Tampilkan postingan dengan label lebaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lebaran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 April 2024

Kenangan Puasa dan Lebaran Tahun lalu, ---Kami Bisa Melewatinya! :)

Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023 kemarin adalah puasa dan Lebaran pertamaku dan Shane di rumah baru kami. Meski sudah lewat tapi aku putuskan untuk menulisnya di sini supaya bisa dibaca-baca kembali. ---Karena banyak pelajaran yang bisa aku dan Shane ambil dari pengalaman kami :) 




Waktu masih pacaran dan tahun pertama menikah kami menjalankan puasa di rumah orangtua. Shane masih clueless sekali dengan apa itu Ramadan dan segala tradisinya, hehe. Tahun berikutnya kami pindah ke apartemen sendiri dan di sanalah kami mulai memiliki "ritme"  sendiri, ---punya restoran langganan untuk berbuka dan sahur, punya tontonan yang selalu menemani saat sahur, sampai punya tempat favorit buat ngabuburit. Pokoknya Ramadan saat tinggal di apartemen itu sangat mudah, segalanya tersedia 24 jam. Nggak ada tuh pengalaman kesiangan sahur karena belum dapat makanan, ---anytime kami perlu semuanya ada :)





Puasa 2023: Sempat nangis, sempat sahur di waktu "semaunya".


Semenjak kami pindah, tentu adaptasi harus dimulai kembali. Kami sekarang tinggal di perumahan tapak yang kalau malam datang terasa banget "malamnya", beda dengan di apartemen yang di lobby nya selalu ada yang jaga dan lingkungan sekitarnya nggak pernah tidur. Meski tepat di samping rumah kami ada cafe yang bisa dijadikan alternatif kalau nggak masak atau saat susah dapat ojol untuk delivery order, tapi itu hanya untuk waktu berbuka puasa saja karena mereka tutup di malam hari.


Supaya kami "siap", aku bilang sama Shane kalau kami harus berbelanja bahan makanan banyak-banyak, ---makanan kaleng kalau perlu supaya nggak perlu khawatir kalau subuh-subuh susah cari makanan. Dulu kami selalu berbelanja di supermarket Yogya via delivery, dan syukurlah di tempat kami yang sekarang juga ada supermarket yang sama. Eh tapi ternyata... di cabang sini produk makanannya nggak lengkap, hanya ada sayuran, buah, dan makanan instan dengan merk-merk yang di mini market pun ada (jadi ngapain pesan dari supermarket coba, huhu). Jangankan merk-merk vegan seperti di tempat kami dulu yang punya rak besar khusus, sekedar sereal dan susu alternatif dairy free saja nggak ada x"D Padahal dari segi jarak, rumah kami yang sekarang hanya 40 menit saja lho dari rumah orangtua dan aparteman lama kami :')


"Drama" pun dimulai saat sahur. Di jam-jam segitu kami nggak punya energi untuk masak jadi selalu memilih untuk delivery order saja. Kalau dulu kami bisa santai-santai baru pesan makanan waktu mendekati imsak, sekarang jam 2 subuh sudah harus mencari restoran yang buka dan driver ojol yang mau mengambil pesanan kami. Somehow di sini kalau subuh driver yang tersedia nggak sebanyak di tempat lama. Ada kalanya kami baru dapat saat sudah mepet atau bahkan setelah adzan. Dan nggak jarang pula dapat restoran "ngaco" yang antara status di aplikasi dan kenyataan berbeda. Maksudnya waktu drivernya tiba di restoran ternyata sudah tutup atau sudah lama nggak berjualan T_T 

Alasan kenapa kami nggak pesan sekaligus banyak makanan di waktu berbuka, karena kami prefer makanan yang baru dimasak daripada yang dihangatkan. ---Mungkin karena kebiasaan sejak kecil, dulu Bapak selalu masak untuk sahur alias nggak pernah menyajikan leftover :')


Minggu pertama rasanya stres karena seumur hidup baru merasakan "susahnya" dapat makanan untuk sahur :( Sampai-sampai kadang aku makan sambil menangis karena waktu sahur sudah terlewat tapi kalau nggak makan takut lapar seharian, huhu. Untuk yang membaca tulisan ini mungkin menganggapku lebay dan manja. Tapi percayalah saat kamu mengalami sesuatu untuk pertama kali, rasa sulitnya memang real! 



Puasa 2023: Para Pencari Tuhan menjaga kami tetap waras :p


Waktu aku masih kuliah sampai sebelum menikah, sahur adalah waktu yang kutunggu-tunggu karena artinya quality time dengan Bapak. Puasa nggak puasa, aku akan tetap bangun dan menemani beliau. Menikmati masakan Bapak sambil mengobrol dan menonton TV selalu terasa sangat hangat. ---Hanya kami berdua, karena Ibu dan Adik nggak pernah sahur, hehehe xD Kami selalu menonton "Para Pencari Tuhan" di SCTV. Ya, bisa dibilang aku tumbuh bersama serial itu, dari mulai ceritanya masih jelas sampai jadi ke mana-mana aku dan Bapak tetap setia menontonnya. Setelah menikah dengan Shane, gang sahur pun bertambah. Yang tadinya hanya berdua jadi bertiga tapi tetap dengan rutinitas yang sama, termasuk menonton serial "PPT". 


Aku bersyukur di tengah proses beradaptasi di lingkungan baru yang nggak mudah ini serial "Para Pencari Tuhan" masih tetap ada. Seenggaknya ada sesuatu yang familiar bagiku dan Shane. ---Sesuatu yang selalu diingat sebagai perasaan comfort ketika berpuasa di rumah orangtuaku dan di apartemen dulu. Terkadang sambil menontonnya dan menunggu dapat driver untuk makan sahur aku bertukar pesan dengan Bapak. Kami berada di tempat yang berbeda tapi sedang menonton acara yang sama :) Shane pun merasa lebih termotivasi untuk makan sahur karena ada yang ia tunggu. Terkadang di siang hari ia random bertanya-tanya tentang kelanjutan ceritanya :D "Nanti King akan menikah dengan siapa, ya?", "Dobleh akhirnya akan bahagia nggak ya?", dan banyak pertanyaan lain yang membuatku tersenyum, ---membuat moodku jadi lebih baik :)


Tentu kualitasnya sudah berbeda dengan musim tayang awal, tapi sungguh menenangkan hati melihat wajah-wajah yang familiar di saat "asing" seperti ini.


Berkat serial itu juga kami jadi mulai lebih longgar dengan diri sendiri. Saat sulit mendapatkan makanan hangat yang kami inginkan untuk sahur, sesekali kami memesan makanan dari Rumah Makan Padang 24 jam yang... entahlah dimasak kapan karena semuanya sudah dingin. Di serial "Para Pencari Tuhan" diceritakan kalau tokoh-tokohnya suka dengan masakan Padang dan menganggap makanan itu istimewa. Aku dan Shane jadi ikut-ikutan dan ternyata rasanya sama sekali nggak buruk! Hehehe. Terkadang Shane bahkan menggeser meja makan dari dapur ke depan TV supaya terasa seperti sedang "makan bersama". Terkesan konyol memang, tapi faktanya serial itu menjaga kami tetap waras.


Demi makan sahur di depan TV, Shane menggeser meja makan dari dapur. Kalau aku sih memang punya meja khusus karena memang seringnya makan di ruang TV :p


Oya, aku sempat mendapat kejutan dari Ibu. Beliau mengirimiku pesan di waktu sahur, katanya beliau juga menonton serial "Para Pencari Tuhan" karena merindukanku. Padahal Ibu nggak tahu lho ceritanya tentang apa karena memang sebelumnya nggak pernah ikutan sahur sambil nonton :')))



Puasa 2023: Sudah menemukan "ritme" dan kembali ke musik.


Stres akibat sahur (well, cari makan sahur maksudnya, hehe) membuatku terlupa dengan hobi dan berbagai rutinitas yang biasanya dilakukan bersama dengan Shane. Ukulele hampir nggak sempat disentuh dan TV pun hanya menyala saat menonton "Para Pencari Tuhan". Padahal biasanya kami hobi nonton film lho... Tapi di pertengahan puasa aku putuskan untuk lebih "bodo amat". Aku stres pun nggak bikin situasi membaik, nggak bikin driver ojol jadi selalu ada 24 jam, dsb :p Kalau bisa dapat makan sahur "yang diinginkan" tepat waktu ya syukur, tapi kalau nggak ya sudah masih bisa makan makanan instan, masak sendiri (Shane sih biasanya, aku malas), makan masakan Padang 24 jam, atau yang nggak pernah kami inginkan sebelumnya; membeli makanan sekaligus empat porsi saat berbuka puasa. Disyukuri saja, jalani daripada akhirnya aku malah "nggak bergerak ke mana-mana". Aku mulai bisa menyentuh ukulele, bahkan sambil menunggu sahur aku dan Shane bermain musik bersama :)


Aku punya beberapa lagu ciptaan sendiri yang belum dikerjakan alias masih mentah tersimpan di memory handphone, tapi aku putuskan untuk memulai "come back" ku ini dengan bermain lagu orang lain saja. Ya, bikin cover version gitu tapi tetap dengan style sendiri. Hitung-hitung pemanasan karena semenjak pindah aku dan Shane memang belum kembali rekaman. Aku memilih lagu "My Stupid Heart" dari Walk Off the Earth, salah satu band yang dulu menginspirasiku untuk memulai belajar ukulele :) Musik mereka bukan tipe musik yang Shane akan dengarkan kalau saja aku nggak minta, btw, hehehe. Tapi ia setuju untuk membantu mengisi gitar dan proses mixing di cover laguku! Yay!


Rekaman dilakukan sebelum makan sahur dan sempat diulang tiga kali karena suara ukuleleku terlalu kencang. Syukurlah di percobaan yang ketiga aku dan Shane puas dengan hasilnya. Sepertinya sih karena di percobaan pertama aku merekamnya pakai handphone dan tanpa microphone jadi suaranya kurang balance. Untung saja Shane menyarankan aku memakai Tascam digital yang dulu ia kirimkan untukku waktu kami masih jadi "teman internet" (hihi). Oya, soal selera kami memang memang berbeda, Shane selalu prefer musiknya terdengar raw makanya ia lebih sering menggunakan Tascam analog. Sedangkan aku lebih suka hasil rekaman yang clear, seperti handphone (iPhone) atau Tascam digital. Untuk cover kali ini pun Shane merekam gitarnya terpisah dari ukuleleku dengan cara analog lalu digabungkan dengan cara digital. Aku sih malah senang karena artinya kami tetap memberikan sentuhan style masing-masing di lagu yang sama :)


Akhirnya menyentuh ukulele kembali :')


Shane bermain gitar untuk lagu "My Stupid Heart".


Setelah lagu selesai kami merekam video klipnya di keesokan harinya, ---lagi-lagi sebelum kami makan sahur. Kuputusan untuk "bodo amat" membuat jadi lebih relax, sepanjang rekaman video kami jadi terus-terusan tertawa. Nggak ada konsep, nggak ada outfit istimewa. Shane bahkan memakai kaus piama hadiah dari Wonderful Indonesia, hahaha. Kitty, kucing kami juga muncul di video meski nggak ada hubungannya sama lagunya. Kami cuma happy ritme kami akhirnya kembali :)





Puasa 2023: Menghias rumah.


Aku dan Shane menghias beberapa sudut rumah dengan ornamen Ramadan dan Idul Fitri. Sederhana saja, hanya hal-hal kecil agar terlihat festive dan menjadi penanda rasa syukur kami. Ya, meski diawali dengan penuh kekhawatiran dan stres tapi kami bersyukur, semua bisa dilewati dan turned out kami memang baik-baik saja kan ;) Aku mengganti sarung bantal sofa dengan tema Eid, menempel bendera-bendera mungil di perapian dan pintu dapur, juga menambah balon-balon dan lampu kelap-kelip di meja mainanku agar lebih meriah. Kami nggak membeli kue atau camilan karena berencana berlebaran di rumah orangtua. Lagipula kami memang kurang suka kue dan nggak ada tamu yang akan berkunjung, jadi khawatirnya malah mubazir. Sebagai gantinya kami membeli beberapa cat treats untuk diberikan ke kucing-kucing liar karena kebahagiaan Ramadan dan Idul Fitri itu untuk semuanya, termasuk untuk para hewan <3


Cukup kelihatan festive, kan? :)

Bantal-bantal bertema Lebaran bersanding dengan bantal-bantal bertema Toy Story, ---karena hanya itu yang kami punya :p


Sudut yang kadang terlupakan (area charging HP, lol) ini juga dihias supaya lebih hangat.


Bendera-bendera mungil (bunting flag) ini juga ada di pintu dapur, tapi aku lupa foto.




Puasa 2023: Mengajak Ibu, Bapak dan Ali berbuka puasa bersama.


Di akhir bulan puasa aku dan Shane membuat rencana untuk mengajak Ibu dan Bapak berbuka puasa bersama kami. Setiap tahun kami selalu menyempatkan, semacam tradisi nggak tertulis gitu, hehe. Tempatnya bisa di mana saja dari mulai rumah orangtua sampai restoran di mall, yang penting berkumpul. Aku mencari rekomendasi tempat berbuka di Instagram dan menemukan hotel yang sepertinya cocok untuk kami. Nama hotelnya "Sutan Raja", ---yang ternyata setelah kubuka akun Instagramnya baru ketahuan lokasinya cukup jauh dari Bandung Kota :"D Tepatnya di Jalan Raya Soreang, harus lewat tol Soroja kalau dari rumah orangtuaku. Tadinya mau kubatalkan, tapi karena belum menemukan hotel atau restoran lain yang punya menu beragam akhirnya aku jadi booking meja di sana. Nggak lupa sekalian bertanya patokan hotelnya supaya nggak nyasar, hehe. 


Waktu kukabari Ibu dan Bapak mereka setuju dengan tempat pilihanku. Apalagi ternyata hotelnya family friendly jadi kami bisa mengajak Ali. Kami berlima tiba di hotel beberapa menit saja setelah waktu berbuka dan langsung disambut dengan suasana ramai musik dan para tamu. Setelah menemukan meja kami, kami langsung melihat-lihat makanan yang disajikan. Lega banget, ternyata sesuai dengan yang diiklankan di Instagram! Ada pilihan menu untuk vegan seperti urap sayur, tempe orek, cilok saus kacang, gorengan sayur, jus buah dan lain-lain. Aku dan Shane pun jadi nggak khawatir kenyangnya bakal "kentang" seperti pengalaman kami beberapa tahun yang lalu. Waktu itu kami berbuka di Hotel Harris yang pilihan menu vegannya sangat sedikit sampai-sampai pulangnya kami makan lagi di restoran T_T


Kami kebagian meja di sisi kiri gedung, jadi hampir mojok gitu nggak terganggu lalu-lalang tamu lain.

Bingung harus lihat kamera HP Ibu atau Bapak T_T Cuma Ali saja yang sadar kamera, hahaha.

Aku bahagia karena mereka juga bahagia <3


Dibuang sayang. Daripada terhapus, aku upload di sini saja foto-fotonya :p


Sambil makan kami juga menikmati musik dari home band yang bermain di panggung. Lagu yang mereka bawakan genrenya bermacam-macam, tapi mostly dangdut tentu saja xD Ibu dan Ali sangat menikmatinya, sampai-sampai setiap ada lagu yang ngebeat dikit saja mereka langsung berdiri dan berjoget meskipun nggak tahu judul lagunya, hahaha. Aku, Shane dan Bapak sih bagian menonton saja sambil sesekali merekam aksi mereka. Kalau waktu remaja aku mungkin malu melihat Ibu berjoget, tapi sekarang aku malah senang karena artinya Ibu sedang bahagia :) <3  Meski asyik berjoget rupanya Ibu nggak mau asyik sendiri (eh, berdua dengan Ali sih). Beliau memanggil vokalis bandnya dan bilang kalau aku ingin request lagu! Huaaa, sampai kaget aku, soalnya aku nggak kepikiran ke situ, ahahaha. Tapi karena Ibu terus membujuk akhirnya aku minta mereka membawakan lagunya Aerosmith atau Red Hot Chili Peppers saja, soalnya kalau lagu Dangdut aku tahunya cuma "Kopi Dangdut" xD Dan mereka pun membawakan lagu "I Don't Want to Miss a Thing", ---sesuai tebakan Bapak yang selalu bilang kalau itu lagu "wajib" dari Aerosmith di acara Ibu-Ibu x"D


Setelah lagu request dariku (well, dipaksa Ibu tepatnya, hehe) dibawakan, kami pulang ke rumah masing-masing dengan perut kenyang dan hati senang. Aku nggak sabar untuk bertemu Ibu, Bapak dan Ali lagi di hari Lebaran.





Lebaran hari pertama 2023: Sakit, kejutan dari tetangga dan berkumpul dengan keluarga.


Beberapa hari sebelum Lebaran aku sakit, badanku panas disertai batuk dan pilek. Aku sudah deg-degan banget khawatir nggak bisa berlebaran di rumah orangtua karena sampai hari H batuk dan pileknya masih belum sembuh :( Pagi-pagi biasanya aku dan Shane sudah berangkat, tapi kali ini aku kembali lagi ke tempat tidur sehabis sarapan karena badan sangat lemas. Setiap hari besar kami punya "tradisi" bersih-bersih rumah, tapi berhubung aku sakit jadi semuanya dilakukan oleh Shane. Ketika Shane membersihkah halaman tetangga kami menyapanya dan bilang kalau keluarganya memasak makanan Lebaran untuk kami! Mereka tahu kami vegan, jadi katanya semua dipastikan tanpa hewani. Benar saja, ada sambal goreng kentang, buncis, ketupat dan kerupuk di bungkusan yang Shane terima. Aku sampai terharu sekali karena kupikir kami baru akan menyicipi makanan khas Lebaran ketika di rumah orangtua :') Tetangga kami (yang juga pemilik cafe) memang baik sekali, Ketika kami baru pindah ia, istri, Ibu dan anaknya memastikan kami merasa di rumah. Nggak jarang mereka sengaja melewati rumah kami saat kami sedang di luar untuk make sure semua aman :') Seingatku anaknya berkuliah di Amerika, mungkin karena alasan itu mereka jadi merasa related dengan Shane. ---Mereka tahu rasanya jadi orang asing di lingkungan baru :)


Di siang hari aku memantapkan diri untuk tetap ke rumah orangtua meskipun sedang sakit. Ibu terus-terusan mengingatkanku kalau aku nggak perlu ke mana-mana karena beliau dan Bapak akan ke rumah kami setelah selesai menerima tamu. Tapi rasanya ada yang mengganjal karena seumur hidup aku selalu berlebaran di rumah orangtua, ---rumahku :') Aku pun segera mandi sekenanya dan berganti dengan dress batik yang sebelumnya sudah dihandwash oleh Shane. Kami nggak memakai outfit khusus, yang penting rapi dan bersih. Kemeja batik Shane pun berasal dari beberapa tahun lalu (kalau nggak salah dibeli waktu zaman Covid, hehe) dan masih bagus, kok ;)


Maafkan pose Kitty yang "nggak sopan" T_T


My OOTD di hari pertama Lebaran.

Hair by Shane. Yes, ia yang mengecat rambutku. Bagus juga ya hasilnya :D


Begitu tiba di rumah Ibu dan Bapak kami langsung disambut dengan masakan Lebaran vegan ala Ibu. Ada kari nangka, acar timun, ase cabe, sambal, sambal goreng kentang dan ketupat. Semuanya Ibu masak khusus untukku dan Shane karena hanya kami yang vegan di keluarga :')) Seketika aku merasa membaik, nafsu makanku bagus sekali sampai menambah beberapa kali. Ya nggak heran karena masakan Ibu enak semua. Shane sampai bilang ia berharap Gordon Ramsay suatu hari berkesampatan mencicipi masakan beliau, hahaha, ada-ada saja. Ibu juga sudah menyiapkan kamar untuk kami beristirahat tapi ternyata aku jarang sekali ke kamar dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan Ibu dan Bapak. Sayangnya Ali sedang nggak ada, jadi terasa kurang lengkap. Kalau nggak salah ia sedang diajak main oleh sepupunya. Padahal aku dan Shane sudah membeli banyak (banget!) cokelat untuknya lho, huhu :')


Menu vegan khusus untukku dan Shane.


Cokelat-cokelat untuk Ali. Begitu diterima, ia langsung mengirimkan fotonya padaku. Katanya tulisannya lucu-lucu xD

Hampir lupa berfoto berempat saking asyiknya mengobrol dan makan-makan :D


Sorenya Bapak akan ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang kurang. Karena ditawari untuk ikut aku dan Shane pun nggak menolak dan bertanya apa boleh sekalian diantar ke Informa untuk membeli gorden (I know, sangat random, lol). Bapak setuju dan kami pun ke Informa cabang IBCC yang amazingnya buka seperti hari-hari biasa. Kami melihat-lihat beberapa saat dan menemukan gorden yang kami sukai, warnanya cokelat muda dengan corak daun (lebih bagus dari gorden kami yang sebelumnya, yang kata Shane mirip tirai kamar mandi, lol). Lucunya waktu akan membayar kupikir aku salah mendengar harga yang disebutkan oleh petugas kasir. Aku menyodorkan tiga lembar uang seratus ribu tapi ia menolaknya lalu menunjuk lembaran lima ribuan yang ikut menyembul dari dompetku. Dengan kebingungan aku menyerahkan uang tersebut dan ternyata MASIH dapat kembalian! Hahaha, rupanya aku punya banyak poin dari membership Informa. Aku nggak menyadarinya karena nggak pernah mengecek aplikasinya dan nggak tahu kalau poin yang didapat bisa dipakai belanja. Rezeki yang nggak disangka, ya, aku bisa membeli gorden dengan uang receh  :D


Setelah dari Informa kami ke supermarket Griya Batununggal, ---yang sebenarnya tujuan awal Bapak. Aku dan Shane membeli buah apel untuk Nenek sebagai oleh-oleh yang nantinya akan dititipkan ke Ibu yang akan ke rumah Nenek. Lebaran kali ini aku dan Shane nggak menginap, jadi nggak mampir-mampir ke mana-mana dulu termasuk ke rumah Nenek. Sedih sih, tapi berhubung dokter hewan yang biasa dititipi Kitty sedang libur Lebaran jadi kami memilih pulang saja daripada meninggalkan Kitty sendirian semalaman. 


Kalau ke sini selalu borong mi instan vegan :p


Sementara Bapak membeli bahan makanan di lantai satu, aku dan Shane ke lantai dua untuk mencari keperluan hewan peliharaan. Selain Kitty, banyak kucing-kucing liar yang sering mampir ke rumah kami jadi harus sering-sering restock cat food dan cat treat, apalagi saat Lebaran gini kami ingin memberi yang istimewa untuk mereka. Setelah mendapatkan stock yang cukup perhatianku teralih ke rak baju hewan, ternyata ada produk Pomapoo dijual di sini. Langsung saja aku dan Shane memilih dress untuk Kitty, ---untuk baju Lebaran! Hahaha.


Tadinya mau beli yang bertema Harry Potter, tapi ternyata nggak ada model dress. 

Aku dan Shane segera berpamitan setelah tiba di rumah orangtua sepulang dari supermarket, ---badanku baru terasa lemasnya. Meski singkat tapi aku senang sekali bisa berlebaran bersama Ibu dan Bapak. Nggak terbayang kalau aku nggak "memaksakan" untuk pulang, mungkin aku bakal kepikiran dan menyesal :') Oya, waktu aku dan Shane pergi dengan Bapak, kami sempat berhenti di toko obat dan membeli obat demam dan batuk untukku. Bapak meminta rekomendasi obat yang paling bagus, katanya supaya aku cepat sembuh, hehehe :') Untuk Lebaran hari kedua dst aku berencana full istirahat saja, supaya obatnya bisa bekerja dengan maksimal. Lebih baik terlambat menikmati Lebaran daripada sakitnya nggak sembuh-sembuh, kan.


Kitty lagi mencoba baju Lebaran :D



Satu minggu setelah Lebaran 2023: Baru berasa Lebaran hari kedua :p


Lambat tapi pasti akhirnya aku sembuh juga. Obat yang direkomendasikan ternyata beneran manjur, tiga hari saja napasku terasa plong. Memang totalnya satu minggu untuk benar-benar fit, tapi menurutku sih normal karena batuk dan pilek itu memang penyakit yang somehow selalu betah di badan T_T Beruntung sekali selama sakit aku dan Shane nggak kesulitan untuk mendapatkan makanan. Selain kiriman tetangga (yang masih bersisa setelah beberapa hari!), Ibu juga membekali kami dengan makanan Lebaran vegan versi frozen yang tinggal kami hangatkan saja (peluk Ibuuuuu). Lalu tepat setelah makanan dari Ibu habis, restoran-restoran pun mulai buka jadi masa recovery ku nggak terganggu dengan bingung mau makan apa, hahaha. I'm blessed :')


Aman selama beberapa hari setelah Lebaran. Nggak perlu masak atau delivery order karena ada makanan dari Ibu dan tetangga :')

John Perry, kucing liar yang sering mampir ke teras dapur kami lagi menikmati hadiah Lebarannya :)


Eh, ternyata ada foto bendera di pintu dapur xD Ini foto Shane dan Kitty sedang berjemur. Aktivitas kami selama masa penyembuhanku ya begini, kalau nggak baringan, berjemur. Jangan salfok sama kardus ya, itu "istananya" Kitty :p


Meski sudah lewat tapi di rumah vibes Lebaran malah baru terasa karena sebelumnya dipakai total beristirahat. Dekorasi belum ada yang diturunkan, dress baru Kitty juga belum sempat benar-benar dipakai (hanya dicoba sebentar saja). Lalu aku punya ide untuk berlebaran "hari kedua" yang terlambat supaya kami nggak missing out akibat sakitku, hehe. Jadi Kitty tetap bisa memakai dress barunya dan kami bisa merasakan kehangatan Lebaran kembali yang sebelumnya hanya dirasakan satu hari saja di rumah orangtua :') Waktu aku sampaikan sama Shane ternyata ia semangat sekali dan langsung mengambil kemeja kokonya. ---Bukan, bukan kemeja baru kok, hanya Kitty yang memakai baju baru karena aku ingin Lebaran pertamanya istimewa. Aku dan Shane memakai baju yang ada saja, toh masih bagus dan muat, hehehe. Kami lalu berfoto di halaman belakang dengan bantuan tripod supaya semuanya bisa masuk di satu frame. Kami juga menikmati makanan Lebaran lagi tapi kali ini delivery order dari restoran "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" dan "Meja Hijau". Dan thanks to technology, dengan siaran on demand kami jadi bisa nonton tayangan Lebaran yang sudah terlewat di TV. ---Ehm, maksudnya film-film Warkop karena di Indonesia liburan apapun yang diputar ya film mereka, haha. 


OOTD seminggu setelah Lebaran yang terasa seperti hari kedua Lebaran :D


Nggak perlu baju baru untuk OOTD kompakan, cukup buka-buka lemari saja :p


Sop buntut vegan dari "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir". ---Iya, ini bukan daging sungguhan ;)


Yah, begitulah cerita kami di Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023 lalu. Diawali dengan penuh kekhawatiran dan stres tapi berakhir dengan baik, ---kami baik-baik saja :)

Aku dan Shane jadi lebih menghargai detail-detail kecil, bahwa sebanyak apapun yang berubah akan selalu ada yang tetap tinggal. Sekonyol serial "Para Pencari Tuhan" yang ternyata bisa menjadi tontonan comfort kami di tengah kebingungan di lingkungan baru, tetangga yang memastikan kami merasa "di rumah" meskipun kami (sempat) merasa asing. Juga cinta Ibu dan Bapak yang sama hangatnya meski kami nggak bisa berlama-lama bersama mereka. Pertemuan itu selalu sama berharganya, baik sebentar mau pun lama. Kami ternyata sangat diberkahi... kami sangat bersyukur.

Well... anyway karena masih suasana Lebaran 2024, aku, Shane dan Kitty (hehe) ucapkan selamat Lebaran ya untuk kalian. Maafkan semua kesalahanku, jikalau pernah ada tulisanku yang menyakiti. Percayalah aku nggak pernah bermaksud begitu :)


yang akhirnya settled down di rumah baru,


Indi


------------------------------------------------------------------

Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)


Rabu, 18 Agustus 2021

Cerita Lebaran yang Tertunda dan Penuh Nostalgia.


Tahu nggak sih, kemarin itu aku sempat happy karena kupikir bakal bisa nulis lagi di sini sebelum bulan Juni habis. ---Jadi (rencananya) pengen bikin 2 tulisan dalam sebulan gitu. Kan keren (menurut standarku, hahaha). Tapi ternyata nggak bisa, aku masih harus menerima kenyataan kalau mampunya baru sebulan sekali. Better sih dibanding tahun kemarin, tapi aku tahu kalau bisa lebih baik dari ini. Tujuanku bukan supaya blog ini trafficnya tinggi, karena dari dulu tujuanku punya blog murni untuk berbagi cerita. Tapi ini untuk melatih agar aku punya rutinitas. WFH sudah cukup bikin jadwalku semaunya, at least dengan menulis di sini sebulan dua kali bisa membuatku punya aktivitas terjadwal :)


Waktu Lebaran tiba, 13 Mei 2021 yang lalu, aku nggak sabaaar banget buat bercerita di sini. Maunya sambil blog walking juga, karena pasti seru membaca cerita Lebaran teman-teman yang lain. Lalu ulang tahun Shane datang, disusul ulang tahunku. Aku pun goyah dan bilang, "Ah, mau cerita tentang ulang tahun saja deh, kan lebih relatable karena masih anget." Dan apa yang terjadi? Aku malah kebanyakan pertimbangan dan moment dua-duanya jadi sudah lewat! Hahaha. Ditambah aku dan Shane sempat menginap di rumah ortu (family time, aku nggak pernah bawa laptop), juga sempat sakit kemarin selama satu minggu. Semakin lah aku lupa tentang goalku yang sangat spektakuler ini xD


Anyway, Lebaran tahun ini sama seperti tahun lalu. Aku dan Shane menghabiskan waktu di rumah orangtua dari satu malam sebelum Lebaran. Sekitar jam 6 sore kami baru berangkat karena siangnya sibuk membungkus kado-kado untuk Ibu, Bapak, the babies, Nenek, Eris dan juga beberapa karyawan Ibu dan Nenek. Kami masih belum berani kemana-mana, terakhir keluar ya waktu Mei kemarin itu, ---jadi kado-kado kami beli secara online. Dibandingkan tahun lalu, aku merasa Lebaran kali ini hati lebih damai. Nggak ada mikir pengen bisa ke sana-ke sini, kangen ini-itu, dsb. Aku merasa bisa kumpul dengan keluarga saja sudah suatu privilage, jadi suasana hatiku dan Shane begitu happy sehappy nya ;)

Begitu kami tiba langsung disambut masakan Ibu. Sejak menikah kami memang dapat hak istimewa untuk curi start, bisa makan masakan Lebaran di malam Lebaran, hahaha xD Meski Bapak sedang kurang sehat tapi tetap ada gulai vegan untuk kami. Tahun lalu Bapak buatkan "ayam palsu" (ini istilah Bapak) untuk kami. Berhubung prosesnya cukup berat, jadi isi gulai diganti dengan jamur shiitake, tahu dan kentang saja. Rasanya? Wuiiih, tetap enak dong! Pas menulis ini saja aku jadi lapar, hahaha.



Tradisi nggak tertulis sejak aku kecil adalah setiap malam Lebaran aku boleh begadang. Mungkin teman-teman ada yang tahu kalau aku dulu lahir di malam Lebaran. Karena berpegang pada prinsip birthday girl boleh ngapain saja, ortu membebaskan aku mau tidur jam berapapun. Toh besoknya nggak sekolah juga kan. Biasanya aku bakal di ruang TV semalaman, kalau pun ortu tidur duluan juga nggak masalah. Selama mata belum sepet aku nggak akan masuk kamar :p Nah, tahun ini Ali rupanya ingin ikutan tradisiku, ia ingin begadang. Meski awalnya sempat dicoba untuk ditidurkan beberapa kali, tapi Ali terlalu excited dengan Lebaran, jadi kami izinkan saja. Suasana yang awalnya damai, cuma ada kami dan TV yang menyala, berubah jadi ramai dan... bikin pusing! Ali bermain dengan mikrofon mainannya sampai jam 11 malam. Semua lagu karangannya dia mainkan, ---sesekali mengikuti orang-orang di masjid juga yang sedang takbiran. Aku pun harus bilang bye-bye dengan tradisi begadang yang dulunya identik dengan me time, hahaha. Untungnya cuma setahun sekali, dan sebenarnya aksi Ali menghibur juga, lho. Shane sampai merekam diam-diam waktu Ali bernyanyi lagu karangannya karena ia pikir itu lucu :D



Aku tidur beberapa jam saja. Sesudah Ali (akhirnya) tidur aku putuskan untuk menonton TV dengan Shane karena banyak sekali film bagus diputar di TV kabel. Untung saja besoknya masih bisa bangun nggak siang-siang amat, hehehe. Aku langsung mandi dan dilanjutkan dengan bermaaf-maafan dengan keluarga kecil kami :) Nyaman sekali rasanya, Lebaran selalu punya vibes yang berbeda dengan hari-hari biasa. Dan waktu moment bermaafan aku selalu merasa menjadi anak kecil kembali. Susah dijelaskan dengan kata-kata, ---tapi kalian tahu kan perasaan nostalgic yang bikin kalian merasa sedang berada di waktu ternyaman dan teraman di hidup kalian? ;)

Oya, Lebaran ini nggak ada yang beli baju baru. Rasanya nggak perlu saja. Bajuku dan Shane banyak sekali dan kebanyakan masih bagus-bagus, jadi kami pikir bakal lebih wise kalau pakai yang ada saja. Aku pakai dress yang beberapa waktu lalu dibelikan Shane (sudah dipakai beberapa kali), sementara Shane cukup pinjam baju koko milik Bapak yang kebetulan sizenya cocok. Yang penting sih kami merasa kece (hahaha). Lagian nggak ada yang salah dong dengan pakai baju lama ;)




Setelah bermaafan kami langsung makan bersama, termasuk dengan Puja, adikku yang datang untuk Lebaran. Berhubung gulai vegannya ekslusif untuk aku dan Shane, aku makannya benar-benar dipuas-puasin xD Lupa nambah berapa kali, yang pasti aku kekenyangan sampai mager! Kalau biasanya aku rajin ambil foto menu Lebaran, kali ini cuma gulai vegan yang kufoto. Lumpia, sambal goreng kentang dan lainnya kelupaan karena yang aku ingat cuma makan :D Ibu memang juara kalau soal masak (selain jago mendesain baju juga pastinya). Menu apapun bisa divegankan dan rasanya selalu pas. Bapak juga keren, cuma karena sedang kurang sehat saja beliau jadi nggak berkreasi tahun ini. Aku bersyukur sekali punya keluarga yang hangat dan selalu semangat tiap Lebaran (dan hari-hari penting lain seperti ultah, tahun baru, etc). Padahal jumlah kami cuma sedikit :'D



Tahun ini juga jadi tahun pertama aku dan keluarga bertemu Nenek lagi. Lebaran kemarin kami memang benar-benar sama keluarga inti saja dan nggak keluar rumah. Tapi tahun ini kami beranikan untuk berkunjung. Jarak rumah orangtua dan Nenek itu dekat sekali, beda satu block saja. Dan di sana juga hanya ada Nenek dan bibi yang jaga, jadi kami rasa aman. Nenek, yang aku panggil Emah senang banget pas kami ke sana. Malam Lebaran aku dan Shane sempat kirim cake Harvest kesukaannya via Gojek, jadi beliau nggak mengira kalau kami akan datang :D Saking happynya kami sampai terus ditawari makan, disodori ini-itu, pokoknya terharu :') Meski Shane baru kenal Nenek ketika dia berpacaran denganku tapi dia sudah merasa nyaman di rumahnya. Shane selalu bilang kalau ruangan belakang di rumah Nenek keren, ---entah kenapa, padahal Nenek tinggal di rumah lama. Mungkin karena dia bisa rasakan kalau keluarga kami nyaman berkumpul di sana, ya :D




Siang menjelang sorenya, aku dan Shane memutuskan sesuatu yang lumayan berat. Kami mau ke bioskop! Iya, setelah lebih dari satu tahun nggak menginjak mall apalagi bioskop (---supermarket pun sangat jarang), kami putuskan menonton film untuk pertama kalinya. Bukan tanpa alasan, ada sebuah film yang sangat ingin aku tonton dari sebelum Corona ini ada. Terlebih temanku bermain di sana. Aku sudah janji padanya akan menjadi salah satu penonton pertama, alias nonton saat pemutaran perdana. Filmnya berjudul "Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah". Terdengar familiar? Iya, para pemainnya adalah original cast dari sinetron dengan soundtrack yang liriknya seperti judul filmnya. Nggak perlu disebut pun aku yakin kebanyakan dari kalian sudah tahu sinetron apa yang aku maksud. Kenapa judulnya beda? Well, alasannya bisa dengan mudah ditemukan di google dan nggak akan aku sebut di sini karena aku takut salah ;)


Aku dan Shane sengaja memilih bioskop yang kosong, ---nggak di mall dan juga bukan tempat populer. Ortu awalnya khawatir dan hampir nggak mengizinkan, tapi setelah melihat jumlah penontonnya secara online, mereka lega dan merestui kami pergi. Setelah kami tiba pun jumlah penonton ternyata belum bertambah, hanya ada kami dan dua orang lainnya. Untung saja bukan nonton film horor, hahaha. Jadi bisa dibilang kami beruntung, belum lagi kelihatannya petugasnya rajin bersih-bersih kursi di tempat kami menunggu. Semakin merasa tenang, deh :) Sedikit review tentang filmnya, kami sangat menikmati ceritanya. Meski nama-nama pemainnya berbeda dengan nama-nama yang dulu kita kenal, tapi chemistry mereka nggak bisa bohong, dapet banget. Abah sama Emak sudah pasti cocok lah ya, ditambah anak-anaknya, Iis, Rara (dia temanku yang barusan disebut) dan Gigi yang ternyata karakternya masih sama seperti dulu. (Sumpah, cuma namanya saja yang beda). Nostalgia habis-habisan deh aku nonton film ini. Sampai nangis berkali-kali, hehehe. Shane yang nggak mengenal keluarga Emak dan Abah sebelumnya pun tetap bisa enjoy karena ceritanya memang sederhana dan ada subtitle Bahasa Inggrisnya. Keren banget kan!




Filmnya memang nggak sempurna, di beberapa bagian ada audio yang kurang balance. Tapi somehow aku merasa kalau ini justru yang membuat filmnya jadi nostalgic. Jadi ingat waktu kecil menonton sinetronnya setiap pulang sekolah :) Lagipula buatku film ini sudah cukup kuat kok HANYA dengan tokoh-tokohnya. Mereka begitu murni, nggak perlu audio atau visual yang fancy. Filmnya juga menurutku straight to the point, nggak terlalu panjang dan bertele-tele seperti film drama kebanyakan (---inilah salah satu alasan kenapa setelah dewasa aku jadi lebih milih nonton film horor daripada drama, hehehe). Btw, ini bukan film yang "sekali lewat", alias sudah film selesai kami langsung lupa. Ada beberapa konflik di film yang membuat Shane bertanya tentang pendapatku, apakah aku akan menyelesaikan dengan cara yang sama dengan tokoh di film atau nggak. Kami jadi berdiskusi dan berakhir dengan kesimpulan bahwa apa yang kami lihat di film mungkin nggak ideal di mata kami, tapi setiap keluarga pasti punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. Setiap langkah yang diambil tentu ada pertimbangannya. Kadang kita harus berkorban untuk menyelamatkan perasaan orang lain, ---dan untuk kami itu adalah pesan yang indah :)


Setelah filmnya selesai kami langsung pulang. Kami nggak mau berlama-lama di luar karena kami merasa lebih aman di rumah. Lagipula setelah menonton film tentang keluarga, aku jadi ingin hangout semalaman dengan Ibu, Bapak dan Ali, hehehe. Kalau Ali mau begadang lagi aku rela deh digangguin :p Jadilah kami begadang bersama, ngobrol sana-sini dan nggak lupa bercerita tentang film yang baru kami tonton juga. Nggak ada rencana apa-apa untuk esok hari, hanya kami menikmati waktu bersama :)


Kalau dulu hari Lebaran kedua kami masih kece, soalnya biasanya ada keluarga atau kerabat yang mampir. Nah berhubung ini Lebarannya covid style, jadi bangun pun siang-siang. Begitu bangun apalagi yang dicari kalau bukan masakan Ibu dan TV kabel :D Rasanya seperti hidup di keabadian, nggak perlu khawatir apa-apa, nggak perlu mikir mau ngapain. Semaunya saja, sampai tidur pun kadang di depan TV. Aku bawa satu dress batik sebenarnya, just for in case. Tapi kenyataannya aku pakai piama seharian, ---begitu saja terus sampai hari keempat, hahaha.


Ngomong-ngomong soal keabadian, di rumah orangtua memang segalanya selalu terasa sama. Seolah seperti aku nggak pernah meninggalkan rumah. Kamarku masih terlihat sama, barang-barangnya terjaga. Bahkan mainan-mainanku pun masih disimpan dengan rapi. Ada kejadian menarik waktu Ali sedang bermain dengan dua bonekanya; Yeye si boneka kucing dan Teddy, boneka beruang yang dulunya milikku. Aku ceritakan pada Ali kalau dulu boneka itu adalah milikku, jadi sebelum Ali lahir Teddy sudah ada lebih dulu. Aku pikir fakta itu akan membuat Ali surprise, tapi ternyata aku juga jadi ikut terkejut! Karena tiba-tiba saja Ibu bilang kalau Teddy, ---yang oleh Ibu dipanggil Brindil, bahkan lebih tua dariku! Ternyata dulunya boneka itu milik Ibu, sebelum aku lahir. Wow... luar biasa ya... Seandainya saja Teddy punya ingatan, pasti yang ia simpan isinya lebih lebih lengkap daripada foto dan video yang kami punya, ya :D 



Saat pulang ke rumah orangtua juga jadi kesempatan buat aku untuk bercerita apaaaa saja yang belum sempat diceritakan selama kami nggak bertemu. Whatsapp-an sih memang setiap hari, video call juga sering, tapi nggak ada yang bisa menggantikan pertemuan langsung. Dari mulai yang serius-serius seperti soal visa, sampai yang nggak jelas seperti cerita tentang jemuran, semuanya puas aku ceritakan :D Aku yang pada dasarnya manja menjadi semakin menjadi saat bertemu Ibu Bapak, hahaha. Aku bersyukur baik ortu maupun suami sangat pengertian dengan sifatku yang sebelas dua belas sama Ali ini. Saat aku sedang asyik dengan ortu pun Shane mengerti. Dia akan memberiku ruang tanpa harus merasa "tersingkir". Biasanya dia akan bermain game atau membuat musik sampai waktunya kami kembali berkumpul. Aku juga melakukan hal yang sama. Saat Shane sedang ingin quality time dengan keluarganya lewat telepon, ---sekali pun itu berjam-jam, dengan senang hati aku memberinya waktu :)


Di hari keempat akhirnya Cody boy, keponakanku yang satu lagi datang. Kabarnya sih dia sempat sakit pilek jadi nggak bisa berkumpul bersama kami di hari Lebaran. Bagaimana suasana rumah ortuku setelah the babies kumpul lengkap? Waduh, jangan ditanya xD Ramainya mengalahkan kelas preschool yang dulu kuajar. Aku mandi dicariin, aku pergi diikutin. Shane mau istirahat sebentar saja langsung dikepoin (baca: diintipin di kamar meski sudah ditegur). Tapi kami menikmati, sih. Apalagi aku dan Shane nggak bisa lama-lama untuk bertemu dengan si Cody boy karena harus pulang. Di rumah kami ada dua ekor ikan yang harus diurus. Kami khawatir kalau ditinggal terlalu lama akan terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. 




Sebelum pulang, aku dan Shane puas-puasin dulu untuk bermain dengan the babies dan Eris, ---yang kelihatannya happy dengan baju barunya. Kami juga mampir ke supermarket dulu di perjalanan pulang karena stock makanan di rumah benar-benar kosong. (Selama bulan puasa kami kebanyakan delivery order, jarang sekali masak). Iya, kami pulang diantar ortu plus the babies juga! Jadi ada waktu ekstra untuk nambah quality time meski sedikit :) Kebetulan di supermarket tempat kami berbelanja ada foodcourtnya, jadi setelah selesai kami bisa ngemil-ngemil dulu sambil berpamitan. Hati ini berat sebenarnya. Kalau nggak malu aku  ingin menangis rasanya, hahaha. Tapi aku tahan-tahan sampai ingetin diri sendiri kalau sebentar lagi kami juga pasti bertemu kembali. 









Begitulah cerita Lebaran kami yang "mewah", ---karena bisa berkumpul yang di saat seperti ini :) Doaku masih tetap sama seperti tahun lalu; semoga tahun depan segalanya menjadi lebih baik. Tanpa mengurangi rasa syukur dengan apa yang aku dan Shane dapat di tahun ini, kami berharap dalam waktu dekat bisa kembali berkumpul dengan keluarga Shane juga. Kami sudah membicarakan tentang kemungkinan untuk mereka yang datang ke sini atau aku yang berkunjung ke sana. Tapi dengan situasi sekarang kami belum mendapatkan titik terang. Doakan, ya! :)

Dan mohon maaf lahir batin untuk teman-teman di sini. ---I know, I know, ini sudah bulan Agustus, hahaha. Tapi nggak apa-apa, dong. Untuk memulai sesuatu yang baik waktunya selalu tepat, kan ;)


______________________________

Btw, pas bulan Ramadan, aku dan Shane ikutan kontes musik "Ramadhan Home Recording Competition" yang diadakan oleh IMS Indo Pro Audio, De Sound, Ibanez Indonesia, Korg Indonesia dan Vox Indonesia. Kami membawakan lagu "Tombo Ati" dan berhasil masuk ke Top 20! Haha, nggak nyangka, ya? Sama aku juga :p Sayang kami nggak berlanjut ke 10 besar. Tapi berhubung kontesnya skala nasional dengan peserta yang banyak, jadi aku dan Shane sangat bangga. Lagipula, menang atau kalah yang dihitung itu prosesnya, kan ;)

Kalau penasaran dengan penampilan kami, klik videonya di sini: https://youtu.be/uRq9-slggEU




blessed girl,


Indi



---------------------------------------------------------------

Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik

Kamis, 28 Mei 2020

Lebaran Rasa Karantina (Setelah Dua Bulan Nggak Bertemu!)

Hore! Lebaran datang, hati pun senang! :D Hehe, ---eh, masih berlaku nggak ya saat di tengah pandemik seperti ini? ---Lebaran kali ini memang "beda", tentu, ---rasanya semua orang juga tahu. Jadi kayanya aku nggak perlu menulis tentang betapa bedanya, or how much I miss Lebaran tahun-tahun sebelumnya, ya karena aku rasa semua orang juga merasakan hal yang sama. Buatku Lebaran itu selalu "menyenangkan", ada vibes tersendiri yang nggak bisa aku rasakan di hari-hari biasa, entah kenapa. Bahkan di saat nggak bisa bertemu secara langsung dengan keluarga besarpun ada keakraban yang berbeda saat video call atau chatting dengan mereka dibanding biasanya. Ajaib ya! :) 
Oh iya, sampai lupa. Minal aidin walfaidzin :) Dari lubuk hati yang terdalam, mohon maafkan jika ada tulisanku yang menyinggung kalian di blog atau di media sosialku lainnya. Mari kita mulai semuanya dari awal lagi dan saling ingatkan jika ada kekhilafan. Maaf lahir batin :)

Puasa dan Lebaran kali ini adalah kali pertama aku dan Shane tinggal di rumah sendiri. Dua tahun sebelumnya kami masih pacaran, dan tahun berikutnya kami baru menikah (cieee, hahaha). Sejak pertama kali pindahan, kami sudah deal untuk mengunjungi rumah orangtua satu minggu sekali dan menginap kadang-kadang. Tapi rupanya rencana kami nggak sejalan dengan skenario yang sudah ditulis Tuhan, ---Corona datang dan kami pun mematuhi anjuran untuk nggak kemana-mana. Jadi semenjak bulan Februari kami belum bertemu mereka sama sekali. Meski sebenarnya jarak rumah kami dan ortu literally hanya sejauh "keluar komplek lalu belok kiri", tetap saja aku nggak mau ambil resiko. Aku pikir lebih baik patuh sekarang dan gunakan kesempatan untuk bertemu hanya untuk saat sangat penting saja. Meski di rumah hanya berdua saja, aku dan Shane tetap berusaha melakukan "tradisi" sebelum Lebaran seperti di rumah Ibu dan Bapak. Salah satunya beres-beres rumah dan mencuci semua pakaian kotor! Haha, seru sekali, seharian kami benar-benar sibuk. Shane membersihkan kamar mandi sementara aku beres-beres kamar. Lalu dilanjutkan dengan membersihkan ruang TV bersama-sama. Kami sampai kelelahan dan beberapa kali ketiduran di sofa. Tapi hati kami senang dan terasa hangat sekali. I've told you, Lebaran selalu punya vibes yang berbeda :)


Ruang TV yang biasanya berantakan sudah rapi. Balkon juga bersih, sih, siiiih. Itu lantainya masih basah, hehe.


Dapur baru rapi pas tengah malam, soalnya dipakai masak. Pas difoto pun masih banyak alat masak yang berceceran :p


Jujur, ini spot yang paling malas buat kami bersihkan: jendela kamar! Ribet aja gitu harus dilap satu-satu tirainya, hahaha.


Kasur sudah divakum sampai ke sela-sela, Onci, boneka kelinciku pun tidur nyenyak :p


Hari Lebaran akhirnya benar-benar tiba. Setelah lebih dari dua bulan akhirnya aku dan Shane akan segera bertemu Ibu Bapak lagi. Pagi-pagi, setelah sarapan dan mandi kami bergegas pergi ke rumah mereka. Nggak ada kontak dengan orang lain sebelum kami masuk ke dalam mobil (---salah satu "keuntungan" tinggal di apartemen, yang saat "normal" malah dianggap kekurangan). Kami memang sudah berkomitmen untuk menjaga diri, baik aku dan Shane, juga orangtua jangan sampai bertemu orang jika nggak terpaksa. Sadly, itu artinya kami nggak bisa berlebaran dengan Nenek, yang meskipun rumahnya dekat tapi kami khawatir kalau di sana ternyata menerima tamu. 
Waktu kami tiba rasanya surreal, ---kaya mimpi, melihat Bapak membukakan pagar garasi dengan baju kokonya. Melihat Eris yang mengibas-ngibas ekornya karena akhirnya melihatku lagi! Ibu sudah menunggu kami di dalam, dengan bersemangat beliau bercerita tentang betapa ia merindukan kami, ---juga tentang masakan Lebaran yang sudah beliau siapkan khusus untuk kami. Aku nggak menyangka akan ada saat seperti ini, di mana untuk memeluk mereka saja rasanya canggung. Bukan, bukan karena aku sudah dewasa dan malu. Tapi karena terlalu lama nggak bertemu dan pendemik ini menakuti kami untuk berdekatan :( Tapi setelah dipikir ketakutan kami tanpa alasan, kami disiplin, ---kami sama-sama nggak kemana-mana. Dan akhirnya kami berpelukan kembali untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua bulan :')


Outfit Lebaran. Gak ada baju baru, yang penting bersih dan rapi :)


Sebenarnya gak ada beda sih antara syle Lebaran sekarang sama sebelumnya. Kami lebih nyaman bergaya santai, gak punya sepatu khusus atau harus pakai makeup. Again, yang penting bersih dan rapi :)


Suasana di rumah tetap seperti Lebaran-Lebaran yang lalu rupanya. Ada bunga sedap malam, kue, dan masakan Ibu. Ah, it's so nice to back home again :') Biasanya hal pertama yang dilakukan adalah berfoto bersama, tapi berhubung cuma ada kami berempat jadi camerannya ditaruh di meja, ---kami berfoto pakai timer, hahaha. Seru sekali. Untuk menghasilkan 2 foto saja harus pakai trial and error dulu karena belum pernah sebelumnya :D Yang bikin haru, Ibu dan Bapak excited sekali dengan kedatangan kami, sampai-sampai beberapa malam sebelum Lebaran mereka mengirimiku foto-foto masakan yang mereka buat. Bapak malah bikin surprise, beliau bilang sedang belajar bikin ayam palsu, ---yang maksudnya daging ayam tiruan dari nabati karena aku dan Shane vegan :D Benar saja, di meja makan sudah tersedia berbagai macam hidangan khas Lebaran, yang semuanya vegan karena memang khusus untuk kami berdua saja. Ada gulai shiitake, potato schotel dengan susu soya, pangsit tofu, acar, sambal goreng kentang, dan tentu saja primadonanya "ayam palsu" ala Bapak. Katanya beliau belajar dari YouTube dan waktu mencobanya dapur jadi berantakan sekali, sampai-sampai harus pindah ke ruang TV, hahaha. We really appreciate that, Pak! Bingung mau bilang apa punya orangtua yang sangat suportif dengan keputusan kami menjadi vegan. Aku cuma bisa bersyukur :)

WhatsApp dari Ibu. Aw! :)

WhatsApp Bapak tentang ayam palsu, haha.

Akhirnya ada foto bersama yang sukses, sebelumnya 3 kali percobaan gak ada yang siap, hahaha.


Pose ini idenya Ibu. Iya deh, biar kerasa Lebarannya. Salaman virtual! :D


Semua makanan yang disediakan rasanya enaaaaak sekali. Selesai makan, dua jam kemudian kami sudah makan lagi. Pokoknya kegiatan kami selama di sana kalau nggak ngobrol-ngobrol, nonton, main sama Eris ya makan, lol. Rasanya seperti kembali lagi ke masa kecil, Ibu senang sekali setiap kali aku dan Shane bilang ingin makan. Dengan semangat beliau pasti bergegas menghangatkan makanan meskipun sedang di tengah melakukan sesuatu. Selalu ada sisi positif dari semua hal, jujur aku dan Shane bukan tipe orang yang pandai mingle atau beramah-tamah dengan orang asing. Dan Lebaran ala karantina ini ternyata lebih cocok dengan kami. Jaraaaaang sekali kami masuk ke dalam kamar (kecuali saat akan tidur, of course). Biasanya kami selalu canggung kalau kedatangan tamu dan memilih stay di kamar. Tapi kali ini rasanya kami memiliki quality time yang lebih banyak.
Lucunya TV juga seperti mendukung kehadiran kami. Seharian diputar film-film Disney di saluran Fox. Dari mulai Haunted Mansion sampai Lion King, kami marathon sampai malam (dan ketiduran di sofa, haha). Di rumah sendiri pun aku dan Shane memang senang menonton film, tapi kalau sama orangtua rasanya beda. Lebih ramai, lebih hangat.


Semuanya vegan! No meat, no dairy, no egg! Yay! :D


Close up daging vegan buatan Bapak. Beliau bangga sekali karena hasilnya mirip, hahaha.


Nonton Lion King sampai nangis.


Selain dengan orangtua tentu aku juga rindu dengan Eris. Salah satu alasan kenapa kami pindah ke tempat yang nggak jauh dari rumah ortu ya supaya bisa sering-sering bertemu Eris. Tapi karena pandemik tentu kerinduanku harus ditahan. Meski aku tetap rutin mengiriminnya hadiah, tentu rasanya beda. Jadi kesempatan bertemu ini aku gunakan sebaik-baiknya. Dua bulan nggak bertemu artinya dua bulan pula Eris belum grooming. Bapak tentu rutin menyisirinya, tapi yang bisa membersihkan telinga dan menggunting kukunya hanya aku. Sedih melihat bulunya yang sudah semakin lebat dan kukunya yang sudah semakin panjang. Aku jadi merasa bersalah meskipun memang nggak ada yang bisa aku lakukan (siapa suruh datang Corona!).  ---Hebatnya, seperti mengerti, Eris nggak banyak protes. Hanya sesekali menghindar lalu membiarkan aku merawatnya sampai dia (semakin) cantik :) Seharusnya Eris juga dimandikan, tapi berhubung Bandung sedang mendung jadi aku urungkan. Waktu luangnya kami gunakan saja untuk bermain lempar tangkap sampai lelah. Oh iya, tanggal 22 Mei Eris berulang tahun yang ke 11 (still, and always be my little girl). Aku dan Shane bikin perayaan kecil-kecilan untuknya. Kami membuatkan Eris kue ulang tahun untuknya, tapi tanpa kado karena nggak ada pet shop yang buka. Kapan-kapan aku ceritakan di post terpisah ya. Karena banyak yang mau aku share tentang Eris.


Ada yang cemberut karena aku minta foto pas dia lagi main. Gemaaas! :D


Sebelum potong kuku. Nanti aku share afternya ya :)


Lebaran hari kedua aktivitas kami tetap sama. Makan tetap menjadi kegiatan favorit, hehe. Kalau di hari pertama aku dan Shane kompakan memakai batik saat tiba di rumah ortu, hari kedua kami blasss berpiyama dari bangun tidur sampai malam :D Well, Ibu dan Bapak juga sama sih, karena nggak ada siapa-siapa juga kan. Biasanya kalau kumpul Lebaran tanpa sadar jadi ada age group nya, atau kelompok berdasarkan usia :p Misalnya Ibu Bapak bakal gabung sama grup Om Tante, sedangkan aku biasanya sama sepupu-sepupu. Bukan pilih-pilih, tapi biasanya yang mau diajak main games ya yang muda-muda saja. Kalau ajak Ibu biasanya beliau bilang "pusing", hehehe. Tapi berhubung sekarang hanya ada berempat jadi kami ngobrol-ngobrolnya juga berempat saja. Dan itu ternyata seru sekali! Misalnya, aku jadi tahu kalau film pertama yang aku tonton adalah "Aladdin", dan itu juga ternyata alasan mengapa aku  akhirnya jadi suka dengan mendiang Robin Williams. Atau saat aku dan Shane bercerita pada Bapak tentang film Jumanji versi baru dan beliau langsung membandingkannya dengan versi lama, hahaha. Lucunya beliau bisa menebak bagaimana ending Jumanji baru lho, bahkan bertaruh kalau nanti akan ada sekuelnya lagi. Hmm, let's see :D


Hari kedua masih tetap makan-makan :D


Perpaduan yang nikmat sekali. Lontong gak kenyang, aku nambah nasi :p


Pangsit tofu. Sekali makan bisa 6 potong. Enaaaak banget. Ibu dapat resepnya dari aplikasi vegan.

Sebelum pulang kami dibekali banyak makanan :') Semuanya sudah divakum jadi tinggal dihangatkan. Ini "ayam vegan" buatan Bapak.


Mungkin ini terdengar berlebihan, tapi aku benar-benar berusaha menikmati setiap moment Lebaran kali ini dengan orangtua dan Eris. Sampai-sampai aku rela kurang tidur demi menghabiskan waktu sama mereka (itulah kenapa aku ketiduran di sofa melulu). Berat rasanya waktu aku dan Shane harus pulang ke rumah kami. Ibu juga sebenarnya meminta agar kami stay semalam lagi, tapi ada ikan peliharaan yang sendirian di rumah. Ingin menangis rasanya waktu kami masuk ke dalam mobil dan melambai sambil bilang "See you" (---kami nggak suka bilang "good bye"). Belum tahu kapan lagi kami akan bertemu. Belum tahu kapan pendemik ini berakhir. Aku dan Shane cuma bisa berdoa, semoga nggak lama lagi agar kami bisa bertemu kapan pun kami mau. Tapi tetap, ---aku, Shane sangat bersyukur. Kami bersyukur masih diberikan kesempatan untuk bertemu dan mengabiskan waktu bersama keluarga meski 1 malam saja. Kami juga bersyukur karena diberikan kesehatan yang baik jadi bisa menikmati waktu yang singkat ini dengan maksimal. Lebaran, bagaimana pun keadaannya tetap saja istimewa tetap moment yang bahagia. Hanya karena kami nggak bisa bersama untuk waktu yang lama dan nggak bisa berkumpul dengan keluarga besar, bukan berarti jadi nggak berkesan. 

Sekali lagi, selamat Lebaran ya teman-teman. Bisa menghabiskan waktu dengan keluarga atau pun nggak, jangan lupa, kita beruntung masih bertemu Lebaran :)

peluk semua dari jauh,

Indi


-------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com