Minggu, 20 April 2014

The Big Chop! I Donated my Hair :)



Tadi siang Ibu mengantarku ke salon. Setelah 6 bulan waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku akan memotong rambut yang telah kupanjangkan sampai melewati bahu jadi sebatas telinga!

Aku masih ingat beberapa bulan lalu ketika mengutarakan niatku pada Ibu. Setelah bertahun-tahun betah dengan potongan rambut pendek, aku akhirnya berkeinginan memanjangkan rambut. Tentu saja Ibu senang mendengarnya. Lalu aku menceritakan tentang niat untuk mendonasikan rambut. Aku bilang bahwa aku akan memanjangkan rambut sampai melewati bahu, tapi setelah itu akan dipotong pendek sekali untuk didonasikan pada yang membutuhkan rambut palsu. Waktu itu Ibu terkejut dan berkali-kali bertanya apakah aku yakin. Aku bilang, “Iya”, karena aku sudah memikirkannya matang-matang. Meskipun suara Ibu terdengar menyayangkan tapi beliau berkata akan mendukungku 100%.

Niat ini muncul secara nggak sengaja. Seorang teman berkata bahwa rambutku sangat tebal dan cepat sekali panjang. Katanya, sementara banyak perempuan lain yang ingin rambutnya cepat panjang, aku malah memotongnya beberapa kali setiap bulan demi mendapatkan panjang rambut yang selalu “sebegitu”. Waktu itu aku bilang bahwa rambutku yang tebal sulit sekali diatur dan butuh waktu lama untuk mengeringkannya. Itulah kenapa aku lebih menyukai potongan rambut pendek. Sama sekali nggak terpikir bahwa di luar sana mungkin ada yang akan sangat bersyukur untuk memiliki rambut seperti ini daripada aku yang menyia-nyiakannya untuk disapu di lantai salon. 

Percakapan itu membuatku mulai berpikir untuk melakukan sesuatu dengan rambutku.  Aku mencari cara agar rambutku bisa digunakan untuk sesuatu yang berguna. Dan aku pun menemukannya: Mendonasikan rambut pada yang membutuhkan rambut palsu!
Dengan bantuan internet aku mencari organisasi-organisasi yang menerima sumbangan rambut. Mempelajari bagaimana prosesnya dan memastikan agar rambutku memenuhi syarat. Syukurlah aku nggak pernah merokok, hidup sehat dan rambutku nggak pernah tersentuh bleach. Dengan “modal” itu kupikir akan mempermudah dalam proses pemanjangan rambut, hehehe.

Tapi rupanya nggak semudah itu. Godaan untuk memotong rambut kadang-kadang datang. Setelah bertahun-tahun mempunyai rambut yang hanya melebihi sedikit dari batas telinga, mempunyai rambut yang mulai menyentuh leher bukan perkara mudah. Rasanya geli karena menusuk-nusuk kulit dan yang pasti ritual mengeringkan rambut pun menjadi semakin lama. Bukan itu saja, memiliki seorang adik laki-laki juga menjadi tantangan berat. Semakin panjang rambutku, semakin dijadikan bahan candaanlah aku. Katanya dengan rambut panjang aku malah terlihat maskulin dan mirip dengan Anthony Kiedis, vokalis Red Hot Chilli Peppers. Perlu diketahui bahwa Anthony Kiedis itu laki-laki, huhuhu. Syukurlah nggak sedikit juga yang mendukungku. Ada Bapak juga Ibu yang semakin lama semakin menerima keputusanku. Juga Ray dan teman-teman yang sepertinya nggak peduli dengan seberapa maskulin pun penampilanku ;)



Sampai tiba lah hari ini. My big day. Aku pergi ke salon dengan diantar Ibu. Aku menjelaskan kepada Ryan, stylish favorit keluarga kami tentang bagaimana cara yang diinginkan untuk memotong rambutku. Aku dan Ibu sengaja nggak memberi tahu tentang tujuan pemotongan rambut ini. Sure, this is a good news. Tapi kami nggak mau jika pengunjung lain mendengar dan mengira kami “memamerkan niat baik” :) 
Setelah rambut dicuci dan dikeringkan aku mengikatnya menjadi dua bagian. Well, biasanya sih hanya satu, tapi karena rambutku tebal, akan menyulitkan Ryan jika memotongnya sekaligus, hehehe. Setelah diukur menggunakan penggaris sesuai dengan panjang yang diinginkan, aku meminta Ryan untuk memotongnya tepat di atas karet pengikat agar rambut tetap dalam satu ikatan setelah dipotong.  Wah, ternyata meski sudah dibagi dua Ryan tetap kesulitan memotongnya. Sambil bergurau ia bilang bahwa rambutku membuat guntingnya bengkok, hehehe. Syukurlah dalam waktu 3 menit rambutku sudah masuk ke dalam kantong ziplock dan siap untuk dikirimkan kepada Locks of Love, sebuah organisasi yang membuat wig untuk anak-anak yang kehilangan rambut karena sakit atau pun kecelakaan.

Ibu nggak melewatkan moment ini begitu saja. Ia mengambil beberapa fotoku dan merekamnya dengan wajah gembira. Katanya beliau bangga dengan yang aku lakukan. Padahal tadinya aku khawatir sekali Ibu akan kaget melihat rambut putrinya dipotong sampai sangat pendek di depan matanya. Tapi ternyata Ibu malah memuji bahwa aku kelihatan cantik dan akan mendukung jika aku akan mendonasikan rambut kembali akhir tahun ini. Ah, jadi terharu :’)

Video:

Ada yang mengira aku melakukan ini karena aku pernah terkena tumor payudara. Tapi bukan itu alasannya. Sebagai anak perempuan yang telah bersama scoliosis selama 15 tahun kadang aku membutuhkan jaket. Bukan untuk menutupi back brace (penyangga) apalagi karena malu. Tapi terkadang aku ingin dinilai bukan dari seperti apa aku terlihat. Aku percaya itu adalah hal yang sama jika seseorang kehilangan rambut karena sakit atau kecelakaan. Terkadang mereka membutuhkan wig. Tapi sama seperti scoliosis: with or without a jacket or a wig, we can always be proud of our self! :)





Bapak menjemputku dan Ibu dari salon. Beliau sedikit terkejut tapi segera memuji dan berkata tentang betapa bangganya beliau. Di perjalanan pulang Ibu dan Bapak ternyata memberiku kejutan. Mereka mengajakku makan di restoran, katanya anggap saja sebagai hadiah untukku :) Di tengah-tengah rasa bahagia tiba-tiba aku teringat dengan bagaimana reaksi om dan tante nanti jika melihat rambut baruku. Tapi Bapak menenangkan, beliau berkata,
“Nggak apa-apa, kan cuma rambut. Nanti juga tumbuh lagi”.
Bapak berhenti sejenak lalu melanjutkan,
“Kalau ada yang marah bilang saja:  Gak semua orang bisa punya rambut. Kalau masih bisa tumbuh, jangan pelit!”.

Aku tertawa kencang. Perkataan Bapak lucu tapi aku tahu beliau bersungguh-sungguh. Dan seketika aku 100 kali lipat semakin mantap dengan dengan keputusan ini ;)







anaknya bapak dan ibu,

Indi

Donasikan rambutmu di sini:
- Locks of Love
- Little Princess Trust
- Shave for Hope (event Indonesia! Aku akan ikutan akhir tahun ini. Ayo siapa yang mau menemani?)
- Pantene Beautiful Lengths


 __________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469


Minggu, 06 April 2014

Stop Kepo-ing and Start Caring! :)

Howdy do my friends! Yay, hari minggu terima kasih sudah datang kembali! Hehehe :D So, how's your week, guys? Semoga semuanya berjalan lancar dan menyenangkan, ya. Aku sendiri banyak mendapat hal-hal baru selama 1 minggu ini, mulai dari mengunjungi seorang teman baru yang sedang membuat film (OMG, can't wait!) dan diangkat jadi lead teacher meskipun masih ragu-ragu. Doakan saja semua lancar ya :D





Oh iya tanggal 3 April kemarin film Mika (yang diinspirasi dari kisah nyataku, berdasarkan novel Waktu Aku sama Mika) ditayangkan di SCTV, lho. Wah, senang sekali rasanya karena meskipun sudah menonton puluhan kali (iya, setiap acara "nobar" aku pasti nonton lagi, hehehe) tapi aku tahu bahwa ada beberapa wilayah di Indonesia yang bioskopnya nggak kebagian film ini. Jadi malam itu film Mika diputar serentak di seluruh Indonesia! Awesome :) Aku, Ibu dan Bapak sampai rela begadang, lho padahal kami harus bangun pagi-pagi sekali :)

Hatiku semakin senang waktu membaca pesan-pesan yang masuk ke social mediaku. Banyak yang pernah menonton film Mika di bioskop merasa senang bisa menonton kembali, juga yang belum pernah merasa lega karena akhirnya penantian selama 1 tahunnya terbayar. Banyak juga yang merasa mendapat teman karena merasa mirip dengan kisahku dan Mika. Aku yang scoliosis dan Mika yang mengidap AIDS menjalani masa pacaran dengan menyenangkan meski ada juga "masa-masa sulit". Rupanya banyak juga di antara penonton yang mengalami hal yang sama, malah mempunyai 'keistimewaan' yang sama sepertiku dan Mika :)

Saking senangnya aku membalas pesan-pesan yang masuk sampai jam 2 pagi, lho! Hehehe :) Entah kenapa meski sudah 1 tahun semenjak premiere tapi malam itu terasa seperti pemutaran perdana kembali. Malah ada kejutan kecil yang menyenangkan, aku mendapat kabar dari Vino Bastian bahwa "Watching Mika" menjadi trending topic. Thank God :) Malam itu tentunya bukan cuma aku saja yang sibuk membalas pesan, tapi juga Vino yang memerankan Mika, Velove Vexia yang memerankanku dan Mbak Lasja yang menjadi sutradara di film Mika. Wah, timelineku di twitter sampai penuh dengan twit-twit dari mereka :) Tapi sayangnya di antara pesan-pesan yang menyenangkan dan membuatku tersenyum itu ada juga pesan-pesan yang membuat hatiku sakit meskipun sudah mencoba untuk 'pura-pura nggak terbaca': Masuknya pesan-pesan kepo!


"Watching Mika" jadi trending topic di twitter :)


Kepo: Knowing Every Particular Object atau dalam bahasa Hokkian Kay poh yang berarti suka mencampuri urusan orang lain tentu saja berbeda dengan care atau peduli. Jika care berarti kita benar-benar ingin tahu keadaan seseorang and do something about it, kepo hanya sekedar ingin tahu dan tujuannya untuk memenuhi rasa penasaran. Setelah terjawab maka sudah.  
Sebenarnya hal ini sudah aku alami sejak lama, sejak novel Waktu Aku sama Mika di rilis tahun 2009 lalu. Tapi aku selalu mencoba membalas dengan baik-baik, atau jika sedang dalam mood mellow, aku lebih baik pura-pura nggak membaca pesan itu. Well, ya meski sebenarnya pura-pura nggak membuat perasaanku lebih baik, sih. Tapi menurutku itu lebih baik daripada menjawab dengan mood yang jelek dan aku malah menyakiti hati si penanya.


My OOTD: Dress: Toko Kecil Indi/my design/DIY | Headband and moccasin: Parta-Porte 

Mungkin bagi si kepo'ers pertanyaannya hanya sekedar pertanyaan dan mungkin lupa bahwa aku juga punya perasaan. Padahal dengan munculnya aku dan Mika di film bukan berarti kisah kami jadi berubah fiksi. Atau kami jadi tokoh rekaan yang jalan ceritanya bisa diubah-ubah oleh yang pembaca/penonton. Kami tetap ada, meskipun Mika sudah di surga tapi ia juga memiliki keluarga yang (of course) sangat menyayanginya.
Pertanyaan yang paling sering aku terima adalah, "Kenapa Mika bisa kena AIDS?". Aku mengerti penasaran itu manusiawi. Tapi jika aku sudah menjawabnya dan yang bertanya belum puas dengan jawabanku, apakah itu wajar? Padahal sudah jelas sekali bahwa hal yang ditanyakan sangat pribadi dan aku sebenarnya punya hak untuk menolak menjawab. Bagi sebagian orang mungkin itu pertanyaan sederhana, tapi buatku membacanya saja sudah cukup untuk membuat mata berkaca-kaca...




Lucunya, saat gue menolak menjawab ada saja yang merasa berhak untuk mendapatkan jawaban. Sampai-sampai malah marah-marah dan yang paling mengerikan mengulang pertanyaan yang sama sampai mengirim puluhan pesan (baru saja terjadi lagi di Facebook, huhu...)
Aku heran kenapa orang bisa sampai "segitunya" kepo. Penasaran itu wajar, tapi apakah semua penasaran harus diutarakan? Segitu pentingnya keharusan untuk mendapat jawaban demi kepuasan diri sendiri sampai-sampai nggak menghiraukan perasaan orang yang ditanya? :) Pertanyaan lain yang sering diajukan juga adalah tentang bagaimana wajah Mika yang sebenarnya. Aku sering dimintai untuk mengirimkan foto, yang mana menurutku itu cukup creepy :S Soalnya seseorang yang nggak aku kenal (literally, tanpa ada perkenalan etc langsung, to the point) meminta foto seseorang yang dekat denganku. Sekali lagi seperti yang aku bilang sebelumnya, dengan dijadikan novel dan film bukan berarti aku dan Mika menjadi fiksi. Jadi coba bayangkan situasinya terjadi pada diri sendiri: Ada seseorang nggak dikenal tiba-tiba minta foto pacar kalian. Seram kan? :/

Aku nggak mencoba misterius atau apalah istilahnya. Aku cukup terbuka, kok. Buktinya aku punya blog ini dan beberapa akun di social media lain :) Tapi memang ada beberapa hal yang ingin aku simpan sendiri, apalagi jika itu berkaitan dengan Mika. Apa yang kubagi melalui novel dan film, itulah yang aku ingin orang ketahui. Dan aku rasa itu sudah banyak, semua hal "penting" sudah tersampaikan. Aku ingin semangatnya Mika yang dikenang, perjuangannya, kisah hidupnya. Soal wajah dan bagaimana ia bisa terkena AIDS sama sekali nggak penting, juga seharusnya nggak mempengaruhi cara orang-orang menilai Mika, kan? :)

Tapi selain pertanyaan-pertanyaan kepo yang membuat aku sedih, aku juga beruntung karena diberkahi dengan adanya teman-teman yang sangat pengertian dan stop bertanya ketika aku berkata "keberatan" :) Aku juga beruntung karena keluarga Mika mendukungku untuk membagi kisah tentang Mika. Ketika aku membaca pesan-pesan kepo aku sering memikirkan keluarga Mika, terutama mamanya yang sangat menyayanginya. Bagaimana perasaannya? Aku yang hanya mengenal Mika selama 3 tahun nggak bisa dibandingkan dengan mamanya yang mengenal Mika selama 25 tahun. Aku harap sebelum bertanya sesuatu orang-orang mulai bertanya dulu pada dirinya sendiri: Bagaimana jika aku di posisinya? Apakah aku akan merasa sedih jika mendapatkan pertanyaan seperti itu? Apakah pertanyaan itu terlalu pribadi?
Sebelum kepo mulailah berandai-andai jika Mika itu abang, teman, adik, pacar atau bahkan putra kalian (yup, ada juga kok yang seusia orangtuaku kasih pertanyaan kepo nan menyakitkan).

Well, ya ini bukan hanya tentang Mika, apapun, menurutku kepo itu nggak baik (iya KEPO, beda dengan CARE). Kenapa kita harus penasaran dengan sesuatu yang sama sekali bukan urusan kita? :) Dipedulikan saat ada sesuatu yang menimpa kita itu rasanya lebih nyaman kan daripada menerima pertanyaan, "kenapa, kenapa dan kenapa?" ;) So why don't we stop kepo-ing and and start caring?
Selamat menikmati hari minggu, teman-teman! :)






faith and trust and pixie dust,

Indi


Ps: Kenapa post ini bahas tentang kepo tapi aku pakai kostum Pocahontas, ya? Hehehe. Ini karena lagu "Colors of the Wind", soundtract dari film Pocahontas benar-benar menggambarkan apa yang aku rasakan belakangan :)

________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 29 Maret 2014

Gue dan Eris ---si golden retriever kecil--- ada di Spotlite Trans 7! :)


Pada tanggal 20 Maret lalu gue mendapat kejutan yang menyenangkan. Di tengah-tengah pekerjaan di preschool handphone gue nggak berhenti bergetar karena banyak sekali pesan yang masuk. Meskipun penasaran tapi gue baru bisa membukanya di jam makan siang. Ternyata pesan-pesan itu berasal dari teman-teman, pembaca dan beberapa keluarga jauh gue. Kabarnya mereka melihan gue dan Eris (anjing gue) di TV. Wah, gue kebingungan sekali karena gue ingat betul terakhir kali diwawancari media TV itu di tahun lalu, sedangkan di tahun 2014 ini belum pernah. Karena penasaran gue segera menulis status di di twitter dan facebook untuk menanyakan di program apakah mereka melihat gue. Nggak perlu menunggu lama, gue langsung tahu bahwa ada kisah tentang persahabatan gue dan Eris di Spotlite Trans 7. What a nice surprise! :)

Mungkin teman-teman sudah ada yang tahu bahwa di akhir tahun lalu nyawa gue diselamatkan oleh anjing yang sudah gue anggap sahabat, Eris. Ia 'memberitahu' bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh gue lewat endusan dan gerakannya yang seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Karena penasaran gue segera memeriksakan diri ke dokter dan ternyata ada tumor di payudara kiri! Berkat Eris tumor gue belum menyebar dan bisa segera diangkat, sehingga gue pun pulih dengan cepat. Gue dan keluarga menganggap Eris pahlawan yang menyelamatkan gue, tapi kami nggak pernah menyangka kisah ini menyebar dengan begitu cepat. Setelah muncul di Vemale.com (baca di sini), kisah kami sekarang muncul di Spotile Trans 7 (Aksi Hebat Manusia dan Hewan).

Senang dan terharu sekali rasanya, semoga kisah ini bisa memberi manfaat bagi yang menyaksikan, terutama perempuan untuk lebih aware dengan tubuhnya. Dan tentu saja agar semua orang yang mempunyai hewan peliharaan semakin menyadari bahwa setiap mahkluk ciptaan Tuhan pasti mempunyai fungsi :)

Video Spotlite bisa ditonton di sini:

woof you little girl,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Kamis, 20 Maret 2014

Tentang "Waktu Aku sama Mika" :)




"Mika itu malaikat, tapi dia pelupa.
Sekarang Mika lagi ambil sayapnya...
Di surga..."

Siapa sangka bahwa puisi singkat itu mengubah banyak hal? Ya, sejak pertama kali bertemu, Mika memang mengubahku menjadi lebih hidup dan percaya diri, tapi aku nggak pernah menyangka bahwa tribute sebanyak 13 kata itu kelak mengubah hidupku dan mempengaruhi orang lain...

Pada tahun 2009, ketika sebuah penerbit menemukan puisi singkat itu di shoutout Friendster, aku nggak menyangka bahwa mereka benar-benar serius menawariku untuk membuat sebuah novel. Mereka hanya mengenalku dari 13 kata dan aku belum pernah membuat tulisan panjang sebelumnya. Tapi nggak lama kemudian aku langsung disodori kontrak dan terbitlah novel "Waktu Aku sama Mika" :)





Sampai beberapa bulan novel itu terbit, aku masih malu-malu jika tanpa sengaja melihat novel itu dipajang di rak toko buku. Ada juga perasaan haru karena "Waktu Aku sama Mika" merupakan adaptasi dari buku harianku ketika berpacaran dengan Mika, laki-laki luar biasa yang aku kenal sejak usia 15 tahun sampai 3 tahun berikutnya karena ia mengalah dengan AIDS...
Lambat laun Mika yang sudah di surga rasanya seperti kembali menguatkanku dan kembali hidup meski lewat kisahnya. Aku mendapatkan banyak teman baru ---mereka yang mengaku terinspirasi dari Mika--- :) 

Novel yang berasal dari 13 kata itu pun sekarang sudah dicetak berulang kali. Tahun ini sudah kali ke 12 (kalau aku nggak salah mengingat) dan sudah difilmkan dengan judul MIKA (Mika diperankan oleh Vino Bastian, dan aku diperankan oleh Velove Vexia)
Hampir 5 tahun sejak "Waktu Aku sama Mika" diterbitkan dan aku masih tetap terharu jika membaca komentar-komentar tentang novel tersebut. Rasanya seperti recharge semangat setiap hari, berkah setiap hari :)




"Ngena banget. Nggak kebayang gimana sosok Mika yang asli. Seorang penyayang, motivator juga PAHLAWAN. Banyak kutipan menarik dari novel ini."
(Dinata Ain)

"Kedalaman karakter Indi mengenai bagaimana merananya ia ditinggal Mika. Cara dia menyusun kata-kata, sangat jelas menggambarkan keadaan hati yang realistis. Saya tidak tahu, ini kisah nyata atau tidak, tetapi saya merasa setiap kata-katanya sangat bernyawa."
(Yohanes Octa)

"Ceritanya bagus, apalagi ini berdasarkan real story."
(Leila Husna)

"WAKTU AKU SAMA MIKA itu buku yang bagus banget. Layak dibeli deh. Gaya penceritaannya menarik, pula diksinya. Sepertinya jarang ada penulis - Indonesia atau mungkin non-Indonesia - yang menulis dengan gaya penceritaan seperti yang ditulis Mbak Indi ini. Bukunya memang tipis, namun isinya sangat luar biasa."
(Immanuel)

"Gak ngerti lagi sama buku ini. Bagus banget, keliatan banget penulisnya hatinya lembut banget, tulus banget :')"
(Febriana Giofanny)

"It did not take a long time for me to read this book. It’s a small 145 pages book with a very simple words used to form the story in it. But in that short time of reading, between those simple words, it delivers nicely a message about one of the most important aspects in life: love.
The book reminds me to love sincerely. To be grateful about life. To appreciate what you have. To share kindness no matter what condition you are in. To give people chances to show who they really is."
(Acago)


Setiap kali ada yang memuji tentang novel "Waktu Aku sama Mika" aku selalu bilang bahwa yang hebat itu Mika, bukan aku. Karena kenyataannya memang begitu. Meskipun ia sudah nggak di sini lagi, tapi Mika selalu jadi pahlawan dan membuat hidupku lebih hidup :)

sugar pie-nya Mika,

Indi



***

Novel "Waktu Aku sama Mika" bisa didapatkan di toko buku Gramedia dan Togamas (biasanya ada di rak novel, best seller atau psikologi remaja). 



(Diedit 2/3/2024. “Waktu Aku sama Mika” kembali diterbitkan oleh Shira Media dan tersedia di berbagai toko buku online dan offline.
__________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 11 Maret 2014

Update dari Indi :)

Hai teman-teman, apa kabar? Semoga baik-baik saja ya. Dan untuk yang sedang sakit atau terkena musibah, semoga cepat diberikan kesembuhan dan doa gue selalu bersama kalian. Amen :) 
Rasanya baru saja merayakan pergantian tahun, eh, tahu-tahu sudah bulan Maret ya, hehehe. Nah, di bulan-bulan sebelumnya ada beberapa precious moments yang sudah terjadi, dan gue rasa harus diabadikan di sini agar suatu hari bisa gue kenang kembali dan bahkan menambah semangat gue dalam berkarya dan hal-hal lainnya :D

Eris Jadi Pahlawan
Yang pertama adalah, kisah heroik Eris muncul di Vemale.com! Bahagia dan bangga sekali rasanya waktu mendapatkan kabar ini. Kisah Eris yang menyelamatkan nyawa gue dengan memberitahu adanya tumor di payudara kini bisa dibaca oleh banyaaaak sekali orang di Indonesia. Sampai gue menulis post ini, kisah Eris sudah mendapatkan 284 like, 88 Facebook share dan 42 twit di twitter. Semoga saja dengan menyebarnya kisah ini semakin banyak perempuan yang aware dengan kesehatan payudaranya, dan tentu saja jadi lebih sayang dengan hewan peliharaannya :)
Kisah Eris bisa dibaca di sini.


Indi Sugar Official Store
Sebenarnya keinginan ini sudah ada cukup lama, tapi baru sekarang akhirnya terlaksana. Thank God sekarang gue mempunyai official store yang menjual novel-novel (Waktu Aku sama Mika, Karena Cinta itu Sempurna, Guruku Berbulu dan Berekor) dan merchandise gue :) Lewat Indi Sugar Official Store teman-teman pembaca akan lebih mudah untuk mendapatkan karya-karya gue karena pesanan akan diantar langsung ke alamat tujuan. Bukan itu saja, setiap pemesanan akan mendapatkan bonus stiker Indi's Friend dan untuk setiap pemesanan 1 paket novel akan mendapatkan tandatangan. Asyik sekali, kan :D Indi Sugar Official Store mempunyai halaman Facebook di sini dan bisa dihubungi melalui SMS atau whatsapp di 081322339469 :)

Sedang menandatangani novel untuk teman pembaca :)
Novel-novel gue dan stiker Indi's Friend :)

Film Kartun 2 Dimensi Terbaik ala Indi
What a nice surprise, salah satu follower gue di twitter bilang bahwa ia melihat gue di majalah GoGirl. Setelah gue cek ternyata benar saja, di rubrik "Post Anything" ada List "5 2D Cartoon Movie" ala gue! Hehehe :) Jadi untuk teman-teman yang sudah punya majalah GoGirl edisi Maret 2014 silakan intip halaman 77 ya :D


I'm a YouTube Partner
Waktu pertama kali bikin akun di YouTube tahun 2011 lalu, tujuan gue hanya untuk mengikuti perkembangan karir solo John Frusciante. Maklum, waktu itu sedang masa berkabung setelah ia meninggalkan Red Hot Chili Peppers, hehehe. Tapi tahun lalu gue mulai iseng membuat video dan mengunggahnya ke sana meskipun belum punya subscriber. Nah, tahun ini ada kejutan menyenangkan dari YouTube. Akun gue akhirnya verify karena sudah memiliki lebih dari 10.000 viewers (sampai sekarang sudah mencapai 33.328 viewers, yay!). Nah, kemarin adalah perdana gue mengunggah video dengan "keistimewaan" sebagai partner YouTube. Gue sekarang bisa punya tumbnail cuztomise. Hore! :D 


Ya, itulah beberapa precious moments yang belakangan gue alami. Mungkin bagi sebagian orang yang gue capai adalah 'hal kecil'. Tapi untuk gue sendiri hal-hal ini membuat gue tersenyum ketika mengingatnya, dan tentu saja, menambah semangat gue :)
Jadi hal apa saja yang sudah terjadi pada kalian selama tahun 2014 ini? Share me! :D

Blessed girl,

Indi


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 04 Maret 2014

Finally... a date! :)


Tanggal 23 Februari kemarin adalah hari yang sangat membahagiakan untuk gue dan Ray. Well, ya selama 5 tahun hubungan kami memang diisi dengan banyak kebahagiaan, tapi kemarin itu terasa berbeda dan istimewa. Eh, berhubung setiap hari juga terasa istimewa, kemarin itu rasanya jadi super istimewa deh, hehehe. Teman-teman tahu kenapa? Itu karena kami akhirnya berjalan-jalan berdua! :D

Mungkin bagi pasangan lain hangout ke sutu tempat adalah hal yang biasa, tapi bagi gue dan Ray hal itu nggak bisa sering-sering kami lakukan. Faktor jadwal libur kami yang nggak match (Ray masih bekerja di hari sabtu, so no Saturday nite-an buat kami, lol) dan kondisi kesehatan kami berdua lah yang menjadi alasannya. Kami biasanya siasati dengan bertemu di hari minggu, ya sekedar dinner di rumah atau ngobrol seru panjang lebar. Menyenangkan. Tapi tetap saja terkadang ada perasaan ingin berjalan-jalan ke suatu tempat, nggak cuma di rumah saja. Nah, selain faktor-faktor yang gue sebutkan tadi, belakangan ada sebuah faktor lagi yang membuat kami semakin sulit untuk keluar rumah. Ray mengalami perubahan di pekerjaannya yang membuat kami berdua khawatir dan harus lebih berhemat. Tapi lalu berkat usaha Ray yang keras dan ditambah doa kami berdua, semuanya berangsur-angsur membaik :)

Untuk merayakannya (baca: syukuran) Ray mengajak gue untuk berjalan-jalan. Ia nggak memberitahu kemana kami akan pergi, sampai gue bertanya ketika kami sudah berada di dalam taksi. Ternyata ia mengajak gue ke sebuah mall yang dulu menjadi favorit kami! Hahaha :D Mall tujuan kami ini sepertinya memang bukan mall yang sering jadi tujuan turis di Bandung, pengunjung lokalnya pun bahkan nggak terlalu banyak. Tapi kami sangat menyukainya karena di sana nggak terlalu banyak remaja yang berisik dan melakukan hal-hal 'ajaib' (eg: merokok di tempat umum, pacaran sampai lupa kalau mall bukan milik mereka) :p

What I wore? Headband and dress: Toko Kecil Indi | Shoes: Fillmore | Necklace: Accessarie



Ketika sampai gue dan Ray terkejut, ternyata sudah banyak yang berubah! Wah, berapa abad ya kami nggak ke sini? Hehehe. Syukurlah perubahannya ke arah yang lebih bagus. Dulu kami sering bergurau bahwa mall ini terlihat "mati" dan kami punya ide-ide brilian untuk menghidupkannya. Nggak disangka, sepertinya pengelola mall mencuri ide kami. Karena sekarang mall ini hampir seperti konsep khayalan kami, hehehe.
Berhubung belum mengenal 'medan perang', jadi kami putuskan untuk berkeliling dulu. Konsep mall nya sekarang diisi dengan macam-macam restoran, cocok bagi yang suka wisata kuliner, tapi kurang cocok bagi kami yang hobi bingung, lol. Berhubung belum bisa memutuskan untuk makan dimana, jadi kami karaoke saja dulu. Untung di sini hanya ada 2 tempat karaoke, jadi bingungnya nggak lama-lama. Kira-kira 10 menit saja, lah, hehehe.

Gue dan Ray suka sekali karaoke. Kalau teman gue bilang karaoke baru akan fun kalau dilakukan ramai-ramai, menurut gue (dan Ray) berdua saja sudah beyond fun, lol. Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bernyanyi bergantian. Bahkan seringnya gue punya jatah bernyanyi lebih banyak daripada Ray, hehehe. Makanya setelah sekian lama nggak karaokeing, kami langsung heboh begitu masuk ke dalam room. Soal stock lagu, jangan khawatir (ih, siapa juga coba yang khawatir, lol) kami nggak pernah kehabisan. Kami nggak pernah bingung dengan lagu apa yang akan dinyanyikan, tapi kami justru bingung karena terlalu banyak lagu yang ingin kami nyanyikan, yang kalau semuanya dituruti mungkin baru akan selesai setelah 6 jam, hahaha :D 
Gue nggak bilang kami penyanyi yang bagus, ya (itu sih masalah selera telinga, tahan nggak dengar suara kami, lol). Kami suka bernyanyi ya karena kami suka. Gue bahkan nggak pernah berpikir apakah lagu yang dinyanyikan cocok dengan suara gue atau nggak. Kalau gue suka ya nyanyikan, dengan harapan room karaoke cukup kedap sehingga nggak mengganggu tamu yang lain. Lihat saja song list gue, rata-rata lagu rock terutama dari Aerosmith, Red Hot Chili Peppers, Queen dan beberapa band one hit wonders 80's (lol). Karena menurut kami justru disitulah serunya. Menertawakan diri sendiri, berpura-pura menjadi rockstar dan bersenang-senang. Moment karaoke juga berarti quality time buat kami. Kalau ada lagu-lagu yang punya kenangan kami suka nyanyikan bareng, bikin hubungan lebih erat :) Dan "song of the day" kali ini adalah "Someday We'll Know" dari New Radicals. Meskipun di play list ternyata hanya ada versi Mandy Moore, buat kami nggak masalah. Abaikan musiknya, kami tetap teriak-teriak, hahaha :D

Red Hot Chili Peppers rules!!! Lol.


Setelah 2 jam yang super seru kami memutuskan untuk dinner. Seperti yang sudah-sudah setiap keluar dari room karaoke gue pasti malu-malu, soalnya selalu jadi tamu yang paling heboh, hehehe. Kami dinner di D'Kiosk. Well, ya meski sudah berkeliling dan melihat banyak restoran baru tapi ternyata kami berakhir di sini :p Gue memesan waffle dan pizza, sedangkan Ray memesan nasi goreng. Meski sudah kelelahan tapi kami tetap seru mengobrol. Kalau sudah berdua kami nggak pernah kehabisan topik obrolan, apa saja rasanya menyenangkan. Sampai John Frusciante yang sempat bikin kami berantem heboh pun dibawa-bawa (sudah berapa kali gue sebutkan tentang ini di blog, ya? Lol). Pokoknya super random, deh :) 





Nggak terasa waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Sebelum pulang, Ray membeli oleh-oleh dulu untuk keluarga gue di rumah. Syukurlah tanpa menunggu lama kami langsung mendapatkan taksi dan bisa duduk nyaman di perjalanan pulang tepat ketika gue mulai merasa mengantuk :)
Setiap kali gue menghabiskan waktu bersama Ray, baik itu di rumah atau pun ketika kami pergi hang out berdua, gue selalu bersyukur. Tapi kali ini rasanya lebih bermakna karena mengingatkan gue akan hal-hal penting yang pasti akan kami alami lagi suatu hari nanti: Bahwa hidup nggak selamanya di atas dan hidup juga nggak selamanya di bawah. Tapi kami akan selalu punya cara untuk untuk berbahagia dan bukan alasan untuk lupa bersyukur. Ah, I'm blessed to have you, Ray :)


xx,

Indi



Check out my newest cover, guys:


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 28 Februari 2014

Edelweiss (Sound of Music~OST) by Me :)



Funny story behind this video:
Yesterday I've finished re-watching "Annie" and today I decided to dressed like Annie the little orphan. I asked my dad to take some pictures, but he suggested to have it recorded. I said I would like to sing, and looked for Annie's original soundtrack on my playlist. But accidentally I found "Edelweiss", a song from "Sounds of Music". I sang it spontaneously and my dad didn't missed to record me. That's why in the end of video I said,
"This song is way too fast. I wanna have another song". Lol :p


Ps: Maria von Trapp, "little girl" yang dulu menginspirasi tokoh Louisa di film musikal Sound of Music meninggal dunia 4 hari yang lalu. Hati gue sangat merasa kehilangan karena waktu kecil gue sangat terobsesi dengan filmnya (literally, gue menontonnya ratusan kali). Tapi di sisi lain gue juga tersenyum karena baru tahu bahwa cucu-cucu Maria (anak-anak dari saudara-saudaranya. Maria tidak menikah) meneruskan jejaknya dalam dunia musik sebagai The von Trapp Children. 

smile,

Indi


***
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Minggu, 23 Februari 2014

Blogsale for Charity masih ada, lho! Yuk, berbelanja sambil Beramal :)



Cute dress from: here


Hai teman-teman, gue mau mengingatkan kembali tentang BLOGSALE FOR CHARITY, nih! Itu lho event berbelanja sambil beramal yang diadakan oleh Karina dari blog http://www.kadinces.com/ :)
Kita masih punya kesempatan untuk menyumbang sebanyak 25% dari setiap item yang dibeli ke Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (www.ykaki.com)
Asyik sekali kan kita bisa menjadi stylish sekaligus beramal :) Yuk segera dipilih item-item kerennya. Ada dress, aksesoris sampai pernak-pernik lucu juga. Nggak hanya untuk perempuan, lho, tapi para laki-laki juga boleh ikut berbelanja di sini. Tuh, siapa tahu mau memberi kado sama pacar atau saudara dress manis seperti yang gue pakai ini :D

Tunggu apa lagi, yuk ikutan BLOGSALE FOR CHARITY. Klik di sini, pilih item yang kalian suka dan mari berbagi kebahagiaan dengan adik-adik yang sedang berjuang melawan kanker :)




Blogsale for charity. Klik di sini :)


smile,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469



Jumat, 07 Februari 2014

Me and My Me and My Me and My Me and My Friend :)

What I wore: Dress: Toko Kecil Indi (design by me) | Bag: Farrel | Shoes: Nevada

Yay, it's weekend already! How's your weekday, pals? Semoga semuanya berjalan dengan baik, ya. Gue sendiri masih berkutat dengan batuk dan pilek, tapi thank God semuanya berjalan baik, apalagi ditambah beberapa project baru yang bikin gue exited (lain kali akan gue ceritakan, ya, hihihi). Pekerjaan gue di preschool juga relatif lancar meskipun lebih mudah kelelahan karena sedang nggak fit, tapi gue tetap bisa menikmatinya dengan keadaan kesehatan gue dan dengan... suasana yang baru!




Mungkin teman-teman ada yang sudah tahu bahwa di bulan November lalu gue menjalani operasi pengangkatan tumor payudara. Sekarang gue sudah baik-baik saja, tapi selama masa cuti yang berlangsung 1 bulan terjadi beberapa perubahan di preschool. Murid-murid di sana bertambah, beberapa teacher dipindahkan untuk mengajar kelas yang baru, beberapa anak di kelas gue pun sudah pindah ke tingkat yang lebih tinggi. Dan ada 1 perubahan yang membuat gue terkejut: Gue dipindahkan ke kelas lain, kelas dengan anak-anak yang usianya lebih tua. Dan itu artinya gue berpisah dengan Miss. Rifa, partner bekerja yang selama ini banyak membantu gue. Dan terlebih dari itu kami bersahabat!

Ada perasaan nggak rela dan bersedih karena harus dipisahkan dengan Miss. Rifa, ketika meeting mata kami berdua berkaca-kaca karena menahan tangis. Well, gue nggak mau seperti anak kecil yang protes karena dipisahkan dari teman satu kelasnya, jadi gue bertekad untuk tetap profesional meski hati kecil gue berharap ini hanya sementara saja dan kami akan menjadi partner kembali... 

Gue dan Miss. Rifa punya kebiasaan-kebiasaan yang seolah sudah terjadwalkan meskipun sebenarnya terjadi begitu saja. Misalnya saat di kelas, jika ada salah satu dari kami yang lupa atau salah dalam mengucapkan kata dalam bahasa Inggris, kami pasti akan 'meralatnya' dengan cara mengulang kata yang salah dengan kata yang benar sambil tersenyum seolah nggak ada apa-apa. Dan ketika sebelum makan siang Miss. Rifa pasti akan duduk di samping wastafel sambil mencuci tangan sementara gue berdiri di depannya, menyisir rambut atau menambahkan sedikit lip gloss. Kami bahkan punya percakapan yang selalu berulang ketika momen ini berlangsung,
Gue: "Perlu pakai lip gloss lagi nggak ya?"
Miss. Rifa: "Nggak perlu, cuma mau makan, siapa yang lihat?"
Gue: *tetap menambahkan lip gloss*
Miss. Rifa: "Setiap mau lunch kamu selalu punya pertanyaan sama, dan aku juga jawabannya nggak pernah berubah".
Lalu kami pun tertawa bersama :D


Kompakan pakai cheongsam :D

Bukan itu saja, saat waktunya makan siang pun gerakan kami seolah sudah diatur. Bisa dipastikan Miss. Rifa akan mengambil 2 buah kursi, satu untuknya dan satu untuk gue. Dan kami pasti akan duduk berdampingan, bahkan jika space di meja sudah habis dengan teman-teman kami yang lain, kami akan duduk di meja lain meskipun hanya berdua, hehehe. Di luar jam bekerja pun persabahatan kami nggak terhenti. Kami selalu saling mengingat jika sedang libur dan membawakan sesuatu untuk satu sama lain. Karena kelas kami berada di paling ujung, terkadang kami punya 'hadiah rahasia' yang diam-diam kami tinggalkan di loker. Beberapa kali kami saling meninggalkan oleh-oleh di sana dengan catatan: "Jangan bilang-bilang sama yang lain, ya", dan saling mengucapkan terima kasih tanpa ada teman-teman lain yang mengerti mengapa.

Ketika kami berpisah gue takut sekali kehilangan momen-momen itu. Sederhana, tapi menyenangkan dan membuat hari-hari bekerja jadi berwarna. Kelas kami sekarang jaraknya dari ujung ke ujung, begitu juga dengan jadwal kami karena kelas dengan anak-anak yang lebih besar pulang lebih siang. Kami juga sekarang sudah mempunyai partner yang berbeda. Sama-sama partner yang baik, tapi gue (tetap) merindukan Miss. Rifa.

Selfie, lol.

Dan ternyata perpisahan membuat kami menjadi semakin 'kreatif' dalam memanfaatkan waktu bersama. Tanpa sadar ternyata kami sudah menciptakan pattern baru dalam hubungan persahabatan kami. Setiap gue sudah keluar kelas, gue pasti akan ke kelas Miss. Rifa dan menyapanya sebelum melanjutkan pekerjaan kembali. Dan ketika sebelum waktunya makan siang, gue akan 'menjemput' Miss. Rifa dan selanjutnya hampir nggak ada yang berubah; percakapan berulang, duduk berdampingan bahkan selesai makan dalam waktu yang sama. Meski setelah itu kami ke kelas masing-masing tapi sebelum pulang kami akan bertemu dulu untuk berpamitan dan sedikit berbagi cerita tentang hari yang sudah kami lalui :)

Well, kami memang nggak mempunyai waktu selama sebelumnya, tapi kami coba untuk memanfaatkan waktu yang kami punya. Karena berpisah bukan berarti berhenti peduli, dan mempunyai teman baru bukan berarti melupakan teman lama. Gue juga ternyata masih menemukan 'hadiah rahasia' dari Miss. Rifa, 3 buah sekaligus! Sebuah pin Hello Kitty, lolipop dan jelly. Gue bertanya kenapa gue mendapatkan begitu banyak, dan jawaban Miss. Rifa membuat gue terharu. Katanya meskipun gue sedang cuti tapi ia tetap teringat gue ketika melihat benda-benda itu dan memutuskan untuk meninggalkannya di loker gue meskipun ia nggak tahu kapan gue akan kembali...

Sekarang gue nggak akan pernah ragu bahwa istilah "sahabat adalah selamanya" memang benar adanya.

blessed girl,

Indi

*judul post ini diambil dari slirik salah satu lagu Red Hot Chili Peppers
______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: Here | Contact person: 081322339469

Selasa, 04 Februari 2014

Mau Belanja Sambil Beramal? Ikutan Blogsale for Charity, yuk! :)



Teman-teman, beberapa waktu lalu gue dapat kabar dari salah satu teman blogger gue, namanya Karina. Dan kabarnya baik sekali! :D Karina dari blog http://www.kadinces.com/ mengadakan BLOGSALE FOR CHARITY. Yup, dari namanya saja sudah ketahuan bahwa dengan berbelanja di event ini kita juga sambil beramal :) 
Barang-barang yang dijual lucu-lucu, lho. Dari mulai dress, aksesoris sampai tas ada di sini. Contohnya saja kalung yang sedang gue pakai ini, manis sekali kan? :)

Selain membuat kita semakin stylish, dengan berbelanja disini juga kita telah menyumbang sebanyak 25% dari setiap item dibeli ke Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (www.ykaki.org).

Yuk, kita ikutan dalam event BLOGSALE FOR CHARITY ini, langsung saja klik di sini, pilih item yang kita suka dan senyum adik-adik yang sedang berjuang melawan kanker pun akan semakin lebar :))

smile,

Indi






***

Bonus pic:
Nggak sadar kalau gue duduk di depan foto masa kecil gue yang (juga) lagi pakai cheongsam, hahahaha :)



Happy new year, may good luck and good fortune always be with you! :)