasa peduli. Hal kecil jika dilakukan terus menerus tentu akan menjadi besar, kan? ;)

Setelah semuanya puas memberikan pertanyaan giliran gue dan Kak Taufik yang bertanya kepada audience. Untuk yang bisa menjawab pertanyaan kami dapat hadiah, lho. Hadiahnya adalah novel charity "Guruku Berbulu dan Berekor" karya gue (yang dibantu oleh beberapa volunteer) dan sebuah stiker dari Tiloe, event organizer yang menyelenggarakan acara ini. Pertanyaannya mudah-mudah, kok. Kak Taufik bertanya tentang hal apa saja yang bisa menularkan HIV/AIDS sedangkan gue bertanya tentang hal apa saja yang nggak bisa menularkan HIV/AIDS. Semuanya bisa dijawab dengan cepat, sampai-sampai hampir berebutan, hihihi. Eh, tapi ada lho satu pertanyaan yang cukup tricky, yaitu 'Apakah ODHA bisa memiliki anak yang negatif? Jika bisa bagaimana caranya?' Setelah beberapa audience gagal menjawab akhirnya ada juga yang berhasil. Congratulations! :D Btw, kalau-kalau diantara pembaca ada yang penasaran, nih gue kasih bocoran; ODHA bisa kok punya anak yang berstatus negatif :)

Acara ditutup dengan sesi foto dan book signing. Luar biasa sekali sampai akhir acara energi audience sepertinya sama sekali belum berkurang, hihihi. Sampai-sampai ada yang mengajak selfie segala :'D Oya, salut deh dengan mereka, soalnya selain antusias, open minded juga sangat helpful. Mereka sudah menyiapkan selembar kertas yang bertuliskan nama masing-masing, jadi gue nggak harus bertanya lagi nama yang ingin ditulis di buku yang akan ditandatangi. Simpel tapi manis sekali, hihihi :) Gue sangat senang dan bersyukur acara ini berjalan dengan sangat lancar (dan ramai, lol). Bisa berbagi ilmu dan mendapatkan teman-teman baru sungguh pengalaman yang berharga buat gue. Terima kasih banyak untuk Polban, Ray, Tiloe, Kak Taufik dari Rumah Cemara dan Homerian Pustaka yang membuat acara ini terwujud. Gue harap akan ada semakin banyak orang peduli bukan hanya karena ada saudara atau teman mereka yang mengidap HIV/AIDS. Peduli datangnya dari hati dan nggak pernah ada kata terlalu cepat untuk memulai :)





Sampai bertemu lagi, teman-teman! :)




keep fighting,

Indi

nb: 
*Senin, 1 Desember 2014 gue akan live interview di I-radio 89.6 FM Jakarta jam 5 sore. Jika kebetulan ada waktu luang, yuk stay tuned! ;)
*Minggu, 7 Desember 2014 film MIKA akan diputar di Taman Film Bandung (Terusan Taman Pasupati) pukul 4 sore. Gue dan D-100 Community akan hadir di sana. Yuk, kita nobar. Gratis! :)


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 15 Oktober 2014

Piknik Seru Sambil Berbagi Ilmu bersama ODHA Berhak Sehat dan Indi Sugar :)


What I wore? Hair Bow, Overall dress, Top: Toko Kecil Indi | Watch: Sanrio | Socks: Pasar Baru | Shoes: Chello 


Howdy do, my bloggies friends! Semoga semuanya baik-baik saja ya meskipun cuaca sedang agak kering ;) Beberapa waktu lalu gue sempat menyebutkan bahwa ada beberapa hal baru yang sedang gue kerjakan belakangan ini. Nah, salah satunya pada tanggal 11 Oktober 2014 kemarin gue diundang oleh ODHA Berhak Sehat untuk sharing sekaligus kopi darat di Taman Cibeunying Bandung. Ketika ditawari, gue langsung mengiyakan meskipun sebelumnya hanya mengenal ODHA Berhak Sehat (disingkat “OBS”) dari twitter. Alasannya tentu saja karena menurut gue visi dan misi dari OBS sangat positif. Mereka ingin memberikan informasi tentang isu HIV/AIDS pada masyarakat baik tua maupun muda dengan cara yang “berbeda”, yang tentu saja akan lebih efektif dari pada cara yang konvensional :D

Mungkin ada teman-teman yang belum tahu kenapa gue bisa terlibat dengan isu HIV/AIDS. Well, pada awalnya gue juga sama seperti kebanyakan anak-anak seusia gue pada waktu itu (15 tahun), sama sekali nggak tahu apa-apa soal HIV/AIDS sampai suatu hari bertemu dengan Mika, pacar pertama gue yang sampai hari ini gue anggap sebagai laki-laki luar biasa. Mika adalah laki-laki yang berusia 7 tahun diatas gue yang juga seorang ODHA, orang dengan HIV/AIDS. Bersamanya gue mendapatkan pelajaran tentang banyak hal, membuat gue menjadi pribadi yang semakin positif meskipun hidup Mika sendiri nggak mudah. Banyak orang yang memberinya label-label negatif, temasuk beberapa teman gue. Itulah yang membuat gue ingin mengenal tentang isu HIV/AIDS setelah kepergian Mika.

Gue excited sekali saat bersiap-siap untuk kopi darat bersama sahabat OBS. Selain nggak sabar untuk sharing tentang pengalaman bersama Mika, gue juga nggak sabar untuk bertemu teman-teman baru. Apalagi konsep kopi daratnya unik sekali, yaitu piknik di taman kota. Dari rumah gue membawa sedikit bekal untuk dinikmati bersama di sana; satu kotak roti dan beberapa batang lollipop. Hehehe, gue memang bukan anak-anak lagi, tapi untuk gue lollipop adalah permen yang punya nilai historis, karena dulu Mika selalu memberi gue lollipop setiap kami bertemu :)

Gue sudah bersiap dengan lollipop dan pita merah yang disematkan di dada kiri :)

Waktu gue tiba di Cibeunying Park banyak hal-hal yang mengejutkan (---selain gue nyasar sampai satu jam karena mengikuti petunjuk dari 4 juru parkir berbeda, lol---). Di sana sudah ada Ayu dan Sindi, admin dari ODHA Berhak Sehat dan beberapa teman-teman yang baru saja gue kenal ketika sharing berlangsung. Latar belakang mereka berbeda-beda, ada karyawan, guru, wirausahawan sampai dengan ibu rumah tangga. Nah, yang paling istimewa ada yang jauh-jauh datang dari Jakarta! :) Kami saling berkenalan dan berbagi kisah dengan santai, sambil diiringi canda dan cemal-cemil. Menyenangkan sekali.

Mengenalkan diri :)

Meski lupa bawa tikar tapi tetap betah, hihihi.

Meski kesannya santai, tapi kami mendapatkan banyak ilmu. Latar belakang kami yang berbeda membuat kami bisa bertukar infomasi-informasi seputar HIV/AIDS. Gue jadi tahu bagaimana ARV itu bekerja (well, sebenarnya gue menulis tentang ini di skripsi, tapi nggak terlalu mendalam), gue juga jadi tahu bagaimana ARV bisa menyebar ke seluruh Indonesia. Bahkan kami berbagi hal-hal yang mendasar, seperti misalnya tentang hal-hal yang bisa menularkan HIV, karena ada beberapa dari kami yang belum tahu. Dan itu membuat gue sangat sangat sangat salut, mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang HIV/AIDS karena mereka peduli, bukan ‘hanya’ karena ada teman atau keluarga mereka yang mengidap :)

Piknik ini sepertinya sudah cukup untuk menjelaskan tentang apa yang ingin disampaikan oleh OBS. Kami makan bersama, duduk bersama, saling berangkulan tanpa melihat latar belakang. Kami semua sama, ODHA atau bukan it doesn’t matter. Itulah kekuatan dari sharing, kita jadi nggak menduga-duga dan takut karena sesuatu yang nggak jelas. Jika nggak ada yang bilang, orang yang melihat kami pasti nggak ada yang bisa membedakan siapa diantara kami yang ODHA dan bukan :) Dulu gue merasa Mika sama saja seperti gue, nggak ada yang membedakan kami apalagi kami saling jatuh cinta. Tapi orang-orang bilang itu karena gue nggak mengerti apa itu HIV/AIDS, karena gue nggak tahu kenapa Mika bisa begitu. Setelah dewasa gue sadar bahwa gue nggak salah, tapi merekalah yang memberikan prasangka dan judgment sebelum benar-benar mengenal Mika. Padahal siapa saja bisa terjangkit HIV, bahkan anak-anak, dan memberi label pada ODHA tentu saja bukan hal yang bijak. Mereka nggak mengerikan, mereka hanya sakit. Dan kita juga bisa begitu, kan?

Nggak terasa langit semakin gelap dan adzan magrib sudah terdengar. Keasyikan kebersamaan kami membuat waktu nggak terasa. Kami betah saja duduk berlama-lama beralaskan rumput karena admin OBS lupa membawa tikar, hihihi. Sebelum ditutup ada beberapa hadiah yang dibagikan. Semua yang hadir mendapatkan stiker ODHA Berhak Sehat dan salah seorang peserta, Syifa mendapatkan hadiah istimewa berupa T shirt karena sudah jauh-jauh datang dari Jakarta. Gue juga mendapatkan sebuah buku yang berisi kumpulan cerita pendek dari IPPI Indonesia yang berjudul “Aku Kartini Bernyawa Sembilan”, senang sekali :) Dan untuk teman-teman baru di sana gue juga membawa 2  buah novel “Karena Cinta Itu Sempurna” yang berisi biografi mini gue termasuk menceritakan saat-saat gue bersama Mika. Semoga saja memberi manfaat :)

Ada yang jauh-jauh datang dari Jakarta dapat hadiah istimewa! Hihihi. Congrats, Syifa! :)

Diwakili Ayu, gue mendapatkan buku kumpulan cerpen "Aku Kartini Bernyawa Sembilan" :)

Novel Karena Cinta Itu Senpurna untuk Andri dan Anis :)

Sebelum berpamitan kami berfoto bersama. Perasaan gue begitu senang dan bangga atas piknik yang diselenggarakan oleh ODHA Berhak Sehat ini. Ayu, Hendra, Anis, Deni, Andri, Sindi, Lina, Syifa dan Rini menjadi teman-teman baru gue. Sungguh luar biasa apa yang mereka lakukan, membuka diri untuk berbagi dan menerima ilmu-ilmu baru. Menurut gue membuka diri untuk hal baru adalah hal yang indah. Dulu gue nggak tahu apa-apa soal scoliosis dan baru mencaritahu setelah gue sendiri mengidap scoliosis di usia 13 tahun. Gue juga baru mencari tahu tentang HIV/AIDS setelah gue berpacaran dengan Mika. Memang nggak ada kata terlambat, tapi mencari tahu karena kita peduli dan bukan karena merasa “harus” akan lebih baik. Itu membuat kita open minded dan menghentikan dari prasangka-prasangka akibat keenggaktahuan kita terhadap suatu hal. Rini dan Syifa ingin tahu lebih banyak tentang HIV/AIDS setelah membaca novel “Waktu Aku sama Mika”. Mereka nggak mengenal Mika, tapi mereka peduli dan ingin melakukan perubahan. Jika mereka bisa, gue percaya semua juga bisa. Langkah ODHA Berhak Sehat ini mungkin terlihat kecil, kami hanya sekelompok orang. Tapi bayangkan jika setelah pulang semuanya membagi kisah tentang pertemuan ini pada teman-teman, keluarga atau bahkan di sosial media... 
Let’s start sharing! ;)

Berpose dengan stiker dari ODHA Berhak Sehat :)

Thanks a lot untuk Bapak yang menemani gue sepanjang sore. Love you, Daddy! :)

Link:
-          ODHA Berhak Sehat
-          IPPI Indonesia
-          Indi Sugar


Lollipop girl,


Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Email: namaku_indikecil@yahoo.com

Rabu, 16 Juli 2014

AIDS Time: Yayasan AIDS Indonesia Roadshow to School-SMPN 178 Jakarta :)




Hai bloggies! Nggak seperti biasanya ya gue post di luar weekend, hehehe. Kebetulan hari ini gue sedang izin bekerja karena diundang sebagai bintang tamu di event nya Yayasan AIDS Indonesia, jadi sebelum tidur gue putuskan untuk share cerita singkatnya :)
Mungkin teman-teman sudah ada yang tahu bahwa sejak tahun 2007 (atau 2006, ya? Lupa, lol) gue terdaftar sebagai relawan di Yayasan AIDS Indonesia. Meskipun cukup rutin keep in touch dengan teman-teman di sana, tapi kehadiran gue semakin jarang karena kesibukan belakangan ini dan tentu saja karena jarak Bandung-Jakarta yang lumayan jauh. Jadi waktu mereka mengundang gue sebagai bintang tamu di event AIDS Time tadi siang, gue langsung mengiyakan meskipun sebenarnya gue sedang nggak libur, hehehe.

AIDS Time adalah kegiatan rutin yang diadakan oleh Yayasan AIDS Indonesia (YAI). Tempat dan temanya selalu berbeda, tapi tujuannya tetap sama yaitu mengedukasi masyarakat, terutama anak muda tentang HIV/AIDS. Kebetulan film Mika (inspired by Waktu Aku sama Mika) yang merupakan kisah hidup gue dan alm. Mika dipakai sebagai film yang diputar selama event AIDS Time, tapi baru di hari ini lah gue bisa bergabung :)

AIDS Time hari ini diadakan di SMPN 178 Jakarta. Karena macet dan sempat nyasar, gue yang diantar oleh Bapak baru datang 10 menit sebelum segmen gue dimulai. Sayang sekali, padahal sebelumnya sedang diputar film Mika, lho. Meskipun sudah puluhan kali menonton film itu, tapi rasanya selalu penasaran dengan reaksi orang-orang yang baru pertama kali menontonnya. Syukurlah rasa penasaran gue terobati, dari wajah-wajahnya teman-teman siswa SMPN 178 sepertinya menikmati film Mika. Thank God :)

Di segmen talkshow gue nggak sendirian, ada bintang tamu lain yang bernama Sheryl Sheinafia. Ia adalah seorang penyanyi yang telah mengeluarkan sebuah album yang sangat care dengan isu HIV/AIDS. Gue baru pertama kali bertemu dengannya, tapi langsung suka dengan suaranya :) 
Sebelum sesi tanya jawab gue sempat sedikit bercerita tentang latar belakang kenapa gue menulis novel "Waktu Aku sama Mika" dan kenapa gue peduli dengan isu HIV/AIDS. Waktu gue bercerita ternyata sebagian besar audience kaget karena baru tahu bahwa kisah gue dan Mika adalah nyata. Mungkin mereka terkejut karena gue sempat berpacaran dengan Mika yang ODHA sampai akhirnya ia meninggal. Tapi gue yakinkan mereka bahwa berpacaran dengan Mika bukan berarti gue kehilangan moment-moment seru. Gue tetap menilai Mika secara utuh karena menjadi ODHA bukan berarti berbeda seperti orang lain. He was the most grateful person I ever met. Semuanya mengenai kepribadian, bukan mengenai apa yang Mika idap.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Sungguh membanggakan, teman-teman SMPN 178 sudah tahu dengan apa saja yang bisa dan nggak bisa menularkan HIV/AIDS. Meski sempat malu-malu tetapi mereka cukup kritis lho ketika mengajukan pertanyaan. Thumbs up untuk Yayasan AIDS Indonesia yang sudah membuat acara fun tapi kaya manfaat. Mudah-mudahan saja event rutin ini akan tetap berlangsung sehingga lebih banyak lagi anak muda yang peduli dengan isu HIV/AIDS. Karena menurut gue ini bukan hanya tentang bagaimana caranya untuk mencegah diri sendiri supaya nggak terjangkit. Tapi juga bagaimana caranya agar menghilangkan stigma atau judgement pada ODHA. Karena gue percaya obat yang paling ampuh untuk segala hal adalah kasih sayang dan tanpa prasangka buruk :)


sugar kecilnya Mika yang sudah besar,

Indi

Lihat foto lengkap dari kegiatan ini di sini.
_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 27 Mei 2014

Cerita Seru dari Workshop "Dari Menulis Menjadi Buku" :)

Lovely banner :)


What I wore? Bow hair and dress: Toko Kecil Indi (my DIY) | Bag: Columbus | Socks: Hani&Robert's | Shoes: Gosh

Hi Bloggies! Yay, weekend ini terasa lebih panjang :D Well, hari senin nggak libur sih, tapi at least jadi punya waktu istirahat ekstra di hari selasa, kan? Hehehe. Gimana nih kabar teman-teman? Semoga semuanya sehat, ya. Gue sendiri sehat-sehat saja dengan proses adaptasi dengan si brace keren alias spinecor. Tadi sore juga habis antar Eris ke dokter hewan karena kurang enak badan dan dilanjutkan dengan merayakan ulang tahunnya yang ke 5 :D Tapi soal spinecor dan Eris akan gue ceritakan nanti, sekarang gue mau bercerita tentang pengalaman menjadi bintang tamu di workshop menulis.

Mungkin teman-teman sudah ada yang tahu bahwa tanggal 18 Mei lalu gue diundang ke workshop "Dari Menulis Menjadi Buku" di Celebrate Cafe Bandung. Workshop ini adalah event yang diselenggarakan oleh Buttermint. Meskipun ini adalah event pertama mereka tapi gue excited sekali karena gue selalu senang jika diminta berbagi tentang dunia kesukaan gue, yaitu dunia menulis :) Seperti biasa, waktu itu gue diantar Bapak. Kami sebenarnya sedang nggak terlalu fit karena baru saja pulang dari Jakarta (tampak jelas dari "mata panda" gue, lol), tapi ketika Bunda Zaski yang mengisi segmen pertama berkata bahwa seluruh pesertanya antusias, wajah lelah gue langsung bercahaya, hahahaha :D




Setelah menunggu selama sekitar 30 menit (gue berada di segmen 2, setelah makan siang) MC memanggil gue untuk berbicara di depan para peserta. Coba tebak siapa MC nya! Lagi-lagi Ray. Meskipun ini yang pertama untuk acara workshop tapi dia memang sering menjadi MC gue ketika meet and greet, hahaha. Romantis sekali, kan :p Rupanya Ray sudah membacakan profil gue untuk para peserta, jadi gue tinggal menambahkannya saja. Berbeda dengan meet and greet yang seluruh audience nya sudah mengenal gue, di acara workshop gue sama sekali nggak tahu dengan siapa gue berhadapan. Makanya senang sekali ketika tahu bahwa mereka ternyata sudah tahu dengan karya-karya gue :)




Gue mengenalkan diri sekilas lalu dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Ray alias MC. Kebanyakan pertanyaan seputar proses pembuatan novel-novel plus sebuah buku edukatif gue. Gue menjawab semuanya dengan semangat karena meskipun pesertanya nggak banyak, tapi terlihat sekali bahwa mereka antusias. Bahkan ketika segmen tanya jawab dengan audience ada beberapa diantara mereka yang bertanya lebih dari 2 kali, lho! Hehehe :)




Asyiknya, suasananya santai dan tanya jawab lebih terasa seperti sesi sharing. Gue juga mengalami apa yang para peserta alami: writers block, bingung dengan segmen, dll. Tapi gue selalu percaya apapun yang dimulai dari hati dan dikerjakan sungguh-sungguh pasti akan ada jalan :) Gue berbagi tentang apa yang gue ketahui di dunia penerbitan buku. Misalnya tentang berapa jumlah minimal halaman, bagaimana cara mengirimnya dan berapa lama batas waktu jika kita ingin mengirimkan naskah yang sama pada penerbit lain. Gue jawab apa yang gue tahu, kalau nggak tahu ya gue bilang, nggak ngarang jawaban, hehehe :p 


Ada bertanya bagaimana sebuah karya bisa dihargai. Gue menjawab bahwa karya yang dihargai adalah karya yang santun. Kalau isinya menghina atau malah plagiat, ya wajar kalau nggak disukai. Dan menurut gue yang terpenting saat menulis kita menghargai dulu karya sendiri, dalam artian nggak "asal-asalan", karena seriously, orang yang membaca bisa merasakan lho kalau penulisnya terburu-buru atau asal bikin karena dikejar deadline, hehehe.

Pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir sampai tanpa terasa waktu sudah habis. Gue dan peserta dipersilakan untuk snacking sebelum sesi penutup. Meski judulnya snack time tapi ada juga beberapa peserta yang menghampiri gue untuk melanjutkan tanya jawab. Benar-benar seru :D Setelah itu seluruh peserta dan pendukung acara dipanggil untuk berfoto bersama lalu ditutup dengan penyerahan sertifikat. Senang rasanya melihat wajah-wajah gembira mereka. Gue harap semuanya pulang dengan hal-hal baru yang positif, termasuk gue yang mendapatkan teman-teman baru :)





Gue senang dan bersyukur sekali bisa terlibat di acara seperti ini karena selain bermanfaat juga super fun. Terima kasih kepada Buttermint yang sudah mengundang gue, semoga akan ada lagi event-event keren seperti ini ya! ;)

Video ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta :)



Jika teman-teman ingin menikmati karya-karya gue, berikut list nya:
- Waktu Aku sama Mika (novel): dapatkan di Gramedia, Togamas dan berbagai toko buku online
- Karena Cinta itu Sempurna (novel): dapatkan di Gramedia, Togamas dan berbagai toko buku online
- Guruku Berbulu dan Berekor (novel, dengan royalti yang disumbangkan): dapatkan di Gramedia, Togamas dan berbagai toko buku online
- Conversation for Preschoolers (buku edukatif): dapatkan di Gramedia, Social Agency, Gunung Agung dan Tisera. Atau SMS/whatsapp ke 085643521823
- MIKA (film dengan sutradara Lasja Susatyo, dibintangi Vino Bastian dan Velove Vexia): dapatkan di Disc Tarra, Gramedia, Carrefour dan berbagai toko CD. Say NO bajakan, please! :)

salam,

Indi

Sabtu, 09 November 2013

Menjadi Pembicara Tamu di "Club of Public Speaking" UNPAD :)

Halo teman-teman, I'm baaaaaack, hehehe :) Sebelum mulai bercerita, gue mau ucapkan terima kasih banyak-banyak-banyak-banyaaaak, untuk doa dan dukungan yang kalian berikan di tulisan gue terdahulu. Gue terharu sekali membacanya, tapi mohon maaf kalau nggak terbalas satu persatu karena gue cukup sibuk bolak-balik lab. Doakan saja semoga semuanya lancar. Kalau hasil test kemarin bagus, senin gue akan operasi tumor payudara di RS. Immanuel Bandung :)


Okay, sekarang gue mau bercerita tentang pengalaman gue menjadi bintang tamu di acara pelatihan public speaking, nih. Waktu itu, kira-kira beberapa hari setelah lebaran, gue dihubungi oleh Afi dari Fakultas Hukum UNPAD. Ia mengundang gue sebagai pembicara tamu di Club of Public Speaking. Meski gue sangat tertarik, tapi awalnya gue ragu untuk menyetujui undangannya karena pengalaman gue di bidang public speaking masih sangat minim. Akhirnya dengan sedikit penyesuaian dengan profesi gue sebagai penulis, pada tanggal 8 November 2013 lalu gue menghadiri undangannya di gedung UNPAD Dipati Ukur Bandung.

Gue, Bapak dan Ray sampai sekitar jam 3 sore, 30 menit sebelum acara dimulai. Di sana kami langsung bertemu dengan panitia acara yang ramah-ramah dan cekatan. Kami diajak ke sebuah ruangan untuk briefing singkat sementara peserta pelatihan sudah berkumpul di ruangan lain. Gue bertemu dengan Kak Theo, pembicara yang mengisi seluruh sesi pelatihan (ada 4 sesi selama 4 minggu berturut-turut), Aryo yang menjadi MC di acara nanti dan Ghina yang menjelaskan tentang susunan acaranya. Jadi nanti konsepnya akan seperti talk show, yaitu dengan tanya jawab, berbagi pengalaman dan juga sesi interaktif dengan peserta pelatihan. Untuk peserta gue membawa 3 buah novel karya gue (Waktu Aku sama Mika, Karena Cinta itu Sempurna, Guruku Berbulu dan Berekor) dan 7 buah lollipop icon film Mika untuk yang mengajukan pertanyaan.




Nggak menunggu lama gue langsung dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan. Bangku-bangku sudah diisi oleh peserta yang jumlahnya dibatasi maksimal 40 orang. Sedikit deg-degan, tapi melihat wajah-wajah antusias mereka gue jadi ikut semangat :) Gue duduk dulu di sofa sementara Aryo membacakan profil gue dengan gayanya yang kocak. Di samping gue ada Kak Theo yang ingin melihat dulu penampilan gue meski segmennya baru setelah gue. Hihi, jadi malu. Sedangkan Bapak dan Ray duduk di bagian belakang ruangan, seperti biasa menjadi juru foto gue. 



Ketika Aryo memanggil nama gue, gue langsung maju ke area yang disediakan sambil tertawa geli. Serius, ia kocak sekali. Kata "Sugar" di belakang nama gue ia baca dengan logat sunda, membuatnya terdengar janggal, hehehe. Gue selalu lega saat mendapatkan MC yang bisa membawa suasana. Maklum, gue sudah terbiasa dengan Ray, jadi kadang sulit jika harus berkolaborasi dengan orang yang kaku, dan Aryo ternyata cocok sekali dengan gue.
Gue menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Aryo. Berhubung ini acara public speaking, jadi lebih mencari persamaan antara berbicara dan menulis. Menurut gue menulis dan berbicara adalah hal yang "sama". Keduanya sama-sama digunakan untuk menyampaikan sesuatu dan bisa dipelajari. Yang berbeda hanya medianya saja, karena jika seseorang bisa berbicara sudah pasti bisa menulis :)





Meski dibawakan dengan cara kocak, tapi pertanyaan-pertanyaannya tetap serius. Seperti apa bedanya menulis dengan mengarang, bagaimana cara menulis novel yang baik dan dari mana inspirasi bisa didapatkan. Gue menjawab semuanya berdasarkan pengalaman pribadi, karena menurut gue teori bisa didapat dari mana saja, tapi dengan menceritakan pengalaman, pasti banyak peserta yang merasa "sama" seperti gue dan nantinya memutuskan untuk mencari cara nyaman sendiri sampai nantinya bisa menghasilkan sebuah karya.

Gue juga menceritakan pengalaman gue saat awal-awal di dunia tulis-menulis. Sama seperti berbicara, tulisan kita juga bisa mempengaruhi sesorang. Jika kita berbicara hal-hal baik dan dari hati, maka orang yang mendengarkan bisa merasakannya, begitu juga dengan menulis. Dulu gue nggak menyangka bahwa tulisan sederhana bisa mempengaruhi orang yang membaca. Dengan menceritakan sesuatu bukan nggak mungkin kita telah merubah cara pandang seseorang dalam suatu hal atau malah mengajaknya untuk berpikir lebih positif.
Aryo langsung bergurau bahwa status-status Facebook pun bisa dibuat buku asalnya isinya jangan tentang curhat ingin bunuh diri. Gue tertawa geli menanggapinya. Tapi gue pikir dengan menulisnya di status itu bisa menyelamatkan nyawa orang tersebut karena siapa tahu ada yang membaca dan mengingatkannya bahwa hidup itu terlalu berharga untuk ditinggalkan, hehehe :p



Entah waktunya begitu singkat atau karena gue keasyikan bicara, tahu-tahu saja waktunya sudah habis dan harus segera ditutup dengan tanya-jawab interaktif dengan peserta. Banyak juga yang mengacungkan tangan. Sayangnya karena waktu yang terbatas hanya ada 3 orang peserta yang beruntung mendapatkan 3 buah novel gue. Padahal gue semangat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, lho, karena semua cerdas-cerdas. Misalnya saja ada yang bertanya bagaimana cara berbicara pada anak-anak dan apa yang harus dilakukan untuk memulai menulis novel. Dengan berat hati (lol, serius ini) sesi gue ditutup dengan memberikan pesan bahwa apapun yang akan dilakukan selalu lakukan dengan sungguh-sungguh dan dari hati. Ya, gue selalu menyampaikan pesan ini di berbagai kesempatan, karena itu asalnya bukan dari gue, tapi Steven Tyler dan gue sendiri sudah merasakan hasilnya :)





Gue langsung berpamitan setelah berbincang beberapa menit dengan Kak Theo sebelum sesinya dimulai. Ingin rasanya melihatnya memberi pelatihan pada para peserta, tapi sayang gue harus cepat-cepat ke lab untuk tes darah. 
Meski kesehatan gue sedang kurang fit tapi senang sekali rasanya bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman baru di Club of Public Speaking. Meski ini bukan bidang gue, tapi gue harap acara ini selalu diadakan secara rutin, karena kemampuan bicara di depan umum sangat penting untuk menyampaikan sesuatu dengan baik dan tentu saja menambah kepercayaan diri. Oh, iya, masih ada 2 sesi pelatihan lagi di jumat depan dan jumat berikutnya. Untuk teman-teman yang kuliah di UNPAD, dari jurusan apapun yuk ikuti pelatihannya dengan cara mendaftar di link ini. Kapan lagi bisa mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat tapi juga menghibur *wink*



blessed girl,

Indi


________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469