Senin, 22 Juli 2013

Best Friend :)

Best friend. Gue ingin menceritakan tentang teman baik gue. Bukan, ini bukan Dhian yang gue ceritakan di novel "Karena Cinta itu Sempurna" dan film Mika. Tapi ini tentang teman baik yang gue kenal sekitar 4 tahun lalu. Waktu itu dia masih berusia 9 bulan, tapi bukan berarti sekarang dia masih balita. Dia sudah dewasa. Karena dalam hitungan usianya, teman baik gue ini menua 7 kali lebih cepat dari kita. Dalam hitungan usia manusia dia sudah 28 tahun. Namanya Eris. Dan dia adalah seekor anjing.



Gue ingat pernah berjanji akan menceritakan tentang Eris di blog ini. Tapi setelah memeriksa seluruh entri ternyata gue hanya pernah menceritakannya secara singkat. Padahal kehadiran Eris begitu berarti untuk gue, dan gue sudah tahu dia akan menjadi anjing yang istimewa sejak pertama kali melihatnya. Eris hadir ditengah keluarga gue dengan cara yang nggak diduga-duga. Beberapa bulan sebelumnya keluarga kami baru saja kehilangan Veggie, anjing golden retriever yang sudah kami pelihara sejak usia 1 setengah bulan. Kami nggak berencana untuk memelihara anjing lagi dalam waktu dekat karena masih dalam suasana kehilangan. Veggie adalah anjing bertubuh besar dengan banyak cinta. Sangat playful, cerdas dan menyenangkan. Memelihara anjing lain rasanya akan membuat kami bersedih karena mengingatkan padanya dan ada perasaan nggak rela untuk "menggantikannya". Tapi ada seorang ibu yang baik hati. Beliau mendengar cerita tentang gue dan Veggie lalu memutuskan untuk memberikan salah satu anak anjingnya untuk gue. Gue ragu pada awalnya, tapi beliau berkata bahwa memiliki seekor anjing akan menjadi terapi yang baik bagi jiwa yang bersedih. Maka gue putuskan untuk memberi anjing ini kesempatan, dan segera pergi untuk menjemputnya.

Ditemani Ibu dan Bi Yati gue menjemput Eris di Jakarta. Perjalanan yang melelahkan tapi gue sangat nggak sabar untuk menemuinya. Gue sama sekali belum tahu seperti apa dia terlihat. Pemilik Eris nggak pernah memberikan foto atau menceritakan seperti apa ciri-cirinya. Lucunya gue selalu membayangkan dia sebagai anjing kecil kecil berbulu coklat, entah kenapa sangat berbeda dengan Veggie yang bertubuh besar dan berbulu terang. Ketika sampai, gue langsung mendapatkan kejutan menyenangkan dari Eris. Ada 4 ekor anjing golden retriever di sana, dan salah satunya persis seperti bayangan gue tentang Eris. Tanpa sadar gue langsung berteriak memanggilnya, "Eris... Eris!" dan anjing itu pun berlari menghampiri gue dengan ekor yang berkibas kencang lalu segera menjilati pipi gue dengan antusias. Gue sangat terkejut karena apa yang gue bayangkan menjadi kenyataan. Bukan hanya gue yang terkejut, ibu pemilik Eris pun berkata, "Kok kamu bisa tahu dia yang bernama Eris? Eris juga sepertinya sudah tahu kalau kamu calon tuannya. Ajaib..."
Memang ajaib. Eris seperti menawarkan dirinya untuk menjadi teman baik gue. Sungguh salam perkenalan yang manis.

Eris ternyata sebelumnya sudah akan ada yang membeli. Dia sudah ditawar seharga 4 juta rupiah. Tapi di saat-saat akhir pemilik Eris menolaknya dan merasa bahwa calon pembeli itu bukan rumah yang tepat. Di hari yang sama gue langsung dihubungi karena dianggap sebagai orang yang tepat meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Keyakinan bahwa gue akan menyayangi Eris lah yang membuat pemiliknya menyerahkan dia secara cuma-cuma. Gue benar-benar speechless dan terharu. Berkali-kali gue ucapkan terima kasih, dan 2 jam setelah perpisahan yang penuh haru gue membawa Eris untuk pulang ke rumah barunya.


Segera Eris dan gue menjadi teman baik. Karakternya begitu berbeda dengan Veggie. Dia cenderung kalem, sabar dan menyukai perintah. Tapi justru itulah yang membuatnya istimewa, membuat gue sadar bahwa Eris bukan menggantikan Veggie, tapi menjadi teman dan anggota keluarga baru di rumah. Apapun yang gue lakukan Eris selalu memperhatikan gue dengan penuh minat. Bahkan sekedar menyapu halaman pun terasa luar biasa untuknya. Dia senang mengikuti langkah gue seolah ingin membantu gue menyapu. Lucu sekali. Hanya saja jika sedang mengepel jadi lain cerita karena lantai akan penuh dengan jejak kakinya, hahaha. Sungguh kehadirannya membuat gue merasa hebat, merasa dinanti-nanti dan merasa dibutuhkan setiap hari. Eris sepertinya bisa membaca pikiran gue. Saat gue lelah dia akan duduk disamping gue dan meletakan kepalanya di antara kaki gue dan terus begitu sampai gue memutuskan untuk bergerak. Saat gue berbicara pasti Eris mengangkat kepalanya dan (terlihat) mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Gue nggak yakin apa dia benar-benar mengerti, tapi didengarkan adalah perasaan yang paling baik sedunia.


Beberapa orang menganggap Eris "hanya anjing". Mereka heran mengapa gue mau menghabiskan waktu merawatnya: memberinya makan, menyisir bulunya, membawanya ke dokter jika sakit, membersihkan kotorannya, dan lain-lain padahal pada akhirnya dia akan mati jika waktunya tiba. Well, gue rasa itu komentar yang kasar. Iya, betul, Eris memang "hanya anjing" tapi anjing atau binatang apapun bukan berarti nggak bisa dijadikan teman. Gue nggak pernah memanusiakan Eris. Dia tidur terpisah dengan gue dan makan makanan khusus anjing, tapi dengan menjadi dirinya sendiri justru membuatnya menjadi teman yang sempurna. Apa yang gue lakukan untuknya dibalas dengan cinta tanpa syarat yang akan terus tumbuh sepanjang usianya. Waktu yang gue habiskan nggak ada apa-apanya dibandingkan seluruh keceriaan yang dia bawa untuk gue dan keluarga. Dan gue nggak pernah merasa telah "menghabiskan waktu" untuk merawatnya, gue menikmati setiap detik saat menyisir bulunya malah bahkan saat membersihkan kotorannya.

Jika pemilik lama Eris berkata bahwa anjing adalah terapi yang baik untuk jiwa yang bersedih, menurut gue memiliki Eris lebih dari itu. Eris menjadi terapis yang baik untuk kemampuan bersosialisasi gue. Nggak terhitung berapa banyaknya teman baru yang gue dapatkan karena kehadirannya. Terkadang, jika gue bingung untuk membuka percakapan, gue akan bercerita tentang Eris dan hebatnya selalu berlanjut menjadi percapakan panjang yang seru. Tapi gue rasa setiap pemilik binatang peliharaan akan merasakan hal yang sama dengan gue. Baik itu pemilik kucing, ikan, hamster, burung dan lainnya pasti pernah mengalami diselamatkan dari kecanggungan percakapan oleh mereka, hehehe. Ketika menunggu lama di dokter hewan misalnya, dimulai dengan pertanyaan "berapa usianya?" atau "siapa namanya?" pasti berakhir dengan perkenalan yang manis :) 



Eris sungguh mencintai gue tanpa syarat. Ekornya selalu berkibas dengan apapun yang gue berikan kepadanya. Sebuah tempat tidur sederhana, peralatan mandi yang diturunkan dari Veggie, makanan yang gue sajikan setiap hari... Eris menerima semuanya dengan penuh suka cita, dengan penuh kepercayaan terhadap tuannya, yaitu gue. Meskipun gue menganggapnya sebagai teman baik tapi Eris sangat menghormati gue. Dia nggak pernah mengonggong meskipun gue terlambat memberinya makan karena dia percaya gue pasti nggak akan mengecewakannya. Eris juga mempunyai toleransi yang besar terhadap gue. Beberapa waktu lalu di keningnya ditemukan caplak dan ketika dokter mencoba melepasnya dia marah dan terlihat kesakitan. Tapi dia langsung menerima ketika gue yang mencabutnya dan tetap tenang meskipun rasanya pasti sakit. Cinta Eris yang begitu besar membuat gue belajar untuk membalas cintanya yang tanpa syarat. Eris itu anjing yang istimewa, giginya gingsul dan tubuhnya kecil. Awalnya karena masih berusia 9 bulan gue nggak begitu memperhatikannya, tapi seiring waktu berlalu gue sadar bahwa ukuran badan Eris nggak berubah. Dokter berkata bahwa dia mengalami gangguan penyerapan yang membuat tubuhnya selalu kecil. Bahkan di usianya yang sudah 4 tahun Eris sering disangka anak anjing oleh orang-orang yang pertama kali melihatnya. Awalnya gue sedikit sedih karena dokter berkata lemak di tubuh Eris kurang untuk membuatnya aman mempunyai bayi. Tapi lalu gue mengingat apa yang Eris berikan pada gue. Memilikinya sudah lebih dari cukup, dan anjing yang sehat dan gembira adalah semua yang ingin gue lihat. Bukan anjing yang bertubuh besar atau yang mempunyai bayi. Hanya Eris.


Gue benar-benar menganggap Eris teman yang baik. Dia adalah bagian dari gue dan keluarga, jadi gue heran kenapa ada orang-orang yang memperlakukan anjing dengan semena-mena. Anak anjing memang lucu, tapi itu bukan alasan untuk meninggalkan mereka ketika tumbuh dewasa, menjadikannya anjing liar dan mungkin saja terluka. Memelihara anjing memerlukan komitmen dan gue sedih jika ada yang memelihara mereka hanya dengan alasan "karena mereka lucu" lalu membuangnya begitu saja ketika bosan. Anjing juga makhluk hidup dan tentu saja punya perasaan seperti kita. Iya, memang ---sekali lagi--- gue nggak pernah memanusiakan anjing, tapi jika nggak siap untuk berkomitmen lebih baik jangan putuskan untuk memilikinya. Jika nggak bisa merawatnya dengan baik seenggaknya jangan menyakiti binatang (bukan hanya anjing). Gue sama sekali nggak mendukung anjing yang dipelihara hanya untuk diadu (well, ya ini mengerikan, tapi gue pernah melihatnya sendiri) atau diambil tenaganya saja seperti misalnya menjaga rumah tapi hanya diikat seharian. Anjing adalah binatang yang aktif, mereka butuh aktivitas fisik dan mengikatnya hanya membuat mereka stress dan agresif. Gue heran kenapa pemiliknya nggak mau meluangkan waktu sebentar saja untuk mengajak anjingnya bermain atau berjalan-jalan setelah jasa besar telah mereka berikan. Bukankah rasa aman yang didapatkan jauh lebih berharga daripada apa yang harus pemiliknya lakukan untuk anjingnya?

Gue berusaha melakukan yang terbaik untuk Eris. Merawatnya semampu gue dan membuat sepanjang hidupnya penuh arti. Eris mungkin nggak bisa menjaga rumah, memenangkan dog show atau memberikan gue bayi-bayi yang mungil. Tapi gue menyukai Eris just the way she is seperti dia yang menyukai gue apa adanya. 
Kemarin Eris baru saja grooming sekaligus terapi untuk menghilangkan caplaknya di rumah. Hasilnya memuaskan, satu kali terapi lagi di bulan depan sudah bisa membuatnya benar-benar bersih. Tapi tadi gue putuskan untuk memeriksanya sendiri agar lebih yakin. Eris nampaknya mengerti bahwa hari gue sedang berjalan nggak begitu baik, badan gue sakit dan perut gue terasa mual. Eris menurut dan tetap terdiam berdiri di tempat yang sama, meski gue nggak mengikatnya sementara tangan gue sibuk memeriksa di sela-sela bulunya. Lalu bel berbunyi. Gue langsung bergegas memeriksa siapa yang datang dan meninggalkan Eris dengan sisir dan kotak peralatan yang tergeletak di lantai. Gue pikir, pastilah Eris akan mengacak-acaknya. Tapi ketika gue kembali beberapa menit kemudian, gue terkejut dengan apa yang gue lihat. Gue mulai tertawa geli dan nggak bisa berhenti bilang, "good girl". Karena Eris masih diam di tempat yang sama seperti ketika gue meninggalkannya. Bedanya, posisinya kini menghadap ke pintu seperti menunggu gue datang! Hahaha, ternyata memang betul ya, teman yang baik selalu bisa mencerahkan hari tersuram sekalipun! Woof you Eris girl! :D


blessed girl,

Indi


nb: Novel ke tiga gue berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor" berisi tentang kumpulan kisah-kisah manusia dengan binatang peliharaannya. Royalti dari novel ini digunakan untuk membantu binatang-binatang terlantar. Salah satunya disumbangkan ke ARAC (Animal Rescue and Adoption Center) atau AdopsiAnjing.com. Jika teman-teman ingin ikut membantu, silakan beli novel tersebut di Gramedia, Togamas atau melalui Starbooks (SMS/call/WA: 088801889305 atau BBM: 31452D96). Terima kasih :)


Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Kamis, 11 Juli 2013

Seperti Hari Pertama (Lagi) Setelah 1 Tahun...

What I wore? Hat: BIP | Dress: from Miss. Angie | Shoes: FLD | Lunch Box: Sanrio


Halo bloggies! Apa kabar? Bagaimana hari-hari kalian? Adakah yang sama seperti gue baru memulai bekerja minggu ini setelah liburan? Setahu gue ada beberapa sekolah yang sudah mulai belajar seperti biasa minggu ini, tapi ada juga yang baru dimulai minggu depan. Untuk yang sudah mulai, gue ucapkan belajar (dan selamat bekerja juga tentunya). Juga untuk yang muslim, gue ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan batin :)

Hari pertama bekerja setelah 2 minggu liburan membuat gue sedikit "kaget". Ada beberapa hal yang berubah dan membuat gue harus kembali beradaptasi. Gue berkerja di preschool, dan bulan ini tepat menginjak tahun pertama. Sebelumnya gue sempat bekerja di TK (Taman Kanak-kanak) konvensional, tapi hanya selama 3 bulan. Jadi ini adalah pengalaman terlama, dan apa yang gue rasakan sekarang adalah yang pertama kali. Gue menikmati pekerjaan ini, bisa dibilang ini adalah pekerjaan impian, karena gue selalu bercita-cita ingin bekerja dengan anak-anak. Tapi gue nggak pernah "ingat" sebelumnya bahwa bekerja di preschool berarti gue harus siap dengan banyak perubahan...

Satu tahun adalah waktu yang cukup bagi gue untuk memiliki ikatan dengan anak-anak. Gue begitu terbiasa mereka ada di sekitar gue dan setiap weekend tiba yang ditunggu adalah kembali bersama dengan mereka. Meskipun bukan semuanya adalah murid gue, tapi gue selalu menikmati untuk berinteraksi dengan mereka di playground saat anak-anak dari seluruh kelas bermain bersama. Beberapa diantara mereka bahkan menjadi "teman baik" gue, kami mengobrol dan melakukan hal-hal selayaknya teman setelah jam belajar habis. Begitu menyenangkan sehingga waktu 2 minggu terasa begitu lama. Well, liburan gue menyenangkan, tentu saja. Tapi tetap nggak bisa menutupi perasaan kangen gue dengan mereka. 

Sebelum liburan, seperti di kebanyakan preschool, di preschool tempat gue bekerja juga ada school leavers ceremony. Anak-anak yang masa belajarnya sudah selesai dan anak-anak yang lebih muda mengadakan pesta kecil untuk merayakan kelulusan mereka dan mengucapkan selamat tinggal pada guru-guru dan seisi preschool. Meski ini adalah pengalaman gue yang kedua kalinya tapi kali ini lebih emosional dari yang pertama. Gue sedikit bersedih, dan baru benar-benar terasa setelah liburan selesai. Murid-murid gue sudah naik 2 anak, dan sisanya 2 lagi ditambah dengan 2 murid baru. My little friends yang biasanya selalu memberikan gue senyum hangat sebagian besar sudah lulus dan melanjutkan sekolah. Sekarang tergantikan dengan murid-murid baru yang canggung ---dan bahkan--- takut-takut pada gue. Tapi yang paling membuat gue kehilangan adalah Dominika (baca cerita tentangnya di sini). Ia sudah keluar dari preschool ini dan membuat gue sedikit don't know what to do di hari pertama bekerja. Kami biasanya bermain bersama setelah jam belajar habis...



Gue mencoba menjalani hari pertama semaksimal mungkin, tetap berusaha bekerja dengan baik meskipun perasaan gue sedikit aneh. Beberapa teacher menggoda gue karena gue terlihat emosional, apalagi ketika membicarakan Dominika, hehehe. Bahkan miss. Rifa, rekan bekerja gue di kelas bertanya apakah gue ingin menyimpan label nama Dominika. Sweet :) Tapi lalu hal yang nggak disangka-sanka pun terjadi di hari pertama itu. Kejutan-kejutan kecil berdatangan hingga membuat gue kembali tersenyum. Miss. Angie memberikan gue sebuah dress cantik berwarna pink. Bukan dalam rangka apa-apa. Tapi ia merasa dress pemberian tantenya itu lebih cocok dipakai gue daripada dipakai olehnya sendiri. Lalu ketika salah satu murid Mr. Dave berulang tahun gue mendapatkan sebuah cupcake yang lagi-lagi berwarna pink, warna kesukaan gue. Dan yang terakhir, Miss. Alison memberi gue sebuah pensil bergambar bendera Inggris oleh-oleh dari kampung halamannya :)


Seketika gue merasa hari pertama gue nggak begitu buruk. Apa yang gue alami adalah "resiko pekerjaan". Gue begitu menikmati pekerjaan ini tapi lupa bahwa anak-anak juga sama seperti gue, mengalami fase-fase yang membuat mereka terus bertumbuh. Seharusnya gue bahagia karena mereka sekarang sudah siap ke step yang lebih tinggi. Dan tentu saja, meski hanya sedikit, tapi seharusnya gue merasa bangga karena telah ada untuk mereka di masa-masa golden ages yang nggak mungkin akan terulang kembali :)
Well, rasa kangen dan kehilangan gue masih tetap ada. Tapi perasaan gue sudah lebih baik sekarang. Dan gue sudah siap untuk memulai semua dari awal seperti hari pertama gue bekerja: beradaptasi dengan murid-murid baru, dan... Hey! Siapa tahu gue dapat "teman-baru" lagi ;)


happy girl,

Indi

Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

__________________________________________________________

Please Vote for Me :)
Teman-teman tolong vote gue di "Thin is in Competition". Caranya klik: DI SINI lalu cari foto gue (dengan nama "Indi Sugar Taufik") dan klik "vote". Setelah itu jangan lupa cek email kalian untuk verifikasi. Thank you very much, gue sangat hargai support kalian. See ya :))



Jumat, 05 Juli 2013

My Graduation Speech :)


Wisuda Tadika Puri, 4 Juli 2013 di Graha Bayangkara, Bandung.




Persiapan sebelum wisuda:

What I wore? DIY Flower crown | Necklace: gift from Ray (Pangandaran) | Dress: Design by  me | Bag: Michael Kors | Shoes: FLD









Saat acara wisuda:


 



Dan... gue mendapat penghormatan untuk membaca pidato kelulusan (graduation speech) :D






The Speech:

"Salam sejahtera bagi kita semua.
Senang sekali saya bisa berada di sini, mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa.

Menjadi bagian dari keluarga besar Tadika Puri merupakan pengalaman yang berharga bagi saya. Sejak dulu saya selalu ingin menjadi seorang guru, dan Tadika Puri merupakan pilihan yang tepat. Saya mendapatkan banyak pelajaran, pengalaman dan jalur yang jelas untuk menjemput impian saja. Bukan hanya materi, tapi Tadika Puri juga memberikan praktek langsung yang sangat membantu saya di dunia mengajar yang sesungguhnya. Membangun kepercayaan diri saya lebih kuat dan berkarakter. Bukan itu saja Tadika Puri juga memberikan saya banyak teman-teman baru.

Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Tadika Puri yang telah mengantarkan saya sejauh ini. Sekarang saya telah menjadi seorang guru di sebuah British Preschool. Dan berkat Tadika Puri saya bisa menangani anak-anak bukan hanya dengan kasih sayang, tapi juga ilmu pengetahuan!"





salam,

Indi

Facebook: here | Twitter: here | Contact Person: 081322339469