Jumat, 15 Juli 2011

Pelajaran Baru :)

It's weekend already? Ya, ampuuun... Nggak terasa ya teman-teman blogger sekarang sudah akhir minggu lagi! :D So how's your weekdays going? Aku harap fun and fine, ya... Aku sendiri berjalan seperti biasa, masih dengan kerjaan yang sama, kesibukan yang sama, kesantaian (ini betul nggak sih dalam Bahasa Indonesia? Lol) yang sama, juga ke'asyik'an yang sama. So far so good :)

Sekarang aku mau cerita soal kemarin, tepatnya hari Kamis tanggal 14 Juli lalu. Jadi sejak 2 bulan lalu aku ganti tempat terapi (aku mengidap scoliosis 55 derajat). Yang tadinya di Canadian Chiropractic jadi di Japanese Chiropractic. Alasannya sih sederhana, aku ingin terapi yang lebih ringan (It was so tiring, badly...) tapi dengan hasil yang optimal. Akhirnya setelah googling sana-sini dan dapet rekomendasi dari salah satu acara TV, aku memutuskan untuk mencoba Japanese Chiropractic. Dan seperti biasa, aku kemarin diantar Bapak untuk terapi. Di perjalanan aku mau dengar CD, tapi tanpa sengaja yang menyala malah DVD player. Heran, siapa yang masukin DVD kesini, apalagi ini DVD film "Hachiko"... Waktu aku tanya Bapak, katanya tadi pagi ada yang servis DVD player mobil, nah waktu Bapak diminta cobain sudah betul atau belum, secara random Bapak ambil DVD "Hachiko"! Duh, duh... padahal aku mencoba hindari film ini, soalnya meski sudah 3 kali nonton tetap saja nangisnya sampai banjir, huhuhu...

Terpaksa aku dan Bapak nonton Hachiko sepanjang perjalanan yang lumayan jauh (baca: Bapak curi-curi nonton karena sambil nyetir, hahaha), soalnya kotak CD tertinggal di garasi dan film ini cuma satu-satunya yang ada di mobil. Lama-lama kami menikmati juga, ya kami coba lihat sisi baiknya saja, seenggaknya versi Richard Gere ini nggak se "menyiksa" versi Jepang (aku trauma 3 hari 3 malam gara-gara film itu, inget terus sama si Veggie anjingku yang ada di surga, hiks...), lol. Bapak bilang, beliau kagum sekali dengan si Hachi, soalnya selain bisa melindungi tuannya dia juga anjing yang loyal. Aku sih cuma manggut-manggut saja. Setuju, juga nahan senyum teringat Eris, adiknya Veggie yang loyal tapi sayangnya penakut, hihihi.


Hachi lagi tiduran gara-gara ditinggal tuannya pergi, hiks.


Japanese Chiropractic di Jl. Cihampelas Bandung.



Nggak terasa perjalanan satu jam selesai juga, kami sampai di tempat terapi dengan tepat waktu (terlambat 10 menit, sih, tapi nggak apa, lol). Aku keluar mobil dengan sedikit malu-malu, pasalnya ini percobaan pertama aku pakai dress dipadukan dengan kaos kaki, hihihi. Sebetulnya aku nggak maksud eksperimen, sih. Tapi di tempat terapi ini memang diwajibkan pakai kaos kaki supaya mempermudah sesi terapi. Aku sempat ngaca sebentar di spion mobil, dress Greeny  Day dipadukan dengan kaos kaki hadiah dari Ray (khusus dalam rangka "selamat terapi di tempat baru", lho) ternyata OK juga. Ini juga didukung dengan komentar Bapak yang bilang, "Bagus, kok" begitu melihat wajah pede nggak pedeku, hehehe :D


Dress Greeny Day dari Toko Kecil Indi.





Terapisku ini orang Indonesia, btw. Iya, lokal nggak seperti kebanyakan chiropractor yang biasanya "impor", lol. Tapi tetap dia kuliah chiropractic di Jepang, bukan abal-abal karena di ruang prakteknya tergantung ijasah diploma, hehehe.
Kali ini sesi terapi nggak berjalan seperti biasanya, kami banyak sekali mengobrol. Aku bercerita kalau di perjalanan kami menonton "Hachiko" lagi untuk keempat kalinya. Dari situ dengan cepat cerita berkembang, terapisku menceritakan pengalamannya selama bertahun-tahun di Jepang. Di sana, dia hidup sangat sederhana karena menjadi satu-satunya mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Jangankan keluarga, teman satu negarapun nggak ada yang bisa "membantunya" di sana. Suatu hari, terapisku bertemu dengan anjing Akita yang sangat besar (Akita itu jenis anjing seperti Hachiko), meski dia tahu bahwa Akita adalah anjing yang bertempramen nggak begitu baik (they’re not a family dog seperti Golden Retriever, dll), tapi dia penasaran dan mencoba memanggilnya. Ternyata seiring berjalannya waktu mereka mulai bersahabat, malah pemilik anjing Akita tersebut mengizinkan terapisku untuk membawanya pulang dan memeliharanya. Sayang, karena keterbatasan tempat dan biaya untuk makan (anjing sebesar itu butuh 4 cup dog food perhari sepertinya, hehehe) dia pun menolak untuk mengadopsinya.

Aku selama ini nggak pernah tertarik dengan Jepang, menurutku, aku belum terlalu mengenal negara sendiri jadi buat apa aku mempelajari negara lain? Aku sudah cukup puas menjadi warga negara Indonesia meskipun nggak tulen-tulen amat (yes, my grandma has Chinese blood, that’s why my skin is so pale and my eyes are so small, lol). Pengetahuanku tentang Jepang cuma satu: disana ada sekelompok orang yang suka cosplay dan aku BENCI kalau terus-terusan ditanya, "Kamu suka cosplay, ya?" cuma gara-gara aku sering pakai dress+stocking (baru tahu aku kalau Ksatria Baja Hitam suka pakai kostum kayak aku, hahaha).
Tapi ternyata dengan mengenal aku bisa belajar. Contoh sederhananya saja Hachiko, aku jadi bisa belajar soal kesetiaan. Well, mungkin kalian pikir setiap anjing itu loyal, they will do anything for her/his man, gitu kan? Eits, ini Akita lho! Ada yang tahu tempramennya? Please googling dulu dan kalian akan surprise betapa "manis"nya si Hachiko ini dibanding teman-teman satu rasnya. Ternyata Akita yang sebegitu kerasnya juga bisa turunin egonya demi tuan tersayang. Kenapa kita yang manusia nggak bisa seperti dia? :)

Cerita berlanjut ke soalnya lain, masih inget aku sempat (sering, ding! Lol) mengeluhkan tentang minimnya fasilitas difabel di Indonesia? Nah, terapisku cerita kalau di Jepang banyak sekali aturan "nggak tertulis" yang memudahkan para difabel (different ability people, iya, termasuk gue). Jadi di stasiun kereta (asik amat ya di Shibuya ada patung Hachiko, mau dong difotoooo) di sana ada banyak eskalator, nah secara nggak tertulis masyarakat di sana sudah bikin aturan kalau pegangan sebelah kiri berlaku untuk orang-orang yang lagi nggak terburu-buru (hanya berdiri diam di atas eskalator), nah pegangan yang kanan khusus untuk orang-orang yang memang memutuskan berjalan meski di atas eskalator. Keren, kan? Jadi nggak akan ada lagi yang "tabrakan" dan yang nggak bisa jalan cepat nggak perlu merasa "diteror" dari belakang (pengalaman pribadi aku ini mah, hahaha). Sederhana, tapi efektif. Padahal kalau Indonesia niat, mudah banget kan menirunya? Ayok ditiru (dimulai dari aku, semoga nggak ada yang protes dan teriak "Woi, minggir-minggir" dari belakang).
Hebatnya lagi, eskalator tangganya bisa berubah jadi flat, lho (itu kayak yang di mall-mall, hehehe). Jadi kalau ada berkursi roda mau lewat situ, operator tinggal pencet 1 tombol dan tadaaaa, eskalator seketika bisa jadi wheelchair access! :D Kalau sudah gitu, konon katanya orang lain yang kakinya masih sehat pasti langsung pindah ke tangga tanpa dikomando. Waw, hebat! Disiplin dan toleransi sekali ya :)

Keasyikan cerita, sesi terapi yang harusnya memakan waktu 2 jam ini pun melar jadi 3 jam, hihihi. Tapi ini nggak masalah karena aku pasien terakhir. Masih banyak sebetulnya cerita yang terapisku bagi soal Jepang (soal pasar tradisionalnya, tempat potong rambutnya, kampusnya, dll), tapi dua cerita ini saja aku rasa sudah cukup "menjelaskan" kenapa aku bisa belajar sesuatu dari mengenal. Aku rasa inilah yang disebut open minded. 

Kita jangan menjudge sesuatu sebelum mengenal terlebih dahulu. Kita harus coba meluangkan waktu sebentaaaar saja untuk berkenalan dengan sesuatu atau at least mengintip karena dari situ kita dapat belajar.

Seperti sesi terapi kali ini, siapa yang sangka dari terapi rutin ini aku bisa mendapat ilmu baru? *wink*



nb: Ada yang pernah perhatikan nggak kalau snack Tao Kae Noi (nori alias rumput laut) ini unik banget? Dari namanya memang Hokkien abis, tapi bahan-bahannya dari Jepang (nori kan ada di hampir semua masakan Jepang) tapi produksinya di Thailand! Hahaha, just found out. Ternyata selama ini aku sering makan tanpa baca kemasannya :D

sweetest smile,

INDI



do not copy any design by toko kecil indi. thanks :)

33 komentar:

  1. Waduuh,, pertama nie mampir disini,,
    salam kenal ya,,... ijin follow jg ya..
    link nya pun udah tersimpan rapi di t4 saya..
    makasi...

    BalasHapus
  2. Bener banget ndy, dulu ya secara gk sadar aku suka banget nge jugde orang atau sesuatu dengan modal sok tau tanpa mencari tau dulu. Tapi sekarang semakin bertemu dengan banyak orang jadi malu sendiri punya sifat sok tau, bukan tampilan yg menunjukkan isi kalau kita mau melihat dari dekat :)

    Mari terus belajar ndy

    Happy Blogging :)

    BalasHapus
  3. weeh, kan cocok tuh.. tempat terapinya Indi di japanese chiropractic, trus nontonnya hachiko.. yang emang awal mulanya cerita di stasiun shibuya jepang, trus nyemil snack jepang. eh, bukannya itu snack biasanya di Hero juga ada yah?.

    Sorry Indii.. baru mampir kali ini, makluum.. masalah teknis. ahaha

    BalasHapus
  4. ooh ... jadi selama 3 jam cerita aja atau sekalian terapi nih Kak ?

    belum pernah liat Hachiko, soalnya filmnya sedih sih jadi agak sentimental duluan deh :)

    BalasHapus
  5. Ehhh,, saya suka cosplay sih mbak =,= haha, sori malah ngomongin hal yang gak penting :P

    Ahh, begitu tau entry kali ini tentang jepang, Gilaaaak, saya semangat banget bacanya. Thanks ya Mbak indi sudah mau share pengetahuan tentang Jepang.

    Walopun sedikit "ngena" waktu Mbak Indi bilang, "gue belum terlalu mengenal negara sendiri jadi buat apa gue mempelajari negara lain? Gue sudah cukup puas menjadi warga negara Indonesia meskipun nggak tulen-tulen amat"

    huee~ kenapa kok ngena banget? :) Karena saya justru sangat cinta dengan jepang TwT hehehe :)

    BalasHapus
  6. Ternyata Indi juga orang Bandung ya? Hehehe. Iya film Hachiko tuh bagus banget, tiap kali nonton gua selalu bercucuran air mata. Hebat ya, anjing bisa sesetia itu, sementara manusia jaman sekarang rawan sekali yg namanya selingkuh dan cerai...

    BalasHapus
  7. makasi y udah berbagi cerita :) dtunggu crita berikutnya..:P

    BalasHapus
  8. aku belum pernah nonton filmnya Ndi, soal baju ama kaos kaki cocok kok Ndi. Nggak usah ngrasa aneh ya. Bayangin aja lagi sekolah...hihihi kan kalo di sekolah pake kaos kaki ama baju sekolah ber-rok pendek gitu. SD sih :)

    BalasHapus
  9. dita setuju lho, soalny suka jadi korban penilaian sesaat hiks,, tp klo costplay dta lumaya suka, buat fun2 aja.. oh ya indi, I give you AWARD!!! please check:
    http://pramuditapuspitatemi.blogspot.com/2011/07/award-is-as-yummy-as-soup.html

    BalasHapus
  10. nori andalan untuk buat bento2an

    BalasHapus
  11. Kak Indi aku juga skolioser, salam kenal Kak :)
    aku udah baca novel Kak Indi, keren banget!

    BalasHapus
  12. yang tentang eskalator di Jepang itu saya baru tau, keren y :D

    BalasHapus
  13. good luck dengan terapi barunya.
    enjoy your weekend :)

    BalasHapus
  14. yes, mengenal sesuatu emank penting.. tapi sayangnya, "sesuatu" itu lebih mudah dinilai dari kulit luarny, jadi kebanyakan orang secara gak sadar men-judge sesuatu hanya dari kulit luarny aj... hehe

    wah, dapet tempat terapi baru nih.. moga nyaman ya kak indi.. semangaat !! ^^

    BalasHapus
  15. @ CIKAL: selamat datang dan salam kenal kembali. silakaaan, aku kunjung balik sekarang :D

    @ MIMI: iya, aku juga kadang begitu (meski gak maksud, hiks). yuk, kita jangan pernah berhenti belajar ya, mi :)

    @ GAPHE: kebetulan emang tuh, hihi.. malah yg lebih lucu lagi si chiropractor manggil aku "indi chan" (buset apa pula itu?? hahaha). ada dimana2, di mini market juga banyak. itu bukan snack jepang, tp thailand. bungkusnya emang "menipu" ya :D hahaha, kangen blog'ku di kunjungi gaphe nih ;)

    @ FICTION'S: terapi juga dong! hahaha, kalau cerita terus bisa haur ntar :D coba aja nonton, yang versi richard gere tuh gak terlalu sedih :)

    @ FREY: waaah, suka yang jepang2 ya? :) sama2, semoga bermanfaat ya, frey. hehehe, gak apa dong kalau kamu cinta jepang, yg penting jangan lupa mengenal budaya indonesia. iya, gak? ;)

    @ CLAUDE: iya, belum ganti alamat kok, hehehe. setuju! itulah kenapa anjing jadi hewan favorit gue. ada rasa "aman" kalau deket mereka. sepengecut2nya si eris, tapi dia tetep setia nemenin gue lho meski hujan-badai :D

    @ AMMIE: sama2, terima kasih juga lho, sudah berkenan membaca :)

    @ AJENG: cobain nonton, jeng, DVDnya udah ada kok :) hehehe, malah culun nih, udah gede soalnya! :O

    @ NUEL: hehehe, thank u! :)

    @ PRAMUDITA: hahaha, sama, aku juga sering menjadi korban kekerasan "judge" :p suka ya? wah, seru tuh :) waaaa, makasih. nanti awardnya aku pajang :)

    @ LIDYA: betul! :)

    @ ALFI: wah, salam scolioser kalau gitu :) aaaa, yang mana? makasih ya!

    @ ECKY: iya, keren bangeeeet. kalau disini kayak gitu, wah, what a mircle. tapi bukan berarti gak penting, kan? :)

    @ RA: thank u, you too ya! :)

    @ HITAM: iya, terkadang tanpa sadar terucap dari mulut kita, minimal "terpikirkan" lah.. mudah2an sekarang kita bisa lebih bijak ya.. amen :) iyaaaa... makasih ya!

    BalasHapus
  16. *ralat @ECKY: iya, keren bangeeeet. kalau disini kayak gitu, wah, what a miracle. tapi bukan berarti gak mungkin, kan? :)

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. hay kak indii, lama gak blogwalking ke blog kaka nih ! aaa kangeeen (•˘⌣˘•)ε˘`)
    eh iya ada award buat kak ini, ambil di blogkuu yaa :D

    BalasHapus
  19. eh, ternyata ada ya hubungan antara kaos kaki dengan 'supaya mempermudah sesi terapi'?

    BalasHapus
  20. @ RUSYDINA: apa kabaaar? waaaa, makasih ya! nanti blog'nya aku jemput :D

    @ AINA: hahaha, ya iya, kan chiropractic pake seluruh anggota tubuh, termasuk telapak kaki, jadi harus dilindungi kaos kaki. itu juga berfungsi supaya terapis gak licin waktu megang kaki :)

    BalasHapus
  21. :: Aku juga udah berapa kali nonton film Hachiko tapi tetep aja nangis. Ujung-ujungnya pasti pengen liat patungnya di Shibuya. #Hiks

    Oh ya, jadi penasaran sama chiropractor-nya. Kapan-kapan difotoin dong orangnya. Hihi :) #Genit

    http://princess-vizhytria.blogspot.com/

    BalasHapus
  22. Kak Indiii.. :) Haiiii..
    Kalo udah nonton Hachiko udh gak bisa nahan nangis.
    Haha, Loovee Tao Kae Noi <3

    BalasHapus
  23. iya Kak, yang Waktu Aku Sama Mika :)

    BalasHapus
  24. @ VIZHY: hahahaha, ini request yang unik nih! psst, aku juga kemaren mau minta foto, tapi maluuuu, hahahahaha *ketauan deh*

    @ FEBBY: haiiiiiii febby! iya, sama T__T love it too! enak banget! hihihihi :)

    @ ALFI: terima kasih ya :)

    BalasHapus
  25. Wow Indi! That dress is absolutely gorgeous...I am just loving everything from the print to the vivid colors. Those socks make the whole ensemble beyond adorable:)

    BalasHapus
  26. @ MARISA: thanks, marisa! i wish i can be gorgeous as you! :) at the first time i'm not sure about the socks, but my fiance encourage me, hahaha :)

    BalasHapus
  27. aku gak berhenti nangis lihat film itu...
    hiks, sampai sekarang kalo masih inget pun pingin nangis

    BalasHapus
  28. @ ELSA: iya, "nyiksa" banget filmnya.. apalagi yg versi jepang. kalau yg mr. gere ini emang rada flat ceritanya, ya...

    BalasHapus
  29. salam kenal ya .
    gw baru nntn lo nih di tv .
    numpang tanya ya , japanese chiropractic yang dibandung itu alamtnya dimana ya ?
    patokannya apa gtuu ?
    kalo bisa kirim ke email gw aja noviantish@yahoo.com

    makasih yaa :)

    BalasHapus
  30. @ NOVIANTI: salam kenal juga. sudah dibalas ya via email. mudahnya kalau dari arah atas setelah ciwalk, sebrang hotel aston :)

    BalasHapus
  31. salam kenal sebelumnya kak indy..boleh berbagi pengalaman'y soal terapi chiropractic,,aq punya keluhan yang sama ^^ sorry u/ sekali terapi bisa abis brp tuh??kak indy sendiri udah brp kali terapi sampe sembuh/ada kemajuan??

    BalasHapus
  32. hai geny. maksudnya kamu scoliosis juga. scoliosis kangak bisa disembuhkan, paling dipertahankan kurvanya atau direduce sedikit2. per visit chiropractic 245 untuk japanese dan 650 untuk canadian. aku terapi sejak tahun 2008. belum ada perubahan kurva :)

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)