Senin, 29 April 2013

Wonderland di Rumah :)

Selama day off (hari sabtu sampai senin) gue nggak kemana-mana. Seharian cuma di rumah dan outfit yang dipakai pun dari piyama ke piyama. Jadi bangun tidur gue pakai piyama, siangan dikit ganti piyama, mau tidur balik lagi ke piyama, hihihi. Padahal sebelumnya gue dan Ray ada rencana untuk keluar rumah, lho. Ya, sekalian syukuran 5 tahun hubungan kami. Tapi berhubung Ray mendadak sakit, terpaksa jalan-jalannya ditunda dulu. Mungkin karena sudah terlalu ngarep, gue jadi kurang bersemangat di rumah. Bawaanya tidur dan malas-malasan. Kegiatan paling produktif yang gue lakukan cuma sampai mendengarkan Om John ngomong selama 6 jam non stop, hahaha. Dan hari ini, hari terakhir libur, tiba-tiba gue tersadar bahwa gue hampir menyia-nyiakan waktu luang gue! Wah, seharusnya gue nggak membiarkan 1 rencana yang gagal merusak 3 hari yang berharga :)

Gue pun langsung mencari-cari hal apa yang bisa gue lakukan di rumah. Mau bersih-bersih, semua sudah bersih karena meski judulnya "malas-malasan" gue paling anti sama kamar acak-acakan. Mau bikin day spa di rumah, orang tua lagi bekerja. Masa gue harus maskeran sama Eris... Eh, wait! Ngomong-ngomong soal Eris, dia ternyata bisa jadi penyelamat gue, hihihi. Kebetulan hari ini Eris nggak tidur siang, jadi gue ajak saja dia main air sekalian mandi. Sama seperti gue (dan kebanyakan manusia lain sepertinya, lol), Eris senang bermain air, tapi untuk mandi dia agak malas. Jadi biasanya dia hanya duduk seperti patung dan gue bakal kesusahan untuk membilas bagian ekornya, hahaha. Tapi syukurlah, tadi Eris ceria sekali, dari mulai proses main air, mandi sampai gosok gigi dia nggak banyak protes. Sedikit ciprat-ciprat air sih ada, tapi malah segar soalnya gue juga belum mandi :p Waktu bulunya dikeringkan dan disisiri Eris juga menurut. Malah jadi gue yang nggak enak, soalnya karena bulunya tebal prosesnya lumanyan lama, lho... Untuk sentuhan akhir bulu Eris disemprot parfum yang gue beli dari pet shop. Kalau sudah begini gue jadi ingin gigit dia, soalnya aromanya seperti mangga, hihihi. Ternyata memandikan Eris bikin mood gue lebih baik dan nggak sabar melakukan hal lain :D

Si kecil Eris bulunya mau dikeringkan :)
Peralatan "tempur" Eris minus sisir kesanyangannya yang sudah ada sejak zaman Veggie :)


Sore hari, waktu Ibu dan Bapak akhirnya pulang ke rumah, gue bertanya apa mereka membawa camilan karena perut gue terasa lapar. Sayangnya mereka nggak bawa apa-apa kecuali 1 bungkus kue kering yang ternyata di dalamnya ada daging. Gue nggak makan itu karena pesco vegetarian. Lalu gue dengar Ibu bicara pada Bapak, katanya beliau minta dibelikan roti tawar untuk sarapan besok pagi. Tiba-tiba saja gue teringat sesuatu. Gue pernah melihat cara membuat donat ala Mad Hatter dari dongeng Alice in the Wonderland di channel-nya RRcherrypie. Nah, berhubung gue suka sekali dengan Alice in the Wonderland, dan gue juga nggak pandai memasak, maka gue sangat terobsesi dengan resep itu karena tampak sederhana, hehehe. Setelah sekian lama cuma melihat video tutorialnya dan membaca resepnya secara online (resep ini juga bisa ditemukan di The Alice in Wonderland Cookbook: A Culinary Diversion), hari ini akhirnya gue memutuskan untuk membuatnya sendiri secara mendadak :p

Bahan-bahan yang gue butuhnya sudah ada di dapur (ditambah roti tawar yang baru dibeli Bapak). Yang kurang hanya dry wine dan gue memutuskan untuk melewatkan part itu tanpa menggantinya dengan bahan lain. Oh, iya untuk yang belum akrab dengan dongeng Alice in the Wonderland mungkin belum mengenal siapa Mad Hatter. Dia adalah tokoh laki-laki bertopi lucu yang selalu mengadakan pesta di tengah hutan. Sering kali dia menyebut "tea time!" di waktu-waktu yang sangat random. Dan donat adalah satu kesukaannya :) Jadi gue mulai mengumpulkan bahan-bahannya di atas meja dapur: 4 lembar roti tawar, 1 butir telur, 2 sendok minyak goreng dan cokelat tabur. Gue semangat sekali sampai-sampai nggak bisa berhenti tertawa, hehehe.

Tapi lalu gue lupa satu hal: roti yang gue punya bentuknya kotak, sedangkan donat bentuknya bulat dan gue nggak punya cetakan kue. Gue pun sibuk mencari-cari benda apa yang bisa digunakan untuk mencetak. Pakai mangkok, terlalu besar... Tutup cangkir terlalu kecil... Untung saja Bapak memeriksa kulkas dan menemukan sebuah mug punya Puja. Ternyata ukurannya pas. Wah, senang sekali! Dan untuk membuat lubang kecilnya gue menggunakan tutup air mineral. Karena roti yang gue punya tipis, maka gue menumpuknya menjadi 2 supaya tebal mirip donat betulan :) Setelah itu, roti-roti yang bentuknya mirip donat itu gue celupkan ke dalam kocokan telur, dikeringkan, digoreng sebentar, lalu... jadi deh! :) Untuk rasa manis gue tambahkan coklat tabur dan secangkir susu vanila untuk menemaninya. Rasanya ternyata enak, cocok untuk camilan sore dan juga sarapan.


Step by step membuat donat ala Mad Hatter :)
Bentuknya lumayan juga lah ya untuk ukuran pemula :p


Ibu dan Bapak memuji ide kreatif gue (well, ini bukan karya gue sih sebenarnya, lol), lalu dilanjutkan dengan marah-marah karena dapur menjadi acak-acakan, hehehe. Tapi gue nggak sebal, sebaliknya malah senang hari libur terakhir gue terasa berkesan dan produktif. Lucu ya, kadang kita suka lupa pada hal-hal fun di sekitar hanya karena sesuatu nggak berjalan sesuai rencana. Padahal saat kita bersedih atau kecewa dunia masih tetap sama, well at least keadaan di sekitar kita masih tetap sama: Eris masih tetap menggemaskan dan donat Mad Hatter masih tetap lezat. Gue nggak menyesal. Gue hanya berjanji akan berusaha memanfaatkan setiap detik hidup gue. Hari ini gue menemukan wonderland di dalam rumah seperti Alice. Bagaimana dengan kalian? :)

senyum,
Indi

nb: Mohon doanya, besok (selasa 30 April 2013) film MIKA akan diputar di IFF Melbourne Australia :)

facebook: here | twitter: here | contact person: 081322339469

Minggu, 21 April 2013

Senin yang Terasa Minggu: It's a Date! Yaiy! :D

Hai bloggies! Apa kabar? Semoga semua baik-baik saja ya, terutama yang rumahnya kebanjiran di musim hujan ini. Beberapa rekan kerja gue di pre school ada yang rumahnya kebanjiran, lho. Dan sedihnya cukup parah sampai masuk ke dalam rumah :( Tapi syukurlah keadaan semakin membaik :) Gue sendiri baik-baik saja karena tinggal di daerah yang bebas banjir. Tapi tetap, hujan yang terus-terusan lumayan berpengaruh sama kesehatan gue. Hampir setiap pulang kerja pasti gue kelelahan dan pusing. Pasalnya cuaca dingin bikin gue gampang kena flu. Ditambah gue sudah lama nggak refreshing, kondisi badan rasanya semakin menurun.Gue mau keluar rumah dan bermain tapi sulit sekali mencari waktu yang pas karena takut kehujanan. Gue serius lho waktu bilang "bermain", hehehe. Gue suka sekali bermain ---seperti anak-anak--- dibandingkan apapun untuk refreshing :)

Seperti yang pernah gue ceritakan sebelumnya, gue beruntung sekali karena waktu bekerja gue yang pendek (well, nggak termasuk pekerjaan gue yang lain, sih, hanya pre school). Gue bisa melakukan hal lain sepulang bekerja, termasuk liburan lebih cepat karena hari kerja gue dimulai di hari selasa. Tapi terkadang hal ini malah membuat gue menikmati hari libur sendirian, karena orang-orang di sekitar gue masih bekerja, termasuk Ray. Nah, tanggal 15, hari senin kemarin gue sangat sangat sangat ingin keluar rumah dan bermain ke Trans Studio. Apalagi saldo kartu Trans Studio gue sudah diisi oleh Ray 2 hari sebelumnya. Yang jadi masalah, gue harus bermain dengan siapa? Nggak asyik kan bermain di theme park sendirian... Berhubung keluarga dan teman-teman gue sibuk, jadi gue meminta Ray untuk pulang lebih cepat dari biasanya dari kantor. Dan ternyata, yaiy! Ray bisa pulang jam 5 sore! :D

Kenapa gue memilih Trans Studio? Alasan pertama tentu saja karena gue tinggal di Bandung dan cuaca memang nggak memungkinkan gue untuk bermain di luar. Meski gue sudah pernah ke sana sebelumnya, tapi gue sama exited-nya seperti pertama kali. Kalau ada yang bilang Trans Studio itu nggak seseru theme park di luar negeri, buat gue sih sudah cukup memuaskan hasrat gue untuk teriak-teriak dan tertawa sepuasnya, haha. Lagipula apa salahnya membanggakan theme park punya negeri sendiri (I love Dufan too, btw) :)
Tapi ternyata agak sedikit di luar rencana. Ray yang sudah selesai bekerja ternyata terjebak di kantor karena hujan sangat lebat. Padahal gue sudah berada di Trans Studio Mall dan kinda don't know what to do karena rencananya awalnya kami akan langsung bermain. Akhirnya gue pun memutuskan untuk toko buku, melihat-lihat buku apa yang kira-kira cocok masuk list kalau gue sudah ada rezeki untuk membelinya nanti :)

Jam 7 malam akhirnya Ray sampai di Trans Studio Mall (yup, gue menunggu 2 jam padahal gue rela nggak mandi hanya supaya cepat sampai, lol). Kami langsung cepat-cepat ke gate Trans Studio sambil cekikikan :p Belum apa-apa kami sudah disarankan petugasnya untuk kembali lagi besok saja, karena 2 jam lagi Trans Studio akan tutup, dan sekitar 40 menit lagi beberapa wahana berhenti beroperasi. Tapi gue tetap bilang kalau kami ke sini hanya ingin bersenang-senang, jadi kami ingin menikmati waktu 2 jam kami. Beberapa petugas langsung bengong, dan akhirnya salah satu dari mereka bilang "salut" sambil mengacungkan jempol, hahaha :) Memang, begitu masuk ternyata sudah sepi, beda sekali dengan waktu pertama kali gue ke sini. Tapi dengan begitu gue malah merasa lebih tenang dan bisa memilih wahana apa saja yang ingin gue mainkan.

Ray itu takut ketinggian. Well, sebenarnya bukan ketinggian sih, tapi mainan yang seram-seram (kecuali hantu-hantuan dia berani, hahaha). Jadi kalau ada permainan yang tinggi, diputar-putar apalagi dibanting-banting pasti Ray nggak mau. Nah, gue justru kebalikannya. Sangat suka dengan permainan menantang tapi takut sama hantu-hantuan :p Tadinya gue mau Ray cukup menunggui saja, biar gue yang main. Tapi setelah dipikir-pikir nggak seru kalau naik wahana sendirian, jadi gue pilih wahana paling harmless sedunia, yaitu Bolang! Hahaha :) Menurut gue sih satu-satunya yang mengerikan dari wahana ini cuma bonekanya. Sebenarnya cute, sih, cuma gue agak takut sama boneka yang gerak-gerak sendiri gitu... Gue benar-benar nggak bisa berhenti ketawa, dari satu baris kereta hanya kami berdua yang mengisi. Beda sekali dengan pertama kali gue ke sini, gue sampai harus bergabung dengan keluarga Ari Sigit (yup, 'that' Ari Sigit) saking penuhnya :D Sementara Ray sibuk mengambil foto, gue malah sibuk mengomentari boneka-bonekanya :p 


Sehabis dari si Bolang, kami nggak tergoda untuk membeli sesuatu di toko permennya (padahal banyak lolipop!). Kami memutuskan untuk mencari wahana lain dan membeli sesuatu ketika pulangnya saja. Berhubung gue sudah mengalah untuk naik wahana harmless, gue ajak Ray bermain di "Land of Giant". Ya, ampun ini wahana favorit gue sepanjang masa! *lebay* Di wahana ini kita akan duduk kursi dan naik sampai ketinggian 5 lantai lalu dilempar ke bawah. Seru deh pokoknya. Well... at least untuk gue, karena bagi Ray ini sama sekali nggak seru. Dia malah takut dan mau pegang tangan gue. Tapi gue bilang nanti serunya hilang, dan yang paling pas itu justru kalau tangan kita diangkat tinggi-tinggi. Hahaha, jelas saja Ray nggak mau dan dia turun dengan wajah pucat pasi sementara gue malah tertawa senang dan berjanji kalau masih ada waktu sebelum pulang akan naik wahana ini lagi.

Sehabis dari Land of Giant. Mau lagiiii :D

Karena sepi sepertinya kami berdua jadi pusat perhatian para pegawai di sana, hihihi (atau karena suara tawa gue yang kencang ya?). Sampai-sampai mereka sering kali menawarkan untuk memfoto kami berdua. Kami ke pojokan "ini" ditawari, kami kepojokan "itu" ditawari. Awalnya malu-malu, tapi senang juga, sih karena kami pikir karena perginya hanya berdua akan susah mendapatkan foto saat kami lagi bersama-sama :)
Wahana selanjutnya yang jadi incar gue yaitu "Trans Car Racing". Kenapa? Karena gue suka ngebut, belum lancar nyetir meski punya SIM, hahaha. Nah, berhubung ini baru pertama kali, gue pikir karena ada track-nya gue nggak harus menyetir "betulan". Ternyata gue salah, yang bertugas mengatur laju ya driver-nya alias gue. Pantas saja pegawainya pasang tampang khawatir begitu tahu bahwa gue yang pegang kendali, hahaha. Ray sebetulnya pengen sekali memainkan wahana ini, tapi berhubung ingin membuat gue senang, jadi dia mengalah dan cukup duduk di bangku penumpang :)
Cukup sulit mengontrol kemudinya, beberapa kali mobil gue berdecit karena salah belok. Ray menganggap itu lucu dan dia tertawa terus. Lalu gue putuskan untuk sedikit bergaya seperti idola gue. Ingat video "Scar Tissue" dari Red Hot Chili Peppers yang adegannya menyetir mobil sambil bernyanyi? Nah, gue persis seperti mereka, lengkap dengan penghayatan penuh terhadap liriknya, hahaha. Sungguh kebetulan yang "menyenangkan", John salah satu personel Red Hot Chili Peppers di kehidupan nyata juga nggak bisa menyetir tapi dia nyaman-nyaman saja tuh di video clip itu :p Tapi Ray lama-lama panik juga lho, dan mulai bilang, "slow down, John, slow down". Nama gue sampai diganti, lol. Oya, Ray bilang waktu gue bernyanyi suara gue terdengar kemana-mana. Karena malu gue hampir nggak mau turun dari mobil :(


Awas... awas... John Frusciante mau lewat! :p

Duduk dulu 5 detik untuk berfoto :p

gayanya stereotype sekali, hahaha :D

wilayah yang tabu untuk gue datangi.... :O :O :O

Setelah itu kami langsung naik wahana "Dragon Riders". Bukan wahana yang menegangkan tapi cukup mengocok-ngocok perut. Karena ini sudah ke dua kalinya, jadi gue nggak terlalu surprise, gue malah sibuk menceritakan bagaimana rasanya sama Ray :p Tadinya gue sangat ingin bermain Vertigo atau Giant Swing, tapi Ray baru mau naik itu semua kalau gue ikut ke wahana "Dunia Lain". Waaaah, jelas saja gue tolak. Gue penakut banget deh kalau soal rumah hantu. Nonton film horor baru berani. Susah ditakut-takuti malah :D Tapi "Dragon Riders" juga cukup seru, terutama karena melihat ekspresi Ray yang nggak menyangka kalau wahananya lumayan mengguncang sampai hampir bikin sepatu lepas, hehehe.
Selanjutnya kami bermain "Sky Pirates". Hitung-hitung wahana "calm down" setelah tertawa terus, hehehe. Wahana ini mirip seperti monorail, hanya saja bentuknya seperti balon udara. Di sini Ray sibuk mengambil foto ekspresi gue. Maklum, meski judulnya "calm down" tetap saja gue tertawa-tawa :D

senang! :D

masih harus bilang kalau gue senang? ;)

Waktu sudah makin menipis. Beberapa wahana sudah tutup dan pengunjung lain yang bisa kami temui hanyalah sekelompok kecil mahasiswa yang sebelumnya sempat bertemu ketika di wahana "Land of Giant". Kami semua menuju wahana yang sama, yaitu "Marvel 4D". Ini adalah wahana 4 dimensi yang waktu pertama kali gue ke sini belum ada. Gue exited sekali karena gue suka dengan Peter Parker, hahaha. Nggak disangka-sangka ketika menunggu masuk teater ada yang menyapa gue. Ternyata dia adalah Vany, salah satu pembaca novel gue yang juga pernah hadir di salah satu meet and greet gue. Vany bekerja di sini, baru 3 hari katanya. Wah, senangnya :D Wahananya ternyata sama menyenangkannya dengan pertemuan dengan Vany, gue dan Ray banyak tertawa dan sesekali gue menjerit kecil. Terutama waktu adegan diserang serangga. Hiii, gue langsung naikan kaki gue ke atas kursi karena benar-benar ada yang menggelitik di bawah, hahaha.




What I wore? Dress: Toko Kecil Indi | Bow ring: Heartwarmer | Shoes: Fladeo

"Marvel 4D" menjadi wahana terakhir untuk kami. Ketika kami keluar suasana benar-benar sepi dan toko suvenir sudah tutup. Gue sedikit kecewa karena nggak jadi membeli lolipop. Tapi setelah diingat-ingat gue nggak punya alasan untuk kecewa karena yang gue inginkan adalah refreshing dan gue sudah dapat itu. Sebelum kami benar-benar keluar area Trans Studio mbak security yang baik hati menawarkan untuk memfoto kami. Wah, jelas saja kami nggak menolak. Langsung saja gue bergaya konyol dan berfoto di dekat icon-icon Trans Studio layaknya turis. Padahal sih rumah gue nggak jauh dari sini :p Gue tahu Ray sebetulnya malu untuk bergaya konyol. Tapi setelah gue bujuk dia mau juga, hehehe. Waktu kami keluar menuju Trans Studio Mall ternyata masih ada 1 toko suvenir yang buka. Yaiy! Langsung saja gue dan Ray memilih-milih benda yang bisa kami bawa pulang. Meski nggak ada lolipop, tapi gue senang karena membawa 1 buah sumpit merah dengan holder berbentuk anak perempuan berkaos Trans Studio. Sedangkan Ray membeli sebuah pulpen berbentuk suntikan dari Science Center untuk dirinya :)

 

Kami pulang dengan perasaan senang dan nggak bisa berhenti tersenyum. Gue akhirnya bisa bermain keluar meskipun di hari senin dan Ray benar-benar membuatnya terasa seperti hari minggu.Buat gue inilah pengertian sebenarnya dari "bermain", karena gue banyak bergerak, banyak tertawa dan mempunyai waktu berkualitas dengan orang yang gue sayang :) Kalau nanti ada kesempatan lagi untuk ke tiga kalinya gue ke Trans Studio, gue akan senang sekali. Karena gue percaya setiap kunjungan rasanya beda, setiap hati gue bahagia pasti gue menemukan "sensasi" baru. Terima kasih Tuhan, terima kasih Ray dan terima kasih Trans Studio (lol, I'm serious) karena telah membuat 2 jam dalam hidup gue begitu menyenangkan!
Oh, iya hampir lupa. Ngomong-ngomong soal menyenangkan, ada 2 buah kabar gembira lho. Film Mika (yang diinspirasi dari novel "Waktu Aku sama Mika", berdasarkan kisah nyata gue) sekarang sudah tersedia dalam format VCD dan DVD. Kalian bisa menemukannya di Disc Tarra, Gramedia, Carrefour dan toko CD terkemuka. Jangan lupa membeli yang original, ya, kami orang-orang yang bekerja di balik film ini bekerja keras selama lebih dari 1 tahun lho untuk mewujudkan film ini :) Dan yang ke dua, tanggal 30 nanti Mika akan diputar di festival film Melbourne Australia! Doakan ya supaya semuanya lancar. Kapan-kapan gue ceritakan lengkapnya. Selamat weekend! :)

happy girl,

Indi
___________________
Facebook: here | Twitter: here | contact person: 081322339469

Kamis, 11 April 2013

Dolly Girl-Anna Sui dari www.chocolatop.com :)



Hai bloggies, sedang apa? Gue menulis post ini dalam keadaan berpiyama dan ditemani satu gelas jeruk hangat, karena ini hampir jam setengah 11 malam dan gue baru saja terbangun, hihihi. Besok gue harus bangun pagi-pagi, tapi berhubung belum bisa kembali tidur jadi mampir dulu sebentar, deh ke dunia kecil gue ini :) Beberapa waktu yang lalu gue menerima paket dari www.chocolatop.com isinya adalah sebuah parfum yang sudah lama gue inginkan. Dolly Girl dari Anna Sui! Tahu kenapa gue ingin parfum itu? Tentu saja karena botolnya yang cute dan berwarna pink. Sedangkan bagaimana aromanya, gue sama sekali nggak tahu, hihihi.


Waktu gue buka pembungkusnya ternyata botolnya memang super cute: transparan, berbentuk figur perempuan dengan pipi merona dan bulu mata yang lentik. Ukurannya juga pas untuk dibawa sehari-hari di dalam tas tangan. Tapi yang paling membuat gue penasaran tentu saja aromanya, karena selama ini gue hanya sering melihat botolnya, hihihi. Dilihat dari kemasannya gue langsung menebak kalau aroma si Dolly Girl ini bakal manis dan sedikit kekanakan. Tapi ternyata gue salah, Dolly girl beraroma sangat girly dan nggak terlalu tajam. Ringan dan cocok untuk perempuan seusia gue :D




Kemarin gue melakukan sedikit tes untuk menguji ketahanan aromanya. Gue semprotkan parfum ini pagi-pagi, sekitar pukul 7.30 sebelum gue berangkat kerja. Gue sama sekali nggak memakai ulang sampai jam kerja gue habis pukul 14.00. Ternyata aromanya hanya memudar sedikit, padahal pekerjaan gue mengharuskan gue untuk aktif mengejar anak-anak ke sana-kemari, hihi. Lucunya sebelum gue pulang salah satu pegawai cafe di pre school berkomentar bahwa gue tercium seperti baru mandi :D

Overall gue beri Dolly Girl dari Anna Sui ini 4 dari 5 poin sempurna. Gue suka hampir dengan semuanya kecuali tutupnya yang kadang meninggalkan embun (dan alangkah lebih menyenangkan kalau bentuknya diganti menjadi mahkota berwarna pink, lol). Tapi dari kemasan, aroma dan ketahanannya, gue sama sekali nggak bisa komplain. Jelas sekali ini menjadi salah satu parfum favorit gue :)
 
 

Oh, iya sedikit tentang www.chocolatop.com, ini adalah situs yang menjual parfum dan produk fashion impor. Situs ini memudahkan kita untuk berbelanja dari rumah, karena sangat user friendly, langkah-langkahnya sederhana. Kita tinggal meng-klik tombol "beli" pada item yang diinginkan, jika sudah selesai klik "check out" dan pilih alamat tujuan pengiriman pesanannya. Jika semua data yang dimasukan sudah benar, klik "OK". Terakhir, konfirmasi jika proses pembayaran sudah dilakukan lewat situs atau SMS ke 08997571234, dan setelah dapat balasan barang akan segera dikirim. Mudah sekali, kan ;)

Jika ingin bertanya tentang produk-produk yang dijual, SMS saja Yulia, ownernya di nomor yang sama. Ramah banget, kok, hihihi. Yang asyik dari www.chocolatop.com kita nggak perlu khawatir tertipu membeli parfum palsu atau yang kualitasnya nggak sesuai harapan, karena di situsnya tersedia link "categories" yang siap mengantar kita ke jenis parfum yang kita inginkan dengan sekali klik. Jadi nggak perlu ragu untuk mencoba berbelanja di situs ini, karena selain aman juga mudah untuk melakukannya dari rumah, termasuk untuk newbie seperti gue ini, hihihi.

Okay, sekarang waktunya gue kembali lagi ke tempat tidur. Nggak sabar mandi pagi dan pakai parfum Dolly Girl dari Anna Sui untuk memulai hari, hihihi ;) *genit*

smile,

Indi




_______________________________

Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 01 April 2013

Tentang Rezeki :)

Hari Rabu siang, seperti biasa gue dan miss. Rifa rekan kerja gue di pre school selonjoran di karpet sehabis makan siang. Ini menjadi ritual nggak tertulis kami, mengobrol berdua saja memisahkan diri dari teman-teman yang lain sambil memikirkan apa yang harus disiapkan untuk besok. Gue melirik ke arah jam dinding, masih 1 jam lagi sebelum waktunya pulang. Gue mengambil boneka beruang besar dan bersandar malas kepadanya. Terkantuk-kantuk. Tiba-tiba HP gue bunyi. Ada sebuah pesan masuk dari Vino Bastian. Vino adalah seorang teman baik yang gue kenal karena project film Mika. Iya, ia adalah yang memerankan almarhum Mika :)
"Indi, jangan lupa jam 18.30 nanti datang ya ke premiere Madre. Ajak Bapak dan Ibu juga".
Gue nggak langsung membalasnya, tapi meneruskan kembali obrolan random bersama Miss. Rifa. Kami sedang bercerita tentang teman masing-masing dan sudah sampai pada giliran miss. Rifa. Ia bercerita semalam salah seorang temannya mengiriminya pesan, berbincang ringan sampai akhirnya bertanya tentang pekerjaannya. Dengan bangga miss. Rifa menjawab bahwa ia menjadi guru di pre school. Tapi nggak disangka si teman malah berkomentar tentang "penghasilan" yang miss. Rifa dapatkan dari profesinya ini. Yang dimaksud dengan "penghasilan" tentu saja materi. Si teman mempertanyakan apakah itu cukup untuk menghidupi kebutuhan sehati-harinya dan bertanya apakah berminat berganti profesi dengan penghasilan yang lebih besar.
Miss. Rifa bercerita sambil tertawa. Ia lalu bertanya apakah gue merasa apa yang gue dapatkan nggak sepadan dengan yang gue kerjakan. Gue balas tertawa, merubah posisi gue dari selonjoran jadi berbaring."Memangnya berapa yang pantas kita minta untuk seharian dengan anak-anak dan bisa berbaring di sela-sela pekerjaan?"
Dan kami pun tertawa bersama.

Menjadi guru merupakan cita-cita gue. Pilihan. Jadi apa yang gue capai sekarang ini merupakan apa yang gue inginkan sejak lama. Bukan karena gue mencari pekerjaan "apa saja" asalkan nggak menggangur lama setelah gue lulus kuliah. Pre school atau TK adalah tempat pertama yang gue datangi ketika ijazah gue keluar. Gue ditolak di 2 pre school dan akhirnya diterima bekerja di sebuah pre school berbasis kurikulum British. Gue bahagia karena cita-cita gue menjadi kenyataan dan sejak hari pertama gue bekerja sampai hari ini gue sangat menikmatinya. Melelahkan, namun selalu penuh rasa syukur. Begitu juga miss. Rifa, ini memang pekerjaan yang ia inginkan dan materi sama sekali bukan alasan kenapa ia bertahan mengajar selama 3 tahun terakhir ini.
Bukan cuma miss. Rifa, gue juga sering mendapat pertanyaan yang sama, bahkan dari keluarga gue. Apakah penghasilan gue cukup untuk menghidupi kebutuhan gue?
Sebenarnya pertanyaan itu nggak etis menurut gue, bertanya tentang penghasilan seseorang buat gue bukan hal yang wise. Tapi gue berpikir positif saja, mungkin orang bertanya begitu karena mereka peduli, hehe. Kadang gue teringat dengan teman-teman kuliah yang mempunyai profesi sama dengan gue. Kebanyakan dari mereka berpenghasilan setengah dari yang gue hasilkan dengan jam kerja yang lebih panjang. Apakah mereka mendapatkan pertanyaan yang sama? Bagaimana mereka menanggapinya? Tapi sebelum gue bertanya sepertinya raut wajah mereka sudah menjelaskan segalanya. Teman-teman gue selalu tampak gembira dan nggak pernah mengeluh kekurangan. Hmm... mungkin itu karena mereka sudah menyadari sesuatu... :)

"Eh, tadi pesan dari siapa? Sudah dijemput?" miss.Rifa tiba-tiba teringat dengan HP gue yang berbunyi tadi. Gue menggeleng dan menjelaskan bahwa itu dari Vino yang mengundang gue ke Premiere film barunya. Gue dan miss. Rifa sama-sama melirik jam dinding. Kami terkikik, masih banyak waktu.
"Rezeki, Ndi, masih jam segini. Sampai rumah kamu masih bisa mandi, makan, dandan, pilih-pilih baju.Kalau orang lain belum tentu sudah sampai rumah, jam 5 juga baru bubaran".
Gue tersenyum sambil bangkit dari posisi berbaring, meraih cubby untuk menyiapkan pekerjaan besok pagi. "Iya, miss. Rifa, ini rezeki aku. Aku punya banyak."

Setelah percakapan dengan miss. Rifa, gue merenungkan apa yang sudah gue dapat selama ini dan bertanya-tanya apakah gue sudah berterima kasih pada Tuhan dengan cara yang pantas. Gue terkadang berkata, "nggak punya budged", "uang belum cukup" dan lain sebagainya, tapi gue lupa bahwa gue punya waktu. Iya, gue punya waktu disaat orang lain mungkin mengeluh kekurangan waktu dan meminta pada Tuhan sedikit saja waktu untuk bertemu orang tuanya atau menghabiskan waktu bersama pasangannya. Gue punya banyak, gue masih punya waktu berjam-jam perhari untuk mengobrol panjang lebar dengan Bapak, berselisih dengan Ibu (lol), berbuat iseng pada adik, bermain dengan Eris, anjing gue dan berlama-lama di minimarket dengan Ray untuk mencari camilan kesukaan kami. Gue punya banyak rezeki, bukan uang, tapi dalam bentuk lain. Dan miss. Rifa benar, di rabu sore gue masih sempat untuk mandi dan bersiap-siap dengan pantas untuk ke premiere film sementara tamu yang lain mungkin baru saja pulang bekerja dan belum sempat ganti baju. Thank God.

Gue sering bilang bahwa manusia pasti diciptakan Tuhan dengan fungsinya masing masing dan setiap manusia juga pasti sudah ada rezekinya. Tapi gue lupa bahwa pengertian gue terlalu sempit. Dulu gue berpikir bahwa saat seseorang mendapat 10 dan lainnya mendapat 5 itu artinya ia memang pantas dan cukup dengan 5. Memang nggak sepenuhnya salah, tapi rezeki bukan berarti selalu angka. Tuhan telah menyediakan gantinya, rezeki dalam bentuk lain. Miss. Rifa selalu bilang bahwa ia orang yang paling tahan banting sedunia, dalam 1 bulan ia paling hanya 1 kali sakit, sementara gue pasti ada saja flu atau demam yang menghampiri dalam 1 minggu. Gue biasanya hanya tersenyum setiap miss. Rifa bilang, "rezeki" saat ia melihat daftar hadirnya yang full. Tapi sekarang berbeda, hati gue menyadari penuh bahwa itu memang rezeki. Bagian miss. Rifa yang Tuhan berikan istemewa untuknya :)

Keesokan harinya di kamis siang. Seperti biasa gue dan miss. Rifa menjalankan ritual nggak tertulis kami. Gue masih sedikit kekenyangan dan langsung selonjoran sambil bersandar di tembok. Miss. Rifa dengan wajah cerianya menceritakan bahwa ia senang karena ini hari terakhir bekerjanya di minggu ini. "Besok libur, jadi aku langsung pulang ke Purwakarta sore ini. Senang bisa makan masakan rumah lebih cepat 1 hari". Gue tertawa dan pura-pura nggak mau kalah dengan membalas perkataan miss. Rifa, "Aku dong mau jalan-jalan sama Ray, mau cari buku murah. Asyik, kan?" Kami tertawa dan melanjutkan pekerjaan kami sampai jam 2 siang dengan perasaan senang.

Sorenya gue dan Ray janjian di sebuah toko elektronik. Ray nggak bisa jemput gue karena ia harus bekerja dan hari ini sengaja izin pulang lebih cepat. Gue menunggu di foodcourt yang lumayan lenggang karena masih jam nya orang-orang di sekolah atau di kantor :) Sekitar 10 menit kemudian Ray datang, kami langsung mengobrol seru sambil berjalan menuju sebuah kios aksesoris HP. Ray pernah bilang bahwa suatu hari ia akan membelikan gue casing HP berbentuk Minnie Mouse, dan gue senang sekali karena akhirnya saatnya tiba! Saking senangnya ketika gue mendapatkannya gue langsung pakai casingnya dan nggak mau dimasukan ke dalam tas. Gue menentengnya terus bahkan sampai kami berjalan kaki dan tiba di toko buku di gedung sebrang :D

Meet my new best friend: Minnie Mouse! :p

Sore itu gue mendapatkan banyak rezeki, banyak berkah. Well, mungkin bukan "mendapat", tapi "melihat" karena setiap hari seharusnya memang penuh dengan berkah. Tapi kali itu gue lebih menyadarinya, mata gue menjadi lebih terbuka dan sensitif melihat apa yang gue dapat. Gue dan Ray berada di depan tumpukan buku-buku obral. Kami seperti raksasa yang berdiri di antara gunung-gunung kecil. Kami mulai menggali dan memilih. Buku-buku nggak diletakan sesuai tema, harga apalagi disusun di rak. Semua benar-benar digeletakan begitu saja dan butuh kejelian bahwa di sana mungkin saja ada harta karun. Entah sudah berapa lama sampai tahu-tahu kaki gue pegal dan gue mendapatkan dua buah buku seharga rp.20.000 dan rp. 5.000 saja! Buku yang gue dapat pun bukan sembarangan, tapi best seller pada zamannya. Gue gembira sekali dan dengan bangga menunjukkan buku-buku itu berkali-kali pada Ray, berulang kali bercerita bahwa salah satu dari buku itu sudah difilmkan dan gue menyukainya. Ray juga mendapatkan buku yang ia inginkan, 1 buah buku resep memasak yang ia cari selama... gue lupa berapa lama, yang pasti cukup lama sampai gue minta kami segera pindah tempat, hehehe.
Berbelanja buku obral seperti ini bukan yang pertama kali kami lakukan. Kami sudah lakukan ini beberapa kali tapi baru kali ini gue sadar bahwa Tuhan mengganti sesuatu yang nggak gue punya dengan hal lain. Beberapa orang mungkin hanya punya waktu beberapa jam untuk mencari buku, tapi gue punya waktu sepanjang sore untuk berpetualang di tumpukan buku dan membawa pulang harta karun.

Harta karun gue! Gue lebih dulu menonton film "Saving Shiloh" dan baru sekarang punya bukunya. 5 ribu saja! ;)

Kami memutuskan untuk makan malam di coffee shop dekat toko buku. Ketika kami berjalan tanpa sengaja mata gue menangkap sesuatu yang rasanya familiar. Kami melewatinya, lalu gue tiba-tiba sangat ingin untuk menoleh. Ya, ampun! Ternyata ada poster "Waktu Aku sama Mika" di lorong toko buku! Sejak kapan ada di sana? Ya, ampun! Gue kaget sekali dan terharu. Posternya besar dan ada lampunya, sejajar dengan buku-buku best seller lain. Gue langsung berteriak-teriak nggak karuan, cepat-cepat menyerahkan HP gue pada Ray supaya ia mengambil foto gue. Ray juga senang dan terus-terusan berkata, "Congrats, Hon." Satpam yang berada di sana memperhatikan kami terus, gue pikir ia akan melarang kami menambil foto tapi rupanya malah tersenyum geli, hehehe. Orang-orang yang lalu-lalang pun memandang kami (well, terutama gue) dengan heran, tapi gue nggak peduli karena gue begitu senang. Selesai berfoto gue memandangi poster itu selama beberapa detik, membaca semua tulisan yang ada di sana dan melihat setiap detailnya. Ada gambar poster film Mika dan cover novel "Waktu Aku sama Mika" di sana. Juga ada gambar Vino dan Bastian dan Velove Vexia yang sedang makan pizza. Gue tersenyum bangga. Novel gue masuk jajaran best seller dan difilmkan. Ini merupakan rezeki dari Tuhan. Ia memberikan banyak waktu luang setelah gue bekerja, jadi gue bisa menulis dan berkarya lebih banyak. Gue benar-benar bersyukur, Tuhan maha baik dengan memberikan gue rezeki dari banyak pintu. Mungin sedikit aneh bahwa waktu itu gue bersyukur di depan poster, hehehe, tapi ini jadi pelajaran untuk gue bahwa setiap hal yang gue lihat, setiap hal yang gue rasakan selalu terselip rezeki dari Tuhan di sana. Dan kali ini gue melihatnya melalui sebuah poster.

"Waktu Aku sama Mika" dan "MIKA" the movie :)
Hahaha, gak bisa berhenti nyengir! :p


Sebenarnya pasti hanya gue dan Ray yang tahu bahwa gue adalah penulis dari novel yang posternya dipajang di lorong. Tapi entah kenapa gue berjalan dengan bangga menuju coffee shop sambil terus tersenyum dan terkadang terkikik (lol, gue memang silly). Ketika sampai kami memesan pizza dan Ray mengucapkan selamat pada gue sekali lagi. Pizza adalah makanan perayaan bagi kami. Tadinya bagi gue karena setiap kali gue berulang tahun atau ada moment istimewa pasti memesan pizza (itulah kenapa pizza menjadi makanan icon film Mika dan novel Waktu Aku sama Mika, hehehe). Tapi setelah ada Ray pizza menjadi makanan istimewa untuk kami berdua :) Gue mendapatkan hari jumat yang menyenangkan. Gue mempunyai waktu berkualitas dengan Ray, mendapatkan hadiah kejutan (aww, Minnie Mouse, lol), berburu buku-buku bagus, melihat poster dengan nama gue di sana dan makan pizza dengan keju yang banyak. Tapi yang paling istimewa adalah gue pulang ke rumah dengan membawa pelajaran berharga, bahwa rezeki bukan selalu tentang angka dan nggak ada satu makhluk Tuhan pun yang kekurangan. Jika gue nggak punya suatu hal, pasti Ia menggantinya dengan hal lain. Istimewa, khusus untuk gue. Gue juga percaya apapun pekerjaan yang gue punya, selama gue berusaha dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan mencukupkan apa yang gue butuhkan. Gue berjanji akan lebih membuka mata dan hati untuk melihat hal-hal yang ada di sekitar gue. Tuhan memberikan gue banyak rezeki:waktu, kesehatan (gue cukup fit untuk pengidap scoliosis 58 derajat), teman-teman yang baik, keluarga yang bahagia, sense of humor dan banyak lainnya. Dan... eh, tunggu! Gue menulis post ini di minggu malam. Ini adalah rezeki! Karena hari bekerja gue adalah selasa sampai jumat jadi gue punya 1 hari libur ekstra dibandingkan orang lain, hihihi... Tuhan, Kau memang maha baik! Lewat miss. Rifa gue diingatkan apa itu rezeki. Terima kasih untuknya, dan gue merasa sangat blessed diberikan kesempatan untuk mengenalnya.

Waktu sudah semakin larut, sekarang sudah waktunya gue naik ke atas tempat tidur dan menyusup ke balik selimut. Gue masih punya waktu 1 hari penuh untuk beristirahat sebelum hari selasa mulai kembali bekerja. Ini rezeki. Dan Tuhan beri gue banyak :)


good night,
Indi

twitter: here | facebook: here | contact person: 081322339469