Outfit hari ini tanpa sepatu. Soalnya gak boleh pakai alas kaki di rumput sintetis, hihi. |
Ide ini berawal dari obrolan random di grup
BBM bersama teman-teman D-100 Community. Kami ingin berkumpul secara langsung alias
berkopi darat sekaligus memperingati Hari AIDS Sedunia. Setelah keluar beberapa
ide, akhirnya dipilihlah untuk nonton bareng alias nobar. Tema film yang
dipilih tentu saja isu HIV/AIDS, tapi untuk judul film kami punya beberapa
pilihan. Ada yang menyarankan Normal Heart, dan gue menyarankan The Cure. Kami
terus berunding lewat chatting tentang film mana yang dipilih. Lalu, hey! Kami
teringat sesuatu; Film gue sendiri kan bertema HIV/AIDS. Jadi kenapa nggak
nonton bareng film Mika saja?! :)
Perkenalan gue dengan D-100 Community ini bisa
dibilang tanpa sengaja. Gue mengenal mereka waktu diundang ke acara Piknik
bareng ODHA Berhak Sehat di Cibeunying Park beberapa waktu lalu. Salah satu
dari mereka lalu mengundang gue untuk bergabung di grup BBM komunitas ODHA
(Orang dengan HIV/AIDS) dari RS. Borromeus ini. Semenjak itulah gue selalu keep
in touch dengan mereka dan segera berteman dekat dengan beberapa dari mereka di
luar grup (hihihi, teman bergosip tepatnya). Event nonton bareng yang kami
rencanakan bersama-sama ini merupakan event pertama D-100 Community, makanya
tujuannya pun nggak muluk-muluk. Kami hanya ingin saling mempererat hubungan
antar anggota agar menjadi komunitas yang lebih solid.
Berhubung di Bandung banyak sekali taman
bertema tematik (yes, kami warga Bandung beruntung sekali), jadi kami memilih
Taman Film sebagai tempat kami berkumpul nanti. Setelah bertanya-tanya tentang
prosedurnya, akhirnya gue dengan ditemani Hendra (dari D-100 Community)
menyerahkan surat permohonan ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Hanya dalam
waktu 2 hari semua urusannya beres dan kami tinggal datang ke Taman Film di
hari H. Gue sangat bersyukur karena kemudahan yang kami dapatkan.
Ini berkat bantuan dari Feby, suami Ayu yang mengundang gue ke event ODHA
Berhak Sehat beberapa waktu lalu. Punya banyak teman ternyata memang membawa
banyak berkah, ya :)
Tanggal 7 Desember 2014 kami pun berkumpul di
Taman Film. Ini adalah pengalaman pertama gue menonton film di ruang terbuka,
tepatnya di bawah jalan layang alias flyover. Sebelum filmnya diputar saja gue
sudah amaze dengan layarnya yang super besar. Diameternya 4x8 meter! Seperti
bioskop tapi outdoor, keren :) Hati gue sangat senang karena sebagian besar
teman-teman D-100 Community bisa hadir. Bahkan hampir semuanya membawa makanan
untuk dimakan bersama. Ada pizza, pisang goreng, soda, keripik... Wah,
benar-benar seperti pesta dadakan, hihihi. Meskipun gue baru bertemu dengan
sebagian dari mereka untuk kali pertama, tapi kami langsung akrab :D
Piknik! Makanannya banyaaaak xD |
Surprise, Angie teman gue ketika di Preschool datang untuk ikutan nobar! :) |
Pada pukul 4 sore film dimulai. Spontan kami
bertepuk tangan, hihihi. Tapi lalu dalam beberapa detik gue menyadari ada
masalah di audionya. Suaranya sama sekali nggak terdengar! Awalnya gue biarkan
saja, tapi setelah film berjalan beberapa menit akhirnya gue dan beberapa teman
D-100 Community berinisiatif untuk mencari operatornya. Dengan berbekal sandal
jepit pinjaman gue menuju ke lapangan parkir, sementara yang lain mencari di
ujung lain taman. Anehnya nggak ada seorangpun yang melihat kemana operatornya
pergi. Setelah hampir putus asa (lol) salah satu dari kami menemukan bahwa
ternyata sedari tadi operatornya berada di balik layar! Hahaha... Kok bisa ya
dia nggak melihat kami mondar-mandir kebingungan? Tapi yang penting akhirnya
audio diperbaiki dan film pun diulang dari awal karena (tanpa terasa) rupanya
kami sudah mencari operatornya selama 30 menit.
Film sempat nggak ada suaranya :( |
Bertepatan dengan dimulainya film (lagi), Ray
datang dan langsung bergabung dengan kami. Suasana akrab pun semakin terasa,
candaaan teman-teman tentang film Mika segera terdengar. Terutama saat tokoh
Mika dan Indi muncul di dalam 1 scene. Tentu saja karena di kehidupan nyata
Indi yang diperankan oleh Velove Vexia adalah gue, dan Mika yang diperankan
oleh Vino Bastian adalah pacar gue semasa SMA. Jadi melihat apa yang diputar di
film seperti nostalgia gue yang bisa ditonton beramai-ramai dan layak untuk
mendapatkan “ciee.. cieee”, hihihi. Untuk yang belum pernah menonton mungkin
bingung, kenapa film yang berkisah tentang cinta monyet ini bisa diputar di
Hari AIDS Sedunia. Well, kebetulan Mika adalah ODHA. Selain menceritakan
tentang kisah cinta kami berdua, film ini juga meyorot kehidupan Mika, segala
tantangan yang ia hadapi dan juga bagaimana imbasnya pada gue.
Film diulang kembali. Dan adegan ini sangat 'ciee... ciee-able', hahaha :) |
Waktu proses pembuatan film Mika yang
diinspirasi oleh novel “Waktu Aku sama Mika” ini, gue memang sempat dilema.
Memberanikan diri untuk menceritakan kisah gue dan Mika pada banyak orang bukanlah
hal yang mudah. Isu HIV/AIDS masih terlalu sensitif, apalagi Mika memang (pernah)
ada dan keluarganya juga masih ada. Tapi waktu itu produser dan tim yang
membuat film Mika meyakinkan gue bahwa tujuan dari film ini baik. Dengan
menjadikan kisah kami film layar lebar maka akan semakin banyak orang yang tahu
seperti apa HIV/AIDS yang sesungguhnya. Dan karena gue mengidap scoliosis
(kelainan tulang belakang yang miring ke arah samping), penonton juga akan
semakin aware dengan kesehatan tulang belakang. Dengan kata lain, film ini
diharapkan menjadi campaign dalam bentuk
yang bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat luas.
Di tengah-tengah film Ray berbisik pada gue.
Katanya di belakang banyak sekali yang ikut menonton film Mika. Waktu gue
menoleh, ternyata benar saja di belakang sudah banyak sekali yang duduk-duduk
bergerombol. Usia mereka pun beragam; ada ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, bahkan
anak-anak yang datang bersama orang tua mereka. Film belum sampai ke adegan
yang mengharukan, tapi air mata gue sudah mau keluar, hihihi. Luar biasa
sekali, jumlah kami yang hanya berdua belas (termasuk Ray) tiba-tiba bertambah
menjadi berkali-kali lipat. Mengharukan :’)
Tempatnya luaaaas. Dan ini pemandangan yang gue lihat waktu nengok ke belakang :) |
Di samping taman juga banyak yang berkumpul :) |
Dan lama-lama jadi segerombol! Wah, terharu :') |
Tepuk tangan terdengar ketika film selesai
diputar. Gue senang sekali acara nonton bareng ini berjalan dengan lancar.
Siapa yang menyangka, rencana kecil yang kami buat ini tiba-tiba menjadi besar.
Tujuan awalnya kami hanya ingin mempererat hubungan antara anggota D-100
Community. Gue dan Hendra bahkan sempat khawatir jika hanya ada sedikit anggota
yang datang. Tapi ternyata sebagian besar dari kami hadir, dan lihat ada berapa
banyak orang yang ikut bergabung dengan kami sekarang? :) Bukan hanya kami yang
menikmati film Mika, tapi juga puluhan bahkan ratusan masyarakat Bandung
lainnya.
Gue benar-benar nggak bisa berhenti
bersyukur... Gue dihampiri oleh seorang ibu dan kedua anak perempuannya. Beliau
berkata bahwa salah satu putrinya (namanya Anissya) juga scoliosis sama seperti
gue. Dan melihat gue memakai brace di film (penyangga tulang belakang) membuat
Anissya juga semakin semangat untuk membaik. Ketika tiba di rumah gue juga
masih mendapatkan kejutan. Ada beberapa pesan yang masuk ke halaman Facebook
gue dari orang-orang yang tanpa sengaja ikut menonton film Mika di Taman Film
(iya, tanpa sengaja). Mereka berkata bahwa filmnya membuat pandangan mereka
tentang ODHA menjadi berubah. Bahkan salah satu dari mereka berkata bahwa ia
menyesal sebelumnya selalu berprasangka buruk, padahal seseorang nggak bisa
dinilai dari luarnya saja atau apa yang ia idap.
With D-100 Community family. Senang! :) |
Ginan dari Rumah Cemara juga mampir, soalnya acara nobar ini bersamaan dengan event futsal RC di taman sebelah :) |
Kalau seumuran kita sudah jadi BFF kayanya, lol. |
Rasanya boleh jika gue bilang event pertama
D-100 Community ini berjalan sukses. Tujuan utama untuk berkumpul sudah jelas
tercapai. Dan sebagai bonusnya kami (tanpa sengaja) mengajak masyarakat untuk
lebih mengenal apa itu HIVAIDS dan scoliosis. Sungguh hadiah yang manis untuk
Word AIDS Day dan juga International Day of People with Disability yang jatuh
pada tanggal 3 Desember :) Akhir kata gue hanya berharap agar suatu hari nanti
nggak ada lagi diskriminasi dan prasangka pada orang-orang yang seperti Mika.
Dan jika hal yang terjadi pada Mika juga terjadi pada orang lain, semoga jangan
ada kata menyerah seperti teman-teman D-100 Community ini. Gue percaya setiap
orang sudah diciptakan Tuhan dengan fungsinya masing-masing. Keep strong! :)
Note:
*Terima kasih banyak kepada Vino Bastian (dan fans club), Marsha Timothy, Kak Theo, ODHA Berhak Sehat, Rumah Cemara, Indi Sugar Official Store dan semua pihak yang membantu sounding dan mendukung terlaksananya acara ini.
* Masih ada saja pembaca yang bertemu gue tapi nggak menyapa (tapi mengirimi gue pesan setelahnya), termasuk ketika acara nobar ini. Kira-kira kenapa, ya? Apakah wajah gue galak? Huhuhu :(
sugar kecilnya Mika yang sudah besar,
Indi
_______________________________________________________
cool post!
BalasHapuswww.bstylevoyage.blogspot.com
Thank you! :)
HapusYang ketemu kamu tapi gak nyapa pasti karna malu-malu, tapi kayanya rugi-able bangeet kalau gak nyapa, mukamu ramah kok :D
BalasHapusAkhirnya aku juga udah nnton film ini di Tv, layaak banget buat diputer berulang-ulang (y)
Ahahaha, syukurlah kalau gak galak :'D Terima kasih ya sudah nonton MIKA di TV. Meski yang di TV itu versi sudah disensor tapi tetap jauh lebih baik daripada nonton bajakan ;) #sayNOtopiracy
Hapusseruu banget acara..akhirnya bisa terlaksana dengan sukses
BalasHapusThank God :)
HapusHaa... kakak... pengen ke sana juga, belum pernah ke sana... belum sempat, padahal itu mah dekat di Bandung.
BalasHapusIya, sekali-kali coba mampir ke sana seru juga. Aku juga ke sana gara-gara filmku diputar. Kalau gak, kayanya malah gak tau apa-apa soal taman film, hihihi :)
HapusSenang ya mba bisa berbagi dan memberi dampak positif ke orang lain. Sy yg membaca saja ikut merasakan senang meski blm ntn filmnya.
BalasHapusAmen... mudah-mudahan memberi dampak positif, ya. Ayo nonton film MIKA. DVD dan VCD originalnya ada di toko CD, lho, hihihi :)
Hapusasiiiik, nanti kalo k bandung ke taman film ah :)
BalasHapusIya, asyik juga buat kumpul keluarga di sana. Jangan lupa nonton film Mika nya juga, hehe :p
HapusRamai banget ya :D
BalasHapusAku harap suatu hari bisa punya buku yang difilmkan dan ditonton seperti ini :)
Thank God ramai. Ini berkat bantuan teman-teman yang sounding :') Amen... yuk, semangat :)
Hapusmantap kaka (Y) blog nya sudah saya follow :)
BalasHapusTerima kasih, ya :)
Hapusseruu acaranya ya ndi...sukses teruss yaaa
BalasHapusTerima kasih ya. Amen... :)
HapusSeru banget yah indi.. :) sukses selalu. mau baca dan nonton filmnya.. :D
BalasHapusTerima kasih :) Ayo nonton "MIKA" dan baca buku "Waktu Aku sama Mika" nya, hihihi :)
Hapusih seru sekali yaa nobar .. itu sore ya ? lebih seru kalau nontonnya malem :D
BalasHapusTerima kasih :) Iya, filmnya dimulai sore. Taman Film memang hanya dipakai dari jam 4 sampai jam 10, jadi harus dimulai dari sore supaya malam selesai. Nanti terlalu larut, apalagi banyak yang bawa anak-anak :)
HapusHai, makin lama mengenalmu via blog makin kagum aja. Kirain kamu hanya cewe ceria seperti kebanyakan cewe blogger lainnya. Tapi kamu beda, kamu bertalenta dan memberi lebih ke banyak orang. Nice to know you :))
BalasHapusHehehe, tapi gak salah kan jadi "cewek ceria seperti kebanyakan blogger lainnya"? :D Amen... semoga saja apa yang aku lakukan ada manfaatnya :) Nice to know you too ;)
HapusIndiii... ini seru banget yaaa... Beruntung banget nih urang Bandung. Waktu aku di Bandung belum ada taman film xD.
BalasHapusNah setuju sama komen di atas. u are an inspiration indeed, Indi :).
Thank God, seru dan lancar. Iya, beruntung, semoga aja taman-taman di sini selalu dirawat :) Amen... hehehe, tapi belum menginspirasi, ah :)
HapusRasanya pengen main ke bandung dan ketemu sama kak indi dan ingin ngobrol banyak tentang film mika dan HIV/AIDS :)
BalasHapusDitunggu :)
Hapuswaah kelihatannya seru kak,jadi pengen ketemu kak indi juga :)
BalasHapusThank God, seru :) Ayuk kita ketemu :)
HapusKeliatan seru banget ya, Mbak.. :D
BalasHapusHehehe, thank God :)
HapusSemoga kita bisa bertemu di Bandung Ka Indi ;D
BalasHapusAmen :)
Hapustapi itu gambar Indi yg di atas rumput kok gak ada kakinya, Ya? *merinding
BalasHapusKayanya setting HP/PC kamu yang kegelapan. Aku lihat di PC, laptop dan HP jelas, kok, hehehe :)
HapusAndai saya masih di Bandung, saya pasti mau ikutan nobar. Eniwei, selamat buat acaranya, good job :)
BalasHapusHihi, terima kasih ya. Next time kalau satu kota datang, ya :)
Hapuswah ini Indi yg di Mika itu? huaaaa aku suka banget filmnya, mau ditonton berapa kali juga jadi mewek terus :'D
BalasHapusenak yah di Bandung, dari dulu pgn bisa tinggal di sana. Kreatif2 sekali! Selamat ya kak acaranya berjalan lancar :D
Terima kasih, ya :D Iya, di Bandung banyak taman tematiknya, mudah-mudahan saja warga sini merawatnya, ya :)
HapusBelum nonton dan jadi pengen nonton :)
BalasHapus