Howdy do, bloggies! Wah, nggak terasa sekarang
sudah weekend dan aku belum update apa-apa di dunia kecilku ini (kecuali
repost dari channelku di YouTube). Padahal cukup banyak yang ingin aku ceritakan, lho. Terutama tentang keseharian dan hobi baruku yang super fun.
Tapi kalau ditulis semua sekarang sepertinya jari-jariku nggak akan sanggup,
deh. Soalnya ceritanya bakal panjang, hehehe. Untuk sekarang aku mau bercerita
tentang pengalaman memakai SpineCor, atau soft brace untuk scoliosis. Kalau teman-teman
sering mampir ke sini pasti sudah tahu kalau aku mengidap scoliosis sejak
berusia 13 tahun :)
Nah, sama nggak terasanya seperti update blog
ini yang tersendat (hihihi), persahabatanku dengan SpineCor juga tahu-tahu
sudah berjalan lebih dari 6 bulan. Mungkin karena begitu nyamannya brace yang
satu ini (---dibandingkan dengan boston brace) sampai-sampai aku nggak ingat
waktu :D Kalau mendengar kata ‘brace’ tadinya aku sudah malas duluan, karena
ingat pengalaman memakai boston brace selama 5 tahun tanpa pengurangan kurva
sedikitpun (malah bertambah ketika dilepas). Apalagi di usiaku yang sudah
mature semakin pesimis lah aku dengan fungsi brace untuk scoliosisku. Tapi
rupanya SpineCor ini beda, setelah pengurangan kurva yang membuatku merasa ada
harapan, hasil review bulan lalu membuatku YAKIN bahwa SpineCor memang
memberikan bukti, bukan cuma harapan. Selain keluhan ‘khas’ scoliosisku semakin berkurang, kurvaku juga ikut berkurang. Aku belum tahu berapa derajat
(---rencananya x ray akan dilakukan segera), tapi yang pasti aku membaik :)
Punukku memang masih ada, tapi sekarang nggak terlalu jelas terlihat.
Aku memakai SpineCor, brace scoliosis yang sangat support untuk beraktivitas dan ber-fashionable ria, hihihi :D |
Dengan kabar baik ini tentu saja aku semakin
bersemangat memakai SpineCor. Meski nggak sabar untuk melihat hasil akhirnya,
tapi aku memilih untuk menikmati proses selama program 18 bulan ini. Supaya
nanti ketika sudah boleh dilepas aku bisa mengenang-ngenang suka duka bersama
si kulit kedua ini, hihihi. Menurutku sih “duka” memakai SpineCor itu sedikit
sekali. Ada perasaan ketat dan tertarik (mirip seperti ketika kita memakai baju
renang/senam), tapi semakin lama semakin terbiasa, dan seperti yang aku sebutkan sebelumnya; SpineCor nyaman untuk digunakan dalam sehari-hari.
Kalaupun disiplinku dalam pemakaian SpineCor melonggar biasanya alasannya
bukan karena kenyamanan tapi karena malas! Iya, kadang aku ingin cepat-cepat
berpiyama sehabis mandi sore, padahal proses memakai SpineCor itu nggak lebih dari 1
menit, lho. Untung saja aku punya beberapa hal yang selalu diingat agar disiplinku kembali lagi ;)
1. Movies!
Pengidap scoliosis itu banyak, lho. Dan yang
menggunakan brace juga banyak, termasuk di dalam film. Meskipun hanya acting,
tapi melihat mereka juga rasanya seperti melihat diri sendiri! Ingat film
Forrest Gump? Meskipun di film nggak disebutkan bahwa Forrest mengidap
scoliosis tapi dari perkataan dokter yang menyebutkan bahwa "his back is as crooked as a politician," membuat banyak penonton berasumsi bahwa ia
seorang scolioser. Kita memang nggak melihat ia memakai brace untuk punggung,
tapi Forrest memakai brace untuk kakinya yang lemah. Masa aku masih malas
setelah melihat Forrest yang begitu semangat? :) Selain itu ada juga film-film
lain yang tokohnya seorang scolioser dan memakai brace di sepanjang film. Tokoh
Joanne (Rumer Willis) di film The House Bunny, atau tokoh Indi (hehehe, iya maksudnya aku yang
diperankan oleh Velove Vexia) di film Mika dan masih banyak yang lainnya.
![]() |
Film yang diinspirasi oleh kisah nyataku "Mika", "The House Bunny" dan "Sixteen Candles". Harusnya lebih banyak film lagi yang menceritakan tentang scolioser untuk mengedukasi masyarakat, ya :) |
2. Idols
Idolaku, mendiang Kurt Cobain juga mengidap
scoliosis. Interview-interviewnya yang menceritakan tentang perjalanannya
dengan scoliosis mengingatkan bahwa sudah seharusnya aku mengusahakan kesehatanku sendiri. Tuhan memang maha ajaib, tapi kalau tanpa usaha itu namanya silly.
Orang sekeran Kurt Cobain saja masih mau berlelah-lelah ambil sesi
chiropractic, masa sekedar brace yang tinggal dipakai dan nggak harus
ke mana-mana saja masih malas :p
(note: googling dengan kata kunci Celebrity
with scoliosis. Mungkin teman-teman akan surprise dengan nama-nama yang muncul)
![]() |
Kurt Cobain, Shailene Woodley, Sarah Michelle Michelle Gellar dan banyak orang hebat lainnya juga scoliosis, lho! |
3. Ingat tujuan
Kalau sudah diingatkan oleh idola aku masih
membandel, maka yang terakhir ini dijamin sangat ampuh. Memang paling tepat
untuk memotivasi ya diri sendiri, nggak perlu bergantung dengan orang lain :)
Kalau rasa malas menyerang aku akan sempatkan untuk mengingat-ingat apa tujuan
dari pemakaian SpineCor; Aku ingin membaik. Jangan sampai suatu hari aku menyesal
karena kalah oleh rasa malas. Beruntung aku berkesempatan untuk memakai
SpineCor, brace yang banyak diidamkan oleh para scolioser karena nyaman dan
lebih efektif daripada boston brace. Sudah semestinya aku nggak menyia-nyiakan
kesempatan ini ;)
![]() |
Di balik dress ini aku pakai SpineCor, lho. Nggak terlihat, kan? Dulu waktu pakai boston kelihatan banget apalagi kalau bajunya pas badan :D |
Minggu depan jadwal gue review bersama Dr.
Natalie di Spine Body Center. Semoga saja hasilnya memuaskan. Scoliosis adalah
kelaianan tulang belakang yang membutuhkan kerjasama antara dokter dan pasien.
Dokter memberikan terapi yang tepat dan tugas pasien untuk melakukannya. Jadi
percuma kalau rajin ke dokter tapi nggak ada usaha dari pasien, hihihi. Mungkin
ada di antara teman-teman yang membaca blogku yang juga seorang scolioser.
Semoga apa yang aku bagi di sini bisa membantu, at least membuat teman-teman
ingat kalau kalian nggak sendirian :) Pesanku untuk scolioser yang kebetulan
sedang mampir ke sini, don’t let scoliosis make you down. Khawatir boleh, tapi
jangan takut ---nggak bisa disembuhkan bukan berarti nggak bisa dikoreksi, kok.
Dan jangan lupa ‘trust’ your feeling. Kalau merasa nggak sreg dengan satu
dokter, lebih baik kunjungi dokter lain untuk opini kedua. Kadang-kadang kalau
merasa cocok dengan dokternya membuat proses ‘koreksi’ kita lebih cepat, lho.
Kalau teman-teman mau bertanya seputar SpineCor dan fisioterapi untuk
scoliosis, bisa kunjungi Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (samping
Central Park Mall) Jakarta atau bisa telepon ke (021) 2933 9295. Siapa tahu kita
bisa bertemu di sana dan sharing langsung, hihihi ;)
bukan kurt cobain, lol,
Indi
___________________________________