Tampilkan postingan dengan label steven tyler. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label steven tyler. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Juni 2013

Tema Ulang Tahun yang Sama Terulang Lagi. Tapi Kali Ini... LEBIH BAIK! :)


Classic birthday girl pose :p

Setiap mau ulang tahun gue pasti sakit. Iya, pasti, artinya tanpa kecuali, bahkan di saat gue lupa kalau sebentar lagi akan ulang tahun. Sakitnya sih macam-macam, dari yang sepele seperti sakit tenggorokan sampai yang sangat mengganggu seperti alergi atau demam. Awalnya sih gue nggak sadar, tapi setelah dewasa gue mulai bertanya pada Bapak dan Ibu. Ternyata mereka juga nggak tahu alasannya, yang pasti menurut mereka gue selalu begitu sejak kecil, hehehe. Ada yang bilang ini sugesti, karena sering sakit gue jadi sudah "siap" sakit ketika ulang tahun hampir tiba. Tapi seperti yang gue bilang tadi, gue bahkan kadang lupa kalau sebentar lagi mau ulang tahun. Jadi mana mungkin bisa tersugesti? Ah, pokoknya begitu, sampai hari ini masih jadi misteri, hehehe. 

Ulang tahun gue jatuh di tanggal 8 Juni. Tahun ini sejak jauh-jauh hari gue sudah memikirkan ide untuk ulang tahun gue. Tuhan begitu baik memberikan gue banyak berkah tahun ini, dari mulai film MIKA yang tayang dan diterima oleh masyarakat Indonesia, lalu dilanjutkan dengan diputar di IFF Melbourne sampai dengan impian masa kecil gue yang akhirnya terwujud: bertemu dengan Aerosmith secara personal. Gue pikir, akan menyenangkan jika ulang tahun gue sekalian sebagai bentuk dari rasa syukur atas berkah-berkah yang luar biasa ini. Gue sudah menyiapkan daftar teman-teman yang akan gue undang, tema acara dan lain sebagainya. Tapi setelah waktunya benar-benar dekat perhatian gue ternyata terpecah pada banyak hal. Telinga gue mengalami infeksi dan harus berobat ke Rumah sakit. Sementara pekerjaan gue di preschool sedang sibuk-sibuknya karena sebentar lagi akan school leavers. Ketika akhirnya punya waktu untuk bernapas sejenak, gue malah baru ingat kalau ulang tahun akan segera tiba! Dan itu hanya 2 hari sebelum tanggal 8 Juni. Tema yang sudah disiapkan terpaksa dibatalkan karena waktu sudah habis, dan rencana mengundang teman-teman pun berantakan karena provider handphone gue (entah kenapa) error sehingga gue hanya bisa mengabari lewat Facebook saja. Padahal nggak semua teman gue aktif berinternet.

Sempat sedih, gue berniat membatalkan semuanya. Tapi Bapak bilang waktunya belum terlambat dan gue masih bisa bersenang-senang meski tanpa tema yang sudah gue rencanakan sebelumnya. Semangat gue bangkit kembali, beberapa teman ternyata bisa datang meski diundang secara mendadak dan gue memesan kue ulang tahun kecil, yang syukurlah bisa selesai dengan cepat (thank you, Dreams Cake) :) Mungkin yang sering membaca blog ini tahu bahwa di keluarga gue ada tradisi untuk 'merayakan' ulang tahun setiap anggota keluarga. Menurut kami ulang tahun adalah moment yang istimewa, yaitu mengulang atau mengenang kembali moment dimana gue atau siapa pun yang berulang tahun dilahirkan. Ketika gue lahir seluruh keluarga bersuka cita, maka setiap tahun kami mengulangnya, mengingat betapa bersyukur dan bahagianya ketika pertama kali gue hadir. Dan ulang tahun juga terkadang kami jadikan moment untuk berkumpul. Setelah dewasa menjadi semakin sulit untuk mendapatkan waktu bersama, dan ulang tahun adalah waktu yang tepat :)

Di malam ulang tahun, Eris, anjing keluarga kami tiba-tiba terlihat lemas. Biasanya ia selalu semangat jika gue mengajaknya bermain lempar tangkap dengan Tuan Jeruk dan Nyonya Kelinci, mainan karetnya. Gue memeriksa suhu tubuhnya dan nggak menemukan ada yang salah. Nafsu makannya juga baik meski ia terlihat nggak terlalu bersemangat. Gue berpikir positif dan mengira Eris hanya malas. Gue dan Bapak pun meninggalkannya untuk pergi ke supermarket yang jaraknya sangat dekat dengan rumah. Tapi gue ternyata nggak bisa berkonsentrasi memilih bahan makanan dan camilan untuk ulang tahun keesokan harinya, tiba-tiba gue teringat Eris dan memutuskan untuk pulang. Untuk dekor dan lainnya biarlah gue beli nanti pagi, begitu gue pikir, dan malam ini lebih baik membawa Eris ke dokter hewan untuk memastikan ia baik-baik saja. Ternyata dokter hewan sangat ramai, Eris mendapat nomor urut 7 dan kami harus menunggu cukup lama. Syukurlah Eris nggak rewel dan ketika gilirannya diperiksa tiba dokter memberikan kabar baik, anjing golden retriever kami ternyata hanya terkena radang tenggorokan dan kami pun pulang dengan perasaan senang.

Pagi-pagi sekali di hari ulang tahun, Ibu dan Bapak memberikan ciuman selamat segera setelah gue bangun tidur. Gue bahagia dan semangat bukan main. Gue langsung mengajak Bapak untuk membeli dekor sebelum teman-teman gue datang. Tapi lalu gue menyadari sesuatu, Eris masih terlihat lemas dan ia menolak sarapan. Karena takut terjadi sesuatu yang nggak diinginkan gue dan Bapak kembali membawanya ke dokter. Gue nggak sempat mandi langsung menuntun Eris ke dalam mobil. Setelah sampai ternyata dokter hewan lebih ramai dari semalam, Eris mendapat nomor urut 15. Kami menunggu sambil menghibur Eris yang sudah kelihatan bosan. Waktu gue melirik handphone ternyata waktu sudah menunjukan pukul 1 siang, dan salah seorang teman ternyata sudah bersiap untuk ke rumah gue. Jangankan dekor, gue bahkan sudah nggak memikirkan lagi tentang mandi dan hanya menghkawatirkan Eris. Kalau teman gue ternyata sampai lebih dulu ke rumah dibanding gue, gue meminta maaf soal itu, tapi benar-benar nggak bisa melakukan apa-apa. Ketika gilirannya tiba dokter memeriksa Eris dengan lebih seksama dari kemarin. Hasilnya tetap, ia terkena radang tenggorokan dan karena itulah ia menolak sarapan. Eris diberi vitamin dan penambah nafsu makan. Gue menjadi lebih tenang karena dokter meminta gue untuk nggak terlalu khawatir.

Gue tiba di rumah dalam keadaan kumal, pakaian gue penuh bulu dan liur Eris. Bagaimana nggak, kami duduk berdua di bangku belakang mobil sedan dan gue hampir selalu memeluknya erat. Suasana rumah tampak seperti hari-hari biasa, nggak ada dekor, bahkan Ibu belum selesai masak karena tiba-tiba ada keperluan. Untuk membatalkan undangan sudah terlambat, tapi kalau teman-teman gue datang apa yang akan gue lakukan? Semuanya benar-benar di luar rencana. Gue memutuskan untuk mencuci muka, berganti baju dan menyisir rambut. Jika teman-teman datang seenggaknya gue tampak rapi, hehehe. Selama gue bersiap-siap ternyata Bapak dibantu Bi Yati, sekretarisnya Ibu telah menyelesaikan memasak spageti dan salad, thank God. Sambil menunggu teman-teman datang gue dan Bapak mengobrol, kami kelelahan tapi juga exited dengan ulang tahun ini. Sambil sedikit bergurau gue berkata bahwa sebenarnya sangat menginginkan ulang tahun yang bertema. Tahun lalu ulang tahun gue bertema Spongebob dan sayang sekali Bapak nggak bisa hadir karena bekerja. Dan tahun ini ketika keluarga kami lengkap berkumpul ternyata semuanya di luar rencana. Bapak bertanya tema apa yang gue inginkan. Gue tersenyum lemah dan berkata, "Aerosmith..."

Diluar dugaan, Bapak berusaha mewujudkan keinginan gue! Dua orang teman gue sudah di perjalanan dan bisa datang kapan saja. Tapi Bapak berkata bahwa kami masih punya waktu. Dengan sigap beliau menurunkan 2 buah poster besar Aerosmith di kamar gue dan menyuruh gue mencetak foto pertemuan gue dan Steven Tyler di Singapore bulan Mei lalu. Gue mulai mengerti apa rencana Bapak tapi masih nggak menyangka dengan apa yang beliau sedang lakukan. Sambil menunggu mencetak foto, Bapak mengambil koleksi Aerosmith apa saja yang bisa diraihnya. Topi, scarf, foto Aerosmith handmade kado dari si kembar Della dan Dilla tahun lalu... Dengan gerakan sangat cepat semuanya Bapak pindahkan ke ruang tamu lalu ditata. Hasilnya sangat luar biasa, ruang tamu terlihat seolah sudah didekor seharian. Semuanya terlihat rapi dan terencana. Gue benar-benar terharu. Sambil terpekik gue mengucapkan terima kasih kepada Bapak, dan hanya beberapa menit saja setelah dekor selesai, Dhian, sahabat gue sejak SMA tiba di depan rumah.

Scarf dan topi jadi sentuhan yang manis :)
Ah, thanks Daddy :*
Dhian yang pertama datang :)
Waktu gue berulang tahun ke 15, Ibu dan Bapak pernah memberi gue kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Waktu itu mereka mengundang 2 orang teman gue dan ketika bangun tidur tiba-tiba sudah ada kue ulang tahun bertuliskan Aerosmith dan sebuah T shirt dengan tulisan yang sama. Ulang tahun itu begitu berkesan untuk gue, Aerosmith telah menginspirasi gue untuk berkarya dan berani menghadapi masa remaja yang sulit. Dan di usia gue yang sekarang ini semuanya terulang, Bapak kembali memberikan kejutan ulang tahun dengan tema Aerosmith. Begitu mendadak, tapi sama berkesannya seperti dulu. Apalagi sekarang rasanya semakin nyata karena gue sudah pernah bertemu dengan Aerosmith secara personal hanya 2 minggu sebelum ulang tahun gue. Sungguh kado awal yang sangat luar biasa. Dulu gue hanya bisa melihat nama band mereka tertulis di atas kue ulang tahun gue, dan sekarang ada foto mereka di sana, bersama gue! Dulu gue hanya bisa bermimpi dan sekarang gue benar-benar merayakan ulang tahun gue bersama mereka berkat kebaikan Sound Rythm dan ide cemerlang Bapak. 

Nggak lama kemudian teman-teman gue yang lain datang dalam waktu yang hampir bersamaan. Cut Hanna datang bersama suami dan anaknya, lalu disusul oleh Dilla dan Rini yang memang pergi bersamaan. Gue bahagia ketika teman-teman gue memuji dekorasi ruang tamu karya Bapak. Gue nyengir setiap kali mendengar komentar "niat banget" mengingat ini semua dilakukan tanpa rencana. Dilla tersenyum senang ketika mengetahui kado darinya menjadi bagian dari dekor ulang tahun gue, bersebelahan dengan kue yang bergambar foto mereka dan gue. Kami mengobrol dan tertawa penuh suka cita. Ini adalah pertemuan pertama gue dengan mereka setelah bertemu Aerosmith, dan gue diminta bercerita (secara berulang-ulang) tentang pertemuan yang ajaib itu. Dengan senang hati gue mengulang sebanyak yang mereka minta. Teman-teman memang sudah sangat mengenal gue, mereka tahu betapa gue sangat terinspirasi dengan Aerosmith dan ikut senang dengan apa yang gue alami :) Di waktu yang tepat keperluan Ibu selesai dan beliau datang ke tengah-tengah kami, suasana semakin hangat, yang belum datang tinggal Ray yang masih dalam perjalanan dari kantornya.

Cut Hanna dan Keluarga 
Rini dan Dilla kompak pakai baju merah, hehehe.
Chit chatting :)

Kami menikmati spageti dan salad buatan Ibu (yang dibantu Bapak dan Bi Yati) dan minum banyak sekali soda. Infeksi telinga gue masih terasa tapi rasa bahagia gue menutupi segalanya, terlebih keadaan Eris sudah jauh lebih baik dan mau makan 1 mangkuk kaldu ayam yang dicampur dog food. Ray datang sebelum kami selesai makan dan segera menyusul dengan membawa 1 piring spageti. Percakapan kami semakin menyenangkan dan suasana semakin ramai. Teman-teman gue cukup lama nggak bertemu dengan Ray, dan ini adalah pertemuan pertama gue dengan Melody, anak dari Cut Hanna. Seperti reuni kecil, hanya saja dengan Aerosmith dimana-mana, hehehe. Setelah kami selesai makan Ibu dan Bapak memberikan doa dan harapan untuk gue. Mereka berharap agar gue selalu diberikan kesehatan dan apa yang gue kerjakan sekarang ini menjadi semakin baik. Gue selalu terharu dengan saat-saat seperti ini, tapi lalu Bapak 'merusak' nya dengan meminta semuanya bernyanyi "Selamat Ulang Tahun" dengan konyol. Untung saja kali ini nggak berhasil karena gue sudah histeris duluan melihat lelehan lilin yang menetes-netes di wajah Aerosmith. Gue langsung meniup lilinnya sebelum lagu selesai, hehehe.

FOODS! Hasilnya luar biasanya meski memasaknya kilat. My mom memang SUPER! :)
Ciuman dari Ibu dan Bapak :)
Nyanyinya buru-buru, takut lilin-lilin di atas kue keburu meleleh, hehehe.
The girls :)

Teman-teman dan Ray tinggal di rumah sampai malam (kecuali Cut Hanna dan keluarganya yang lebih dulu pulang). Kami sepertinya nggak pernah kehabisan bahan obrolan, pasti ada saja yang dibahas dan ditertawakan. Ketika waktunya potong kue tiba semua menjadi histeris, teman-teman bertaruh gue nggak akan tega memotongnya. Semua memanas-manasi agar gue memotong wajah Steven Tyler lebih dulu. Mereka sangat tahu bahwa ia adalah member Aerosmith yang pengaruhnya paling besar pada gue. Tentu saja itu nggak gue lakukan dan malah mengulur-ngulur waktu sambil memegang pisau, hehehe. Dilla bahkan mengambil foto gue dan kue berkali-kali, untuk perpisahan katanya. Sedangkan Ray yang memang selalu di balik kamera menahan tawa sambil terus mengambil foto kami. Akhirnya, dengan sedikit air mata gue memotong wajah Brad Whitford tepat di tengah, nggak melihatnya dan memberikannya kepada Dhian :p

OMG... My awesome birthday cake! :p
Teman-teman: antara manas-manasin dan nggak tega kuenya dipotong, hehehe.
Okay, sorry Brad Whitford....
Mata langsung berkaca-kaca setelah kuenya terpotong, hahaha...

Malam semakin larut dan seluruh teman gue pamit pulang, Ibu dan Bapak kelelahan di depan TV sementara gue dan Ray membuka kado-kado yang semuanya dibungkus oleh kertas kado warna pink. Gue menerima semua dengan suka cita, gue tahu Ibu, Bapak, adik (yang baru datang setelah hampir semuanya pulang), teman-teman dan Ray memberikan semua ini dengan penuh cinta. Catatan-catatan yang ditulis tangan, yang terselip di antara kertas kado merupakan pemberian yang berharga untuk gue. Siapa menyangka ulang tahun yang serba nggak terencana dan mendadak ini menjadi hari super menyenangkan, seluruh makna ulang tahun gue rasakan hari ini. Setiap kali usia bertambah gue menyadari bahwa waktu gue bersama orang-orang yang gue sayangi semakin pendek, dan gue merasa diberkahi karena selalu mendapatkan kesempatan untuk berkumpul di hari ulang tahun. Di hari ulang tahun juga gue selalu melihat senyuman bahagia dan penuh syukur Ibu dan Bapak. Mereka bilang ini adalah perasaan yang sama ketika melihat gue untuk pertama kalinya, ketika gue lahir. Gue merasa istimewa, gue memang istimewa.
Terima kasih Tuhan telah memberikan kehidupan penuh pelajaran dan berkah, semoga di sisa usia yang gue miliki gue menjadi lebih baik dan nggak pernah lupa untuk bersyukur. Amen... :)






blessed birthday girl,

Indi


nb: Artikel 4 halaman tentang gue bisa dibaca di Majalah Kartini no. 2349 (Cover Nikita Willy)
________________________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Minggu, 05 Mei 2013

(Masih) Menunggu...

Sabtu, 4 Mei 2013

Pagi-pagi sekali gue sudah bangun. Sarapan tanpa disuruh dan langsung mandi tanpa kembali berbaring di sofa. Bapak bilang gue aneh, tapi gue nggak peduli dan sebelum beliau sadar gue sudah berdiri di garasi. Menunggu diantarkan ke suatu tempat yang istimewa.

Masih ingat tulisan gue tentang Aerosmith yang "ini"? Yup, betul, waktunya semakin dekat. Tinggal 7 hari lagi sampai gue dan Bapak bisa berdiri di front row sambil berharap-harap cemas Steven Tyler akan melemparkan harmonikanya untuk kami, hehehe. Kami sudah benar-benar siap, stamina, mental, dan bahkan Bapak sudah menyarankan gue segera membuat surat untuk Steven Tyler. Kemungkinan akan sampai memang kecil, tapi Bapak bilang nggak ada salahnya mencoba. Rasa exited kami semakin hari semakin menggebu. Kami selalu terkikik ketika membicarakannya. Mata gue berbinar dan Bapak pura-pura mengejek. Lalu kabar bahagia yang lainnya datang menghampiri kami. Aerosmith Indonesia, sebuah perkumpulan pengagum Aerosmith mengundang gue untuk interview di Global Radio Jakarta. Tentu saja ini dalam rangka menyambut kedatangan Aerosmith yang sebentar lagi :D

Jadilah kami menempuh perjalanan menuju Jakarta. Bapak di balik kemudi dan gue asyik mengganti-ganti CD di bangku penumpang. PUMP, Big Ones, Just Push Play dan album-album Aerosmith lainnya sudah gue siapkan dan pastikan cukup untuk menemani perjalanan kami. Bapak bertanya apakah gue hapal dengan sejarah Aerosmith. Gue bilang, "ini interview, Pak, bukan ujian", tapi Bapak tetap bertanya hal yang sama sampai gue mogok bicara. Beliau lalu tertawa dan berkata bahwa ia hanya menggoda gue. Beberapa saat kemudian gue ikut tertawa, nggak kalah kencang. Karena sebenarnya gue sudah tahu dari awal bahwa beliau hanya becanda dan gue tadi hanya pura-pura ngambek :)

Gue bernyanyi terus. Dengan penghayatan penuh, ekspersi konyol dan membuat suara serak ala rocker. Sesekali gue melirik Bapak, memastikan suara gue nggak mengganggu konsentrasinya menyetir. Bapak juga ikut menyanyi, tapi suaranya nggak jelas, hanya bergumam dan baru agak terdengar di bagian refrain lagunya saja, hehehe. Tapi gue lega, karena itu artinya Bapak nggak terganggu. Kami begitu terus sampai 2 jam kemudian. Gue sudah menghabiskan 1 botol minuman dan mulai kehilangan energi untuk bernyanyi. Gue bertanya pada Bapak kapan kami sampai. Tapi beliau nggak tahu pasti, "sudah dekat", cuma begitu katanya. Gue sangat kahwatir kami nyasar, dan sayangnya, kami ternyata memang nyasar.

Kami baru bisa menemukan MNC tower, tempat dimana Global Radio berada setelah 4 jam perjalanan. Gue berkeringat sangat banyak karena tegang. Dalam hati gue berdoa supaya nggak terlambat meski sebenarnya gue sadar sudah lewat 30 menit dari waktu yang disepakati. Gue berjalanan secepat mungkin dan meninggalkan Bapak yang sibuk mencari tempat parkir. Nggak lama kemudian gue bertemu Hans, menyalaminya dan sebisa mungkin menyembunyikan suara nafas gue yang hampir terdengar seperti dinosaurus, lol. Ajaibnya, semua yang ada di sana ternyata belum memulai interviewnya karena menunggu kedatangan gue. Selain Hans admin dari Aerosmith Indonesia, ada Wihel, seorang fans Aerosmith dan Lupi penyiar di sana. Kami mengobrol dulu dan baru berhenti setelah Bapak menemukan tempat kami. Karena ternyata mereka juga memutuskan untuk mengajak Bapak interview!

Awalnya jelas saja beliau menolak, seperti biasa Bapak lebih memilih jadi fotografer gue, mengabadikan setiap moment dari putri kecilnya ini. Tapi setelah gue bujuk dan ditambah sedikit tarikan di lengan (hihi), akhirnya beliau mau juga duduk di depan mikrofon :) Sebelum interview benar-benar dimulai Hans dan Wihel selalu menggoda bahwa gue adalah 'die hard fans' Aerosmith. Mereka bilang kalau mau bertanya yang sulit-sulit mending sama gue saja. Gue langsung melirik Bapak sambil nyengir. De javu, di mobil kan Bapak yang bergurau soal "sejarah Aerosmith", hehehe. 

Wihel, Bapak, Indi, Lupi, Hans :)

Interview berjalan lancar dan menyenangkan. Gue sesekali berbuat konyol tapi sepertinya semuanya bisa memaklumi karena gue terlalu exited setelah menunggu bad boys from Boston ini selama 20 tahun. Berkali-kali gue bilang bahwa akhirnya impian gue jadi nyata dan penantian gue terbayar. Dengan semangat gue menceritakan persiapan untuk konser nanti. Dari mulai pakaian dan apa yang akan gue lakukan kalau mempunyai kesempatan menemui mereka secara personal. Gue ingin sekali memberikan surat kepada Steven Tyler yang isinya ucapan terima kasih gue. Mungkin bagi sebagian orang ini terdengar konyol, tapi ia memang memberikan pengaruh positif kepada gue. Gue nggak akan seperti sekarang jika saja waktu berumur 7 tahun gue melewatkan video clip Crazy di TV (baca cerita lengkapnya di sini).

Bapak sangat menikmati suasana interview. Beliau sering menimpali gue dan mentertawakan setiap kali gue berbicara sesuatu yang konyol. Gue senang Bapak berlaku seolah nggak ada yang mendengar kami, hehehe. Lalu apa yang Bapak katakan menjadi kenyataan. Gue benar-benar ditanya soal sejarah Aerosmith! Untung saja bisa menjawab karena yang ditanyakan adalah hal-hal yang sudah gue ketahui sejak berusia 10 tahun: kapan Aerosmith berdiri dan kapan Steven Tyler berulang tahun. Hehehe, ternyata itu ya yang disebut sebagai "die hard fans" :p




Banyak moment berkesan selama interview 1 jam itu. Gue bercerita bahwa berkat Aerosmith gue berlatih bermain harmonika dan drum ketika masih kecil untuk menemukan bakat gue. Meski kedua alat musik itu sampai sekarang belum dikuasai tapi apa yang gue lakukan ternyata membantu apa yang gue inginkan dan gue suka sebenarnya. Gue suka menulis, dan ingin berkarya seperti Aerosmith. Dari hati, tulus, meski dalam bentuk seni yang berbeda. Lalu tiba-tiba Bapak mendekati mikrofon dan berkata, "Indi bukan sekedar nge-fans sama Aerosmith. Tapi ia terinspirasi". Gue mengangguk dan tersenyum. Tadinya mau melanjutkan bicara tapi takut menangis karena gue terharu dengan kata-kata Bapak...

Tapi bukan hanya moment mengharukan yang kami alami. Ada kenangan lucu yang gue dan Bapak bagi tadi. Kami pernah hampir mencuri poster "Just Push Play" Aerosmith di salah satu toko kaset. Gue memang masih kecil waktu itu, tapi sebenarnya sudah mengerti bahwa mencuri itu salah. Entah terinspirasi dari mana, gue tiba-tiba merengek meminta diambilkan poster itu pada Bapak. Mungkin karena takut gue menangis Bapak mengambilnya dan sempat berjalan sejauh beberapa meter. Tapi lalu kami tersadar bahwa itu perbuatan yang salah, dan dengan canggung Bapak mengembalikan poster itu ke tempat semula sambil diikuti tatapan heran orang-orang di sana, hahahaha :D Kami hampir nggak bisa berhenti tertawa waktu menceritakannya. Aerosmith memang sebuah band, tapi bagi kami lebih dari itu. Kehadiran mereka bisa membawa suasana haru sampai konyol :)

Interview ditutup dengan sesuatu yang agak mengerikan, kami ditantang untuk bernyanyi! Hehehe, kami sepakat menyanyikan lagu "Crazy". Gue melirik sekilas pada Bapak dan diluar dugaan beliau tampak exited sekali. Padahal Bapak paling malu bernyanyi di depan umum, apalagi Global radio bisa didengar oleh seluruh warga Jakarta, hehehe. Kami bernyanyi bagian refrain-nya saja. Meski pelan, gue bisa mendengar suara Bapak dan itu membuat gue tersenyum sangat lebar. Bapak berani mengalahkan rasa malunya, beliau pasti sedang bahagia sekali!

Gue dan Bapak langsung pamit pulang. Perjalanan kami masih jauh, another 4 hours dan hari sudah mulai gelap. Gue senang sekali bisa bertemu dengan Hans, Wihel dan Lupi. Ini adalah pertama kalinya gue dan Bapak bertemu dengan komunitas pengagum Aerosmith. Perjalanan pulang sama menyenangkannya seperti ketika pergi. Gue melanjutkan marathon CD Aerosmith, Bapak mengikutinya dengan gumaman dan terkadang kami mengenang-ngenang apa yang baru saja kami alami. Karena belum sempat makan malam kami memutuskan untuk mampir ke Burger King. Gue adalah seorang pesco vegetarian, dan hampir nggak punya pilihan lain selain kentang goreng kalau makan di sana. Tapi ini menjadi tradisi nggak tertulis, kami harus ke sana karena Steven Tyler menjadi bintang iklan Burger King! Hahaha... Jangan anggap serius, tentu saja kami hanya main-main dan melakukannya karena menganggap itu lucu :D

Gue membeli veggie's burger dari tempat lain dan hanya membeli kentang goreng dan soda di Burger King. Bapak bilang nggak apa-apa, yang penting aura Aerosmith nya tetap terasa, lol. Kami melanjutkan perjalanan kembali setalah Bapak selesai makan, sedangkan gue sengaja menyisakan kentang gorengnya. Best part, jangan cepat-cepat karena ini makanan kesukaan Aerosmith, hehehe. Lalu handphone gue berbunyi. Ada pesan singkat dari Aerosmith Indonesia. Gue langsung tersenyum karena pasti isinya mengenai Aerosmith. "Baru juga ketemu sudah kangen kita lagi nih, Pak", gue bergurau. Gue akan membacakan pesan itu keras-keras, tapi lalu berhenti ketika gue sadar isinya bukan berita baik...

"Aerosmith batal konser di Jakarta"
.
Suara gue datar, tanpa emosi. Bahkan gue juga kaget kenapa bisa seperti itu padahal biasanya gue sangat ekspresif. Bapak sepertinya nggak percaya dengan pendengarannya, beliau bilang "hah?" berkali-kali. Gue membacakan untuknya satu kali lagi dan langsung bersandar ke jendela mobi. Nggak menangis dan cuma terdiam. Bapak juga. Pelan-pelan ia mematikan CD player yang sedang memutarkan lagu "Blind Man". Suasana mobil begitu sepi dan entah kenapa mendadak canggung. Gue nggak berani menatap Bapak karena takut melihat wajah kecewanya. Dua jam yang lalu impian kami rasanya sudah di depan mata, dan tiba-tiba hilang bahkan saat kami masih jauh dari rumah. Gue nggak tahu harus berkomentar apa. 20 tahun gue menunggu dan itu sudah menjelaskan segalanya.

Lalu tiba-tiba dada gue terasa sesak. Tangis gue akhirnya meledak, air mata gue nggak bisa ditahan. Gue menangis seperti bayi. Di tengah tangis gue bercerita tentang sesuatu yang seharusnya menjadi kejutan untuk Bapak. Diam-diam gue sudah memesan T shirt official Aerosmith untuk beliau. Harganya bagi gue nggak murah dan gue khusus menabung untuk itu. Gue ingin Bapak memakainya ketika konser nanti karena selama ini Bapak belum punya T shirt Aerosmith. Sejak dulu semuanya buat gue. Hanya buat gue. Dan gue ingin memberikan satu hari istimewa untuk Bapak.

Gue terus menangis. Benar-benar nggak tertahan. Lalu Bapak terkekeh, seperti memaksakan tertawa. Gue melihat wajahnya, akhirnya, dan jelas sekali beliau sedih. Bapak mencoba menenangkan gue, beliau bilang bisa saja Aerosmith berubah pikiran, mungkin konsernya hanya diundur sebentar. "Kaosnya buat nanti saja, terima kasih sudah dibelikan. Nanti dipakai waktu kita nonton konser Aerosmith selanjutnya, ya..."
Kata-kata Bapak sama sekali nggak menenangkan gue. Gue menangis tanpa suara dan merubah posisi duduk gue jadi meringkuk menghadap ke kiri. Membelakangi Bapak dan memejamkan mata gue.

Dalam gelap gue membayangkan seorang gadis kecil berusia 7 tahun. Berambut acak-acakan berponi dengan gigi ompong sedang menatap serius ke layar TV. Ia begitu begitu terhipnotis dengan apa yang baru dilihatnya. Bapaknya berkata, "mereka itu Aerosmith", dan gadis itu pun tersenyum konyol. "Aku mau bertemu mereka, Pak". Bapaknya tersenyum lalu menjawab, "suatu hari, Indi... Suatu hari...".

Dan 20 tahun kemudian gadis kecil yang telah tumbuh dewasa itu masih menunggu "suatu hari" nya akan datang. Sekarang ia mungkin bersedih, kecewa, dan marah. Tapi dibalik itu, di lubuk hatinya yang paling dalam ia tetap gadis kecil yang sama. Ia akan kembali tersenyum konyol dan suatu hari akan memberikan langsung surat yang ditulis tangan olehnya dengan hati-hati kepada Steven Tyler. Mungkin ditambah menjabat tangannya. Mungkin ditambah tepukan hangat di bahu. Mungkin. Siapa yang tahu. Yang pasti suatu hari ia nggak perlu menunggu lagi.
Amen...

daddy's little girl,


Indi
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Kamis, 25 Oktober 2012

Review: BEKAL-BEKAL :)

Hai bloggies, apa kabar? Semoga baik-baik saja, ya :) Gue sendiri baik-baik saja, thank God. Cuma sedikit restless karena udara malam belakangan selalu panas dan kering. Jadi deh hampir setiap malam gue terbangun dan menunggu pagi datang sambil melakukan hal-hal konyol di kamar, hehehe (baca: pakai make up lalu dihapus lagi, membaca buku-buku lama, lip sync dengan sangat-sangat-sangat total, dan lainnya, lol). Memang kurang tidur itu nggak baik untuk kesehatan. Tapi gue pikir daripada menggerutu sepanjang malam lebih baik melakukan sesuatu yang fun supaya waktu pagi datang gue nggak cemberut, hehehe :D

Hari ini sepulang bekerja gue cukup santai, karena udara di luar sangat terik jadi gue absen dulu untuk bermain dengan Eris (my dog) di halaman. Sebagai gantinya gue bersantai di kamar dan berniat untuk blog walking. Tapi, ups... tiba-tiba teringat kalau gue mau men-share sesuatu di blog gue ini. Jadi gue putuskan untuk menunda blog walking, dan bercerita tentang pengalaman gue (dan Ray) di tanggal 30 September kemarin. Ya, gue tahu ini agak terlambat, but I hope you still enjoy my story :)

Hari itu gue dapat undangan food tasting dari Bekal-Bekal. Setelah googling singkat, gue dapat info bahwa Bekal-Bekal adalah jasa pembuatan bekal makanan (lunch) yang bisa diantar langsung ke kantor, sekolah atau tujuan manapun tergantung lokasi pemesan. Sebagai orang yang hampir setiap hari membawa bekal ke tempat kerja, gue langsung tertarik dan meminta Ray mengantarkan gue ke sana :)


Gue pikir sudah terlalu sore waktu kami datang, tapi ternyata acara belum lama dimulai. Sungguh surprise yang menyenangkan waktu tahu bahwa Anggun, owner-nya adalah pembaca novel-novel gue. Belum sempat duduk dia sudah menghampiri kami dan meminta novel-novelnya ditandatangani. So cute :) Anggun juga bilang bahwa dia suka Hello Kitty seperti gue. Aww, that's double cute, hihihi! :))
Setelah itu kami langsung melihat-lihat makanan yang disediakan. Semuanya kelihatan yummy, tapi karena kami pesco vegetarian, jadi kami bertanya dulu menu apa saja yang "aman" untuk dimakan. Dan ternyata kami bisa makan semuanya, lho,karena di Bekal-Bekal setiap pesanan bisa disesuaikan dengan pola makan atau keinginan pemesan! Cool! :D



Pertama kami mencicipi potato wedges, mix veggies dan omelet. Kentangnya terlihat sangat clean dan nggak gosong. Sesuai dugaan rasanya enak banget, cocok sama lidah gue. Sayurannya juga enak, bumbunya pas, tapi jagungnya menurut gue agak sedikit keras.Dan ini entah karena jagungnya kurang muda atau rahang gue sedang bermasalah waktu itu :) (gue punya lock jaw, btw). Tanpa menunggu lama setelah suapan terakhir, chef langsung menawari kami menu selanjutnya untuk dicicipi. Kami merasa seperti King and Queen, deh, lol. Menunya adalah spageti, lalu dilanjutkan dengan jamur dan saus. Menurut gue rasa spageti-nya enak banget, gurih dan rich meski tanpa daging. Dan jamurnya adalah favorit gue dari semua menu yang dicicipi. Gue nggak tahu bahan-bahannya apa, tapi lidah gue merasakan tomat dan bawang putih di sausnya. Enak! :D

Belum cukup sampai di situ, kami juga ditawari makanan penutup. Langsung saja gue mengambil rainbow steamed cupcake, hehehe. Selain karena "serba rainbow" masih sangat terkenal sekarang, gue juga penasaran sama rasanya, karena menurut Anggun warna-warni cerianya terbuat dari pewarna alami, jadi bisa makan tanpa rasa khawatir. Gue salut karena warnanya terlihat rata, padahal dari hasil googling rata-rata warnanya nampak nggak beraturan, lho :) Gue dan Ray suka dengan rasanya, manisnya pas, dan tentu saja tampilannya bikin jatuh cinta, hehehe. Terakhir kami juga mencicipi puding coklat yang sepertinya bakal cocok banget dimakan siang-siang setelah sebelumnya dimasukan dulu ke lemari es, hehehe.

They're so cute and YUMMY! :)



Jasa pembuatan bekal seperti ini belakangan memang menjadi trend di Indonesia, tapi ternyata Bekal-Bekal berbeda, lho, nggak sekedar mengikuti trend. Ini buktinya:
~ Bekal-bekal melayani pemesanan personal, jadi menu dibuat sesuai keinginan/kebutuhan pemesan. Jadi jika mengidap suatu alergi, atau lagi mau makan menu tertentu, Bekal-bekal dengan senang hati menwujudkan menu yang pas :)
~  Higienitas terjamin.
~ Nutrisi sudah diatur sedemikian rupa dalam 1 kotak makanan agar mencukupi untuk beraktifitas sehari-hari.
~ Bahan makanan yang digunakan adalah organik dan non MSG. Cool, kan? ;)
~ Menggunakan lunch box yang bisa dipakai berulang kali, yang artinya aman digunakan dan mendukung gerakan go green.
~ Bentuk dari makanan bisa sesuai request (gue bakal suka kalau dibentuk jadi kepala Hello Kitty atau Mickey Mouse, lol).




~ Tersedia paket (member), dan
~ Ongkos kirim yang bersahabat.

Nah, sudah jelas kan mengapa mereka berbeda? :)
Akhirnya dengan perut kenyang gue dan Ray pamit pulang pada Anggun dan suaminya. Anggun ternyata memberikan satu kejutan lagi, dia memberi gue cermin kecil berbentuk kepala Hello Kitty yang diambil dari koleksinya sendiri! That's sweet... :') Selama perjalanan pulang gue dan Ray memuji ide keren dari Bekal-Bekal ini. Break makan siang mungkin hanya 1jam per hari bagi mereka yang bekerja (termasuk kami), tapi ketika membuka kotak makan siang dan mengetahui bahwa itu dibuat secara personal untuk kita, pasti membawa senyuman sampai seharian :) Karena nggak semua orang punya seseorang yang bisa membuatkan bekal setiap hari, maka Bekal-Bekal hadir untuk mereka :) Salut! :)

Lagi update status, hahahaha :D

Cermin dari Anggun. Thanks, ya :)

With Anggun, the owner :)


Jika teman-teman ingin bekal yang diantarkan langsung ke sekolah atau ke tempat ke tempat kerja, silakan follow twitter @bekalbekal, invite BBM nya di :28db137d, kontak YM nya di bekal_bekal@yahoo.com atau buka saja blog nya di http://bekalbekal.blogspot.com/
Pasti makan siang kalian lebih menyenangkan :)

Terakhir, terima kasih banyak untuk Bekal-Bekal karena sudah memberi kesempatan pada gue (dan Ray) untuk mencicipi menu-menu sehatnya. Sukses selalu, dan... ditunggu kiriman bekalnya ke kantor gue, hehehe :D

food glorious food,

Indi

_____________________________________________________________



Update:
Halloween tahun ini nampaknya gue batal menjadi John Frusciante. Kemeja flannel dan beanie merah ala John akan gue hibahkan pada Ray karena rasanya dia lebih cocok memakainya :) Tapi gue masih ingin jadi rockstar. Bagaimana dengan Steven Tyler? Apa itu bagus? Atau ada ide? :p Di pre school tempat gue mengajar acara Halloween nya sedikit berbeda dengan yang gue kenal. Karena berbasis kurikulum British, maka sesuai tradisi harus memakai kostum seram, bukan kostum rockstar :p Yah, sisi cerahnya gue jadi punya dua kostum tahun ini... Ada yang bisa tebak gue jadi siapa? :p
Oh, iya untuk interview gue dengan Cek&Ricek bisa dilihat di sini. Happy Halloween, guys! :)

kontak Indi: di sini, di sini atau email: namaku_indikecil@yahoo.com

Minggu, 14 Oktober 2012

IDOL :)






Hellooooooow, weekend! Gue senang bisa bertemu lagi, hahahaha :D How's your week, guys? Fun? Semoga ya :) Gue selalu senang dengan weekend, karena meski terkadang masih harus bekerja, di weekend gue selalu punya waktu ekstra untuk melakukan hobi dan bersantai. Tapi bukan berarti gue nggak suka weekdays, ya. I love everyday! Gue suka semua hari sesuai fungsinya. Gue menikmati hari-hari bekerja tapi juga selalu gembira menyambut hari libur :D Minggu ini berjalan (thank God) lancar buat gue. Semuanya smooth dan bisa di-handle. Gue nyaris nggak percaya karena minggu sebelumnya gue sempat pesimis nggak bisa menikmati mengajar di kelas baru. Ya, gue rindu dengan murid-murid di kelas yang lama, tapi ternyata mengajar di kelas baru juga asyik. Beda usia, beda tantangan. Pengalaman yang didapat pun berbeda, tapi hidup memang selalu berjalan, dan nggak wise jika gue berharap terus-terusan mendapat 'hari kerja' yang sama, kan? Gue memang memerlukannya untuk terus berkembang :)
Ngomong-ngomong soal pekerjaan, gue jadi ingat dengan dua orang sepupu gue, Gaby dan Billa yang usianya hampir sama dengan murid-murid gue. Nah, gue punya cerita tentang mereka berdua...

Gaby dan Billa adalah sepupu termuda gue. Usia mereka baru 6 dan 5 tahun sehingga banyak yang mengira bahwa mereka adalah keponakan gue. Mereka tinggal di Jakarta, sedangkan gue tinggal di Bandung,paling banyak kami hanya bertemu satu kali seminggu. Awalnya mereka nggak dekat dengan gue karena hampir selalu datang saat gue sedang kelelahan (weekend!) dan sedang (berpura-pura) tidur. Tapi semuanya berubah waktu gue tahu bahwa... mereka mengidolakan gue!
Well, ya, uhm... mungkin kalian tertawa waktu membaca ini. Gue tahu gue bukan orang hebat, berprestasi apalagi selebriti yang suka muncul di TV sampai-sampai bisa punya penggemar, hehe. Tapi Gaby dan Billa benar-benar memperlakukan gue sebagaimana seorang idola. They're praise me like I'm a super duper great person :D

Billa minta rambutnya disisiri supaya mirip gue, dan Gaby minta diajarkan menggunakan HP :D

What I wore? Hairgrip: Random | Ring: Random | Dress: Toko Kecil Indi | Shoes: Noche


Gaby yang lebih dulu meng-copy gaya gue. Ia ingin rambutnya dipotong dengan model bob klasik lengkap dengan poni persis seperti gue. Lalu Billa mengikuti, meski rambutnya ikal tapi ia juga ingin potongan rambut yang sama. Mereka tahu gue suka sekali dengan aksesoris rambut, hampir bisa dipastikan setiap hari gue memakai bando atau minimal pita kecil di rambut gue. Mereka juga mengikutinya dan selalu memakai model bando atau pita yang sama dengan yang gue punya. Hebatnya, nggak pernah satu kali pun mereka meminjam atau meminta aksesoris milik gue, tapi mereka pasti bisa menemukan yang hampir sama!
Begitu juga dengan gaya berpakaian. Gaby dan Billa ikut-ikutan lebih memilih dress dan rok dibanding model pakaian apapun di dunia, sama seperti gue. Model sepatu pun maunya semirip mungkin dengan yang gue pakai. Syukurlah kebanyakan sepatu gue bermodel flat. Seram kan kalau anak-anak pakai high heels? Hehehehe. Gaby bahkan sekarang mulai ikut les balet. Alasannya supaya ia bisa memakai stocking yang sama seperti gue! Oh la la... lucu sekali mereka :)

Mereka bahkan meniru tingkah laku gue. Pose foto, cara bicara, cara berjalan bahkan makanan kesukaan. Nggak jarang gue memergoki Gaby sedang berlatih "menjadi gue" di cermin. Jari-jarinya membentuk "V sign" dan kakinya disilangkan, hehehe. Atau Billa yang kalau makan mie maunya pakai sumpit karena gue juga begitu. Lucu sekali melihat tingkah mereka. Rasanya seperti melihat diri sendiri dalam bentuk mini. Ada perasaan bangga juga karena seperti yang sudah gue bilang, gue bukan siapa-siapa. Dan mengetahui ada yang mengidolakan rasanya menjadi sebuah penghargaan untuk gue yang nggak bisa tergantikan dengan apapun.

Mungkin ada yang meragukan cerita gue, how come ordinary girl seperti gue ada yang mengidolakan, ya? Hehehe. Tapi gue nggak mengada-ada. Bahkan Ray yang baru pertama kali bertemu Gaby dan Billa pun langsung tahu bahwa mereka adalah fans berat gue. "They're just... so you", begitu kata Ray. Waktu itu gue dan Ray baru pulang dari sebuah acara dan di rumah sudah ada Gaby dan Billa. Mereka menyambut gue di pintu dan langsung memberi gue bingkisan berisi makanan dan pernak-pernik :D Meski malu-malu karena ada Ray, mereka mengikuti gue masuk ke dalam rumah dan berlomba-lomba menaruh sepatu tepat di samping sepatu gue! Gaby akhirnya menang setelah memaksa Billa menaruh sepatunya di belakang miliknya dengan alasan ia lebih tua, hahaha. Nggak sampai di situ saja, Gaby dan Billa langsung berdebat tentang sepatu siapa yang lebih mirip sepatu gue. Bisa gawat kalau mereka bertengkar hanya gara-gara sepatu, jadi langsung saja gue menengahi dan bilang bahwa sepatu mereka sama miripnya seperti sepatu gue :)

Billa "memeriksa" isi tas gue. Ia penasaran dengan 'kertas minyak'.



Gaby dan Billa belakangan punya kebiasaan baru. Sejak 3 minggu yang lalu mereka memanggil gue dengan sebutan-sebutan yang ajaib, seperti "Tuan" atau "Yang mulia". Mereka memanggil gue seperti itu sambil terus membuntuti gue. Bahkan saat gue berada di kamar mandi mereka terus memanggil gue dari balik pintu. Awalnya gue biarkan saja sampai mereka memanggil gue, uhm, "Tuhan"! Gue kaget sekali dan langsung memberi tahu mereka bahwa nggak baik memanggil seseorang seperti itu. Mereka menurut, langsung berhenti. Tapi gue jadi sadar sesuatu bahwa ternyata memang mereka mengidolakan gue sebesar itu!

Sepertinya gue harus mulai melihat "fenomena idola-idolaan" ini dari kacamata Gaby dan Billa. Selama ini gue berpikir bahwa ini just a cute thing, lucu-lucuan yang membuat orang tertawa jika mendengar cerita ini. Tapi bagi mereka lebih dari itu. Mereka benar-benar mengagumi gue dan di mata mereka apa yang gue lakukan selalu benar, selalu bagus... Gaby dan Billa masih polos, baru sedikit hal yang mereka lihat. Di dunia mereka hanya ada gue karena (tentu saja) belum pernah melihat bahwa di luar sana banyak sekali tokoh-tokoh hebat yang layak untuk dikagumi, bahwa potongan rambut itu nggak sekedar bob dan model pakaian itu bukan sekedar rok dan dress terusan. Jadi wajar saja jika mereka selalu meng-copy apapun yang gue lakukan.

Jangan sampai gue membuat kesalahan dan mereka menirunya. Gue harus lebih berhati-hati dalam berperilaku, berkata-kata dan bahkan berpakaian. Suatu hari nanti Gaby dan Billa akan dewasa dan sadar bahwa di dunia ini bukan hanya ada gue dan mereka (mungkin) akan menemukan role model baru. Tapi sebelum itu terjadi gue harus menjaga agar gue menjadi idola yang baik. Ya, I know, kinda funny gue menyebut kata "idola", tapi faktanya memang begitu: mereka mengidolakan gue.

Gaby dan Billa mengajarkan gue sesuatu, bahwa menjadi idola bukanlah hal mudah. Menjadi idola bukan sekedar tentang menjadi populer dan mempunyai prestasi bagus. Tapi menjadi idola juga berarti bertanggung jawab dengan perilaku diri sendiri dan nggak memberi pesan yang salah pada penggemar. Terbayang di benak gue bagaimana sulitnya menjadi orang-orang hebat yang gue kagumi. Bagaimana sulitnya menjadi Steven Tyler, menjadi John Frusciante? Beruntung sekali mereka nggak pernah memberikan gue pesan yang salah ketika gue masih sangat muda dan menganggap mereka selalu benar.
Sekarang biarlah gue, Gaby dan Billa sama-sama belajar. Gue akan belajar menjaga perilaku dan menjadi idola yang baik bagi mereka. Dan Gaby juga Billa, biarlah mereka belajar bahwa saat dunia kecil mereka habis dan bertumbuh dewasa, mereka akan melihat banyak hal baru dan (semoga) tetap mengenang gue sebagai orang yang baik, meskipun bukan sebagai idola mereka lagi.

Jadilah gadis yang baik, Gaby, Billa... :)



kakaknya Gaby dan Billa,

Indi



update:
* Tulisan baru gue untuk Green Smile bisa dibaca di sini.
* Baru saja diinterview oleh situs Cek n Ricek dan berharap isinya bukan gosip :p
* Gue sedang bingung dengan kostum Halloween party besok :( Any idea? :)
* Blog ini menerima sponsorship. Hubungi gue di namaku_indikecil@yahoo.com atau di sini dan sini untuk keterangan lanjut.
* Senang punya banyak teman baru di blog ini \(^^)/ Terima kasih ya, teman-teman!