Tampilkan postingan dengan label Award. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Award. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Desember 2013

Semarang, Bagian Kedua: Bercerita tentang Mika di Charity Event "The Long Journey" :)


Howdy! Apa kabar teman-teman? Semoga semuanya baik-baik saja, ya ;)
Gue sekarang mau lanjutkan cerita yang sebelumnya, nih (klik di sini untuk membaca). Jadi setelah perjalanan 13 jam yang super seru itu akhirnya gue tidur dengan nyenyak di kamar hotel Rinjani. Mungkin karena tidurnya tepat 8 jam, pagi-pagi gue terbangun dengan segar, cerah, ceria dan bugar, hahaha. Pokoknya I'm really blessed that day, karena biasanya gue bukan morning person :p 
Setelah berganti piyama dengan dress hasil desain sendiri dan sarapan bersama Bapak, kami dijemput untuk menghadiri charity event "The Long Journey". *crossed fingers*

"The Long Journey" ROAR+ (Red Ribbon Alert Plus) adalah project sosial yang diadakan oleh AIESEC Universitas Diponegoro yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya HIV/AIDS dan isu kanker, sesuai dengan tagline "Stop the Diseases Start the Action". Meskipun temanya serius, tapi konsepnya sangat ringan dan fun, karena media yang digunakan untuk mengenal HIV/AIDS adalah sebuah film! Yup, gue bangga sekali mereka menggunakan film Mika yang diinspirasi oleh novel "Waktu Aku sama Mika", yang juga diambil dari perjalanan hidup gue dan almarhum Mika :) Penghasilan dari event ini juga akan digunakan untuk membantu pasien kanker di Semarang. Benar-benar keren, kan? :)

Begitu tiba di E Plaza berfoto dengan Dinda dan Enggar :)
Sebelum masuk ke teater.
(almost) the whole team! :)

Acara dimulai dengan nonton bareng film Mika di bioskop E-Plaza. Meskipun gue sudah menonton film ini belasan kali, tapi tetap masih ada perasaan deg-degan. Pertama, rasanya selalu aneh setiap kali melihat hidup gue diperankan dengan orang lain. Ke dua, meski lihat ribuan kali pun gue nggak pernah siap dengan kepergian Mika. Dan ke tiga... kali ini gue duduk di sebelah Bapak, hahaha :'p
Gue sempat bertanya-tanya dalam hati, apakah mereka menyukai filmnya atau nggak. Soalnya waktu film mulai diputar teater terasa begitu sunyi, nggak ada seorang pun yang bersuara. Sampai di adegan 'menari' gue baru dengar beberapa orang tertawa diikuti yang lainnya sampai seluruh teater. Oooh... ternyata penontonnya malu-malu, hehehe. Begitu sampai adegan mengharukan teater kembali sepi, lalu terdengar isak tangis dan komentar-komentar penonton. Gue yang bersusah payah menahan tangis dengan menutup mata akhirnya ikut menangis, karena meskipun nggak melihat tapi jadi teringat kembali adegan-adegannya. Atau lebih tepatnya flasback apa yang pernah gue lalui waktu bersama Mika :')

Waktu lampu teater menyala gue langsung mengelap air mata dengan tisu. Tapi ternyata bukan cuma gue saja yang terlihat dengan mata sembab. Gue lega ternyata penonton bisa masuk ke dalam kisah gue dan Mika meskipun hanya lewat filmnya. Mereka bahkan seolah masuk ke dalam kisah cinta kami. Ada beberapa komentar yang terlontar waktu adegan Mika ditolak oleh dokter gigi. "Kok jahat sih dokternya?" "Wah, melanggar hak asasi manusia, tuh," dan lain sebagainya yang bikin gue tersenyum haru :)

Setelah selesai nonton semuanya turun ke lounge untuk makan siang sambil dihibur oleh Paduan Suara UNDIP. Mereka keren, lho. Menghibur dan bikin kangen sama paduan suara gue dulu, hehehe. Sambil makan siang gue berkenalan dengan Om Dodok dari Cancer Information dan Support Center dan Om. Jonathan dari Rumah Damai. Dari mereka gue mendapat banyak cerita yang inspiratif. Istri Om Dodok adalah seorang cancer survivor, sempat ragu untuk berkeluarga tapi akhirnya sekarang dikaruniai 3 orang anak yang lucu-lucu dan sehat-sehat. Sekarang mereka aktif memberikan penyuluhan mengenai kanker, agar msyarakat menjadi semakin care dengan kesehatan pribadi. Juga ada cerita dari Om Jonathan yang sempat drop tapi akhirnya bangkit karena meski statusnya sebagai ODHA, ternyata ia tetap bisa memberikan semangat pada orang lain. Salut! Oh, iya ngomong-ngomong Om Jonathan ini lucu, lho. Tiba-tiba ia duduk di sebelah gue dan tanpa basa-basi langsung minta Om Dodok mengambil foto kami, hahaha. Gue sampai kaget. Katanya ia punya DVD fim Mika, dan tadi waktu di teater adalah kali ke sekian ia menontonnya. Bapak juga ikut mengobrol bersama kami. Karena Om Dodok juga punya 2 orang putri, jadi ia banyak bertanya pada Bapak soal tips parenting. Ada pertanyaan yang menarik dari Om Dodok tentang bagaimana pendapat Bapak mengenai hubungan gue dengan Mika dulu. Surprise, Bapak menjawab begini, "Anak jangan terlalu banyak dilarang, biar saja kalau ia mau mengenal siapapun."
Ah, that's my Daddy! :*

Paduan Suara UNDIP.

Karena keasyikan ngobrol hampir saja gue nggak sadar kalau sudah dipanggil untuk naik ke atas panggung, hehehe. Ini adalah sesi sharing, gue bercerita mengenai masa pacaran dengan Mika sewaktu masa SMA. Tentang bagaimana kami berburu kaset rock and roll bekas, tentang cerita-cerita Mika yang konyol, tentang pengalaman pertama gue diajak naik angkot untuk pertama kali (hehe) dan masih banyak lainnya. Well, ya masa-masa pacaran gue memang nggak jauh berbeda dengan remaja lainnya meskipun Mika adalah ODHA. Waktu itu gue juga sama sekali belum tahu apa itu HIV/AIDS. Gue hanya tahu kalau itu adalah penyakit, sama seperti pilek, sakit kepala atau batuk.



Setelah Mika meninggal gue menjadi relawan di Yayasan AIDS Indonesia. Di sana gue banyak belajar tentang HIV/AIDS. Dan apakah anggapan gue tentang penyakit itu jadi berubah? Nope! Nggak. Ternyata selama ini gue memang benar. HIV sama saja seperti pilek. Kita bisa kena pilek karena kebanyakan makan es krim, tapi bisa juga karena tertular dari orang lain. Jadi nggak ada alasan untuk menjauhi orang-orang seperti Mika. Dulu gue sempat dijauhi teman-teman karena berpacaran dengan Mika. Bahkan ada gosip yang bilang bahwa gue juga ketularan oleh Mika. Padahal HIV nggak semudah itu menular.

Semakin lama gue jadi semakin mengerti. Stigma itu munculnya dari prasangka, dan itu hampir selalu terjadi di kehidupan kita sehari-hari, bahkan dimulai dari hal kecil. Contohnya seperti yang gue tadi sebutkan, waktu ada orang kena pilek kadang langsung di judge habis kebanyakan makan es krim. Padahal yang diinginkan orang sakit ya hanya sesimpel ucapan "get well soon", bukan malah dicerca dengan macam-macam pertanyaan dan prasangka. Gue sendiri pernah mengalaminya. Waktu kuliah ada seorang dosen yang berkata bahwa gue pasti scoliosis karena kebanyakan bawa beban terlalu berat. Dan baru-baru ini gue sering sekali dinasehati buat nggak makan junk food karena baru kena tumor payudara. Ya, mungkin mereka bermaksud care, tapi care bukan berarti harus judging, kan? Gue sering mendapat email yang berisi seperti ini,
"Hai Indi, Mika dulu pakai narkoba ya makanya kena AIDS?"
Wow, that's really uncool and rude! :(

Gue nggak bertanya pada Mika kenapa ia bisa terkena AIDS. Buat gue itu nggak penting karena yang gue lihat Mika orang baik dan selalu positif ketika bersama gue. Gue belajar banyak hal darinya, terutama tentang menjadi diri sendiri. Mika berkata bahwa yang terbaik itu mengikuti kata hati, bukan kata orang lain. Dan gue terus begitu sampai sekarang selama nggak melanggar norma-norma dan menyakiti orang lain. Gue juga masih berhubungan baik dengan teman-teman Mika, dan sedikit banyak gue jadi mendengar tentang masa lalunya. Tapi itu sama sekali nggak mempengaruhi penilaian gue tentang Mika, karena jika ada hal buruk... the past is the past, just forget it and move on. Setiap orang punya hak untuk untuk dinilai dengan apa yang dilakukannya hari ini :)

Waktu sesi sharing gue sedikit berapi-api karena tiba-tiba teringat apa yang sudah Mika lalui dan masih terbawa suasana di teater. Little bit teary, tapi dengan Puput sebagai MC yang berkarakter kocak gue jadi nggak pernah lupa untuk tersenyum, hehehe. Gue juga mendapat beberapa pertanyaan dari audience. Ada yang bertanya tentang apa yang harus dilakukan jika hidup serumah dengan ODHA. Menurut gue yang paling tepat adalah memperlakukan ia seperti anggota keluarga yang lain. Sederhana, tapi itu adalah perasaan yang paling nyaman sedunia. Gue bukan ODHA tapi sejak kecil gue terkena scoliosis. Harus pakai brace 23 jam per hari, terapi ini-itu dan nggak boleh ini-itu. Waktu gue dibedakan dengan saudara-saudara yang lain rasanya bikin gue sedih, tapi jika orang-orang berlaku seolah brace gue itu invisible, gue merasa nyaman dan dihargai. Dan gue yakin itu berlaku untuk semua orang, termasuk ODHA :)

Sesi sharing dan tanya jawab berlangsung dengan lancar tapi tetap fun. Dari percakapan antara gue dan audience rasanya apa yang menjadi poin gue sudah cukup tersampaikan :) Gue lega karena semuanya begitu antusias dan mengaku nggak lagi takut dengan HIV/AIDS. 
Sesi gue ditutup dengan penyerahan penghargaan oleh Jefry selaku Organizing Committee President ROAR +. Setelah itu diikuti oleh Om Dodok dan Om Jonathan yang juga diberikan penghargaan. Gue langsung pamit untuk kembali ke hotel karena nanti malam akan langsung pulang ke Bandung. Tapi ternyata gue sudah ditunggu dengan teman-teman yang ingin mengajak foto bersama! :)





***

and the award goes to...
Om Dodok dari Cancer Information and Support Center.
Om Jonathan dari Rumah Damai.
Salah satu penerima penghargaan juga, yang ---silly me--- nggak sempat berkenalan padahal duduk berdekatan :p

Terharu sekali karena banyak dari mereka yang membawa novel-novel gue untuk ditandatangani. Bahkan ada yang jauh-jauh datang dari kota Pati dan sengaja menyempatkan ke E-Plaza Semarang untuk bertemu gue. Juga ada surprise, beberapa scolioser dari MSI (Masyarakat Skoliosis Indonesia) juga ikut datang! Wah, kehadiran mereka sampai-sampai bikin gue hampir lupa kembali ke hotel, karena di sela foto-foto kami juga sempat berbincang singkat dan berkenalan :) Bapak lalu mengingatkan bahwa waktu sudah semakin sore. Gue berpamitan dan kembali ke hotel dengan perasaan yang sangat senang. Senang acaranya berjalan dengan lancar, senang mendapat teman-teman baru, dan senang karena bisa berbagi cerita-cerita kebaikan tentang Mika. Thank God :)

Thank God :)
Teman-teman MSI Semarang. Hore! :)
:)

Ketika sampai di hotel handphone gue bunyi, ternyata ada SMS dari Om Jonathan. Isinya seperti ini, "Sharing nya bagus banget, Indi. Thanks for your share, Bless you, Indi." 
Dan itu membuat perasaan senang gue bertambah berkali-kali lipat karena kata-kata itu datang dari seseorang yang pernah mengalami apa yang Mika alami :)
Salut untuk AIESEC UNDIP atas ROAR+ project "The Long Journey" nya yang telah membuat acara positif untuk remaja dengan cara santai dan fun. Gue harap akan ada acara-acara seperti ini lagi selanjutnya agar lebih banyak lagi orang yang care tanpa harus judging! :)

Koran "Wawasan" 18 Desember 2013 :)

sugar-nya Mika,

Indi


baca juga artikel mengenai acara ini di suaramerdeka.com di sini.
______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Contacr person: 081322339469

Senin, 18 Juli 2011

"Inspiration Award" and Show Me Your Room! :D


Waaah, senang rasanya selama 2 bulan ini aku dapat banyak award :D Lebih senang lagi award'nya macam-macam, nggak melulu soal fashion. Seperti kali ini aku dapat "Inspiration award" dari Dina dan Dici (punya Dici desain awardnya sendiri, lho. Cute ya?). Betul-betul nggak nyangka, soalnya aku masih "segini-segini" saja, belum bisa memberikan banyak hal untuk diri sendiri apalagi teman-teman disini (apalagi sama dunia coba. Nah, lho! Lol). Makanya aku bingung, sebelah mana menginspirasinya, ya?... Meski begitu aku ucapkan terima kasih banyak-banyak untuk Dina dan Dici yang berbaik hati memberikan award ini. It means so much to me, girls! Semoga saja award kalian ini "doa" supaya aku bisa berkarya lebih baik lagi ya. Amen...

Nah, berhubung awardnya soalnya menginspirasi (haduh selalu nggak enak setiap mengucapkan --ngetik-- kata ini T__T ), aku mau tunjukin kamarku yang siapa tahu (mudah-mudahan, ya... Hehehe) bisa menginspirasi teman-teman blogger. Aku mungkin nggak punya prestasi yang hebat, tapi rasanya ada yang patut dibanggakan dari aku: I'm a tidy girl! Iya, meski kamarku sempit dan nggak punya perabot bagus, aku selalu mengusahakan supaya rapi dan bersih. Soalnya kamar itu tempatku beristirahat setelah seharian berkegiatan. Bukan itu saja, karena aku masih tinggal sama ortu, kamar itu kadang terasa seperti "rumah kecil" :)

Tempat aku menonton film.


Dua foot warmer favorit untuk di kamar :)


















So, what do you think guys, am I tidy enough? :D Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi kalian untuk beres-beres kamar setiap hari ya, hihihihi.
Oh, iya hampir lupa. Inspiration award ini juga mau aku kasih sama teman-teman yang sudah menginspirasiku, yaitu: Amel, Gaphe, Grace, Fitria. Pajang award'nya di blog masing-masing yaaa. Terserah mau ambil award yang dari Dina atau Dici, hihihi. Dan jangan lupa.... SHOW ME YOUR ROOM, guys! :D



hugskisses,
INDI



Special thanks untuk Dita, thanks sudah kasih "keberanian" untuk ubah "award rules", lol. *kiss-kiss*


Kamis, 10 Februari 2011

Me, Talking about fashion



Waaaah, aku dapat award lagi, nih! Hahahaha, setelah bikin blog di sini, aku baru tahu ternyata di dunia blogging ada yang seperti ini :D

Untuk ketiga kalinya aku dapat award yang sama, yaitu STYLISH BLOGGER award. Seneng, meski agak heran, soalnya aku bukan fashion blogger, lho... Aku cuma blogger yang hobi share cerita pada khalayak ramai (lho? Hihihihi). Postinganku juga isinya jauh banget dari dunia fashion. Seringnya tentang pengalaman sehari-hari aja yang nggak jauh dari hobi menulis aku, anjing kesayanganku, atau malah tentang terapi scoliosisku. Hmm, tunggu sebentar... Apa ini karena hobi mendesain bajuku? Atau... atau... Hush! Sudah, lah. Yang pasti aku sangat berterima kasih sama teman-teman yang berbaik hati memberi aku award. Beneran, ini berarti banget buatku :)
Oya, award kali ini datang dari Rizka (http://www.blogger.com/profile/04110917125826084286). Thanks a bunch ya, dear!





Sebagai penerima award, aku harus mendeskripsikan 8 hal tentang diri sendiri. Nah, karena di dua post sebelumnya sudah pernah (iya, iya... tenang aja, aku juga nggak mau bikin kalian bosan, kok :) ), jadi kali ini aku akan membagi 8 hal tentangku yang berkaitan dengan DUNIA FASHION. Bagaimana? Setuju para pembaca yang budiman? :)
(pernah membaca sapaan ini di suatu tempat, tapi aku lupa dimana, lol).

1. I have a fashionable mom
Yup, nyokap atau yang biasa dipanggil Ibu memang sangat fashionable. Waktu remaja beliau pernah menjadi model untuk produk rokok internasional. Setelah itu karier'nya berlanjut di catwalk dan kemudian berhenti untuk menjadi ibu rumah tangga. Sampai hari ini (dan aku harap selalu, amen), Ibu masih care dengan dunia fashion. Beliau punya butik kecil-kecilan dan semua desain 100% dikerjakan sendiri :) Ain't she's wonderful?




2. When I was a baby, I'm boyish and girly at the same time
Hahaha, ini betulan! Mungkin sudah ada yang tahu kalau waktu lahir rambutku warnanya emas dan tipis sampai hampir terlihat botak. Ini bisa jadi faktor kenapa aku malah mirip kaya bayi laki-laki. Tapi ada satu hal lagi yang lebih meyakinkan kenapa aku terlihat boyish: Ibu sering dandani aku dengan overall atau (minimal) bretel! Hihihihi...Belum lagi rambutku yang maskulin itu ditutupi dengan topi. Modelnya beragam. Dari mulai trucker hat sampai topi pet, hihihi. Uniknya, diwaktu bersamaan aku juga tampil feminim. Ya, nyokap itu memang fashionable. Jadi seleranya sering berubah tergantung mood atau tren. Kadang aku juga didandani ala tuan puteri. Lengkap dengan rok lebar dan pita rambut. Hihihihi...
(tiba-tiba lega sekarang sudah besar, lol).


3. Pernah punya rambut model mohawk
It's kinda embarrassing :S Waktu kelas 2 SMA aku pernah iseng potong rambut berponiku jadi mohawk. Segera setelah itu guru-guruku di sekolah kena "serangan jantung" dan teman-temanku mempertanyakan tentang kewarasanku, hahahaha :') Ortuku sendiri nggak bermasalah karena tahu betul anak kesayangannya ini (yang masih ABG labil, lol) cuma lagi dalam fase mencari jati diri. Aku sendiri cuma betah pakai model ini selama beberapa bulan, karena ternyata mohawk butuh pengguntingan rambut yang sering. Setelah rambutku balik normal, ternyata teman-teman satu kelas nggak begitu saja melupakan peristiwa menggemparkan itu. Buku tahunan sekolahku memasang gambar kartunku dengan MASIH berambut mohawk! *nyesel*


4. I design my own clothes
Ini dimulai sejak terapis scoliosisku bilang kalau aku punya good fashion sense. Dia bilang (namanya dr. Ricard Kane, btw), kalau aku dewasa nanti profesi yang pas untukku adalah menjadi seorang fashion designer. Hehehe, waktu itu aku nggak percaya, soalnya aku lebih tertarik sama dunia menulis daripada dunia fashion. Tapi ternyata, 1 tahun kemudian aku mulai sering kepikiran kata-kata dr. Richard. Coba-coba coret sana-sini, jadilah desain dress pertamaku. Namanya "Sailor Babbitt", Babbitt diambil dari nama Charlie Babbitt di film Rainman. Sejak saat itu aku jadi lebih PD buat pakai baju desain sendiri daripada beli dari toko ;)



"Sailor Babbitt".



5. Fashion critics couple
Seringnya aku dan Ray diam cukup lama di suatu spot mall, berbicang tentang hidup, saling bertukar jokes, berdiskusi dan... mengkritik cara berpakaian para mengunjung mall, hihihihi.
Kami nggak bermaksud kasar. Ini cuma untuk have fun, dan yang kami kritik biasanya yang berpakaian kurang "cocok" aja untuk ke mall. Misalnya terlalu "pesta" atau malah terlalu "kusut". Untuk urusan selera, kami nggak pernah bermasalah. Fashion tiap orang itu "keren" asalkan tahu tempat.


6. Stocking, feety, tight=my fashion statement
Kebiasaan sejak kecil. Mau apa lagi? Hehehehe.




Hahaha, tabrak warna. Iseng, tapi sukaaaa :)




7. The next Diane Keaton and Julie Andrews? LOL.
What do you think, guys? Melihat kesamaan kami bertiga? Hihihihihi, kidding :)
Maksudnya, aku nggak mirip-miripin diri sama mereka, kok. Tapi aku, Diane Keaton dan Julie Andrews sama-sama nggak pernah ubah gaya rambutnya sejak berabad-abad lalu! Aku nggak tahu dengan alasan mereka, tapi aku sendiri bener-bener kebingungan, haircut apa yang cocok dengan wajahku? Malah stylishku di salon sangat-sangat-sangat takut ambil resiko untuk ganti potongan rambutku. Katanya, "Sejauh ini cuma potongan rambut seperti ini yang cocok sama kamu". Hihihihi, pernah sih poniku dibuat nyamping atau dipotong shaggy. Tapi nggak pernah bertahan lama. Terpaksa aku setuju dengan pendapat si stylish salon: Sejauh ini cuma potongan bob klasik berponi yang cocok buatku!



My forever haircut. (Coba-coba nggak senyum, menyesuaikan dengan si boneka porselen, hahaha).



8. Smile!
"Who cares what they're wearing on Main Street or Saville Row. It's what you wear from ear to ear and not from head to toe".
Hihihi, aku selalu tersenyum. Buatku baju yang bagus nggak ada artinya kalau mukaku cemberut :)



Nah, itu dia 8 hal tentang "dunia fashion" ku. Ketauan kan kalau aku bukan memang fashion blogger? Memang :) Tapi aku menyukai fashion dan menikmati fashion (yes, I do read fashion magazine, tapi nggak mengikuti apa yang ada disana. Inspired, maybe. But I HAVE my own style).

Sekarang ada 1 lagi nih tugasku sebagai penerima award, yaitu aku harus kasih award ini ke 8 blogger yang menurutku deserve untuk menerima (waw, suatu kehormatan! Hihi).
Here they are...
1. Lulu (http://supermansnotdead.blogspot.com/): for her red hot rock hair (RIP, Lu, turut berduka cita, lol)
2. Kelly (http://robotickelly.blogspot.com/): for her simple but cute style.
3. Laras (http://larasarum.blogspot.com/): yaiy for her long hair!
4. Dorothy (http://fashionnista-dorothy.blogspot.com/): for her edgy style.
5. Natalie (http://thnatalie.blogspot.com/): your last post is so yummy, hahahaha ;)
6. Tria (http://ladymitroz.blogspot.com/): i love your lipstick!
7. Dita (http://pramuditapuspitatemi.blogspot.com/): getwell soon ya, hunsy... ayo update lagi :)
8. Evita/Chacha (http://jellyjellybeans.blogspot.com/): aku naksir sama dress panjangmu. Kayanya itu Zara for kids. Muat di aku gak ya? Lol.

Dan... aku mau nambahain 1 award lagi, nih (aku kan dapet kehormatan kasih award sama yang lain, jadi nggak apa-apa kan kalau aku kasih lebih, hehehe). Award buat Amelia (http://ameliasaga.blogspot.com/): buat kreasinya yang kreatif dan keberaniannya untuk berganti style tahun ini.

Selesai! :) Semoga para penerima award berkenan untuk post award'nya di blog masing-masing ya. Dan jangan untuk post link aku dan share 8 hal tentang kalian (ya, anggap saja belajar tulis pidato buat dapetin piala Oscar nanti, hihihi).
Oh, ya hampir lupa. Terakhir, ada 1 hal lagi tentang fashion dari aku: You looked ugly when you feels un-comfy. Aku nggak pernah memaksakan pakai sesuatu kalau nggak nyaman. Waktu aku, kalian atau siapapun nyaman dan percaya diri dengan apa yang dipakai, itu artinya kita sudah terlihat sylish! :)


Smile,
i.n.d.i


Selasa, 28 Desember 2010

Liburan Paling Hebat Sedunia! (dan dapat award, hihihi) :D



"Libut 'tlah tiba, libur 'tlah tiba, hatiiiiiiku gembiraaaaa. Hore!"


Sepenggal lagu Tasya ini kayanya jadi "jeritan hati" anak-anak SD yang lega banget bisa bebas dari stress sekolah untuk semantara, hihihihi. Nah, bagaimana dengan kalian, teman-teman? How's your holiday? Apa kalian juga "hore" kaya si Tasya?

Aku iya.
Meskipun sebenarnya antara hari biasa dan hari libur hampir nggak ada bedanya, soalnya aku sudah lulus kuliah dan sekarang bekerja di rumah. Jadi libur nggak libur, sama-sama menghadap komputer dan "santai" tanpa deadline, hehehe. Tapi aku justru memanfaatkan moment libur orang-orang di sekitarku buat bikin masa liburan se "hore" liburannya Tasya :D


Orangtuaku dan Ray kerja 6 hari perminggu. Meski kantor ortuku bersatu dengan rumah, tapi kami baru benar-benar ketemu di waktu sore-malam aja. Sedangkan Ray, wah apalagi, dia baru pulang selepas magrib dan baru sampai rumah larut malam. Waktu berkualitas yang bisa kami punya cuma di hari minggu. Itu pun dimanfaatkan Ray untuk menemani aku terapi.
Waktuku dengan orang-orang tercinta benar-benar sangat sempit, makanya aku sibuk ngatur rencana gimana supaya liburan yang cuma 3 (24-26 Desember) hari ini jadi maksimal.



Tanggal 24 Desember.

Yeay! It's Christmas eve! Oya, hampir lupa, meski agak terlambat (tapi natal itu artinya sepanjang Desember, btw) aku ucapin selamat natal untuk teman-teman semua, ya. Semoga kasih Tuhan selalu menyertai kalian, amen.
Aku dan keluarga berkumpul dirumah sepupuku. Kenapa? Hehehe, sebenernya ini sekalian syukuran sepupuku dan istrinya yang baru menempati rumah baru. It was asuper fun day, soalnya aku juga jadi punya quality time sama nyokap! Kami makan es krim dan di perjalanan pulang kami mampir ke mini market untuk beli pop corn. Tahu dong buat apa? Yep, Christmas eve nggak lengkap tanpa film (hehe, jangan pada protes ya). Tapi movie marathon baru mulai jam 9 malam, sebelumnya kami grooming Eris supaya makin cantik. Hmm, sebenarnya sih yang mengerjakan dua mas-mas baik hati dari peternakan anjing. Tapi aku dan nyokap ikut bantuin jagain Eris, kok, hahahaha :)


Aku dan Ibu.


Eris lagi grooming.





Tanggal 25 Desember.

Ini hari spesial buatku. Soalnya selain keluarga, Ray juga bisa menemani karena sudah libur (wah, kantornya dia.. malam natal mana ada libur. Pulangnya juga tetep sama larutnya, sniff). Banyak hal seru yang aku kerjakan hari ini, tapi yang paling seru adalaaaaaaaaah (drum roll, please, lol): MOVIE MARATHON! Hihihihi... Kenapa? Soalnya akhirnya aku bisa memaksa Ray untuk nonton "Christmas Story". Ray memang nggak pernah menolak buat diajakin nonton, cuma aku nggak terlalu yakin dia mau nonton film lama yang gambarnya udah butek dan sound'nya getel di telinga. Tapi ternyata Ray suka. Dia tertawa sering sekali dan larut sama film'nya. Meski kesannya sepele, tapi ini film yang berarti banget buat keluargaku. Kalau keluarga lain mungkin memilih "Chistmas Carol" atau "Miracle on 34th Street" sebagai tradisi natal, tapi kami memilih film ini :D
Setelah itu aku dan Ray nonton film Jerman (lupa judulnya apa). Nice movie tentang anak perempuan yang ingin punya ayah di hari natal.

Kami nonton di rumah, di lantai atas ditemani pop corn, cookies dan soda. Sempurna :)


Cookies, mangkuk pop corn yang sudah kosong dan soda.



Tanggal 26 Desember.

Hari minggu artinya jadwal terapiku. Yup, nggak pernah ada kata libur buat terapi, hihihi. Agak sedih, tapi aku bersyukur karena masih bisa terapi. Aku tahu nggak semua gadis pengidap scoliosis bisa terapi rutin kaya aku sekarang :)
Seperti biasa Ray temenin aku sampai terapi selesai. Karena ini hari terakhir liburan (hiks), jadi kami putusin buat dinner di tempat yang nggak terlalu ramai. Tapi ternyata sulit banget cari tempat damai karena bertepatan dengan pertandingan bola! Dimana-mana ada acara nonton bareng, deh. Hahahaha, meski gagal tapi kami tetep bahagia meski harus makan di restoran fastfood yang banyak anak kecil berlarian dan teriak-teriak (bahkan ada yang nangis, lho sampai mirip di Posyandu, lol). Apalagi pulangnya Ray beliin aku buku. It's nice. Karena meskipun aku author (penulis) tapi tahun ini aku memang kurang baca buku, hihihihi...



Dress yang aku rancang khusus untuk liburan :D


Kami dan junk food, lol.



27 Desember.
Lho, lho? Liburannya sudah selesai, kan?
Ternyata belum :) Khusus hari ini Ray bisa pulang cepat. Jadi kami bisa ke mini market buat beli bahan makanan dan masak dinner sama-sama buat kami, bokap dan adik (nyokap lagi di RS nemenin Nenek). Wah, senangnya. Apalagi menu malam ini kesukaan aku: PASTA! :D
Rasanya bahagiaku berlipet-lipet deh bisa dikelilingin orang-orang yang aku sayangi selama liburan (plus satu hari) ini :)



Aksi kami di dapur, lol.



Jadi, bagaimana dengan kalian? Apa yang kalian lakukan? Rasanya makna liburan harus ditambahi sedikit selain untuk "lari" dari rutinitas. Tapi liburan juga sama dengan memaksimalkan waktu dengan orang-orang yang aku cintai. I'M BLESSED! :)









--------------------------------------------------------------------------------------



Oya, nggak nyambung sama post di atas, aku mau kasih kabar nih, kalau blogku dapat award. Senangnya... Apalagi aku dapat 2 award "STYLISH BLOGGER", hihihihi...
Terima kasih buat Azhia (http://azhiaminibook.blogspot.com/) dan Amelia (http://ameliasaga.blogspot.com/) atas award yang kalian berikan :)





(Diedit 29/02/2024. Aku sudah gak Ray dan happily married dengan  Shane).