Tampilkan postingan dengan label Trans Studio. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Trans Studio. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Desember 2013

Launching Marvel 4D: New Movie "Avengers Battle in Bali" Trans Studio Bandung :)

What I wore? Headband: my DIY | Dress: Minimal | T shirt: Trans Studio | Necklace: Accessarie | Socks: BIP | Shoes: GOSH

Hai bloggies! Gue menulis ini masih dalam suasana "liburan", nih, hehehe. Mungkin beberapa dari kalian sudah tahu dari tulisan-tulisan sebelumnya bahwa gue baru saja operasi pengangkatan tumor payudara pada tanggal 11 November lalu, dan sejak tulah gue menjalani masa "liburan" dari aktivitas sehari-hari. Tapi meskipun "liburan" bukan berarti gue di rumah saja, lho. Entah gue ini tangguh atau memang pasien yang bandel, tapi 5 hari sejak pasca operasi saja sudah jalan-jalan untuk interview di radio CBL, dan 2 hari setelah lepas jahitannya langsung mampir ke Trans Studio Bandung untuk memenuhi undangan launching Marvel 4D, hehehe. Tapi tentu saja nggak lama-lama, dong. Kesehatan gue masih belum memungkinkan, dan gue nggak mau merusak "liburan" ini dengan bed rest karena kelelahan :)

Pasca operasi tubuh gue memang terasa lemah. Kepala gue sering pusing dan juga mengalami beberapa masalah perut seperti sembelit dan mual-mual. Tapi di luar itu dan ditambah nyeri-nyeri di daerah dada, gue merasa cukup fit. Memang sih kadang perasaan fit nya agak-agak blur sama perasaan bosan. Jadi gue harus hati-hati mengartikan apakah badan gue itu sehat betulan atau karena bosan jadi ingin bergerak terus, hahaha :D Waktu mendapat telepon dari Trans Studio mengenai undangannya, gue baru saja bangun tidur dan menjawabnya dengan "iya-iya" yang cepat. Karena exited gue lupa bahwa tanggal 22 November itu besok, dan langsung menyetujui tanpa ingat kondisi kesehatan gue. Untung saja ternyata gue cukup fit (ini fit betulan, bukan perasaan, hahaha), semalam sebelumnya nafsu makan gue mulai kembali dan pusingnya berkurang. Syukurlah :)

Karena undangannya hanya untuk satu orang, jadi gue hanya diantar Bapak sampai loby Trans Studio Mall dan akan dijemput Ray ketika pulang. Di sana ternyata sudah banyak rombongan dari berbagai kampus yang duduk-duduk di area seputar Trans Studio meskipun mall dan gate wahana belum dibuka. Sempat sedikit bingung karena dimana-mana hanya tampak mahasiswa dengan macam-macam jas almamaternya, nggak tampak undangan yang lain. Sampai gue bertemu dengan salah satu kru Trans Studio yang langsung membawa gue ke gate untuk langsung bergabung dengan para undangan dan media. Ternyata yang lain sudah menunggu di studio Marvel dan sedang bersiap-siap menonton behind the scene nya. Hore!



Hanya 20 orang saja lho mendapat undangan ini, dan gue adalah salah satunya. Beruntung sekali rasanya bisa jadi salah satu dari sedikit orang yang dapat kesempatan untuk menonton lebih dulu, dapat akses masuk Trans Studio sebelum dibuka (iya, jadi hanya kami di sana) dan boleh main sepuasnya sampai tutup. Apalagi episode Super Heroes Marvel 4D yang baru ini istimewa, lho. Dari judulnya saja "Avengers Battle in Bali" sudah ketahuan kalau bakal beda dari yang sebelum-sebelumnya. Yup, film ini mengambil setting di Bali yang dibuat oleh lisensi Marvel Amerika sesuai dengan permintaan khusus Trans Studio Bandung! Keren banget, kan? Dan yang pasti bikin bangga bisa melihat Indonesia didatangi tokoh-tokoh super hero dari Marvel :D
Di sela pemutaran behind the scene, gue dan yang lainnya dapat kesempatan untuk tanya jawab dan saling mengenal dengan sesama sahabat Trans Studio. Meski baru pertama kali bertemu tapi suasana sangat akrab dan santai, apalagi ditambah dengan kehadiran Wolverine dan Captain America yang kocak, hehehe. Setelah itu kami langsung berpindah ke teater dan tibalah saat yang paling ditunggu: Pemutaran perdana "Avengers Battle in Bali."

Sebelum pakai kacamata 4D ;)

Captain America nya imut banget, hehehe :p

Durasi 12,5 menit yang berlangsung benar-benar bikin gue sibuk teriak-teriak, hehehe. Ini bukan yang pertama kalinya gue menonton Marvel 4D, tapi kali ini terasa jauh lebih seru. Efek-efeknya lebih terasa dan nyata. Bayangkan saja selain seat nya melonjak ke sana-kemari, gue juga bisa merasakan efek angin, air, aroma api, asap, gelembung sabun bahkan kelitikan di kaki! Hahaha, gue yang pakai rok pendek sampai harus angkat kaki karena kaget :p Film ini bercerita tentang Tony Stark yang memiliki laboratorium pembangkit nuklir di Bali. Ketika sedang mengadakan konferensi pers tiba-tiba saja dr. Doom yang bekerja sama dengan Loki berusaha merebut reaktor nuklir tersebut. Untung saja ada Hulk, Captain America, Thor, Iron Man dan Spiderman yang bertempur untuk mengalahkan mereka. Meski tenaga nuklir sempat dipancarkan ke satelit senjata untuk menghancurkan Bali, tapi akhirnya mereka berhasil menyelamatkan bumi dari kehancuran. Yang unik, selama adegan-adegan pertempuran berlangsung kita bisa melihat Pura Bali dan Gunung Gede, lho. Jadi suasana Indonesia, khususnya Bali benar-benar terasa!



Wajah-wajah takjub langsung terlihat setelah film selesai, semua setuju bahwa tadi adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Kami semua lalu berfoto di depan teater Marvel 4D dan dilanjutkan dengan jamuan makan siang oleh Ibu Triya Santi selaku Manager Marketing Communication Trans Studio Bandung. Moment ini juga sekaligus menjadi kesempatan para undangan dan media untuk mengajukan pertanyaan seputar film yang baru saja ditonton. Bahkan ada sedikit kuis berhadiah juga. Sayangnya gue nggak kebagian karena ragu dengan jawaban sendiri, padahal ternyata jawaban gue benar :p Tapi meski begitu gue tetap nggak pulang dengan tangan kosong, semua undangan mendapatkan kaos "Avegers Battle in Bali" dengan desain yang ekslusif. Selain itu gue juga sempat berkenalan dengan 2 orang undangan lain, namanya Arif dan Rizki. Salah satu dari mereka sampai bolos kuliah demi menonton film ini, lho. Nih, gue upload fotonya supaya teman-teman kampusnya iri (atau malah dimarahi dosen, hehehe).








Setelah itu acara ditutup dan kami dibebaskan untuk bermain sepuasnya di wahana Trans Studio. Berhubung kesehatan belum terlalu baik, jadi gue hanya memilih satu permainan sebelum berpamitan dengan yang lain. Nggak disangka ketika mengantri wahana Dragon Rider ternyata bertemu dengan sekelompok pembaca novel "Waktu Aku sama Mika" yang mengajak berfoto bersama! Wah, kebahagiaan gue jadi berkali-kali lipat, deh :) 
Pokoknya terima kasih banyak-banyak-banyak untuk Trans Studio Bandung atas undangannya. Sungguh kebetulan yang menyenangkan dapat hiburan singkat (tapi memuaskan) di saat gue belum bisa beraktivitas lama-lama :D Sejak awal dibuka gue sudah jatuh cinta dengan theme park indoor yang satu ini, dan sekarang kecintaan gue jadi makin bertambah. Semoga ada kesempatan lagi untuk mampir ke Trans Studio dalam waktu dekat. Hmm, kalau untuk bermalam tahun baru bersama keluarga sepertinya seru juga, ya? Hihihi *wink*

proud Indonesian,

Indi


__________________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | contact person: 081322339469

Minggu, 21 April 2013

Senin yang Terasa Minggu: It's a Date! Yaiy! :D

Hai bloggies! Apa kabar? Semoga semua baik-baik saja ya, terutama yang rumahnya kebanjiran di musim hujan ini. Beberapa rekan kerja gue di pre school ada yang rumahnya kebanjiran, lho. Dan sedihnya cukup parah sampai masuk ke dalam rumah :( Tapi syukurlah keadaan semakin membaik :) Gue sendiri baik-baik saja karena tinggal di daerah yang bebas banjir. Tapi tetap, hujan yang terus-terusan lumayan berpengaruh sama kesehatan gue. Hampir setiap pulang kerja pasti gue kelelahan dan pusing. Pasalnya cuaca dingin bikin gue gampang kena flu. Ditambah gue sudah lama nggak refreshing, kondisi badan rasanya semakin menurun.Gue mau keluar rumah dan bermain tapi sulit sekali mencari waktu yang pas karena takut kehujanan. Gue serius lho waktu bilang "bermain", hehehe. Gue suka sekali bermain ---seperti anak-anak--- dibandingkan apapun untuk refreshing :)

Seperti yang pernah gue ceritakan sebelumnya, gue beruntung sekali karena waktu bekerja gue yang pendek (well, nggak termasuk pekerjaan gue yang lain, sih, hanya pre school). Gue bisa melakukan hal lain sepulang bekerja, termasuk liburan lebih cepat karena hari kerja gue dimulai di hari selasa. Tapi terkadang hal ini malah membuat gue menikmati hari libur sendirian, karena orang-orang di sekitar gue masih bekerja, termasuk Ray. Nah, tanggal 15, hari senin kemarin gue sangat sangat sangat ingin keluar rumah dan bermain ke Trans Studio. Apalagi saldo kartu Trans Studio gue sudah diisi oleh Ray 2 hari sebelumnya. Yang jadi masalah, gue harus bermain dengan siapa? Nggak asyik kan bermain di theme park sendirian... Berhubung keluarga dan teman-teman gue sibuk, jadi gue meminta Ray untuk pulang lebih cepat dari biasanya dari kantor. Dan ternyata, yaiy! Ray bisa pulang jam 5 sore! :D

Kenapa gue memilih Trans Studio? Alasan pertama tentu saja karena gue tinggal di Bandung dan cuaca memang nggak memungkinkan gue untuk bermain di luar. Meski gue sudah pernah ke sana sebelumnya, tapi gue sama exited-nya seperti pertama kali. Kalau ada yang bilang Trans Studio itu nggak seseru theme park di luar negeri, buat gue sih sudah cukup memuaskan hasrat gue untuk teriak-teriak dan tertawa sepuasnya, haha. Lagipula apa salahnya membanggakan theme park punya negeri sendiri (I love Dufan too, btw) :)
Tapi ternyata agak sedikit di luar rencana. Ray yang sudah selesai bekerja ternyata terjebak di kantor karena hujan sangat lebat. Padahal gue sudah berada di Trans Studio Mall dan kinda don't know what to do karena rencananya awalnya kami akan langsung bermain. Akhirnya gue pun memutuskan untuk toko buku, melihat-lihat buku apa yang kira-kira cocok masuk list kalau gue sudah ada rezeki untuk membelinya nanti :)

Jam 7 malam akhirnya Ray sampai di Trans Studio Mall (yup, gue menunggu 2 jam padahal gue rela nggak mandi hanya supaya cepat sampai, lol). Kami langsung cepat-cepat ke gate Trans Studio sambil cekikikan :p Belum apa-apa kami sudah disarankan petugasnya untuk kembali lagi besok saja, karena 2 jam lagi Trans Studio akan tutup, dan sekitar 40 menit lagi beberapa wahana berhenti beroperasi. Tapi gue tetap bilang kalau kami ke sini hanya ingin bersenang-senang, jadi kami ingin menikmati waktu 2 jam kami. Beberapa petugas langsung bengong, dan akhirnya salah satu dari mereka bilang "salut" sambil mengacungkan jempol, hahaha :) Memang, begitu masuk ternyata sudah sepi, beda sekali dengan waktu pertama kali gue ke sini. Tapi dengan begitu gue malah merasa lebih tenang dan bisa memilih wahana apa saja yang ingin gue mainkan.

Ray itu takut ketinggian. Well, sebenarnya bukan ketinggian sih, tapi mainan yang seram-seram (kecuali hantu-hantuan dia berani, hahaha). Jadi kalau ada permainan yang tinggi, diputar-putar apalagi dibanting-banting pasti Ray nggak mau. Nah, gue justru kebalikannya. Sangat suka dengan permainan menantang tapi takut sama hantu-hantuan :p Tadinya gue mau Ray cukup menunggui saja, biar gue yang main. Tapi setelah dipikir-pikir nggak seru kalau naik wahana sendirian, jadi gue pilih wahana paling harmless sedunia, yaitu Bolang! Hahaha :) Menurut gue sih satu-satunya yang mengerikan dari wahana ini cuma bonekanya. Sebenarnya cute, sih, cuma gue agak takut sama boneka yang gerak-gerak sendiri gitu... Gue benar-benar nggak bisa berhenti ketawa, dari satu baris kereta hanya kami berdua yang mengisi. Beda sekali dengan pertama kali gue ke sini, gue sampai harus bergabung dengan keluarga Ari Sigit (yup, 'that' Ari Sigit) saking penuhnya :D Sementara Ray sibuk mengambil foto, gue malah sibuk mengomentari boneka-bonekanya :p 


Sehabis dari si Bolang, kami nggak tergoda untuk membeli sesuatu di toko permennya (padahal banyak lolipop!). Kami memutuskan untuk mencari wahana lain dan membeli sesuatu ketika pulangnya saja. Berhubung gue sudah mengalah untuk naik wahana harmless, gue ajak Ray bermain di "Land of Giant". Ya, ampun ini wahana favorit gue sepanjang masa! *lebay* Di wahana ini kita akan duduk kursi dan naik sampai ketinggian 5 lantai lalu dilempar ke bawah. Seru deh pokoknya. Well... at least untuk gue, karena bagi Ray ini sama sekali nggak seru. Dia malah takut dan mau pegang tangan gue. Tapi gue bilang nanti serunya hilang, dan yang paling pas itu justru kalau tangan kita diangkat tinggi-tinggi. Hahaha, jelas saja Ray nggak mau dan dia turun dengan wajah pucat pasi sementara gue malah tertawa senang dan berjanji kalau masih ada waktu sebelum pulang akan naik wahana ini lagi.

Sehabis dari Land of Giant. Mau lagiiii :D

Karena sepi sepertinya kami berdua jadi pusat perhatian para pegawai di sana, hihihi (atau karena suara tawa gue yang kencang ya?). Sampai-sampai mereka sering kali menawarkan untuk memfoto kami berdua. Kami ke pojokan "ini" ditawari, kami kepojokan "itu" ditawari. Awalnya malu-malu, tapi senang juga, sih karena kami pikir karena perginya hanya berdua akan susah mendapatkan foto saat kami lagi bersama-sama :)
Wahana selanjutnya yang jadi incar gue yaitu "Trans Car Racing". Kenapa? Karena gue suka ngebut, belum lancar nyetir meski punya SIM, hahaha. Nah, berhubung ini baru pertama kali, gue pikir karena ada track-nya gue nggak harus menyetir "betulan". Ternyata gue salah, yang bertugas mengatur laju ya driver-nya alias gue. Pantas saja pegawainya pasang tampang khawatir begitu tahu bahwa gue yang pegang kendali, hahaha. Ray sebetulnya pengen sekali memainkan wahana ini, tapi berhubung ingin membuat gue senang, jadi dia mengalah dan cukup duduk di bangku penumpang :)
Cukup sulit mengontrol kemudinya, beberapa kali mobil gue berdecit karena salah belok. Ray menganggap itu lucu dan dia tertawa terus. Lalu gue putuskan untuk sedikit bergaya seperti idola gue. Ingat video "Scar Tissue" dari Red Hot Chili Peppers yang adegannya menyetir mobil sambil bernyanyi? Nah, gue persis seperti mereka, lengkap dengan penghayatan penuh terhadap liriknya, hahaha. Sungguh kebetulan yang "menyenangkan", John salah satu personel Red Hot Chili Peppers di kehidupan nyata juga nggak bisa menyetir tapi dia nyaman-nyaman saja tuh di video clip itu :p Tapi Ray lama-lama panik juga lho, dan mulai bilang, "slow down, John, slow down". Nama gue sampai diganti, lol. Oya, Ray bilang waktu gue bernyanyi suara gue terdengar kemana-mana. Karena malu gue hampir nggak mau turun dari mobil :(


Awas... awas... John Frusciante mau lewat! :p

Duduk dulu 5 detik untuk berfoto :p

gayanya stereotype sekali, hahaha :D

wilayah yang tabu untuk gue datangi.... :O :O :O

Setelah itu kami langsung naik wahana "Dragon Riders". Bukan wahana yang menegangkan tapi cukup mengocok-ngocok perut. Karena ini sudah ke dua kalinya, jadi gue nggak terlalu surprise, gue malah sibuk menceritakan bagaimana rasanya sama Ray :p Tadinya gue sangat ingin bermain Vertigo atau Giant Swing, tapi Ray baru mau naik itu semua kalau gue ikut ke wahana "Dunia Lain". Waaaah, jelas saja gue tolak. Gue penakut banget deh kalau soal rumah hantu. Nonton film horor baru berani. Susah ditakut-takuti malah :D Tapi "Dragon Riders" juga cukup seru, terutama karena melihat ekspresi Ray yang nggak menyangka kalau wahananya lumayan mengguncang sampai hampir bikin sepatu lepas, hehehe.
Selanjutnya kami bermain "Sky Pirates". Hitung-hitung wahana "calm down" setelah tertawa terus, hehehe. Wahana ini mirip seperti monorail, hanya saja bentuknya seperti balon udara. Di sini Ray sibuk mengambil foto ekspresi gue. Maklum, meski judulnya "calm down" tetap saja gue tertawa-tawa :D

senang! :D

masih harus bilang kalau gue senang? ;)

Waktu sudah makin menipis. Beberapa wahana sudah tutup dan pengunjung lain yang bisa kami temui hanyalah sekelompok kecil mahasiswa yang sebelumnya sempat bertemu ketika di wahana "Land of Giant". Kami semua menuju wahana yang sama, yaitu "Marvel 4D". Ini adalah wahana 4 dimensi yang waktu pertama kali gue ke sini belum ada. Gue exited sekali karena gue suka dengan Peter Parker, hahaha. Nggak disangka-sangka ketika menunggu masuk teater ada yang menyapa gue. Ternyata dia adalah Vany, salah satu pembaca novel gue yang juga pernah hadir di salah satu meet and greet gue. Vany bekerja di sini, baru 3 hari katanya. Wah, senangnya :D Wahananya ternyata sama menyenangkannya dengan pertemuan dengan Vany, gue dan Ray banyak tertawa dan sesekali gue menjerit kecil. Terutama waktu adegan diserang serangga. Hiii, gue langsung naikan kaki gue ke atas kursi karena benar-benar ada yang menggelitik di bawah, hahaha.




What I wore? Dress: Toko Kecil Indi | Bow ring: Heartwarmer | Shoes: Fladeo

"Marvel 4D" menjadi wahana terakhir untuk kami. Ketika kami keluar suasana benar-benar sepi dan toko suvenir sudah tutup. Gue sedikit kecewa karena nggak jadi membeli lolipop. Tapi setelah diingat-ingat gue nggak punya alasan untuk kecewa karena yang gue inginkan adalah refreshing dan gue sudah dapat itu. Sebelum kami benar-benar keluar area Trans Studio mbak security yang baik hati menawarkan untuk memfoto kami. Wah, jelas saja kami nggak menolak. Langsung saja gue bergaya konyol dan berfoto di dekat icon-icon Trans Studio layaknya turis. Padahal sih rumah gue nggak jauh dari sini :p Gue tahu Ray sebetulnya malu untuk bergaya konyol. Tapi setelah gue bujuk dia mau juga, hehehe. Waktu kami keluar menuju Trans Studio Mall ternyata masih ada 1 toko suvenir yang buka. Yaiy! Langsung saja gue dan Ray memilih-milih benda yang bisa kami bawa pulang. Meski nggak ada lolipop, tapi gue senang karena membawa 1 buah sumpit merah dengan holder berbentuk anak perempuan berkaos Trans Studio. Sedangkan Ray membeli sebuah pulpen berbentuk suntikan dari Science Center untuk dirinya :)

 

Kami pulang dengan perasaan senang dan nggak bisa berhenti tersenyum. Gue akhirnya bisa bermain keluar meskipun di hari senin dan Ray benar-benar membuatnya terasa seperti hari minggu.Buat gue inilah pengertian sebenarnya dari "bermain", karena gue banyak bergerak, banyak tertawa dan mempunyai waktu berkualitas dengan orang yang gue sayang :) Kalau nanti ada kesempatan lagi untuk ke tiga kalinya gue ke Trans Studio, gue akan senang sekali. Karena gue percaya setiap kunjungan rasanya beda, setiap hati gue bahagia pasti gue menemukan "sensasi" baru. Terima kasih Tuhan, terima kasih Ray dan terima kasih Trans Studio (lol, I'm serious) karena telah membuat 2 jam dalam hidup gue begitu menyenangkan!
Oh, iya hampir lupa. Ngomong-ngomong soal menyenangkan, ada 2 buah kabar gembira lho. Film Mika (yang diinspirasi dari novel "Waktu Aku sama Mika", berdasarkan kisah nyata gue) sekarang sudah tersedia dalam format VCD dan DVD. Kalian bisa menemukannya di Disc Tarra, Gramedia, Carrefour dan toko CD terkemuka. Jangan lupa membeli yang original, ya, kami orang-orang yang bekerja di balik film ini bekerja keras selama lebih dari 1 tahun lho untuk mewujudkan film ini :) Dan yang ke dua, tanggal 30 nanti Mika akan diputar di festival film Melbourne Australia! Doakan ya supaya semuanya lancar. Kapan-kapan gue ceritakan lengkapnya. Selamat weekend! :)

happy girl,

Indi
___________________
Facebook: here | Twitter: here | contact person: 081322339469

Jumat, 08 Juli 2011

Cerita Liburan yang terlambat: TRANS STUDIO! :D

Halooo, haloooo... Berjumpa lagi dengan Indi di sini (yang berharap ketemu Meysi, maaf ya ini bukan blog'nya, hihihi).

Hari ini aku post baru lagi bukan gara-gara lagi doyan (ya, I love writing, tapi biasanya aku membatasi diri untuk post 1 cerita saja perminggu. Maksudnya supaya memberi kesempatan teman-teman untuk membaca), tapi ini gara-gara dikejar utang. Hiiii, serem banget istilahnya. Tenang aja bukan uang kok, tapi utang post! Beberapa waktu lalu aku sempat 'menghilang' dari dunia blog dan waktu aku mulai ngeblog lagi, aku jadi bingung mana yang harus aku ceritakan duluan. Banyak yang dialami, tapi sudah terlewat lama karena waktu berjalan terus (yaiyalah). Keteteran! T___T

Tadi siang, sebelum aku memutuskan untuk menulis ini, aku sempat pilah-pilah pengalaman mana yang bakal  kutulis duluan. Sempat kepikiran buat nulis tentang nikahannya si Pipit-Cuit sahabatku sampai nulis tentang perkembangan novelku (cetak ulang lagi, thank God). Tapi setelah dipikir-pikir kayaknya lebih asyik untuk menulis request dari teman-teman blogger dulu deh. Di postinganku tanggal 30 Juni lalu Gaphe dan Ria minta aku untuk ceritain pengalaman ke Trans Studio. So... Inilah aku, sudah berpiyama oranye dan rambut disisir rapi, duduk di depan komputer akan bercerita kepada kalian. Enjoy! :)

Jadi, tanggal 24 Juni lalu secara mendadak aku kepengen pergi ke Trans Studio. Apa penyebabnya jangan ditanya, karena aku juga nggak tahu. Padahal waktu sudah nunjukin jam 7 malam, lho. Langsung saja aku BBM Puja, adikku yang lagi futsal untuk segera pulang dan nemenin aku. Puja kaget sih, tapi yang namanya main gratis, dia nggak nolak, hehehe...

Langsung saja aku yang sudah piyamaan ganti kostum dengan dress Dancing Lollipop hasil rancanganku. Nggak lupa ditambah stocking supaya leluasa main nanti. Perfect! I'm ready to have fun! :D





Begitu sampai aku dan Puja langsung beli Mega Card. Kartu inilah yang akan dipakai untuk main nanti. Satu kartu ini bisa dipakai sama aku dan Puja sekaligus, harganya cuma 10 ribu, ditambah "tiket" kami bermain totalnya jadi rp. 310.000 (untuk weekday perorang hanya rp. 150.000, ditambah harga kartu yang setelahnya bisa ditop up).
Nah, kartu sudah di tangan, kami tinggal naik ke eskalator dan siap bermain.

Ternyata oh tenyata, begitu sampai di Trans Studio kami nggak langsung lihat wahana permainannya, tapi kami justru serasa berada di dalam kota mini! Aku sama Puja sampai takjub, gimana bisa area 4 hektar ini jadi tampak begitu besar (Universal Studio lewat, seriously!) dan seperti betul-betul di luar ruangan padahal seluruh area ini di dalam ruangan. Setelah ber "Oh, wow" selama 5 menit, Puja beranikan diri untuk bertanya tentang letak wahana permainan sama salah satu petugas. Nggak jauh-jauh, ternyata wahana permainannya ada di sebelah kanan dari posisi kami masuk tadi, hihihi...




Di arena permainan kami langsung ber "Oh, wow" lagi. Gimana nggak, ternyata di sini lebih "luar biasa" daripada tempat sebelumnya. Kami seperti berada di Hollywood tahun 60'an! Wooo, Hollywood here we come! :p
Arsitekturnya betul-betul indah, sepanjang mata memandang penuh dengan bangunan-bangunan kuno lengkap dengan Corvette Diner'nya. Waduh, kalau nggak ingat main pengennya foto-foto terus, deh! Hihihi...


Covette diner. Kaya di film-film, menunya kentang goreng dan soda :p



Mengingat waktu sudah semakin larut, kami langsung cari wahana yang nggak terlalu ramai. Pilihan kami jatuh pada "Negeri Raksasa" di area "Magic Corner". Di tempat mengantri pengunjung disuguhi dongeng "Jack dan Pohon kacang", aku sama sekali nggak ada clue permainan apa yang akan kami hadapi (halah, memangnya ujian! Lol), tapi dari sini terdengar suara teriak-teriakan heboh! Wah, jangan-jangan ini semacam rumah hantu... Aku bisa pipis di celana deh kalau iya, soalnya aku paling takut sama hantu-hantuan gitu (kadang mereka lebih serem daripada aslinya lho. Hiiiii...).
Tapi ternyata tebakanku salah. Ini adalah wahana yang mengerikan tapi nggak perlu hantu-hantuan. Kami dan para pengunjung lain akan dijatuhkan dari lantai 5! Waaa, hampir saja aku mundur kalau nggak mengingat berapa lama kami antri.
Wahana ini mirip seperti "Hysteria" di Dufan, cuma bedanya ini lebih tinggi. Kalau biasanya ketinggian "cuma" 3 lantai, nah ini 5 lantai (I said it twice ya? Nggak apa-apa buat menegaskan, lol).



Sambil ngantri bisa baca dongeng “Jack dan Pohon Kacang” dulu.



Jujur saja takut di awal, tapi begitu dimulai aku cenderung menikmati. Anehnya cuma aku yang ketawa-ketawa. Aku bahkan nggak tutup muka sama sekali. Rasanya lucu, jantung seperti berhenti sejenak tapi aku tahu ini aman :) Sedangkan pengunjung lain, termasuk Puja pada teriak-teriak nggak karuan. Malah aku sempat dengar ada yang sumpah serampah segala, hahahaha...

Begitu selesai, Puja mukanya pucet banget, tapi waktu ditanya dia beralasan karena kecapean habis futsal (ah, nggak mau ngaku! Lol). Kami istirahat dulu di depan kolam air mancur yang memang disediakan untuk duduk-duduk sambil mikir-mikir wahana apa lagi yang bakal kami coba. Dan pilihanpun jatuh sama "Sky Pirates". Kalau nggak salah ini masuknya sama kategori softplay, deh, soalnya anak-anakpun boleh ikut asalkan didampingi orang dewasa.
Wahana ini cocok banget buat "ngadem" karena mirip dengan kereta gantung hanya saja terbuka di atas dan kanan-kirinya. Bentuknya pun unik, seperti balon udara milik perompak. Petugasnya berkostum bajak laut semua bikin suasana pirates'nya berasa, hihihi...

Dari atas kami bisa lihat keseluruhan Trans Studio. Kami kagum banget karena setiap area nggak ada yang terbuang sia-sia. Dan dari atas sini pula kami bisa sepenuhnya "sadar" kalau ini memang indoor karena langit-langitnya masih terang meski hari sudah malam :)


Kolam di Magic Corner.


Duduk nyaman di Sky Pirates.

Dekor di luar arena, tetep cute buat foto-foto :)



Setelah bermain dua wahana kami memutuskan untuk jalan-jalan santai, ya sekedar menikmati interiornya, apalagi belum sempat untuk ambil foto-fotonya. Yang paling menarik buat kami adalah 5th avenue dan Broadway "dipindahkan" ke Bandung. Aku belum pernah lihat aslinya, tapi at least ini mirip dengan yang di TV dan majalah! Puja sampai bilang, "Wah, ini kebagusan sampai-sampai pada niat bawa SLR. Jangan-jangan nanti dipakai pre-wedding lagi". Hihihihi...
Di area broadway juga disediakan beberapa spot khusus untuk berfoto, sayangnya Puja nggak terlalu tertarik untuk di foto di sana, dia lebih milih buat langsung cari wahana lain saja.



5th avenue.

Kami berada di “Broadway” :p

Ada pertunjukan juga tapi ada jadwal khususnya.



Berkat paksaanku, Puja mau masuk ke "Bolang Adventure". Tadinya dengan segala alasan dia pengen nunggu di luar, hihihi (mungkin malu karena ini area untuk anak-anak).
"Bolang" ini cukup menarik dan mendidik untuk anak-anak usia TK atau SD. Warna-warna interiornya catchy banget, apalagi di tiap sudut ruangan selalu terdengar sountrack Bocah Petualang, hihihi. Untuk yang pernah ke Dufan pasti kenal dengan rumah boneka, kan? Nah, si bolang ini mirip-mirip seperti itu, hanya saja semua boneka "berwajah" bolang dan semuanya digambarkan sedang bermain :)





Bolang serba colorful. Sambil mengantri disediakan big screen untuk menonton acara Bolang.



Oya, untuk para orangtua hati-hati lho kalau bawa anaknya ke "Bolang", soalnya begitu permainan selesai pintu keluar paralel dengan toko permen! Iya, toko permen :O
Aku sama Puja saja yang sudah gede-gede masih ngiler buat belanja di sana, apalagi permennya lucu-lucu, sih... Kamipun top up kembali kartu dengan nominal rp. 100.000, yang ternyata dengan uang segitu cuma bisa beli beberapa permen loli. Note ya: di Trans Studio itu makanan dan cemilannya mahal-mahal, lebih baik isi perut dulu di rumah karena kita nggak boleh bawa makanan dari luar :)



Hasil “buruan” kami.



Habis emut-emut permen (yang ternyata enak banget!) kami lanjut berburu wahana seru lagi. Kami putuskan untuk main "Dragon Raiders". Di sini antriannya agak panjang, soalnya VIP access nggak berlaku, alias antrinya ramai-ramai. Tapi biar begitu kami nggak nyesel, karena kami bisa berlatih menunggangi naga ala ksatria, hihihi. Ya, sakit-sakit badan sedikit ditambah jantung deg-degan nggak apa-apalah, lol.
Sayang kami nggak sempat ambil foto di sini karena takut keburu tutup (Trans Studio tutup jam 10 malam). Jadi kami langsung menuju wahana yang paling dekat dengan pintu keluar saja, yaitu "Broadcast Museum" dan "Giant Swing". Di Broadcast Museum seru juga, lho, kita bisa belajar jadi dubber atau edit film, hihihi. Nggak usah khawatir nggak ngerti karena di sana banyak mas dan mbak baik hati yang ngajari kita. Lucunya mas-mas yang ngajarin aku ternyata Sandy, teman SMP ku! Hihihi, bisa dapet bocoran permainan mana saja yang antriannya pendek, dong ;)
(and sorry again for no picture here:( )


Nah, ini wahana terakhir yang aku naiki. Iya, AKU, sendiri nggak sama Puja yang lagi-lagi beralasan kecapean habis futsal, hihihi. Giant Swing! Ini adalah ayunan berputar raksasa pertama di Indonesia. Selain Yamaha Racing Coaster, wahana ini yang paling sering diomongin. Katanya bikin jantung berasa copot. Malah sempat ada pengunjung yang pingsan lho waktu coba wahana ini. Tapi aku maju tak gentar pengen tetep coba. Puja berkali-kali ingetin kalau aku mungkin saja pingsan/minimal muntah. Ah, aku pikir sudah terlanjur di Trans Studio, nggak berasa ke Trans dong kalau nggak main Giant Swing (ngaco! Lol).

Dan ternyata rasanyaaaaaaaa..... Wah, aku nggak mau cerita. Nanti kalian saja yang main sendiri ya. Aku nggak lagi, deh, mending naik coaster saja :')


Saking cepatnya Giant Swing susah tertangkap kamera. Udah kaya penampakan aja :p

“Pemandangan” dari eskalator turun.



Akhirnya waktunya pulang. Aku betul-betul puas bermain selama 3 jam di sana. Nggak peduli deh poniku terbang kemana dan lipstikku hinggap di baju siapa (lho??). Bahkan di eskalator turun pun kami masih nemu interior-interior unik :) Aku rekomendasiin deh buat teman-teman yang mau habisin waktu sama keluarga datang saja ke sini, nggak perlu jauh-jauh ke Singapura. Tiketnya pun jauh lebih murah, disana per orang 700 ribuan, tapi disini cukup rp. 260.000 perorang untuk hari biasa (tiket 150+kartu 10+top up minimal 100). Gue kasih 4 bintang dari 5 bintang deh buat Trans Studio. Nyaris nggak ada kekurangan kecuali satu: there is no disability access. Aku harap suatu hari Trans Studio dan arena permainan lain akan ingat dengan teman-teman yang berkebutuhan khusus ;)

Jadi gimana Gaphe dan Ria, sudah nggak penasaran lagi kan dengan Trans Studio? Atau malah makin penasaran?!! :O :D


big smile,

Indi


do not copy any design by toko kecil indi. thank u :)