Sabtu, 23 Desember 2017

Guruku Berbulu dan Berekor, ---Sekarang Bagian Dua! :)

Apa arti kehadiran binatang di dunia ini bagi kalian?
Apakah mereka adalah makhluk yang "sekedar ada" demi seimbangnya kehidupan di bumi?
Apakah mereka hanya untuk dikembangbiakkan agar kita sebagai manusia bisa memanfaatkan tubuh dan tenaganya?
Atau, mereka adalah makhluk yang sangat kalian nantikan saat pulang ke rumah setelah mengalami hari yang panjang?

Untukku, ---aku selalu yakin bahwa kehadiran binatang di dunia ini lebih dari sekedar yang aku tulis di atas. Ya, mereka bisa menjadi teman, bisa menjadi penghibur dan sebagainya, ---tapi lebih dari itu mereka juga bisa menjadi panutan alias guru!
Tumbuh dengan dikelilingi berbagai jenis pets, dari mulai tikus, burung sampai anjing membuatku sering menghabiskan waktu bersama mereka. Semakin dewasa, aku menjadi semakin sadar bahwa aku belajar banyak dari mereka. Misalnya saja dari Veggie, anjing Golden Retriever yang sangat full of life di hidupnya yang terbilang pendek. Aku dan Veggie memiliki kesamaan, yaitu sama-sama memiliki kondisi medis seumur hidup yang belum ada obatnya. Rather than mengeluh dan nggak melakukan apa-apa, Veggie menjalani hidupnya dengan suka-cita. Ia memang nggak bisa bicara dengan bahasa yang sama dengan kita, tapi dari tingkah lakunya aku bisa lihat how grateful she was! Aku, yang mengidap severe scoliosis sehingga gerakanku terbatas, selalu tersenyum lebar saat melihat Veggie berlari. Ia terlihat begitu bebas dan live her life like she's really mean it! Nggak peduli setelah itu ia akan kejang-kejang karena kelelahan, ia akan selalu bangkit dan kembali berlari karena itu membuatnya bahagia!

In honor of her spirit, di tahun 2012 lalu aku membuat novel dengan judul "Guruku Berbulu dan Berekor" yang menceritakan pengalamanku bersama Veggie. Tapi aku nggak sendirian, aku juga mengajak orang-orang yang mempunyai pengalaman yang sama denganku. Luar biasa, waktu itu aku menerima banyak sekali cerita. Sampai-sampai aku kebingungan untuk memasukkan yang mana saja ke dalam novel karena hampir semuanya inspiring dan memberikan pelajaran berharga.


Dan di akhir tahun 2017 ini, lima tahun kemudian, aku kembali menerbitkan "Guruku Berbulu dan Berekor", ---bagian dua!
Konsepnya masih tetap sama, dan goalsnya juga masih sama, yaitu: ingin membagikan cerita-cerita inspiring yang menghangatkan hati tentang binatang pada para pembaca, ---bahkan bagi mereka yang bukan animal lovers! Karena bagiku cinta dan belajar itu universal, kita nggak perlu "menyukai" binatang, tapi bukan berarti kita nggak bisa belajar sesuatu dari mereka, kan? Dan siapa tahu saja setelah membaca cerita-cerita di "Guruku Berbulu dan Berekor" akan mengubah pikiran, dari nggak peduli menjadi peduli. Who knows! ;)



Di bagian kedua ini banyak sekali cerita menarik yang membuatku terkagum-kagum. Misalnya saja tentang persahabatan Lovely, seekor kucing jantan dengan seorang ibu yang tadinya nggak menyukai hewan. Dari yang awalnya hanya iseng memberi makan, sampai akhirnya Lovely mengubah hidup ibu itu. Bagaimana ia mengubahnya? Aku nggak mau spoiler ya, yang pasti sangat menyentuh hati meski kisahnya sederhana. Bisa dibilang ini salah satu cerita favoritku di "Guruku Berbulu dan Berekor - bagian kedua" ini.
Tapi bukan berarti yang lain menjadi kurang menarik. Setiap cerita mempunyai kelebihan masing-masing. Malah dibandingkan bagian yang pertama, binatang di bagian kedua ini lebih beragam, lho. Dari mulai sugar glider, ikan Cupang sampai kambing! Dan di akhir novel aku juga memasukkan cerita Eris, anjing Golden Retriever yang menyelamatkan nyawaku, ---literally! Bagaimana ceritanya? Kalian baca saja di novelnya, ya, hihihi ;)

Dan sama seperti yang bagian pertama, hasil penjualan dari novel ini juga akan didonasikan ke penampungan-penampungan hewan. Jadi tujuan dari pembuatan novel ini memang bukan untuk komersil, tapi aku hanya ingin berbagi cerita-cerita luar biasa dari orang-orang yang memiliki pengalaman bersama pets, ---dan tentang royaltinya anggap saja ini adalah bentuk "balas budi" dari kami, manusia yang telah belajar banyak dari para binatang.
Ini memang sederhana, dan mungkin yang aku (dan teman-teman yang telah menyumbang cerita) beri juga nggak banyak. Tapi aku hanya ingin melakukan sesuatu untuk mereka dengan hal yang aku bisa: menulis. 

Jika teman-teman ingin membaca novel "Guruku Berbulu dan Berekor - bagian dua" ini sekaligus berdonasi, kalian bisa memesannya di:
Whatsapp: 083836813558
atau E-mail: namaku_indikecil@yahoo.com
Harganya Rp. 50.000 ditambah dengan ongkos kirim, dan yea, the money goes to charity. Aku akan selalu update di sini kemana saja donasinya disalurkan :)

cheers,

Indi

___________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 09 Desember 2017

Menang Tantangan Bulan Scoliosis Awareness? Terus untuk Apa? :O

Halo, apa kabar teman-teman? Aku sudah kembali, nih. Eh, lebih tepatnya blogku yang sudah kembali, ---akunya sih nggak ke mana-mana, hihihi. Nggak nyangka ternyata saat sedang masa perbaikan, blogku yang seadanya ini banyak juga yang mencari :D Terima kasih ya sudah menyempatkan mampir ke sini. Aku tadinya nggak mau lama-lama vakum, tapi rupanya banyak juga yang harus dibenahi. Nah, untuk post perdanaku setelah 3 bulan, aku bakal share yang ringan-ringan dulu saja, deh. Kebetulan di saat aku vakum itu bertepatan dengan bulan scoliosis awareness di US, jadi aku akan bercerita tentang pengalaman mengikuti lomba dalam rangka memperingati hari tersebut :)

Eh, ngomong-ngomong masih pada ingat nggak sih tentang scoliosis? Kalau lupa aku ingatkan lagi secara singkat ya. Scoliosis itu adalah kondisi pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Aku sendiri adalah salah satu pengidapnya, terdeteksi pada usia 13 tahun dan masih tetap terapi sampai sekarang. Karena scoliosis itu bukan penyakit (ingat ya, istilahnya "kondisi"), jadi tentu saja nggak ada obatnya. Tapi bisa dikoreksi alias bisa dilakukan beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi kelengkungan tulang belakang pengidapnya. Misalnya saja dengan cara fisioterapi, bracing (peyangga) atau operasi. Meski pengidapnya banyak, tapi kesadaran orang tentang kondisi ini masih cenderung minim. Itulah kenapa dibuat yang namanya bulan scoliosis awareness. Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian dan mengedukasi masyarakat tentang scoliosis. Cara memperingatinya macam-macam. Ada yang memberikan penyuluhan, screening scoliosis gratis, atau malah membuat "tantangan" seperti yang dilakukan oleh "National Scoliosis Center".

Mungkin banyak diantara kalian yang belum tahu apa itu "National Scoliosis Center" karena lokasinya berada di Amerika sana. Aku juga baru tahu, kok, dan itu pun tanpa sengaja, hihihi. Jadi NSC ini adalah pusat terpadu yang berfokus pada pada perawatan dan terapi non bedah untuk pengidap scoliosis dan pengidap kondisi (kelainan) tulang belakang lainnya. Kebetulan aku memfollow akun "Scoliosis Children's Foundation" dan dari sanalah aku mendapat informasi tentang challenge yang mereka adakan. Setelah membaca aturan tantangannya, aku langsung tertarik untuk ikut! Aku suka dengan tujuan mereka yang sederhana tapi efektif. Aku tinggal berfoto dengan outfit berwarna hijau dengan caption yang menarik. Kenapa warna hijau? Karena hijau (biasanya pita hijau) adalah simbol dari scoliosis, sebagai lambang dari kepedulian dan dukungan. Dengan kita memakai warna hijau di bulan Juni, otomatis kita diingatkan bahwa scoliosis itu memang ada. Dan karena kita menguploadnya di instagram, semakin banyak pula yang melihat dan secara nggak langsung kita ikut mengedukasi netizen melalui caption yang ditulis. 

Seperti biasa, aku sih nggak terlalu berharap untuk menang. Yang terpenting do my best. Dan aku juga mengajak followers ku untuk ikutan. Surprisingly, ternyata lumayan banyak juga yang tertarik. Dan aku terharu karena beberapa dari mereka bahkan bukan scolioser. Mereka melakukannya karena solidaritas dan rasa peduli! Aww... :') Waktu tahu kalau pesertanya banyak (dan worldwide pula!) aku merasa senang alih-alih merasa tersaingi. Karena dengan semakin banyak yang ikut artinya akan semakin cepat pula tercapainya tujuan dari challenge ini. Salut dengan para peserta yang kreatif. Bahkan ada juga lho yang mengajak teman satu gang nya untuk berfoto bersama dengan baju hijau. Aku jadi merasa kurang kreatif karena hanya berfoto selfie di depan cermin di sela-sela waktu bekerja. Itu pun pakai handphone milik temanku, alias dapat pinjam, hehehe. Ups :p


Kira-kira satu minggu kemudian aku mendapatkan pesan dari ID yang nggak kukenal, ---yang secara otomatis masuk ke dalam kotak spam. Meski aku memprioritaskan untuk membuka pesan dari orang-orang yang "dikenal", tapi aku tetap membuka kotak spam meskipun agak terlambat. Rupanya pesan itu datang dari "National Scoliosis Center". Aku langsung dag-dig-dug nggak jelas, soalnya kalau sampai menang rasanya kok too good to be true, hehehe. Begitu pesannya terbuka aku membacanya berkali-kali dulu sebelum mengklik tombol "accept". Nggak yakin! Tapi setelah dibaca 10 kali pun pesannya nggak berubah! Aku menjadi salah satu pemenang dari Scoliosis Awareness Challenge!:D Dan yang lebih surprisenya lagi aku ternyata menjadi pemenang utama. Iya, pemenang utama karena postku dianggap paling engaging alias paling banyak mendapat respon! Waaaa... Aku sampai captured ucapan selamatnya dan langsung kutunjukan pada temanku, lol. 


Satu bulan berlalu, aku akhirnya menerima sebuah paket yang dikirim dari California, Amerika. Wah, jauh sekali ya :D Yup, hadiahku akhirnya datang! Isinya bikin aku happy plus terharu. Ada sebuah novel berjudul "Braced" yang ditandatangani langsung oleh Alyson Gerber, penulisnya dan juga sebuah postcard! "Braced" ini menceritakan tentang seorang remaja bermana Rachel Brooks yang sedang semangat-semangatnya bergabung dengan tim sepak bola di sekolah. Namun semangatnya itu terpaksa harus ditahan karena ia didiagnosis mengidap scoliosis yang mengharuskannya memakai brace (penyangga tulang belakang) selama 23 jam per hari. ---Sounds familiar? Iya, memang mirip sekali dengan kisahku yang dibukukan dengan judul "Waktu Aku sama Mika" dan difilimkan dengan judul "Mika". Tapi apa yang dialami Rachel dan aku memang bukan sesuatu yang "jarang", kok. Meski nggak semuanya mengalami tantangan yang sama, menurut penelitian 3 dari 100 perempuan diperkirakan memiliki scoliosis, lho. Termasuk sang penulis novel sendiri! :) 


Membaca kisah Rachel rasanya sangat relatable. Bahkan ada beberapa bagian dari karakter Rachel yang aku yakin akan membuat non-scolioser pun berceletuk "Oh, I feel you" ketika membacanya. Because teenagers always be teenagers, ---bagaimana pun bentuk tulang belakangnya. Buatku novel "Braced" ini salah satu bukti kalau untuk meningkatkan awareness soal scoliosis nggak perlu ribet dan nggak perlu menyeramkan. Buat "kampanye" sesederhana mungkin, tapi tepat sasaran. Dan itu juga bisa dilakukan oleh siapa saja selama mempunyai rasa peduli. Punya kemampuan menulis? Buatlah tulisan tentang scoliosis, misalnya dalam bentuk blog post, cerpen atau bahkan lirik lagu. Punya usaha sablon? Kenapa nggak bikin kaus dengan desain yang menarik dan membuat orang ingin tahu lebih banyak tentang scoliosis. Daaaaan masih banyak lagi contoh lainnya. Bahkan as simple as memposting foto di Instagram pun bisa menjadi salah satu bentuk kampanye, lho.

Jadi maukah teman-teman melangkah denganku untuk meningkatkan scoliosis awareness? Every step counts! :)

xx,

Indi


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Selasa, 21 November 2017

Vote Indi di IM+ Fest 2017, Yuk! :)


Halo teman-teman, apa kabar? Semoga semuanya baik-baik saja, ---at least sebaik aku yang sedang minum orange juice sehabis beres-beres kamar sisa Halloween di pagi buta begini, hihihi. Postinganku kali ini singkat saja, aku mau minta bantuan dari kalian, nih! :)
Bulan lalu aku masuk ke dalam 175 besar Inspira Music+ Festival 2017. Nah, sebentar lagi akan dipilih siapa saja yang masuk ke dalam 10 besar. Selain ditentukan oleh juri, salah satu diantara 10 besar itu dipilih berdasarkan voting, lho, dan kalian semua bisa ikutan :D
Caranya cukup dengan menonton videoku di sini sampai habis. Satu view dinilai sebagai satu suara :)

In case link di atas susah dibuka, ada juga cara yang lain:
1. Masuk ke www.inspira.tv
2. Lihat "Video minggu ini"
3. Cari videoku dengan nama “Indie Sugar” (iya namaku padahal "Indi", uhuhuhu)
4. Tonton videonya sampai habis
5. Selesai! ;)


Karena votenya berdasarkan jumlah view, jadi kalian bisa vote sampai lebih dari satu kali, lho, hihihi. Jadi kalau kebetulan sedang luang boleh banget kalian menonton videonya berulang-ulang :p Oh iya, terkadang saat membuka link nya akan ada permintaan login. It's up to you, boleh membuat account dulu (bisa menggunakan Facebook dan Google+) atau diskip saja dengan cara tap/click screen yang kosong. 

Aku memang masih baru sekali dalam bidang musik, malah lagu yang masuk ke dalam 175 besar ini saja baru diciptakan tahun lalu. Tapi musik adalah salah satu passionku, ---meskipun masih harus banyak belajar :) Setiap suara dari kalian akan ikut mengantarku meraih cita-cita. Soal hasilnya biarlah Tuhan yang menentukan, yang terpenting aku nggak diam saja untuk meraihnya :)


yang main ukulele itu, lho,

Indi

_____________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Kamis, 26 Oktober 2017

Halloween 2017: Kado Cinta dari Keluarga :)

Boo!
Ini akhir Oktober, sudah bisa tebak dong tulisanku kali ini tentang apa? Hihihi. Kalau rajin mampir ke sini pasti sudah tahu kalau aku selalu excited dengan Halloween. Malah saking excitednya aku ingin kalau sepanjang bulan Oktober-November Halloween terus berlangsung, hihihi. Kalau kalian baru mampir ke sini mungkin kalian bingung dan bertanya-tanya "Kok di Indonesia ada Halloween, sih?". Well, aku sangat menghormati origin tradisi ini dan nggak ada sedikit pun maksud untuk disrespecful. Bagiku (dan keluarga) Halloween adalah waktunya berkumpul dan being creative, hampir sama seperti "holiday" yang lain. Mungkin kalian bisa cek tag "Halloween" di blog ini karena aku sudah sering share tentang cerita Halloween "ala aku" :)

Belakangan ini bukan waktu yang mudah bagi keluargaku. Bergantian dari kami harus dirawat di Rumah Sakit, ---dengan penyakit yang cukup berat. Termasuk aku yang baru saja didiagnosis dengan suatu kondisi yang belum siap aku ceritakan di sini. Pokoknya kondisi "baru" ku ini menguras energi banget, sampai-sampai aku kehilangan seseorang yang aku sayang, (---aku harap ini temporari dan ia akan kembali setelah keadaan lebih stabil... Amen). Tapi aku (well, kami) beruntung meski dengan yang terjadi belakangan, keluarga aku tetap solid. Entah apa jadinya kalau tanpa mereka, mungkin aku nggak akan "sekuat" sekarang. Kehadiran mereka, terutama Ibu dan Bapak menjadi pendukung paling besar bagiku. ---Lalu apa hubungannya dengan Halloween? Hihi, believe it or not ini juga salah satu "tanda cinta" mereka untukku :)

Mungkin karena terlalu banyak yang terjadi, aku jadi nggak sadar kalau Oktober hampir berakhir. Masih ingat betul tahun kemarin aku dan Ipar membicarakan tentang rencana Halloween tahun ini. Tapi semua orang nampaknya sudah lupa, ---atau aku pikir begitu. Di suatu siang saat semua berkumpul di ruang TV, aku bergurau tentang betapa bosannya aku karena nggak ada satu channel pun yang memutar film horror. Lalu tiba-tiba saja iparku bertanya akan jadi apa aku Halloween kali ini. Kaget, juga somehow pertanyaannya terdengar menggelikan, aku terkikik. "I don't know, mungkin kita skip saja Halloween kali ini," jawabku, ---meski sebenarnya nggak sungguh-sungguh. Iparku tampak kecewa, she love Halloween as much as I do. Aku jadi berpikir, hati kecilku sebenarnya nggak rela kalau harus skip Halloween. Tapi aku sama sekali nggak punya rencana apa-apa. Biasanya Ibu selalu membuatkan kostum untukku, tapi dengan keadaan seperti sekarang aku bahkan nggak berani untuk bertanya karena takut merepotkan. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli sedikit treats untuk Halloween. Waktu aku minta izin sama Ibu, guess what??!... Beliau senang sekali! Ibu langsung meminta Bapak mengantarku. Katanya kalau aku masih ingat dengan Halloween, artinya aku "baik-baik saja", hihihi. Aww, Mom! :D



Sementara aku dan Bapak berbelanja treats, iparku membuat dekorasi Halloween di rumah. Mungkin kesannya berlebihan, tapi aku terharu banget karena Bapak super excited waktu memilih-milih treats. Bentuk crackers yang akan dipakai untuk membuat kue graveyard saja beliau pikirkan sampai matang, hihihi. Waktu kami tiba di rumah, dekorasi yang iparku buat sudah hampir selesai. Ya,ampun tahun ini sepertinya tingkat excited keluargaku berkali-kali lipat dibandingkan aku sendiri. Aku jadi menyesal dengan niatku untuk skip Halloween :'D Aku langsung masuk dapur untuk membuat treats. Dari tahun ke tahun andalan aku itu dirt cake, tapi berhubung sizenya semakin besar namanya pun berubah menjadi "graveyard cake" :p Ini sebenarnya cuma cake biasa yang di atasnya ditaburi remahan Oreo, tapi karena aku vegan, aku ganti telur di cakenya dengan pisang. Yang lucu, setelah aku beri "nisan" iparku menghiasi cakenya dengan hantu-hantuan. Nama cakenya pun jadi diubah jadi "ghost in the graveyard", deh, hahaha.



Untuk kostum, aku dan ipar sepakat untuk keep it simple. Dibandingkan memakai kembali kostum tahun kemarin, kami pikir lebih baik memakai yang sudah ada tapi belum pernah dipakai. Kami putuskan tema tahun ini diinspirasi oleh Harry Potter. Berhubung sehari-hari aku berkacamata, aku pun jadi Moaning Myrtle. Sedangkan si kecil Ali, keponakanku jadi Harry Potter. Kami cukup memakai kacamata dan sweater, plus untuk Ali jidatnya dilukis gambar halilintar oleh iparku, hahaha. Dibandingkan tahun kemarin Ali jauuuuuh lebih excited kali ini. Semua treats ingin ia coba dan ia amaze sekali dengan dekorasinya. Ia terus-terusan bilang, "Bagus... bagus" dan minta digendong supaya bisa melihat dari dekat :D Oh iya, aku sama sekali nggak ikut mendekorasi, lho. Semuanya dilakukan oleh Ipar dan Bapak. Jadi waktu aku masuk ruang tamu rasa amaze ku kira-kira sama dengan Ali, ---tapi ditambah teary eyes sendikit :p



Lihat videonya di sini :)

Meski semuanya serba dadakan dan tanpa rencana, tapi aku merasa ini Halloween yang paling berkesan. Somehow aku merasa suasananya jauh lebih hangat daripada yang sudah-sudah. Mungkin karena di tengah masa sulit ini kami masih bisa berkumpul. Apalagi meski semuanya excited, aku merasa bahwa mereka membuat Halloween party sederhana ini untukku... :) 
Halloween. Setiap tahun selalu ada cerita yang istimewa. Dan tahun ini... Ini Halloween paling penuh cinta yang pernah aku alami :)

pumpkinlove,

Indi


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Senin, 16 Oktober 2017

Jadi Top 175 di Musik+ Festival! Indi Ngapain Ya? :D

Halooooo, ada orang di sana? Hahaha, mungkin ada beberapa dari kalian yang notice kalau blogku sempat “bersembunyi”. Well, at least aku menerima sekitar 10 private messages yang isinya menanyakan tentang keberadaan dunia kecilku ini. Ada yang mengira kalau aku menghapusnya, dan ada juga yang mengira kalau aku blocked beberapa pembaca. Padahal sebenarnya nggak, kok. Blogku masih ada, tapi ada beberapa ‘perbaikan’ yang perlu aku lakukan di sini. Dan di saat yang bersamaan aku juga sedang ada health problem yang perlu penanganan serius (don’t worry, I’ll be fine), jadi sekalian saja aku liburan dulu. As I type this, aku sedang duduk di sebuah rumah di luar kota dengan cuaca yang super panas, hihihi. Mohon doa dari teman-teman supaya aku cepat pulih baik secara fisik maupun mental. Amen! :D

Aku akui, belakangan untuk melakukan daily routine terasa lebih menantang. Tapi ini nggak menghentikanku dari (berusaha) berkarya, kok. Bukannya sok kuat, tapi terus berusaha aktif (asalkan nggak kelewat batas) di saat kondisi seperti ini justru membuat pikiranku teralihkan dan lebih positif :) Salah satunya dengan mengikuti Musik+ Festival 2017. Aku sudah mendaftar sejak bulan Agustus lalu, ---di saat kondisiku mulai menurun.  Tadinya aku nggak yakin untuk melanjutkan dan sudah bersiap untuk mengundurkan diri. Tapi di bulan September aku mendapat kabar kalau aku masuk ke dalam 175 besar dari ribuan pendaftar! Mau mundur rasanya jadi sayang, dan sepertinya ini adalah kesempatan yang bagus untuk menambah pengalaman dan tentu, untuk bertemu teman-teman baru :)

Teman-teman sudah tahu belum sih tentang ajang musik ini? Kalau sudah, kalian bisa skip part ini. Tapi kalau belum, silakan lanjutkan baca, hihihi. Musik+ Festival ini adalah ajang yang diadakan oleh Inspira TV (yang sudah pakai TV digital pasti tahu channel ini). Konsepnya berbeda dengan ajang pencarian bakat yang sudah-sudah. Goal mereka bukan hanya menghibur, tapi juga menginspirasi. Atau, dikutip dari situs mereka;
“Musik plus adalah musik yang mengandung muatan positif yang mencerahkan, memotivasi dan menginspirasi. Musik plus tidak dibatasi oleh genre. Semua jenis musik dapat menjadi musik plus selama memiliki makna yang inspiratif dan positif. Dengan musik plus hiburan menjadi lebih bermakna.”
Keren dan berbeda, kan? Nah, lagu yang dibawakan juga bebas, boleh ciptaan sendiri atau lagu orang lain. Akan mendatkan nilai plus jika lagunya berbahasa Indonesia. Lalu bagaimana denganku yang lagu-lagunya (sok) English semua? :p

Memang kalau sudah “harusnya begitu” Tuhan pasti kasih jalan. Saat mengikuti audisi online tadinya aku mau mengirimkan lagu berbahasa Inggris. Tapi sepupuku yang berusia 10 tahun menyarankan lagu lain. Rupanya ia menyukai lagu “Hey Girls Hey Boys” yang aku ciptakan tahun lalu dalam rangka World Disability Day. Agak ragu, karena lagu itu super sederhana dan nggak “komersil” (waktu aku upload di YouTube viewers nya jauh di bawah video-videoku yang lain, nggak sampai 300 viewers!). Sepupuku bilang lagunya enak dan ada pesan moralnya, hahaha. Karena ingin membuat dia senang (toh aku nggak yakin-yakin amat bakal lolos), aku iyakan saja permintaannya. Aku pikir, ya sudah ini satu-satunya lagu ciptaanku yang berbahasa Indonesia dan dalam kondisi seperti ini  agak “ribet” jika harus membuat lagu yang baru. Whatever will be, will be, deh. Yang penting aku mengirimkan karya yang original :D

Dan… siapa yang menyangka bahwa aku terpilih sebagai salah satu dari top 175! Aku sendiri bahkan nyaris lupa kalau sempat mengikuti audisi. Maklum saja karena aku baru dihubungi (TENGAH MALAM) di tanggal 29 September lalu, ---been a month sejak aku mengirimkan lagunya. Aku langsung memberi tahu Bapak dan bertanya apa aku boleh mengikuti technical meeting di besok siangnya. Kami berpikir agak lama. Karena selain kondisiku, Ibu juga baru selesai dirawat inap, dan keponakanku pun sedang dalam kondisi gawat di Rumah sakit. Tapi Bapak menyarankanku buat go for it, katanya ini bakal jadi pengalaman berharga dan kalau nggak mencoba aku nggak akan tahu sejauh mana kemampuanku. Ya sudah aku bulatkan tekad untuk terus maju meskipun sahabatku yang musisi “idealis” heran kenapa aku mau ikutan ajang seperti ini, lol. 

Selesai Technical Meeting di De Majestic, Bandung.

Technical meeting diadakan di gedung De Majestic, Jl. Braga no. 1 Bandung. Ini adalah kawasan pejalan kaki alias pedestrian, ---jadi untuk parkir susaaah sekali karena lahannya hanya sedikit. Aku datang terlambat karena kabar yang diterima begitu mendadak. Syukurlah aku masih sempat mendengar informasi penting untuk shooting taping keesokan harinya. Poin pentingnya sih hanya diingatkan untuk berpakaian sopan, lagu berbahasa Indonesia lebih disukai dan untuk datang tepat waktu. Lucunya ada beberapa kru Inspira TV yang mengingatku, mungkin karena pernah dua kali mengisi acara di sana. Tapi dengan sesama peserta malah awkward. Aku mencoba berkenalan dengan laki-laki yang duduk di sampingku, tapi dia jutek maksimal, hahaha. Mungkin disangkanya aku naksir dia kali, ya? :p Uh, the problem with being too friendly. *palm face.

Sampai di rumah aku nggak bisa langsung istirahat karena belum ada ide lagu apa yang akan aku nyanyikan untuk shooting taping keesokan harinya. Lagu One Day (lagu ciptaanku) memang bermain terus di dalam kepalaku. But I’m not sure… karena liriknya berbahasa Inggris. Dan akhirnya, karena malam semakin larut aku putuskan saja untuk mengubah sebagian liriknya ke dalam Bahasa Indonesia, hahaha. Jadi terdengar janggal sih, tapi setelah aku ulang-ulang it wasn’t that bad kayaknya :p By the way, shooting taping ini untuk ditayangkan di Inspira TV sekaligus untuk ditonton oleh para juri. Dari top 175 ini kami akan disaring kembali menjadi top 10. Yup, hanya 10 orang dari seluruh Indonesia! Bikin aku cukup deg-degan sih. Tapi aku tetap berusaha istirahat karena nervous plus kurang tidur pasti bukan perpaduan yang bagus.

Aku termasuk awal waktu mendaftar, makanya dapat nomor 71 ;)

Di depan gedung De Majestic sebelum shooting dimulai.

Tanggal 31 September, shooting diadakan di tempat yang sama dengan technical meeting. Dan perkara mencari tempat parkir jadi jauuuuuuuuh lebih sulit daripada sebelumnya. Mungkin karena setiap peserta boleh membawa 10 orang supporter jadi mereka membutuhkan banyak lahan. Kalau aku sih cuma datang bersama Bapak dan Iie, tanteku (hiks, lol). Kami parkir di tempat yang cukup jauh, kira-kira 7 menit berjalan kaki, ---itu pun kalau kami setengah berlari, hihihi. Tapi untung saja aku tetap datang on time, bahkan masih punya waktu sekitar 2 jam sebelum shooting dimulai. Kami langsung memilih untuk di duduk dipaling depan. Alasannya agar aksesku untuk ke toilet dan belakang panggung lebih mudah (tahu dong kalau orang sedang nervous bagaimana). Nggak ada wajah familiar yang kulihat (kecuali kru-krunya of course), tapi as always aku tetap berusaha untuk ramah pada semuanya dan berusaha cuek kalau ada yang jutek :p Selama menunggu aku nggak melakukan banyak hal, paling hanya berlatih sesekali, mengobrol dengan Bapak dan Iie. Yang paling jauh, aku cuma jalan ke café sebelah untuk membeli minuman es cokelat. Yang mana langsung membuatku ditegur Bapak karena dikhawatirkan akan merusak suaraku. (No worry Pak, suara anakmu ini biasanya juga fals. Serak sedikit orang nggak akan notice perbedaannya, hahaha).

Dan akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Seluruh peserta diminta untuk naik ke belakang panggung. Surprise… surprise… aku mendapat giliran yang pertama! Well, seharusnya sih nomor 2, tapi karena ada salah satu peserta yang belum siap, jadilah aku yang menggantikan. Cengar-cengirku makin menjadi, ---kebiasaan kalau sedang nervous, lol. Dari atas panggung semuanya terlihat gelap, mungkin karena lampu sorotnya hanya mengarah ke panggung. Tapi aku stay cool, pura-pura bisa melihat dan melambaikan tangan ke arah yang kira-kira tempat Bapak dan Iie duduk, hahaha. Sebelum mulai bernyanyi ternyata ada sedikit interview dulu dari hosts nya. Aww, mereka mengenalku sebagai penulis novel dan Indi yang menginspirasi film Mika. Jadi malu-malu kucing, deh :p Setelah itu kru menyiapkan 2 buah mikrofon untukku karena aku nggak memakai minus one, tapi bermain ukulele. Sumpah, it feels so weird. Monitor ada tepat di depanku tapi suara yang aku dengar pelaaaan sekali. Tapi karena itu katanya “normal” aku pun mulai bernyanyi sambil bermain ukulele despite of nggak bisa dengar suara sendiri. Aku coba berikan yang terbaik, meski hati ini dag-dig-dug. Berdasarkan hasil tanya-tanya sedikit sama peserta lain di belakang panggung, mereka rupanya sudah terbiasa ikut lomba. Nah aku… lomba tingkat RT saja belum pernah, hahaha.

Di belakang panggung, foto diambil oleh fotografer Inspira TV.

On stage, dapat dari Instagramnya Inspira TV, hahahaha (ketawa sedih).

Iie mau ambil video, tapi sayang HP nya error! :O

Turun dari panggung rasanya masih deg-degan, tapi lega. Oh iya, aku punya teman baru yang kenalan di belakang panggung, namanya Mia dan dia penyanyi solo. Katanya penampilanku bagus, sampai-sampai peserta lain ngumpul di depan monitor untuk nonton, hahaha. Entahlah dia bohong atau nggak, yang pasti itu membuat perasaanku lebih baik :) Sambil melihat penampilan peserta lain, aku juga sempat diwawancarai. Isinya selain tentang perasaanku mengikuti Musik+ Festival, juga tentang aktivitasku. Too bad Bapak dan Iie nggak ikut ke belakang panggung, jadi aku nggak punya dokumentasinya. Sebenarnya pas di panggung juga aku nggak punya foto dan videonya karena tiba-tiba saja handphone Iie error. Yang kupajang di sini aku dapat dari akunnya Inspira TV dan hasil captured dari video Tante sebelum akhirnya blank (cuma beberapa detik saja). Agak sedih, sih. Tapi yang terpenting kan aku menikmati waktu moment ini terjadi ;)

Karena Iie ada keperluan, aku pun diajak pulang lebih awal. Syukurlah diizinkan karena nggak ada kewajiban untuk stay sampai akhir acara. Di perjalanan pulang aku langsung mengirimkan pesan pada Ibu yang isinya mengabari kalau aku sudah berusaha dan senang bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil di sana. Aku belum tahu dengan hasilnya, tapi melihat wajah Bapak dan Iie yang bangga dan terus-terus mengulang cerita sewaktu melihatku di panggung rasanya priceless. Rasanya aku sangat dicintai dan semakin bersyukur memiliki keluarga yang suportif. Akankah aku masuk 10 besar? Hope so. Tapi bukan itu intinya. Karena yang terpenting aku sudah mencoba memberikan yang terbaik, dan biar sisanya Tuhan yang menentukan. Aku rasa nggak perlu malu atau ragu saat melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Karena kalau nggak pernah memulai, bagaimana mungkin aku bisa dapat pengalaman? :)

ukulele girl,

Indi

Liputan audisi final di Inspira TV.


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 24 Juni 2017

Cerita Juni: Ulang Tahun, Lagu Baru dan "Show Mini" :D

Halooooooo... Masih adakah yang mampir di sini? Hehehe, semoga saja ada ya. It's been awhile aku nggak cerita-cerita sama kalian. Padahal baru didua post sebelumnya ya aku bertanya hal yang sama, ---dan itu sudah lebih dari 1 bulan yang lalu! Geez xD Tapi kali ini alasannya bukan malas. Malah faktanya belakangan aku sedang semangat-semangatnya karena banyak hal baru yang aku lakukan. Terutama aku sedang mengeksplor kemampuan bermusik. Karena meskipun aku jadi anggota choir selama 5 tahun, belum pernah sekalipun aku "dilirik" sama pelatih. Kehadiranku hanya sebatas antara ada dan tiada, ---alias nggak terlalu dibutuhkan, tapi kalau aku nggak ada juga kadang dicariin :p Aku justru baru tahu kalau aku "bisa" bermusik setelah off dari choir. Tanpa bayang-bayang puluhan teman di-choir ternyata aku lebih percaya diri dan bisa menunjukkan warnaku yang sesungguhnya. Tapi bukan berarti aku stop menjadi penulis ya, karena menurutku musik sama saja dengan menulis. Bedanya saat bercerita aku harus menambahkan melody :) Selain itu yang membuatku absen dari dunia kecil ini adalah karena so much thing going on belakangan. Dari mulai hal-hal yang bikin happy sampai hal-hal yang bikin hatiku sedikit kosong (eg. ada seorang sahabat yang meninggal dunia, juga ada seorang sahabat yang baru pindah jadi komunikasi dibatasi dulu). Sekarang aku akan mencoba mencicil menceritakan apa saja yang terlewat. Dan akan dimulai oleh 2 moment yang menurutku paling berharga diantara semuanya, yaitu: Ulang tahunku dan pengalaman membuat jingle sebuah preschool. How cool is that? Hehehe :p


1. Kejutan Ulang Tahun di mana Keluargaku went Vegan for a Day dan Lagu Baru!

Kalau sering mampir ke sini pasti sudah hapal banget sama ke-excited-an aku setiap berulang tahun. Tapi tahun ini ada yang beda karena bertepatan dengan bulan puasa. Awalnya aku mau mengundang beberapa teman untuk berbuka bersama, tapi setelah dipikir rasanya kurang bijak karena pulangnya bisa terlalu malam dan mereka jadi skip ibadah :( Jadi aku putuskan saja tahun ini tanpa perayaan dan aku jalani hariku seperti biasa. Tapi rupanya orang-orang di sekitarku nggak membiarkan hari istimewaku berlalu begitu saja. Begitu tiba di tempat bekerja lampu kelasku mati, dan begitu dinyalakan aku lihat note yang berisi birthday wishes lengkap dengan gambar Hello Kitty! Ya, ampun, rupanya itu surprise dari Miss. Rifa, partner sekaligus sahabatku sejak tahun 2012. Rasanya terharuuuuu sekali. Sampai-sampai note nya aku keep dan dipajang di kamar, hahaha :D Miss. Rifa bilang sih aku berlebihan karena itu cuma surprise kecil, tapi menurutku saat seseorang mengingat moment istimewa seperti ini, ---it's beyond precious! :) 

Aku nggak berharap hadiah apa-apa lagi, note dari Miss. Rifa sukses membuatku ekstra happy saat bekerja. But, there's another surprise! Waktu aku ambil handphone di loker ada pesan dari iparku, katanya, "Kak, kata Ibu pulang kerja mau makan di mana? Kita makan sama-sama, Kakak pilih tempat makan vegan saja." Waaaa, saking happy nya aku sampai baca berkali-kali dan malah lupa untuk balas pesannya, hehehe. Setepat waktu mungkin aku meninggalkan tempat bekerja dan pulang ke rumah karena tahu pasti butuh waktu untuk berganti pakaian dan ---minimal cuci muka. Tapi, lagi-lagi, saat pulang ke rumah ada kejutan! Dan ini datang dari seseorang yang nggak aku duga!

Mungkin ada yang masih ingat kalau tahun lalu aku berkolaborasi dengan Shane Combs, musisi asal Amerika (lihat kolaborasi kami di sini). Nah, siapa sangka hubungan yang awalnya idola dan penggemar itu berubah menjadi persahabatan. Aku nggak bisa cerita gimana awalnya sih, it just happened. Rupanya aku dan Shane itu berulang tahun di waktu yang hanya terpaut 10 hari! Kami sebelumnya sudah sering bicara tentang betapa kerennya menjadi "Gemini fella" (plus sama Eris juga sih, anjingku, lol) dan berencana untuk membuat sesuatu lagi bersama, tapi berhubung Shane akan pindah ke California aku jadi pesimis dengan rencana itu :( Entah dapat wangsit darimana rupanya Shane memutuskan untuk menyelesaikan project ulang tahun kami sebelum tanggal 8 Juni berakhir a.k.a di hari ulang tahunku. Jadilah kami ngebut mengerjakannya BEBERAPA MENIT saja begitu aku tiba di rumah. Thanks to technology, kami menggunakan video call untuk berkomunikasi dan itu memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pantatku sampai kram rasanya karena duduk di lantai sementara kabel charger menempel terus-terusan di handphone. Well, it's kinda dangerous, tapi berhubung perasaanku lagi campur-campur antara excited pengen cepat menyelesaikan lagu, mellow karena bakal ditinggal (kami kan tergantung WIFI, lol) sama mood pengen becanda melulu, bikin aku jadi "betah" dengan posisi ekstrim begitu. Telepon baru selesai setelah Ibu terus-terusan nongol di kamar untuk "mengingatkan" secara halus kalau kami mau makan malam bersama, hahaha. Gagal lah rencanaku untuk cuci muka dulu sebelum pergi :p

Lagu yang kami buat sebenarnya nggak 100% baru. Lirik dan melody nya aku tulis sekitar 8 bulan yang lalu. Waktu itu Shane langsung suka dan ingin memainkannya. Tapi berhubung lagunya super girly aku jadi nggak tega kalau melibatkan sahabat laki-lakiku itu, lol. Tapi ternyata Shane benar-benar menyukainya, jadi ia membuat aransemen baru plus kami juga tambahkan sedikit bagian dari lagu "All You Need is Love" nya The Beatles sebagai tribute to the band ---dan juga karena Shane mengidolakan mereka. Lagu yang kami buat sebagai hadiah ulang tahun kami (aneh nggak sih kalimatnya, hehe) itu berjudul "One Day" dan bisa didengar di sini. Aku sih suka banget sama hasilnya. ---Bukannya narsis lho, aku hanya bangga karena finally ada orang yang bisa merealisasikan musik yang ada di kepalaku. ---Karena dengan kemampuan bermusikku yang masih terbatas, normally semua ini hanya bisa diimajinasikan saja. Semoga kalian juga enjoy dengan musik kami, ya :)

Dengar laguku dan Shane di sini. Pakai headphones akan lebih maksimal! :)


Akhirnya setelah terburu-buru ganti baju dan sedikit ditegur karena video call terlalu lama (---padahal anaknya sedang berkarya lho, Ibu, Bapak, hehe) kami (aku, ortu, Nenek, Ipar dan si Ali Connolly) berangkat juga untuk makan malam. Karena aku diizinkan untuk memilih tempat, langsung saja aku menyebut "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir", restoran vegan yang selalu jadi favoriteku bahkan semenjak aku masih jadi pesco-vegetarian :) Bisa diduga, tempatnya penuuuh sekali begitu kami tiba. Tapi berhubung ini ulang tahunku jadi nggak ada yang tega untuk menyalahkanku :p Lagipula late dinner nya jadi terobati dengan kearakraban kami. Plus keluargaku ternyata menikmati menu vegan dan amaze sama "daging palsu" yang mereka makan, hahaha. Well, aku sih nggak berharap mereka jadi vegan apalagi didekat-dekat hari Lebaran seperti ini, tapi melihat mereka enjoy dan bilang kalau akan mampir ke sini lagi juga bikin aku happyyyy :D



Kesannya repetitif, tapi memang setiap ulang tahun aku selalu bilang kalau ini adalah "best birthday" karena begitu kenyataannya. Tuhan maha baik dan maha adil. Tahun lalu aku kehilangan orang yang kusayangi dan tahun ini "diganti" dengan kehadiran seorang sahabat baru, sahabat lama dan keluarga yang super-super aku cintai. I'm blessed, ---rasanya "malu" jika aku meminta lebih. Aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik agar pantas mendapatkan apa yang sudah dan kelak aku dapatkan di masa depan :) 



2. Terlibat di Pembuatan Jingle Sebuah Preschool dan Tampil di Hadapan Oompa-Loompa.

Seperti yang aku bilang sebelumnya kalau aku sedang mengeksplor kemampuan bermusik. Nah, ini sepertinya membuat aku sedikit nekat, lol. Di awal bulan Juni bosku bertanya apakah ada di antara employees nya yang bisa membuat lagu untuk preschoolnya. Jadi liriknya sudah ada, tapi belum ada melody. Entahlah dapat keberanian dari mana dengan PD nya aku bilang, "Sini sama aku saja, deh. Aku bisa bikin lagu." Dan.... setelahnya aku kaget dengan jawaban yang keluar dari mulut sendiri, hahaha. Pengalamanku membuat lagu hanya sebatas have fun untuk disimpan di laptop dan beberapa saja yang diupload ke YouTube. Jadi bisa dibayangkan dong betapa blank nya aku :'D Tapi berhubung sudah sok cool, aku bawa liriknya ke rumah dan baru galau setelah malam datang.

Sempat terpikir untuk curang, pakai melody yang sudah ada atau minta dibuatkan Shane. Tapi waktu aku tanya ia apakah bisa membuat lagu anak-anak jawabannya hanya, "What??", hahahaha. Jadilah aku langsung mengalihkan pembicaraan dan bilang, "Never mind" :'D Akhirnya aku humming liriknya saja dan biarkan jari-jariku bergerak memetik ukulele. It's miracle! Hanya dalam waktu 5 menit lagunya selesai! Aku nggak yakin dengan reaksi bosku sih, soalnya aku juga nggak ngerti "standar jingle" itu gimana. Tapi sambil tutup mata dan deg-degan (---eh, ngintip dikit sih) aku kirim lagunya melalui whatsapp. It was so rough, ada suara berdehem di awal dan tanpa mixing. Satu menit... dua menit aku menunggu dan akhirnya ada jawaban. Laguku langsung diapprove! OH, MY GOD!!! Aneh sih, tapi aku syukuri saja. Mungkin bosku selaranya random, hahahaha *sujud syukur*

Tapi kejutan besarnya justru ada di acara puncak alias school leavers nya preschool. Aku diminta untuk membawakan lagunya di atas panggung! Ahahahaha, antara excited sama geli sih ini namanya :D Sudah pasti ada beberapa teman yang menggodaku. Dari mulai dipanggil "Maria" (itu lho, tokoh di The Sound of Music yang mengajarkan bocah-bocah bernyanyi) sampai dibilang kalau aku akan perform di hadapan Oopa Loompa :'D Terlanjur sudah nekat mengiyakan bikin lagu, aku iyakan lagi saja permintaan untuk tampilnya. Ini memang bukan pertama kalinya aku perform di depan umum, sebelumnya pernah di tiga stasiun TV nasional dan beberapa kali di kalangan "terbatas". Tapi di depan anak-anak dan orangtua murid? Oh, no, ini bakal jadi moment pertama kali xD



Satu minggu sebelum acara aku sempat gladiresik dan bikin aku geli segelinya karena laguku diputar di playground. Bayangkan saja, mendengar suara sendiri saat bekerja itu kan awkward banget, hahaha. Tapi aku tetap berusaha profesional, ---gelinya ditahan dulu sampai waktu bekerja selesai. Dan aku juga ingin penampilanku di hari H maksimal. Jadi segala silly thought itu harus disingkirkan dulu :) Aku berlatih saat gladiresik juga di rumah, ---bahkan untuk outfitnya pun aku siapkan. Thank God, penampilan perdanaku di preschool berjalan lancar. Meski aku sudah "tahu", tapi nggak bosan-bosannya aku mengingatkan diri sendiri untuk menganggap semua pekerjaan serius. Besar kecilnya panggung, sedikit banyaknya audiences sama sekali nggak boleh mempengaruhi penampilanku. I just want to do my best :)

Well... itulah dua moment yang sangat berkesan buatku di bulan Juni. Sebentar lagi bulan akan berganti dan aku masih belum tahu apa yang sudah menanti. Yang pasti aku akan menjalani hari sebaik mungkin, dan sisanya aku serahkan pada Tuhan :) Oh iya, besok sudah hari Lebaran, nih. Mohon maaf lahir dan batin, ya. Nanti akan aku usahakan untuk bersilaturahmi ke blog teman-teman. Sampai ketemu! :)

that ukulele girl,

Indi


(Diedit 5/3/2024. Sahabat yang berkolaborasi musik denganku itu sekarang jadi suamiku, ahahahahahaha, sungguh sebuah plot twist).
______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Sabtu, 27 Mei 2017

My Puppy is 8 Years Old! OMG! :D

Entah waktu yang benar-benar cepat berlalu atau aku yang terlalu enjoy sama hidup, ya... Rasanya baru banget aku cerita tentang ulang tahun Eris yang ke 7, eh sekarang dia sudah 8 tahun aja, huaaaa *kagetplusterharu :')
Tapi banyaknya hal yang terjadi sama hidupku belakangan (lol) juga bisa jadi alasan kenapa semuanya jadi terasa cepat. Salah satunya saja 3 minggu belakangan aku terkena infeksi mata yang cukup parah. Doctor visit, ke optik, pakai obat ini-itu... dan tahu-tahu saja, boom! ---sudah tanggal 22 Mei 2017! :O Padahal awalnya aku merasa punya cukup waktu untuk menyiapkan proper birthday celebration buat Eris, tapi pada kenyataannya cuma bisa super sederhana, hahaha. Yah, gimana dong... untuk keluar rumah saja mataku masih sensitif bukan main. Dan yang juga nggak kalah berpengaruh, ---dompetku ikut terkuras karena biaya dokternya cukup mahal! Maaf ya, Eris :p

Aku selalu berusaha membuat 'perayaan' ketika ada hewan peliharaan yang berulang tahun, ---meskipun itu hanya sederhana. Karena menurutku every life's matter, termasuk mereka. Seenggaknya ada moment satu kali dalam setahun dimana aku bisa tunjukan pada mereka betapa berartinya mereka untuk hidupku. Sebelum Eris ada Veggie, anjing golden retriever cerdas-cantik yang sayangnya harus pergi sebelum usianya mencapai 7 tahun. Ia dulu mengidap epilepsi, ---setiap hari dengannya adalah berkah dan membawa kebagiaan. Karena aku "tahu" waktu kami untuk bersama nggak akan lama, aku selalu berusaha membuat hari-hari kami memorable terutama di saat berulang tahun. Entahlah, aku merasa lebih nyaman ketika melakukannya. Mungkin dengan "merayakan hidup" aku seperti diterapi agar lebih mudah melepaskan ketika Veggie benar-benar harus pergi.

Meski begitu aku tetap merasa patah hati. Selama seminggu setelah kepergiannya aku menangis hampir sepanjang hari. Untuk mengobati aku melihat foto-foto Veggie sambil mengingat kenangan-kenangan manis bersamanya. Dan kehadiran Eris yang nggak terduga ternyata juga salah satu penyembuh yang paling ampuh. Aku merasa harus kembali membuka hati dan nggak menyia-nyiakan rasa sayangku  dengan memberikannya pada Eris. Ya, kekuatan dari making memory bersama Veggie dan kehadiran Eris lah yang menyembuhkanku :) Itulah kenapa aku sangat berusaha untuk melakukan hal yang istimewa di ulang tahun Eris, ---meskipun kesehatanku sedang menurun. Karena tanpanya mungkin sampai sekarang pun aku masih akan merasa setengah patah hati, hehehe ;)


Begitu sadar kalau sudah tanggal 22, aku langsung membuka lemari es dengan harapan ada sesuatu yang bisa dijadikan bahan untuk membuat kue. Ada telur, ---wah, lucky, berhubung aku vegan sepertinya ini punya Ibu dan Bapak. Juga ada strawberry yang dipetik dari rumah Tante. Setelah berpikir secara kilat aku langsung minta Bapak untuk membelikan buah pisang. Ya, ampun aku merasa helpless. Masa cuma ke mini market saja aku harus minta tolong, hahaha :D (habis ngetik kalimat ini aku langsung pakai obat tetes mata, lol). 
Aku pernah melihat resep kue ulang tahun untuk anjing di YouTube dan pernah aku praktekkan tahun kemarin. Sayang hasilnya terlalu kecil dan kurang nge-blend. Bagi Eris sih itu nggak masalah, karena dia memang hobi makan. Tapi aku tetap berharap kali ini hasilnya lebih baik daripada tahun kemarin biar happy nya Eris jadi berkali-kali lipat.

Belajar dari kesalahan tahun kemarin, kali ini aku lumatkan pisang dengan garpu agar lebih mudah ketika dicampurkan dengan telur. Melihat bentuknya sebelum dimasukkan ke microwave aku merasa super PD akan berhasil. Tapi ternyata... failed! Ini karena Bapak kasih tips super iseng agar aku menambahkan tepung beras ke adonannya, hahaha. Akhirnya setelah sedikit ngambek sama beliau (just kidding, hehe), aku bikin lagi dari awal dan... BERHASIL! Yay, aku bangga sekali sama hasilnya. Tahun lalu waktu aku masih vegetarian (masih makan telur) aku icip-icip kuenya Eris dan ternyata rasanya enaaaaak. Mirip pancake! Resep kue ini simple banget, tapi efektif. Soalnya bisa dinikmati oleh anjing dan pawrent nya sekaligus, hihihi. By the way, in case di antara kalian yang membaca mau re-create resep ini, boleh banget lho. Nih, aku share step by stepnya :)

Bahan-bahan:
~ 2 buah pisang.
~ 2 butir telur.
~ 1 buah strawberry.
~ 1 sendok makan air matang.

Cara membuat:
~ Lumatkan pisang sampai halus lalu campurkan dengan telur yang sudah dikocok.
~ Masukkan air dan aduk rata.
~ Panaskan di microwave suhu tinggi selama 5 menit.
~ Setelah agak dingin olesi bagian atas kue dengan stawberry yang sudah direndam air panas dan dilumatkan. Jadi kaya semacam homemade jam gitu deh, hehehe.


Selama ini aku hanya pernah memberi Eris kue buatan toko (khusus anjing) satu kali saja. Bentuknya memang keren, tapi aku khawatir ada bahan-bahan yang nggak terlalu baik untuk tubuhnya. Selain itu usia Eris juga sudah tua (---ah, tapi bagiku dia tetap puppy, hehehe), jadi akan lebih baik kalau apa yang masuk ke perutnya adalah bahan-bahan yang aku kenal betul. Pisang baik untuk sumber potasium dan karbohidrat bagi anjing. Sedangkan strawberry, selain rasanya enak juga kaya vitamin C. Satu atau dua buah jadi jumlah yang oke untuk camilan. Asal jangan stawberry kalengan saja karena biasanya mengandung sirup gula :O Nah, kalau dari bahan-bahannya sih sudah oke. Tapi tes kesuksesan kue ini adalah apakah Eris akan menyukainya? :D

Nggak ada dress baru buat Eris, ---kadonya pun mungkin akan menyusul atau bahkan nggak sama sekali, hehehe. Aku dan Bapak cuma menempel tulisan "happy birthday" di dinding dan nyanyi-nyanyi random (Eris mana peduli, lol). Lalu aku potong kuenya jadi 4 bagian dan langsung diberikan pada Eris. No candle this year karena yang sudah-sudah Eris malah mau gigit lilinnya :p 1... 2... 3... the moment of the truth. Hap! Ternyata Eris menyukainya! Dalam hitungan detik kuanya langsung habis, jadi nggak sempat divideokan, hahaha. Padahal ukurannya lumayan besar, lho, ---dicetak pakai mangkuk yang biasa buat mie itu. Melihat Eris suka dengan kue buatanku bikin super happy. Terharu deh, hal yang sesederhana ini saja bisa bikin Eris excited. Ah, aku harus belajar banyak dari Eris :'D


I'm blessed to have her. Nggak bosan-bosan aku bilang begitu (---tapi yang baca di sini mungkin bosan, hehehe). Karena kenyataannya memang begitu. Eris mengajarkanku untuk selalu excited dengan hal-hal kecil, untuk bersabar seperti saat aku sedikit memberinya makan, untuk tetap percaya dan menghormati, meski terkadang aku "marah" karena ia membandel. Semoga akan ada ulang tahun-ulang tahun berikunya lagi dengannya. Semoga selama apapun sisa hidup yang ia miliki aku bisa memberikannya kebahagiaan dan ia diberkahi dengan kesehatan. Amen... :) Ah, aku jadi pengen cepat-cepat menyelesaikan tulisan ini. Sekarang aku mau nyusul Eris saja di pojokan dekat pintu dan usel-usel wajahnya yang mungil, hihihi :)

cheers,

Indi

nb: Selamat menunaikan ibadah puasa. Maafkan segala kesalahanku ya, baik di lisan ataupun tulisan :) Bulan puasa identik dengan petasan. Di daerahku mulai ramai dan bikin Eris panik. Just a friendly reminder, kalau mau main petasan jangan di dekat binatang ya karena telinga mereka super sensitif. Dan untuk para pawrents, yuk peluk si kesayangan supaya nggak panik dan tetap nyaman. Semoga di bulan yang suci ini damai-damai saja ya. Mending juga makan kolak daripada main petasan :p

____________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Minggu, 07 Mei 2017

Ditodong Bernyanyi dan Bermain Ukulele di "Udah Gitu Aja" :D

Haloooo Dunia Kecil Indi! Masih adakah yang berkunjung ke sini? Hehehe :p
Lumayan lama juga ya aku nggak mampir, ---bahkan nggak blog walking mengunjungi blog teman-teman. Sedihnya, ini bukan karena aku sibuk, tapi karena... ehm, aku malas :p Bukan malas sama blognya, lho, tapi aku sedang malas in general. Sempat sakit 1 minggu plus cuaca Bandung yang adem-adem beku (hujan es melulu, dong) bikin aku rindu dengan tempat tidur setiap pulang bekerja. Plusnya aku jadi beristirahat dengan cukup, tapi minusnya jadi lumayan banyak hobi yang ditinggalkan (---kecuali hobi tidur, lol). Sekarang aku sudah jauh lebih fit, mudah-mudahan saja bisa kembali ke rutinitas yang seimbang, ---terutama antara pekerjaan, hobi dan waktu istirahat :)

Bulan kemarin banyak long weekendnya. Tapi bagiku sih nggak terlalu berpengaruh karena pekerjaan formalku yang sifatnya part time, hanya 4 hari dalam seminggu. Jadi di saat orang lain happy karena dapat libur ekstra, bagiku rasanya sama karena di hari "normal" pun memang libur, hehehe. Nah, justru pas 1 Mei 2017 kemarin aku malah kebalikan dari orang kebanyakan. Di saat yang lain libur aku malah "back to work" dengan menjadi tamu di acara talk show. Proses undangannya cukup cepat. Berawal dari beberapa hari sebelumnya produser acara menghubungiku dan menawari untuk menjadi bintang tamu di program barunya. Karena sebelumnya sudah pernah mengisi acara di stasiun TV yang sama jadi langsung aku iyakan. Rupanya memang cukup ngebut, keesokan harinya salah seorang dari tim kreatif langsung memberikanku jadwal shootingnya!

Mungkin masih ada yang ingat kalau di tahun 2015 lalu aku diundang ke acara yang namanya "Saling Sharing"? Nah, kali ini aku diundang oleh stasiun yang sama, Inspira TV, hanya saja berbeda acara. Namanya "Udah Gitu Aja", sama-sama talk show tapi konsepnya komedi. By the way, sepertinya masih ada yang belum tahu tentang Inspira TV ya. Ini stasiun TV nasional, jadi bukan hanya bisa dinikmati di kota Bandung, tapi juga di kota-kota lain di Indonesia. Bedanya ini adalah channel TV digital bukan analog, jadi kita harus make sure dulu TV yang dipakai bisa mensupport (bisa dibaca di kardus TV nya). Selain itu Inspira TV juga bisa dinikmati di Ninmedia channel 29. Teman-teman sudah pakai TV digital belum, nih? :) 

Belajar dari pengalaman sebelumnya aku pun bertanya tentang dresscode untuk shooting nanti, apalagi acaranya live. Awalnya Reza, salah satu tim kreatif mengizinkanku memakai dress selutut (---bukan di atas lutut ya, aku selalu make sure pakaianku sopan). Tapi (lagi-lagi) hanya beberapa jam sebelum shooting keputusan diubah bahwa kakiku harus tertutup! Aduh, rasanya kok seperti de javu, hahaha. Agak kesal juga sih, tapi syukurlah aku menemukan stocking lama di laci lemari dan dapat pinjaman blazer dari Ibu. Alasannya sih karena beberapa kru masih libur jadi keputusannya serba mendadak. (---Dan later ketika di studio aku jadi tahu kalau channel mereka memang berbasis islami). Tadinya aku mau protes karena di episode sebelumnya Mbak Polwan cantik yang jadi tamu roknya pendek bingits dan bajunya ketat. Tapi sudahlah, aturan pasti dibuat karena ada alasannya dan aku bukan rebel, hehehe. Disyukuri saja karena Ibu punya butik jadi urusan outfit bukan masalah besar :)

Shooting akan dimulai pukul 20.00 WIB, jadi aku dengan diantar Bapak berangkat pukul 19.00 WIB. Tadinya aku diundang untuk share tentang pengalaman menulis saja, tapi setelah produsernya tahu kalau aku juga pemain ukulele (amatir, lol), aku pun diminta untuk membawa serta salah satu ukuleleku. Wah, bakal jadi pengalaman pertama bermain musik live di TV nih. Sebelumnya sudah pernah ketika di Net TV dan TV One, tapi keduanya tapping :D Lokasi shooting kali ini berbeda dengan sebelumnya yang di sebuah kafe, kami diminta untuk datang langsung ke studio Inspira TV. Karena sudah malam dan baru pertama kali, Bapak sempat bingung dengan rutenya. Syukurlah lalu lintas sedang nggak macet dan meskipun studionya nggak terletak di jalan utama tapi ada sign yang cukup terang. Kami pun tiba tepat waktu. Hore! Hehehe.

Sepanjang pengalamanku mengisi acara (di TV), baru kali ini shooting nya dimulai tanpa basa-basi. Jangankan di makeup oleh makeup artist, diminta untuk rapi-rapi pun nggak. Jadi begitu tiba langsung diminta naik ke lantai 2 (sepertinya ruang kontrol?), baru ketika segmentku hampir dimulai aku diminta untuk masuk ke studio yang berada di lantai 3, hehehe. Positifnya aku jadi nggak sempat deg-degan ---dan akhirnya ada juga TV yang no-problemo dengan aku yang bedakan saja malas :D Aku baru dibriefing saat jeda iklan, termasuk baru ditanya tentang lagu apa yang akan aku bawakan. Tanpa ragu aku langsung menjawab, "Under the Bridge dari Red Hot Chili Peppers!" Hehehe, kalau live begini kan sudah nggak mungkin ditolak, ---kapan lagi bisa membawakan lagu idola :p Karena di sana ada pemain keyboard, aku pun nggak menolak tawarannya untuk mengiringi suara dan permainan ukuleleku. Ini adalah pengalaman pertama, aku jadi super excited! :)



Host "Udah Gitu Aja" ada 2 orang, Danu dan Mike. Mereka super kocak dan lincah, ---saking lincahnya aku khawatir studio mini tempat kami shooting akan rubuh karena mereka berlari ke sana-kemari saat jeda iklan, hahaha. Meski begitu mereka juga ramah dan sopan. Setelah berkenalan sebentar segment aku pun dimulai dengan membawakan lagu yang sudah direncanakan. Ya... not bad lah untuk ukuran tanpa rehearsal, hehehe. Lagunya jadi terdengar lebih fresh dengan alunan keyboard. Beruntung Bapak sempat merekam moment pertamaku membawakan lagu idola di TV dengan kameranya :)) Setelah itu kedua host langsung masuk dan mulai berbasa-basi denganku. Senangnya, Mike pernah menonton film MIKA beberapa waktu lalu, jadi percakapan kami terasa lebih hidup. Aku memang selalu mengirimkan profile terlebih dahulu jika diundang menjadi tamu, karena info tentangku tentu nggak semua tersedia di google (---kecuali kalau aku Beyonce, hehehe). Tapi jika host nya benar-benar tahu karyaku rasanya jadi lebih menyenangkan.



Setelah jeda iklan berikutnya aku diajak main game. Sebenarnya sih gamenya super simple, aku dan Mike hanya diminta untuk menebak kata yang Danu ucapkan tanpa suara lalu ditulis di selembar kertas. Tapi memang dasar Danu super kocak, aku pun tertawa sampai sakit perut, hahaha. Game ini aku yang menang, ---tapi aku yakin Mike memang sengaja mengalah. Yang asyik dari acara ini meski konsepnya komedi tapi pertanyaan yang diajukan tetap serius. Misalnya tentang upcoming project ku dan tips menulis. Mereka juga sempat membacakan beberapa fakta tentang film MIKA yang membuktikan bahwa tim kreatif melakukan sedikit research sebelumnya. Mungkin kita sebagai penonton akan berkomentar bahwa, ‘apa susahnya memang dengan mencari tahu?' ---karena zaman sekarang apa-apa tinggal googling. Tapi trust me, masih banyak lho acara TV yang sepertinya malaaaas banget cari tahu tentang tamunya :) 



Segment ku berlangsung selama 1 jam, tapi waktu rasanya cepat sekali berlalu karena meski saat jeda karakter Danu dan Mike sama sekali nggak berubah. Kami asyik mengobrol dan sesekali kru mengajak berfoto bersama. Too bad memory kameraku habis karena Bapak terlalu semangat merekam aksiku, hahaha. Untung saja ada Instagram, jadi aku bisa mendapat beberapa dokumentasinya meski resolusinya nggak terlalu besar :) Waktu segmentku ditutup rupanya ada permintaan khusus dari produser agar aku bernyanyi lagi. Ya, ampun spontan sekali acaranya, hahaha. Yang terlintas di kepala gue lagunya Princess Chelsea yang berjudul "Goodnight Little Robot Child", langsung saja aku nyanyikan. Sempat lupa awalnya karena celetukan-celetukan si duo konyol, tapi untung hanya beberapa detik saja, hahaha.

Aku dan Bapak nggak langsung pulang, tapi kami stay sampai 1 jam kemudian alias sampai acara habis. Meski cuma jadi penonton tapi aku nggak bosan karena ketawa-ketawa terus :p Setelah itu kami pamit pulang karena sudah larut dan besoknya aku harus kembali bekerja (---pekerjaan formal maksudnya, kalau "kerja" mah kan setiap hari, hehehe)
Aku bersyukur pengalaman pertama mengisi acara live berlangsung super seru. Aku pikir pressure nya bakal lebih besar daripada tapping, tapi rupanya aku malah lebih santai. Pernah lho aku screen test buat salah satu acara bakat di TV, cuma ditonton sama segerintil kru tapi nervousnya malah luar biasa, lol. Minusnya dari live show aku jadi nggak bisa nonton diri sendiri di TV, ---kecuali kalau ada yang upload ke YouTube. Ya, doakan saja episodeku cukup okay untuk diupload di account official mereka, ya, hehehe. 
Begitu deh pengalamanku bekerja di hari libur kemarin. Kalau teman-teman bagaimana? Menikmati liburan atau ada pekerjaan tak terduga juga? ;)

Nonton behind the scene "Under the Bridge" di sini, ya :)


yang maksa mau nyanyi lagu RHCP,

Indi


______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com