Tampilkan postingan dengan label Rosianna Silalahi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rosianna Silalahi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Maret 2011

Lakukan saja! :)


Ah, senangnya akhirnya aku bisa nulis lagi di sini. Meski baru 2 minggu belakangan saja sibuknya, tapi rasanya sudah berbulan-bulan, hehehe. Apalagi sibuknya makin "terasa" waktu baca banyak pesan dari pembaca yang bilang kalau mereka nggak kebagian buku (plus tanda tangan) ku. Sedih dan "capek" banget rasanya, soalnya maunya aku sih semua kebagian buku. Tapi ada daya (ya ampun kata-katanya, lol) jatah buku dari penerbit sudah habis, bis, bis :)

Tapi hari ini, di sinilah aku, santai di depan komputer di dalam kamar. Baru saja ganti baju pakai piyama, cuci muka, tangan, kaki dan baluran minyak telon (iya, iya, aku memang nggak mandi, lol). Ada sesuatu yang sudah lama pengen aku share, dan hari ini rasanya hari yang tepat.
Jadi begini ceritanya...
*just ignored my "norak" language, lol*






Banyak yang bertanya, kenapa novel "Waktu Aku sama Mika" punyaku bisa terbit. Padahal sebelumnya aku belum pernah menulis dan nggak pernah kenal sesorang yang bisa menerbitkan buku. Ada yang menebak aku menerbitkan dengan biaya sendiri, tapi tentu saja tebakan itu salah :) Sebetulnya "Waktu Aku sama Mika" sama sekali nggak direncanakan untuk dibukukan, tapi itu cuma diary pribadiku yang setelah 1 tahun baru diputuskan untuk dibuat blog'nya di Friendster. Nggak disangka, ternyata ada seorang penyunting dari Homerian Pustaka yang baca post-post pendekku. Dia bertanya apa aku berminat untuk membukukan tulisan-tulisanku. Wah, aku keget bukan main waktu disodori kontrak. Sampai-sampai aku sempet bengong selama 1 minggu, hehehe. Tapi dengan yakin aku bilang "YA!" untuk kontrak itu.

Aku nggak pernah tahu kalau novelku ternyata bisa mempengaruhi pembacanya. Ada yang bilang bahwa membaca kisahku membuat dia tahu lebih banyak tentang scoliosis, ada juga yang menjadi lebih "berdamai" dengan HIV/AIDS. Bahkan ada juga yang mengaku merasa "aman" setelah membaca bukuku karena dia--mereka--senasib dengan kisah yang ada dibukuku ("Waktu Aku sama Mika" menceritakan tentang hari-hariku sebagai pengidap scoliosis dan ketika aku berpacaran dengan Mika, seorang pengidap AIDS, btw). Semenjak itu, aku jadi tahu sesuatu: Untuk didengarkan aku hanya perlu bicara. Aku hanya perlu... lakukan saja!



"Waktu Aku sama Mika", sudah 4 kali cetak ulang :)



Waktu kecil aku punya banyak mimpi. Dari mulai mimpi jadi model video clip Michael Jackson (seriously!), bikin perusahaan es krim sendiri, sampai mimpi punya sekolah keren yang fasilitasnya support buat pengidap scoliosis kaya aku (hehehe, yang satu ini benar-benar berdasarkan pengalaman pribadi). Tapi sayang, waktu kecil itu sampai "mimpi doang". Aku sama sekali nggak berusaha mewujudkan semuanya. Rasanya sudah cukup nikmat ngebayangin aku digendong MJ sambil bawa lilin (wuahahaha) atau ngebayangin belajar di sekolah yang nggak ada tangganya, pakai lift dan ada kelas yoga chiropractic'nya.
Sekarang sih memang sudah terlambat. MJ sudah ada di surga, minatku terhadap es krim nggak sebesar dulu dan aku sudah lulus sekolah.

Hmm, coba ya kalau dulu aku kepikiran buat speak up--bicara--sama seseorang yang lebih dewasa, mungkin wajahku sekarang ada di video clip "Heal the World", hehehehe. Hush! Itu sih artinyaku masih cuma bermimpi tanpa melakukan apa-apa :p
"Waktu Aku sama Mika" jadi langkah kecilku, semenjak itu aku mulai lakukan sesuatu, bukan cuma bermimpi. Aku ingin banyak orang tahu tentang HIV/AIDS. Aku ingin menghapuskan prasangka dan ketakutan masyarakat awam tentang penyakit tersebut. Terdengar naif? Memang :) Tapi toh aku tetap lakukan. Aku mulai menjadi relawan di Yayasan AIDS, menulis buletin untuk kampus dan membuat pin-pin kecil yang isinya quote-quote buatan aku sendiri. Mungkin yang memperhatikan cuma sedikit, mungkin yang berubah juga cuma sedikit. Tapi aku nggak peduli. Sedikit lebih baik dari tidak sama sekali dan aku percaya kebaikan itu menular. Aku yakin di luar sana ada orang yang "tertular" dan melanjutkan niat baikku. Dan aku juga yakin, Tuhan pasti membantu umatnya yang berdoa dan mengusahakan perubahan baik, sekecil apapun itu :)

Begitu juga soal scoliosis. Aku mulai bicara dan nggak lagi diam tapi ingin didengarkan. Aku sadar banyak scolioser-scolioser (pengidap scoliosis) yang kurang terperhatikan. Ironisnya, pengidapnya sendiri yang kurang perhatian. Sebabnya memang macam-macam, bisa karena kekurangan informasi atau karena kurangnya biaya untuk berobat (okay, scoliosis memang nggak ada obatnya, tapi at least ada terapi untuk memperlambat/mengurangi kelengkungannya). Padahal 9 dari 10 pengidap scoliosis adalah perempuan, yang biasanya suatu hari akan menikah dan memiliki anak. Kebanyakan perempuan yang mengidap scoliosis anaknya akan mengidap kelainan yang sama. Ini memang sulit dicegah tapi tentu saja kalau diketahui sejak dini bisa ditanggulangi/diminimalisir tingkat kerusakannya.
Jujur saja, untuk hal ini langkahku untuk didengar agak tertatih-tatih. Aku memulainya dengan mengirim surat pada majalah Gogirl. Nggak disangka ternyata suratku bukan cuma dibalas, tapi reporternya datang untuk mewawancaraiku! Dari satu majalah ke majalah lain, aku mulai bicara dan memberitahu apa itu scoliosis pada siapa saja yang membaca. Tawaran untuk bicara di acara launching Masyarakat Scoliosis Indonesia pun datang. Lebih banyak lagi yang bisa aku bagi. Malah, bahagia sekali waktu akhirnya aku bisa muncul di TV. Sebuah surat yang aku kirim kepada Rosiana Silalahi ternyata dijawab melalui telepon dua hari kemudian oleh Rossy--panggilan Rosiana Silalahi--sendiri. Aku ditawari untuk tampil diacaranya (Rossy-Global TV) dengan tema "Menembus Batas". Tanpa ragu (tapi bukan berarti tanpa grogi, hihihi) aku menerima tawaran itu. Bahagianya aku bisa bercerita banyak dan memberikan informasi soal scoliosis lebih banyak. Aku juga bangga karena bisa ada disana untuk berbicara, padahal aku bukan "siapa-siapa". Berbeda dengan bintang tamu-bintang tamu yang biasanya (sempat ada Krisdayanti, Jusuf Kalla, dll). Tapi sayangnya, untuk bebicara di media lokal ternyata jalannya panjaaaaaaaaaaang kayak coki-coki, lol. Aku baru bisa bicara di TV Bandung justru setelah sebelumnya ada di media-media luar Jawa Barat. Agak aneh. Dan sulit... Tapi aku lega karena usahaku membuahkan hasil :)



Untuk program "Rossy".


Untuk program "Hati ke Hati".



Begitulah, tiba-tiba aku lebih berani untuk mengeluarkan ide, mengemukakan pendapat tanpa takut ditolak. Hidupku nggak selalu mudah, kok. Untuk novel keduaku  saja sempat mengalami revisi dan sedikit pengunduran tanggal terbit sebelum akhirnya bisa ada di rak-rak Gramedia dan toko buku lain :) Tapi apapun itu, aku nggak mau mundur untuk mewujudkan mimpi-mimpiku... mimpi untuk perubahan. Aku percaya langkah kecilku pasti ada artinya. Pasti ada yang membantu dan Tuhan bantu aku.
Beberapa waktu lalu aku bahkan punya ide "gila" untuk membuat buku tentang hewan. Rasanya masih jarang sekali orang Indonesia yang menerbitkan, dan untuk peminatnya juga aku belum tahu. Dengan sedikit nekat aku mengirim email pada penerbit. Aku jelaskan konsep bukunya dan tujuan buku ini untuk amal. Royaltinya akan aku sumbangkan ke Kebun Binatang dan organisasi-organisasi fauna.
Kalian tahu apa jawabannya?
Mereka bilang, "YA!" :)

Ya, untuk mewujudkan sesuatu memang nggak mudah. Tapi nggak ada ruginya mencoba. Lebih baik mengeluarkan sedikit tenaga untuk bicara, bertanya dan mengemukakan maksud kita. Lakukan! Kalaupun nggak--belum--berhasil, toh akan ada kesempatan lain dan pasti ada pelajaran yang diambil. Lagipula--sekali lagi--, Tuhan pasti membantu niat baik umatNya.

Jadi apa impian kalian? ;)



"Karena Cinta Itu Sempurna" at the bookstores NOW!


--------------------------------------------------------------------------------------------------------


Baca tulisan-tulisan blogger/artikel tentangku disini:

- Blog Sisca
- Blog Fatara
- Blog Sheila
- Blog Ocky
- Blog Ahmed (he's my classmate)
- Blog Adina

- Blog Frey
- Blog Aryba
- Blog Avi
- Blog Bobby
- Blog Ucig
- Lintas Berita: Waktu Aku sama Mika
- Ngerumpi.com: Waktu Aku sama Mika
- Forum kafe Gaul,
dan lain-lain :)



Rabu, 06 Oktober 2010

Jangan Takut Bermimpi :)

Sofa impianku.


Hai semua! Apa kabar hari ini? Baik? Buruk? Biasa aja? Hehehehe..
Aku sendiri nggak terlalu baik. Bahu kananku sakit banget. Rasanya hampir lepas dari badanku (lebay). Mungkin gara-gara kebanyakan texting di HP ya? Hihihihi...
Terlepas dari hari ini, aku mau ceritain salah satu hari terbaik yang pernah aku alamin. Hari itu adalah 24 Agustus 2010. Kenapa? Karena hari itu berhasil bikin aku histeris dan 'banting' HP, lol.
Daripada kalian bingung dan bayangin yang nggak-nggak (bayangin aku terlalu tajir sampe berani banting HP, lol), lebih baik aku ceritain dari awal...


24 Agustus, sore-sore di dalem mobil, hujan lebat, macet pula!

Aku SMS Ray untuk bilang kalau aku udah jalan dari 30 menit yang lalu. Aku khawatir dia masih di kantor dan bikin aku yang harus nunggu dia di acara gathering salah satu airlines Indonesia. Belum sempet aku pijit tombol "send", HP ku udah berdering. Aku pikir itu Ray, tapi waktu aku lihat nomornya ternyata aku nggak kenal.
Aku langsung tanya bokap yang waktu itu lagi nyetir apa aku harus angkat teleponnya. Dia bilang, "Angkat aja siapa tau penting,".
Akhirnya...

"Halo?"

"Ya. Dengan Indi Taufik?"

"Yes, saya sendiri, " (sambil cekikikan karena suara di sebrang sana serius banget, hihihi).

"Saya Rosianna Silalahi, saya..."

"Siapa???"

"Rosianna Silala..."

Pluk! HP ku jatuh dari genggamanku. Badanku mendadak lemes saking kagetnya. Baru 2 hari yang lalu aku menghayal bisa tampil di talk show "Rossy" dan hari ini tiba-tiba aja Tuhan kasih jawaban mendadak.

Bokap kebingungan dan minta aku ambil HP yang hampir menggelinding ke belakang jok mobil.

"Ada apa, sih? Siapa tadi?"

"Rossy, Pak... Rossy...", jawabku histeris.

"Rossy? Siapa?"

"Arrrrrrghhhhh... ROSSY, PAK. ROSIANNA SILALAHI... Ya Tuhan, aku lemes," mulai lah aku norak.

"Hah? Mau ngapain? Kok sampai telepon kamu??"

"Nggak tau, Pak... Makanya sekarang aku lemes gini. Hampir pingsan, hiks..."


Ring... Ring...


"Pak! Nomor yang tadi! Angkat jangan???"

"Ya, angkat lah..."

"Deg-deg'an..."

"Jangan Ge'er..."

"Dasar!"


Dua detik kemudian...


"Ha.. halo?..."

"Tadi teleponnya terputus ya?"

Think fast Indi, think fast! "Iya, maaf signalnya tiba-tiba hilang,"
(Lol, aku berbohong tuh, hihihi).

"Iya, tidak apa-apa. Hmm, begini Indi. Saya lihat kamu di facebook. Kamu mau datang ke acara saya tanggal 26 nanti?"

*Glup* "Maksudnya... Talk show Rossy,"

"Iya betul. Bagaimana, mau?"

*Tarik napas panjang, nahan nangis* "Iya, mau,"

"Oke, kalau begitu terima kasih. Nanti ada Olive, produser saya yang akan hubungi kamu. Dia akan jelaskan apa saja yang perlu kamu siapkan,"

"Eh, Rossy?"

"Ya, Indi?"

"Ini serius?..."

"Hahaha, ya. Serius,"

"Aku penggemar acaramu. Aku senang kalau bisa tampil di sana. Sungguh, aku senang. Terima kasih banyak..."

*Jeda agak lama* "Iya, sama-sama Indi. Sampai ketemu ya..."

"Da.. dadah..."


Dan meledaklah tangisanku. Dengan cepat aku (coba) ceritain sama bokap apa yang baru aku denger tadi. Aku sangat excited sampai-sampai tangisanku berubah jadi tawa histeris.


"Selamat, ya. Kamu hebat. Tapi jangan bilang-bilang Ibu dulu ya? Ini kejutan!"

"iya, Pak! Rahasia dulu ya,"

"Ya ampun! Kak!"

"Apa??"

"Tadi Bapak terlalu konsen dengerin kamu cerita sampai-sampai kita salah jalan. Kita udah lewatin jalan ini 2 kali, kan?"

"Yah, Bapak..."

"Nggak apa-apalah nyasar, kan lagi seneng ini, hehehehe,"

Dan sampailah aku di acara gathering 1 jam setelah Ray sampai...

***

Persiapan dimulai segera setelah aku pulang dari acara gathering. Ray seneng buatku, meski dia nggak bisa hadir waktu shooting karena harus kerja.
Aku mulai pilih-pilih baju. I love red, hampir di setiap kesempatan aku pakai warna merah. Tapi aku pikir warna oranye lebih cocok untuk "Rossy" yang setting stage'nya selalu fresh tapi formal. Akhirnya, setelah aku dapat baju yang tepat, aku siapin bando dan sepatunya dengan warna serasi. It's kinda funny, btw. Seharian aku dan bokap cari sepatu oranye di mall tapi nggak ketemu dan akhirnya malah ketemu di pasar! Hahahaha, hasilnya aku jadi bangga banget. Waktu nyokap tanya, aku langsung jawab, "ini dapet dari pasar lho...", hihihi.

Tapi jujur aja, meski persiapanku secara "fisik" cukup matang, tapi mentalku ternyata ketar-ketir juga. Pasalnya selama 1 bulan belakangan aku kena penyakit yang agak misterius. Dokter yang periksa aku belum temuin jawabannya. Bahkan sampai test Lab juga nggak nunjukin kelainan apa-apa (tapi 1 minggu setelah shooting ketauan kalau aku kena infeksi dalam yang parah, btw). Kulitku gatel dan kalau digaruk muncul ruam-ruam merah kaya bekas kebakar. Badanku juga rasanya panas sampai-sampai nggak betah kalau pakai baju yang agak tertutup. Bisa dibilang kesehatanku sebenernya sangat nggak memungkinkan untuk shooting. Tapi aku takut kesempatan sebagus ini nggak datang lagi, jadi aku putusin buat menutupi keadaan kesehatanku...


Dua hari kemudian, jam 8 pagi aku dan ortu berangkat ke Jakarta. Sebelumnya aku kabari dulu 2 temanku untuk ikut tampil di "Rossy". Kebetulan tema kali ini adalah "Menembus Batas", tentang orang-orang yang berhasil untuk sukses ditengah keterbatasan fisik. Dua temanku (Alien dan Yosef) adalah pengidap scoliosis juga, sama sepertiku. Dan mereka bisa bekerja normal selayaknya orang yang berfisik sempurna. Oya, untuk yang belum tau (hihihi), aku adalah pengidap scoliosis berat (kelengkungan 55 derajat), dan aku berprofesi sebagai model lokal dan penulis.

Setelah sampai di studio Global TV, aku diantar ke ruang tunggu (sambil celingak-celinguk cari Rossy, hihihi). Disana aku langsung ketemu dengan Pak Limin dan keluarganya. Pak Limin adalah seorang tuna daksa yang berprofesi sebagai penghibur. Dia juga pimpinan kelompok lenong betawi, lho! What a person! Belum mulai acara aja aku udah amaze, hehehe...
Menyusul kemudian, datang Alien dan Yosef yang masih bingung dengan ajakanku yang mendadak, lol.

Selesai touch up (Gee, my face. Looks so weird, lol), aku balik lagi ke ruang tunggu. Soalnya percuma aku berkeliaran di studio, kata si mbak make up artist, Rossy'nya belum datang, hihihi.
Di sana aku ketemu sama Habibie. Spontan aku teriak, "Heeeeey, aku tau kamu!".
Tapi orang yang dimaksud malah cuek bebek, huhuhu, sebel. Langsung deh aku ngeluarin jurus "ikutan cuek" kalau ketemu Habibie, soalnya takut disangka sok akrab, hihihihi.


The Show. Te-re-ret-tereeeeet! Lol.

Satu jam kemudian semua pengisi acara dibawa ke studio. Brrr.. dingin banget. Kulitku  yang lagi sensitif langsung perih nggak karuan. Berbekal impianku yang pengen duduk di sofa "Rossy", akhirnya aku bisa tutupi sampai selesai acara.

Dan, here's she is...
Rossy masuk ke dalem studio. She's so gorgeous, kulitnya bagus dan potongan rambutnya keren. Tapi yang paling aku perhatiin, dia nggak sekurus yang aku banyangin. She's so curvy. Bahkan kalau dibandingin aku yang selalu mengaku chubby ini, hihihi.


Aku dan Rossy, she's holding my book "Waktu Aku sama Mika" :)



Memang dasar amatir, aku nggak tau kapan shooting dimulai. Tiap ada yang nanya, nyapa atau apalah, aku selalu nyangka kalau udah direkam. Maklum, aku belum pernah ikut shooting taping yang kru'nya banyak, hihihi..
Tapi akhirnya aku tau kapan shooting dimulai, yaitu waktu musik khas "Rossy" diputer dan penonton tepuk tangan meriah :)

Habibie masuk di segmen pertama. Aku yang dikasih tau bakal muncul di segmen kedua langsung deg-deg'an mati-matian. Gimana enggak, studio yang AC nya dingin minta ampun bikin suaraku rawan serak dan terbata-bata. Padahal waktu briefing aja mas-mas floor director udah bilang supaya aku ngomong yang kenceng, huhuhu.
Untung semua berjalan lancar, aku dipanggil ke atas stage dan bisa bicara dengan lancar. Semua yang mau aku sampaikan sebagai seorang penyandang scoliosis juga tersampaikan dengan jelas di sana. Apalagi kata-kata Rossy begitu "melambungkan" hingga bikin aku semakin relax. Sampai-sampai setelah acara selesai aku ogah turun dari stage dan menyempatkan bilang terima kasih sampai ratusan kali (eh, ya... mungkin sekitar sebanyak itu lah, lol).

***

Tanggal 4 Oktober episode "Menembus Batas" tayang jam 10 malam. Aku dan ortu nonton dengan suka cita. Meski awalnya aku malu-malu liat wajah sendiri di TV tapi akhirnya aku bisa menikmati acaranya. Apalagi waktu aku teringat kejadian-kejadian konyol sebelum acara. Seperti dicuekin Habibie yang akhirnya malah menjadi sahabatku (aku baru tau kalau dia bukan cuek tapi wajahnya emang tanpa ekspresi, hahaha) atau waktu liat rambut Alien dicatok yang ternyata cantik banget di kamera ;)



Aku masuk di segmen 2. Clip on bikin punggungku "aneh" :p


The show: Rossy Menembus Batas.


Sampai acara selesai aku masih senyum-senyum bangga. Bukan, bukan gara-gara kisah hidupku dikupas di acara sebesar "Rossy". Tapi karena bangga di tengah keterbatasan ternyata aku masih bisa bermimpi dan berusaha mewujudkannya. Menulis novel, merancang busana, menjadi model... dulu semua cuma impianku, tapi sekarang semuanya jadi kenyataan. Termasuk untuk duduk di sofa empuk di samping Rossy. Yang ternyata menjadi nyata karena aku berani bermimpi!







My FB page: Indi Sugar
My "Waktu aku Sama Mika" FB group: Waktu aku Sama Mika