Tampilkan postingan dengan label Anjing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anjing. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 April 2014

Hadiah-Hadiah untuk Eris :)

What I wore? Sweater: GoGirl | Dress: (lupa, lol) | Shoes: FLD 
Eris dan dress barunya yang secara nggak sengaja kompak dengan gue :)

Jumat tanggal 25 April lalu, ketika baru pulang kerja, gue dapat kabar dari Ibu dan Bapak bahwa Eris, anjing golden retriever kami kedatangan seorang tamu yang istimewa. Pemilik lamanya, jauh-jauh dari Jakarta sengaja datang ke Bandung untuk menemuinya. Ah, sayang sekali gue nggak sempat bertemu dengannya :( Padahal gue dan ibu yang baik hati itu cukup sering berkomunikasi via BBM. Ibu langsung bercerita dengan semangat tentang bagaimana proses Eris mengenali pemilik lamanya itu. Setelah 4 tahun, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu kembali. Katanya, Eris awalnya kebingungan. Tatapannya seperti sedang berpikir dan menjaga jarak. Namun setelah disodori tangan dan mengendus baunya, ternyata Eris masih mengenali pemilik lamanya! Menurut cerita Ibu, ekspresi wajah Eris terlihat senang dan membuat gerakan seperti ingin memeluk. Pemilik lamanya sampai mengeluarkan air mata karena terharu... Ah, gue benar-benar berharap ada di sana :')



Kisah bagaimana Eris bisa menjadi bagian dari keluarga kami memang ajaib. Jadi 4 bulan setelah kepergian Veggie, anjing golden retriever keluarga gue karena epilepsi, seorang ibu menawarkan anak anjing golden retrievernya untuk diadopsi. Gue sangat terkejut karena hati gue rasanya belum bisa menerima jika ada yang 'menggantikan' Veggie. Terlebih, biaya pengobatan Veggie sebelum pergi membuat tabungan gue hampir habis, sama sekali nggak terpikir untuk membeli anjing lain. Tapi lalu katanya Eris akan diberikan pada gue secara cuma-cuma karena ibu itu yakin gue akan sangat menyayanginya. Nggak menunggu lama, gue dan Ibu menjemput Eris ke Jakarta. Waktu itu kami disambut oleh 3 ekor anjing golden retriever, tetapi hanya 1 ekor yang langsung menghampiri gue dan memberikan jilatan sayang. Anjing itu bernama Eris :)



Katanya, gue dan Eris itu berjodoh untuk menjadi sahabat. Dan benar saja, tanpa sedikitpun melupakan Veggie, Eris membuat hati gue kembali terasa hangat. Hari-hari gue menjadi lebih gembira dan bersemangat. Sejak hari pertama kami bertemu disaat usianya 9 bulan, sampai sekarang ketika usianya hampir 5 tahun, rasa sayang gue semakin bertumbuh dan ikatan persahabatan kami semakin kuat. 
Ibu bercerita, pemilik lama Eris bersyukur sekali karena gue merawat Eris dengan baik. "She's a lucky dog", begitu katanya. Padahal andaikan ia tahu, gue lah yang beruntung. Gue nggak tahu dimana gue sekarang seandainya saja nggak pernah bertemu Eris. Eris lah yang menemukan tumor di payudara gue sebelum semuanya terlambat. She's my bestfriend. My hero!



Masih menurut Ibu, pemilik lama Eris menitipkan sesuatu. Sebuah bungkusan plastik yang dilipat dua. Waktu gue bertanya apa isinya, Ibu berkata, "lihat saja sendiri". Ternyata isinya sebuah dress cantik untuk Eris! Warnanya abu-abu dan hitam, di bagian belakangnya tertulis "ERIS". Terharu sekali rasanya mengetahui dress ini khusus dipesan untuk Eris :') Langsung saja gue pakaikan pada Eris. Seperti biasa, Eris selalu senang jika dipakaikan baju atau aksesoris. Kaki depannya menggapai-gapai berusaha masuk ke lubang lengan, lalu berputar-putar dengan bangga. Melihat anjing lucu itu bahagia membuat perasaan bahagia gue menjadi berlipat-lipat :) Lucunya gue baru sadar bahwa sedang memakai baju yang warnanya senada dengan Eris. Hihi, she's my soulmate! ;)


Lalu Ibu teringat sesuatu, katanya Bapak menerima sebuah paket yang ditujukan untuk gue. Merasa nggak sedang menunggu kiriman apapun, gue jadi penasaran dan langsung mengambil paket yang dimaksud. Ternyata itu bukan untuk gue, tapi Eris! Isinya 2 buah kaleng dogfood yang berada di dalam tas tangan berwarna merah dari Alpo-Purina Indonesia. Ya, ampun Eris dapat banyak rezeki. Dengan perasaan excited gue tunjukan paket tersebut pada Eris. Ia mengendusnya sekilas lalu kembali berlari di halaman. Rupanya ia nggak bisa mencium aroma daging dari balik kaleng :D 

Terima kasih ya Alpo-Purina. Eris menikmati makan malamnya! :)

Meski Eris nggak bisa bicara (well, maksudnya dalam bahasa manusia, lol) tapi gue bisa melihat dengan jelas bahwa ia sangat bahagia. Ia nggak mau melepas dress barunya sampai sore dan sangat menikmati makan malam dengan dogfood barunya. Tuhan memang sudah pasti menyayangi makhlukNya, termasuk hewan. Manusia dan hewan memiliki rezeki masing-masing. Semuanya punya berkah, punya cara untuk bahagia. Gue sudah mempercayainya dari dulu, tapi Eris membantu gue lebih memahaminya.
Ah, selamat menikmati hadiah-hadiahmu, Eris. Terima kasih sudah hadir di kehidupan gue :)

blessed girl,

Indi

 _______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 29 Maret 2014

Gue dan Eris ---si golden retriever kecil--- ada di Spotlite Trans 7! :)


Pada tanggal 20 Maret lalu gue mendapat kejutan yang menyenangkan. Di tengah-tengah pekerjaan di preschool handphone gue nggak berhenti bergetar karena banyak sekali pesan yang masuk. Meskipun penasaran tapi gue baru bisa membukanya di jam makan siang. Ternyata pesan-pesan itu berasal dari teman-teman, pembaca dan beberapa keluarga jauh gue. Kabarnya mereka melihan gue dan Eris (anjing gue) di TV. Wah, gue kebingungan sekali karena gue ingat betul terakhir kali diwawancari media TV itu di tahun lalu, sedangkan di tahun 2014 ini belum pernah. Karena penasaran gue segera menulis status di di twitter dan facebook untuk menanyakan di program apakah mereka melihat gue. Nggak perlu menunggu lama, gue langsung tahu bahwa ada kisah tentang persahabatan gue dan Eris di Spotlite Trans 7. What a nice surprise! :)

Mungkin teman-teman sudah ada yang tahu bahwa di akhir tahun lalu nyawa gue diselamatkan oleh anjing yang sudah gue anggap sahabat, Eris. Ia 'memberitahu' bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh gue lewat endusan dan gerakannya yang seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Karena penasaran gue segera memeriksakan diri ke dokter dan ternyata ada tumor di payudara kiri! Berkat Eris tumor gue belum menyebar dan bisa segera diangkat, sehingga gue pun pulih dengan cepat. Gue dan keluarga menganggap Eris pahlawan yang menyelamatkan gue, tapi kami nggak pernah menyangka kisah ini menyebar dengan begitu cepat. Setelah muncul di Vemale.com (baca di sini), kisah kami sekarang muncul di Spotile Trans 7 (Aksi Hebat Manusia dan Hewan).

Senang dan terharu sekali rasanya, semoga kisah ini bisa memberi manfaat bagi yang menyaksikan, terutama perempuan untuk lebih aware dengan tubuhnya. Dan tentu saja agar semua orang yang mempunyai hewan peliharaan semakin menyadari bahwa setiap mahkluk ciptaan Tuhan pasti mempunyai fungsi :)

Video Spotlite bisa ditonton di sini:

woof you little girl,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Senin, 25 November 2013

Mengenalkan Novel "Guruku Berbulu dan Berekor" di CBL Radio, Komentar Pembaca dan Kemana Royaltinya disumbangkan? :)




Hai teman-teman, it's me again, Indi! (Ya iyalah, ini kan blog gue, hehehe). Apa kabar semuanya? Semoga dalam keadaan sehat, ya. Waktu gue sedang menulis post ini juga kesehatan gue semakin membaik, sudah bisa jalan-jalan walau belum bisa lama-lama :) Nah, gue mau bercerita agak sedikit mundur, nih. Kejadiannya tanggal 16 November 2013 alias 5 hari setelah selesai operasi tumor payudara, gue diundang untuk ke radio CBL. Awalnya gue membaca twit Albert, salah satu penyiarnya yang sedang mencari penyayang hewan khususnya di Bandung untuk di interview. Nggak disangka-sangka ternyata gue yang ditawari. Dengan kondisi yang masih jauh dari stabil, gue awalnya ragu untuk memenuhi undangannya. Pasalnya jahitan gue baru dilepas plesternya, masih sensitif dan sering membuat gue panas-dingin. Tapi setelah dipikir-pikir, kesempatan ini terlalu berharga untuk ditinggalkan karena belum tentu akan datang lagi. Jadi gue segera menghubungi Albert untuk menyetujui undangannya sambil menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan gue. Syukurlah dia mengerti dan bersedia mengatur agar sesi gue dibuat sesingkat mungkin.

Di luar kondisi kesehatan yang bikin Ibu dan Bapak (bahkan gue, lol) khawatir, sebenarnya kami setuju bahwa ini adalah saat yang paling tepat bagi gue untuk bicara di depan umum mengenai hewan. Pasalnya selain karena sangat dekat dengan hewan, baru-baru ini juga nyawa gue baru diselamatkan oleh hewan peliharaan gue. Seperti yang sudah beberapa kali gue tulis di blog ini, Eris, anjing gue lah yang pertama kali menemukan tumor di payudara gue. She saved my life, which is dia adalah seekor pahlawan. Jadi jika gue meluangkan (sedikit) waktu untuk mengenalkannya pada "dunia", tentu nggak ada apa-apanya dengan apa yang dia lakukan untuk gue. Tapi ini bukan hanya mengenai Eris. Gue percaya setiap hewan mempunyai peranan masing-masing untuk manusia. Karena itulah Tuhan menciptakan mereka berdampingan dengan kita. Jauh sebelum Eris ada gue sudah beberapa kali merasakan hubungan istimewa dengan hewan-hewan peliharaan gue. Salah satunya dengan Veggie, anjing golden retriever yang sekarang sudah di surga. Meski dia nggak menyelamatkan nyawa gue secara langsung seperti Eris, tapi Veggie memberikan banyak pelajaran berharga untuk hidup gue. Semangat hidupnya ditengah epilepsi yang diidapnya dan kemauan kerasnya untuk belajar meski nggak lagi muda menjadikannya guru yang baik bagi gue :)

Untuk mengenangnya gue menulis sebuah novel berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor". Ini juga sebagai bentuk 'terapi' agar gue mengingat hal-hal baik tentangnya dan nggak terus terlarut dalam rasa kehilangan. Gue percaya di luar sana pasti ada orang yang merasakan hal yang sama: mendapatkan pembelajaran dan terapi tanpa syarat dari hewan peliharaannya. Maka gue mencari volunteer untuk ikut menyumbangkan kisahnya dalam novel gue. Nggak disangka, ternyata banyak sekali yang mengirimkan kisah-kisah bersama hewan peliharaannya. Ada yang lucu, menyentuh, menyebalkan, tapi semuanya inspiratif. Dan luar biasanya mereka rela nggak dibayar sepeserpun dan setuju untuk menyerahkan seluruh royaltinya pada hewan-hewan yang membutuhkan. 

Jadi sebelum on air gue pun menceritakan tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor" pada Albert lewat BBM sembari masih di perjalanan menuju studio dengan ditemani Bapak. Kami setuju nanti akan membahasnya setelah bercerita tentang Eris, dan memutuskan untuk menyelipkan ajakan menolak kekerasan terhadap hewan. 
Meski agak terlambat karena gue sempat lemas dan cuaca yang sangat dingin, Albert berkata bahwa kami nggak perlu terikat dengan waktu dan bisa selesai kapanpun gue kelelahan. Syukurlah. Tapi gue berharap seperti apapun durasi obrolan kami nanti pesannya akan tetap sampai pada para pendengar :)



Interview gue termasuk dalam program "Band on the Run" yang sudah berjalan sebelum gue tiba. Jadi Albert sudah mengenalkan sedikit tentang gue pada para pendengar. Dimulai dengan bertukar sapaan, gue langsung melanjutkan dengan bercerita tentang Veggie. Bagaimana dulu dia sangat semangat menjalani hidupnya, memberikan banyak keceriaan dan akhirnya mati karena epilepsi di usianya yang belum 7 tahun. Senangnya percakapan berlangsung sangat mengalir karena Albert juga seorang penyayang hewan. Dia juga memahami apa yang gue rasakan karena baru-baru ini dia kehilangan sahahat berbulunya karena usia tua :')
Setelah itu cerita berlanjut tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", latar belakang mengapa gue membuatnya dan juga tujuannya. Alasannya tentu saja Veggie. Tapi yang lebih penting gue ingin siapapun yang membaca novel ini tahu bahwa hewan memang diciptakan untuk hidup berdampingan dengan kita. Mereka juga punya perasaan dan apa yang dilakukan pada mereka akan berbalik kembali pada kita. Ditambah dengan sumbangan-sumbangan kisah dari para volunteer, gue harap akan menjadi semakin banyak "bukti" bahwa kita bisa belajar banyak dari teman-teman berbulu dan berekor di sekitar kita. Hewan bukan untuk dieskpolitasi atau disiksa.




Ketika jeda iklan, gue dan Albert masih tetap berbincang, lho. Bahkan Bapak juga ikut meski (tumben, nih, hehehe) menolak untuk ikut on air. Kami benar-benar prihatin dengan apa yang menimpa hewan-hewan belakangan. Monyet-monyet disiksa untuk dijadikan tontonan dan anjing-anjing dibantai untuk dikonsumsi dagingnya. Padahal masih ada mata pencaharian lain, dan tentu saja hewan ternak untuk dikonsumsi. Mengingatnya saja sudah bikin gue sedih :( Sayang nggak semua yang kami bahas mengudara, ketika mic sudah on gue langsung 'skip' tema karena khawatir berbicara terlalu lama membuat keringat dingin gue semakin deras, sniff.
Albert penasaran dengan kisah Eris yang bisa menemukan tumor, katanya anjing memang mengerti manusia tapi kadang kitalah yang nggak mengerti mereka, hehehe. So true, gue pun begitu waktu Eris pertama kali "memberi tahu" ada yang salah dengan payudara gue. Dia "berbicara" dengan tatapan dan kibasan ekornya hinga butuh waktu sekitar 2 bulan untuk akhirnya mengerti apa yang dia maksud. Tapi gue nggak merasa terlambat, gue malah bersyukur karena tanpanya mungkin tumor gue akan sudah jauh lebih besar ketika ditemukan. Dan dengan kejadian ini hubungan gue dan Eris semakin dekat, juga membuat gue lebih "peka" dengan apa yang ingin dia "katakan" :)

Gue takjub karena ternyata cukup banyak SMS masuk pada radio CBL yang bertanya tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", Eris dan tentu saja dengan kecintaan gue terhadap dunia hewan. Tema seperti ini memang masih jarang dibahas, jadi ada perasaan lega begitu besar ketika tahu bahwa masih ada orang-orang yang peduli. Mereka juga ingin ikut membantu hewan-hewan yang terlantar dan korban kekerasan agar mendapatkan hidup yang lebih layak. Dengan senang hati gue memberi tahu bahwa mereka bisa menemukan novel gue di toko buku atau toko buku online. Royaltinya akan langsung disalurkan kepada penampungan-penampungan yang menangani hewan secara berkala, dan bukan hanya anjing tapi juga hewan-hewan lainnya. 
Masih banyak sebenarnya yang mau gue bahas. Perbincangan semakin seru dan antusias pendengar membuat gue semangat. Tapi sayangnya kesehatan gue nggak bisa bohong. Waktu 5 hari setelah operasi belum cukup untuk membuat gue kembali fit, hehehe. Akhirnya interview ditutup dengan ucapan terima kasih pada semua yang telah meluangkan waktu untuk mendengar cerita gue. Juga kepada Albert dan radio CBL yang telah memberikan gue kesempatan untuk mengenalkan novel "Guruku Berbulu dan Berekor" dan kecintaan gue terhadap dunia hewan, meski sebenarnya sesi gue masih tersisa 1 jam lagi. Meski lelah tapi gue pulang ke rumah dengan perasaan senang. Gue dan Bapak berdoa semoga semakin banyak orang yang peduli dengan hewan, dan apa yang gue sampaikan di radio bisa sampai dengan baik pesannya. Amen...


***


Komentar para pembaca "Guruku Berbulu dan Berekor". Thank you very much :)

Gue senang karena sejak pertama kali terbit di akhir tahun lalu "Guruku Berbulu dan Berekor" sudah mendapatkan tempat di hati para pembacanya. Lebih senangnya lagi karena mereka berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Bahkan ada yang mulanya nggak sengaja membeli novel ini meski bukan penyayang hewan dan sekarang mulai peduli dengan hewan-hewan di sekitarnya :) Meski setiap rupiah dari royalti novel ini untuk didonasikan, tapi gue menulisnya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Dari komentar teman-teman yang sudah membacanya, gue tahu bahwa mereka juga bisa merasakan apa yang gue rasakan ketika menulis novel ini :)


"Satu-satunya novel yang bikin si pembaca ngerti gimana caranya belajar mengartikan kasih sayang para hewan." (Rizky)

"Buku ini nunjukin ikatan emosional manusia dengan hewan peliharaannya, ternyata hewan pun punya perasaan layaknya manusia, bahkan bisa jadi lebih peka dan bisa dijadikan sahabat yang setia." (Dhian)

"Menyentuh hati banget, apalagi kalau ngomongin kesetiaan dan sayang, belajar menghargai hewan." (Friska)

***


Kemana royaltinya pergi?

Oh, iya berhubung sedang membicarakan tentang novel "Guruku Berbulu dan Berekor", sepertinya sekalian saja gue share kemana royalti dari novel tersebut disalurkan. Seperti yang gue janjikan di novel, gue akan selalu update tentang royaltinya agar teman-teman yang sudah membeli (dan juga para volunteer) tahu kemana saja donasinya pergi :)

Royalti pertama thank God telah diserahkan kepada ARAC (Animal Rescue and Adoption Center) atau adopsianjing.com yang merupakan komunitas non formal yang menggalang bantuan bagi para hewan. Seperti yang tertulis di situsnya, royalti dari "Guruku Berbulu dan Berekor" sudah digunakan untuk membantu perawatan anjing-anjing yang berada di bawah tanggung jawab ARAC, dan juga untuk penampungan di Pejaten, Pak Tri dan Bu Linda di Cengkareng. Selain itu, dana juga sudah digunakan untuk menolong kucing kecil bernama Loli yang ditemukan di rerumputan tepi jalan. Loli sudah dirawat di dokter hewan setempat dan sekarang sudah mendapatkan foster :)

Teman-teman kita di ARAC :)

Jadi terima kasih banyak-banyak-banyaaak kepada teman-teman yang telah membeli novel "Guruku Berbulu dan Berekor".  Kalian telah berpartisipasi dalam usaha memperjuangkan hak-hak hewan untuk hidup dengan layak, berdampingan dengan kita dan tanpa kekerasan. Ini memang langkah kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama gue percaya pasti akan menjadi besar dan kita akan melihat hasilnya. Mungkin nggak sekarang, tapi suatu hari itu pasti! 
Membantu mereka mungkin nggak akan membuat kita menjadi pahlawan super yang menyelamatkan dunia, tapi setiap hal kecil yang kita lakukan untuk para hewan berarti sangat BESAR untuk dunia mereka.

Sekarang, siapa yang ingin ikut melangkah bersama gue? Yuk, segera dapatkan novel "Guruku Berbulu dan Berekor" di toko buku (Togamas dan Gramedia) atau pesan antar melalui 'Indi Sugar Official' dengan cara SMS, telepon dan whatsapp ke 081322339469. Royaltinya akan langsung digunakan untuk membantu teman-teman berbulu dan berekor di sekitar kita.
Sekarang seekor anjing telah menyelamatkan nyawa gue. Bukan hal yang mustahil kan jika suatu hari kalian yang mengalami? Let's do something! :)


xx,

Indi


___________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 04 November 2013

Ketika Seekor Anjing Mencium Ada yang Salah Pada Sahabatnya: "Woof, Kamu punya Tumor, Indi!"









Sejak pertama kali Eris hadir di kehidupan gue, gue langsung tahu kami akan menjadi sahabat. Eris selalu ada saat gue senang atau sedih, selalu setia untuk mendengarkan cerita-cerita khayalan yang akan sangat memalukan jika manusia yang mendengar. Setiap kali gue pergi Eris selalu menunggu dengan sabar lalu mengibaskan ekornya dengan riang saat gue kembali. Mengizinkan gue membenamkan wajah di lehernya yang berbulu halus saat gue bersedih. Terkadang ia bahkan menaruh kaki depannya yang besar di pangkuan gue seolah berkata, "Semua akan baik-baik saja."

Tapi gue nggak pernah menyangka bahwa Eris akan menyelamatkan nyawa gue, memberi tahu gue sesuatu sebelum semuanya terlambat...
Beberapa bulan lalu Eris sering sekali mengendus bagian dada gue. Kalau sudah begitu gue hanya tertawa dan berpura-pura mengusirnya sambil bergurau bahwa ia sudah terlalu besar untuk menyusu. Gue nggak menganggapnya serius karena Eris adalah anjing yang jinak. Ia senang menyusup di antara ketiak kalau gue sedang berjongkok, atau mendekatkan kepalanya ke kaki gue kalau sedang berdiri. Tapi lama kelamaan Eris mulai mengendus bagian dada gue secara teratur. Jika gue sedang berjongkok ia akan mendekat dan nggak akan berhenti sampai gue berdiri. Aneh memang, tapi gue pikir mungkin ia mencium bau bekas makan siang gue, karena terkadang ada yang tertumpah.

Lalu gue mulai perhatikan sesuatu: Eris hanya mengendus bagian dada kiri gue! Karena penasaran, sebelum bermain dengan Eris gue memakai baju yang bersih dan mencari tahu apakah ia akan tetap mengendus dada gue. Ternyata pergantian baju nggak mempengaruhinya sama sekali. Eris tetap mengendus dada gue. Bagian kiri!

Gue langsung memeriksa dada kiri gue. Mencari apa yang salah, mencari apa yang Eris cium. Tapi gue nggak menemukan apa-apa, semua normal di mata gue. Nggak ada benjolan, rasa sakit apalagi bau yang menusuk. Gue pun kembali dengan gurauan "Eris mau menyusu" dan pura-pura mengusirnya saat ia mulai mengendus.

Sampai 2 hari yang lalu, pagi-pagi sekali Eris berlari ke arah gue dengan kecepatan penuh. Ia menabrak gue dan berdiri dengan bertumpu pada kaki-kaki belakangnya sementara kaki-kaki depannya ada di dada gue. Ia mengendus dada kiri gue, salah satu kaki depannya mengais-ngais seperti hendak merobek piyama yang gue pakai. Kebingungan. Gue hanya bisa terdiam selama beberapa detik lalu tersadar bahwa Eris mencoba memberi tahu gue sesuatu. Tapi apa? Gue benar-benar bingung.

Dengan terburu-buru gue masuk ke kamar mandi, melepas piyama dan memeriksa dada kiri gue dengan teliti. Selama beberapa menit gue nggak menemukan apa-apa tapi gue terus mencari karena yakin sekali Eris mencoba memberi tahu bahwa ada yang salah. Lalu... Deg! Jantung gue rasanya mau copot. Telunjuk kanan gue menyentuh sesuatu yang keras seperti pantat telur ayam. Gue yakin ada benda asing di dada kiri gue tapi nggak yakin dengan ukurannya. Apa ini? Apakah ini kelenjar yang muncul saat mau menstruasi? Bisa saja. Tapi hati kecil gue tetap nggak tenang. Gue percaya Eris mencium sesuatu!

Gue bekerja seperti biasanya. Nyaris melupakan apa yang gue temukan beberapa jam sebelumnya. Gue sempat memberi tahu tentang benjolan yang gue temukan pada Ibu dan beliau setuju untuk mengantar gue ke dokter sepulang bekerja. Gue juga memberi tahu tentang ini pada beberapa rekan kerja gue, terutama yang sudah mempunyai anak karena mungkin lebih mengerti. Mereka menyarankan gue untuk pergi ke dokter umum karena bisa saja yang gue temukan hanya kelenjar yang nggak berbahaya. 
"Kamu akan bilang apa nanti sama dokter? 'Seekor anjing bilang saya sakit?' ", tanya Miss. Alison dengan logat Inggrisnya. "Itu benar, tapi tentu akan kedengaran aneh sekali." ia menambahkan. 

Tapi gue putuskan untuk melakukannya.
Dengan ditemani Ibu gue berkata pada dokter bahwa Eris mengendus dada kiri gue. Dokter kebingungan tapi tetap memeriksa gue. Setelah beberapa saat ia berhenti, membetulkan letak kacamatanya dan berkata lambat-lambat,
"Ini tumor payudara. Sudah sebesar bola pingpong dan harus di operasi."

Gue terkejut. Tapi entah kenapa gue tersenyum dengan perasaan lega. Gue beruntung mempercayai naluri Eris dan mengalahkan keraguan gue untuk berkata bahwa seekor anjing lah yang memberitahu gue bahwa ada yang salah. Gue benar-benar beruntung. Tuhan sangat menyayangi gue dan memberikan keajaibanNYA lewat Eris. 
Gue beruntung benjolannya masih sebesar bola pingpong, bukan bola kasti.
Gue beruntung yang bersarang di dada kiri gue ini tumor, yang karena cepat terdeteksi belum menjadi kanker.
Gue beruntung mempunyai sahabat sebaik Eris. Karena meski dengan bahasa yang berbeda ia tetap mencoba untuk berbicara pada gue. She's my hero! :)

Terima kasih Tuhan. Terima kasih Eris! :)


woof you,

Indi


________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 05 Oktober 2013

Afternoon with Eris :)



Aku nggak bisa bayangkan bagaimana hidupku kalau tanpa Eris, seekor anjing golden retriever manis berusia 4 tahun. Mungkin setiap hari aku bakal stuck di depan komputer untuk nonton marathon serial The Twilight Zone atau menulis tanpa henti. Kulitku akan pucat dan badanku nggak fit karena nggak pernah beraktivitas di luar ruangan.
Dengan Eris hidupku terasa lebih berwarna dan penuh semangat. Setiap pulang bekerja pasti ia menyambutku dengan kibasan ekor dan wajah lucunya. Membuatku melupakan hari berat dan segera mengganti sepatu dengan sandal untuk bermain lempar tangkap dengannya :)

Beberapa hari yang lalu aku mengabadikan moment bersama Eris. Sore-sore kami bermain di halaman setelah sebelumnya hujan turun cukup lebat. Aku memang hanya merekamnya dengan kamera saku dan agak shaking, tapi gambarnya cukup nyaman dilihat dan yang terpenting berhasil menangkap moment berharga bersamanya. Di video ini kami bermain lempar tangkap dan Eris menunjukkan juga sedikit trik-trik seperti "duduk" dan "masuk".
Eris adalah seekor anjing kecil yang memberikan perubahan besar di hidupku. Selamat menonton videonya dan semoga kalian bisa tersenyum seperti saat gue membuatnya ;)




woofwoof,

Indi&Eris

***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 22 Juli 2013

Best Friend :)

Best friend. Gue ingin menceritakan tentang teman baik gue. Bukan, ini bukan Dhian yang gue ceritakan di novel "Karena Cinta itu Sempurna" dan film Mika. Tapi ini tentang teman baik yang gue kenal sekitar 4 tahun lalu. Waktu itu dia masih berusia 9 bulan, tapi bukan berarti sekarang dia masih balita. Dia sudah dewasa. Karena dalam hitungan usianya, teman baik gue ini menua 7 kali lebih cepat dari kita. Dalam hitungan usia manusia dia sudah 28 tahun. Namanya Eris. Dan dia adalah seekor anjing.



Gue ingat pernah berjanji akan menceritakan tentang Eris di blog ini. Tapi setelah memeriksa seluruh entri ternyata gue hanya pernah menceritakannya secara singkat. Padahal kehadiran Eris begitu berarti untuk gue, dan gue sudah tahu dia akan menjadi anjing yang istimewa sejak pertama kali melihatnya. Eris hadir ditengah keluarga gue dengan cara yang nggak diduga-duga. Beberapa bulan sebelumnya keluarga kami baru saja kehilangan Veggie, anjing golden retriever yang sudah kami pelihara sejak usia 1 setengah bulan. Kami nggak berencana untuk memelihara anjing lagi dalam waktu dekat karena masih dalam suasana kehilangan. Veggie adalah anjing bertubuh besar dengan banyak cinta. Sangat playful, cerdas dan menyenangkan. Memelihara anjing lain rasanya akan membuat kami bersedih karena mengingatkan padanya dan ada perasaan nggak rela untuk "menggantikannya". Tapi ada seorang ibu yang baik hati. Beliau mendengar cerita tentang gue dan Veggie lalu memutuskan untuk memberikan salah satu anak anjingnya untuk gue. Gue ragu pada awalnya, tapi beliau berkata bahwa memiliki seekor anjing akan menjadi terapi yang baik bagi jiwa yang bersedih. Maka gue putuskan untuk memberi anjing ini kesempatan, dan segera pergi untuk menjemputnya.

Ditemani Ibu dan Bi Yati gue menjemput Eris di Jakarta. Perjalanan yang melelahkan tapi gue sangat nggak sabar untuk menemuinya. Gue sama sekali belum tahu seperti apa dia terlihat. Pemilik Eris nggak pernah memberikan foto atau menceritakan seperti apa ciri-cirinya. Lucunya gue selalu membayangkan dia sebagai anjing kecil kecil berbulu coklat, entah kenapa sangat berbeda dengan Veggie yang bertubuh besar dan berbulu terang. Ketika sampai, gue langsung mendapatkan kejutan menyenangkan dari Eris. Ada 4 ekor anjing golden retriever di sana, dan salah satunya persis seperti bayangan gue tentang Eris. Tanpa sadar gue langsung berteriak memanggilnya, "Eris... Eris!" dan anjing itu pun berlari menghampiri gue dengan ekor yang berkibas kencang lalu segera menjilati pipi gue dengan antusias. Gue sangat terkejut karena apa yang gue bayangkan menjadi kenyataan. Bukan hanya gue yang terkejut, ibu pemilik Eris pun berkata, "Kok kamu bisa tahu dia yang bernama Eris? Eris juga sepertinya sudah tahu kalau kamu calon tuannya. Ajaib..."
Memang ajaib. Eris seperti menawarkan dirinya untuk menjadi teman baik gue. Sungguh salam perkenalan yang manis.

Eris ternyata sebelumnya sudah akan ada yang membeli. Dia sudah ditawar seharga 4 juta rupiah. Tapi di saat-saat akhir pemilik Eris menolaknya dan merasa bahwa calon pembeli itu bukan rumah yang tepat. Di hari yang sama gue langsung dihubungi karena dianggap sebagai orang yang tepat meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Keyakinan bahwa gue akan menyayangi Eris lah yang membuat pemiliknya menyerahkan dia secara cuma-cuma. Gue benar-benar speechless dan terharu. Berkali-kali gue ucapkan terima kasih, dan 2 jam setelah perpisahan yang penuh haru gue membawa Eris untuk pulang ke rumah barunya.


Segera Eris dan gue menjadi teman baik. Karakternya begitu berbeda dengan Veggie. Dia cenderung kalem, sabar dan menyukai perintah. Tapi justru itulah yang membuatnya istimewa, membuat gue sadar bahwa Eris bukan menggantikan Veggie, tapi menjadi teman dan anggota keluarga baru di rumah. Apapun yang gue lakukan Eris selalu memperhatikan gue dengan penuh minat. Bahkan sekedar menyapu halaman pun terasa luar biasa untuknya. Dia senang mengikuti langkah gue seolah ingin membantu gue menyapu. Lucu sekali. Hanya saja jika sedang mengepel jadi lain cerita karena lantai akan penuh dengan jejak kakinya, hahaha. Sungguh kehadirannya membuat gue merasa hebat, merasa dinanti-nanti dan merasa dibutuhkan setiap hari. Eris sepertinya bisa membaca pikiran gue. Saat gue lelah dia akan duduk disamping gue dan meletakan kepalanya di antara kaki gue dan terus begitu sampai gue memutuskan untuk bergerak. Saat gue berbicara pasti Eris mengangkat kepalanya dan (terlihat) mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Gue nggak yakin apa dia benar-benar mengerti, tapi didengarkan adalah perasaan yang paling baik sedunia.


Beberapa orang menganggap Eris "hanya anjing". Mereka heran mengapa gue mau menghabiskan waktu merawatnya: memberinya makan, menyisir bulunya, membawanya ke dokter jika sakit, membersihkan kotorannya, dan lain-lain padahal pada akhirnya dia akan mati jika waktunya tiba. Well, gue rasa itu komentar yang kasar. Iya, betul, Eris memang "hanya anjing" tapi anjing atau binatang apapun bukan berarti nggak bisa dijadikan teman. Gue nggak pernah memanusiakan Eris. Dia tidur terpisah dengan gue dan makan makanan khusus anjing, tapi dengan menjadi dirinya sendiri justru membuatnya menjadi teman yang sempurna. Apa yang gue lakukan untuknya dibalas dengan cinta tanpa syarat yang akan terus tumbuh sepanjang usianya. Waktu yang gue habiskan nggak ada apa-apanya dibandingkan seluruh keceriaan yang dia bawa untuk gue dan keluarga. Dan gue nggak pernah merasa telah "menghabiskan waktu" untuk merawatnya, gue menikmati setiap detik saat menyisir bulunya malah bahkan saat membersihkan kotorannya.

Jika pemilik lama Eris berkata bahwa anjing adalah terapi yang baik untuk jiwa yang bersedih, menurut gue memiliki Eris lebih dari itu. Eris menjadi terapis yang baik untuk kemampuan bersosialisasi gue. Nggak terhitung berapa banyaknya teman baru yang gue dapatkan karena kehadirannya. Terkadang, jika gue bingung untuk membuka percakapan, gue akan bercerita tentang Eris dan hebatnya selalu berlanjut menjadi percapakan panjang yang seru. Tapi gue rasa setiap pemilik binatang peliharaan akan merasakan hal yang sama dengan gue. Baik itu pemilik kucing, ikan, hamster, burung dan lainnya pasti pernah mengalami diselamatkan dari kecanggungan percakapan oleh mereka, hehehe. Ketika menunggu lama di dokter hewan misalnya, dimulai dengan pertanyaan "berapa usianya?" atau "siapa namanya?" pasti berakhir dengan perkenalan yang manis :) 



Eris sungguh mencintai gue tanpa syarat. Ekornya selalu berkibas dengan apapun yang gue berikan kepadanya. Sebuah tempat tidur sederhana, peralatan mandi yang diturunkan dari Veggie, makanan yang gue sajikan setiap hari... Eris menerima semuanya dengan penuh suka cita, dengan penuh kepercayaan terhadap tuannya, yaitu gue. Meskipun gue menganggapnya sebagai teman baik tapi Eris sangat menghormati gue. Dia nggak pernah mengonggong meskipun gue terlambat memberinya makan karena dia percaya gue pasti nggak akan mengecewakannya. Eris juga mempunyai toleransi yang besar terhadap gue. Beberapa waktu lalu di keningnya ditemukan caplak dan ketika dokter mencoba melepasnya dia marah dan terlihat kesakitan. Tapi dia langsung menerima ketika gue yang mencabutnya dan tetap tenang meskipun rasanya pasti sakit. Cinta Eris yang begitu besar membuat gue belajar untuk membalas cintanya yang tanpa syarat. Eris itu anjing yang istimewa, giginya gingsul dan tubuhnya kecil. Awalnya karena masih berusia 9 bulan gue nggak begitu memperhatikannya, tapi seiring waktu berlalu gue sadar bahwa ukuran badan Eris nggak berubah. Dokter berkata bahwa dia mengalami gangguan penyerapan yang membuat tubuhnya selalu kecil. Bahkan di usianya yang sudah 4 tahun Eris sering disangka anak anjing oleh orang-orang yang pertama kali melihatnya. Awalnya gue sedikit sedih karena dokter berkata lemak di tubuh Eris kurang untuk membuatnya aman mempunyai bayi. Tapi lalu gue mengingat apa yang Eris berikan pada gue. Memilikinya sudah lebih dari cukup, dan anjing yang sehat dan gembira adalah semua yang ingin gue lihat. Bukan anjing yang bertubuh besar atau yang mempunyai bayi. Hanya Eris.


Gue benar-benar menganggap Eris teman yang baik. Dia adalah bagian dari gue dan keluarga, jadi gue heran kenapa ada orang-orang yang memperlakukan anjing dengan semena-mena. Anak anjing memang lucu, tapi itu bukan alasan untuk meninggalkan mereka ketika tumbuh dewasa, menjadikannya anjing liar dan mungkin saja terluka. Memelihara anjing memerlukan komitmen dan gue sedih jika ada yang memelihara mereka hanya dengan alasan "karena mereka lucu" lalu membuangnya begitu saja ketika bosan. Anjing juga makhluk hidup dan tentu saja punya perasaan seperti kita. Iya, memang ---sekali lagi--- gue nggak pernah memanusiakan anjing, tapi jika nggak siap untuk berkomitmen lebih baik jangan putuskan untuk memilikinya. Jika nggak bisa merawatnya dengan baik seenggaknya jangan menyakiti binatang (bukan hanya anjing). Gue sama sekali nggak mendukung anjing yang dipelihara hanya untuk diadu (well, ya ini mengerikan, tapi gue pernah melihatnya sendiri) atau diambil tenaganya saja seperti misalnya menjaga rumah tapi hanya diikat seharian. Anjing adalah binatang yang aktif, mereka butuh aktivitas fisik dan mengikatnya hanya membuat mereka stress dan agresif. Gue heran kenapa pemiliknya nggak mau meluangkan waktu sebentar saja untuk mengajak anjingnya bermain atau berjalan-jalan setelah jasa besar telah mereka berikan. Bukankah rasa aman yang didapatkan jauh lebih berharga daripada apa yang harus pemiliknya lakukan untuk anjingnya?

Gue berusaha melakukan yang terbaik untuk Eris. Merawatnya semampu gue dan membuat sepanjang hidupnya penuh arti. Eris mungkin nggak bisa menjaga rumah, memenangkan dog show atau memberikan gue bayi-bayi yang mungil. Tapi gue menyukai Eris just the way she is seperti dia yang menyukai gue apa adanya. 
Kemarin Eris baru saja grooming sekaligus terapi untuk menghilangkan caplaknya di rumah. Hasilnya memuaskan, satu kali terapi lagi di bulan depan sudah bisa membuatnya benar-benar bersih. Tapi tadi gue putuskan untuk memeriksanya sendiri agar lebih yakin. Eris nampaknya mengerti bahwa hari gue sedang berjalan nggak begitu baik, badan gue sakit dan perut gue terasa mual. Eris menurut dan tetap terdiam berdiri di tempat yang sama, meski gue nggak mengikatnya sementara tangan gue sibuk memeriksa di sela-sela bulunya. Lalu bel berbunyi. Gue langsung bergegas memeriksa siapa yang datang dan meninggalkan Eris dengan sisir dan kotak peralatan yang tergeletak di lantai. Gue pikir, pastilah Eris akan mengacak-acaknya. Tapi ketika gue kembali beberapa menit kemudian, gue terkejut dengan apa yang gue lihat. Gue mulai tertawa geli dan nggak bisa berhenti bilang, "good girl". Karena Eris masih diam di tempat yang sama seperti ketika gue meninggalkannya. Bedanya, posisinya kini menghadap ke pintu seperti menunggu gue datang! Hahaha, ternyata memang betul ya, teman yang baik selalu bisa mencerahkan hari tersuram sekalipun! Woof you Eris girl! :D


blessed girl,

Indi


nb: Novel ke tiga gue berjudul "Guruku Berbulu dan Berekor" berisi tentang kumpulan kisah-kisah manusia dengan binatang peliharaannya. Royalti dari novel ini digunakan untuk membantu binatang-binatang terlantar. Salah satunya disumbangkan ke ARAC (Animal Rescue and Adoption Center) atau AdopsiAnjing.com. Jika teman-teman ingin ikut membantu, silakan beli novel tersebut di Gramedia, Togamas atau melalui Starbooks (SMS/call/WA: 088801889305 atau BBM: 31452D96). Terima kasih :)


Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 19 Oktober 2012

Eris's Little tricks :)



Eris: "Kita mau ngapain?". Gue: "Gimana kalau buat video?" :)

Tadi siang menjelang sore, sepulang bekerja gue langsung main sama Eris di garasi. Mumpung cuaca sedang cerah, gue minta Bapak untuk merekam kami. Eris menunjukan trik-trik kecilnya di depan kamera. Well, pasti banyak anjing lain yang juga bisa seperti ini, atau malah lebih hebat. Tapi gue tetap bangga dengan anjing kecil yang selalu membawa kebahagiaan ini. Woof you, Eris :) Enjoy the video, guys! :D


Minggu, 03 Juni 2012

Happy Birthday, Our Forever Puppy :)


Welcome, weekend! Welcome, June!
So, how-dy do my reader friends? Semoga semua baik dan happy, ya :D
Di Bulan Juni ini banyak sekali keluarga dan teman gue yang berulang tahun. Hmm, sebenarnya, bukan cuma mereka saja, sih, tapi termasuk gue! Hihihi... Ulang tahun gue jatuh di tanggal 8 nanti, dan gue sudah nggak sabar untuk mewujudkan pesta ulang tahun impian gue :)
Tapi sebelum ulang tahun gue tiba, bulan Mei ditutup dengan ulang tahun salah satu anggota keluarga gue, lho. Tepatnya anjing kesayangan keluarga gue, Eris. Di tanggal 22 Mei lalu, Eris merayakan ulang tahunnya yang ke 3. Wah, waktu rasanya cepat sekali berlalu dan gue masih belum belum sepenuhnya 'sadar' kalau ia bukan lagi puppy, tapi anjing dewasa, hihihi.


my clumsy little girl :)

Gue masih ingat di bulan Februari, waktu Eris masih berusia 9 bulan, ia diserahkan pemiliknya kepada keluarga gue. Iya, diserahkan, secara cuma-cuma. Kisah bagaimana Eris bisa menjadi anggota keluarga kami, menurut gue itu adalah kisah yang sangat ajaib...
Beberapa bulan sebelum kehadiran Eris seluruh keluarga sedang berduka karena kepergian Veggie, anjing golden retriever cerdas yang sudah tinggal bersama kami selama 6 tahun lebih. Waktu itu kami, terlebih gue sama sekali nggak berniat untuk menambah anggota keluarga baru lagi karena takut 'menggantikan' posisi Veggie yang sangat istimewa. Lalu ada seseorang yang menawarkan anjingnya untuk gue adopsi, katanya memelihara anjing itu adalah obat dari kesedihan gue dan keluarga. Awalnya gue ragu, tapi setelah berpikir beberapa hari rasanya ada benarnya juga. Gue nggak boleh berlarut-larut sedih dan menyisakan hati gue untuk anggota keluarga baru.

Akhirnya gue dan Ibu menjemput Eris. Seperti sudah tahu bahwa ia akan diadopsi, Eris langsung berlari ke arah gue dan menjilati pipi gue sampai basah. Ternyata benar, kesedihan gue langsung berkurang berkat sambutan hangat Eris. Dengan perasaan sangat gembira kami membawa Eris pulang ke rumah barunya, ke rumah keluarga gue. Dan tahukah apa yang ajaib? Eris tadinya akan dibeli oleh seseorang seharga 4 juta rupiah, tapi mantan pemiliknya malah memilih menyerahkannya kepada gue dengan cuma-cuma karena ia percaya gue lebih membutuhkan cinta Eris daripada siapapun!...



Eris sangat berbeda dengan Veggie. Veggie badannya besar, berbulu cerah-halus, cerdas dan senang bermain. Sedangkan Eris badannya kecil, berbulu acak-acakan-gelap, sulit mengerti perintah dan pemerhati sejati, nggak terlalu suka bermain. Jujur saja, awalnya gue agak sulit beradaptasi dengan Eris. Toilet training-nya berjalan sangat lambat dan ia juga terlalu ramah bahkan untuk ukuran seekor golden retriever! Eris hampir nggak pernah barking, bahkan terhadap orang asing. Ia bisa mengampiri siapa saja lalu minta dielus dan nggak peduli kalau ada orang masuk ke dalam rumah. Pokoknya Eris itu sangat polos, nggak pernah curiga. Dulu, Veggie cepat sekali mengerti jika diajarkan untuk melakukan trik dan aturan-aturan sederhana, sedangkan Eris, toilet trainingnya saja baru sukses di usia 1 tahun! Hehehe...

Lama kelamaan gue dan keluarga bisa bedaptasi dengan Eris. Kami memulai semuanya dari nol dan mengesampingkan pengetahuan kami tentang anjing. Gue dan keluarga memang cukup berpengalaman dalam memelihara anjing, makanya kami sudah hapal berapa lama waktu yang dibutuhkan anjing untuk belajar. Dan standar waktu kebanyakan anjing nggak berlaku untuk Eris, ia belajar dengan lambat, ia istimewa :)
Gue selalu berusaha untuk sabar pada Eris karena hasilnya selalu sepadan dengan yang gue dapat darinya. Banyak pengalaman lucu bersamanya yang kebanyakan nggak Eris sengaja. Misalnya saja Eris sedang diajari main lempar-tangkap, ia ternyata nggak mengerti harus bagaimana. Jadi ia membawa bolanya sampai jauh dan menaruhnya sangat jauh dari gue, bukannya dikembalikan lagi, hihihi. Atau waktu gue ajari untuk membuka pinta kandang sendiri. Gue memancingnya dengan mangkuk minuman di dalamnya, tapi bukannya berusaha Eris malah meminum air dari ember pel! Hahahaha. She's so clumsy!



sweet treat for the whole family :)


Kado untuk Eris! :)

Dan di ulang tahunnya yang ke 3 gue memberikan sedikit pesta kecil untuk Eris. Gue membeli kue tart untuknya dan kue-kue kecil untuk seisi rumah. Nggak lupa satu kaleng dog food kesukaannya yang sudah gue hias dengan pita sebagai kado. Eris mungkin nggak mengerti dengan apa yang gue lalukan untuknya, tapi ini juga sebagai pengingat keluarga kami bahwa Eris sudah 3 tahun bersama kami, dan kami banyak belajar darinya. Karena Eris gue belajar untuk bersabar dan untuk santai sedikit jika nggak bisa melakukan sesuatu. Tunggu saja, dan berusaha, nanti juga bisa. Seperti Eris :) Dan Eris juga mengajarkan keluarga kami untuk membuka hati dan menerimanya sebagai keluarga baru. Bukan untuk pengganti Veggie, tapi menjadi bagian keluarga bersama dengan Veggie, seperti seekor adik kecil. Jika kami mempunyai cinta yang sangat banyak untuk Veggie, kami nggak perlu menaruhnya dan membiarkannya terpendam. Tapi kami bisa memberikannya kepada Eris, seperti ia mencintai keluarga kami meski harus berpisah dari keluarga lamanya :)



So, happy birthday our forever puppy, Eris. We're really happy and glad to have you! *kisses*


I woof you, Eris,

Indi
______________________________________________
Contact Me? HERE and HERE. My Shop? HERE. Sponsorship? HERE.

Kamis, 17 November 2011

Charity Project for Our Furry Tailed Friends :)

Eris, hari pertama diadopsi. Usia 9 bulan :)


Howdy-do, bloggies?? Disini cuaca panas sekali, sampai-sampai sudah sesore ini langit masih saja terang. Mirip di Arab, ya? Atau seenggaknya begitu lah yang aku tahu dari lagu soundtrack film Aladdin, hehehe (*singing* “Malam di Arab seperti siangnya, panas menyengat setiap saat, memang aneh benar" *singing*). Tapi meski begitu semoga saja kita semua selalu diberi kesehatan dan mood yang ceria setiap hari, ya :D Amen...

Seperti yang pernah aku ceritakan di beberapa post sebelumnya, aku sekarang sedang di tengah mengerjakan naskah novel ke 3. Rencananya royalti dari penjualan buku ini akan disumbangkan ke yayasan-yayasan fauna dan binatang-binatang yang membutuhkan (homeless, korban abuse, dll). Naskahnya, sih, sudah hampir selesai dan siap dikirimkan ke publisher (Homerian Pustaka). Tapi aku pikir kalau teman-teman mau menyumbangkan karyanya, kenapa nggak? Kan bukunya nanti bisa lebih tebal dan semakin banyak nominal yang bisa dihasilkan untuk disumbangkan :)

Jadi sekarang aku mau mengajak teman-teman untuk partisipasi, nih. Caranya mudah saja:
Buatlah karya yang berisi pengalaman kalian dengan binatang (boleh pets, atau binatang yang pernah ditemui). Pengalamannya boleh lucu, senang, sedih, sebal atau malah gabungan semuanya (hehe) asalkan menginspirasi dan sangat berkesan untuk kalian. Bentuk karya ada beberapa pilihan (pilih saja salah satu), yaitu:


1. Cerita, maksimal 5 halaman word. Diketik rapi dan jelas (jenis huruf, dll, bebas).
2. Puisi.
3. Quote atau kata mutiara.
4. Gambar/lukisan/comic strip (yang dikirimkan hanya hasil scan'nya saja).
5. Foto (kualitas gambar usahakan baik dan nggak buram).

Pastikan mencantumkan nama, judul karya, usia dan lokasi ketika mengirimkan karya.
Karya dikirim ke email namaku_indikecil@yahoo.com
Paling lambat diterima akhir bulan November 2011.


Untuk yang kurang yakin dalam merangkai kata nggak usah khawatir, ceritakan saja sebisanya, yang penting maksudnya tersampaikan. Untuk gambar, foto dan lainnya pun sama, jangan memikirkan bagus nggak'nya, langsung saja kirimkan :) Dan setelah bukunya terbit, tentang charity akan diupdate terus di blog ini. Untuk mengikuti perkembangannya silakan follow blog ini atau cukup kunjungi saja sering-sering, hehehe.

Semoga langkah kecil ini bisa membantu sahabat-sahabat berbulu dan berekor kita untuk hidup lebih baik (amen). Aku tunggu karya kalian, ya... dan selamat menikmati sore di Arab, hihihi :)


salam,
INDI




Mengenang Veggie si smiling dog, 5/6/03-8/11-09.

Rabu, 21 September 2011

Curious Incident of the Dog in the Night Time


Eris bermain dengan Ny. Kelinci :)


Tengah malam, sudah hampir subuh. Aku sebetulnya sudah piyamaan sejak sore, niat istirahat juga sudah sejak jam 11 malam tadi. Tapi karena suatu hal aku jadi masih terjaga sampai selarut ini.
Ah, aku jadi ingat kejadian beberapa waktu lalu. Waktu itu kira-kira jam 2 pagi di bulan Agustus lalu, orangtua dan adikku sudah tidur. Situasinya mirip seperti sekarang, tinggal aku yang terjaga dan lagi asyik di depan komputer mengerjakan buku ketiga---rasanya begitu kalau aku nggak salah ingat---. Tiba-tiba aku dengar Eris, anjing keluargaku yang berumur 2 tahun menangis. Awalnya nggak aku nggak hiraukan karena Eris memang manja dan suka menangis untuk cari perhatian. Tapi semakin lama tangisannya semakin berbeda, seperti kesakitan dan takut. Khawatir terjadi sesuatu aku langsung keluar kamar, terburu-buru, bahkan lupa memakai sandal meskipun cuaca sangat dingin. Aku membuka pintu garasi dan... Eris ada di sana, baik-baik saja, berdiri tegak seperti beruang dengan kaki depan 'berpegangan' ke lemari sepatu. Tangisannya berhenti tapi nafasnya cepat sekali. Waktu aku coba untuk memeluknya ia malah menghindar dan 'menuntun' ku ke pintu garasi.

Mulanya aku nggak mengerti, tapi setelah mencoba mengintip lewat celah garasi dan membiarkan seluruh suara malam masuk ke dalam telinga, samar-samar aku mendengar suara tangisan anjing. Pelan dan lirih. Jelas sekali bukan Eris karena ia sudah duduk patuh di sampingku dengan telinga yang tegak---posisi telinga waspada---.
Aku nggak tahu itu anjing siapa, bisa saja liar atau milik seseorang. Tapi yang pasti ia butuh bantuan...


OOTD: Headband by BIP, Dress by Toko Kecil Indi, Shoes by Fillmore.




Dengan kaki yang masih telanjang aku mencari-cari kunci garasi. Eris berlari ke sana-ke mari dengan ekor yang terus berkibas. Mungkin ia senang karena 'tangisan minta tolongnya' didengar dan aku akan memberikan bantuan. Tapi aku bahkan nggak tahu apa yang terjadi dengan anjing itu. Aku cuma berharap semoga situasinya nggak terlalu parah.
Akhirnya aku menemukan serangkaian kunci di atas meja kopi. Mencobanya satu persatu dan... terbuka!

Di sebrang rumah aku melihat situasi yang sangat memilukan. Aku mengenalnya. Eris apalagi... Anjing itu sering disapa "Si Kaos Kaki" karena bulu kakinya yang belang dua. Kepalanya terjepit pagar besi. Lehernya terkoyak karena ia terus berusaha meloloskan diri. Kakinya hanya sedikit menapak pada tanah. Aku hampir nggak percaya bahwa anjing yang sedang sekarat ini adalah si Kaos Kaki ---andai aku nggak melihat kakinya---. Aku panik, sangat sangat panik. Sepertinya orang-orang sekitar sudah terlelap semua, bukan cuma keluargaku. Aku tahu nggak akan bisa menyelamatkan anjing ini sendirian. Aku butuh bantuan, at least untuk membangunkan pemiliknya karena jarak rumahnya dengan pagar depan (tempat si Kaos Kaki terjepit) cukup jauh.

Aku masuk kembali ke dalam rumah, membangunkan Ibu dan Bapak. Butuh waktu sekitar 3 menit untuk menjelaskan situasinya dan membuat mereka percaya kalau ini gawat darurat. Aku memakai sandal dan sweater sementara orang tuague ke tempat si Kaos Kaki. Aneh, udara dingin justru baru terasa waktu aku mamakai sweater. Padahal tadinya aku cuma memakai atasan piyama dan celana pendek, mungkin karena aku panik, entahlah.
Waktu aku ke luar rumah Ibu dan Bapak sedang berdiri di dekat si Kaos Kaki, nggak melakukan apa-apa, cuma diam. Mereka bilang mereka nggak bisa melakukan apapun, salah gerakan sedikit saja bisa membuat si Kaos Kaki terluka lebih parah. Atau malah si Kaos Kaki  bisa menggigit ketika berhasil lepas. Ah, iya betul juga... si Kaos Kaki ini memang terkenal "jagoan" di lingkungan ini. Itulah kenapa Eris ---dan beberapa betina lain--- selalu berlomba menarik perhatiannya...

Aku mencoba mencari bantuan lain. Di samping rumah pemilik si Kaos Kaki terdapat warung nasi. Setiap tengah malam penghuninya selalu memasak untuk mempersiapkan sahur. Aku memanggil "Mang Ujang" yang biasanya lebih dulu terjaga. Nggak ada jawaban. Aku terus memanggil nama-nama random yang aku ingat tapi tetap nggak ada jawaban, at least untukku karena sepertinya ada yang mendengar tapi malah tertawa-tawa karena menyangka permintaan tolongku cuma sebuah lelucon. Ibu bilang lebih baik aku menyerah dan berdoa semoga si Kaos Kaki bertahan sampai nanti pagi, sampai waktu pemiliknya berangkat kerja. Tapi aku nggak mau. Aku sudah terlanjur melihat si Kaos Kaki di sini, terjepit dan kesulitan bernafas. Aku akan merasa sangat bersalah kalau aku nggak bisa membantunya, atau seenggaknya ada di sampingnya sampai pagi meski ia mungkin nggak bertahan...


Puja, Eris and Me :)


Aku masuk ke dalam rumah, mengambil sarung tangan karet milik Ibu dan kembali ke tempat si Kaos Kaki. Aku berjongkok di sampingnya, berusaha membebaskan kepala kecilnya dari pagar. Tapi ia malah menangis semakin lirih. Suaranya betul-betul membuat hatiku hancur, karena usahaku untuk membebaskannya ternyata malah menyakitinya. Aku putuskan untuk duduk di sampingnya dan membelainya sambil terus bilang, "Sebentar lagi pagi, pasti kamu nggak apa-apa". Aku hampir menangis melihat lidahnya terkulai dari rahangnya, mengeluarkan liur terus-menerus sementara lehernya semakin terkoyak...

Lalu Bapak mendengar suara keajaiban, katanya ia mendengar suara dari arah garasi sewa Om Miming. Jarak rumah ke pintu pagar sangat jauh, halaman rumah Om Miming itu sangat luas, gue agak sangsi waktu Bapak bilang Om Miming mungkin saja terbangun. Tapi ternyata Bapak betul! Ia keluar dari rumahnya dan bertanya apa yang terjadi pada kami. Bapak langsung menjelaskan situasinya dan nggak lama kemudian anggota "Tim Penyelamat si Kaos Kaki" bertambah. Aku langsung merasa ada harapan baru waktu Om Miming bawa tongkat besi dari rumahnya, katanya pagarnya mungkin bisa diangkat sedikit supaya bisa memberi celah untuk membebaskan si Kaos Kaki. Bapak dan Om Miming berusaha membuat celah, tapi sebentar kemudian mereka behenti. Si Kaos Kaki semakin kesakitan dan Bapak memutuskan untuk membuka paksa pagar alih-alih membuat celah.

Bapak dan Om Miming berhasil masuk ke halaman rumah pemilik si Kaos Kaki. Aku nggak tahu siapa namanya karena kami jarang bertemu. Kalaupun sore-sore berpapasan aku hanya menyapa dengan panggilan "Om".
Ternyata di rumah Om nggak ada bel'nya. Bapak dan Om Miming terpaksa mengetuk jendela dan berteriak memanggilnya. Rasanya lama sekali sampai Om membuka pintu. Bapak langsung menjelaskan bahwa anjingnya terjepit di pagar. Om langsung menghampiri si Kaos Kaki yang luar biasanya mendadak sadar setelah sebelumnya cuma bisa terkulai lemas dan menangis. Ekornya bergoyang cepat dan tangisannya berhenti. Ketika Om berusaha membebaskan si Kaos Kaki, ia sudah lebih tenang. Ia hanya merintih setiap kali Om menggeser kepalanya ke arah yang salah. Gue berdoa, berdoa, berdoa, berdoa dan terus berdoa... berharap si Kaos Kaki bisa bebas.

"Krak", aku mendengar suara patahan. Sekitar 5 detik aku menahan nafas dan baru bisa lega waktu tahu itu bukan suara leher si Kaos Kaki. Itu ternyata suara pagar yang dibengkokan paksa dan patahannya mengenai engsel. Bagaikan mimpi, si Kaos Kaki terbebas dan berdiri tertatih-tatih. Kaki depannya pincang dan lehernya koyak. Seluruh wajahnya basah oleh liur bercampur darah. Tapi ajaibnya ia ceria. Ekornya terus bergoyang dan dengan patuh mengikuti perintah Om untuk masuk ke dalam rumah. Ia nggak berusaha menyerang siapapun, bahkan nggak menggonggong.
Om mengucapkan terima kasih pada kami dan menyusul si Kaos Kaki. Begitu juga aku, orangtua dan Om Miming kembali masuk ke rumah masing-masing.
Badanku letih dan sedikit mengantuk, tapi aku lega si Kaos Kaki terselamatkan. Di garasi Eris sudah menyambut. Ekornya bergoyang cepat dan langsung menjilati lututku begitu aku mendekat. Sepertinya ia berterima kasih karena anjing jantan yang sangat dipujanya telah selamat.



Beberapa hari kemudian keadaan si Kaos Kaki membaik. Ia mulai menggoda Eris ---dan beberapa betina lain tentu saja--- dan membuat mereka salah tingkah. Sepertinya bekas luka di lehernya justru membuat para betina menganggapnya semakin keren, hehe.
Insiden anjing di tengah malam (sama dengan judul buku kesukaanku, actually, lol) itu membuat kami menjadi semakin waspada. Om sekarang memastikan si Kaos Kaki nggak kabur di waktu malam, dan aku selalu memastikan nggak ada celah di pagar rumah. Aku nggak ingin insiden serupa menimpa Eris atau binatang-binatang lain yang nggak sengaja mampir ke pagar rumahku.

Memang disayangkan harus ada korban dulu sebelum kami (iya, termasuk aku) sadar bahwa seharusnya setiap orang bertanggung jawab terhadap binatang peliharaan dan rumahnya sendiri. Sebaiknya pastikan nggak ada celah yang berbahaya, tanaman beracun atau benda mengancam lainnya sebelum memelihara binatang, terutama jika binatang itu nggak dipelihara di dalam kandang. Begitu juga meski kita nggak memelihara binatang, nggak ada salahnya menutup celak-celah di pagar atau tembok yang sekiranya berbahaya. Mereka, binatang ---terutama kucing, anjing atau kelinci--- meskipun liar tetap saja memiliki hak untuk hidup. Just remember, they're only have instincts, kitalah yang memiliki akal. Si Kaos Kaki bahkan nggak (bisa) menuntut tuannya, padahal secara nggak langsung ia sudah dicelakakan.  Tugas kitalah untuk melindungi mereka. Kita nggak mau membunuh makhluk hidup untuk kesia-siaan, kan? :)



    Lotta smile,

 
Indi (and Eris, "Woof!")




ps: Jika ada teman-teman blogger yang suka menulis, menyayangi binatang dan berminat untuk membantu project novel ketigaku, silakan kirim email ke namaku_indikecil@yahoo.com atau twit aku  DI SINI
Juga jangan lupa saksikan aku di program Warna episode Jumat, 23 September jam 10.45 pagi di Trans 7. Have a nice day! :D